Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yosua Macpal

Nim : 043166031

T1 HKUM4307

Berikanlah jawaban dan analisis anda atas beberapa pertanyaan berikut:

1. Jelaskanlah Pemahaman anda tentang Sejarah lahirnya Undang-undang No. 5 Tahun


1999? Dan apakah Undang-undang tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini?
2. Berikanlah pemahaman anda tentang monopoly by nature! Bagaimana menentukan
bahwa tidak ada praktik persaiangan usaha tidak sehat yang dilakukan?
3. Berikan analisis anda dalam kasus apa sajakah KPPU melakukan Pendekatan Per se
illegal dan Rule of Reason untuk menemukan praktik kecurangan yang dilakukan oleh
pelaku usaha terhadap UU No. 5 Tahun 1999!

JAWAB

1. ndang-Undang No. 5 Tahun 1999: Undang-Undang ini adalah Undang-Undang tentang


Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-Undang ini lahir
sebagai bagian dari reformasi ekonomi dan hukum di Indonesia pada tahun 1999. Tujuan
utamanya adalah untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan fair dalam
upaya mengembangkan ekonomi nasional. Hal ini dilakukan dengan mengatur larangan
terhadap praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang merugikan pesaing,
konsumen, dan perkembangan ekonomi.

Keberlanjutan relevansi Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 harus dievaluasi berdasarkan


perkembangan ekonomi dan tantangan saat ini. Dalam lingkungan ekonomi global yang terus
berubah, seringkali diperlukan penyempurnaan hukum untuk memastikan perlindungan terhadap
persaingan usaha yang adil. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk
secara berkala mengevaluasi keefektifan undang-undang ini dan memastikan bahwa itu tetap
relevan dengan kondisi saat ini.

2. Monopoly by Nature (Monopoli Alami): Monopoli alami merujuk pada situasi di mana
hanya satu perusahaan atau pemain dalam pasar yang mampu memasok suatu produk
atau layanan karena sifatnya yang unik atau kendala ekonomi yang ada. Misalnya, dalam
kasus paten farmasi untuk obat kanker tertentu yang dimiliki oleh satu perusahaan,
monopoli tersebut mungkin dianggap sebagai "alami" karena tidak ada alternatif lain
yang kompetitif. Monopoli alami umumnya dianggap sah asalkan pemegang monopoli
tidak menyalahgunakan posisi dominannya dengan praktik monopoli yang merugikan
konsumen.
Untuk menentukan bahwa tidak ada praktik persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan, perlu
dilakukan evaluasi terhadap perilaku pemegang monopoli. Jika pemegang monopoli tidak
menggunakan posisinya untuk mengeksploitasi konsumen atau menghambat persaingan, maka
monopoli alami tersebut mungkin dianggap sebagai konsekuensi alamiah dari pasar.

3. Pendekatan Per se Illegal dan Rule of Reason dalam Kasus KPPU:


 Pendekatan Per se Illegal: Dalam kasus tertentu, KPPU mungkin akan
menganggap suatu praktik sebagai per se illegal, artinya praktik tersebut secara
otomatis dianggap melanggar hukum tanpa memerlukan bukti tambahan. Ini
sering terkait dengan praktik-praktik yang telah diidentifikasi sebagai selalu
merugikan persaingan dan konsumen, seperti kartel (perjanjian antara pesaing
untuk menaikkan harga).
 Rule of Reason: Pendekatan ini melibatkan analisis lebih mendalam terhadap
dampak suatu praktik terhadap persaingan dan konsumen. KPPU akan
mempertimbangkan apakah praktik tersebut memiliki dampak yang merugikan
persaingan dan konsumen dalam situasi tertentu. Ini melibatkan pemeriksaan
lebih rinci, termasuk pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan bukti lebih lanjut.

KPPU akan memutuskan apakah menggunakan pendekatan per se illegal atau rule
of reason berdasarkan karakteristik praktik yang diteliti dan bukti yang ada.
Pendekatan per se illegal biasanya digunakan untuk praktik-praktik yang diakui
secara luas sebagai merugikan persaingan, sementara pendekatan rule of reason
digunakan ketika dampaknya memerlukan analisis yang lebih mendalam.
Keputusan ini harus berlandaskan pada bukti dan prinsip-prinsip persaingan usaha
yang sehat yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999.

SUMBER: BMP HKUM 4307

Anda mungkin juga menyukai