Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM
“KURIKULUM 2013 DALAM ISLAM”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Indah Wigati, M.Pd.I

Disusun oleh :
Sem. II/Biologi 21072
Kelompok 11
Karina Hamidah Putri (2120207035)
Ayu Pratiwi (2120207041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2022
Sistem Pendidikan Islam dan Kurikulum Pendidikan
Islam : Kurikulum 2013 Dalam Islam

Karina Hamidah Putri1


Ayu Pratiwi2
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
karinahpz93@gmail.com , ayupratiwipratiwi28@gmail.com

Abstrak
Keyword : Sistem Pendidikan, Pendidikan Islam, Kurikulum Pendidikan

1. Pendahuluan
2. Pembahasan
a. Pengertian Pendidikan
Menurut para ahli, salah satunya adalah H. Horne, pendidikan
merupakan proses terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti terwujud dalam
alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

b. Pendidikan Islam dan Kurikulum Pendidikan Islam


c. Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Ada empat model konsep kurikulum, yaitu kurikulum subjek
akademis, kurikulum humanistic, kurikulum teknologis, dan kurikulum
rekonstruksi sosial. Pendidikan Islam dibangun atas dasar pemikiran
yang Islami, bertolak dari pandangan hidup dan pandangan tentang
manusia, serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi
kaidah-kaidah Islam. Pemikiran tersebut pada gilirannya akan
melahirkan kurikulum yang khas Islami.
Kurikulum yang demikian pada pendapat Abdurrahman al Nahlawi
mengacu pada prinsip-prinsip yakni :
1) Sistem dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan
fitrah manusia agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak
menyimpang.
2) Kurikulum hendaknya mengacu kepada pencapaian tujuan akhir
pendidikan Islam sambil memperhatikan tujuan-tujuan
dibawahnya.
3) Kurikulum hendaknya terstruktur dan terorganisasi secara integral
hubungan antar bidang studi, bahasan pokok, dan jenjang
pendidikan dijalin dengan satu benang merah yang mengacu
kepada tujuan akhir pendidikan Islam.
4) Kurikulum hendaknya realistis.
5) Kurikulum hendaknya efektif untuk mencapai tingkah laku dan
emosi yang positif
6) Kurikulum hendaknya memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik, baik fisik, emosional ataupun intelektual nya
berbagai masalah yang dihadapi dalam setiap tingkat
perkembangan seperti pertumbuhan bahasa, kematangan sosial, dan
kesepian religiusitas.
7) Kurikulum hendaknya memperhatikan aspek-aspek tingkah laku
amliah Islami yang mengejawantahkan segala rukun, syi'ah, dan
etika Islam baik dalam kehidupan individual maupun dalam
hubungan sosial peserta didik.
Selain itu adapun tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar
kurikulum pendidikan Islam, maka yang terpenting adalah yang
berikut:
a) Pertautan yang sempuma dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan
nilai-nilainya, maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum,
termasuk falsafah, tujuantujuan, kandungan-kandungan, metode
mengajar, cara-cara perlakuan dan hubungan-hubungan yang berlaku
dalam lembaga -lembaga pendidikan harus berdasar pada agama dan
akhlak Islam.
b) Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-
kandungan kurikulum.
c) Keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan-
kandungan kurikulum.
d) Berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan
kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial di
mana pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuanpengetahuan, kemahiran-kemahiran pengalaman dan
sikapnya.
e) Pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual di antara pelajar-pelajar
dalam bakat-bakat, minat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-
kebutuhan, dan masalah-masalahnya, dan juga memelihara perbedaan-
perbedaan dan kelainan-kelainan di antara alam sekitar dan
masyarakat.
f) Prinsip pertautan dalam antara mata pelajaran, pengalaman-
pengalaman, dan activity yang terkandung dalam kurikulum begitu
juga dengan pertautan antara kandungan-kandungan kurikulum dan
kebutuhan murid-murid, kebutuhan masyarakat, tuntutan zaman
tempat di mana murid-murid itu berada.
d. Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Ciri-ciri menjelaskan sifat-sifat kurikulum dalam pendidikan Islam
yang tidak dapat dijelaskan dengan defenisi perhatian pada ciri-ciri dan
keistimewaan ini adalah bahwa ia sesuai dengan semangat pendidikan
yang ada didalamnya, dimestikan oleh prinsip-prinsip, ajaran-ajaran
dan falsafah pendidikan dan perbaikan yang diambil dari padanya.
Diantara ciri-ciri umum kurikulum pada pendidikan Islam, kami
sebutkan secara ringkas sebagai berikut:
1.) Menonjolnya tujuan agama dan akhlak berbagai tujuantujuannya dan
kandungan-kandungan, metode, alat-alat, dan bercorak agama segala
yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan agama dan berdasar
pada Al-Qur’an, Sunnah, dan peninggalan orang-orang terdahulu yang
saleh, dan dimaksudkan dengannya mencapai tujuan-tujuan agama
dan akhlak atau tujuan-tujuan memanfaatan yang tidak bertentangan
dengan agama dan akhlak.
2.) Meluasnya perhatian dan menyeluruh kandungannya, kurikulum yang
betul-betul yang mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran-
ajarannya adalah kurikulum yang luas dan menyeluruh dalam
perhatian dan kandungannya, disamping itu dia juga luas dalam
perhatiannya.
3.) Ciri-ciri keseimbangan yang relatif diantara kandungan kurikulum
dari ilmu-ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang
bermacam-macam. Kurikulum dalam pendidikan Islam, sebagai mana
ia terkenal dengan menyeluruhnya perhatian dan kandungannya. Juga
menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh,
lengkap-melengkapi, dan berimbang antara orang dan masyarakat itu
juga menaruh perhatian pada segala ilmuilmu, seni, kegiatan
pendidikan yang berguna dalam bentuk perseimbangan yang wajar
yang menjaga agar setiap ilmu, seni dan kegiatan itu mendapat
perhatian, pemeliharaan dan penjagaan yang patut dimilikinya yaitu
sesuai dengan manfaat yang dapat diberinya kepada pribadi dan
masyarakat.
4.) Ciri kecenderungan yang pada seni halus, aktivitas pendidikan
jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejujuran, bahasa
asing, sekalipun atas dasar perseorangan dan juga bagi mereka yang
memiliki kesediaan dan bakat bagi perkara-perkara ini dan
mempunyai keinginan untuk mempelajari dan melatih diri dalam
perkara tersebut.
5.) Cirinya berkaitan antara kurikulum dalam pendidikan Islam dengan
kesediaan pelajar dan minat, kemampuan, kebutuhan dan perbedaan-
perbedaan perseorangan di antara mereka juga berkaitan dengan alam
sekitar budayanya dan sosial dimana kurikulum itu di laksanakan juga
berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah masyarakat Islam
yang selalu berkembang.

e. Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Islam


Meskipun masih banyak sekolah yang belum menerapkan sistem
kurikulum 2013 di sekolah, tetapi sudah banyak pula sekolah yang
telah menerapkan sistem kurikulum 2013 bahkan saat baru munculnya
pembaharuan kurikulum tersebut. Terutama kurikulum 2013 dalam
pendidikan Islam, yaitu salah satunya pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang ada di sekolah.
Syaikh Musthafa Al-Ghilayini menulis dalamIdzatun Nasyi’in,
kemudian menggubah sebuah syair, yang artinya “Maju dan
mundurnya suatu bangsa, tegak dan runtuhnya suatu bangsa,
tergantung pada akhlaknya, apabila akhlak suatu bangsa baik, maka
baik lah bangsa dan negara itu, tapi apabila akhlak suatu bangsa
jelek, maka hancurlah bangsa dan negara itu.” (Musthafa Al-
Ghilayini).
Dari syair tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak suatu bangsa
yang baik akan menjadikan bangsa tersebut menjadi bangsa yang baik
dan sejahtera. Jika dikaitkan dengan kurikulum pendidikan, ini sangat
berpengaruh dalam kemajuan bangsa. Tidak hanya maju dalam
prngrtahuan, namun juga dalam agama. Sangat jelas bahwa negara
tidak hanya mengedepankan intelektual saja tetapi juga seimbang
dalam agama, dan kurikulum 2013 pendidikan ini juga menjadikan
peserta didik memiliki akhlak yang mulia.
Perubahan yang terjadi dari masa ke masa menjadikan salah satu
kurikulum baru yakni kurikulum 2013. Kelebihan pada kurikulum
2013 ini apabila dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yang
mana diharapkannya oleh pemerintah yakni perhatiannya yang begitu
besar pada perkembangan karakter pada peserta didik. Pembaruan
kurikulum 2013 tersebut diharapkan dapat menanamkan Akhlakul
Karimah dan memiliki budi pekerti yang baik pada setiap peserta didik
yang ada dalam bangsa ini.
Walaupun kurikulum pendidikan Islam dan kurikulum pada
umumnya berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama, yakni
mengedepankan peserta didik agar memiliki akhlak yang mulia dan
berbudi bepekerti yang baik.

3. Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
tersebut berfokus pada sistem pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan
Islam. Lembaga yang menjadi fokus terhadap penelitian ini adalah UIN
Raden Fatah Palembang. Data yang diperlukan aalah data yang akan
digunakan untuk mengetahui informasi sesuai dengan kajian yang dibahas.
Partisipan dalam penelitian ini adalah pakar pendidikan yang
mengetahui tentang pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan Islam,
serta kurikulum 2013 dalam Islam.
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan tahapan penelitian
deskriptif kualitalif, yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan, dan verifikasi. Peneliti akan terus melakukan pemantauan dan
melakukan pengumpulan data serta informasi sehingga data tersebut sesuai
dengan yang dibutuhkan.

4. Analisis Data
a. Kurikulum pendidikan Islam dalam aqidah, syariah, dan akhlak.

Konsep Ayat Statement Cooding


QS. Al- ‫ َس ُنِر يِه ْم آَياِتَن ا ِفي اآلَفاِق َو ِفي َأْنُفِس ِه ْم َح َّت ى َي َت َبَّيَن َلُهْم‬Kurikulum dan
Fushshilat ( ‫ َأَّنُه اْلَح ُّق َأَو َلْم َي ْك ِف ِبَر ِّب َك َأَّنُه َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِه يٌد‬pendidikan Islam

ayat 53 )٥٣ dapat memperkuat


53. Kami akan memperlihatkan kepada
aqidah, syariah, dan
mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
akhlak peserta didik.
segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu?

Dalam ayat tersebut, terkandung tiga isi kurikulum pendidikan Islam,


yaitu :

1.) Isi kurikulum yang berorientasi pada Ketuhanan. Yang mencakup


mengenai Dzat, Sifat, dan Perbuatan-Nya, dan relasi terhadap manusia
serta alam semesta ini, meliputi ilmu fiqih, akhlak, tasawuf, al-qur’an dan
sunnah. Isi dari kurikulum ini berpijak pada Wahyu Allah SWT.
2.) Isi kurikulum yang berorientasi pada kemanusiaan., yang berkaitan dengan
perilaku manusia, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
makhluk berbudaya, dan makhluk yang berakal. Isi kurikulum tersebut
berpijak pada ayat-ayat anfusi.
3.) Isi kurikulum yang berorientasi pada kealaman, yang berkaitan dengan
fenomena alam semesta sebagai makhluk yang dimanfaatkan dan untuk
kepentingan manusia. Isi kurikulum tersebut berpijak pada ayat-ayat afaqi.

b. Kurikulum tentang bersikap bertakwa kepada Allah SWT.

Konsep Ayat Statement Cooding


QS. Al-Hasyr ‫ َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اَّتُق وا َهَّللا َو ْلَتْنُظ ْر َنْفٌس َم ا‬Pengembangan
ayat 18 ( ‫ َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُل وَن‬kurikulum dalam
)١٨ proses ketaqwaan
18. Hai orang-orang yang beriman, kepada Allah SWT
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
sebagaimana yang
Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diajarkan pendidik
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
kepada peserta didik.
Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Quraish Shihab dalam tafsir “al-Misbah”, menafsirkan bahwa ayat


tersebut berbicara tentang perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata
“waltandzur’ nafsmma koddamat lighod” mempunyai arti bahwa manusia
harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang
menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh
kenikmatan dalam kehidupan.

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa setiap manusia termasuk guru
untuk dapat memperhatikan dan mempersiapkan apa yang harus
direncanakan kedepannya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Hal
tersebut menuntut guru untuk dapat meningkatkan pengetahuan dalam
merencanakan pengajaran terhadap siswa, dengan cara yang mudah
dipahami dan diterima oleh siswa tersebut dan sekaligus guru meningkatkan
kemampuannya dalam merencanakan pengajaran agar tujuan pembelajaran
yang direncanakan ke depan dapat terlaksana semaksimal mungkin.

c. Pendidikan dan kuriklum memberikan bimbingan kepada peserta didik


dalam membaca dan belajar terutama pempelajari tentang pendidikan
Islam.

Konsep Ayat Statement Cooding


QS. Al-‘Alaq ‫)َخ َل َق اإلْنَس اَن ِم ْن‬١( ‫ اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬Perintah membaca dan
ayat 1-5 ‫)اَّلِذ ي َع َّلَم ِب اْلَقَلِم‬٣( ‫)اْقَر ْأ َو َر ُّبَك األْك َر ُم‬٢( ‫ َع َلٍق‬mempelajari tentang
)٥( ‫)َع َّلَم اإلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬٤( ilmu pengetahuan,
1. bacalah dengan (menyebut) nama terutama mempelajari
Tuhanmu yang Menciptakan,
ayat-ayat Allah SWT.
2. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar


manusia dengan perantaraan tulis baca.

Menurut Ibnu Katsir bahwa surah Al-‘Alaq ayat 1-5 ini merupakan ayat
yang berbicara tentang permulaan rahmat Allah yang diberikan kepada
hamba-Nya, awal dari nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya, dan
sebagai peringatan tentang proses awal penciptaan manusia dari ‘alaqah.
Ayat tersebut juga menjelaskan tentang kemuliaan Allah SWT yang telah
mengajarkan sesuatu hal, yakni pengetahuan yang tentunya belum
diketahui, sehingga hamba dimuliakan Allah dengan ilmu yang merupakan
qodrat-Nya.
Selain itu, adapun penafsiran Quraish Shihab tentang ayat pendidikan
yang terkandung dalam QS. Al-‘Alaq 1-5 tersebut, yang pertama adalah
nilai pendidikan keterampilan, yang meliputi pengetahuan membaca,
menulis, dan ilmu biologi. Yang kedua yaitu tentang nilai pendidikan
Ketuhanan. Yang ketiga tentang nilai pendidikan intelektual.

5. Kesimpulan
6. Referensi
Aziz, A Rosmiati. (2019). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit
Sibuku
Safiroh, M. (2021). Konsep Evaluasi Pembelajaran Dalam Surat Al-Hasyr
Ayat 18-19 Menurut Kitab Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Ibnu Katsir, dan
Tafsir Al-Misbah. (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2021).
Tharaba, M. (2019). Metodologi Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam
Prespektif Al-Qur’an Surat Al-Fushilat Ayat 53. Jurnal Cendikia Vol.
17 No. 1, Januari – Juni 2019. Hlm 51.
Siregar, V. & Septia Sari, L. (2021). Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan
Agama Islam dalam Kurikulum 2013. Heutagogia: Journal of Islamic
Education Vol 1 No. 1, Juni 2021. Hlm 46.
Taufik, A. (2019). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. El-
Ghiroh, Vol XVII No. 02, September 2019.
Zubaidillah, M. & Nuruddaroini, M. (2019). Analisis Karakteristik Materi
Pelajaran PAI di Jenjang SD, SMP, dan SMA. ADDABANA Jurnal
Pendidikan Agama Islam Vol 2 No. 1, 2019.
Awwaliyah, R. & Baharun H. (2018). Pendidikan Islam Dalam Sistem
Pendidikan Nasional (Telaah Epistemologi Terhadap Problematika
Pendidikan Islam). Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Vol. 19 No. 1, 2018.
Nursikin, M. (2018). Eksistensi Madrasah dan Sekolah Islam sebagai
Lembaga Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional (Studi
Kasus di MAN Yogyakarta III dan SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta). Jurnal Vol. 3 No. 1, Januari-Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai