Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS REGC (RISK PROFIL, GOOD COMPORATE, EARNING,

CAPITAL) UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA BANK


CENTRAL ASIA Tbk

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk penelitian Tugas Akhir

Pada Program D-lll Perbankan dan Keuangan

Universitas Merdeka Malang

Oleh :

PETRONELA MOLE RIPO MAWAR

NIM: 2006100023

PROGAM D-lll PERBANKAN DAN KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
Karunianya yang di limpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dalam mencapai gelar Ahli Madya
Keuangan dan Perbakan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Merdeka
Malang.

Tugas Akhir yang di ambil oleh penulis yang berjudul ANALISIS REGC (RISK
PROFIL, GOOD COMPORATE, EARNING, CAPITAL) UNTUK
MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA BANK CENTRAL ASIA
Tbk
Penulis menyadari bahwa terselesainya Tugas Akhir ini tidak terlepeas dari
dukungan,bimbingan dan doa dari berbagi pihak.oleh sebab itu penulis ingin
menyampaikan terimaksih kepada:
1. Ibu Lita Dwipasari,SE.,MM sebagai Ketua Program D-lll Perbankan dan
Keuangan Universitas Merdeka Malang
2. Bapak Drs.Totok Subianto, MM sebagai pembimbing yang telah dengan penuh
kesabaran dan meluangkan waktu serta memberi pengarahaan hingga
terselesainya Tugas Akhir ini
3. Bapak dan Ibu Dosen Program D-lll Perbankan dan Keuangan Universitas
Merdeka Malang
4. Bapak dan Ibu karyawan Perbankan dan Keuangan Universitas Merdeka
Malang
5. Kedua orang tua saya, Bapa dan Mama yang sangat saya cintai. Terimakasih
untuk doa, dukungan dan pengorbananya selama ini yang selalu di berikan hingga
pada akhirnya saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini
6. Untuk kaka saya Nining Mawar yang telah mendukung saya. Terimaksih telah
menjadi kakak dan teman bermain yang menemani saya dari kecil hingga dewasa
seperti sekarang ini
7. Untuk adik saya Aster Mawar yang sangat saya sayangi selalu memberikan doa
dan semangat kepada saya
8. Seluruh keluarga besar saya, Papi dan Mami, Tante dan Om, Kakak sepupu dan
Adik sepupu, serta semua keluaga saya yang lain baik dari garis keluarga Bapa
maupun keluarga Mama
9.Bacoters Squad yang saling mendukung dan membantu selama proses
pengerjaan Tugas Ahir ini
10. Untuk kedua sahabat saya Desinta Wumu dan Elsa Welmince Suitela.
Terimakasih karena sudah menemani dan mendukung saya selama proses
pembuatan Tugas Akhiri ini
11. Semua teman-teman saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu serta
seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penyusunan Tugas Akhir ini.
Semoga semua kabikan yang di berikan untuk penulis mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Tuhan.Penulis menyadari bahwa pada penyusunan Tugas
Akhir ini masih sangat jauh dari kata sempurna sehingga penulis sangat
mengharapkan keritik dan saran yang bersifat positif dan membangun untuk
perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata Penulis sangat berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Malang,13 Mei 2023

Penulis

DAFTAR ISI
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank di definisikan sebagai lembaga keuangan yang pada kegiatanya
mengumpulkan dana dari masyarakat kemudian memberikan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk produk jasa bank. Sebagai sebuah lembaga yang di
dalamnya menyangkut nilai kepercayaan bank harus memiliki tingkat kesehatan
yang baik, kesehatan bank yang di maksud adalah kemampuan bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
kewajiban dengan baik dan dengan cara- cara yang sesuai peraturan perbankan
yang berlaku di indonesia (Paramartha & Mustanda, 2017).

Di Indonesia pada pandemic covid-19 sektor perekonomian yang


terdampak salah satunya adalah perbankan.Dimana tingkat kesehatan bank
mengalami masalah yang sanagat serius. Hal ini di sebabkan oleh OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) yang mengeluarkan kebijakan memberikan keringanan kepada
peminjamnya dengan pengurangan suku bunga, tambahan jangka waktu,
pemotongan bunga serta penambahan kredit. Namun pada saat sekarang ini
tingkat kesehatan bank di Indonesia sudah mulai kembali membaik dan berjalan
dengan lancar seperti pada saat sebelum pandemi. Pada saat sekarang ini bank
mulai menjalakan kegiatanya sesuai dengan peraturan yang ada guna
memperbaiki kembali tingkat kesehatan bank . Maka dari itu bank menggunakan
metode REGC yang di anggap lebih efesien untuk menilai tingkat Kesehatan
bank.

Metode REGC ini meliputi Profil Resiko (Risk profile) yang menjadi
penilaian paling mendasar bagi sektor perbankan pada saat ini karena semua
aktivitas yang di lakukan bank akan sangat memungkinkan timbulnya resiko.
Good Comporate Governance (GCG) aturan atau tata kelola yang di gunakan
oleh perbakan untuk mengendalikan aktivitasnya. Rentabilitas (Earning)
kemampuan yang di miliki oleh perbankan untuk mendapatkan hasil bersih (laba)
dengan segenap modal yang di gunakan. Permodalan (Capital) dalam melakukan
aktivitas perhitungan permodalanya bank wajib mematuhi semua ketentuan yang
di keluarkan oleh Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal.
Bank BCA kini telah membuka limit transfer atau pembatasan jumblah
transfer perharinya ini sangat dirasa bermanfaat bagi nasabah BCA itu
sendri.Pembukaan limit transef ini merupakan layanan dasar yang di miliki oleh
setiap bank. Limit transfer ini berbeda – beda tergantung pada jenis tabungan dari
setiap nasabahnya.Bukan hanya limit transfer saja yang di buka oleh bank BCA
namun ada juga limit setoran dan limit tarik tunai dimana membatasi jumblah
setoran dan tarik tunai perharinya. (Detikcom,2023)
Bank BCA juga pernah mengalami masa sulit di mana pada pada Aplikasi
BCA Mobile mengalami gangguan dan ini menjadi trending utama pada media
sosial berupa Twiter.Masyarat mengeluhkan tentang BCA Mobile yang
mengalami gangguan.Hal ini membuat masyarakat tidak dapat bertranksasi secara
online. (Detikcom, 2023)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merasa sangat tertarik
untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS REGC (RISK PROFIL,
GOOD COMPORATE, EARNING, CAPITAL) UNTUK MENILAI TINGKAT
KESEHATAN BANK PADA BANK CENTRAL ASIA Tbk”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang menjadi
kajian utama adalah tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC pada PT. Bank
Central Asia (BCA) Tbk.
1) Bagaimana penilaian tingkat kesehatan bank apabila di tinjau dari faktor
Profile Resiko
2) Bagaimana penilaian tingkat kesehatan bank apabila di tinjau dari faktor
Earning
3) Bagaimana penilaian tingkat kesehatan bank apabila di tinjau dari faktor
Capital.

1.3. Tujuan Penelitian


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada penulis juga
mempunyai tujuan dan manfaat dalam penulisan tugas akhir ini.Tujuan penulisan
tugas akhir ini adalah :
1) Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesehatan bank pada PT. Bank
Central Asia Tbk.
2) Untuk mengetahui bagaimana Profile Resiko yang merupakan penilian
terhadap resiko interen dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam
operasional bank yang dilakukan terhadap resiko yang mempengaruhi
tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Central Asia Tbk.
3) Untuk mengetahui Earning yang merupakan tafsiran terhadap suatu
kondisi atau kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dalam
rangka mendukung kegiatan operasional serta permodalan bank
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Central Asia
Tbk
4) Untuk mengetahui dan menilai Capital atau permodalan yang di miliki
bank yang meliputi penilaian terhadap kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan berpengaruh atau tidak terhadap tingkat
kesehatan bank pada PT. Bank Central Asia Tbk

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis


Memberikan informasi kepada peneliti mengenai “Tingkat kesehatan bank
pada PT. Bank Asia Central (BCA) Tbk” dengan metode REGC yang di
gunakan.

1.4.2 Manfaat Bagi Perusahaan


Penelitian ini di harapkan dapat di jadikan suatu masukan yang positif dan
juga sebagai bahan bagi pihak manajemen untuk bisa mengetahui kondisi
kesehatan bank pada PT. Bank Central Asia Tbk dengan metode REGC
sehingga bank dapat memperbaikinya dan pada masa yang akan datang
bank tidak mengalami kerugian.

1.4.3 Manfaat Bagi Lembaga

Penelitian ini mungkin bisa menjadi tambahan bahan informasi bagi


peneliti lainya atau menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti
yang ingin melakukan penelitian sejenis.

1.5 Batasan Masalah


Pada Penelitian ini menggunakan empat metode yakni Risk Profile
, Good Comporate, Earning , Capital. Namun, Satu metode yang tidak
dapat di hitung pada penelitian ini adalah metode Good Comporate
dikarenakan tidak adanya rumus yang dapat di gunakan untuk metode ini.
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori yang di lakukan oleh penelitian
sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu untuk di jadikan sebagai
pendukung. Data pendukung yang menurut peneliti yang dijadikan bagian
tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan berdasarkan permasalahan
yang di bahas. Maka dari itu,beberapa kajian yang di ambil oleh peneliti untuk
melakukan langkah kajian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Alat Hasil


No Tahun Variabel Analisis Penelitian
Judul Penelitian
1 Dwiastutiningsih (2022) Risk Profile Kuantitatif Analisis
Analisis Tingkat Good tingkat
Kesehatan Bank Dengan Comporate kesehatan
Metode REGC Pada PT. bank dengan
Bank Central Asia, Tbk Governance metode
(BCA) Periode 2017- Earnings REGC pada
2021. Capital PT Bank
Central Asia
(BCA), Tbk
periode
2017-2021
dalam
kondisi
sangat sehat
2 Ardyanfiti (2019) Risk Profile Kuantitatif Hasil
Analisis Kesehatan Good penelitian ini
Bank Dan Potensi Comporate menunjukan
Financial Distress Governance bahwa
Menggunakan Metode Earning kesehatan
REGC Pada Bank Capital bank BTPN
BTPN Syariah Tahun Syariah dari
2014-2018 tahun 2014-
2018
dinyatakan
sangat sehat
dan tidak
berpotensi
mengalami
financial
distress
3 Priyawan (2023) Risk Profile Kuantitatif Hasil
Analisis Kinerja Good penelitian
Keuangan Comporate dari analisis
Menggunakan Governance tingkat
Pendekatan Risk Profile, Earning kesehatan
Good Comporate Capital bank dapat di
Governance, Earning, simpulkan
And Capital Sebagai bahwa bank
Alat Untuk Menilai BCA dan
Tingkat Kesehatan Bank BCA
Keuangan Bank Central mendapatkan
Asia Dan Bank Rakyat peringkat
Indonesia Komposit 1
(PK-1)
dengan
predikat
sangat sehat
4 Utari, (2021) Risk Profile Kuantitaif hasil
Analisis Tingkat Good penelitian
Kesehatan BCA Comporate menunjukkan
Konvensional Dan BCA Governance bahwa
Syariah Berdasarkan Earning tingkat
Metode REGC Capital kesehatan
kinerja
keuangan
BCA
Konvensional
dan BCA
Syariah
periode
2016-2020
memiliki
tingkat
kesehatan
yang
berbeda-beda
pada setiap
rasio
sehingga
menghasilkan
nilai dan
predikat yang
berbeda pula
5 Arifin, (2022) Risk Profile Deskriftif Hasil analisis
Pengukuran Tingkat Good Kuantitaif menunjukan
Kesehatan Bank Governance bahwa
Menggunakan Metode Earning tingkat
Risk Profile, Good Capital kesehatan
Comporate,Earning,Dan PT.Bank
Capital Central Asia,
Tbk
berdasarkan
metode
REGC sangat
sehat.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama – sama
menganalisis tentang kesehatan bank dengan menggunakan metode REGC (Risk
Profile ,Good Governance, Earning,Capital) sedangkan perbedaanya terletak
pada teknik analisis yang di gunakan,objek penelitian perusahaanya dan tahun
atau periode pengamatanya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Bank

Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 Bank adalah usaha yang


menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarat dalam bentuk kredit dan atau benuk – bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

. Pengertian bank lainya menurut Hasibuan (2005: 2)


Merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan
(financial assets) serta bermotif profit juga sosial jadi bukan hanya mencari
keuntungannya saja.

Berdasarkan pengertian bank di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank


merupakan suatu lembaga keuangan yang pada kegiatanya menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk simpanan
dan jasa – jasa bank lainya dalam lalu lintas pembayaran dan tidak hanya mencari
keuntungan saja.

Jenis – jenis Bank

Berdasarkan Undang – undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan ada dua
jenis bank, yaitu :

a) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatanya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank Pengkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2.2 Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laopran yang menunjukan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kondisi perusahaan
terkini adalahh keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu ( untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Kasmir (2016:7)

Berdsarkan defenisi teori di atas maka dapat di simpulkan bahwa laporan


keuangan merupakan catatan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu
melalui proses akuntansi yang meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas dan laporan perubahan modal.

a. Tujuan Laporan Keuangan


Kasmir (2016) Pembuatan laporan keuangan memilki tujuan masing-
masing. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah
sebagai berikut:
1) Memberikan informasi mengenai jenis dan jumblah pasiva (harta) yang di
miliki perusahaan pada periode berjalan.
2) Memberikan informasi mengenai jenis dan jumblah liabilitas (kewajiban)
dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat periode berjalan.
3) Memberikan informasi mengenai jenis dan jumblah pendapatan yang di
peroleh perusahaan pada suatu periode pelaporan tertentu
4) MemBCAkan infrormasi tentang jenis dan jumblah biaya yang di
keuluarkan oleh perusahaan pada suatu periode pelaporan tertentu
5) Memberikan informasi terkait perubahan atas aktiva, pasiva dan modal
perusahaan
6) Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan
7) Memberikan informasi mengenai catatan – catatan atas laporan keuangan
8) Memberikan informasi keuangan lainya.

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akutan Indonesia (2009:3)

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi


keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumblah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.

Menurut Hans (2016) tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan


informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat
keputusan ekonomi.(Rini Dwiastutiningsih et al., 2022)

b.Bentuk Laporan Keuangan

Bentuk laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan


(PSAK) No. 31

1) Neraca dalam penyajianya aktiva dan kewajiban bank tidak di kelompokan


menurut lancar dan tidak lancar namun sedapat mungkin tetap di susun
menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo
2) Laporan laba rugi adalah sebuah gambaran yang memberikan hasil usaha suatu
bank dalam periode tertentu
3) Laporan perubahan modal menggambarkan aktiva bersih pada suatu bank
dengan periode tertentu baik mengalami peningkatan atau penurunan
4) Laporan arus kas laporan yang di susun bersadarkan konsep kas selama periode
laporan.Laporan arus kas harus menunjukan smeua spek penting dari kegiatan
bank tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada
kas

Berdasarkan POJK No.37/POJK.03/2019 bentuk laporan keuangan suatu


bank adalah jangka waktu yang di gunakan dalam pelaporan keuangan.Jangka
waktu pelaporan keuangan bank terdiri dari:
1)Laporan Keuangan Bulanan yaitu laporan keuangan yang di sampaikan setiap
akhir bulan selama satu tahun.
2) Laporan Keuangan Triwulan yaitu laporan keuangan yang di sampaikan
setiap tiga bulan
3) Laporan Keuangan Tahunan yaitu laporan keuangan yang dirilis setiap
tahun yang berfungsi untuk menginformasikan kondisi keuangan

2.2.3 Kesehatan Bank

Kesehatan Bank adalah : suatu gambaran bahwa bank tersebut sudah


menjalankan aktivitasnya dengan baik. Dalam pengertian yang lain juga bahwa
tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian secara kuantitatif atas setiap aspek
yang mempengaruhi keadaan atau kinerja bank.Penilaian ini di lakukan dengan
berbagai aspek untuk menilai kesehatan bank seperti faktor permodalan, kualitas
asset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
Kesehatan bank dapat di artikan juga sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara – cara yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.Kesehatan bank ini adalah suatu batasan yang
sangat luas karena kesehatan bank mencangkup kesehatan suatu bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankanya. ( Budi Santoso dan
Triandaru,2005:51)

Pengertian kesehatan bank menurut Kasmir (2008:41) adalah kemampuan


suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
mampu memenuhi kewajibanya dengan baik dan sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Kegiatan tersebut antara lain :

1) Kemampuan menghimpun dana


2) Kemampuan mengelola dana
3) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
4) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain
5) Pemenuhan peraturan yang berlaku

2.2.4 Teknik Analisa Rasio

Menurut buku Analisis Laporan Keuangan (2008) terdapat jenis – jenis


teknik analisis laporan keuangan sebagai berikut :

1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan


2) Analisis tren
3) Analisis Presentase per komponen
4) Analisis sumber dan penggunaan dana
5) Analisis sumber dan penggunaan kas
6) Analisis kredit
7) Analisis laba kotor
8) Analisis titik pulang pokok
9) Analisis rasio

2.2.5 Analisis REGC

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 4/ POJK.03/2016 bank wajib


melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi dengan
menggunakan metode REGC yang mencakup penilaian terhadap faktor – faktor
(Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).

Berikut penjelasan mengenai faktor -faktor tersebut :

1.Profil Resiko (Risk Profile)

Menurut Peraturan Bank Indonesia No./13/1/BPI/2011 profil resiko merupakan


penilian terhadap resiko interen dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam
operasional bank yang dilakukan terhadap resiko

a) Resiko Kredit
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016) resiko kredit adalah resiko akibat
kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada lembaga keuangan
yang memberikan kredit sesuai dengan perjanjian yang di sepakati. Resiko kredit
dapat di hitung dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). NPL
merupakan metode pengukuran dengan kapasitas kredit bermasalah di suatu
bank yang metode pembayaran angsuranya berjangka panjang.

Non Performing Loan = x 10%

Berikut penilian kriteria peringkat Non Performing Loan (NPL) Net sesuai
dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No.13/24/DPNP tahun 2011.

Tabel 2.2
Matriks Kriteria Penempatan Peringkat Non Performing Loan (NPL)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat NPL < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPL < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPL < 8%
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPL < 12%
5 Tidak Sehat NPL ≥ 12%
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP tahun 2011

b) Resiko Likuiditas
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/25/2009, resiko likuiditas adalah
resiko bank akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang
telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa
menganggu aktivitas bank sehari – hari. Resiko likuiditas dapat di hitung
dengan rasio LDR (Loand to Deposit Ratio) merupakan rasio untuk
mengukur komposisi jumblah kredit yang di berikan dibandingkan dengan
jumblah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

LDR = x 100%

Berikut penilaian kriteria Loand to Deposit Ratio ( LDR) sesuai dengan


Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/ DPNP tahun 2004.

Tabel 2.2
Matriks Kriteria Penempatan Pertingkat Loand to Deposit Ratio

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat LDR ≤ 75%
2 Sehat 75% < LDR≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < LDR ≤ 100%
4 Kurang Sehat 100% < LDR ≤ 120%
5 Tidak Sehat LDR > 120%
Sumber: SE BI No 6/23/DPNP tahun 2004

2. Penilaian GCG ( Good Comporate Governance)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen


Bank atas pelaksanaan prinsip – prinsip GCG.Good Comporate Govermance
(GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
menciptakan nilai tambah (valuesdded) untuk semua stakeholder (pemegang
saham) dengan kata lain GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainya yang berkaitan dengan hak – hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan, dengan tujuan
untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan SE BI No. 15/15/DPNP tahun 2013 bank diharuskan


melakukan penilaian sendiri (self assement) berdasarkan prinsip – prinsip GCG
yang mengacu pada peraturan BI mengenai kesehatan GCG Bank Umum yang
terdiri dari :

1) Strategis bank pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komensaris


2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite – komite
4) Penanganan bantuan kepentingan
5) Penerapan fungsi kepatuhan bank
6) Penerapan fungsi audit interen
7) Penerapan fungsi audit exteren
8) Penerapan fungsi manajemen resiko dan pengendalian interen
9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related parties) dan menyediakan
dana besar (large exposures)
10) Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan
GCG dan laporan internal
11) Rencana

3. Penilaian Earning (Rentabilitas)

Penilaian Rentabilitas (Earning) merupakan tafsiran terhadap suatu


kondisi atau kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dalam rangka
mendukung kegiatan operasional serta permodalan bank. Resiko rentabilitas
adalah adalah alat untuk menganalisis dan mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang di capai oleh bank yang bersangkutan. Tujuan dan manfaat
rentabilitas untuk mengetahui tingkat kesehatan bank melalui kinerja keuangan
dan menghasilkan laba secara maksimal.

Karakteristik bank dari rentabilitas adalah kinerja bank dalam


menghasilkan laba dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan di
masa yang akan datang. Penilaian faktor rentabilitas di lakukan dengan dua rasio
yaitu :

a) Retrun On Asset (ROA)


Return on Asset (ROA) merupakan rasio kemampuan bank untuk
mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset sehingga
menghasilkan keuntungan.(Yunita, 2020)
Rasio ini di rumuskan sebagai berikut :

ROA = x 100%

Berikut penilaian peringkat Retrun on Assets (ROA) sesuai dengan Surat


Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 13/24/DPNP tahun 2011

Tabel 2.4

Matriks Kriteria Penempatan Peringkat Retrun On Assets (ROA)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat ROA > 1,5%
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5%< ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% <ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP tahun 2011

b) Retrun On Equity (ROE)


Retrun On Equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan bersih di kaitkan dengan pembayaran
dividen.
Besarnya nilai Retrun On Equity dapat di hitung dengan rumus :

Retrun On Equity = x 100%

Tabel 2.5
Matriks Kriteria Penempatan Peringkat Retrun On Equity (ROE)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat Perolehan laba sangat sehat (rasio diatas
20%)
2 Sehat Perolehan laba tinggi (rasio ROE berkisar
antara 12,5% ssampai dengan 20%
3 Cukup Sehat Perolehan laba cukup tinggi (rasio ROE
berkisar antara 5,01% sampai dengan 12,5%)
4 Kurang Sehat Perolehan laba rendah (rasio ROE berkisar
0% sampai dengan 5%)
5 Tidak Sehat Bank mengalami kerugian (rasio ROE
dibawah 0%)
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Tahun 2011

c) Net Interest Margin (NIM)


NIM adalah rasio untuk mengukur pendapatan bunga bersih atas
pengolahan akitva produktif yang dimiliki oleh bank. Dalam rasio ini
menunjukkan seberapa besar kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk memperoleh pendapatan bunga
bersih.
Rumus perhitungan rasio NIM adalah:

NIM = x 100%

Tabel 2.5
Matriks Kriteria Penempatan Peringkat NIM

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat NIM > 3%
2 Sehat 2% < NIM ≤ 3%
3 Cukup Sehat 1,5% < NIM ≤ 2%
4 Kurang Sehat 1% < NIM ≤ 1,5%
5 Tidak Sehat NIM ≤ 1%
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2014

d) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional


Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional adalah indikator atau
rasio yang digunakan untuk mengukur efesiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Rumus perhitungan rasio BOPO adalah:

BOPO = x 100%

Tabel 2.6
Matriks Kriteria Penempatan Peringkat BOPO
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat BOPO Kurang dari 83%
2 Sehat BOPO berkisar antara 83% sampai 85%
3 Cukup Sehat BOPO berkisar antara 85% sampai dengan
87%
4 Kurang Sehat BOPO berkisar antara 87% sampai dengan
89%
5 Tidak Sehat BOPO di atas 89%
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP Tahun 2011

