Anda di halaman 1dari 37

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Studi Alqur’an Yupidus, M.Pd

MAKALAH

SEJARAH PEMBUKUAN DAN PEMELIHARAAN ALQUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Studi Alqur’an

Disusunoleh:

Kelompok 7
1. Muhammad Syarif(12370110294)
2. RaihanDwi Putra (12370111086)
3. Diko Agepri (12370114587)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


LOKAL C
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU

TA. 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada
kitabersama sehingga kami dari pihak penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
Mata Kuliah Studi Alqur’an yang membahas tentang “ Sejarah Pembukuan dan
Pemeliharaan Al qur’an. Sholawat dan salam atas junjungan alam Nabi Muhammad
SAW, mudah-mudahan dengan seringnya bersholawat kita termasuk umat yang
mendapat syafaat beliau di akhir kelak nanti. Amin
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, baik secara lansung maupun
tidak lansung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Yupidus, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Studi Al qur’an, orang tua telah
memberikan dukungan dan rekan kelompok kami sehingga makalah ini apat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semoga makalah, dapat bermanfaat dan
menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah
ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya. Akhir kata dengan
kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Sekian dan terimakasih.

Wassalu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................………..…i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................2

C. Tujuan…………………………………………………………………...…..2

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………..……3
A. Pengertian Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an………………..…..……3
B. Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an……………………...…..…4
1. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Konteks Hafalan…………....…………4
2. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Konteks Penulisan………………...…5
3. Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Khulafaur Rasyidin………...….….6
a. Pembukuan Al-Qur’an Pada Masa Abu Bakar…………..…...……6
b. Pembukuan Alqur’an pada masa Usman Bin Affan………...………8

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………..10

A Kesimpulan ...............................................................................................10

B Saran .........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Al-Quran adalah
kitab suci umat
Islam.Diturunkan
kepada Nabi
Muhammad melalui
C. Malaikat Jibril.
Kitab terakhir ini
merupakan sumber
utama ajaran Islam dan
pedoman hidup

1
D. bagi setiap Muslim.
Al-Quran bukan
sekedar memuat
petunjuk tentang
hubungan manusia
E. dengan Tuhan,
tetapi juga mengatur
hubungan manusia
dengan sesamanya
(Hablum min
F. Allah wa hablum
min an-nas),serta

2
manusia dengan
alam sekitarnya.
Untuk memahami
G. ajaran Islam secara
sempurna
(kaffah),diperlukan
pemahaman terhadap
kandungan al-Quran
H. dan
mengamalkannya
dalam kehidupan
sehari-hari secara

3
sungguh-sungguh dan
konsisten.
I. Al-Quran merupakan
mukjizat terbesar
nabi Muhammad
SAW. Diturunkan
dalam bahasa
J. Arab, baik lafal
maupun uslub-nya.
Suatu bahasa yang
kaya kosa kata dan
sarat makna.

4
K. Kendati al-Quran
berbahasa Arab, tidak
berarti semua orang
Arab atau orang yang
mahir
L. dalam bahasa Arab,
dapat memahami al-
Quran secara rinci.
Al-Quran adalah
kitab yang
M.agung, memiliki
nilai sastra yang

5
tinggi. Meskipun
diturunkan kepada
bangsa Arab yang lima
N. belas abad lalu
terkenal dengan jiwa
yang kasar. Al- Quran
mampu meruntuhkan
dominasi
O. sya’ir-sya’ir
Sastrawan Arab,
hingga tidak berdaya

6
dihadapan Al-Quran.
Kitab suci al-Quran
P. sebagai pedoman
umat Islam harus
dipahami dengan
benar. Hasbi Ash-
Shidieqi menyatakan
Q. untuk dapat
memahami al-Quran
dengan sempurna,
bahkan untuk
menterjemahkannya

7
R. sekalipun,
diperlukan sejumlah
ilmu pengetahuan
yang disebut Ulumul
Qur’a
S. Al-Quran adalah
kitab suci umat
Islam.Diturunkan
kepada Nabi
Muhammad melalui
T. Malaikat Jibril.
Kitab terakhir ini

8
merupakan sumber
utama ajaran Islam dan
pedoman hidup
U. bagi setiap Muslim.
Al-Quran bukan
sekedar memuat
petunjuk tentang
hubungan manusia
V. dengan Tuhan,
tetapi juga mengatur
hubungan manusia

9
dengan sesamanya
(Hablum min
W.Allah wa hablum
min an-nas),serta
manusia dengan
alam sekitarnya.
Untuk memahami
X. ajaran Islam secara
sempurna
(kaffah),diperlukan
pemahaman terhadap
kandungan al-Quran

10
Y. dan
mengamalkannya
dalam kehidupan
sehari-hari secara
sungguh-sungguh dan
konsisten.
Z. Al-Quran merupakan
mukjizat terbesar
nabi Muhammad
SAW. Diturunkan
dalam bahasa

11
AA. Arab, baik lafal
maupun uslub-nya.
Suatu bahasa yang
kaya kosa kata dan
sarat makna.
BB. Kendati al-Quran
berbahasa Arab, tidak
berarti semua orang
Arab atau orang yang
mahir
CC. dalam bahasa
Arab, dapat

12
memahami al-Quran
secara rinci. Al-
Quran adalah kitab
yang
DD. agung, memiliki
nilai sastra yang
tinggi. Meskipun
diturunkan kepada
bangsa Arab yang lima
EE. belas abad lalu
terkenal dengan jiwa
yang kasar. Al- Quran

13
mampu meruntuhkan
dominasi
FF. sya’ir-sya’ir
Sastrawan Arab,
hingga tidak berdaya
dihadapan Al-Quran.
Kitab suci al-Quran
GG. sebagai pedoman
umat Islam harus
dipahami dengan
benar. Hasbi Ash-
Shidieqi menyatakan

14
HH. untuk dapat
memahami al-Quran
dengan sempurna,
bahkan untuk
menterjemahkannya
II. sekalipun,
diperlukan sejumlah
ilmu pengetahuan
yang disebut Ulumul
Qur’a
JJ. Al-Quran adalah
kitab suci umat

15
Islam.Diturunkan
kepada Nabi
Muhammad melalui
KK. Malaikat Jibril.
Kitab terakhir ini
merupakan sumber
utama ajaran Islam dan
pedoman hidup
LL. bagi setiap
Muslim. Al-Quran
bukan sekedar memuat

16
petunjuk tentang
hubungan manusia
MM. dengan Tuhan,
tetapi juga mengatur
hubungan manusia
dengan sesamanya
(Hablum min
NN. Allah wa
hablum min an-
nas),serta manusia
dengan alam

17
sekitarnya. Untuk
memahami
OO. ajaran Islam
secara sempurna
(kaffah),diperlukan
pemahaman terhadap
kandungan al-Quran
PP. dan
mengamalkannya
dalam kehidupan
sehari-hari secara

18
sungguh-sungguh dan
konsisten.
QQ. Al-Quran
merupakan mukjizat
terbesar nabi
Muhammad SAW.
Diturunkan dalam
bahasa
RR. Arab, baik lafal
maupun uslub-nya.
Suatu bahasa yang

19
kaya kosa kata dan
sarat makna.
SS. Kendati al-Quran
berbahasa Arab, tidak
berarti semua orang
Arab atau orang yang
mahir
TT. dalam bahasa
Arab, dapat
memahami al-Quran
secara rinci. Al-

20
Quran adalah kitab
yang
UU. agung, memiliki
nilai sastra yang
tinggi. Meskipun
diturunkan kepada
bangsa Arab yang lima
VV. belas abad lalu
terkenal dengan jiwa
yang kasar. Al- Quran
mampu meruntuhkan
dominasi

21
WW. sya’ir-sya’ir
Sastrawan Arab,
hingga tidak berdaya
dihadapan Al-Quran.
Kitab suci al-Quran
XX. sebagai pedoman
umat Islam harus
dipahami dengan
benar. Hasbi Ash-
Shidieqi menyatakan
YY. untuk dapat
memahami al-Quran

22
dengan sempurna,
bahkan untuk
menterjemahkannya
ZZ. sekalipun,
diperlukan sejumlah
ilmu pengetahuan
yang disebut Ulumul
Qur’anAl-Quran merupakan pedoman umat Islam yang berisi petunjuk
dan tuntunan komprehensif guna mengatur kehidupan di dunia dan
akhirat. Ia merupakan kitab otentik dan unik, yang mana redaksi,
susunan maupun kandungan maknanya berasal dari wahyu, sehingga ia
terpelihara dan terjamin sepanjang zaman. Al-Quran turun kepada Nabi
Saw. tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur dalam masa
yang relatif panjang, yakni dimulai sejak zaman Nabi diangkat menjadi
Rasul dan berakhir pada masa menjelang wafatnya. Justru tidak heran
bila Al-Quran belum sempat dibukukan seperti adanya sekarang, karena
Al-Quran sendiri secara keseluruhan ketika itu belum selesai diturunkan.
Meskipun demikian, upaya pemeliharaan ayat-ayat Al-Quran pada masa

23
itu tetap berjalan. Setiap kali Nabi selesai menerima ayat-ayat Al-Quran
yang diwahyukan kepadanya, Nabi lalu memerintahkan kepada para
shahabat tertentu untuk menuliskannya di samping juga menghafalnya.
Penulisan ayat-ayat al-Quran tidaklah Seperti mana yang kita saksikan
sekarang. Selain karena mereka belum mengenal alat-alat tulis, al-Quran
hanya ditulis pada kepingan- kepingan tulang, pelepah korma, atau batu-
batu tipis, sesuai dengan peradaban masyarakat waktu itu. Tulisan yang
akan dituangkan ini mengupas tentang sejarah penulisan dan
pemeliharaan Al-Qur’an yang secara umum pada dasarnya dibagi
menjadi empat masa ; Pencatatan al-qur’an pada masa nabi,
penghimpunannya di zaman Abu Bakar as-syidiq, penulisan al-qur’an
pada masa Utsman bin Affan dan pencetakan al-qur’an pada abad ke-17
masehi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an?
2. Apa Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an
2. Untuk mengetahui sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an

24
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an


Dalam sebagian besar literatur yang memebahas tentang ilmu- ilmu Al-
Qur’an, istilah yang dipakai untuk menunjukkan arti pemeliharaan, penulisan,
pembukuan, atau kodifikasi Al-Qur’an adalah “Jam’ulQur’an” yang artinya
pengumpulan Al- Qur’an. Sementara, hanya sebgian kecil literatur yang memakai
istilah “Kitabat Al-Qur’an” artinya penulisan al- qur’an serta “ Tadwin Al-
Qur’an” artinya Pembukuan Al-Qur’an.
Yang dimaksud dengan pengumpulan Al-qur’an (jam’ul qur’an) oleh para
ulama adalah salah satu dari 2 pengertian berikut:

25
1. Pengumpulan dalam arti Haffazhahu (mengahafalnya dalam hati).
Jumma’ul Qur’an artinya huffazhuhu (para penghafal, yaitu orang yang
menghafalka dalam hatinya).
2. Pengumpulan dalam arti kitabu kullihi (penulisan Al-Qur’an semuanya)
Baik dengan memisah- misahkan ayat- ayat dan surat- suratnya atau
menertibkan ayat- ayatnya semata dan setiap surat ditulis dalam satu lembaran
terpisah, atau menertibkanayat-ayat dan surat-suratnyadalam lembaran yang
terkumpul yang menghimpun semua surat.
Apabila kita mencermati maksud dua pengertian diatas, sesungguhnya istilah-
istilah yang mereka gunakan memiliki maksud yang sama, yaitu proses
penyampaian wahyu yang turun, oleh Rasulullah kepada para sahabat, pencatatan
atau penulisanya sampai dihimpun catatan-catatan tersebut dalam 1 mushaf yang
utuh dan tersusun secara tertib. Secara garis besar, pengumpulan Al-qur’an
dilakukan 2 periode, yaitu periode Rasulullah dan periode khulafaur rasyidin.

B. Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an


Yaitu pengumpulan Al-Qur’an pada masa Rasulullah, dikategorikan menjadi
dua bagian. Yaitu, pengumpulan dalam konteks hafalan dan pengumpulan dalam
konteks penulisanya.
1. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Konteks Hafalan
Al-Qur’anul Karim turun kapada Rasulullah yang ummi (tidak bisa baca-
tulis). Karena itu, perhatian Rasulullah hanyalah untuk sekadar menghafal dan
mengayatinya agar ia dapat menguasai Al-Qur’an persis sebagaimana halnya Al-
Qur’an diturunkan. Allah berfirman “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang
buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah
(As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.(Q. S Al-Jum’ah : 2)

26
Biasanya, orang yang ummi itu mengandalkan kekuatan hafalan dan
ingatanya. Mereka sangat dalam hafalan serta daya pikirnya begitu terbuka.
Upaya-upaya tersebut dengan cara yang sederhana yaitu Rasulullah Menghafal
Ayat-ayat itu dan menyampaikannya kepada para sahabat yang kemudian juga
menghafalnya sesuai dengan yang disampaikan Nabi. Upaya kedua yang
dilakukan Umat Islam dalam upaya pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat atau
menuliskannya dengan persetujuan Nabi. Pada masa Nabi, terdabat banyak
penghafal Al- Qur’an dari kalangan sahabat. Banyak pula pendapat dan riwayat
yang menyebutkan tentang jumlah penghafalnya dengan berbagai versi. Pendapat
yang mengatakan 70 orang, berdasarkan kitab Ash-Shahih tentang peperangan
Sumur ma’unah disebutkan bahwa para sahabat yang terbunuh pada peperangn itu
mendapatkan gelar Al- Qurra (para pembaca dan penghafal al- qur’an) mereka
semua berjumlah 70 orang. Pada masa Rasulullah masih hidup, Al-Quran
dipelihara sedimikian rupa, sehingga cara yang paling terkenal untuk memelihara
Al-Quran adalah dengan menghafal dan menulisnya. Rasulullah memerintahkan
agar para sahabat yang pandai menulis segera menuliskan ayat-ayat Al- Quran
yang telah dihafal oleh mereka. Penulisan tersebut diurut sesuai dengan perintah
Rasulullah.

2. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Konteks Penulisan


Dalam rangka menjaga kemurnian Al- quran, selain ditempuh lewat jalur
hafalan, juga dilengkapi dengan tulisan. Rasulullah mengangkat para penulis
wahyu Al- quran dari sahabat- sahabat terkemuka, seperti Ali, Muawiyah,
Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, menurut riwayat, para penulis beliau 26
orang, bahkan ada yang meriwayatkan 42 orang.
Para penulis wahyu yang sekian banyak itu sebagian ada yang tetap
khusus mencatat wahyu- wahyu yang diturunkan. Dan sebagian ada yang
ditetapkan hanya untuk sementara waktu saja. Setiap turun ayat Allah Quran,
beliau memerintahkan kepada mereka untuk menulisnya dalam rangka

27
memperkuat catatan dan dokumentasi dalam kehati- hatian beliau terhadap
kitab Allah. Adapun cara mereka menulis Al- quran adalah menggunakan
pelepah- pelepah kurma, kepingan batu, kulit atau daun kayu, tulang
binatang dsb.
Para ulama sepakat bahwa pengumpulan Al-Quran adalah tauqifi
(menurut ketentuan) artinya susunanya sebagaimana yang kita lihat sekarang
ini6. Telah disebutkan bahwa Jibril A.s. bila membawakan sebuah atau
beberapa ayat kepada nabi, ia mengatakan,”Hai Muhammad!
Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk menempatkanya pada
urutan ke sekian surat...”Demikian pula halnya Rasulullah memerintahkan
kepada para sahabat,”Letakkanlah pada urutan ini.”
Penulisan masa ini, belum terkumpul menjadi satu mushaf disebabkan
beberapa faktor, yakni: Pertama, tidak adanya faktor pendorong untuk
membukukan Al-quran menjadi satu mushaf mengingat Rasulullah masih
hidup dan banyaknya sahabat yang menghafal al-quran dan sama sekali tidak
ada unsur- unsuryang diduga akan mengganggu kelestarian Al-qur’an.
Kedua, al- qur’an diturunkan secara berangsur angsur, maka suatu hal yang
logis bila Al-quran bisa dibukukan dalam satu mushaf setelah Nabi Saw wafat.
Ketiga selama proses turun al-quran, masih terdapat kemungkinanadanya
ayat- ayat al-quran yang mansukh.

3. Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Khulafaur Rasyidin


Al-Qur’an di zaman Nabi belumlah dihimpun menjadi satu, sebab Nabi
belum memerintahkanya dan menjaga apabila turun wahyu lagi yang
akan diterimanya. Setelah Rasulullah saw wafat. Estafet dakwah
dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini, pengumpulan
dilakukan dalam dua periode, yaitu : Abu Bakar Ash- Siddiq dan Utsman
bin Affan7.

28
a) Pembukuan Al-Qur’an Pada Masa Abu Bakar
Pada dasarnya, seluruh Al-Quran sudah ditulis pada wktu Nabi masih
ada. Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan
terpencar-pencar. Dan orang yang pertama kali menyusunnya dalam satu
mushaf adalah Abu Bakar Ash-Siddiq Kaum muslimin melakukan
konsensus untuk mengangkat Abu Bakar Al-Siddiq sebagai khalifah
sepeninggalan Nabi Saw. Pada awal masa pemerintahan Abu Bakar, terjadi
kekacauan akibat ulah Musailamah al- Kazzab beserta pengikut-
pengikutnya. Mereka menolak membayar zakat dan murtad dari islam.
Pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid segera menumpas gerakan ini.
Peristiwa tersebut terjadi di Yamamah tahun 12 H. Akibatnya banyak
sahabat yang gugur, termasuk 70 orang yang diyakini telah hafal Al- qur’an.
Kejadian tersebut dikritisi oleh Umar bin Khattab. Ia khawatir peristiwa
yang serupa akan terulang kembali. Sehingga semakin banyak golongan
huffadz yang gugur. Bila demikian,”masa depan” Al- qur’an menjadi
terancam. Maka muncul ide kreatif Umar yang disampaikan kepada Abu
Bakar Al- Siddiq untuk segera mengumpulkan tulisan- tulisan Al- qur’an
yang pernah ditulis pada masa Nabi.Semula Abu Bakar keberatan atas usul
Umar. Tetapi Umar berhasil meyakinkanya.
Maka dibentuklah sebuah tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dalam
rangka merealisasikan mandat dan tugas suci tersebut.
Pada mulanya, Tsabit pun merasa keberatan, akan tetapi dapat pula
diyakinkan. Abu Bakar memerintahkan Zaid bi Tsabit, melihat kedudukanya
dalam masalah qiraat, hafalan, penulisan, pemahaman dan kecerdasanya
serta kehadiranya pada pembacaan yang terakhir kali. Zaid bin Tsabit
memulai dengan bersandar pada hafalan yang ada dalam hati para qurra’dan
catatan yang ada pada para penulis.
Kemudian lembaran-lembaran itu disimpan abu Bakar. Setelah ia wafat

29
pada tahun 13 H, lembaran-lembaran itu berpindah ke tangan Umar selaku
khalifah kedua dan tetap berada di tanganya hingga ia wafat. Kemudian
mushaf itu berpindah ke tangan Hafsah, puteri Umar.
Dari rekaman sejarah diatas, maka dapat diketahui bahwa Abu Bakar Al-
shiddiq adalah orang pertama yang memerintahkan penghimpunan Al-
qur’an, Umar bin Khatab adalah pelontar idenya, serta Zaid bin Tsabit
adalah pelaksana pertama yang melakukan kerja besar penulisan Al- qur’an
secara utuh dan sekaligus menghimpunya kedalam satu mushaf,
bahkan dalam
pembahasan Al-mushohaf, Imam Abu Daud dengan sanad yang hasan
dari Abdu Khoir, ia berkata bahwa saya telah mendengar ‘Ali bin Abi
Thalib berkata : “Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari
penyusunan mushaf adalah Abu Bakar, semoga Allah senantiasa merahmati Abu
Bakar, beliau lah orang yang pertama mengumpulkan Al-Qur’an”
Adapun karakteristik penulisan al-qur’an pada masa Abu Bakar ini adalah :

1. Seluruh ayat Al-qur’an dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf

2. berdasarkan penelitian yang cermat dan seksama.

3. Meniadakan ayat- ayat yang telah mansukh.

4. Seluruh ayat yang ada telah diakui kemutawatiranya.

5. Dialek arab yang dipakai dalam pembukuan ini berjumlah 7 (qiraat)


sebagaimana yang dinukil berdasar riwayat yang benar- benar sahih.
Demikianlah singkatnya riwayat Al-qur’an ketika dikumpulkan dan dihimpun
menjadi sebuah naskah. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke 11 H.

b) Pembukuan Alqur’an pada masa Usman Bin Affan


Upaya membukukan Al-Quran di masa Utsman pertama kalinya, Pertama:

30
Membentuk satu tim ahli melaksanakan penulisan Al-Quran. Tim ahli ini
menurut mayoritas ulama terdiri dari 4 orang, yaitu: Zaid bin Tsabit dari
Anshar, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist. dari
Quraish. Pasca tim terbentuk Utsman meminta sebuah mushaf Al-Quran yang
dibukukan pada Abu Bakar pada Hafshah binti Umar bin Khattab, setelah itu
tim menulis ulang berdasar dan sesuai tulisan aslinya Utsman sendiri yang
mengawasi proses pembukuan Al-Quran yang dilakukan oleh tim. Utsman
berkata,” Jika kalian beda pendapat dengan Zaid bin Tsabit dalam hal apapun
pada Al-Quran, maka tulislah dengan lisan Quraisy, karena Al-Quran
diturunkan dengan lisan Quraish.”Terjadilah perbedaan pendapat di antara
sahabat-sahabat Nabi yang saat itu menurut Zuhri pada proses pembukuaan
surat At-Taabuut atau At-Taabuuh. Para penulis Quraish berpendapat At-
Taabuut, sedang Zaid memilih At-Taabuut. Mendengar telah terjadi perbedaan,
maka Utsman berkata,”Tulislah At-Taabuut, karena Ia turun dengan lisan
Quraisy. Selesai mushaf Al-Quran dibuat ada yang menyebut mushaf
diperbanyak menjadi 5 kemudian, Utsman mengirimkan salinan mushaf ke
sejumlah wilayah dari Mekah, Kufah dan Syam.1 mushaf dikirim ke Madinah
yang dinamakan mushaf Al-Madinah dan 1 salinan mushaf yang dipegang
Utsman sendiri yang disebut mushaf Al-Imam. Salah satu riwayat menyebut,
setiap mushaf yang dikirim ke wilayah tertentu disertai seorang pengajar.
Dikisahkan, pengajar tersebut mengajarkan kaum Muslim cara membacanya
berdasar hadist shahih, dan hadis mutawir. Abdullah bin Sa’id mengajarkan
mushaf yang dikirim ke Mekah. Mughirah bin Syiap mengajarkan mushaf ke
Syam, Abu Abdurrahman Sulami di Kufah, dan Zaid bin Tsabit di Madinah.

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi Jam’ul Quran yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengumpulan dalam arti Haffazhahu (mengahafalnya dalam hati).
2. Pengumpulan dalam arti kitabu kullihi (penulisan Al-Qur’an semuanya)
3. Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Alqur’an terbagi menjadi dua
Periode yaitu masa Rasulullah dan masa Khulafaur Rasyidin.
4. Masa Rasulullah dikategorikan menjadi dua yaitu Konteks Hapalan dan
Tulisan, dan Masa Khulafaur Rasyidin pengumpulan alqur’an dua periode

32
yaitu Pengumpulan masa Abu Bakar dan Pengumpulan masa Usman Bin
Affan.

5. Saran
Demikian makalah ini kami susun, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangatlah jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sebagai penulis mohon
maaf jika terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan . Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran anda demi menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

H. Rusdi Khalid. Mengkaji Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Makassar: Alauddin


Universiti Press. 2011. Hasbi Ash Shiddieqy.Sejarah dan Pengantar
Ilmu Al- Qur’an/Tafsir.Jakarta: Bulan Bintang.
Anwar.Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar. Pekanbaru: AMZAH. 2002.
Muh. Gufron,dkk.Ulumul Qur’an. Yogyakarta: TERAS. 2013.
Rosihon Anwar. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia. 2007.

33

Anda mungkin juga menyukai