Anda di halaman 1dari 27

METODELOGI PENELITIAN

TINGKAT STRES MENGHADAPI SKRIPSI dan SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI


FAKULTAS KEPERAWTAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Di Susuh Oleh:

Maranti Syah 191101007

Fara Diba Salsabila 191101037

Anggita Salsha Safira Siregar 191101045

Khairun Nisa 191101083

Ainul Husna Hermanda 191101159

KELAS: A Semester 5 (Kelompok 1)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan uang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat da Karunia-Nya sehingga diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Tingkat Stres Menghadapi SKRIPSI dan Siklus Mertruasi Mahasiswi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara” Penelitian ini disusun sebagai tugas kuliah
Metodologi penelitian I dan usaha dalam meningkatkan wawasan mahasisawa tentang tingkat
sters menghadapi skripsi dan siklus mestruasi mahasiswi fakultas keperawatan Universitas
Sumatera Utara.

Penelitian ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja sama kelompok yang baik. Terimakasih
untuk dosen matakuliah metodologi penelitian yang telah banyak memberikan pengajaran
sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Dan juga terimakasih untuk teman- teman
yang sudah memberikan dukungan kepada kami.

Kami sadari bahwa penelitian ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Walaupun telah berusaha dengan maksimal dan mencurahkan segala pikiran dan kemampuan
yang dimiliki, penelitian kami masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, pengolahan
maupun dalam penyusunanya. Untuk ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya kesempurnaan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua,
Aamin.

Medan, 01 Desember 2021

Kelompok 1 kelas A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRES

Pengertian Stres

Patofisiologi Stres

Perubahan Hormon Akibat Stres

Sumber Stres

Gejala Stres

Tingkatan Respon Terhadap Stres

Klasifikasi Stres

Cara Mengukur Stres

Manajemen Stres

Skripsi

Pengertian Skripsi

Penatalaksanaan Skripsi

MENSTRUASI
Pengertin Menstruasi

Siklus Menstruasi

Fase Siklus Menstruasi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi

Cara Menghitung Siklus Menstuasi

Kategori Siklus Menstuasi

BAB III KERANGKA PENELITIAN

Kerangka Konseptuan

Variable Penelitian dan Definisi Oprasional

Hipotesa Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Subjek Penelitian

Instrument Penelitian

Pengumpulan Data

Analisa Data

Etika Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional

Table 5.1 distribusi frekuensi dan persentase karakteristik respondeN

Tabel 5.2 distribusi frekuensi dan persentase item pertanyaan tentang stres yang di rasakan
mahasiswa Fkep USU

Table 5.3 Distribusi frekuensi dan presentasi item petanyaan tentang siklus menstuasi yang
dirasakan mahasiswa FKep USU
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Surat Komite Etik

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Hasil Distribusi Frekuensi Karakteristik

Lampiran 6 Hasil Distribusi Frekuensi Stres

Lampiran 7 Hasil Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu bentuk emosi negatif yang dapat timbul dalam berbagai keadaan dan
situasi, biasanya dicetuskan oleh objek ancaman yang tidak nyata secara fisik. Tugas Akhir dapat
menjadi sebuah stresor atau stimulus yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan.
Kecemasan yang timbul pada saat mengerjakan skripsi yang biasanya disebut sebagai uji
kecemasan (test anxiety) adalah suatu keadaan psikologis saat orang merasa cemas dalam
menghadapi tugas tertentu contohnya seperti tugas akhir skripsi.

Skripsi didefinisikan sebagai karya ilmiah berisi hasil penelitian menyeluruh yang disusun secara
sistematis berdasarkan ketentuan metodologi penelitian ilmiah. Skripsi adalah karangan ilmiah
yang wajib ditulis oleh mahasiswa dengan melalui proses berpikir ilmiah, kreatif, integratif
yang sesuai dengan disiplin ilmunya yang telah menyelesaikan.

Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana.
Soemanto, (2009).

Menstruasi atau haid terjadi pada masa pubertas yaitu pada usia 12-16 tahun dimana akan terjadi
perubahan pada ovarium yang diikuti dengan perubahan pada tubuh wanita tersebut. Perubahan-
perubahan pada tubuh yang terjadi meliputi pertumbuhan payudara (thelarce), munculya
rambut-rambut diarea kemaluan (pubarche) diikuti dengan tumbuhnya rambut di area ketiak.
Wanita yang tidak mengalami gangguan di organ reproduksi dan tidak hamil akan mengalami
menstruasi setiap bulan secara teratur(Sastrawinata, 2012).

