Abstract
This article will discuss the history of taxation and the taxation system from the reign
of the prophet Muhammad to the present. The taxation system at the time of the
Rasulullah SAW and his companions would be very different from today. Taxes are
assets that are required by Allah SWT for Muslims, in order to finance the needs and
expenses that are required of them. At the time of the Rasulullah SAW, taxes were
zakat, usyr, jizyah, and kharaj although they differed from the source or basic form. But
it is the same in terms of taking wealth from the community for the sake of socializing
and zakat which is already in the Qur’an. While taxes are used as economic interests
that have been regulated by the state. So the term tax was coined by the state and the
terms zakat, usyr, jizyah, and kharaj were concepts that existed at the time of the
Muhammad SAW and his companions. Not only history from the time Muhammad
SAW and his companion but also history in the world an in Indonesia will be axplained.
Keywords : History, Taxation, Taxes, Zakat, World, Indonesia
Abstrak
Artikel ini akan membahas sejarah perpajakan dan sistem perpajakan dari masa
pemerintahan Rasulullah SAW hingga masa sekarang. Sistem perpajakan pada masa
Rasulullah SAW dan para sahabat akan sangat berbeda dengan masa sekarang. Pajak
merupakan harta yang diwajibkan Allah SWT untuk umat muslim, agar membiayai
kebutuhan dan pengeluaran yang diwajibkan atas mereka. Pada masa Rasulullah SAW
pajak adalah zakat, usyr, jizyah dan kharaj, walaupun berbeda dari bentuk sumber atau
dasar. Namun sama dalam hal mengambil kekayaan dari para masyarakat untuk
kepentingan bersosialisasi dan zakat yang sudah ada di dalam Al-Qur’an. Sedangkan
pajak digunakan sebagai kepentingan ekonomi yang telah diatur negara. Jadi istilah
pajak diciptakan oleh negara dan istilah zakat, usyr, jizyah, dan kharaj adalah konsep
yang ada di zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Tidak hanya sejarah dari
zaman Rasulullah SAW dan para sahabat tapi akan dijelaskan juga sejarah di dunia dan
di Indonesia.
Kata Kunci : Sejarah, Perpajakan, Pajak, zakat, Dunia, Indonesia
a. Kharaj yaitu pajak tanah yang ditaklukkan dengan cara peperangan, kharaj pula
diperkenalkan oleh Rasulullah SAW saat selesainya perang khaibar disaat itu
Rasulullah mempersilahkan para rakyat yahudi pulang kembali ke tanah miliknya
tetapi ada syarat yaitu membayar setengah hasil panen yang akan mereka berikan
ke pemerintah Islam yakni kharaj dan untuk sekarang sangat jarang dilakukan lagi
(Kholid, 2017).
b. Usyur yaitu sepersepuluh tarif dari harta yang diperdagangkan saat seseorang
rakyat melewati perbatasan suatu negara, atau bisa dibilang usyur ini pajak
perdagangan atau bea cukai (dalam negeri dan luar negri) dan usyur ini dipelopori
oleh Umar Bin Khattab (Nurul, 2018).
c. Jizyah yaitu mencukupi dan menghukum. Dalam istilah harta yang akan
dibebankan pada kalangan Ahlul Kitab atau dikenal juga non muslim sebagai
kompensasi untuk dipergunakan dalam kehidupannya dan mengadakan perjanjian
bahwa orang-orang kafir itu memberikan jizyah, maka diwajibkan bagi umat
muslim melindungi jiwa dan harta nya (Nurul, 2018).
Fungsi Pajak juga mempunyai beberapa kategori sebagai berikut (rangkulteman, n.d.):
a. Budgetair, biaya pajak yang diberikan ke negara akan digunakan sebagai
kebutuhan negara.
b. Regulerend, mengatur dalam kebijakan suatu negara dalam sektor perekonomian
dan sosial.
c. Redistribusi Pendapatan, hasil pembayaran zakat akan dialokasi untuk
pembangunan negara.
d. Stabilitas, untuk mengatasi masalah tentang inflasi, peredaran uang, dan lainnya.
Akhirnya setelah kita mengetahui pengertian pajak, ciri-ciri pajak, fungsi pajak
dan manfaat pajak, kita akan memasuki point penting dari artikel ini yaitu sejarah
perpajakan dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai dengan sejarah perpajakan yang
ada di Indonesia. Langsung saja yang pertama akan dibahas tentang sejarah perpajakn
pada zaman Rasulullah SAW.
Harta tawanan perang (ghanimah) banyak perselisihan dari para kaum kafir dan
kaum-kaum lain yang membenci kaum Islam. Sementara itu, ghanimah memiliki
manfaat seperti memenuhi kebutuhan hidup para pasukan, menjadikan harta tawanan
sebagai perlengkapan dan simpanan saat melakukan perjalanan, sebagai kebaikan
ketika para pasukan dijadikan tahanan, serta yang utama harta tawanan ini bisa
dipergunakan sebagai keuntungan negara. Nabi Muhammad SAW juga menanamkan
pikiran kepada masyarakat tentang larangan bunga uang atau riba (Nurhalim &
Fithriady, 2021).
Selanjutnya zakat yang diteruntukan bagi umat Islam dan wajib karena zakat
adalah rukun Islam, sistem zakat masa Rasulullah SAW diterapkan pada tahun kedua
saat berada di madinah ketika kaum Islam hijrah. Mengalami pengembangan yang
sangat pesat, Rasulullah memerintahkan kepada Mu’adz bin Jabal untuk dijadikan
Qadhi dan amil zakat yang berada di yaman. Serta Rasulullah telah mengakat beberapa
para sahabatnya (Sejarah Pengelolaan Zakat Pada Masa Nabi Muhammad di Madinah,
2020). Kemudian membahas sistem harta yang di ambil dengan damai karena tidak ada
peperangan yaitu fai’.
Secara bahasa fai’ maknanya naungan, kumpulan. Fai’ sebenarnya hampir sama
dengan ghanimah tapi ada beberapa perbedaanya yaitu, harta fai’ yang dibagikan
dengan tulus, sedangkan ghanimah secara desakan (Rahman, 2020). Seperti yang sudah
dibilang bahwa fai’ dan ghanimah sama, persamaannya adalah harta yang diterima dari
kalangan masyarakat non muslim. Sistem kharaj, pendapatan yang telah diterima dari
masyarakat menurut Ibn Manzur, 1990: 251. Yang dapat dimengerti dalam sabda Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud, tentang kharaj pungutan yang
dikenakan kepada penguasa terhadap budak (Nurhalim & Fithriady, 2021).
Kharaj sama dengan fai’ pajak tanah hanya saja kharaj ini berasal dari hasil
peperangan yang menang melawan para lawan. Jizyah, sebagai pajak perorang yang
diambil dari orang non muslim. Sebagai kompensasi untuk dipergunakan dalam
kehidupannya dengan mengadakan perjanjian bahwa orang-orang non muslim itu
berikan jizyah. Dan yang terakhir yaitu, kafarat adalah sanksi yang diberikan teruntuk
umat Islam saat melakukan kesalahan. Sanksinya berupa uang tunai atau bisa juga
dengan selain uang tunai (Muhammad, 2016).
Dari keenam sumber di masa Rasulullah SAW, zakat merupakan keuntungan
paling utama teruntuk negara. Dikarenakan zakat adalah kewajiban agama dan sudah
termasuk satu tonggak Islam yang telah diatur dalam Al-Qur’an.
Serta beliau membagi zakat dengan sama rata untuk masyarakatnya. Dengan
sistem yang tidak teratur, Abu bakar RA saat mendekati wafatnya mengalami kesulitan
ketika mengumpulkan keuntungan negara. Ia menjual sebagian harta tanahnya dan juga
memerintahkan untuk mengkonversikan semua fasilitas kepada pemimpin berikutnya
setelah Abu Bakar meninggal dunia. Dan masa Abu Bakar RA tidak diadakannya
cadangan dana, dikarenakan harta yang masuk akan langsung dipergunakan sebagai
kebutuhan rakyatnya (Kholid, 2017). Abu Bakar RA juga mengaplikasikan metode
sama rata dengan memberikan total yang sama kepada sahabat Rasulullah SAW serta
tidak adanya perbedaan antara siapa yang duluan masuk agama Islam.
Biarpun uang baitul maal yang mengawas dan menyimpan tidak ada kewenangan
untuk mengambil ketentuan. Karena harus dibuat sebagai kebutuhan masyarakat sesuai
dengan hakiki dalam Al-Qur’an. Dengan harta baitul maal digunakan untuk
mengadakan makanan para janda, anak yatim, anak yang terabaikan, mengurus
pembiayaan kuburan orang miskin, seta membayar utang dan lain sebagainya. Baitul
Maal untuk pengeluarannya tidak secara langsung tapi bertahap dan ada pula dana
cadangan. Umar Bin Khattab RA sangat tegas dalam memeriksa pemasukannya, karena
harta tersebut harus dari hal yang baik, halal, tidak berasal dari kebengisan seseorang.
Serta beliau tidak akan segan untuk menghukum rakyat yang menghimpunkan dana
dari hasil yang tidak baik (Kholid, 2017).
b. Zakat
Ketika Umar Bin Khattab sedang berjalan-jalan keluar, beliau tidak sengaja
mendengar suara anak kecil sedang menangis dikarenakan anak tersebut kelaparan.
Beliau memberikan kepada anak tersebut sebuah gandum untuk dimakannya. Dan saat
itulah Umar Bin Khattab RA memahami bahwa masih banyak masyarakatnya yang
kesusahan ekonomi. Dari sini Umar Bin Khattab RA meninjau pembaruan mengelola
zakat untuk menanggulangi tingkat kemiskinan. Beliau mengumpulkan harta dari orang
yang mampu serta melalui zakat fitrah, zakat maal, dan lainnya. (Kholid, 2017)
Tidak hanya zakat dari harta orang yang mampu, zakat juga bisa dari masyarakat
yang mempunyai kuda pada masa Umar RA. Karena pada masa beliau kuda yang
dimiliki sudah banyak di berbagai penjuru wilayah kekuasaan muslim. Awal mulanya
gubernur di salah satu wilayah yaitu syiria tidak adanya keharusan untuk bayar zakat
atas kepemilikan kuda. Sedangkan kuda pada masa tersebut senilai 20.000 dirham, dan
akhirnya masyarakat menyampaikan ke khalifah agar diadakannya zakat namun ditolak
(Kharidatul, 2015).
Tetapi, gubernur akhirnya menulis pesan untuk Umar RA dan beliau membalasnya
serta langsung membuat perintah agar gubernur mengambil zakat dari yang memiliki
Salah satu gagasan peraturan bidang ekonomi semasa beliau menjabat yaitu,
mengutamakan kesetaraan dan mengalokasikan harta negara teruntuk masyarakat, dan
yang paling penting Ali RA memastikan pajak untuk yang mempunyai kebun dan
memperbolehkan pemungutan zakat terhadap hasil dari kebun tersebut seperti sayuran.
Khalifah Ali RA sangat ingin menuntaskan kemiskinan beliau memegang dua prinsip
yang pertama, semua harta baitul maal, tanah serta penghasilan adalah properti negara
dan harus dialokasikan untuk masyarakat yang memerlukan. Pajak yang mempunyai
kebun atau pemilik hutan akan dikenakan senilai 4000 dirham (Kharidatul, 2015).
Dan Ali RA melanjutkan kebijakan yang ada di Utsman RA yaitu tentang angkatan
laut, namun pembiayaan angkatan laut di masa Utsman RA yang bertambah maka pada
masa Ali RA telah dihapuskan. Tetapi beliau membuat kepolisian tertata secara formal
yang terkenal dengan sebutan syurthah dan sebutan untuk komandannya adalah shahibu
al-sulthah. Keunggulan pada masa Ali RA yaitu tentang perencanaan administrasi yang
sangat teratur (Nurhalim & Fithriady, 2021). Setelah mengetahui perpajakan di masa
Rasulullah SAW dan para sahabatnya, sekarang kita harus mengetahui juga awal mula
sejarah perpajakan di dunia.
3. Withholding System
Berbeda dari kedua metode yang telah ada, metode withholding adanya pihak ketiga
yang mempunyai hak dalam membuat berapa besar pembayaran pajak yang akan
diberikan oleh orang yang wajib pajak. Metode ini merupakan pajak yang adil bagi para
masyarakat Indonesia. Misalkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat 2 serta Pajak Pertambahan Nilai (Ageng, 2019).
Pajak Apakah Ada Yang Syariah Di Indonesia?
Dalam metode pembayaran pajak yang berada di Indonesia tidak ada yang
namanya pajak syariah, dikarenakan banyak faktor yang harus diperhatikan seperti
Daftar Pustaka
Ageng, P. (2019, Juni 26). 3 Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia. Retrieved from
Klikpajak: https://klikpajak.id/blog/3-sistem-pemungutan-pajak-di-indonesia/
Agung, V. Y. (n.d.). Sejarah Perpajakan Di Dunia Dan Di Indonesia. Retrieved from
SCRIBD: https://www.scribd.com/doc/231146258/Sejarah-Perpajakan-Di-
Dunia-Dan-Di-Indonesia
Amy, F. (2022, Maret 22). A Brief History of Taxes in the U.S. Retrieved from
Investopedia: https://www.investopedia.com/articles/tax/10/history-taxes.asp
Anida, H. S. (2021, Oktober 28). Menganut Sistem Netralitas, Tidak Ada Konsep 'Pajak
Syariah. Retrieved from DDTC News: https://news.ddtc.co.id/menganut-
sistem-netralitas-tidak-ada-konsep-pajak-syariah-
34022#:~:text=BOGOR%2C%20DDTCNews%20%E2%80%93%20Sistem%
20pemungutan%20pajak,usaha%20atau%20transaksi%20berbasis%20syariah.
Azky, A. S. (2018, Oktober 30). Bagaimana Potensi Zakat sebagai Instrumen
Pertumbuhan Ekonomi Rakyat ? Retrieved from kmdtm.sv:
https://kmdtm.sv.ugm.ac.id/2018/10/30/267/
British taxes: a guide to the UK tax system. (2022, Februari 02). Retrieved from United
Kingdom: https://www.expatica.com/uk/finance/taxes/a-complete-guide-to-
the-uk-tax-system-758254/
Darussalam. (2017, Juli 19). Awal Kehadiran Pajak. Retrieved from DDTC News:
https://news.ddtc.co.id/sejarah-pajak-awal-kehadiran-pajak-10547
Fikri, S. e., & Sasongko, A. (2022, April 20). Sistem Perpajakan di Masa Rasulullah
SAW. Retrieved from AlQuran DIgital:
https://iqra.republika.co.id/berita/omwyss313/sistem-perpajakan-di-masa-
rasulullah-saw
Hafidh. (2020, Juni 11). Zakat Pengurang Pajak: Dasar Hukum dan Penerapannya di
Indonesia. Retrieved from klikpajak: https://klikpajak.id/blog/zakat-pengurang-
pajak/
Husein, A. (2017, November 08). Paradise Papers: Mengapa Inggris Raya Menjadi
Surga Pajak? Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/paradise-papers-mengapa-
inggris-raya-menjadi-surga-pajak-czNv
Isa, M. H. (2018, Mei 30). Pajak dari Masa Ke Masa. Retrieved from Majalah Pajak:
https://majalahpajak.net/pajak-dari-masa-ke-masa/
Kharidatul, M. (2015). Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik. Retrieved
from file:///C:/Users/HP/Downloads/956-3894-1-PB.pdf
Kholid, S. (2017). PAJAK DALAM ISLAM. repository.uinbanten. Retrieved from
http://repository.radenintan.ac.id/1612/4/12._BAB_III.pdf