ANALISIS KOMPONEN KEBAHASAAN DI SD (B.i Kel 6)
ANALISIS KOMPONEN KEBAHASAAN DI SD (B.i Kel 6)
Disusun Oleh:
MEDAN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan
semesta alam, atas kesempatan yang diberikan, sehingga saya dapat mengerjakan dan
menyelesaikan tugas makalah yang saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia SD 1 tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber baacaan dan akses internet.
Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang
tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan pribadi sifatnya
hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang kami akses.
Saya menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya masukan dan kritik dari berbagai
pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat saya nantikan. Namun besar harapan saya
semoga tugas yang sederhana ini ada setitik manfaat di dalamnya untuk seluruh pembaca
yang telah membaca makalah ini. Aamiin Yaa Rabba ‘Alamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………...…...1
KATAPENGANTAR.……………………..……………………………………….…..….2
DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………..…….3
BAB I PENDAHULUAN…………..………………………………..…………………….4
1.1 Latar Belakang….…………………………..……………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………...…………………………....………..…4
1.3 Tujuan Masalah..……………………………………………..………………….4
BAB II PEMBAHASAN………………….……………………………….………………5
2.2 Komponen Kebahasaan………………………………………………………….5
2.2 Study Kasus Fonologi, Sintaksis dan Semantik………………………………..5
2.3 Penerapan Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantic dan Wacana…………….8
DAFTAR PUSTAKA…………..………………………………………………………..….11
BAB I
3
PENDAHULUAN
Bahasa diwariskan dari generasi ke generasi sebagai alat komunikasi yang praktis dan
efektif. Bahasa memiliki banyak kelebihan dibanding dengan alat komunikasi yang lainnya,
diantaranya bahasa memiliki banyak perbendaharaan kata yang memudahkan dalam
mendeskripsikan sesuatu, dapat dilakukan dengan cepat dan spontan, dan memiliki lebih
sedikit kemungkinan untuk kejadian salah tafsir dibanding alat komunikasi yang lain.
Karena kemudahan - kemudahan ini, bahasa menjadi aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Tanpa bahasa, perkembangan manusia akan lambat, karena bahasa
berhubungan dengan komunikasi dan komunikasi berhubungan dengan penyebaran jenis-
jenis informasi. Saat belajar mengenai model komunikasi, kita tidak boleh mengabaikan
faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu kemampuan berbahasa. Maka dari itu, kita
perlu memperhatikan salah satu bagian penting dalam bahasa, yaitu komponen-komponen
bahasa. Adapun kompone-komponen bahasa dalam konteks komunikasia, yaitu fonologi,
morfologi, semantik, sintaksis dan wacana bahasa.
1.2Tujuan Masalah
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Kebahasaan
Komponen bahasa mereka adalah fonologi, semantik, sintaks atau tata bahasa dan
pragmatik. Berkat keempat aspek ini, dimungkinkan untuk mempelajari dan lebih memahami
mekanisme yang menjadikan bahasa bermanfaat dan metode terbaik untuk komunikasi
manusia.. Bahasa pada manusia didefinisikan sebagai kemampuan orang untuk
berkomunikasi menggunakan serangkaian tanda dan menangkapnya melalui indera tubuh.
Nismara Freissy Setyawan adalah anak yang sehat baik fisik maupun batinnya. Nismara
merupakan anak tunggal. Dalam kesehariannya, Nismara merupakan anak yang aktif dan
cerewet, ia cenderung anak yang suka mengatur. Dalam berkomunikasi ia menggunakan
bahasa campuran antara bahasa Jawa (B1) dan bahasa Indonesia kepada seluruh anggota
keluarga. Berikut ini akan dijelaskan hasil pengamatan peneliti terhadap pemerolehan bahasa
dari segi fonologi, sintaksis, dan semantik Nismara Freissy Setyawan.
Bunyi-bunyi bahasa yang didapatkan peneliti berdasarkan pengamatan pada sumber data,
maka data yang diperoleh ialah sebagai berikut.
5
11. “Bebek” Fonologi Menyebutkan bunyi vokal (e) pada bagian tengah
kata “Bebek”
12. “Lele” Fonologi Menyebutkan bunyi vokal (e) pada bagian akhir
kata “Lele”
13. “O[l]ong-o[l]ong” Fonologi Menyebutkan bunyi vokal (o) pada bagian awal
kata “O[l]ong-o[l]ong”
14. “Bolu” Fonologi Menyebutkan bunyi vokal (o) pada bagian tengah
kata “Bolu”
15. “Tayo” Fonologi Menyebutkan bunyi vokal (o) pada bagian akhir
kata “Tayo”
16. “Bante[l]” Fonologi Menyebutkan bunyi konsonan (r) dengan [l] pada
kata “banter”
Dari segi kalimat yang didapatkan peneliti berdasarkan pengamatan pada sumber data,
maka data yang diperoleh ialah sebagai berikut.
Dari segi makna yang didapatkan peneliti berdasarkan pengamatan pada sumber data,
maka data yang diperoleh ialah sebagai berikut.
6
ya.
Kesalahan morfologi yang terdapat pada artikel surat kabar online bertema pendidikan di
era new normal 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis
isi untuk menganalisis kesalahan morfologi. Sumber data yang digunakan sebagai objek
analisis menggunakan lima sumber data yaitu lima teks artikel berita yang diunduh tanggal
10 Juni 2020. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa referensi dan objek penelitian dari surat kabar online. Hasil analisis dari artikel
pertama dari surat kabar online Pasundan Ekspres “Adaptasi Pendidikan di Era New Normal”
mendominasi kesalahan pada penggunaan afiksasi partikel prefosisi “di” yang berjumlah tiga
kesalahan.
Hasil analisis surat kabar online Jurnaba “Dunia Pendidikan di Era New Normal Life”
mendominasi kesalahan pada penggunaan kata seasal yang tidak sesuai dengan bentuk
bakunya berjumlah dua kesalahan. Hasil analisis surat kabar online Kependudukan Lipi
“Evaluasi Pemerintah, Penentu Kebijakan Pendidikan di Era New Normal” mendominasi
kesalahan afiksasi partikel preposisi berjumlah dua dan kesalahan bentuk seasal berjumlah
satu hasil analisis surat kabar onine Tribun News “Tak Ingin Sekolah Jadi Klaster Baru,
Jokowi Masih Godok Penerapan New Normal Sektor Pendidikan” mendominasi kesalahan
reduplikasi berjumlah satu. Hasil analisis surat kabar online Detik Manado “Wajah
Pendidikan di Era New Normal” hanya terdapat kesalahan prefikasi dan sufiksasi berjumlah
satu, untuk kesalahan dalam prefiks berjumlah satu.
Studi kasus yang melihat kesalahan berbahasa dengan menggunakan teori wacana.
Kesalahan yang diteliti adalah vidio youtube yang digunakan dalam pembelajaran ketika
pandemi covid-19 di salasatu SMA di Kabupaten Blitar Jawa Timur. Hasil penelitian
menemukan beberapa kesalahan mulai dari kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan
wacana yang mempengaruhi pemaknaan dalam matematika. Hasil mengemukakan bahwa
teks matematika masih ada yang belum kohesi dan koheren sehingga masih harus ada
pelatihan terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode desktiftif dan
teori analisis wacana deskriptif. Langkah penelitian yang dilakukan adalah (1) memilih dan
menentukan jenis wacan. (2) menentukan unit analisis, (3) mendeskripsikan (menganalisis)
satuan data. Sampel yang didapat berasal dari vidio youtube dalam akun salasatu guru.
7
2.5 Penerapan Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantic dan Wacana.
1) Penerapan fonologi
Pemahaman konsep fonologi dapat dilakukan dengan banyak cara pengajaran.
Diantaranya guru dapat membentuk kelompok, siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa berdiskusi dalam tim mereka untuk
memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Saat belajar berkelompok, siswa saling membantu untuk menuntaskan materi yang
dipelajari.
Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya
kemungkinan siswa yang memerlukan bantuan guru. Dengan demikian semua
siswa akan memahami konsep fonologi yang diajarkan.
2) Penerapan Morfologi
Guru memberikan dan menjelaskan bagaimana awalan me- itu ketika ditambah
oleh huruf vokal ataupun huruf konsonan, apakah mengalami peluluhan atau tidak
mengalami peluluhan, kepada peserta didiknya.
Guru harus banyak memberikan evaluasi (latihan) atau pekerjaan rumah kepada
peserta didik yang menyangkut masalah imbuhan yang diberi awalan (prefiks)
tersebut.
Ketika peserta didik (siswa) diberikan evaluasi (latihan) apabila ada yang tidak
dimengerti siswa maka guru harus mengulang kembali atau menjelaskan kembali
beserta contoh, sehingga siswa benar- benar mengerti. Guru adalah model.
Sehingga guru harus mampu mencontohkan bagaimana penggunaan awalan
tersebut, baik dalam berbicara secara lisan maupun dalam tulisan.
3) Penerapan Sintaksis
Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan atas jumlah kontur, jumlah inti, urusan
subjek-predikat, jumlah pola kalimat, bentuk vebra (predikat dan kata kerja).
Tugas guru dalam pembelajaran mengatur supaya terjadi interaksi antara siswa
dengan media belajar atau lingkungan belajar itu.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk kelas 1 dan 2 pada aspek peningkatan kemampua membaca dan
menulis permulaan. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Pengelolaan waktunya
diserahkan ke sekolah masing-masing. Untuk kelas 3,4,5 dan 6.
4) Penerapan Semantik
Guru bisa menentukan kompetensi dasar apa yang membutuhkan pengetahuan
semantik tersebut dalam pembelajarannya.
8
Dalam pembelajaran di kelas guru mengajarkan bahasa Indonesia sesuai dengan
tuntutan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kedua komponen KTSP tersebut
mengandung kegiatan berbahasa melalui bentuk-bentuk kata kerja yang
digunakannya. Misalnya, pernyataan yang terdapat pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar kurikulum kelas VII semester 2 berikut ini.
5) Penerapan Wacana
Guru memberikan prinsip kooperatif (kerja sama) dan prinsip maksim (ringkas)
untuk terciptanya percakapan atau tutur kata yang jujur, relevan, jelas, dan cukup
memberikan informasi kepada peserta didik.
BAB III
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oleh sebab itu, para ahli bahasa melakukan berbagai upaya untuk menghindari
permasalahan ini. Salah satu upaya tersebut adalah analisis kesalahan berbahasa. Mengapa?
Karena untuk menyelesaikan permasalahan kesalahan berbahasa dengan tuntas, kita harus
mengetahui betul kesalahan seperti apa yang terjadi, apa penyebabnya, dan bagaimana cara
menghindari atau mengoreksinya
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
10
Ningsish, purwa, ayu, dkk. Penguatan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasisonal
melalui diplomasi bahasa, sastra, dan budaya. (2022). Malang : CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Aulia, Nurlaely dan Angraini, Nori. (2020). Analasisi Kesalahan Morfologi Dalam
Surat Kabar Online Di Era New Normal 2020. Jurnal Sasisndo UNPAM. Diakses Pada 11
Maret 2023 https://openjournal.unpam.ac.id
11