4. Penilaian Capital (Penilaian Modal)


Penilaian ini di dasari oleh faktor permodalan yang di miliki bank yang
meliputi penilaian terhadap kecukupan permodalan dan pengelolaan
permodalan dengan menggunakan rasio Capital adequacy Ratio (CAR)
dengan rumusnya adalah :

CAR: x 100%

Berikut penilaian peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan


Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 6/23/DPNP tahun 2004
Tabel 2.7
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9%≤ CAR < 12%
3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%
4 Kurang Sehat 6% < CAR < 8%
5 Tidak Sehat CAR ≤ 6%
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

2.3 Kerangka Pikir

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk

PT Laporan Keuangan BCA Tbk

Risk Profile Good Earning Capital


Comporate
Govermance
NPL ROA CAR

ROE
LDR

NIM
BAB lll

BOPO

Tingkat Kesehatan
Bank Central Asia

BAB lll
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Desain penelitian merupakan proses atau langkah-langkah yang digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian agar dapat dilakukan secara
sistematis sehingga dapat mencapai hasil yang di inginkan.
Pada penelitian ini peneliti menganalisis data menggunakan pendekatan
kuantitatif deskriptif untuk mendeskripsikan data yang tersedia.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai
penyedia informasi laporan keuangan yang dapat diakses pada situs resmi bursa
efek idonesia yaitu www.idx.co.id. Pemilihan lokasi di Bursa Efek Indonesia
sebagai sasaran penelitian ini karena adanya pertimbangan bahwa data-data di
Bursa Efek Indonesia lengkap dan telah terorganisir dengan baik.

3.3 Sumber Data dan Jenis Data


3.3.1 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder,
yang didokumentasikan dari perusahaan jasa perbankan dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022 dan situs resminya
www.idx.co.id.
3.3.1 Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif dan data kualitatif yang dikumpulkan oleh peneliti berupa
laporan keuangan perusahaan yang kemudian akan diolah oleh peneliti untuk
menghasilkan informasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik ysng digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah teknik
dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data keuangaan PT. Bank
Central Asia Tahun 2019-2022

3.5 Devenisi Operasional Variabel


a. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode REGC
(Risk Profile, Earning, Capital) dapat diukur dengan menggunakan beberapa
variabel yang dapat membantu peneliti dalam menghasilkan sebuah laporan
keuangan.

b.Fokus dari penggunaan metode REGC pada penelitian ini adalah :

1.Profil Resiko (Risk Profile)

a) Resiko Kredit dalam penelitian ini di hitung dengan menggunakan rumus :

Non Performing Loan = x 10%

b) Resiko Likuiditas dalam penelitian ini di hitung dengan menggunakan


rumus :

Loand to Deposit Ratio = x 100%

2. Penilaian Earning (Rentabilitas)

a) Retrun On Asset (ROA) dalam penelitian ini di hitung dengan


menggunakan rumus :
ROA = x 100%

b) Retrun On Equity (ROE) dalam penelitian ini di hitung dengan


menggunakan rumus :

Retrun On Equity = x 100%

c) Net Interest Margin (NIM) dalam penelitian ini di hitung dengan


menggunakan rumus :

NIM = x 100%

d) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dalam penelitian ini


di hitung dengan menggunakan rumus :

BOPO = x 100%

3. Penilaian Capital (Penilaian Modal)

a) Capital adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian ini di hitung dengan


menggunakan rumus :
CAR: x 100%

3.8 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data deskriptif. Analisis deskriptif data adalah teknik analisis data yang
dilakukan dengan cara menggumpulkan data, mengklarifikasikanya sedemikian
rupa sehingga memperoleh gambaran yang jelas menegani fakta yang ada
sehingga kenyataan pada objek yang diteliti. Langkah- langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan
Mengumpulkan data laporan keuangan yang diperoleh dalam penelitian
pada PT. Bank Central Asia Tbk.
2. Perhitungan
Menghitung data dari laporan keuangan menggunakan rumus REGC, dan
juga membuat tabel untuk memudahkan peneliti mendapatkan hasil dari
laporan keuangan
3. Analisis Data
Menganalisis dan membahas hasil perhitungan rasio dengan mentiode REGC
4. Kesimpulan
Menyimpulkan bagaimana kondisi kinerja bank berdasarkan Risk Profile,
Erning dan Capital
BAB lV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Sejarah Bank Central Asia Tbk
Bank BCA mulai beroprasi pada 27 February 1957 dan berkantor pusat di
Jakarta.Pada 2 September 1975 nama Bank diubah menjadi PT Bank Central
Asia (BCA) dan memperkuat jaringan layanan pada cabang dan pada tahun 1997
BCA berkembang menjadi Bank Devisa.Bank BCA juga memperluas jaringan
kantor cabangnya secara agresif sejalan dengan regulasi sektor perbankan di
Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun
pengembangan teknologi informasi, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan
( Tahapan) BCA.
Pada tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan
melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Pengembangan jaringan dan fitur ATM
dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka antara
lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. Pada
tahun 1998-an ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan BCA mengalami
bank rush.BCA menjadi Bank Take Over (BTO) dan disertakan dalam program
rekapitalisasi dan restrurisasi yang di laksanakan oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) suatu instusi Pemerintah.
Pada tahun 1999-an proses rekapitalasi BCA selesai, dimana Pemerintah
Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8% saham BCA sebagai hasil pertukaran
dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.Dalam proses rentabilitas tersebut
kredit pihak terkait di pertukarkan dengan Obligasi Pemerintah.BCA
memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan
elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet
bankingKlikBCA, mobile banking-BCA, EDCBIZZ dan lainnya. BCA
mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura dan meningkatkan
kompetinsi bidang penyaluran kredit termasuk melalui ekspansi ke bidang
pembiyayan mobil melalui entitas anaknya BCA Finance.
Pada tahun 200-an BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham
BCA melalui Penawaran Saham publik Perdana (IPO) sehingga kepemilikan
BPPN berkurang menjadi 70,3%. Penawaran Publik Kedua (Secondary Publik
Offering) 10% daro total saham BCA sehingga kepemilikan BPPN atas BCA
berkurang menjadi 60,3%. Farlndo Investment (Mauritius) Limited mengambila
ahli 51% total saham BCA melalui proses standar strategic private placement.
BPPN juga melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor
domestik melalui penawaran terbatas.
Pada tahun 2007-an BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit
kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA meluncurkan kartu prabayar,
Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus
membangun keunggulan di bidang perbankan tranksasi.BCA secara proaktif
mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global
sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. BCA
telah menyelesaikan pembangunan morring IT system guna memperkuat
kelangsungan usaha dan meminimalisir resiko opersional dan BCA membuka
layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.
Pada tahun 2010-2013 BCA memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan
Syariah, pembiyayaan sepeda motor, asuransi umum dan sekuritas. BCA
menambah kepemilikan efektif dari 25% menjadi 100% pada perusahaan
asuransi umum. BCA memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui
pembangunan produk dan layanan yang inovatif, di antaranya aplikasi mobile
banking untuk smartphone terkini, layanan penyelesaian pembayaran melalui e-
commerece dan mengembangkan konsep baru Electronic Banking Center yang
melengkapi ATM Center dengan tambahan fitur – fitur yang didukung teknologi
terkini.Guna meningkatkan keandalan layanan perbankannya BCA telah
menyelesaikan pembangunan Disaster Recovery Center (DRC) di Surabaya
yang berfungsi sebagai disaster recovery backup data center yang terintegrasi
dengan dua mirroring data center. DRC yang baru mengantikan DRC yang
sebelumnya berlokasi di Singapura.
Pada tahun 2014-2016 BCA mengembangkan MyBCA suatu gerai layanan
perbankan digital yang dapat digunakan secara mandiri (Self service)
melanjutkan pengembangan jaringan ATM berbasis Cash Recycling Machine
dan meluncurkan produk Sakuku electronic wallet berbasis aplikasi.Untuk
segmen nasabah instusi BCA menyempurnakan layanan cah management BCA
melalui internet banking platfrom KlikBCA Integrated Business Solution
Layanan ini memiliki fitur – fitur yang di perlukan nasabah pembisnis. Pada
Januari 2014 BCA menyelesaikan pembelian saham PT Central Santosa Finance
(CS Finance) suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembiyayan sepeda
motor, sehingga kepemilikan saham BCA terhadap CS Finance secara efektif
meningkat dari 25% menjadi 70%. Di samping itu BCA juga memperoleh izin
untuk memberikan layanan asuransi jiwa melalui PT Asuransi Jiwa BCA (BCA
Life). Selama juli 2016 sampai dengan maret 2017 BCA turut berpartisipasi
dalam menyukseskan program tax amnesty dengan menjalankan perannya
sebagai bank persepsi dari bank gatway.
Di bidang e-commercedan cashless payment settlement, BCA membangun
kolaborasi dengan perusahaan – perusahaan tersebut dengan sistem perbankan
transaksi BCA.Berbagai metode pembayaran transaksi secara online terus di
bangun. Melalui aplikasi BCA mobile dan Sakuku. BCA meluncurkan fitur peer-
to-peer transfer berbasis teknologi QR mobile code di tahun 2018. BCA juga
meluncurkan layanan OneKlik suatu fitur pembayaran pada online
merchantsyang mengutamakan kecepatan dan kenyamanan transaksi.
Memanfaatkan teknologi artificialintelligence, BCA mengembangkan VIRA
suatu Virtual Assistant yang dapat diaskes melalui berbagai aplikasi chat
ternama, Proyek percontohan sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) diluncurkan di beberapa cabang untuk meningkatkan penetrasi di
tengah ketatnya persaingan pada segmen tersebut. BCA menandatangani
pembaharuan perjanjian dengan PT AIA Financial ( AIA Indonesia) di tahun
2017 guna memperluas ruang lingkup kerja sama di bidang bancassurance. BCA
meningkatkan penyertaan pada entitas anak CS Finance BCA Sekuritas dan
BCA Life pada tahun 2017 untuk semakin memperkokoh integrasi dan
meningkatkan kerja sama bisnis entitas – entitas anak tersebut dengan BCA.
BCA menyelesaikan akusisi PT Bank Royal Indonesia dengan kepemilikan
efektif (langsung maupun tidak langsung) sebesar 100%. Pasca akusisi model
bisnis Bank Royal akan di fokuskan sebagai bank digital untuk bersinergi
dengan jaringan perbankan di gital BCA. BCA menandatangani perjanjian jual
beli bersyarat untuk pengambilalihan 100% saham PT Bank Rabobank
Internasional Indonesia dengan persyaratan mendapat persetujuan dari regulator
dan para pemegang saham. BCA melakukan penambahan modal pada BCA
Syariah dan CCV untuk mendukung pertumbuhan bisnis dari masing – masing
entitas anak. BCA meluncurkan serangkaian inovasi layanan di gital termasuk
BCA Keyboard ( untuk akses langsung ke layanan transaksi perbankan di
berbagai online chat platfrom). Pembukaan rekening melalui BCA Mobile dan
WELMA (sebuah mobile apps untuk layanan wealth management) BCA
mengembangkan konsep fiture branchmodel dengan memanfaatkan beragam
prangkat teknologi digital. melalui konsep ini akan semakin memperkuat
customer axperience dan meningkatkan efesiensi operasional di kantor cabang.

Pada pembahasan kali ini di jelaskan juga mengenai struktur


kepemimpinan didalam PT. Bank Central Asia sesuai dengan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat sejak tanggal 10 Mei 2022 adalah sebagai berikut :

Djohan Emir Setijoso : Presiden Komisaris


Tonny Kusnadi : Komisaris
Cyrillus Harinowo : Komisaris Independen
Raden Pardede : Komisaris Independen
Sumantri Slamet : Komisaris Independen
Jahja Setiaatmadja : Presiden Direktur
Armand Wahyudi Hartono : Wakil Presiden Direktur
Gregory Hendra Lembong : Wakil Presiden Direktur
Subur Tan : Direktur
Rudy Susanto : Direktur
Lianawaty Suwono : Direktur
Santoso : Direktur
Vera Eve Lim : Direktur
Haryanto Tiara Budiman : Direktur
Frengky Chandra Kusuma : Direktur
John Kosasih : Direktur
Antonius Widodo Mulyono : Direktur

Dengan pengembangan yang terus dilakukan BanK BCA berkomitmen menjadi


solusi finansial dengan mendukung perncanaan keuangan pribadi maupun
perkembangan bisnis nasabah. Ini sejalan dengan visi dari Bank BCA sebagai
bank pilihan utama dan andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian di indonesia. Ada beberapa fasilitas Tabungan, Kredit yang di
keluarkan oleh bank BCA seperti :

1.Beberapa Produk Tabungan PT. Bank Central Asia


a. BCA Tahapan
b.BCA Tahapan Expresi
c.BCA Tahapan Gold
d. BCA Tabungan Tapres
e.BCA TabunganKu
f. BCA Simpanan Pelajar
g.BCA Tahapan Berjangka
h. BCA Tahapan Berjangka SiMuda
i.BCA Dollar
j.BCA LAKU

2.Beberapa Produk Kredit PT Bank Central Asia


a.Kredit Kendaraan Bermotor
b.Kredit Pemilikian Rumah
c.Pinjaman Kredit Tanpa Anggunan

Setelah mengetahui apa saja jenis Tabungan dan Kredit dari PT. Bank Central
Asia berikut ini juga ada beberapa jrnis layanan dari PT. Bank Central Asia antara
lain :

a. Deposito Berjangka : Bank Central Asia menawarkan berbagai layanan


Deposito dengan pilihan jangka waktu yang beragam dan bunga yang
kompetitif.

b. Layanan kartu : Bank Central Asia menyediakan berbagai jenis layanan


kartu salah satunya adalah myBCA yang merupakann digital platform dimana
nasabahnya hanya memerlukan single user ID untuk dapat mengakses
rekening yang dimilikinya dengan menggunakan BCA ID.
c.Layanan Asuransi : Bank Central Asia mengeluarkan layanan asuransi
seperti Welma dimana fitur ini di gunakan untuk berinvestasi dan membeli
produk asuransi kapanpun dan dimanapun.

d. Layanan Internasional : Bank Central Asia mengeluarkan BCA Dollar guna


membantuh nasabah dalam menabung atau berinvestasi dalam mata uang
asing.

4.2 Penyajian dan Analisis Data


Penyajian dan analisis data pada Bank Central Asia periode 2019 – 2022
akan di tampilkan pada tabel di bawah ini dan juga akan di bahas menggunakan
rumus yang terdapat pada REGC.
Tabel 4.2
Penyajian Data
Keterangan 2019 2020 2021 2022
Kurang 895,114 1.302.132 1.298.657
Lancar 1,620,326
Diragukan 208,402 592,123 657.935 4.322.193
Macet 1,538,964 2,015,827 6.936.276 4.703.858
Total Kredit 582.706.461 569.325.952 613.130.276 685.491.059
Dana Pihak 649.840.360 775.369.448 896.150.678 914.113.643
Ketiga
Laba 36,288,998 33,568,507 38,841,174 50,467,033
Sebelum
Pajak
Total Asset 918,989,312 1,075,570,256 1,228,344,680 1,314,731,674

Laba Setelah 28,569,974 27,147,109 31,440,159 31,440,159


Pajak
Modal Inti 160.318.613 167.501.119 159.884.419 171.967.662

Pendapatan 63.837.795 65.403.161 65.626.976 72.241.191


Bunga
Beban Bunga 13.360.795 11.241.891 9.491.401 8.251.682
Total Asset 918.989.312 1.075.570.256 1.228.344.680 1314.731.674
Produktif
Beban 44,103,683 41,211,355 39,799,841 40,734,707
Operasional
Lainya
Pendapatan 36,288,998 33,568,507 38,841,174 50,467,033
Operasional 36,288,998
Lainya
CKPN 14.905.584 26.945.942 32.199.727 33.947.518
Modal 6.962.977 6.849.424 6.753.371 7.501.255
Pelengkap
ATMR 702.925.299 674.968.017 679.446.002 752.189.982
(Sumber: diolah peneliti, 2023)
Tabel di atas adalah tabel iktisar laporan keuangan dari PT. Bank Central
Asia selama 4 periode yaitu dari tahun 2019 – 2022. Pada tabel iktisar di atas juga
di jelaskan dari beberapa keterangan iktisar laporan keuangan itu sendri.

1. Kinerja keuangan PT.Bank Central Asia berdasarkan Risk Profile


Tingkat kesehatan Bank di tinjau dari aspek Risk Profile pada umumnya
menggunakan dua rumus yaitu NPL yang di gunakan untuk menghitung total
kredit sedangkan FDR digunakan untuk menghitung besarnya kredit yang di
berikan.

a. NPL (Non Performing Loan)


Rumus yang digunakan untuk menghitung atau mengukur
kemampuan bank daalam mengendalikan resiko kredit yang telah di
berikan. Rumus dari NPL itu sendri adalah pembiyayan bermasalah ketiga
di bagi total pembiyayan.

Non Performing Loan = x 100%

Berikut adalah perhitungan NPL dari PT. Bank Central Asia periode 2019
– 2022:

Perhitungan Tahun 2019:


NPL = x 100%

= x100%

= 0,453

Perhitungan Tahun 2020

NPL = x 100%

= x100%

= 0,74268

Perhitungan Tahun 2021

NPL = x 100%

= x100%

=1,45097
Perhitungan Tahun 2022

NPL = x 100%

= x100%

= 1,50486

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus


NPL maka akan di tampilkan pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2
Rasio NPL Bank BCA

NPL
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 0,45 % Sangat sehat
2020 0,74% Sangat Sehat

2021 1,45% Sangat Sehat

2022 1,50% Sangat Sehat

Rata - rata 1,03% Sangat Sehat


(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Hasil perhitungan rasio NPL dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.2
Grafik NPL Bank BCA

(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,


nilai NPL mengalami kenaikan. Pada tahun 2019 nialai NPL sebesar 0,45%, nilai
ini meningkat pada tahun 2020 menjadi 0,74%, kemudian pada tahun 2021 sebesar
1,45%. Kenaikan tertinggi pada tahun 2022 dengan nilai NPL sebesar 1,50 %.

b. LDR (Loan to Deposit Ratio)


Rumus yang di gunakan untuk mengukur perbandingan jumblah kredit yang telah
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank juga mengambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh masyarakat
dengan mengandalkan kredit yang di berikan sebagai sumber likuiditasnya.

Loan to Deposit Ratio = x 100%

Berikut perhitungan LDR dari PT. Bank Central Asia periode 2019 – 2022

Perhitungan 2019

LDR = x 100%

= X 100%

= 89,66917059

Perhitungan 2020
LDR = x 100%

= x 100%

=73.42641027

Perhitungan 2021

LDR = x 100%

= x 100%

= 68,41821259

Perhitungan 2022

LDR = x 100%

= x 100%
= 74,98969786

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus


LDR,maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3

LDR
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 89,67% Sehat
2020 73.42% Sehat

2021 Sehat
68,41%
2022 74,98% Sehat

Rata – rata 76,62 Sehat


(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Hasil perhitungan rasio NPL dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.3
Rasio LDR Bank BCA
(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir, nilai LDR
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 niali LDR sebesar 89,67%, nilai ini
mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 73.42%. Pada tahun 2021 sebesar
68,41%. Kemudia kembali naik pada tahun 2022 sebesar 74,98%
.

2. Kinerja Keuangan PT. Bank Central Asia berdasarkan Rentabilitas ( Ernings)


Rasio keuangan yang dapat di pakai untuk menilai kinerja keuangan bank. Dalam
rasio ini terdapat 3 rumus yang biasa di gunakan antara lain : ROA, ROE,NIM dan
BOPO.
a. ROA (Retrun On Asset)
Rumus yang di gunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam
memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba atau profit.Informasi yang
diperlukan untuk menghitung rasio ini adalah laba sebelum pajak dan total asset.

ROA = x 100%

Berikut perhitungan ROA dari PT. Bank Central Asia periode 2019 – 2022
Perhitungan 2019

ROA = x 100%

= x 100%

= 2,31517849

Perhitungan 2020

ROA = x 100%

= x 100%

= 2,18678095
Perhitungan 2021

ROA = x 100%

= x 100%

= 2,1199225

Perhitungan 2022

ROA = x 100%

= x 100%

=2,61635792

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus


ROA,maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4

ROA
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 2,31% Sehat
2020 2,18% Sehat

2021 2,20 % Sehat

2022 2,61% Sehat

Rata – rata 2,32% Sehat


(Sumber: diolah peneliti, 2023)
Hasil perhitungan rasio ROA dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4.3
Grafik ROA Bank BCA

(Sum
ber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,


nilai ROA cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 niali ROA sebesar
2,31%. Nilai ini mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 2,18%.
Kemudian meningkat Pada tahun 2021 sebesar 2,20%. Kemudian terus
naik pada tahun 2022 sebesar 2,61%.
.

b. ROE (Retrun On Equity)


Rumus yang digunakan untuk mengukur dan melihat seberapa hebat perusahaan
dalam memanfaatkan total ekuitas untuk mendapatkan sejumblah laba.

ROE= x 100%

Berikut perhitungan ROE dari PT. Bank Central Asia periode 2019 – 2022

Perhitungan 2019

ROE= x 100%

= x 100%

= 16.40603

Perhitungan 2020

ROE= x 100%

= x 100%
= 14.69678

Perhitungan 2021

ROE= x 100%

= x 100%

= 15.4993

Perhitungan 2022

ROE= x 100%

= x 100%

= 14.21463

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus ROE,


maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.5 di bawah ini.

ROE
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 16,41% Sehat
2020 14,70% Sehat
2021 15,50% Sehat
2022 14,21% Sehat
Rata- rata 15,20% Sehat
(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Hasil perhitungan rasio ROE dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.4
Grafik Rasio ROE bank BCA

(Sumber: diolah peneliti, 2023)


Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,
nilai ROE cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 niali ROE sebesar
16,41%. Nilai ini mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 14,70%.
Kemudian meningkat Pada tahun 2021 sebesar 15,50%. Nilai ini
mengalami penurunan pada tahun 2022 sebesar 14,21%.

c. NIM (Net Interest Margin)


Merupakan rumus yang dipakai untuk menghitung antara penghasilan
bunga bersih terhadap total asset produktifnya.

NIM = x 100%

Berikut perhitungan NIM pada PT. Bank Central Asia periode 2019 – 2022
Perhitungan 2019

NIM = x 100%

= x 100%

=8,66250906

Perhitungan 2020
NIM = x 100%

= x 100%

= 9,51322697

Perhitungan 2021

NIM = x 100%

= x 100%

= 9,1557055

Perhitungan 2022

NIM = x 100%

= x 100%

= 9,33484225
Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus NIM,
maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6

NIM
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 8,66% Sehat
2020 9,51% Sehat
2021 9,15% Sehat
2022 9,33% Sehat
Rata- rata 9,16%
(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Hasil perhitungan rasio NIM dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.5
Grafik Rasio NIM bank BCA
(Sum
ber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,


nilai NIM cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 nilai NIM sebesar 8,66%.
Nilai ini mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi 9,51%. Kemudian
menurun Pada tahun 2021 sebesar 9,15% dan meningkat pada tahun 2022
sebesar 9,33%

d.BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)


BOPO merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung biyaya
operasional terhadap pendapatan Operasional. Apabila pendapatan pada
sebuah bank lebih besar ketimbang biaya operasionalnya maka perusahan
akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.

BOPO = x 100%

Berikut perhitungan BOPO pada PT. Bank Central Asia periode 2019 –
2022
Perhitungan 2019

BOPO = x 100%

= x 100%

= 31,048749

Perhitungan 2020

BOPO = x 100%

= x 100%
= 27,934748

Perhitungan 2021

BOPO = x 100%

= x 100%

=29,047074

Perhitungan 2022

BOPO = x 100%

= x 100%

= 30,404914

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumus BOPO,


maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7

BOPO
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 31,04% Sehat
2020 27,93% Sehat
2021 29,04% Sehat
2022 30,40% Sehat

Rata- rata 29,60% Sehat


(Sumber: diolah peneliti, 2023)
Hasil perhitungan rasio BOPO dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.5
Grafik Rasio BOPO bank BCA

(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,


nilai NIM cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 nilai BOPO sebesar
31,04%. Nilai ini mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 27,93%
Kemudian meningkat Pada tahun 2021 sebesar 29,04% dan pada tahun
2022 sebesar 30,40%.

3. Kinerja keuangan PT. Bank Central Asia Berdasarkan Permodalan


(Capital)
Merupakan rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR).CAR digunakan untuk menghitung kecukupan modal yang
berfungsi untuk keperluan pengembangan usaha dan menanggung resiko
yang akan di hadapi oleh bank.

CAR: x 100%

Berikut perhitungan CAR pada PT. Bank Central Asia periode 2019 –
2022

Perhitungan 2019

CAR= x 100%

= x 100%

= 23,79791853

Perhitungan 2020
CAR= x 100%

= x 100%

=25,830934

Perhitungan 2021

CAR= x 100%

= x 100%

= 24,525538

Perhitungan 2022

CAR= x 100%
= x 100%

=23,8595157

Setelah melihat perhitungan di atas dengan menggunakan rumusCAR,


maka hasilnya akan di tampilkan pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8

CAR
Tahun Bank BCA Keterangan
2019 23,80% Sehat
2020 25,83% Sehat
2021 24,52% Sehat
2022 23,86% Sehat
Rata- rata 24,50% Sehat
(Sumber: diolah peneliti, 2023)
Hasil perhitungan rasio CAR ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.7
Grafik Rasio CAR Bank BCA
(Sumber: diolah peneliti, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir,


nilai CAR cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 nilai CAR sebesar
23,80%. Nilai ini mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi 25,83%.
Kemudian menurun Pada tahun 2021 sebesar 24,52% dan pada tahun 2022
sebesar 23,86%.

4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data


Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai hasil-hasil dari setiap
perhitungan yang sudah dijelaskan dibagian analisis dan juga penyajian data.
Dipembahasan ini juga akan ditampilkan tabel yang akan membantu menjelaskan
setiap hasil perhitungan dari setiap variabel pada laporan keuangan setiap
periodenya.

4.2.1. Hasil Analisis Berdasarkan Risk Profile

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa nilai NPL dari
PT. Bank Rakyat Indonesia ( BCA ) periode 2019-2022 berturut-turut
adalah 0,45%, 0,74% 1,45% dan 1,50%.Pada periode 2019-2022 ini PT.
Bank Central Asia ( BCA ) mengalami penurunan dan kenaikan yang
cukup baik setiap tahunnya, walau mengalami kenaikkan dan juga
penurunan setiap periodenya namun hasil perhitungan NPL PT. Bank
Central Asia dikategorikan sangat sehat dengan nilai rata-rata 1,03%.
Nilai ini jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia yakni 5%. Rata-rata
Nilai NPL tersebut menunjukan bahwa manajemen bank mampu
mengelola kredit dengan maksimal karena dapat meminimalkan kreditnya
sehingga memberi dampak baik pada penilaian kinerja keuangan
bank.Yang mempengaruhi hal ini ialah penurunan dan kenaikan adalah
kredit kurang lancar yang dilakukan oleh para nasabah yang telah
mengajukan kredit di PT. Bank Central Asia ( BCA ).

Berdasarkan tabel 4.3 dijelaskan nilai LDR 4 tahun berturut-turut


dari 2019-2022 adalah 89,67%, 73,42%, 68,41% dan 74,98%. Pada
periode 2019-2022 PT. Bank Central Asia ( ( BCA ) mengalami fluktuasi.
Nilai LDR yang cenderng fluktuatif ini dilihat dari dana pihak ketiga yang
disalurkan oleh PT. Bank Central Asia ( BCA ) kepada para nasabah untuk
digunakan sebagai kredit. Sedangkan dari tahun 2020-2021 PT. Bank
Central Asia ( BCA ) mengalami penurunan. Penurunan ini diakibatkan
karena dana pihak ketiga yang menurun untuk disalurkan sebagai dana
kredit kepada para nasabah. Nilai perolehan rata-rata dari perhitungan
LDR sebesar 76,62% maka PT. Bank Central Asia masuk ke dalam
kategori sehat. Perhitungan kinerja keuangan rasio Risk Profile dengan
menggunakan rumus NPL dan juga LDR, maka dapat dilihat bahwa
hasilnya sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiastutiningsih
(2022) dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode
REGC Pada PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) Periode 2017-2021”.
Dilihat dari faktor Risk Profile yang dinilai dengan rasio NPL Gross
mendapatkan predikat "Sangat Sehat" dan rasio LDR PT Bank Central
Asia (BCA), Tbk mendapatkan predikat "Sehat".

4.2.2. Hasil Analisis Berdasarkan Earnings

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui nilai dari ROA pada PT.
Bank Central Asia (BCA) selama 4 tahun berturut-turut adalah 2,31%,
2,18%, 2,20%, 2,61%. Peningkatkan ROA dapat dilihat terjadi pada
periode 2019-2022, besarnya nilai laba sebelum pajak cenderung
fluktuatif. Nilai laba sebelum pajak tertinggi yakni tahun 2022.
Berdasakan table di atas pula dapat dijelaskan bahwa pada setiap tahunnya
tingkat profitabilitas PT. Bank Central Asia (BCA) hampir semua berada
di angka 2%. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat laba yang diperoleh pada
masing-masing tahun tersebut, yakni seperti terlihat pada laporan laba rugi
tiap bulan. Hal ini menunjukkan kinerja PT. Bank Central Asia dalam
setiap tahunnya signifikan, sehingga berpengaruh terhadap laba yang
diperoleh.

Pada tabel 4.5 diketahui nilai ROE pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (BCA) 4 periode berturut-turut adalah 16,41%, 14,70%, 15,50%
dan 14,21%. Selama 4 tahun periode 2019-2022 PT. Bank Central Asia
(BCA) dapat dilihat pada periode tahun 2019 mengalami peningkatkan
yang cukup besar dan juga baik daripada tahun-tahun lainnya dengan
angka peningkatkan sebesar 16,41%, Hal ini dikarenakan modal inti yang
dimiliki oleh bank cukup besar nilainya, sehingga dapat menpengaruhi
bank untuk mendapatkan laba yang cukup besar pula bagi bank sendiri.
Perubahan nilai ROE adalah diakibatkan perubahan Total Modal dan Laba
Setelah Pajak yang terjadi pada tiap tahunnnya perolehan nilai rata-rata
sebesar 15,20% dengan perhitungan menggunakan rasio ROE maka bank
masuk di dalam kategori sehat.

Berdasarkan tabel 4. 6 dapat dilihat bahwa perolehan NIM 4 tahun


berturut-turut periode 2019-2022 adalah 8,66%, 9,51%, 9,15%, 9,33%,.
Dapat dilihat nilai NIM pada periode 2020 memiliki angka perolehan
sebesar 9,51%, dibandingkan tahun-tahun lainnya. Nilai NIM pada periode
2019 meningkat dikarenakan pendapatan bunga yang cukup besar.
Pendapatan bunga yang besar dapat meningkat karena bank mempunyai
kemampuan yang baik dalam mengelola asetnya untuk diputar atau
dijalankan. Perolehan nilai rata-rata sebesar 9,16% dengan perhitungan
menggunakan rumus NIM maka bank masuk didalam kategori sehat.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui nilai BOPO dari PT. Bank
Central Asia (BCA) 4 tahun berturut-turut adalah 31,04%, 27,93%,
29,04% dan 30,40%. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
BOPO dari PT. Bank Central Asia (BCA) mengalami fluktuasi selama 4
tahun berturut-turut. Rata-rata perolehan dengan perhitungan
menggunakan rumus BOPO sebesar 29,60%% maka bank masuk didalam
kategori sehat. Hal disebabkan karena bank memiliki pendapatan bunga
yang cukup besar, dibandingkan dengan biaya operasional. Dimana jika
pendapatan lebih besar maka akan menyebabkan nilai laba atau
keuntungan bagi perusahaan Perhitungan kinerja keuangan Earnings
dengan menggunakan rasio ROA, ROE, NIM dan BOPO dapat dilihat
bahwa hasil perhitungannya sejalan dengan penelitian yang dilalukan oleh
Dwiastutiningsih (2022) dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Metode REGC Pada PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) Periode
2017-2021”. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiastutiningsih (2022)
menyebutkan bahwa Pada faktor Earnings yang dinilai dengan rasio
Return On Assets (ROA) dan rasio Net Interest Margin (NIM) PT Bank
Central Asia(BCA), Tbk mendapatkan predikat "Sangat Sehat".
4.2.3. Hasil Analisis Berdasarkan Capital

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai dari CAR PT. Bank Central
Asia (BCA) selama 4 tahun berturut-turut adalah 23,80%, 25,83%, 24,52%
dan 23,86%. Dari 4 periode pada PT. Bank Central Asia (BCA) periode
yang mengalami peningkatkan cukup besar yaitu di tahun 2020. Untuk
CAR , jika bank memiliki kecukupan modal yang baik maka akan dapat
mengatasi terjadinya kerugian-kerugian yang datang, misalnya kerugian
kerugian resiko kredit, resiko pasar dan juga resiko operasional. Bank
memiliki CAR yang baik dapat menambah nilai daya tarik bagi nasabah
untuk menggunkan jasa bank tersebut. Hasil perhitungan kinerja keuangan
Capital dengan menggunakan rasio CAR sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arifin, (2022) dengan judul “Pengukuran Tingkat
Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk Profile, Good
Comporate,Earning,Dan Capital”.
Setelah meilhat seluruh hasil dari tabel analisis di atas dapat dilihat
bahwa nilai LDR atau Loan to Deposit Ratio dan BOPO atau Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional dari PT. Bank Central Asia
memiliki nilai rata-rata yang cukup tinggi yaitu sebesar 76,62% dan
29,60%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Central Asia memiliki
kemampuan yaitu mampu mengendalikan jumlah kredit yang telah
diberikan juga diterima oleh bank yang dimana mampu menjelaskan
bahawa bank dapat membayar kembali biaya kredit yang ditarik oleh
masyarakat dengan mengandalkan kredit yang sudah diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Sedangkan untuk nilai BOPO dapat menunjukkan
bahwa PT. Bank Central Asia menjalankan aktivitas perbankannya dengan
sangat baik, sehingga pendapatan operasional yang diperoleh lebih tinggi
nilainya dibandingkan dengan biaya operasionalnya.
Modal bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam
memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan
mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan manajemen dalam
pencapaian laba dan kemungkinan timbulnya risiko. Modal yang terlalu
besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba bank,
sedangkan modal yang terlalu kecil disamping akan membatasi
kemampuan ekspansi bank, juga akan mem-pengaruhi penilaian khusus
para deposan, debitur dan para pemegang saham bank. Dengan kata lain,
besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melihat rumusan masalah, hasil penelitian serta pembahasan pada bab-bab


sebelumnya dari PT. Bank Central Asia periode 2019-2022 dengan menggunakan
rumus RGEC (Risk Profile,Good Governance,Earnings,Capital), maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
A. Berdasarkan Risk Profile (Profil Resiko)

Pada risk profile ini, digunakan 2 indikator untuk menghitung nilai dari
laporan keuangan pada PT. Bank Central Asia periode yaitu NPL dan LDR

1. NPL

Pada perhitungan menggunakan rumus NPL, diperoleh hasil bahwa selama


periode 2019-2022, nilai NPL mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini
terjadi karena jumlah kredit kurang lancar, kredit macet dan kredit yang diragukan
meningkat setiap tahunnya, hal ini berdampak pada semakin besarnya nilai kredit
bermasalah.

2. LDR

Untuk perhitungan perolehan menggunakan rumus LDR selama periode


2019-2022 pada PT. Bank Central Asia dapat dilihat pada 3 tahun berturut-turut
yaitu 2017-2019 mengalami penurunan dan kembali mengalami kenaikan pada
tahun 2022. Hal ini didukung karena besarnya dana dari pihak ketiga sehingga
dana tersebut dapat disalurkan sebagai kredit kepada masyarakat.

B. Berdasarkan Rentabilitas (Earnings)

Untuk hasil perolehan hasil penghitungan Earning, digunakan 4 indikator


antara lain:ROA,ROE,NIM dan BOPO.
1. ROA

Rasio ROA pada PT. Bank Central Asia selama periode PT. Bank Central
Asia dapat dikatakan cukup sehat. Hal ini didukung karena perolehan nilai LDR
pada periode 2019-2022 pada bank yang baik sehingga dananya dapat disalurkan
sebagai kredit kepada masyarakat, yang dimana dapat menambah keuntungan bagi
bank.

2. ROE

Perhitungan ROE pada PT. Bank Central Asia periode 2019-2022


mengalami fluktuasi. Modal terbesar adalah pada tahun 2022, dimana modal inti
pada tahun tersebut cukup besar sehingga dapat mempengaruhi aktivitas
perbankan lainnya guna mendapatkan laba atau keuntungan.

3. NIM

Rasio NIM pada bank selama periode 2019-2022 cenderung fluktuatif ,


hanya satu periode saja yang mengalami penurunan namun tidak terlalu berbeda
dengan nilai tahun sebelumnya.

4. BOPO

Rasio BOPO pada PT. Bank Central Asia sangat baik dan terus mengalami
peningkatan yang baik pula selama 5 periode berturut-turut. Dimana hal ini
disebabkan karena pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank lebih besar
dibandingkan biaya operasional yang keluar.
C. Berdasarkan Permodalan (Capital)

Untuk hasil perhitungan pada PT. Bank Central Asia periode 2019-2022
dihitung menggunakan rasio CAR. Dan setelah dihitung menggunakan rumus
CAR ini, diperoleh hasil bahwa periode 2020 yang mengalami angka kenaikkan
yang cukup besar dibanding periode-periode lainnya. Sebagai informasi juga, jika
bank memiliki CAR yang baik dapat menambah daya tarik nasabah untuk
menggunakan jasa bank.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang sudah dijelaskan diatas , maka saya memberikan


saran sebagai berikut:

1. Untuk penilaian dari risk profile pada bagian kredit rumus (NPL) kita telah
meilhat bahwa bank mengalami kenaikkan dan penurunan yang cukup
jelas perbandingannya karena adanya kredit kurang lancar. Saran saya
sebaiknya lebih menyeleksi calon nasabah yang hendak mengajukan kredit
dibank agar kredit kurang lancar ini tidak terjadi.
2. Untuk penilaian dari faktor rentabilitas perhitungan dengan menggunakan
rumus NIM, lebih ditingkatkan lagi kinerjanya, terutama kemampuan bank
dalam mengelola asetnya,atau bisa dengan menaikkan lagi NIM pada bank
itu sendiri agar hasilnya lebih baik dan dapat meningkat.
3. Penilaian pada faktor earnings dengan perhitungan menggunakan rumus
CAR, bank harus lebih bisa untuk menyiapkan modal atau memiliki
kecukupan modal yang baik agar dapat meminimalisir resiko-resiko yang
nantinya akan datang.
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jangan hanya melakukan
penelitian pada PT. Bank Central Asia saja, namun pada bank-bank
lainnya yang ada di Indonesia. Juga bisa melakukan penelitian yaitu
perbandingan kinerja antara bank umum milik Negara dengan bank umum
milik Swasta.

Anda mungkin juga menyukai