Nyeri hebat pada saat menstruasi hebat merupakan kondisi terjadinya gangguan pada sistem
reproduksi yang dapat memicu terjadinya resiko berbagai penyakit seperti kanker Rahim atau
payudara, infertilitas serta fracture tulang. Perubahan panjang dan gangguan keteraturan siklus
mestruasi menggambarkan adanya perubahan hormone reproduksi. Faktor yang dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain yaitu gangguan hormonal,pertumbuhan
gangguan organ reproduksi, status gizi, stress, usia dan penyakit metabolic, seperti diambetes
Meletus (Rakhmawati, 2012).

Stres juga dapat mempengaruhi sistem hormonal di dalam tubuh (Pinel, 2009). Salah satu sistem
hormonal di dalam tubuh yang dipengaruhi oleh stres adalah Hipotalamus-pituitary-ovarian-axis.
HPO axis merupakan sistem hormonal yang mengatur pematangan folikel, ovulasi dan siklus
menstruasi. Jika HPO axis dan hormon lainnya terganggu dapat mempengaruhi keteraturan
siklus menstruasi (Sarwono, 2008).

Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus menstruasi.
Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur
untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol di atur oleh hipotalamus otak dan kelenjar
pituitari, dengan di mulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses
stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen (Carolin, 2011). Jika terjadi gangguan pada
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luitenizing Hormone), maka akan
mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan ketidak teraturan siklus
menstruasi. Dampaknya yaitu jadi lebih sulit hamil (Infertilitas). Ketidakteraturan siklus
menstruasi juga membuat wanita sulit mencari kapan masa subur dan tidak (Hestiantoro dalam
Nurlaila, dkk, 2015).

Penelitian di Iran terkait gangguan tidur pada mahasiswa keperawatan dan kebidanan dengan
responden 74/9% adalah perempuan 75,1% adalah lajang dan 62/8% tinggal di asrama. Sebagian
besar peserta (71%) melaporkan kualitas tidur yang buruk. Hal ini menunjukkan tingginya
prevalensi gangguan tidur pada mahasiswa keperawatan dan kebidanan (Alimirzae, Forouzi,
Abazari, & Haghdoost, 2014). Hasil penelitian beberapa studi juga menjelaskan bahwa sewaktu
stres terjadi aktivasi aksis hipotalamus- pituitari-adrenal bersama-sama dengan sistem saraf
autonom yang menyebabkan beberapa perubahan, diantaranya pada sistem reproduksi yakni
siklus menstruasi yang abnormal (Chrousos dkk, 2004; Kanjantie dan Phillips, 2006)

Penelitian di Indonesia pernah dilakukan oleh Ghani (2007) di Akper Pemerintah Kota Tegal
dengan 94 partisipan, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa keperawatan adalah 57%
dimana 21,5% diantaranya merupakan stres ringan,15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat.
(Handayani, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai tingkat stress yang dialami oleh
mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Malang dengan subjek 200 orang yang tersebar
kedalam 10 fakultas yaitu (1) Fakultas Ekonomi dan bisnis; (2) Fakultas Agama Islam; (3)
Fakultas Ilmu Kesehatan; (4) Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan; (5) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan; (6) Fakultas Hukum; (7) Fakultas Kedokteran; (8) Fakultas Pertanian dan
Peternakan; (9) Fakultas Psikologi; (10) Fakultas Teknik. Subjek dari 10 fakultas mahasiswa
yang sedang mengerjakan skripsi menunjukkan hasil bahwa sebesar 8.5% mahasiswa tersebut
mengalami stress kedalam tingkatan ringan, sedangkan kategori sedang sebesar 86.5%, dan
untuk kategori berat sebesar 5%. Hasil tersebut tentunya mencerminkan bahwa skripsi menjadi
proses yang sangat dipentingkan oleh mahasiswa dalam proses perkualiahan.

Dari latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui tingkat stress menghadapi skripsi dan
siklus menstruasi Fakultas Keperawatan universitas Sumatera Utara . Peneliti ingin mengambil
sampel pada mahasiswi tingkat akhir fakultas tersebut karena berdasarkan hasil didapatkan
jumlah populasi mahasiswi lebih banyak di bandingkan dengan mahasiswa, dikarenakan subyek
dalam penelitian ini dikhususkan pada mahasiswi maka peneliti memilih untuk melakukan
penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana tingkat stres menghadapi Skripsi dan siklus menstruasi mahasiswi FKEP USU?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat stress menghadapi Skripsi dan siklus menstruasi mahasiswi FKEP
USU

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui tingkatan stress menghadapi Skripsi pada mahasiswi Fkep usu

