Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.A


DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: “DIABETES MELITUS”

OLEH:

GODENSIANA SENDIA

FLORIDA I.MANEHAT

KATARINA SNAE

KONSTANTINUS F. TRUMEN

YOHANES E.P. KARUNIA

MELANIA E. DONI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

T.A.2022/2023

DAFTAR ISI
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA SISTEM ENDOKRIN
BAB II
KONSEP DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes adalah kata Yunani yang berarti mengalirkan /mengalihkan (siphon).
Mellitus adalah kata latin untuk madu, atau gula. Diabetes melitus adalah penyakit
dimana seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah besar urin yang terasa manis
(Elizabeth J. C, 2001).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Adapun diabetes mellitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau tipe 1
Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan-kerusakan se-sel langerhans
khususnya sel-sel beta pankreas akibat faktor genetik, imunologis dan
lingkungan. Injeksi insulin diperlukkan untuk mengontrol kadar glukosa
dalam darah.Awitan diabetes tipe 1 terjadi secara mendadak, biasanya
sebelum usia 30 tahun
b. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Tipe 2
Tipe ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin atau
akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi. Paling sering dialami oleh
pasien diatas usia 30 tahun dan pasien yang mengalami obesitas. Diabetes tipe
2 ditangani dengan diet dan olaraga, dan juga dengan agens hipoglemik oral
sesuai kebutuhan
c. Gastrointestinal Diabetes Milletus (GDM)
Adalah Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan.Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pasokan makanan bagi janin serta persiapan menyusui,menjelang
aterm.Kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari
keadaan normal. Bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin hingga
relative hipoinsulin maka, mengakibatkan hiperglikemia.Resistensi insulin
juga disebabkan oleh adanya hormone estrogen,progesterone,prolaktin,dan
plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehinggga mengurangi aktivitas insulin
d. Impaired Glukosa Tolerance (Gangguan Glukosa)
Kadar glukosa antara normal dan diabetes,dapat menjadi diabetes atau
menjadi normal atau tetap tidak berubah.
e. Diabetes Mellitus Yang lain
Diabetes melitus yang lain adalah diabetes yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom tertentu.Hiperglekimia terjadi karena penyakit lain
seperti penyakit pancreas,hormonal,obat atau bahan
kimia,endrokinopati,kelainan reseptor insulin,sindroma genetic
tertentu.Penyakit pancreas seperti pancreatitis akan berdampak pada
kerusakan anatomis dan fungsional organ pankreas akibat aktivitas toksik baik
karena bakteri maupun kimia.
Penyakit hormonal seperti kelebihan hormone glukokortikoid ( dari
korteks adrenal) akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam
darah.Peningkatan glukosa darah ini akan meningkatan beban kerja dari
insulin untuk memfasilitasi glukosa masuk dalam sel.Peningkatan beban kerja
ini akan berakibat pada penurunan produk insulin.Pemberian zat kimia/atau
obat-obatan seperti dokrotison akan berdampak pada peningkatan glukosa
dalam darah karena dampaknya seperti glukokortikoid. Endokrinopati
(kematian produk hormone)seperti kelenjar hifofisis akan berdampak
sistematis bagi tubuh. Karena semua produk hormone akan dialirkan
keseluruh tubuh melalui aliran darah.kelainan ini berdampak pada penurunan
metabolisme baik kharbohidrat,protein maupun lemak yang dalam
perjalanannya akan mempengaruhi produksi insulin.
B. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 ditandai dengan penghancuran sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungannya
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
1) Faktor genetik.
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik kearah
terjadinya diabetes melitus tipe 1. Kecendrungan genetik ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen human leococyte
antigentertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respons autoimun.
Respon ini merupakan respon abnormal karena antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
a) Virus dan bakteri penyebab DM adalah rubeda, mumps, dan human
coxsaclkievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sistolik dalam sel
beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Dapat juga
virus ini menyerang melalui reaksi autoimun dalam sel beta. Diabetes
akibat bakteri masih belum dapat di direksi.Namun para ahli
kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
b) Bahan toksik atau beracun yang mampu merusak sel beta secara
langsung adalah allovxan, pirinuron dan streptozocin (produk sejenis
jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong
( Maulana Mirza, 2009).
b. Diabetes Mellitus tipe 2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes 2 masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peran dalam proses terjadinya resistensi insulin
(Smeltzer & Bare, 2001). Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi faktor
genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan rsesistensi
insulin dan faktor-faktor seperti :
1) Usia (resisitensi cenderung meningkat di usia 65 tahun)
2) Obesitas, makan berlebihan, kurang olaraga, dan stres serta penuaan
3) Riwayat keluarga dengan diabetes.
C. Patofisologi
Sebagian besar patologi diabetes militus dapat dihubungkan dengan efek
utama kekurangan insulin yaitu:
a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel sel tubuh, yang mengakibatkan
peningkatan konsentrasi glukosa darah sampai setinggi 300 sampai 1200 mg per
100 ml.
b. Peningkatan mobilisasi lemak sehingga menyebabkan kelainan metabolisme
lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler.
c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh

Keadaan patologi tersebut akan berdampak:


1) Hiperglikemia
Didefenesikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang non
puasa sekitar 140-160mg/100 mil darah. Dalam keadaan insulin normal
asupan glukosa atau produksi glukosa dalam tubuh akan difasilitas ( oleh
insulin) untuk masuk kedalam sel tumbuh. Glukosa itu kemudian diolah
untuk menjadi bahan Energi. Apabila bahan energy yang dibutuhkan masih
ada sisa akan disimpan sebagai glukogen dalam sel sel hati dan sel sel otot
(sebagai massa sel otot). Secara rinci proses terjadinya hiperglikimia karena
difisit insulin tergambar pada perrubahan metabolik sebagai berikut:
a) Transport glukosa yang melintasi membrane sel sel berkurang .
b) Glukogennesis (pembetukan glikogen dari glukosa) berkurang dan tetap
terdampak kelebihan glukosa dalam tubuh.
c) Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat, sehingga cadangan glikogen
berkurang, dan glukosa “hati” dicurahkan kedalam darah secara terus
menerus melebihi kebutuhan.
d) Glukoneogenesis (pembentukan glukosa darah dari unsur non karbohidrat)
meningkat dan lebih banyak lagi glukosa “hati” yang tercurah kedalam
darah hasil pemecahan asam amino dan lemak (long 1996:11).
2) Hipersmolaritas
Adalah adanya kelebihan tekanan osmotik pada plasma sel karena
adanya peningkatan konsentrasi zat.Sedangkan tekanan osmosis
merupakan tekanan yang dihasilkan karena adanya peningkatan
konsentrasi larutan pada zat cairan.Pada penderitaan diabetes militus
terjadinya hiporsmoloritas karena peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah (yang notabene komposisis terbanyak adalah zat cair). Peningkatan
glukosa dalam darah akan mengakibatkan terjadi kelebihan ambang pada
ginjal untuk memfiltrasi dan reabsorbsis glukosa ( meningkat kurang lebih
225 mg/menit). Kelebihan ini kemudian menimbulkan efek pembuangan
glukosa melalui urin(glukosurin). Ekskresi molekul glukosa yang aktif
secara osmosis menyebabkan kehilangan sejumlah besar air (diurisis
asmostik) dan berakibatkan peningkatan volume air (poliurin). Proses
seperti ini yang di akibatkan dengan ekstra seluler dan juga di ruangan
intar seluler.
Glukosuria dapat mencapai 5-10% dan osmolaritas serum dari 370-380
mosmols/dl dalam keadaaan tidak terdapat keton darah.Kondisi ini dapat
berakit hiperglikemik hiperosmolar nonketotik (K.HHN).
3) Starvasi seluler
Merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena glukosa
sulit masuk pada hal disekelilingnya sel banyak sekali glukosa kalau kita
meminjam istilah pribahasa “ kelaparan di tengah lumbung padi.” Ada
banyak bahan makanan tetapi tidak bisa di bawah untuk di olah. Sulitnya
glukosa masuk karena tidak ada yang memfasislitasi untuk masuk sel yaitu
insulin. Dampak dari starvasi seluler akan terjadi proses kompenisasi
sesuler untuk tetap mempertahankan fungsi sel. Proses itu antara lain:
a) Defisiensi insulin gagal untuk melakukan asupan glukosa bagi jaringan
jaringan peripheral yang tergantung pada insulin ( otot rangka dan
jarinngan lemak). Jika tidak terdapat glukosa sel sel otot
memetabolisma cadangan glikogen yang mereka miliki untuk
dibongkar menjadi glukosa dan energi mugkin juga akan digunakan
asam lemak bebas( keton). Kondisi ini berdampak pada penurunan
masa otot, kelemahan otot dan rasa mudah lelah.
b) Starvasi salluler juga akan mengakibatkan peningkatan metabolisme
protein dan asam amino yang digunakan sebagai substarat yang
diperlukan untuk glukoneogenesis dalam hati. Hasil dari
glukoneogenesis akan terjadi untuk proses aktivitas sel tubuh.
Protein dan asam amino yang melalui proses glukoneogenesis akan di
ubah menjadi CO2 DAN H2O serta glukosa. Perubahan ini berdampak
juga pada penurunan sintesis protein.
c) Starvasi sel juga berdampak peningkatan mobilitas dan metabolisme
lemak ( lipolisis) asam lemak bebas, trigliserida dan gliserol yang
meningkat bersirkulasi dan menyediakan substar bagi untuk
melakukan aktifitas sel. Ketogenesis mengakibatkan peningkatkan
kadar asam organic (keton), sementara keton menggunakan cadangan
alkali tubuh untuk buffer PH darah menurun.
Adanya starvasi selluler akan meningkat menkanisme penyusuaian
tubuh untuk meningkatkan pemasukan dengan munculnya rasa ingin
makan terus (polifagi). Starvasi selluler juga akan memuncul gejala
klinis kelemahan tubuh karena terjadi penurunan prodoksi energy. Dan
kerusakan berbagai organ reproduksi yang salah satunya dapat timbul
impotensi dan organ tubuh yang lain seperti persarafan perifer dan
mata ( muncul rasa baal dan mata kabur).
D. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis biasa dijumpai pada pasien diabetes mellitus adalah:
a. Poliuria(peningkatan pengeluaran urine)
b. Polidipsia (peningktan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasenta yang hipertonik (sangat
pekat).Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa
haus.
c. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes karena,katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
sel untuk menggunakan glukosa pada energi.
d. Polifagia (peningkatan rasa lapar)
e. Peningkatan angaka infeksi akibata penurunan protein sebagai bahan
pembetukan antibodi,peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mukus,gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita
diabetses kronik.
f. Kelainan kulit:gatal,bnisul-bisul
Kelaina kulit berupa gatal-gatal,biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan kulit
seperti diketiak dan dibawah payuh darah biasanya akibat tumbuhnya jamur
g. Kelainan genekologis
Keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur teutama candida.
h. kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropat
Pada penderita diabetes melitus regenerasi sel persarafan mengalami gangguan
akibat kekurangan bahan dasr utama yang berasala dari unsur protein. Akibatnya
banyak sel persarafan terutama perifer mengalami kerusakan.
i. Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi penuruan produksi enegi metabolik yang dilakukan
oleh sel melalui proses glikosis tidak dapat berlangsung secara optimal.
j. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh,proses penyembuhan luka
membutuhkan bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain.pada
penderita daibetes milletus bahan-bahan protein banyak informulasikan untuk
kebuhan energi sel sehinggah bahan yang dipergunakan untuk pergantian
jaringan yang rusak yang mengalami gangguan.selain itu juga luka yang sulit
sembuh juga dapat diakibatkan oleh mikroorganisme yang cepat pada penderita
diabetes milletus.
k. Pada laki-laki mengeluh inpontensi evakulasi dan dorongan seksualitas laki-laki
banyak di pengaruhi oleh hormon tetosteron.pada kondisi optimal( periodik hari
ketiga) maka secara ptomatis akan meningkatkan dorongan seksual.penderita
diabetes milletus mengalami penurunan produksi hormone seksual akitat
kerusakan testoteron dan sistem yang berperanan.
l. Mata kabur yang disebabkan oleh katarak atau gangguan refraksi akibat
perubahan pada lensa oleh hiperglekimia
E. Komplikasi
a. Komplikasi yang bersifat akut
1. Koma hipoglekimia
Koma hipoglekimia terjadi karena pemakian obat-obat diabetic yang melebihi
dosis yang dianjurkan sehinggga terjadi penurunan glukosa dalam
darah.glukosa yang ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk kedalam sel.
2. Ketoasidosis
Minimnya glukosa didalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber
alternatif untuk dapat memperoleh energi sel.
3. Koma hiperosmolar nonketotik
Koma ini terjadi karena penurunan koposisi cairan intrasel dan ekstrasel karena
banyak diekresi lewat urine.
b. Komplikasi yang bersifat kronik
1. Makroangiopati yang mengenai pembulu darah jantung,pembuluh darah
tepi,pembuluh darah otak.komplikasi makroangiopati adalah penyakit vaskuler
otak,penyakit arteri koronari dan penyakit vaskuler perifer.
2. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil,
retinopatidiabetika,nefropatidiabetic.
Retinopati adanya perubahan dalam retiana karena penuruna protein dalam
retina.prubahan ini dapat berakibat gangguan dalam penglihatan,retinopati
mempunyai dua tipe yaitu :
1) Retinopati back graud dimulai dari mikroneuronisma didalam pembuluh
retinamenyebabkan pembentukan aksudat keras.
2) Retinopatiproliferatif yang merupakan perkembangan lanjut dari
retinopati back ground,terdapat pembentukan pembuluh darah baru pada
retina akan berakibat pembuluh darah menciut dan menyebabkan tariakan
pada retina dan pendarahan didalam rongga vitreum.
3. Neuropati diabetik
Akumulasi orbital didalam jaringan dan perubahan metabolik mengakibatkan fungsi
sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan sensorik mengakibat kan penurunan
persepsi nyeri.
4. Rentan infeksi seoerti tubercolosis paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih.
5. Kaki diabetik
Peribahan mikroangiopati,makroangiopati dan neuropati menyebabkan perubahan
padaekstreminitas bawah.
i. merupakan kontra indikasi atau terdapat kelainan gastrointestinal yang
mempengaruhi absorbsi glukosa.
ii. Glycosatet hemoglobin
Berguna dalam memantau kadar glukosa darah rata-rata selama lebih dari 3
bulan.
F. Patoflodiagram

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a) Kadar glukosa plasma puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dL (normal :
70-110 mg/dL)2 pada sedikitnya dua kali pemeriksaan
b) Kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (normal : <140 mg/ dL)2
c) Gula darah postprandial ≥ 200 mg/dL
d) Hemoglobin glikosilasi (HbA 1c) meningkat
e) Urinalisis dapat menunjukan aseton atau glukosa
H. Asuhan Keperawatan (Teori)
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah nama pasien, usia, dan jenis kelamin.
b) Pengkajian pola kesehatan
1) pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
 Keadaan sebelum sakit: Kaji apakah pasien pernah
mengalami DM atau penyakit lain sebelumnya.
 Riwayat penyakit saat ini :Kaji apakah ada nyeri yang
dirasakan pasien,serta skalanya.
 Keluhan utama: kaji keluhan pasien
 Riwayat keluhan utama : kaji penyebab keluhan utama
 Riwayat penyakit yang pernah dialami :Kaji apakah apakah
pasien pernah mengalami DM sebelumnya
 Riwayat kesehatan keluarga :kaji apakah ada anggota
keluarga yang terkena DM atau tidak
 Pemeriksaan fisik :
 Kebersihan rambut : kaji kebersihan rambut,
apakah ada kutu,ketombe
 Kulit kepala : kaji apakah ada benjolan
atau luka pada kulit kepala inspeksi apakah ada
nyeri
 Kebersihan kulit : ada luka di kaki
bagian belakang dengan luas 15 cm
 Higiene rongga mulut: kaji apakahada caries atau
tidak,somatic atau tidak serta apakah ada kelainan
lidah
 Kebersihan genetalia : kaji kebersihan area
genitalia,apakah ada kelainan atau tidak....
 Kebersihan anus: kaji apakah ada hemoroid
2) pola nutrisi dan metabolic
 Keadaan sebelum sakit: Kaji kebiasaan pola makan pasien
sebelum sakit apakah sering konsumsi makanan tinggi
karbohidrat,makanan mengandung lemak,makanan dan
minuman dengan tinggi gula.
 Keadaan sejak sakit:kaji pola makan pasien sejak terkena
DM serta apakah ada diet yang dianjurkan.
 Observasi :
 Pemeriksaan fisik :
 Keadaan rambut :kaji ambut pasien bersih atau
tidak,rontok atau tidak,serta apakah rambut kering
 Hidrasi kulit : kaji kulit pasien lembab
atau kering.
 Palpebra/conjungtiva :kaji konjunctiva pucat atau
merah muda
 Sclera : kaji sclera putih atatu
kuning.
 Hidung : kaji adanya secret atau
tidak,simetris atau tidak ,ada polip atau tidak
 Rongga mulut : .kaji apakah rongga mulut
normal atau tidak
 gusi : kaji stomatis atau tidak.
 Gigi : kaji ada caries atau tidak.
gigi palsu
 Kemampuan mengunyah keras : kaji apakah pasien
dapat mengunyah makanan dengan baik atau tidak
 Lidah : .kaji apakah ada lesi atau
tidak
 Pharing : kaji apakah ada
radang
 Kelenjar getah bening : .kaji apakah teraba
benjolan atau tidak
 Kelenjar parotis :
 Abdomen :
Inspeksi : kaji apakah abdomen membesar
atau tidak( penumpukan cairan /ascites
Auskultasi : kaji apakah ada bising usus
Palpasi : kaji apakah terasa nyeri saat diraba
Perkusi : kaji apakah ada rasa nyeri saat
diketuk
 Kulit :
Edema : Positif Negatif
Icterik : Positif Negatif
Tanda-tanda radang : apakah ada tandatanda radang
Lesi: apakah ada lesi, jika ada maka harus dilihat
luas luka dan kedalaman luka.
3) pola eliminasi
 Keadaan sebelum sakit : kaji BAB pasien berapa kali dalam
sehari,konsistensinya, warna,serta apakah ada konstipasi
atau tidak. Kaji BAK pasien berapa kali dalam
sehari,apakah ada nyeri saat BAK ,bagaimana
wrnannya,serta apakah ada yang keluar atau tidak.
 Keadaan sejak sakit :
Kaji apakah ada perubahan pada BAB dan BAK pasien
 Observasi :
 Pemeriksaan fisik :
 Peristaltik usus : …………….x/menit
a) Palpasi kandung kemih: Penuh Kosong
b) Nyeri ketuk ginjal: Positif Negatif
c) Mulut uretra : ……………………………
d) Anus :
 Peradangan : ………………………
 Hemoroid : ………………………
 Fistula : ………………………

B. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji aktivitas dan olahraga apa yang sering dilakukan sebelum sakitKeadaan sejak
sakit :
Kaji apakah adaaktivitas dan olahraga khusus yang disarankan setelah sakit,dan
apakah ada hambatan dalam eraktivitas

Observasi :

a) Aktivitas harian :
 Makan : …….
 Mandi : …….
 Pakaian : …….
 Kerapihan : …….
 Buang air besar : …….
 Buang air kecil : …….
 Mobilisasi di tempat tidur : …….
0 : mandiri

1 : bantuan dengan alat

2 : bantuan orang

b) Postur tubuh : ………………………


c) Gaya jalan : ………………………
d) Anggota gerak yang cacat : ……………
e) Fiksasi: : ………………………
f) Tracheostomi : ………………………
2. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring: ………….mmHg
Duduk : …………..mmHg

Berdiri : …………..mmHg

Kesimpulan: Hipotensi ortostatik : Positif Negatif

b) HR : …………………x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : ………………………

Basah : ……………………..

d) JVP : ……………………..cmH2O
Kesimpulan : ……………………………………...

e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : …………………


f) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : ……………………..

Retraksi interkostal : …………………..

Sianosis : ……………………

Stridor : ……………………

 Palpasi :
Vocal premitus : ………………………

Krepitasi : ………………………

 Perkusi :
Sonor Redup Pekak

Lokasi : ………………………

 Auskultasi :
Suara napas : …………………..
Suara ucapan : ……………………

Suara tambahan : ……………………

g) Jantung

 Inspeksi :
Ictus cordis : ………………

 Palpasi :
Ictus cordis : ………………

 Perkusi :
Batas atas jantung : ……………

Batas bawah jantung : ……………

Batas kanan jantung : ……………

Batas kiri jantung : ……………

 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : ……………

Bunyi jantung II P : ……………

Bunyi jantung I T : ……………

Bunyi jantung I M : ……………

Bunyi jantung III irama gallop : ………

Murmur : …………………

Bruit : Aorta : ……………

A.Renalis : ……………

A. Femoralis : ……………
h) Lengan dan tungkai

 Atrofi otot : Positif Negatif


 Rentang gerak : ……………………
Kaku sendi : ……………………

Nyeri sendi : ……………………

Fraktur : ……………………

Parese : ……………………

Paralisis : ……………………

 Uji kekuatan otot


Kanan Kiri

Tangan

Kaki

Keterangan :

Nilai 5 : kekuatan penuh

Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain

Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan

Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh

Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan

Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak


 Refleks fisiologi : …………………………..
 Refleks patologi : …………………………
Babinski, Kiri : Positif Negatif

Kanan : Positif Negatif

 Clubing jari-jari : …………………


 Varises tungkai : ………………
i) Columna vetebralis:

a) Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis


 Palpasi : ……………………
Kaku kuduk : ……………………

C. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaimana pola tidur pasien,apakah tapat waktu attau tidak

2. Keadaan sejak sakit :


Kaji bagaiamana pola tidur dan istirahat pasien ,teratur atau tidak,apakah ada
gangguan tidur.

3. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif

Banyak menguap : Positif Negatif

Palpebra inferior berwarna gelap :

Positif Negatif

D. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaimana pasien menanggapi dan menerima dirinya sejak sakitKeadaan sejak
sakit :

Kaji apakah ada perubahan cara pandang pasien terhadap penyakitnya

2. Observasi :
Pemeriksaan fisik :

a) Penglihatan
 Kornea : ……………………………
 Pupil : …………………………….
 Lensa mata : ………………………………
 Tekanan intra okuler (TIO) : …………………
b) Pendengaran
 Pina : …………………….
 Kanalis : …………………….
 Membran timpani : ………………
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai
………………………………………………………………………………….
………………………

E. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah sebelum sakit pasien merasa nyeri atau tidak

. Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan rasa nyetri atau tidak sejak sakit

Observasi :
a) Kontak mata : ………………………
b) Rentang perhatian : ………………………
c) Suara dan cara bicara : ………………………
d) Postur tubuh : ………………………
2. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : ……………
b) Bentuk/postur tubuh : ……………
c) Kulit : ……………

F. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah penyakit pasien mengganggu peran dan hubungan pasien terhadap orang
lain

2. Keadaan sejak sakit :


Kaji apakah ada perubahan terhadap peran dan hubungan pasien dengan sesame sejak
sakit

Observasi :

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah penyakit pasien menggangu ubunga seksual dengan pasangan atau
tidak,apakah penyakit pasien menggangu prses menstruasi

Keadaan sejak sakit :

Kaji bagaiamna perubahan hubungan seksual dan proses menstruasinya sejak sakkit

Observasi :

Pemeriksaan fisik :

…………………………………………………………………………………………
…………………………
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaiamana pasien mengelola situasi dan mengontrol stress terhadap penyakit

Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan pada pasien terkait bagaimana pasien mengelola situsi
terhadap kondisi penyakit

2. Observasi :
..........................................................................................................................................
................................

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaimana hubungan pasien dan keyakinannya terhadap Tuhan terkait dengan
kondisi penyakinya

Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan nilai dan kepercayaan kepada Tuhan sejak sakit

2. Diagnosa Keperawatan
1) Hypovolemia berhubungan dengan diuresis osmotic
2) Defisit nutrisi
3) Ketidak stabilan kadar glukosa darah
4) Gangguan integritas kulit atau jaringan
5) Nyeri akut
6) Pola napas tidak efektif
3. Intervensi keperawatan
I. Discharge Planning

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
A. Gmbaran Kasus
Seorang laki-laki usia55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan
luka di bagian belakang kaki dengan luas 15 cm, kondisi klien lemah, GDS 350 mg/dl,
ada demam dengan suhu tubuh 390C, nadi 86 kali/menitenit, Frekuensi nafas
23kali/menitenit. tekanan darah 160/90 mmHg. Selama dirawat pasien mengalami
penurunan berat badan 8 Kg dalam 1 minggu, dan mengeluh mual muntah.

3.2. Pengkajian

a. Identitas pasien
Nama : Tn.A
Umur:55 tahun
Jenis kelamin :laki-laki

3.2 PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


G. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit: kaji pasien mengatakan tidak mengetahui penyakit DM
sebelumnya.
2. Riwayat penyakit saat ini: pasien mengatakan tidak merasa nyeri walaupunada luka di
kakinya
a) Keluhan utama: keluhan luka di bagian belakang kaki dengan luas 15 cm,
b) Riwayat keluhan utama:
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami: kaji pasien tidak pernah mengalami DM
sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga: kaji pasien mengatakan ayah pasien pernah mengalami
penyakit DM.
5. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : kaji kebersihan rambut, apakah ada kutu,ketombe
b)
Kulit kepala : kaji apakah ada benjolan atau luka pada kulit kepala
inspeksi apakah ada nyeri.

