Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEORI ORGANISASI

PERTUMBUHAN MATERI

Dosen pengampu:

NORMALINA, S.SOS.,M.M

Disusun Oleh:

Dhia Jinan 2022220047

Aida Maulina 2022220054

Maria Martelina Indriani Bugis 2022220056

Natalia Margareta Ndun 2022220065


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh
setiaporganisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta implikasi
yang mengikutidari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan
organisme, pertumbuhan dankemunduran setiap organisasi terutama disebabkan
oleh dua faktor yaitu fleksibilitas dalammerespon setiap perubahan lingkungan dan
”kekakuan” (controllability) dalam merespon setiapperubahan (Adizes, 1996).Siklus
hidup organisasi (SHO) bisa berusia sangat panjang namun bisa juga hanya seusiajagung.
Panjang pendeknya usia organisasi sangat ditentukan oleh mutu dari proses
manajementermasuk kemampuan organisasi berhadapan dengan turbulensi eksternal dan
internal. Setiaptahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan
kesulitan atau masalahyang memerlukan penanganan baik secara internal maupun
intervensi dari pihak luar (eksternal).Tahapan perkembangan organisasi sendiri
sebenarnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif(Adizes, 1999). Oleh karena itu
pemahaman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasimemberikan kemampuan
kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif danmenyongsong
persoalan-persoalan organisasi dimasa datang, atau jika tidak mampu, bagaimanasebisa
mungkin menghindari masalah-masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pertumbuhan organisasi ?

2. Bagaimana umur organisasi dan tahapan pertumbuhan ?

3. Bagaimana mengelola pertumbuhan organisasi ?

4. Bagaimana kemunduran organisasi organisasi: dalam menerima realita baru ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan organisasi.

2. Untuk mengetahui umur organisasi dan tahapan pertumbuhannya.

3. Untuk mengetahui mengelola pertumbuhan organisasi.

4. Untuk mengetahui kemunduran organisasi: dalam menerima realita baru.


BAB 2`

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perumbuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi adalah tahap yang dicapai perusahaan ketika perusahaan


dapat mempertimbangkan ekspansi dan mencari opsi tambahan untuk menghasilkan lebih
banyak pendapatan. Pertumbuhan organisasi sering kali merupakan fungsi dari tren
pertumbuhan industri, siklus hidup bisnis, dan keinginan pemilik untuk menciptakan nilai
ekuitas. Organisasi sangat tergantung pada lingkungan, dengan demikian organisasi harus
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan,
apabila ingin tetap bertahan (survival) dan berumur panjang. Untuk itu diperlukan
pengawasan terhadap perubahan lingkungan dan pengembangan rencana-rencana untuk
bertahan dengan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perubahan lingkungan.

2.1.1 Alasan Pertumbuhan Organisasi

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mempelajari sebab-sebab pertumbuhan


organisasi. Beberapa alasan yang dinggap penting sebagai berikut:

1. Pimpinan organisasi berkeinginan agar organisasi untuk menjadi lengkap,


mempeunyai kegiatan yang lebih luas dan mampu mencapai tujuan.
2. Mobalitas para ekskutif. Pertumbuhan memberikan tantangan dan peluang karir bagi
ekskutif.
3. Faktor ekonomis. Pertumbuhan organisasi akan dapat menekan biaya, memperoleh
keuntungan yang lebih besar dan memperkuat daya saing.
4. Kemampuan menjaga kelangsungan hidup. Organisasi yang besar mempunyai
peluang dukungan yang lebih besar dari pemerintah dibandingkan dengan organisasi
yang kecil

2.1.2 Tahapan Pertumbuhan Organisasi

Pada permulaan tahun 1970-an Larry Greiner menyatakan bahwa evolusi organisasi
dikarakteristikkan oleh tahap pertumbuhan yang panjang dan tenang yang selanjutnya
disebut evolusi, kemudian diikuti oleh periode kekacauan yang disebut revolusi. Model
pertumbuhan organisasi meliputi lima tahap, yaitu sebagai berikut :

Tahap 1 : Kreativitas. Kreativitas para pendiri organisasi merupakan tahap awal dari
evolusi suatu organisasi. Bentuk kreativitas ini biasanya dalam mengembangkan
produknya dan pasar. Disain organisasi pada tahap ini masih merupakan struktur
sederhana dan pengambilan keputusan dikontrol oleh manajer-pemilik atau top
manajemen. Komunikasi antar tingkatan di dalam organisasi berlangsung intensif dan
informal.
Krisis yang muncul pada tahap awal pertumbuhan organisasi adalah krisis kepemimpinan,
karena manajer sukar mengelola organisasi dengan hanya mengandalkan pada
komunikasi informal. Oleh karena itu diperlukan manajemen profesional yang dapat
memperkenalkan dan mengimplementasikan manajemen dan tehnik organisasi yang
makin kompleks.

Tahap 2 : Pengarahan. Pada tahap pengarahan desain organisasi makin birokratis,


komunikasi antar tingkatan menjadi formal dan spesialisasi pekerjaan mulai diterapkan,
seperti aktivitas produksi dan pemasaran. Pengambilan keputusan pada tahap ini
bermuara pada manajemen baru dan manajer tingkat bawah tidak diikut sertakan.
Keadaan ini akan menimbulkan krisis otonomi, dimana manajer tingkat bawah akan
mencari pengaruh yang lebih besar di dalam pengambilan keputusan. Pada prinsipnya
solusi dari krisis otonomi tersebut adalah pendesentralisasian pengambilan keputusan.

Tahap 3 : Pendelegasian. Pada tahap pendelegasian manajer tingkat bawah


mempunyai otonomi yang lebih besar dalam menjalankan aktivitas unit kerjanya,
sedangkan top manajemen lebih berkonsentrasi pada perencanaan strategis jangka
panjang. Krisis yang muncul dari tahap pendelegasian adalah krisis kontrol, karena
manajer tingkat bawah merasa nyaman dengan otonomi yang diberikan, sedangkan top
manajemen merasa takut organisasi akan dibawa ke berbagai arah. Oleh karena itu
diperlukan suatu cara dalam mengelola jalannya roda organisasi.

Tahap 4 : Koordinasi. Tahap ini muncul sebagai akibat dari krisis kontrol pada
tahap pendelegasian. Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer lini dari unit-unit staf
dan kelompok-kelompok produk dalam menjalankan fungsinya. Namun adanya
koordinasi juga menimbulkan konflik garis-staf yang menyita banyak waktu dan energi,
sehingga muncul krisis birokrasi.

Tahap 5 : Kerjasama. Jalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap koordinasi
adalah kerjasama yang kuat antar individu di dalam organisasi. Budaya organisasi
menjadi substitusi bagi kontrol formal manajemen organisasi. Struktur organisasi
bergerak ke arah bentuk organik.

2.2 Umur Organisasi dan tahap pertumbuhanya

Ukuran organisasi, ukuran atau besaran organisasi menunjukkan pada jumlah total
anggota (pegawai) organisasi. Organisasi itu bisa dibedakan menjadi organisasi besar dan
organisasi kecil. Ukuran organisasi berkaitan dengan beberapa karakteristik struktur
organisasi yaitu :

1. Kompleksitas struktur
Kompleksitas struktur adalah menunjukkan berapa derajat diferensiasi yang terdapat
dalam sebuah organisasi, diferensiasi horizontal menunjuk pada banyaknya jumlah
unit kerja dalam organisasi. Diferensiasi vertikal menunjuk pada banyaknya jumlah
tingkat hirarki dalam organisasi dan diferensiasi special, menunjuk pada derajat
persebaran lokasi geografis dari fasilitas dan personil suatu organisasi.ukuran
organisasi dan kopleksitas struktur semakin tinggi diferensiasi (horizontal,vertical
maupuan sepesial) maka organisasi semakin kompleks. Kompleksitas meningkat
mengikuti meningkatnya besaran organisasi. Namun laju kompleksitas akan semakin
menurun.

2. Formalisasi
Formalisasi menunjukkan tingkat penggunaan dokumen dan aturan tulisan dalam
melaksanakan kegiatan organisasi, tujuan formalisasi adalah menjaga konsisten dan
keseragaman, yakni untuk mencapai output yang tidak berubah-ubah kualitasnya.
Meningkatkan kordinasi yaitu melalui standarisasi oprasional dan prosedur secara
tertulis. Satu cara yang efektif dan bisa dipakai organisasi. Penghematan biaya secara
ekonomis melalui formalisasi dalam wujud buku-buku manual pekerjaan yang berisi
prosedur kerja dan penjelasan terperinci, maka dapat menghemat biaya diklat, biaya
pengawasan dan biaya lainnya.

3. Sentralisasi
Sentralisasi yaitu berkaitan dengan wewenang pengambilan keputusan tersebar
dilapisan bawah, maka organisasi tersebut disebut desentralisasi. Ukuran organisasi
berhubungan secara negative dengan desentralisasi. Semakin besar ukuran organisasi
maka semakin besar pula disentralisasinya. Semakin kecil organisasi semakin
sentralisasik. Ukuran organisasi dan birokrasi adalah kompleksitas, formalitas dan
desentralisasi cukup untuk membedakan tiga tipe kelompok organisasi yakni
organisasi organic, mekanistik, dan briokratik. Organisasi mekanistik dicirikan oleh
kompleksitas, formalitas dan sentralisasi yang semuanya tinggi. Organisasi briokratik
dicirikan oleh kompleksitas, formalitas tinggi namu sentralisasi rendah.
Mendelegasikan keputusan-keputusan ke level bawah. Menetapkan aturan-aturan dan
prosedur-prosedur yang ketat supaya control. Komponen Administrasif adalah semua
pegawai dalam organisasi yang berkaitan dengan aktivitas “pendukung” mereka
member kontribusi secara tidak langsung pada pencapaian tujuannya.hubungan
organisasi antar ukuran organisasi dengan komponen administrative dapat
berkolerasi : positif = sangat besar organisasi berkembang, komponen administrative
relative bertambah secara tidak proposional, Negatif = pada saat besaran meningkat,
proporsi komponen administrative menurun, Curviliner = komponen administrative.
lebih besar bagi organisasi kecil, dan lebih besar dibandingkan organisasi yang
sedang. Besaran organisasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi komponen
adminstratif. Faktor lain mencakup jenis organisasi, lingkungan, teknologi, dan
kompleksitas.
a. Tahap pertama pertumbuhan ekonomi dimulai dari organisasi itu mulai berdiri,
ukuran organisasi masih kecil, dikelolah oleh pemilik dan perhatian terarah pada
upayah menciptakan dan menjual produk tertentu dan juga kemampuan bertahan
untuk menghadapi pesaing. Organisasi tumbuh, aktivitas semakin kompleks dan
masalah manajemen muncul karena organisasi tidak dapat lagi diurus lewat
informasi informal dan pengabdian. Pada saat ini muncul krisis kepemimpinan.
Karena pimpinan tidak mampu lagi mengendalikan aktivitas organisasi secara
sendirian. Krisis ini dipecahkan dengan mencari tipe pemimpin diterima pendiri
dan mampu mengendalikan organisasi.
b. Tahap kedua pertumbuhan organisasi mulai ditata menjadi bagian-bagian hirarki
wewenag, beban tugas yang jelas. Organisasi mulai jelas struktur dan fungsi-
fungsinya.pimpinan mengambil tanggung jawab pengarahan sedang manajer dan
jenjang lebih rendah diperlakukan sebagai pelaksana yang tidak banyak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan solusi dari krisis ekonomi tersebut adalah
pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.
c. Tahap ketiga pertumbuhan yaitu tahap pendelegasian yang lebih besar
menjalankan manajer tingkat bawah mempunyai otonomi yang lebih besar
menjalankan aktivitas unit kejayaan, sedangkan top manajemen lebih
berkosentrasi pada perencanaan strategis jangka panjang. Krisis yang muncul pada
taham pendelegasian adalah krisis pengawasan, karena manajer unit kerja merasa
nyaman dengan otonomi, sedangkan top manajemen takut organisasi dibawa
keberbagai arah. Oleh karena itu diperlukan berbagai cara dalam mengelola
jalannya roda organisasi, melalui teknik-teknik kordinasi yang baru
d. Tahap pertumbuhan keempat tahap koordinasi ditandai dengan penggunaan
sistem formal untuk mencapai koordinasi vertical maupun horizontal.kontrol
briokrasi mulai diterapkan mulai diterapkan standarisasi kegiatan, dan berbagai
program formal dan prosedur kerja yang baku. Manajer menengah menjadi kurang
inovatif. Jadi ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi, terutama pada
kompleksitas, formalitas dan standaritas. Daur hidup organisasi merujuk pada
perubahan yang dapat diramalkan. Setiap tahap pertumbuhan menimbulkan
masalah sendiri-sendiri. Setiap tahap pertumbuhan memunculkan krisis yang baru
dan setiap krisis mengharuskan manajemen melakukan penyesuaian alat
koordinasi, sistem control dan disain organisasi.
Selain penjelasan diatas pertumbuhan organisasi dibagi menjadi empat yaitu
yang melalui kegiatan yaitu:
a. Ekspansi strategi ekspandi dipakai oleh Philip Morrie saat membeli kraft,
sehingga membuat Philips menjadi lebih besar dalam industry makanan.
b. Diversivikasi pertumbuhan ini muncul dari berbagai macam bentuk usaha,
seperti pengembanggan produk dan jasa yang baru, integrasi vertical dan
diferensifikasi konglomerasi.
c. Pengembangan teknologi pertumbuhan ini muncul dari damoaka aplikasi
pengembangan teknologi dari sebuah organisasi, seperti Faderal Express yang
tumbuh dengan cepat sebagai akibat pertumbuhan teknologi computer dari
mulai penerima sampai penyampaian paket ke konsumen.
d. Perbaikan teknik manajerial yaitu pertumbuhan yang muncul dari sebagai
dampak proses manajemen yang dimodifikasi dan diperbaiki sehingga muncul
efisiensi
2.3 Mengelola Pertumbuhan (Managing Growth)

Setiap organisasi akan mengalami pertumbuhan perubahan baik cepat ataupun


lambat. Di dalam proses pertumbuhan tersebut dilalui berdasarkan tahap-tahap
tertentu atau mengalami fase-fase daur hidup organisasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan organisasi.

Nilai-nilai Bangsa Amerika Mendukung Pertumbuhan. Di Amerika Serikat


setiap orang muda dapat tumbuh dan mempunyai peluang untuk menjadi seorang
presiden. Orang bisa menjadi kaya dan sukses tanpa memperhatikan status ekonomi
keluarganya. Hal tersebut merupakan gambaran yang cukup akurat dari kepercayaan
dasar orang Amerika bahwa masa depan akan lebih baik daripada sekarang. Nilai-
nilai optimistik tersebut juga terinternalisasi ke dalam organisasi. Pertumbuhan
menjadi alat untuk mengemukakan kepercayaan tersebut dalam konteks
organisasional. Pertumbuhan menjadi cara untuk membuat organisasi di masa yang
akan datang menjadi lebih baik dibanding sekarang. Ada empat alasan utama
mengapa organisasi mencari pertumbuhan, yaitu:

1) Makin besar makin baik.


2) Pertumbuhan meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup.
3) Pertumbuhan sinonim dengan keefektifan.
4) Pertumbuhan adalah kekuasaan.

Makin besar makin baik. Ukuran yang besar pada organisasi ada kaitannya
dengan hubungan ekonomis. Pertumbuhan yang makin besar sangat diinginkan
karena dengan makin meningkatnya besaran organisasi maka berdampak pada skala
ekonomi (economic of scale). Makin besar organisasi seringkali lebih efisien dalam
operasional organisasi tersebut.

2.4 Kemunduran Organisasi

realita baru yang harus diterima


Kemunduran organisasi terjadi karena lingkungan yang berubah misalkan
karena pangsa pasar yang menurun, biaya pekerja yang mencolok diluar negeri
sehingga produk luar lebih murah, lahirnya produk substitusi yang kualitasnya lebih
baik, terjadi perubahan dari prioritas kebijakan pemerintah dalam industri akibatnya
beberapa perusahaan melakukan efisiensi dengan melakukan merger dan akuisisi
untuk menanggulangi kemunduran tersebut. Salah satu masalah utama yang harus
dihadapi pihak manajemen selama terjadinya kemunduran organisasi adalah
kemungkinan pegawai terbaik akan meninggalkan organisasi. Untuk mengurangi
perputaran pegawai dan untuk mempertahankan tingkat moral yang tinggi dan
komitmen dari pegawai maka pihak manajemen harus mendesentrelalisasi dan dan
melepaskan kontrol yang otokratis. Jika kemunduran bersifat jangka panjang maka
manajemen akan mengambil jalan untuk memberi kepada pegawai peran yang lebih
tinggi dalam pengambilan keputusan, struktur organisasi akan bergerak kearah
desentralisasi. Masalah manajerial yang potensial jika organisasi mundur: Beberapa
permasalahan yang potensial apabila organisasi mengalami kemunduran, akan
berakibat pada hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatnya konflik.
Kemunduran organisasi akan menimbulkan konflik, konflik akan lebih tinggi pada
organisasi yang sedang mundur dibandingkan pada organisasi yang sedang
tumbuh. Pihak manajemen harus dapat mengelola konflik tersebut untuk
memperlambat kemunduran. Dari konflik tersebut dapat timbul perubahan yang
dapat menghidupkan kembali organisasi seperti penciptaan produk dan jasa baru
dan tindakan untuk mengurangi biaya organisasi dengan melakukan efisiensi
disetiap sektor sehingga organisasi dapat hidup terus.
2. Meningkatnya Berpolitik.
Perubahan struktural selama kemunduran akan lebih mungkin ditentukan oleh
koalisi mana yang menang dalam perebutan kekuasaan dan koalisi timbul dari
kelompok yang diorganisasikan dan vocal, yang secara aktif akan mengejar
kepentingannya sendiri. Dalam situasi kompetisi untuk kelangsungan hidup
organisasi, peraturan standar diabaikan. Pada lingkungan yang demikian
mendorong dijalankannya politik “tidak ada palka yang dipalangi”.
3. Meningkatnya Penolakan Terhadap Perubahan
Kekuatan utama yang menolak perubahan pada tahap awal kemunduran adalah
orang yang mempunyai kepentingan yang paling banyak memperoleh keuntungan
dari pertumbuhan. Koalisi domain mereka akan melindungi diri untuk
mempertahankan status quo dan kontrolnya. Karena basis dari kekuasaan mereka
ditantang, sehingga mereka terdorong untuk meneruskan usaha yang behubungan
dengan pertumbuhan meskipun tidak masuk akal lagi. Jika organisasi tersebut
berniat mengubah kebijakan mereka kearah menstabilisasi organisasi maka
mereka perlu melepaskan pendukung pertumbuhan dari posisi kekuasaan mereka
dan menggantikannya dengan kader pemimpin baru yang mempunyai kepentingan
berbeda.
4. Hilangnya Kredibilitas Manajemen Puncak.
Pada saat kemunduran para anggota organisasi akan melihat kepada individu atau
kelompok tertentu yang dapat dijadikan kambing hitam dari terjadinya
kemunduran tersebut. Ada kecenderungan bahwa pihak manajemen yang akan
dijadikan kambing hitam kemunduran tersebut sehingga kredibilitas mereka akan
menurun, tanda-tandanya dapat dilihat dari menurunnya moral dan komitmen
pegawai, kepuasan kerja cenderung untuk jatuh secara mencolok seperti loyalitas
terhadap organisasi.
5. Perubahan Komposisi Tenaga Kerja
Pengurangan memerlukan pemotongan jumlah pegawai. Kriteria yang paling
popular untuk menentukan siapa yang harus diberhentikan lebih dahulu adalah
senioritas artinya yang dipekerjakan paling akhir adalah yang pertama yang harus
meninggalkan organisasi. Salah satu hasil yang kurang menyenangkan dari
penghentian yang didasarkan senioritas bahwa hal itu menghambat kearah
pembukaan kesempatan kerja bagi wanita kelompok minoritas.
6. Meningkatnya Perputaran Tenaga Kerja Secara Sukarela
Pada saat terjadi kemunduran organisasi akan terjadi pengunduran diri secara
sukarela, tetapi orang pertama yang akan meninggalkan organisasi adalah orang-
orang yang paling baik, seperti teknisi yang terampil, para profesional dan
pegawai manajer yang berbakat. Sehingga manajemen senior ditantang untuk
memberikan insentif bagi manajer yunior jika ingin memperlambat kemunduran
yang lama
7. Rusaknya Motivasi Pegawai
Waktu organisasi mundur akan terjadi pemberhentian, pengaturan kembali tugas
yang seringkali merupakan penyerapan dari tugas-tugas sebelumnya yang
dilakukan orang lain dimana perubahan ini dapat menyebabkan stress. Biasanya
pegawai sukar untuk tetap termotivasi jika terdapat ketidakpastian yang tinggi
mengenai apakah mereka akan tetap punya pekerjaan dilain waktu.

Faktor kekeliruan dalam kegiatan downsizing


Kesalahan yang seringkali dilakukan dalam kegiatan penurunan besaran
diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a) Kekeliruan pada saat merestrukturalisasi tujuan jangka panjang dan jangka
pendek organisasi.
b) Digunakan sebagai usaha pertama daripada sebagai strategi usaha terakhir
c) Memakai penurunan besaran yang tidak selektif
d) Kekeliruan merubah proses kerja seteleh penurunan besaran
e) Kekeliruan yang melibatkan pekerja dalam proses restukturalisasi
f) Kekeliruan dalam mengkomunikasikan secara terbuka dan sejujurnya
tentang restrukturalisasi
g) Penanganan penempatan bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan
h) Kekeliruan memanaj orang-orang yang akan dijadikan sebagai penyelamat
yang efektif
i) Mengabaikan pengaruh dari stakeholder lain.
j) Kekeliruan mengevaluasi hasil restrukturalisasi dan belajar dari kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai