Anda di halaman 1dari 11

LOMBA

BACA PUISI
Kategori SMP dan SMA se-derajat

SYARAT DAN KETENTUAN

1. Siswa berdomisili Rokan Hulu


2. Panitia menyediakan beberapa pilihan puisi yang wajib dipilih oleh
peserta
3. Peserta wajib memilih 2 puisi yang akan dibacakan
4. Lomba bersifat individu
5. Lomba dilaksanakan secara daring
6. Puisi dibacakan melalui video secara alami tanpa iringan
instrumen
7. Durasi video maksimal 5 menit dalam format mp4 dengan ukuran
landscape
8. Awal tampilan video mencantumkan “Judul Puisi_Karya:
(penulisnya)_Pembacaan oleh. Contoh: Menjamu Maut di
Palestina_Karya: Reni Juniarti_Rizka Ayu
9. Peserta wajib mendaftar dan mengirimkan video tersebut melalui
link yang telah disediakan https://bit.ly/lombaFLP
10. Setiap sekolah dapat mengirimkan perwakilannya maksimal 3
orang
11. Biaya pendaftaran GRATIS
12. Penilaian meliputi kualitas video dan teknik pembacaan puisi
13. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
LOMBA
BACA PUISI
Kategori SMP dan SMA se-derajat

KRITERIA PENILAIAN
Penafsiran (Pemahaman isi puisi)
Penghayatan (Ketepatan emosi, Konsentrasi, Ekspresi)
Vokal (artikulasi, tempo, dinamika membaca, ritme)
Penampilan (keutuhan penampilan)

JADWAL

Pendaftaran dan pengiriman karya : 1- 15 November 2023


Penilaian juri : 15-20 November 2023
Pengumuman finalis : 23 November 2023
Pengumuman juara : 26 November 2023

Finalis akan diundang dalam acara bedah buku yang diselenggarakan


FLP Rokan Hulu pada:
Hari/Tanggal : Minggu/26 November 2023
Tempat : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Rokan Hulu
LOMBA
BACA PUISI
Kategori SMP dan SMA se-derajat

HADIAH PER KATEGORI

Juara 1: uang pembinaan + trofi + sertifikat juara


Juara 2: uang pembinaan + trofi + sertifikat juara
Juara 3: uang pembinaan + trofi + sertifikat juara
Juara 4: sertifikat juara + bingkisan menarik
Juara 5: sertifikat juara + bingkisan menarik
Semua peserta lomba akan mendapatkan sertifikat peserta

NARAHUBUNG

RESKI ALFAJRI
082383679377 (Whatsapp)
RIZKA AYU DAMAYANTI
08995575957 (Whatsapp)
MISDARWATI
081378800838 (Whatsapp)
MENJAMU MAUT DI PALESTINA
RENI JUNIARTI

bertahun-tahun lalu ketika rindu belum pilu


dan rumah tempat pulang masih menunggu
kanak-kanak masih bermain gundu
belum mengenal dan akrab dengan peluru

mereka masih tertawa dalam timangan ibu


sesekali merajuk kemudian tersenyum syahdu
hingga petaka itu memburu, menderu
setiap saat menjamu maut dalam pusaran kelu

ibu ‘tak lagi memeluk penuh rindu


tetapi berseru tanpa ragu
“pergilah anakku, palestina menunggu
hadang kebiadaban itu dengan imanmu”

perlahan mentari muncul malu-malu


mengintip anak tujuh tahun itu
kerikil masih tergenggam di tangannya yang membiru
sebagai bukti dia ikut berjuang mempertahankan kehormatan ibu

Pasir Pengarayan, 25 Februari 2022


SEJATINYA
ROMI KURNIADI

tidurku lelap, malamku tenang,


ketenangannya menyingkir khusyuk di sudut dipan,
digusur hangat nyaman selimut tebal

waktuku lapang, atmosfernya nyaman,


kenyamannya menempatkan lembaran ayat cinta dalam pajangan
terpaku
membisu diselimuti debu

di sana,
malammu tak bisa nyenyak, dihantui desingan mesin perusak
namun bisingnya tak membuat khusukmu rusak
masih bergumul kemesraan di sepertiga malam

di sana,
mungkin waktumu sempit, menyisipkan pengharapan kehidupan di
sela keselamatan
namun lembaran kalam illahi senantiasa kau renungi
dihujam dalam ingatan untuk selalu dimuroja’ahi
maka,
tak perlu terima kasih atas sedikitnya bantuan
karena sejatinya kami yang butuh bantuan
juga tak perlu kau minta permohonan doa
karena sejatinya kami yang butuh didoakan
Rokan Hulu, Maret 2022
PULANGLAH WAHAI
KEBEBASAN!
JAMAL WAHAB

begitu hina napasmu di mata dunia


lantang dibunuh, diam ditindas
seakan mati di negeri sendiri
merobek-robek hati sanubari

siang diledakkan
malam dikuburkan
malaikat kecil yang tak berdosa
seakan jadi tumbal bagi penguasa

bumi tak sanggup memangku


langit tak tega memandang
darah bercucur di hadapan tuhan
doa merintih di sepanjang harapan

kapanlah kemerdekaan datang


kapanlah kebebasan pulang
pergilah wahai bedebah
pergilah wahai pesinggah

palestina adalah milik surga


palestina berhak berjaya
azab tuhan sungguh menyakitkan
mundurlah, sebelum kalian dibinasakan
Rokan Hulu, 2022
TANGISAN IBU
PALESTINA
MISDARWATI

Oh Ibu Palestina
Ibu
Bagaimana aku memulai kisahmu
Detak rindu yang tubuh
Dari bukitbukitmatamu
Kilauan dan keberanian untuk mencoba
Tiga puluh satu tahun di putihmu
Dunia yang kian bertambah.

Adakah yang pernah kau lakukan


Setelah mencoba,
Menolong sesama?
Tampa ada memikirkan dirimu
Sendiri ibu?
Langkah dan takbiranmu selalu kau ucapkan
tampa ada henti

tapi peluru zionis


tak pernah kenal wajah kemanusiaan atau manfaat.
Begis mereka bidik
Bukan jantung
Para pejuang tanah airmu,
Namun tanpa malu mereka membunuh
Para bocah, jurnalis,
Atau relawan hanya medis sepertimu ibu
TANGISAN IBU
PALESTINA
MISDARWATI

Apa yang harusku ucapkan tentangmu ibu?


Aku merasakanmu
Ketika kau terkapar hari itu di khan Younes,
Aku menangis sesenggukan dikamarku
Parau memanggil memanggil namamu
Dalam ketidakberdayaanku,
Sambil mengetuk itu,
Dan entah siapa

Tiba- tiba kucium aroma langit


Para bidadari
Di sudut sepi,
Puisiku rebah berumuran darah bidadari,
Mendekap tubuhmu yang kesturi.

Yang mengaromakan
ada kedamaian dijiwamu
Yang dikelilinggi oleh bidadari
Surga yang telah lama menantimu
Di surga.
RUMAH IMPIAN DI
PALESTINA
RESKI ALFAJRI

aku terlahir tanpa sehelai benangpun.


aku terlahir tanpa kebahagian
mataku enggan terbuka melihat bagunan yang hancur

mataku terbelalak oleh rudal yang menghampiri tanpa izinnya.


kakiku gemetar seakan aku menolak terlahir.
tanganku mungil ini tak bisa merekam dentuman bom atom.

kutatap senyum ibuku yang berusaha menghadang para peluru yang


kejam.
aku hanya bisa menangis mendengar semua yang terjadi.
yang harus kudengar adalah suara azan ayahku.

takbir…
allahu akbar…
allahu akbar…

suara takbir indah itulah yang terakhir kudengar sebelum mata ini
terlelap selamanya.

Sejati, 5 Maret 2022


PEJUANG MUNGIL
IHSANI

Tangan mungilnya
Menggenggam batu
Berlari di hujannya peluru
Ia berteriak layaknya gemuruh

Tersungkur bukan harapannya


Matanya menatap
Membulatkan tekad
Kakinya merentas semesta

Tekadnya tak terbatas


Genggamannya masih kuat
Hatinya masih terikat
Kakinya masih berlari

Bertahanlah!
Telah terbuka
Cahaya surga
Untukmu sang pejuang mungil
Di tanah al-aqsha

Rokan Hulu, 2022


PALESTINA BERTASBIH
ARNITA ADAM

Merintih, tertatih
Letih, sedih
Namun tetap bertasbih

Kondisi menyedihkan
Meleleh darah jatuh ke pangkuan
Dari jasad-jasad Palestina
Yang memperjuangkan kemerdekaan

Tak mau menyerah pada penjajah


Yang ingin mengambil tanah kami
Biar nyawa dihabisi
Tak akan pernah lari
Dari tanah air yang diberkati
Tanah palestina
Membumi bersama tasbih kami

Rokan Hulu, 23 Oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai