OLEH:
GODENSIANA SENDIA
FLORIDA I.MANEHAT
KATARINA SNAE
KONSTANTINUS F. TRUMEN
MELANIA E. DONI
T.A.2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA SISTEM ENDOKRIN
BAB II
KONSEP DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes adalah kata Yunani yang berarti mengalirkan /mengalihkan (siphon).
Mellitus adalah kata latin untuk madu, atau gula. Diabetes melitus adalah penyakit
dimana seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah besar urin yang terasa manis
(Elizabeth J. C, 2001).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Adapun diabetes mellitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau tipe 1
Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan-kerusakan se-sel langerhans
khususnya sel-sel beta pankreas akibat faktor genetik, imunologis dan
lingkungan. Injeksi insulin diperlukkan untuk mengontrol kadar glukosa
dalam darah.Awitan diabetes tipe 1 terjadi secara mendadak, biasanya
sebelum usia 30 tahun
b. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Tipe 2
Tipe ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin atau
akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi. Paling sering dialami oleh
pasien diatas usia 30 tahun dan pasien yang mengalami obesitas. Diabetes tipe
2 ditangani dengan diet dan olaraga, dan juga dengan agens hipoglemik oral
sesuai kebutuhan
c. Gastrointestinal Diabetes Milletus (GDM)
Adalah Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan.Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pasokan makanan bagi janin serta persiapan menyusui,menjelang
aterm.Kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari
keadaan normal. Bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin hingga
relative hipoinsulin maka, mengakibatkan hiperglikemia.Resistensi insulin
juga disebabkan oleh adanya hormone estrogen,progesterone,prolaktin,dan
plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehinggga mengurangi aktivitas insulin
d. Impaired Glukosa Tolerance (Gangguan Glukosa)
Kadar glukosa antara normal dan diabetes,dapat menjadi diabetes atau
menjadi normal atau tetap tidak berubah.
e. Diabetes Mellitus Yang lain
Diabetes melitus yang lain adalah diabetes yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom tertentu.Hiperglekimia terjadi karena penyakit lain
seperti penyakit pancreas,hormonal,obat atau bahan
kimia,endrokinopati,kelainan reseptor insulin,sindroma genetic
tertentu.Penyakit pancreas seperti pancreatitis akan berdampak pada
kerusakan anatomis dan fungsional organ pankreas akibat aktivitas toksik baik
karena bakteri maupun kimia.
Penyakit hormonal seperti kelebihan hormone glukokortikoid ( dari
korteks adrenal) akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam
darah.Peningkatan glukosa darah ini akan meningkatan beban kerja dari
insulin untuk memfasilitasi glukosa masuk dalam sel.Peningkatan beban kerja
ini akan berakibat pada penurunan produk insulin.Pemberian zat kimia/atau
obat-obatan seperti dokrotison akan berdampak pada peningkatan glukosa
dalam darah karena dampaknya seperti glukokortikoid. Endokrinopati
(kematian produk hormone)seperti kelenjar hifofisis akan berdampak
sistematis bagi tubuh. Karena semua produk hormone akan dialirkan
keseluruh tubuh melalui aliran darah.kelainan ini berdampak pada penurunan
metabolisme baik kharbohidrat,protein maupun lemak yang dalam
perjalanannya akan mempengaruhi produksi insulin.
B. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 ditandai dengan penghancuran sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungannya
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
1) Faktor genetik.
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik kearah
terjadinya diabetes melitus tipe 1. Kecendrungan genetik ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen human leococyte
antigentertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respons autoimun.
Respon ini merupakan respon abnormal karena antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
a) Virus dan bakteri penyebab DM adalah rubeda, mumps, dan human
coxsaclkievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sistolik dalam sel
beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Dapat juga
virus ini menyerang melalui reaksi autoimun dalam sel beta. Diabetes
akibat bakteri masih belum dapat di direksi.Namun para ahli
kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
b) Bahan toksik atau beracun yang mampu merusak sel beta secara
langsung adalah allovxan, pirinuron dan streptozocin (produk sejenis
jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong
( Maulana Mirza, 2009).
b. Diabetes Mellitus tipe 2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes 2 masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peran dalam proses terjadinya resistensi insulin
(Smeltzer & Bare, 2001). Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi faktor
genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan rsesistensi
insulin dan faktor-faktor seperti :
1) Usia (resisitensi cenderung meningkat di usia 65 tahun)
2) Obesitas, makan berlebihan, kurang olaraga, dan stres serta penuaan
3) Riwayat keluarga dengan diabetes.
C. Patofisologi
Sebagian besar patologi diabetes militus dapat dihubungkan dengan efek
utama kekurangan insulin yaitu:
a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel sel tubuh, yang mengakibatkan
peningkatan konsentrasi glukosa darah sampai setinggi 300 sampai 1200 mg per
100 ml.
b. Peningkatan mobilisasi lemak sehingga menyebabkan kelainan metabolisme
lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler.
c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a) Kadar glukosa plasma puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dL (normal :
70-110 mg/dL)2 pada sedikitnya dua kali pemeriksaan
b) Kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (normal : <140 mg/ dL)2
c) Gula darah postprandial ≥ 200 mg/dL
d) Hemoglobin glikosilasi (HbA 1c) meningkat
e) Urinalisis dapat menunjukan aseton atau glukosa
H. Asuhan Keperawatan (Teori)
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah nama pasien, usia, dan jenis kelamin.
b) Pengkajian pola kesehatan
1) pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Keadaan sebelum sakit: Kaji apakah pasien pernah
mengalami DM atau penyakit lain sebelumnya.
Riwayat penyakit saat ini :Kaji apakah ada nyeri yang
dirasakan pasien,serta skalanya.
Keluhan utama: kaji keluhan pasien
Riwayat keluhan utama : kaji penyebab keluhan utama
Riwayat penyakit yang pernah dialami :Kaji apakah apakah
pasien pernah mengalami DM sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga :kaji apakah ada anggota
keluarga yang terkena DM atau tidak
Pemeriksaan fisik :
Kebersihan rambut : kaji kebersihan rambut,
apakah ada kutu,ketombe
Kulit kepala : kaji apakah ada benjolan
atau luka pada kulit kepala inspeksi apakah ada
nyeri
Kebersihan kulit : ada luka di kaki
bagian belakang dengan luas 15 cm
Higiene rongga mulut: kaji apakahada caries atau
tidak,somatic atau tidak serta apakah ada kelainan
lidah
Kebersihan genetalia : kaji kebersihan area
genitalia,apakah ada kelainan atau tidak....
Kebersihan anus: kaji apakah ada hemoroid
2) pola nutrisi dan metabolic
Keadaan sebelum sakit: Kaji kebiasaan pola makan pasien
sebelum sakit apakah sering konsumsi makanan tinggi
karbohidrat,makanan mengandung lemak,makanan dan
minuman dengan tinggi gula.
Keadaan sejak sakit:kaji pola makan pasien sejak terkena
DM serta apakah ada diet yang dianjurkan.
Observasi :
Pemeriksaan fisik :
Keadaan rambut :kaji ambut pasien bersih atau
tidak,rontok atau tidak,serta apakah rambut kering
Hidrasi kulit : kaji kulit pasien lembab
atau kering.
Palpebra/conjungtiva :kaji konjunctiva pucat atau
merah muda
Sclera : kaji sclera putih atatu
kuning.
Hidung : kaji adanya secret atau
tidak,simetris atau tidak ,ada polip atau tidak
Rongga mulut : .kaji apakah rongga mulut
normal atau tidak
gusi : kaji stomatis atau tidak.
Gigi : kaji ada caries atau tidak.
gigi palsu
Kemampuan mengunyah keras : kaji apakah pasien
dapat mengunyah makanan dengan baik atau tidak
Lidah : .kaji apakah ada lesi atau
tidak
Pharing : kaji apakah ada
radang
Kelenjar getah bening : .kaji apakah teraba
benjolan atau tidak
Kelenjar parotis :
Abdomen :
Inspeksi : kaji apakah abdomen membesar
atau tidak( penumpukan cairan /ascites
Auskultasi : kaji apakah ada bising usus
Palpasi : kaji apakah terasa nyeri saat diraba
Perkusi : kaji apakah ada rasa nyeri saat
diketuk
Kulit :
Edema : Positif Negatif
Icterik : Positif Negatif
Tanda-tanda radang : apakah ada tandatanda radang
Lesi: apakah ada lesi, jika ada maka harus dilihat
luas luka dan kedalaman luka.
3) pola eliminasi
Keadaan sebelum sakit : kaji BAB pasien berapa kali dalam
sehari,konsistensinya, warna,serta apakah ada konstipasi
atau tidak. Kaji BAK pasien berapa kali dalam
sehari,apakah ada nyeri saat BAK ,bagaimana
wrnannya,serta apakah ada yang keluar atau tidak.
Keadaan sejak sakit :
Kaji apakah ada perubahan pada BAB dan BAK pasien
Observasi :
Pemeriksaan fisik :
Peristaltik usus : …………….x/menit
a) Palpasi kandung kemih: Penuh Kosong
b) Nyeri ketuk ginjal: Positif Negatif
c) Mulut uretra : ……………………………
d) Anus :
Peradangan : ………………………
Hemoroid : ………………………
Fistula : ………………………
Observasi :
a) Aktivitas harian :
Makan : …….
Mandi : …….
Pakaian : …….
Kerapihan : …….
Buang air besar : …….
Buang air kecil : …….
Mobilisasi di tempat tidur : …….
0 : mandiri
2 : bantuan orang
Berdiri : …………..mmHg
b) HR : …………………x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : ………………………
Basah : ……………………..
d) JVP : ……………………..cmH2O
Kesimpulan : ……………………………………...
Sianosis : ……………………
Stridor : ……………………
Palpasi :
Vocal premitus : ………………………
Krepitasi : ………………………
Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi : ………………………
Auskultasi :
Suara napas : …………………..
Suara ucapan : ……………………
g) Jantung
Inspeksi :
Ictus cordis : ………………
Palpasi :
Ictus cordis : ………………
Perkusi :
Batas atas jantung : ……………
Auskultasi :
Bunyi jantung II A : ……………
Murmur : …………………
A.Renalis : ……………
A. Femoralis : ……………
h) Lengan dan tungkai
Fraktur : ……………………
Parese : ……………………
Paralisis : ……………………
Tangan
Kaki
Keterangan :
Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
3. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Positif Negatif
2. Observasi :
Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
Kornea : ……………………………
Pupil : …………………………….
Lensa mata : ………………………………
Tekanan intra okuler (TIO) : …………………
b) Pendengaran
Pina : …………………….
Kanalis : …………………….
Membran timpani : ………………
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai
………………………………………………………………………………….
………………………
Kaji apakah ada perubahan rasa nyetri atau tidak sejak sakit
Observasi :
a) Kontak mata : ………………………
b) Rentang perhatian : ………………………
c) Suara dan cara bicara : ………………………
d) Postur tubuh : ………………………
2. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : ……………
b) Bentuk/postur tubuh : ……………
c) Kulit : ……………
Observasi :
Kaji bagaiamna perubahan hubungan seksual dan proses menstruasinya sejak sakkit
Observasi :
Pemeriksaan fisik :
…………………………………………………………………………………………
…………………………
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaiamana pasien mengelola situasi dan mengontrol stress terhadap penyakit
Kaji apakah ada perubahan pada pasien terkait bagaimana pasien mengelola situsi
terhadap kondisi penyakit
2. Observasi :
..........................................................................................................................................
................................
Kaji apakah ada perubahan nilai dan kepercayaan kepada Tuhan sejak sakit
2. Diagnosa Keperawatan
1) Hypovolemia berhubungan dengan diuresis osmotic
2) Defisit nutrisi
3) Ketidak stabilan kadar glukosa darah
4) Gangguan integritas kulit atau jaringan
5) Nyeri akut
6) Pola napas tidak efektif
3. Intervensi keperawatan
I. Discharge Planning
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
A. Gmbaran Kasus
Seorang laki-laki usia55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan
luka di bagian belakang kaki dengan luas 15 cm, kondisi klien lemah, GDS 350 mg/dl,
ada demam dengan suhu tubuh 390C, nadi 86 kali/menitenit, Frekuensi nafas
23kali/menitenit. tekanan darah 160/90 mmHg. Selama dirawat pasien mengalami
penurunan berat badan 8 Kg dalam 1 minggu, dan mengeluh mual muntah.
3.2. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Tn.A
Umur:55 tahun
Jenis kelamin :laki-laki
Higiene rongga mulut : .kaji apakahada caries atau tidak,somatic atau tidak serta
apakah ada kelainan lidah
2. Keadaan sejak sakit :kaji apakah pasien makan 3x sehari dengan porsi kecil atau
sedikit karana pasien merasa mual.
.
Observasi : kaji apakah pasien tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan
3. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut :kaji rambut pasien bersih atau tidak,rontok atau
tidak,serta apakah rambut kering
b) Hidrasi kulit : kaji kulit pasien lembab atau kering.
c) Palpebra/conjungtiva :kaji konjunctiva pucat atau merah muda
d) Sclera : kaji sclera putih atatu kuning.
e) Hidung : kaji adanya secret atau tidak,simetris atau tidak ,ada polip
atau tidak
f) Rongga mulut : .kaji apakah rongga mulut normal atau tidak
gusi : kaji stomatis atau tidak.
I. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit: kaji pasien mengatakan satu kali sehari tetapi sering BAK 5X
sehari dan BAB 1x sehari
Keadaan sejak sakit: kaji pasien mengatakan sejak sakit pola eliminasinya berubah
khususnya BAK, pasien sering BAK terutama di malam hari.
Sejak sakit:
a) Aktivitas harian :
Makan :kaji …….
Mandi : …….
Pakaian : …….
Kerapihan : …….
Buang air besar : …….
Buang air kecil : …….
Mobilisasi di tempat tidur : …….
0 : mandiri
2 : bantuan orang
b) Postur tubuh : --
c) Gaya jalan : --
d) Anggota gerak yang cacat :kaji apakah pasien cacat atau tidak ada
e) Fiksasi: :kaji tidak ada
f) Tracheostomi : kaji tidak ada
2. Pemeriksaan fisik
g) Tekanan darah
Berbaring : …………..mmHg
Duduk : …………..mmHg
Berdiri : …………..mmHg
h) HR : …………………x/menit
i) Kulit :
Keringat dingin : ………………………
Basah : ……………………..
j) JVP : ……………………..cmH2O
Kesimpulan : ……………………………………...
Sianosis :-
Stridor :-
Palpasi :-
Vocal premitus :-
Krepitasi :-
Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi : -
Auskultasi :
Suara napas : kaji apakah suara napas vesikuler
g) Jantung
Inspeksi :
Ictus cordis : tidak nampak
Palpasi :
Perkusi :
Batas atas jantung : kaji apakahpada ic2 paraternalis kiri
Batas kanan jantung : kaji apakah diantara ruang intercostal 3-4 kanan di
linea paraternalis kanan
Batas kiri jantung : kaji apakah ICS 5 media linea midklavikularis kiri
Auskultasi :
Bunyi jantung II A : kaji apakah ada dub,regular dan intensitas kuat
Bunyi jantung I M :-
Murmur :-
Bruit : Aorta :-
A.Renalis :-
A. Femoralis : -
Kanan Kiri
Tangan
Kaki
Keterangan :
Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Positif Negatif
2. Observasi : kaji apakah pasien bias merespon saat diajak bicara dan terlihat
kontak mata dengan lawan bicara
Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
Kornea : kaji apakah tampak jernih, tidak ada abrasi
Pupil : kaji apakah dilatasi normal, respon cahaya positif.
Lensa mata : kaji apakah tampak jernih
b) Tekanan intra okuler (TIO) : tidak ada
c) Pendengaran
Pina :kaji apakah simetris, tidak ada lesi kanan kiri
Kanalis : kaji apakah bersih kiri dan kanan
Membran timpani : kaji apakah memantulkan cahaya dan berwarna
keabu-abuan.
d) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai
Kaji apakah ada perubahan rasa nyeri atau tidak sejak sakit
Observasi : kaji apakah pasien merasa stress dengan penyakit yang dideritanya
Kaji bagaiamna perubahan hubungan seksual dan proses menstruasinya sejak sakkit
Kaji apakah ada perubahan pada pasien terkait bagaimana pasien mengelola situsi
terhadap kondisi penyakit
Kaji apakah ada perubahan nilai dan kepercayaan kepada Tuhan sejak sakit
ketidakstabilan kadar
glukosa darah
Neuropati perifer
Ganguan peredaran
darah
Penurunan pH
Asidosis metabolic
Mual/muntah
Penurunan nafsu
makan
Penurunan berat
badan
Defisit nutrisi
3.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn A/55 tahun.
Ruang/Kamar:...................................................................
N
O DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan pancreas.
3.4. IntervensiKeperawatan
NO Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasionalisasi
keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidak Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia
stabilan kadar asuhan
glukosa darah keperawatan Observasi :
berhubungan selama 3x24 jam Identifikasi
glukosa darah diharapkan kadar kemungkinan
berhubungan glukosa darah penyebab
dengan meningkat hiperglikemia
pancreas dengan kriteria Identifikasi
hasil:Lelah/lesum situasi yang
enurun dan kadar menyebabkan
glukosa darah kebutuhan
membaik. insulin
meningkat
Monitor kadar
glukosa darah
jika perlu
Monitor tanda
dan gejala
hiperglikemia
Monitor intake
dan output
cairan
Monitor keton
urin ,kadar
anilisa gas darah
,elektrolit ,tekan
an darah
ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik :
Berikan
asupan cairan
oral
Konsulltasi
dengan medis
jika tanda
dan gejala
hiperglikemi
a tetap ada
atau
memburuk
Fasilitasi
ambulasi jika
ada hipotensi
ortostatik
Edukasi :
Anjurkan
menghindari
olahraga saat
kadar glukosa
darah lebih
dari 250mg/dl
Anjurkan
monitor kadar
kadar glukosa
darah secara
mandiri
Ajarkan
indikasi dan
pentingnya
pengujian
keton urin
Ajarkan
pengelolaan
diabetes.
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
insulin,jika
perlu
Kolaborasi
pemberian
cairan
Kolaborasi
pemberian
kalium, jika
perlu
3.5. Implementasi
3.6.Evaluasi