Kebersihan kulit : ada luka di kaki bagian belakang dengan luas 15 cm

Higiene rongga mulut : .kaji apakahada caries atau tidak,somatic atau tidak serta
apakah ada kelainan lidah

c) Kebersihan genetalia : kaji kebersihan area genitalia,apakah ada kelainan atau


tidak....
d) Kebersihan anus :kaji apakah ada hemoroid
H. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit :kaji apakah pasien suka makan makanan yang manis ,pasien
juga mengeluh mudah lapar dan muadah haus

2. Keadaan sejak sakit :kaji apakah pasien makan 3x sehari dengan porsi kecil atau
sedikit karana pasien merasa mual.
.

Observasi : kaji apakah pasien tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan

3. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut :kaji rambut pasien bersih atau tidak,rontok atau
tidak,serta apakah rambut kering
b) Hidrasi kulit : kaji kulit pasien lembab atau kering.
c) Palpebra/conjungtiva :kaji konjunctiva pucat atau merah muda
d) Sclera : kaji sclera putih atatu kuning.
e) Hidung : kaji adanya secret atau tidak,simetris atau tidak ,ada polip
atau tidak
f) Rongga mulut : .kaji apakah rongga mulut normal atau tidak
gusi : kaji stomatis atau tidak.

Gigi : kaji ada caries atau tidak.


gigi palsu : kaji apakah pasien menggunakan gigi palsu

g) Kemampuan mengunyah keras : kaji apakah pasien dapat mengunyah makanan


dengan baik atau tidak
h) Lidah : kaji apakah ada lesi atau tidak
i) Pharing : kaji apakah ada radang
j) Kelenjar getah bening : kaji apakah teraba benjolan atau tidak
k) Kelenjar parotis : ....................................
l) Abdomen :
 Inspeksi : kaji apakah abdomen membesar atau tidak( penumpukan cairan
/ascites
 Auskultasi: kaji apakah ada bising usus
 Palpasi : kaji apakah terasa nyeri saat diraba
m) Perkusi : kaji apakah ada rasa nyeri saat diketuk
n) Kulit :
 Edema: Positif Negatif
 Icterik: Positif Negatif
 Tanda-tanda radang: ……………………….
o) Lesi: ……………………………………………..

I. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit: kaji pasien mengatakan satu kali sehari tetapi sering BAK 5X
sehari dan BAB 1x sehari
Keadaan sejak sakit: kaji pasien mengatakan sejak sakit pola eliminasinya berubah
khususnya BAK, pasien sering BAK terutama di malam hari.

2. Observasi: pasien sering ke toilet untuk BAk


Pemeriksaan fisik:

a) Peristaltik usus: kaji 15x/menit


b) Palpasi kandung kemih: Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal: Positif Negatif
d) Mulut uretra: ……………………………
e) Anus:
 Peradang = kaji tidak ada
 Hemoroid : kaji tidak ada
 Fistula : kaji tidak ada
J. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan jarang berolahraga

Sejak sakit:

Observasi : pasien tampak lemah

a) Aktivitas harian :
 Makan :kaji …….
 Mandi : …….
 Pakaian : …….
 Kerapihan : …….
 Buang air besar : …….
 Buang air kecil : …….
 Mobilisasi di tempat tidur : …….

0 : mandiri

1 : bantuan dengan alat

2 : bantuan orang

b) Postur tubuh : --
c) Gaya jalan : --
d) Anggota gerak yang cacat :kaji apakah pasien cacat atau tidak ada
e) Fiksasi: :kaji tidak ada
f) Tracheostomi : kaji tidak ada
2. Pemeriksaan fisik
g) Tekanan darah
Berbaring : …………..mmHg

Duduk : …………..mmHg

Berdiri : …………..mmHg

Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif Negatif

h) HR : …………………x/menit
i) Kulit :
Keringat dingin : ………………………

Basah : ……………………..

j) JVP : ……………………..cmH2O
Kesimpulan : ……………………………………...

k) Perfusi pembuluh kapiler kuku : …………………


l) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax :kaji apakah bentuk simetris kiri dan kanan

Retraksi interkostal :kaji apakah pasien normal saat bernapas

Sianosis :-

Stridor :-

 Palpasi :-
Vocal premitus :-
Krepitasi :-

 Perkusi :
Sonor Redup Pekak

Lokasi : -

 Auskultasi :
Suara napas : kaji apakah suara napas vesikuler

Suara ucapan : kaji apakah pasien menggunakan suara ucapan

Suara tambahan : kaji apakah pasien menggunakan suara tambahan

g) Jantung

 Inspeksi :
Ictus cordis : tidak nampak

Palpasi :

Ictus cordis : tidak teraba

 Perkusi :
Batas atas jantung : kaji apakahpada ic2 paraternalis kiri

Batas bawah jantung :

Batas kanan jantung : kaji apakah diantara ruang intercostal 3-4 kanan di
linea paraternalis kanan

Batas kiri jantung : kaji apakah ICS 5 media linea midklavikularis kiri

 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : kaji apakah ada dub,regular dan intensitas kuat

Bunyi jantung II P : kaji apakah ada Dub,regular dan intensitas kuat


Bunyi jantung I T : kaji apakah ada Lub,regular dan intensitas
kuat

Bunyi jantung I M :-

Bunyi jantung III irama gallop : -

Murmur :-

Bruit : Aorta :-

A.Renalis :-

A. Femoralis : -

h) Lengan dan tungkai

 Atrofi otot : Positif Negatif


 Rentang gerak :
Kaku sendi : kaji tidak ada

Nyeri sendi : kaji tidak ada

Fraktur : kaji tidak ada

Parese : kaji tidak ada

Paralisis : kaji tidak ada

Uji kekuatan otot

Kanan Kiri

Tangan

Kaki
Keterangan :

Nilai 5 : kekuatan penuh

Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain

Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan

Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh

Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan

Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak

 Refleks fisiologi : …………………………..


 Refleks patologi : …………………………
Babinski, Kiri : Positif Negatif

Kanan : Positif Negatif

 Clubing jari-jari : …………………


 Varises tungkai : ………………
i) Columna vetebralis:

a) Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis


 Palpasi : ……………………
Kaku kuduk : ……………………

K. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah Sebelum sakit pasien biasanya tidur kurang lebih 6-7 jam setiap hari

2. Keadaan sejak sakit :


Kaji apakah Pasien merasa sulit tidur karena selalu bangun untuk BAK.
3. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif

Banyak menguap : Positif Negatif

Palpebra inferior berwarna gelap :

Positif Negatif

L. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaimana pasien menanggapi dan menerima dirinya sejak sakit

Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan cara pandang pasien terhadap penyakitnya

2. Observasi : kaji apakah pasien bias merespon saat diajak bicara dan terlihat
kontak mata dengan lawan bicara
Pemeriksaan fisik :

a) Penglihatan
 Kornea : kaji apakah tampak jernih, tidak ada abrasi
 Pupil : kaji apakah dilatasi normal, respon cahaya positif.
 Lensa mata : kaji apakah tampak jernih
b) Tekanan intra okuler (TIO) : tidak ada
c) Pendengaran
 Pina :kaji apakah simetris, tidak ada lesi kanan kiri
 Kanalis : kaji apakah bersih kiri dan kanan
 Membran timpani : kaji apakah memantulkan cahaya dan berwarna
keabu-abuan.
d) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai

M. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah sebelum sakit pasien merasa nyeri atau tidak

. Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan rasa nyeri atau tidak sejak sakit

Observasi : kaji apakah pasien merasa stress dengan penyakit yang dideritanya

e) Kontak mata : kaji apakah pasien selalu melihat lawan bicara


f) Rentang perhatian : kaji apakah baik atau tidak
g) Suara dan cara bicara : kaji apakah suaranya lantang atau tidak lantang
h) Postur tubuh : kaji apakah ada kelainan atau tidak
2. Pemeriksaan fisik :
d) Kelainan bawaan yang nyata : kaji apakah ada kelainan bawaan
e) Bentuk/postur tubuh : kaji apakah tidak kelaianan
F) Kulit : kaji apakah warna putih, turgor kulit , menurun, pucat.

N. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah penyakit pasien mengganggu peran dan hubungan pasien terhadap orang
lain

2. Keadaan sejak sakit :


Kaji apakah ada perubahan terhadap peran dan hubungan pasien dengan sesame sejak
sakit

Observasi : kaji apakah pasien akrab dengan siapa saja

J. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


2. Keadaan sebelum sakit :
Kaji apakah penyakit pasien menggangu ubunga seksual dengan pasangan atau
tidak,apakah penyakit pasien menggangu prses menstruasi

Keadaan sejak sakit :

Kaji bagaiamna perubahan hubungan seksual dan proses menstruasinya sejak sakkit

Observasi : kaji apakah pasien selalu membersikan alat reproduksinya

Pemeriksaan fisik : kaji apakah pasien memakai kateter

K. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaiamana pasien mengelola situasi dan mengontrol stress terhadap penyakit

Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan pada pasien terkait bagaimana pasien mengelola situsi
terhadap kondisi penyakit

2. Observasi : kaji apakah pasien mengalami stres

L. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


2. Keadaan sebelum sakit :
Kaji bagaimana hubungan pasien dan keyakinannya terhadap Tuhan terkait dengan
kondisi penyakinya

Keadaan sejak sakit :

Kaji apakah ada perubahan nilai dan kepercayaan kepada Tuhan sejak sakit

Observasi : kaji Pasien tampak untuk meminta kesembuhan.


ANALISA DATA

DATA FOKUS (SUBYEKTIF/S)


NO DAN OBYEKTIF MASALAH (P) ETIOLOGI (E)
1 DS: pasien mengatakan badannya Ketidakstabilan kadar genetik
terasa lemah glukosa darah
kerusakan pancreas
DO:
 pasien tampak lemah kekurangan insulin
 GDS 350
peningkatan kadar
glukosa darah

ketidakstabilan kadar
glukosa darah

2 DS: gangguan integritas Peningkatan sorbitol


Pasien mengatakan ada luka di dan penurunan mio
bagian belakang kakinya. kulit inositol

DO: Gangguan pada


 tampak luka di belakang schwan dan akson
kaki
 luas luka 15 cm Degenerasi
Akson

Neuropati perifer

Ganguan peredaran
darah

Ggn integritas kulit

3 hipertermi Adanya luka


DS: -
DO: kulit pasien teraba panas Proses inflamasi
S: 390C
Hipertermi

4 DS: pasien mengatakan sering Defisit nutrisi Kekurangan insulin


merasa mual
DO : pasien tampak lemah Peningkatan glucagon
Adanya penurunan BB 8 kg dalam
seminggu Peningkatan lipofisis
katabolisme protein

Penurunan pH

Asidosis metabolic

Mual/muntah

Penurunan nafsu
makan

Penurunan berat
badan

Defisit nutrisi
3.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn A/55 tahun.
Ruang/Kamar:...................................................................

N
O DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan pancreas.

2 gangguan integritas kulit berhubungan dengan Neuropati perifer

3 Hipertermi berhubungan dengan adanya luka


4 Defisit nutrisi berhubungan dengan Penurunan berat badan

3.4. IntervensiKeperawatan
NO Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasionalisasi
keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidak Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia
stabilan kadar asuhan
glukosa darah keperawatan Observasi :
berhubungan selama 3x24 jam  Identifikasi
glukosa darah diharapkan kadar kemungkinan
berhubungan glukosa darah penyebab
dengan meningkat hiperglikemia
pancreas dengan kriteria  Identifikasi
hasil:Lelah/lesum situasi yang
enurun dan kadar menyebabkan
glukosa darah kebutuhan
membaik. insulin
meningkat
 Monitor kadar
glukosa darah
jika perlu
 Monitor tanda
dan gejala
hiperglikemia
 Monitor intake
dan output
cairan
 Monitor keton
urin ,kadar
anilisa gas darah
,elektrolit ,tekan
an darah
ortostatik dan
frekuensi nadi

Terapeutik :
 Berikan
asupan cairan
oral
 Konsulltasi
dengan medis
jika tanda
dan gejala
hiperglikemi
a tetap ada
atau
memburuk
 Fasilitasi
ambulasi jika
ada hipotensi
ortostatik
Edukasi :
 Anjurkan
menghindari
olahraga saat
kadar glukosa
darah lebih
dari 250mg/dl
 Anjurkan
monitor kadar
kadar glukosa
darah secara
mandiri
 Ajarkan
indikasi dan
pentingnya
pengujian
keton urin
 Ajarkan
pengelolaan
diabetes.
Kolaborasi :
 Kolaborasi
pemberian
insulin,jika
perlu
 Kolaborasi
pemberian
cairan
 Kolaborasi
pemberian
kalium, jika
perlu

2 gangguan Setelah dilakukan Perawatan luka


integritas kulit asuhan Observasi:
berhubungan keperawatan  Monitor karakteristik luka
dengan selama 3x24 jam  Monitor tanda tanda infeksi
Neuropati diharapkan Terapeutik :
perifer integritas kulit  Lepaskan balutan dan plester secara
dan jaringan akan perlahan
lebih membaik  Cukur rambut disekitar daerah luka jika
perlu
 Bersikan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik,sesuai kebutuhan
 Bersikan jaringan jaringan nekroktik
 Bersikan saleb yang sesuai kekulit/lasi jika
perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan Teknik steril saat melakukan
perawatan luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
 Jadwalkan perubahan posisi setiap 2jam atau
sesuai kondisi pasien
 Berikan diet dengan kalori
30-35kka/kgBB/hari dan protein
1,25-1,5g/kgBB/hari
 Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai
indikasi
 Berikan terapi TENS jika perlu
Edukasi :
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
 Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi :
 Kolaborasi prosedur
debridimer jika perlu
 Kolaborasi pemberian anti
biotik,jika perlu

3 Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia


berhubungan asuhan
dengan adanya keperawatan Observasi :
luka selama 3x24 jam  Identifikasi penyebab hipertermia
diharapkan  Monitor suhu tubuh
membaik  Monitor kadar elektrolit
termoregulasi.  Monitor haluaran urin
Kriteria hasil :  Monitor komplikasi akibat hipertermia
Takipnea Terapeutik :
menurun dan  Sediakan lingkungan yang dingin
kadar glukosa  Longgarkan atau lepaskan pakaian
darah membaik  Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hariatau lebih sering
jika mengalami hyperhidrosis
 Lakukan pendinginan esternal
 Hindari pemberian antipiretikatau aspirin
 Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

4 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


berhubungan asuhan
dengan keperawatan Observasi :
Penurunan selama 3x24 jam  Identifikasi status nutrisi
berat badan diharapkan deficit  Identifikasi alergi dan intoleransi
nutrisi akan makanan
membaik.  Identifikasi makanan yang disukai
Dengan kriteria  Identifikasi kalori dan jenis nutrient
hasil: berat badab  Identifikasi perlunya penggunana selang
membaik nasogastric
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat makanan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
 Lakukan oral hygienesebelum makan,
jika perlu
 Fasilitasi menetukan pedoman diet
 Sajikan makanan secara menari k dan
suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen makanan ,jika perlu
 Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk,jika perlu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli gisi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan

3.5. Implementasi

3.6.Evaluasi

B. Diagnose Keperawatan (DO dan DS)


C. Intervensi (NIC dan NOC)
D. Implementasi
E. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai