Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL

TEHNIK DISTRAKSI

OLEH :

JUMRIANI
PO7120421017

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI PROFESI NERS

2021
A. TeknikDistraksi
Definisi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
(Prasetyo,2010).

B. Tujuan dan Manfaat Teknik Distraksi


Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk
pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap sesuatu yang sedang dihadapi,
misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang
yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi
yang lebih menyenangkan (Widyastuti, 2010).

C. Prosedur Teknik Distraksi


Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya,antaralain:
1. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan
gambar (Prasetyo, 2010).
2. Distraksi pendengaran
Mendengarkan music yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien
dianjurkan untuk memilih music yang disukai dan musik yang tenang, seperti musik
klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri,2007).
3. Distraksi intelektual
Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti mengumpulkan perangko atau
menulis cerita.Pada anak- anak dapat pula digunakan teknik menghitung benda atau
barang yang ada di sekeliling.
D. Tehnik distraksi Visual
1. Teknik Distraksi Visual
Fase Persiapan Persiapan Alat :

- Bahan bacaan

- Televisi
Persiapan Lingkungan :
- Ciptakan lingkungan yang tenang
Fase Orientasi 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Melakukan validasi identitas klien dan


evaluasi tentang perasaan klien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

4. Melakukan kontrak waktu dan tempat


Fase Kerja 1. Mencuci tangan

2. Memposisikan klien pada posisi rileks

3. Minta klien untuk mengistirahatkan pikiran


dan tubuhnya
4. Anjurkan klien untuk napas dalam sekali

5. Berikan bahan bacaan atau nyalakan


televisi
6. Jelaskan pada klien saat merasakan nyeri,
klien dapat melakukan teknik distraksi
dengan membaca suatu buku atau dengan
menonton televisi
Fase Terminasi 1. Melakukan evaluasi perasaan klien setelah
mempraktekkan teknik distraksi
2. Meminta klien untuk mengulangi teknik
distraksi
3. Menentukan RTL (rencana tindak lanjut)

4. Mendokumentasikan hasil tindakan

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik

“Permisi Ibu, bagaimana kabarnya hari ini? Perasaan ibu hari ini bagaimana?
Semalam tidurnya nyenyak tidak bu?

b. Evaluasi/Validasi

Bagaimana ibu, kemarin teknik yang sudah kita lakukan sudah ibu coba
praktekkan belom? Bagaimana hasilnya bu? Apakah nyeri ibu sudah
terkontrol atau belum?
Adek, kemarin apa sudah coba bantu ibunya untuk melakukan teknik relaksasi
napas dalam yang sudah kita lakukan kemarin? Apakah ibunya bisa
melakukan sendiri atau masih ada kesulitan?
“Oh, jadi teknik kemarin itu sudah bisa mengontrol sedikit nyeri ibu ya. Tapi
ibu masih suka terbangun dan merasa cemas dengan penyakitnya
c. Kontrak Topik-Tujuan-Tempat-Waktu

“Oh iya karena ibu masih suka terbangn dan merasa cemas . maka sesuai
kontrak kita kemarin, saya akan mengajarkan ibu teknik yang ke 2 untuk
mengontrol nyeri ibu dan cemas yang ibu rasakan selain itu merilekskan
pikiran ibu”

“Ada caranya ibu, namanya teknik distraksi visual. Nah teknik ini bisa
digunakan untuk merilkeskan tubuh sehingga bisa mengontrol nyeri dan
cemas yang ibu rasakan dan sangat mudah untuk dilakukan. Ibu mau saya
ajari?” “Oke, teknik ini mudah hanya butuh 10 menit untuk kita latihan. Kita
mulai aja ya bu?”
2. Fase Kerja
a. Bantu pasien mengenali penyebab nyerinya

“Oke, sebelum kita mulai latihannya coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan
saat ini kepada saya dan apa yang ibu cemaskan? Semalam ibu tiba-tiba
terbangun kenapa? Apa yang menyebabkan ibu semalam terbangun?.
“Oh seperti itu, Ibu. Semalam kualitas nyeri yang ibu rasakan seperti apa?
Ditusuk-tusuk atau seperti diremas-remas dan nyerinya menjalar ke tempat
lain atau menetap? Lokasinya nyeri yang ibu rasakan masih tetap sama di
kepala atau ibu merasakan ditempat lain? Kira-kira dari skala 0-10 dengan
nilai paling nyeri, setelah ibu melakukan teknik relaksasi nafas dalam nyeri
ibu berada di rentang angka berapa? Untuk waktu nyeri kira-kira berapa lama
ya bu? Dan muncul pada saat ibu melakukan aktivitas apa”
“Lalu, saat ibu merasa nyeri yang menyebabkan ibu terbangun dari tidurnya
semalam, apa yang ibu lakukan?
“baik. Dari apa yang sudah ibu ceritakan, berarti cara yang kemarin sudah kita
lakukan dengan teknik relaksasi napas dalam masih membuat ibu terbangun
dan merasa nyeri kembali serta cemas yang masih ada ya bu.
b. Mengajarkan Tenik Distraksi Visual

Baik bu, pada saat ini saya akan mengajarkan salah satu teknik yang bisa ibu
lakukanuntuk mengurangi rasa nyeri ibu. Namanya teknik distraks visuali,
jadi ibu akan mengalihkan perhatian ibu agar tidak terfokus di nyeri tersebut.
Nah teknik yang pertama, ibu bisa melihat sesuatu yang ibu suka, seperti
menonton film. Atau mungkin ibu suka membaca novel, buku atau cerita apa?
Kira-kira ibu menyukai film/buku apa yah bu?

Oh baik, jadi jika ibu menyukai novel tersebut, ibu bisa membawa novel
tersebut atau sejenisnya untuk mengurangi nyeri yang ibu rasakan. Baik ibu,
ini keluarga ibu?”

Oh baik, bu tadi saya telah mengajarkan teknik untuk mengurangi nyeri yang
Ibu X rasakan, jadi bisakah Ibu melatih pasien untuk melakukannya setiap
saat merasa nyeri yang sama? Ibu bisa membawakan novel kesukaan ibu X
dan meletakkannya di meja ibu X atau disamping tempat tidurnya. Jadi saat
ibu X terbangun karena nyerinya, ibu X bisa mengalihkannya dngan membaca
novel kesukaannya. Agar fokusnya terhadap nyeri yang dirasakan bisa
dirasakan atau dapat mengontrol nyerinya

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif

“Sekarang sudah selesai nih latihan distraksi visualnya. Bagaimana perasaan ibu
setelah kita ngobrol tentang apa yang ibu rasakan dan latihan distraksi visual?”
b. Evaluasi Objektif

“Coba ibu ulangi lagi cara apa yang ibu lakukan untuk mengalihkan nyeri ibu.”

c. Rencana Tindak Lanjut

“Wah, bagus sekali. Ibu sudah melakukannya dengan benar. Nah ibu, teknik
ini bisa ibu pakai kapan pun ibu merasa nyeri dan cemas, kapan pun ibu
terbangun dari tidur karena nyeri yang ibu rasakan. Saya harap ibu bisa
mempraktikan apa yang kita pelajari ya ibu. Oiya, untuk keluarga, tadi kan
sudah melihat teknik yang suster ajarkan ke ibu x ya. Nah ibu nanti bisa bantu
ibu x melakukan teknik ini ya dengan membawa novel kesukaan ibu x atau
dengan menonton film kesukaannya”
d. Kontrak yang Akan Datang

Nah, karena besok saya masih disini, besok sekitar jam segini juga kita
ngobrol- ngobrol lagi ya bu, saya akan melihat lagi perubahan yang ibu
rasakan setelah melakukan teknik ini dan jika nyeri ibu masih belom bisa
terkontrol saya akan mengajarkan cara yang ke tiga yaitu dengan teknik
imajinasi. Baik klo begitu. Saya pamit ya bu, ibu selamat istirahat”

Anda mungkin juga menyukai