Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PENDIDIKAN MENJADI PENGANTIN DUNIA AKHIRAT

DALAM ISLAM MENURUT AHMAD SYARIFUDDIN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Assunniyyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh

Normuliana
NIM 20191100019

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSUNNIYYAH (STITA)

TAMBARANGAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, inayah serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah
menuntun umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.pd). Adapun judul
skrisi ini adalah “KONSEP PENDIDIKAN MENJADI PENGANTIN DUNIA
AKHIRAT DALAM ISLAM MENURUT AHMAD SYARIFUDDIN” Dengan
penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Lahmudinur, S.HI., MH. selaku Dosen Pembimbing yang telah


memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran, yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran serta
mengorbankan waktunya dalam membimbing sehingga terwujudnya
penulisan skripsi ini.

Tambarangan, 26 Desember 2019

Normuliana
NIM 20191100019

2
DAFTAR ISI

Cover......................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................... ii

Daftar isi.................................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan.................................................................................. 4

A. Latar Belakang......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian................................................................ 9
E. Definisi Istilah......................................................................... 10
F. Penelitian Terdahulu................................................................ 11
G. Kerangka Teori........................................................................ 11
H. Metode Penelitian.................................................................... 12
1. Jenis dan Sifat Penelitian................................................... 12
2. Sumber Data (Bahan Hukum)........................................... 12
3. Teknik Pengumpulan Data................................................ 13
4. Analisis Data...................................................................... 13
I. Sistematika Pembahasan.......................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang haq dan diridhai Allah, diturunkan melalui
Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam yang dipilih sebagai rasul-
Nya yang terakhir. Ajaran atau petunjuk Allah yang disebut agama Islam itu
terhimpun secara lengkap dan sempurna di dalam Al Qur`an sebagaimana
difirmankan melalui surat Ali Imron ayat 138 sebagai berikut:

‫ِع ِل ِق‬ ‫ِل‬


‫َٰه َذ ا َبَيا ٌن لَّنا ِس َو ُه ًد ى َو َمْو َظٌة ْل ُم َّت ي َن‬

“(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Ali Imron: 138) (Hadari
Nawawi, 1993: 13).

Firman Allah ini menjelaskan bahwa Islam merupakan agama universal,


bukan sekedar untuk suatu kaum atau bangsa tertentu dan bukan sekedar untuk
manusia yang mendiami bagian bumi tertentu pula. Islam adalah untuk umat
manusia sepanjang zaman dan seluruh alam.

Islam sebagai agama samawi, sumbernya adalah Allah bermaksud untuk


menerangi kehidupan manusia agar tidak tersesat. Islam juga merupakan
petunjuk jalan yang benar dan lurus bagi manusia, untuk mencapai ridha Allah
dan bukan jalan yang dimurkaiNya. Dengan demikian berarti Islam
memberikan pelajaran kepada manusia mengenai cara menjalani dan
menjalankan hidup dan kehidupan yang baik dan benar untuk mencapai
keberuntungan di dunia dan akhirat.

4
Uraian-uraian singkat di atas menjelaskan bahwa Islam merupakan ajaran
yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
sesama manusia, alam sekitar dan dengan Allah sebagai penciptanya. Dalam
hubungan antar sesama manusia itulah tersirat kewajiban yang dibebankan
kepundak manusia untuk mendidik setiap generasi baru yang dengan kehendak
Allah hadir ke muka bumi secara sambung menyambung, agar memperoleh
penerangan, petunjuk dan pelajaran agar menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Untuk dapat menjalankan kewajiban itu, Al Qur`an dengan dilengkapi


hadits Ralulullah telah memberikan tuntunan agar usaha mendidik itu
dikategorikan juga sebagai bagian dari perbuatan amal kebaikan yang
diridhaiNya (Hadari Nawawi, 1993: 14).

Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di


muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Pelaksanaan syariat ini
menuntut adanya pendidikan manusia, sehingga manusia pantas memikul
amanat dan menjalankan peran sebagai khalifah-Nya. Pendidikan yang
dimaksud di sini adalah pendidikan Islam. Syariat Islam hanya dapat
dilaksanakan dengan mendidik diri, generasi, dan masyarakat supaya beriman
dan tunduk kepada Allah semata serta selalu mengingat-Nya. Oleh sebab itu,
Pendidikan Islam menjadi kewajiban orang tua, suami dan guru disamping juga
menjadi amanat yang harus dipikul oleh suatu generasi untuk disampaikan
kepada generasi berikutnya, dan dijalankan oleh para pendidik dalam mendidik
anaknya/isterinya. Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman :

‫ِل‬ ‫َّلِذ‬
‫َيا َأُّيَه ا ا ي َن آ َم ُنوا ُقوا َأْنُف َس ُك ْم َو َأْه ي ُك ْم َنا ًر ا َو ُقو ُدَه ا الَّنا ُس‬
‫ِش‬ ‫ِئ ِغ‬ ‫ِح‬
‫َو اْل َج ا َر ُة َع َلْيَه ا َم اَل َكٌة اَل ٌظ َد ا ٌد اَل َيْع ُص و َن ال َّلَه َم ا َأَم َر ُه ْم‬

‫َو َيْف َع ُلو َن َم ا ُيْؤ َم ُر و َن‬

5
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (Q.S At Tahrim: 6) (Asnelly Ilyas, 1995: 11).

Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk


pedagosis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan
menddidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendidikan untuk
menjadi pengantin dunia akherat merupakan hal yang harus dipelajari agar
kita tau bagaimana seharusnya yang dilakulakn di dunia bersama pasangan
agar bisa menjadi pasangan pengantin di dunia dan di akherat hingga bisa
bersama di surga kelak. Seperti Ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an di
bawah ini :

‫ُاْدُخ ُلوا اْلَج َّنَة َأْنُتْم َو َأْز َو اُج ُك ْم ُتْح َبُر ْو َن‬

‫ُيَطاُف َعَلْيِه ْم ِبِص َح اٍف ِم ْن َذَه ٍب َو َأْك َو اٍب ۖ َو ِفيَه ا َم ا َتْش َتِه يِه اَأْلْنُف َو َتَلُّذ‬
‫ُس‬

‫اَأْلْع ُيُن ۖ َو َأْنُتْم ِفيَه ا َخ اِلُد وَن‬

Yang artinya “Masuklah kamu ke surga, kamu dan isteri-isteri kamu,


kamu akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan tiada tara. Di edarkan
kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala, dan di dalam surga itu
terdapat segala apa yang di ingini oleh hati dan sedap(dipandang) mata, dan
kamu kekal di dalamnya. (Q.S. az-Zukhruf: 70-71)

Dalam benak saya, untaian ayat ini memberikan (gambaran) pengertian


bahwa ada pasangan pengantin di dunia ini yang akan berhimpun bersama-
sama kembali di akherat kelak. Dua mempelai itu berpadu kembali di dalam
surga. Pertautan hati dan kebersamaan suami istri itu tidak hanya semsa di

6
dunia belaka, tapi berlanjut hingga ke surga. Abadi dan kekal. Mereka tidak
hanya bercinta kasih sehidup semati, seperti sering didengung-dengungkan
pengobral cinta, tetapi mereka bercinta kasih duniawi plus ukhrawi. Tulus,
berkesinambungan, dan langgeng.[1]

Kita tentu membayangkan, alangkah indah dan bahagia bila kita sebagai
suami masuk surga bersama isteri atau sebagai isteri masuk surga bersama
suami. Bisa bernostalgia kembali di suatu suasana ceria tiada terkira. Suatu
kenikmatan yang tidak pernah di lihat mata, tidak pernah di dengar telinga,
dan tidak pernah terlintas di hati seorangpun di dunia. Semoga Allah
memudahkan jalan bagi kita semua merealisasikan bayangan indah ini.[1]

Pendidikan untuk menjadi pengantin dunia akherat adalah pendidikan


yang penting karena setiap orang pasti menginginkan selalu bersama dengan
pasangan nya bukan cuma di dunia saja tapi sampai di surga kelak.

Hal ini sangatlah penting untuk menyadarkan orang-orang betapa


pentingnya bagaimana cara pendidikan dalam islam yang benar untuk
menjadi pengantin dunia dan akhirat. Namun salah satu permasalahan yang
muncul adalah masih banyaknya orang yang belum mengetahui bagaimana
cara yang benar menurut islam agar bisa menjadi pengantin di dunia dan di
akherat.

Di sisi lain, alangkah sedih, bila kita hidup bersama di dunia dalam satu
ikatan perkawinan, tetapi kelak di akherat harus terpisah. Suami berpisah
dengan isteri atau isteri berpisah dengan suami, karena nilai-nilai yang tidak
sama, berbeda, bahkan bertentangan. Bisa jadi suami di surga dan isteri di
neraka atau sbaliknya isteri di surga dan suami di neraka, atau justeru sama-
sama di neraka. Adanya rumah tangga semacam ini di gambarkan al-Qur’an,
[2]

[1] Ahmad Syarifuddin.Pengantin dunia akherat, (Sukoharjo:TIGA SATU TIGA,2008) hlm 12

[2]Ahmad Syarifuddin.Pengantin dunia akherat, (Sukoharjo:TIGA SATU TIGA,2008) hlm 15

7
‫ا َك اُنوا ُد وَن ِم وِن الَّلِه‬ ‫ِذ‬
‫ْن ُد‬ ‫َيْع ُب‬ ‫اْح ُش ُر وا اَّل يَن َظَلُم وا َو َأْز َو اَجُه ْم َو َم‬

‫َفاْه ُد وُه ْم ِإىَل ِص اِط اَجْلِح يِم‬


‫َر‬
Yang artinya (kepada malaikat diperintahkan): “kumpulkanlah orang
yang dzalim beserta isteri-isteri mereka 2 dan sembahan-sembahan yang
selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah mereka jalan ke
neraka. “ (Q.S.ash-Shaffaat: 22-23)

Berpijak dari permasalahan tersebut Ahmad Syarifuddin terpanggil untuk


ikut serta menyumbangkan pemikirannya dengan menghadirkan buku ini.
Buku yang berjudul: Pengantin Dunia Akherat ini menjelaskan konsep-
konsep dan metode-metode secara jelas bagaimana cara menjadi pasangan
yang benar menurut islam agar kita dapat menjadi pengantin dunia akhirat.
Adapun penulis buku tersebut, yaitu Ahmad Syarifuddin di samping
merupakan pengasuh pondok pesantren Nurul haromain 2, desa Dukuh
daratan, kecamatan Teras , kab Boyolali, Jawa Tengah, beliau juga seorang
penulis produktif yang telah melahirkan berbagai macam karya ilmiah. Di
antara karya ilmiah beliau yang sudah berhasil diterbitkan adalah: mendidik
anak membaca, menulis, dan mencintai Al-Qur’an.

Inilah di antara latar belakang penulis memilih judul penulisan skripsi


yang akan meneliti salah satu buku yang beliau tulis dengan judul skripsi
KONSEP PENDIDIKAN MENJADI PENGANTIN DUNIA AKHIRAT
DALAM ISLAM MENURUT AHMAD SYARIFUDDIN

8
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat


menurut Islam?

2. Bagaimanakah konsep pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat dalam


Islam menurut Ahmad Syarifuddin ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep pendidikan menjadi pengantin dunia


akhirat menurut Islam.

b. Untuk mengetahui konsep pendidikan menjadi pengantin dunia


akhirat menurut Ahmad Syarifuddin.

D. Kegunaan Penelitian

a. Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pendidikan Islam pada


umumnya dan pendidikan suami istri pada khususnya, terutama
mengenai pendidikan menjadi pasangan dunia akhirat.

b. Praktis

1) Memberikan masukan kepada para pasangan suami isteri


bagaimana menjadi pasangan dunia akhirat dalam islam.

2) Memberikan masukan kepada para suami istri agar dapat


mencontoh Islam dalam bagaimana pendidikan untuk menjadi
pasangan di dunia hingga di akhirat kelak.

9
E. Definisi Istilah

Untuk memudahkan dalam memahami maksud dari judul skripsi ini,


terlebih dahulu perlu penulis tegaskan arti dari istilah-istilah yang terdapat
dalam

judul sebagai berikut:

1. Konsep

Konsep berasal dari kata “concept” yang berarti “a general notion


or idea”atau pengertian, pendapat, rancangan (cita-cita) yang telah ada
dalam pikiran (John M. Echolas dan Hasan Shadily, 199 8: 87). Jadi
yang dimaksud konsep di sini adalah rancangan terhadap pendidikan,
khususnya pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat.

2. Pendidikan menjadi pasangan dunia akhirat

Pengertian pendidikan adalah suatu bimbingan atau peran secara


sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba: 19).
Pendidikan pengantin dunia akhirat di sini di tujukan kepada pasangan
suami isteri yangan ingin bersama hingga di surga kelak.

3. Ahmad Syarifuddin

Nama beliau adalah Ahmad Syarifuddin lahir di desa Balung


Panggang, kec Gresik, Jawa Timur, Beliau adalah pengasuh pondok
pesantren Nurul haromain 2, desa Dukuh daratan, kecamatan Teras ,
kab Boyolali, Jawa Tengah, pendidikan beliau di pondok pesantren
Nurul Haromain desa Pujon, kecaman Ngeruto,kab Malang, Propinsi
Jawa Timur.

F. Penelitian terdahulu

10
Ada beberapa penelitian terdahulu yang mengungkap tentang pendidikan
menjadi pengantin dunia akhirat, antara lain:

1. Viani Rahmawati (IAIN SALATIGA, 2008), dengan judul skripsi “Peran


Istri Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif Keadilan Gender (Studi
Kasus Di Dusun Watu Agung Desa Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang) ”,menyimpulkan Bagaimana bentuk-bentuk aktualisasi peran
istri dalam rumah tangga dan bagaimana respon suami terhadap peran istri
dalam rumah tangga.
2. Ahmad syazili (UIN, 2008), dengan judul skripsi “Hubungan Keluarga
Harmonis Dan Tingkah Laku Siswa” menyimpulkan bahwa
menyimpulkan bahwa kita dapat mengetahui berapa besar tingkat
keluarga harmonis pada keluarga siswa yang ada di SMP PGRI 13 Sempu
Banyuwangi.

Berpijak pada hasil-hasil penelitian di atas, tampak bahwa


permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini belum ada yang
mengungkap. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam skripsi
ini memiliki kriteria kebaruan.

G. Kerangka Teori

Dengan judul ini penulis mengharapkan para pasangan suami isteri


agar mau sama-sama menyadari betapa pentingnya pendidikan suami isteri
menurut islam agar dapat menjadi pengantin dunia akhirat

Latar belakang Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia,


karena sebagai makhluk pedagosis manusia dilahirkan dengan membawa
potensi dapat dididik dan menddidik sehingga mampu menjadi khalifah di
bumi, pendidikan untuk menjadi pengantin dunia akherat merupakan hal yang
harus dipelajari agar kita tau bagaimana seharusnya yang dilakulakn di dunia
bersama pasangan agar bisa menjadi pasangan pengantin di dunia dan di
akherat hingga bisa bersama di surga kelak.

11
rumusan masalah kita akan mempelajari Bagaimanakah konsep
pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat menurut Islam?
danBagaimanakah konsep pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat dalam
Islam menurut Ahmad Syarifuddin ?

tujuan dan manfaat penelitian tujuan nya agar kita dapat menjadi
pengantin dunia dan akhirat bersama pasangan kita kelak abadi di surga Allah
SWT.

penelitian terdahulu Sudah banyak penelitian terdahulu yang


membahas hubungan suami isteri tetapi baru skripsi yang penulis buat ini
penelitian tentang pendidikan bagaimana cara kita agar dapat menjadi
pengantin dunia dan akhirat

landasan teori/kajian pustaka yang kita gunakan di sini menggunakan


literatur, semua bersumber dari buku, Adapun sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang berjudul: Pengantin Dunia
Akhirat, yang ditulis oleh Ahmad Syarifuddin.

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong penelitian pustaka (library research), karena


Semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Sutrisno Hadi, 1983:
3).

2. Sumber Data (bahan hukum)

Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah hasil karya penelitian yang otentik dan
orisinil, yang sumber data ini merupakan deskriptif langsung tentang
kenyataan yang dibuat individu yang mengemukakan teori pertama

12
kali (Ibnu Hajar, 1996: 83). Adapun sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang berjudul: Pengantin
Dunia Akhirat, yang ditulis oleh Ahmad Syarifuddin.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah tulisan-tulisan atau buku-buku dari


berbagai disiplin ilmu yang membahas pokok permasalahan dalam
pembahasan ini secara tidak langsung (Ibnu Hajar, 1996: 84). Adapun
sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
buku: -

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data


mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar,
majalah dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998: 236). Metode ini
digunakan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan pada penelitian ini
yang bersumber pada dokumen. Dalam penelitian ini metode dokumentasi
yang digunakan adalah dalam bentuk pengumpulan data tentang pendidikan
Islam, terutama pendidikan suami isteri.

4. Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk membahas


sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini adalah metode
analisis konteks, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun
data, kemudian diusahakan pula dengan analisa dan interpretasi atau
penafsiran terhadap data-data tersebut (Winarno Surakhmad, 1985: 139).

Adapun untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan


beberapa metode, yaitu:

a. Metode Deskriptif

13
Yaitu peneliti menguraikan secara teratur seluruh konsepsi buku
(Anton Beker, 1990: 70).

b. Metode Induktif

Dengan berdasarkan pada analisa isi kitab tersebut, maka penulis


mengambil kesimpulan dengan metode induksi, yaitu menganalisa
semua bagian dan semua konsep pokok satu persatu dan dalam
hubungannya satu sama lain agar darinya dapat dibangun suatu
pemahaman sintesis (Anton Bekker, 1990: 69).

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam pemahaman masalah yang akan dibahas,


penulis menyajikan skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat latar belakang masalah


penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Konsep Pendidikan menjadi pengantin dunia akhirat dalam


Islam. Bab ini akan membahas pendidikan suami isteri dalam Islam, yang
mencakup makna pendidikan dan pendidikan suami isteri. Kemudian akan
membahas tujuan pendidikan Islam, materi pendidikan Islam dan metode
pendidikan Islam.

Bab III Biografi dan Pemikiran Mansur tentang Konsep Pendidikan


Menjadi Pengantin Dunia Khirat dalam Islam. Bab ini akan memuat biografi
Ahmad syarifuddin, yang mencakup biografi, latar sosio kultural, dan
pendidikannya. Kemudian akan membahas konsep pendidikan pengantin
dunia akhirat dalam Islam menurut Ahmad Syarifuddin, yang mencakup
strategi mendidik pasangan suami istreri. Kemudian akan membahas trilogi
mendidik menjadi pasangan dunia akhirat, yang mencakup sebersih-bersih
tauhid, setinggi-tinggi ilmu pengetahuan dan sepandai-pandai siyasah (cara)
dalam mendidik pasangan suami isteri. Kemudian akan membahas peranan

14
keluarga , yang mencakup pendidikan akidah pendidikan ibadah, pokok-
pokok ajaran Islam dan membaca Al Qur`an, serta pendidikan akhlakul
karimah. Dan terakhir akan membahas faktor pendorong pengtahuan dari para
ulama terhadap pendidikan cara menjadi pengantin dunia akhirat.

Bab IV Analisis Data Tentang Konsep Pendidikan suami isteri agar


menjadi pengantin dunia akhirat dalam Islam Menurut Ahmad Syarifuddin.

Bab V Penutup. Berisi tentang kesimpulan, saran, dan kata penutup.

15

Anda mungkin juga menyukai