Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI KELAS IX
DI PONPES JABAL HIKMAH DESA SUWANGI TIMUR

SAHABUDIN
NIM:113119031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2023
PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi atas nama Sahabudin NIM. 1113119031 dengan judul


“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Terhadap Tingkat
Pengetahuan Santri Kelas IX di Ponpes Jabal Hikmah Desa Suwangi Timur”

Telah memenuhi syarat dan disetujui oleh

Pembimbing I Tanggal

Ns. Ahyar Rosidi, M.Kep


NIDN. 0817049103

Pembimbing II Tanggal

Baiq Fina Farlina, M.Pd


NIDN. 0826098503

Mengetahui
Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan

Ns. Dina Alfiana Ikhwani, M.Kep


NIDN. 0808038801
ABSTRAK

“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI KELAS IX
DI PONPES JABAL HIKMAH DESA SUWANGI TIMUR”

Sahabudin1, Ahyar Rosidi², Bq Fina Farlina3

Latar Belakang : Di Ponpes Jabal Hikmah Desa Suwangi Timur ditemukan 5 santri kadang tidak
mandi sampai 3 hari. Selain itu para santri juga kadang bertukar barang pribadi seperti baju kaos,
celana, peci, dan sarung, bahkan juga bertukar peralatan mandi ditambah juga dengan kondisi para
santri yang sebagian besar belum memiliki pengetahuan yang baik dalam melaksanakan personal
hygiene. Untuk merubah perilaku tersebut harus dimulai dari peningkatan pengetahuan dengan
cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pendidikan kesehatan personal
hygiene terhadap pengetahuan santri kelas IX di Pondok Pesantren Jabal Hikmah Desa Suwangi
Timur.
Metode : Penelitian ini menggunakan model pre experimental design with one group pretest-
posttest. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anak sekolah kelas IX yang
berada di Ponpes Jabal Hikmah Desa Suwangi Timur yaitu sebanyak 30 santri menggunakan
teknik total sampling.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest pengetahuan personal hygiene
responden yaitu 5,73, sedangkan rata-rata nilai postest pengetahuan personal hygiene responden
yaitu 8,07. Selain itu nilai Asymp. Sig.(2-tailed) 0,000 atau p-value < (0,05) sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima dengan kata lain “Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene
Terhadap Tingkat Pengetahuan Santri Kelas IX di Pondok Pesantren Jabal Hikmah Desa Suwangi
Timur”.
Simpulan : Pendidikan kesehatan personal hygiene yang diberikan berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan personal hygiene santri kelas IX di Ponpes Jabal Hikmah Desa Suwangi Timur.
Pemberian pendidikan kesehatan tentang personal hygiene memberikan dampak positif, yaitu
peningkatan pengetahuan tentang personal hygiene yang berujung pada perubahan tingkah laku
dalam pemeliharaan diri yang lebih baik.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Personal Hygiene


Kepustakaan : 38 (2012-2018)
Halaman :
1
Mahasiswa Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
2
Dosen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
3
Dosen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERSONAL HYGIENE HEALTH EDUCATION ON


THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF STUDENTS IN CLASS IX
AT JABAL WISDOM ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN EAST SUWANGI
VILLAGE

Sahabudin1, Ahyar Rosidi2, Baiq Fina Farlina3

Background: At the Jabal Hikmah Islamic Boarding School, East Suwangi Village, it was found
that 5 students sometimes did not take a bath for up to 3 days. In addition, the students also
sometimes exchange personal items such as t-shirts, pants, caps, and sarongs, and even exchange
toiletries, coupled with the condition of the students, most of whom do not have good knowledge in
carrying out personal hygiene. To change this behavior must start from increasing knowledge by
providing counseling or health education.
Objective: This study aims to determine the effect of personal hygiene health education on the
knowledge of class IX students at the Jabal Hikmah Islamic Boarding School, East Suwangi
Village.
Methods: This study shows that the average pretest value of respondents' personal hygiene
knowledge is 5.73, while the average posttest value of respondents' personal hygiene knowledge is
8.07. Additionally the Asymp. Sig.(2-tailed) 0.000 or p-value < (0.05) so that H0 is rejected and
H1 is accepted in other words "There is an Influence of Personal Hygiene Health Education on
the Knowledge Level of Class IX Santri at the Jabal Hikmah Islamic Boarding School in East
Suwangi Village".
Results: This study shows that the average respondent's pretest score is 5.73, while the average
respondent's posttest score is 8.07. Additionally the Asymp. Sig.(2-tailed) 0.000 or p-value <
(0.05) so that H0 is rejected and H1 is accepted.
Conclusion: This study shows that the average pretest value of respondents' personal hygiene
knowledge is 5.73, while the average posttest value of respondents' personal hygiene knowledge is
8.07. Additionally the Asymp. Sig.(2-tailed) 0.000 or p-value < (0.05) so that H0 is rejected and
H1 is accepted in other words "There is an Influence of Personal Hygiene Health Education on
the Knowledge Level of Class IX Santri at the Jabal Hikmah Islamic Boarding School in East
Suwangi Village".

Keywords : Health Education, Personal Hygiene


Literature : 38 (2012-2012)

1
Nursing Student, Hamzar College of Health Sciences
2
Nursing Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
3
Nursing Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
PENDAHULUAN 122.076 kasus, penyakit alergi
sebanyak 89.163 kasus, diare
Pondok pesantren sebanyak 85.733 kasus, dan
merupakan suatu tempat yang gastritis sebanyak 32,831 kasus
disediakan untuk memperoleh (Riskesdas, 2013). Menurut
pendidikan agama Islam secara Hapsari (2014) penyakit-penyakit
mendalam dimana para santri yang sering terjadi di pondok
akan tinggal bersama dibawah pesantren antara lain yaitu
asuhan seorang “kyai” secara penyakit infeksi dan penyakit
“mondok”. Mereka selanjutnya menular seperti tuberculosis
akan tinggal bersama-sama (TBC), typus, demam berdarah,
dalam satu asrama dan menjalani sesak nafas, diare, maag,
kehidupan berkelompok dengan bronkitis atau asma, hepatitis,
berbagai macam karakteristik gatal-gatal, panuan, kutuan,
dari para santri. Dalam kondisi pingsan, batuk pilek namun
tersebut, tentu akan banyak dalam kategori presentase
muncul permasalahan kesehatan tertinggi yaitu penyakit kulit.
khususnya dalam pemeliharaan Penyakit kulit kemudian semakin
kebersihan diri (personal banyak berkembang di Indonesia
hygiene) (Hilma & Ghazali, dimana hal ini dibuktikan dari
2014). data profil kesehatan Indonesia
Personal hygiene adalah pada tahun 2015 yang
perawatan diri yang dilakukan menunjukkan bahwa penyakit
seseorang untuk memelihara kulit dan jaringan subkutan
kebersihan dan kesehatannya menjadi peringkat ketiga dari 10
baik secara fisik maupun mental penyakit terbanyak pada pasien
(Prayogi & Kurniawan, 2016). rawat jalan di rumah sakit se-
Personal Hygiene pada santri Indonesia berdasarkan jumlah
menggambarkan upaya individu kunjungan yaitu sebanyak
dari santri itu sendiri dalam 192.414 kunjungan (Kementrian
upaya menjaga kebersihan dan Kesehatan RI, 2018).
kesehatan dirinya untuk Kejadian penyakit kulit
memperoleh kesejahteraan fisik selain disebabkan oleh kurangnya
dan psikologis. Adapun personal hygiene juga
pentingnya personal hygiene disebabkan oleh kepadatan
dalam kehidupan manusia yaitu hunian yang tinggi. Pondok
untuk menciptakan keindahan, pesantren merupakan satu tempat
serta meningkatkan derajat yang disediakan untuk
kesejahteraan individu sehingga memperoleh pendidikan agama
mencegah timbulnya penyakit Islam secara mendalam dimana
pada diri sendiri serta orang lain para santri diasramakan atau
(Maharani, 2015). tinggal bersama. Santri yang
Berdasarkan Profil tinggal di pondok pesantren akan
Kesehatan Indonesia tahun 2013 menempati sebuah kamar yang
prevalensi penyakit yang timbul terdiri dari beberapa orang
akibat kurangnya personal ditambah kebiasaan para santri
hygiene yaitu yang paling tinggi untuk berukar handuk, peralatan
adalah penyakit kulit sebanyak mandi dan pakaian juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya saat mandi. Hal itu membuat
penularan penyakit dari kulit mereka sangat rentan mengalami
(skin to skin) (Sajida et al., 2012). penularan penyakit kulit akibat
Hal ini sesuai dengan hasil kurangnya personal hygiene
penelitian (Hardiyanti, 2016) seperti gatal-gatal bahkan
yang menyimpulkan bahwa bertambah buruk menjadi
mayoritas para santri yaitu scabies.
sebesar 68,6% mengalami Untuk meningkatkan
kejadian penyakit kulit pengetahuan para santri terkait
disebabkan karena personal personal hygine maka perlu
hygiene yang masih kurang. dilakukan kegiatan pendidikan
Faktor utama kurangnya kesehatan dalam bentuk
personal hygiene pada santri penyuluhan secara berkelanjutan
adalah faktor pengetahuan yang sehingga pengetahuan dan
kurang. Hal ini sesuai dengan wawasan kesehatan para santri
hasil penelitian yang dilakukan meningkat yang secara tidak
oleh Indira Aprilia Jasmine pada langsung akan merubah perilaku
tahun 2016 yang menemukan mereka dalam menjaga personal
sebanyak 72,2% responden hygiene. Oleh karena itu penulis
mempunyai pengetahuan tentang kemudian merasa tertarik untuk
personal hygiene kurang; 77,8% meneliti lebih dalam mengenai
responden memiliki sikap tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
personal hygiene negatif dan Personal Hygiene terhadap
75,9% responden memiliki Pengetahuan Santri Kelas IX di
perilaku pencegahan penularan Pondok Pesantren Jabal Hikmah
scabies yang buruk. Desa Suwangi Timur
Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan oleh penulis pada METODE
tanggal 10 September pada 10 kuantitatif dengan bentuk
santriwan dan 10 santriwati pre experimental untuk mencari
dengan metode wawancara di tahu pengaruh dari suatu
Pondok Pesantren Jabal Hikmah perlakuan dimana dalam hal ini
di Desa Suwangi Timur penulis akan meneliti pengaruh
ditemukan 5 santriwan kadang dari pendidikan kesehatan
tidak mandi sampai 3 hari. Selain personal hygiene terhadap
itu para santri juga kadang pengetahuan personal hygiene
bertukar barang pribadi seperti pada santriwan dan santriwati di
baju kaos, celana, peci, dan kelas IX Pondok Pesantren Jabal
sarung. Namun yang lebih buruk Hikmah Desa Suwangi Timur.
lagi yaitu mereka saling Desain penelitian yaitu
meminjamkan peralatan mandi menggunakan bentuk pre
terutama sabun dimana rata-rata experimental design with one
mereka menggunakan sabun group pretest-posttest.
batangan. Begitu pula pada Dengan
santriwati dari hasil wawancara mempertimbangkan situasi dan
ditemukan 2 santriwati jarang kondisi saat melakukan penelitian
mandi dan terkadang maka peneliti menggunakan teknik
menggunakan sabun temannya total sampling dengan jumlah
sampel sama dengan jumlah Data
f Persen (%)
populasi yaitu 30 santri yang Demografi
berada di kelas IX Pondok Usia
Pesantren Jabal Hikmah 13 tahun 2 6,7
Intrumen yang digunkan 14 tahun 6 20
yaitu Kuesioner pengetahuan 15 tahun 18 60
personal hygiene. Uji statistic 16 tahun 3 10
yang digunakan yaitu uji 17 tahun 1 3,3
wilcoxon dengan kemaknaan Total 30 100
perhitungan statistik Sig-α (0,05). Lama Mondok
Apabila hasil perhitungan 1 tahun 30 100
menunjukkan nilai p-value < 2 tahun 0 0
(0,05) maka dikatakan H0 ditolak 3 tahun 0 0
dan H1 diterima atau dengan kata
Total 30 100
lain ada pengaruh antara variabel
independen dengan variabel
dependen (Sugiyono, 2013). Berdasarkan tabel 4.1 di atas
HASIL PENELITIAN dapat diketahui bahwa
1. Gambaran umum tempat karakteristik responden
penelitiaan berdasarkan usia yaitu sebanyak
Penelitian ini dilakukan di 2 responden (6,7%) berusia 13
Pondok Pesantren Jabal Hikmah tahun, 6 responden (20%)
Desa Suwangi Timur merupakan berusia 14 tahun, 18 responden
salah satu pondok pesantren yang (60%) berusia 15 tahun, 3
ada di Kabupaten Lombok Timur responden (10%) berusia 16
yang beralamatkan di Jalan Aulia tahun, dan 1 responden (3,3%)
Mujiburrahman, Dusun Penye berusia 17 tahun. Lalu pada
Bat, Suwangi Timur. karakteristik jenis kelamin yaitu
2. Karakteristik responden sebanyak 13 responden (43,3%)
a. Karakterstik Responden berjenis kelamin laki-laki, dan 17
Berdasarkan Umur responden (56,7%) berjenis
Tabel 4.1 Disribusi Frekuensi kelamin perempuan. Kemudian
Responden Berdasarkan Data pada karakteristik responden
Demografi berdasarkan lamanya mondok
yaitu sebanyak 30 responden
Data
f Persen (%)
(100%) sudah mondok selama 1
Demografi tahun.
Usia 3. Data Khusus
13 tahun 2 6,7 a. Analisis Univariat
14 tahun 6 20 Tabel 4.2 Tingkat
15 tahun 18 60 Pengetahuan sebelum
16 tahun 3 10 diberikan pendidikan
17 tahun 1 3,3 kesehatan personal hygiene
Total 30 100
Jenis
Kelamin
Laki 13 43,3
Perempuan 17 56,7
Tingkat “kurang” dengan rata-rata
Pengetahuan nilai yaitu 8,07
f (%) Mean
personal hygiene
(pretest)
b. Analisis bivariat
Baik 3 10
1) Tingkat Pengetahuan
Personal Hygiene
Cukup 16 53,
3 sebelum dan setelah
5,73 diberikan pendidikan
Kurang 11 36,
7 Tingkat Asymp
Media Rata
Pengetahua . Sig.
Total 30 100 f n -rata
n personal (2-
Berdasarkan tabel 4.2 di atas Nilai
hygiene tailed)
dapat diketahui bahwa 3
Pretest 5,73
sebelum diberikan pendidikan 0 6
0,000
kesehatan personal hygiene Posttest 3
ditemukan sebanyak 3 0 8 8,07
responden (10%) memiliki Berdasarkan tabel 4.4 di atas
tingkat pengetahuan “baik”, dapat diketahui bahwa setelah
16 responden (53,3%) dilakukan analisa bivariat
memiliki tingkat pengetahuan menggunakan uji wilcoxon
“cukup”, dan 11 responden ditemukan rata-rata nilai pretest
(36,7%) memiliki tingkat responden yaitu 5,73, sedangkan
pengetahuan “kurang” dengan rata-rata nilai postest responden
rata-rata nilai yaitu 5,73. yaitu 8,07. Selain itu nilai
Asymp. Sig.(2-tailed) 0,000 atau
Tabel 4.3 Tingkat p-value < (0,05) sehingga H0
Pengetahuan setelah diberikan ditolak dan H1 diterima dengan
pendidikan kesehatan bunyi “Ada Pengaruh
personal hygiene Pendidikan Kesehatan Personal
Tingkat Hygiene Terhadap Tingkat
Pengetahuan Rata-
Persen Pengetahuan Santri Kelas IX di
personal f rata
hygiene
(%)
Nilai Pondok Pesantren Jabal Hikmah
(posttest) Desa Suwangi Timur”.
Baik 22 73,3 Pembahasan
Cukup 8 26,7 1. Tingkat Pengetahuan Santri
8,07
Kurang 0 0 Sebelum diberikan Pendidikan
Total 30 100 Kesehatan Personal Hygiene
Berdasarkan tabel 4.3 di atas Berdasarkan tabel 4.2 di atas
dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa sebelum
setelah diberikan pendidikan diberikan pendidikan kesehatan
kesehatan personal hygiene personal hygiene ditemukan
ditemukan sebanyak 22 sebagian besar responden
responden (73,3%) memiliki memiliki tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan “baik”, personal hygiene yang “cukup”
8 responden (26,7%) yaitu sebanyak 16 responden
memiliki tingkat (53,3%), lalu sebanyak 11
pengetahuan “cukup”, dan 0 responden (36,7%) memiliki
responden (0%) memiliki tingkat pengetahuan personal
tingkat pengetahuan hygiene yang “kurang”, dan
hanya 3 responden (10%) yang Setelah diberikan Pendidikan
memiliki tingkat pengetahuan Kesehatan Personal Hygiene
personal hygiene “baik”. Berdasarkan tabel 4.3 di
Kurangnya pengetahuan atas dapat diketahui bahwa
santri tentang personal hygiene setelah diberikan pendidikan
yang ditemukan dalam penelitian kesehatan personal hygiene
ini disebabkan salah satunya ditemukan sebagian besar
karena santri kurang responden memiliki tingkat
mendapatkan informasi tentang pengetahuan personal hygiene
personal hygiene secara totalitas yang “baik”, yaitu sebanyak 22
baik dari guru/ustadznya dan dari responden (73,3%), lalu
orang tua di rumah. Selain itu, sebanyak 8 responden (26,7%)
faktor usia dari para santri yang memiliki tingkat pengetahuan
rata-rata berusia 14-15 tahun personal hygiene yang “cukup”,
tergolong usia remaja dimana dan 0 responden (0%) memiliki
pada usia remaja pada umumnya tingkat pengetahuan personal
memiliki pola pikir yang belum hygiene yang “kurang”.
matang dalam menyelesaikan Faktor utama kurangnya
suatu masalah terutama masalah personal hygiene pada santri
kesehatan (Zaki, 2017). Hal ini adalah faktor pengetahuan yang
sesuai dengan penelitian Anita kurang tentang kesehatan. Oleh
(2019) di SMP 3 Ciamis karena itu dengan memberikan
Kecamatan Panumbangan yang pendidikan kesehatan sedini
menunjukkan bahwa sebagian mungkin membuat santri menjadi
besar responden anak sekolah sadar dan lebih perduli akan
yang berusia 14-15 tahun pentingnya menjaga kesehatan
sebanyak 24 orang (43,63%) yang dimulai dengan kebersihan
memiliki pengetahuan yang diri atau personal hygiene.
kurang tentang personal hygiene. Perubahan perilaku atas dasar
Di samping itu pendidikan peningkatan pengetahuan dengan
formal yang diberikan di Pondok cara memberikan pendidikan
Pesantren Jabal Hikmah Desa kesehatan akan bertahan lebih
Suwangi Timur yang ditempuh lama daripada perilaku yang
oleh para santri tidak dapat tidak berdasarkan pengetahuan
memberikan dasar keilmuan yang (Nyoman Ribek, Putu Susy N &
cukup tentang pentingnya Made Mertha, 2017).
personal hygiene yang Dengan demikian
mengakibatkan pengetahuan atau pemberian pendidikan kesehatan
pemahaman dalam pemeliharaan tentang personal hygiene
hygiene kurang yang berujung memberikan dampak positif,
pada perilaku tentang personal yaitu peningkatan pengetahuan
hygiene yang negatif atau kurang tentang personal hygiene
baik, sehingga para santri mudah berujung pada perubahan
terserang atau tertular oleh perilaku dalam pemeliharaan diri
penyakit kulit seperti scabies, yang lebih baik, sehingga angka
panu, dan lain-lain (Sylvie, kejadian penyakit kulit pada
2018). santri di Pondok Pesantren Jabal
2. Tingkat Pengetahuan Santri Hikmah Desa Suwangi Timur
dapat dikurangi seminimal setelah diberikan pendidikan
mungkin. Oleh karena itu kesehatan dimana didapatkan
kegiatan penyuluhan atau nilai Asymp. Sig.(2-tailed) 0,000
pemberian pendidikan kesehatan atau p-value < (0,05) sehingga H0
tentang personal hygiene dapat ditolak dan H1 diterima dengan
diberikan lagi pada santri, bunyi “Ada Pengaruh Pendidikan
sehingga pengetahuan dan Kesehatan Personal Hygiene
wawasan santri meningkat Terhadap Tingkat Pengetahuan
khususnya tentang pemeliharan Santri Kelas IX di Pondok
diri (personal hygiene) yang Pesantren Jabal Hikmah Desa
secara tidak langsung merubah Suwangi Timur”.
sikap dan tingkah laku yang Hasil penelitian tersebut
berkaitan dengan pemeliharaan menunjukkan bahwa pendidikan
dalam personal hygiene. Dengan kesehatan personal hygiene yang
demikian kejadian penyakit kulit diberikan berpengaruh terhadap
pada santri di Pondok Pesantren tingkat pengetahuan personal
Jabal Hikmah Desa Suwangi hygiene santri kelas IX di Ponpes
Timur dapat dicegah. Jabal Hikmah Desa Suwangi
Timur. Pemberian pendidikan
3. Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang personal
Kesehatan Personal Hygiene hygiene memberikan dampak
Terhadap Tingkat positif, yaitu peningkatan
Pengetahuan Santri Kelas IX pengetahuan tentang personal
di Ponpes Jabal Hikmah Desa hygiene yang berujung pada
perubahan tingkah laku dalam
Suwangi Timur
pemeliharaan diri yang lebih
Berdasarkan tabel 4.4 di baik, sehingga angka kejadian
atas dapat diketahui penyakit kulit pada santri di
perbandingan nilai pengetahuan Ponpes Jabal Hikmah Desa
personal hygiene responden Suwangi Timur dapat ditekan
sebelum dan sesudah diberikan seminim mungkin.
pendidikan kesehatan personal Oleh karena itu kegiatan
hygiene dimana ditemukan rata- penyuluhan atau pemberian
rata nilai pengetahuan personal pendidikan kesehatan tentang
hygiene responden sebelum personal hygiene dapat diberikan
diberikan pendidikan kesehatan lagi pada santri, sehingga
personal hygiene yaitu 5,73, pengetahuan dan wawasan santri
sedangkan rata-rata nilai tentang personal hygiene
pengetahuan personal hygiene meningkat. Dengan demikian
responden setelah diberikan kejadian penyakit kulit yang
pendidikan kesehatan personal sering muncul dan menular pada
hygiene yaitu 8,07. santri dapat dicegah sehingga
Selain itu, setelah permasalahan-permasalahan
dilakukan analisa bivariat terkait kejadian penyakit kulit di
menggunakan uji wilcoxon lingkungan ponpes tidak muncul
melalui hasil nilai pretest- lagi kedepannya.
posttest menunjukkan adanya Hasil penelitian ini juga
peningkatan pengetahuan didukung oleh penelitian Edyati
personal hygiene pada responden
(2014) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan
penyuluhan kesehatan dengan kategori “baik”, yaitu
media video terhadap sebanyak 22 responden
pengetahuan dan sikap personal (73,3%).
hygiene siswa SD Negeri 1 c. Ada pengaruh pemberian
Kepek Pengasih Kulon Progo. pendidikan kesehatan
Penelitian tersebut personal hygiene terhadap
menunujukkan bahwa tingkat pengetahuan santri
penyuluhan kesehatan tentang kelas IX di Pondok Pesantren
personal hygiene dengan media Jabal Hikmah Desa Suwangi
video memiliki pengaruh Timur.
signifikan terhadap pengetahuan 2. Saran
dan sikap personal hygiene Dari hasil penelitian
siswa. Diharapkan kepada pengurus
Oleh karena itu pendidikan Pondok Pesantren Jabal Hikmah
kesehatan sangat perlu untuk Desa Suwangi Timur untuk lebih
diperhatikan oleh segenap memperhatikan dan memperbaiki
kalangan baik dalam lingkugan kondisi sanitasi lingkungan
pendidikan sekolah maupun seperti kelengkapan sarana dan
dalam lingkungan pengasuhan prasarana personal hygiene serta
orang tua di rumah. Oleh karena selalu memberikan penyuluhan
itu diharapkan para santri mampu dan memberikan contoh kepada
menangani dan mencegah santri agar selalu menjaga
penyakit kulit salah satunya personal hygiene dan kebersihan
dengan cara melakukan personal kamar, serta selalu waspada
hygiene. Untuk melakukan dengan penularan penyakit kulit
personal hygiene yang benar
diperlukan suatu pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
dan pemahaman tentang
pemeliharaan diri. Informasi Hapsari, N, I, W. (2014). Hubungan
personal hygiene sangat penting Karakteristik, Faktor
bagi santri untuk menjaga atau Lingkungan Dan Perilaku
memelihara personal hygiene Dengan Kejadian Scabies Di
yang mencakup kebersihan kulit, Pondok Pesantren Darul
rambut, gigi, tangan, kaki dan Amanah Desa Kabunan
kuku (Sylvie, 2018). Kecamatan Sukorejo
Kabupaten Kendal.

SIMPULAN DAN SARAN Hilma, U., & Ghazali, L. (2014).


Faktor-Faktor Yang
1. Kesimpulan Mempengaruhi Kejadian
a. tingkat pengetahuan personal Scabies Di Pondok Pesantren
hygiene sebelum diberikan Mlangi Nogotirto Gamping
pendidikan kesehatan paling Sleman Yogyakarta. Jkki, 6(3),
banayak pada kategor 148-157.
“cukup” yaitu sebanyak 16
responden (53,3%). Mharani, A. (2015). Penyakit Kulit
b. tingkat pengetahuan personal Perawatan, Pencegahan &
hygiene setelah diberikan
Pengobatan. (Mona, Ed).
Yogyakarta : Pustaka Baru
Sajida, a., Santi, D, N., & Naria, E.
(2012). Hubungan Personal
Hygiene Dan Sanitasi
Lingkungan Dengan Keluhan
Penyakit Kulit Di Kelurahan
Denai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D. Retrieved from
https://id.b-ok.asia/book/56863
76/9d6534

Anda mungkin juga menyukai