Disusun oleh :
Risma D10121346
Yunita D10121747
Namira D10121166
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
Kata Pengantar
Dengan hormat,
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, segala puji bagi-Nya atas segala
karunia-Nya. Kami kelompok 8 mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, tugas ini tidak akan dapat terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam tugas ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif dalam konteks yang
diinginkan. Sekali lagi, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Hormat kami,
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. PERSAINGAN USAHA
1. Pengertian persaingan usaha
2. Persaingan usaha sehat dan persaingan usaha tidak sehat
B. CARREFOUR INDONESIA DAN ALFA RETAILINDO
1. PT CARREFOUR INDONESIA
2. PT ALFA RETAILINDO
C. KEGIATAN YANG DILARANG
1. Penegrtian kegiatan yang dilarang
2. Jenis – jenis kegiatan yang dilarang
3. Pengertian merger
4. Dampak terjadinya merger dalam persaingan usaha tidak sehat
5. Bentuk – bentuk merger
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2008 , industri ritel di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang
signifikan, didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
yang stabil. Sebagai hasil dari persaingan yang semakin ketat di sektor ini, perusahaan-
perusahaan ritel mencari cara untuk memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan
efisiensi operasional.
Pada suatu waktu, PT Carrefour Indonesia dan Alfa Retailindo adalah dua entitas
terpisah yang beroperasi di sektor ritel di Indonesia. PT Carrefour Indonesia adalah
cabang dari jaringan hypermarket internasional Carrefour, sementara Alfa Retailindo
mengelola jaringan supermarket Alfa yang telah dikenal dalam industri ritel lokal.
Namun, seiring berjalannya waktu, kedua perusahaan ini mempertimbangkan potensi
keuntungan dari merger atau integrasi operasional. Motivasi di balik kasus merger ini
mungkin termasuk mengkonsolidasikan sumber daya, meningkatkan skala operasi, dan
memanfaatkan sinergi antara dua perusahaan untuk mencapai efisiensi yang lebih besar.
Dalam konteks ini, terdapat sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
analisis kasus merger, termasuk potensi dampak terhadap persaingan di pasar ritel
Indonesia, keuntungan atau kerugian bagi konsumen, serta implikasi hukum dan regulasi
terkait dengan persetujuan dan izin yang diperlukan dari otoritas yang berwenang.1
1
1Sartika Dewi, S.ST,. M.H. ( Analisis yuridis kegiatan monopoli ritel modern PT. Carrefour Indonesia berdasarkan UU no. 5
tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ) Jurnal Justisi Hukum ISSN 2528 – 2638 Vol 7
N0. 1, Maret 2022
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktek peraturan monopoli di Indonesia?
2. Bagaimana akibat hukum dalam praktek merger yang dilakukan PT Carrefour
Indonesia terhadap Alfa Retailindo?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dampak merger antara PT Carrefour Indonesia dengan perusahaan
lain terhadap struktur dan dinamika persaingan di sektor ritel di Indonesia.
2. Menilai bagaimana kebijakan regulasi pemerintah terkait dengan kasus ini
mempengaruhi dinamika persaingan di sektor ritel.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang dampak merger
terhadap persaingan di sektor ritel Indonesia, yang dapat bermanfaat bagi
akademisi, praktisi, dan pemerintah.
E. Metode Penelitian
Kajian Literatur Hukum:
Mengumpulkan dan menganalisis literatur hukum terkait dengan hukum
persaingan, hukum monopoli, dan regulasi sektor ritel di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persaingan Usaha
1. Pengertian Persaingan Usaha
Persaingan usaha adalah kondisi dimana terdapat dua pihak (pelaku usaha) atau
lebih berusaha untuk saling mengungguli dalam mencapai tujuan yang sama
dalam suatu usaha tertentu. Pengertian dari hukum persaingan usaha adalah
hukum yang mengatur tentang interaksi atau hubungan perusahaan atau pelaku
usaha di pasar, sementara tingkah laku perusahaan ketika berinteraksi dilandasi
atas motif-motif ekonomi. Pengertian persaingan usaha secara yuridis selalu
dikaitkan dengan persaingan dalam ekonomi yang berbasis pada pasar, dimana
pelaku usaha baik perusahaan maupun penjual secara bebas berupaya untuk
mendapatkan konsumen guna mencapai tujuan usaha atau perusahaan tertentu
yang didirikannya. Dilihat dari segi ekonomi, pengertian persaingan atau
competition adalah:
a. Merupakan suatu bentuk struktur pasar, dimana jumlah perusahaan yang
menyediakan barang di pasar menjadi indikator dalam menilai bentuk pasar
seperti persaingan sempurna (perfect competition), Oligopoli (adanyabeberapa
pesaing besar).
b. Suatu proses dimana perusahaan saling berlomba dan berusaha untuk
merebutkonsumen atau pelanggan untuk dapat menyerap produk barang
dan jasa yangmereka hasilkan, dengan cara:
1) Menekan harga (price competition);
2) Persaingan bukan terhadap harga (non price competition) melalui
deferensial produk, pengembangan HAKI, promosi/iklan,
pelayanan purna jual;
3) Berusaha untuk lebih efesien (low cost production).2
2
Universitas di Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, BAB 3, hlm 20 – 21
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa
persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatannya dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum, implikasinya akan
menghambat persaingan usaha secara sehat.
3
5Universitas Islam Indonesia BAB 2, hlm 21 – 23
terdapat dalam sejumlah peraturan perundang-undangan yang tersebar
secara terpisah (sporadis) satu samalain.
4
Universitas di Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, BAB 3, hlm 21 - 23
Asas Kebebasan Persaingan: Mendorong dan melindungi
kebebasan persaingan antar pelaku usaha untuk
menciptakan pilihan yang lebih luas bagi konsumen.
Asas Keadilan: Memastikan bahwa persaingan di antara
pelaku usaha dilakukan secara adil, tanpa adanya
keuntungan yang tidak adil atau praktik monopoli.
Asas Efisiensi Ekonomi: Mendorong efisiensi dalam
produksi dan alokasi sumber daya ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Asas Transparansi dan Keterbukaan: Memastikan bahwa
informasi mengenai pasar dan persaingan tersedia secara
transparan untuk semua pihak yang terlibat.
2) Tujuan
Mencegah Monopoli dan Oligopoli: Menghindari dominasi
pasar oleh satu atau beberapa perusahaan besar yang dapat
menghambat persaingan.
1) Monopoli
Adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku
2) Monopsoni
Adalah situasi pasar dimana hanya ada satu pelaku usaha atau
kelompok pelaku usaha yang menguasai pangsa pasar yang besar
yang bertindak sebagai pembeli tunggal,sementara pelaku usaha
atau kelompok pelaku usaha yang bertindak sebagai penjual
jumlahnya banyak.
3) Penguasaan pasar
5) Posisi Dominan
6) Jabatan Rangkap
Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan
bahwa seorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau
komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan
dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada
perusahaan lain.
7) Pemilikan Saham
Berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
dikatakan bahwa pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas
pada beberapa perusahaan sejenis, melakukan kegiatan usaha
dalam bidang sama pada saat bersangkutan yang sama atau
mendirikan beberapa perusahaan yang sama.
8) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
Dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,
mengatakan bahwa pelaku usaha yang berbadan hukum maupun
yang bukan berbadan hukum yang menjalankan perusahaan
bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan mencari
keuntungan.5
3. Pengertian Merger
Ada banyak konsep dan definisi mengenai merger dan akusisi tersebut
tetapi secara umum, merger dapat didefinisikan sebagai sebuah gabungan antara
5
artkel PUTRI FEBRI WULANDARI Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dan Contoh Kasus
dua organisasi atau lebih, dimana hanya ada satu perusahaan yang bertahan.
Definisi merger ini juga sering dikenal sebagai statutory merger atau merger
hukum. Secara definisi UU Perseroan Terbatas Pasal 1 butir 9, maka Merger
dapat didefiniskan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan
atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang
mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri
beralih kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status
badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Contoh perusahaan yang melakukan merger adalah merger antara XL dengan
AXIS pada tahun 2014.6
Merger dan berkembang di era 1970-an sebagai salah satu kebijakan untuk
menangani krisis perekonomian dunia yang didorong oleh faktor-faktor seperti:
berstunya sistem perekonomian regional dan perekonomian dunia, adanya
ekspansi perusahaan-perusahaan MNC diberbagai negara, serta berbagai
terobosan teknologi informasi dan telekomunikasi setelah tahun 1980 yang
memudahkan proses alih informasi dan kapital.
Merger dapat memiliki dampak negatif dalam persaingan usaha yang tidak
sehat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:
6
Josua Tarigan, Phd, CFP, CMA, CSRA, CIBA , danSwenjiadi Yenewan, SE, dan Grace Natalia, SE. MERGER DAN AKUISISI: dari perspektif strategis
dan kondisi Indonesia (Pendekatan Konsep dan Studi Kasus). hlm, 7
7
ndriatmini Noegroho MERGER MERUPAKAN TANTANGAN ATAU PELUANG BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA. Hlm 541 – 542
1) Konsentrasi pasar: Merger dapat menyebabkan konsentrasi pasar
yang tinggi, di mana beberapa perusahaan besar menguasai
sebagian besar pangsa pasar. Hal ini dapat mengurangi persaingan
dan memberikan kekuatan kepada perusahaan-perusahaan besar
untuk menetapkan harga yang tinggi atau mengurangi kualitas
produk dan layanan mereka
2) Hambatan masuk pasar: Setelah merger, perusahaan yang baru
terbentuk mungkin memiliki kekuatan finansial dan sumber daya
yang lebih besar, yang membuat sulit bagi pesaing baru untuk
masuk ke pasar. Hal ini dapat menghambat inovasi dan
perkembangan industry
3) Potensi perilaku anti-persaingan: Dalam beberapa kasus, merger
dapat menghasilkan praktik anti-persaingan, seperti pembagian
pasar, penentuan harga bersama, atau penolakan untuk berbisnis
dengan pesaing. Hal ini dapat merugikan konsumen dan
menghambat pertumbuhan ekonomi.8
8
artikel Gavriel gulo Akibat hukum mmerger terhadap persaingan usaha tidak sehat
3) Merger Konglomerat: penggabungan antara dua atau lebih
perusahaan yang terlibat dalam kegiatan bisnis yang tidak terkait.
Hal ini bertujuan untuk membangun perusahaan besar dengan
banyak variasi bidang bisnis. Contoh merger konglomerat seperti
penyatuan bisnis elektronik dan properti.
4) Merger Perluasan Pasar: penggabungan perusahaan dengan tujuan
memperluas jangkauan pasar. Contohnya adalah merger antara
perusahaan telekomunikasi dengan perusahaan media.
5) Merger Perluasan Produk: penggabungan perusahaan dengan
tujuan memperluas lini produk. Contohnya adalah merger antara
perusahaan farmasi dengan perusahaan kosmetik.9
9
artikel Jenis Merger dan Hal-hal yang Melatarbelakanginya Mekari Jurnal Editorial
BAB III
PEMBAHASAN
10
Rhendy Akhmad Firdaus . (Praktik Pada Pasar Monopoli dan Monopsoni) 5 April 2023
melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambil alih
dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan anggaran dasar perseroan
yang diambil alih.
Selain denda, Carrefour juga wajib membayar ganti rugi kepada pihak
yang terkena dampak. KPPU memerintahkan Carrefour untuk membayar ganti
rugi kepada pemasok yang mengalami kerugian akibat merger. Besaran
kompensasi tidak diungkapkan dalam hasil pencarian yang tersedia.
11
PUTRI FEBRI WULANDARI Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dan Contoh Kasus
12
Putusan PERKARA NOMOR : 09/KPPU – L.2009
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahwa merger dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar dan
pesaing di industri ritel. Terdapat potensi peningkatan dominasi pasar dan
penurunan persaingan yang sehat akibat penggabungan tersebut. Dalam konteks
ini, perlu diawasi dan diatur secara ketat oleh otoritas kompetisi untuk
memastikan bahwa tidak terjadi praktik monopoli atau oligopoli yang merugikan
konsumen dan pesaing kecil.
2. Saran
a. Penguatan Regulasi: Pemerintah harus memperkuat regulasi dan
pengawasan terhadap industri ritel, khususnya dalam hal merger dan
akuisisi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya praktik monopoli
atau oligopoli yang dapat merugikan persaingan dan konsumen.
b. Evaluasi Dampak: Otoritas kompetisi perlu melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap dampak merger terhadap pasar, pesaing, dan
konsumen. Jika ditemukan indikasi bahwa merger ini merugikan
persaingan, tindakan korektif atau pembatasan tertentu mungkin
diperlukan.
c. Memantau Kinerja Pasca-Merger: Setelah merger terjadi, penting untuk
terus memantau kinerja PT Carrefour Indonesia dan memastikan bahwa
tidak terjadi penyalahgunaan posisi dominan di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
file:///C:/Users/HP/Downloads/MERGER%20DAN%20AKUISI-2.pdf
https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi/article/view/107/106
https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/download/1149/1016
2294-Article Text-5302-1-10-20220509-2.pdf
9437-Article Text-49257-72634-10-20230807.pdf
Artikel
https://www.sobatpajak.com/article/62d7e1741f70cd04219529be/Memahami
%20Persaingan%20Bisnis
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-merger/
https://www.mpm-insurance.com/berita/pasar-persaingan-sempurna-definisi-ciri-dan-
contohnya/
Putusan KPPU
Putusan PERKARA NOMOR : 09/KPPU – L.2009