2. Untuk mengetahui siklus menstruasi pada mahasiswa Fkep usu.


1.4 Manfaat penelitian

1. Menambah wawasan mengenai pendidikan keperawatan tentang tingkat stress menghadapi


Skripsi

2. Mengetahui masalah-masalah siklus menstruasi akibat stres.

3. Menambah pengetahuan tentang tingkat stres menghadapi Skripsi dan siklus menstruasi
mahasiswi FKEP USU.

4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang penelitian sebagai


syarat mata kuliah lanjut
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stres

2.1.1 Pengertian Stres

Stres merupakan respon nonspesifik generalista tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan,
atau mengancam untuk mengalahkan kemampuan kompensasi untuk mempertahankan
hemostasis ( Sherwood,2012). Ketika sters terjadi akan mengaktifkan respn tanggapan
(counteraction) ditingkat molekul, sel, atau sistemik yang cenderung memulihkan sebelumnya
yaitu reaksi homeostatis (Ganong, 2012).

2.1.2 Patopisologi Stres

Stres dikendalikan oleh respons hipotalamus, hipotalamus menerima respon fisik atau emosi dari
seluruh bagian otak dan reseptor di tubuh. Sebagian respons hipotalamus secara langsung
mengaktifkan system saraf simpatis mengeluarkan CRH (Corticortropin Releasing Hormon)
untuk merangsang pengeluaran ACTH dan kortisol. Serta memicu pelepasan vasopersin.
Vasokontrasksi ateriol aferen ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung merangsang renin
dengan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke ginjal. Selanjutnya hipotalamus
mengintegrasikan respon system saraf simpatis dan system endokrin selama sters
(Sherwood,2012).

2.1.3 Perubahan Hormone Akibat Stres

Adapun hormon –hormon yang mengalami perubahan selama stress, yaitu:

a. Kortisol

Peningkatan sekresi kortisol dipengaruhi oleh susunan saraf pusat dengan adanya peningkatan
aktivitas system CRH-ACTH, terjadi dibeberapa respon stress. Besar peningkatan konsentrasi
kortisol plasma umumnya setera intensitas stimulasi stress berat menyebabkan peningkatan
sekresi kortisol yang lebih besar daripada stress ringan (Ganong, 2012).

b. Katekolamin
Perbedaan anatara presepsi keadaan internal atau eksternal menyebabkan tanggapan stress yang
melibatkan beberapa system homeostatis. Keadaan seperti hipoglikemia, hipoksia, perdarahan,
kolaps sirkulasi menimbulkan aktivitas SAMS termasuk stimulasi jantung, splanchnic, kulit, dan
vasokonstruksi ginjal. (Ranabir, S., & Reetu, K.,2011).

c. Vasopresin dan Renin-Angiotensin-Aldosteron

Secara bersama –bersama, horman-hormon ini meningkatkan volume plasma dengan mendorong
retensi garam dan H2O. peningkatan volume plasma diperkirakan berfungsi sebagai tindakan
protektif untuk mempertahankan tekanan darah seandainya terjadi kehilangan cairan plasma
melalui perdarahan atau berkeringat berlebihan selama periode (Sherwood,2012).

d. Gonadotropin

Stress menyebabkan penekanaan gonadotropin dan hormone steroid lainnya yang akan
menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Tekanan psikologis dan sosisal yang akut dan kronis
dapat menggangu sekresi hormone reproduksi dalam berbagai spesies primate, bukan hanya
manusia. (Ranabir,S,. & Reetu, K..,2011).

e. Hormone pertumbuhan

Kegagalan pertumbuhan tanpa etiologi bias terkait dengan gangguan perilaku dan stress
psikososial. Kondisi ini meliputi gagal tumbuh, pengerdilan sekunder, kekurang gizi kronis, dan
hipopituitarisme idiopatik. Beberapa anak menunjukan pertumbuhan yang memuncak spontan
ketika dihindarkan dari sumber stress (Ranabir, S., & Reetu, K..,2011).

2.1.4 Sumber stres

Kondisi stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam istilah yang lebih
umum disebut stressor. Stressor adalah keadaan atau situasi, obyek atau individu yang dapat
menimbulkan stres. Secara umum, stressor dapat dibagi menjadi tiga, yaitu stressor fisik, sosial,
dan psikologis.

a. Stresor Fisik

Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara bising, polusi udara, keracunan,
obat-obatan (bahan kimiawi).
b. Stresor Sosial

i. Stressor sosial, ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflasi yang tinggi,tidak ada pekerjaan,
pajak yang tinggi, perubahan teknologi yang cepat, kejahatan.

ii. Keluarga, misalnya peran seks, iri,cemburu, kematian anggota keluarga, masalah keuangan,
perbedaan gaya hidup dengan pasangan atau anggota keluarga yang lain.

iii. Jabatan dan karir, misalnya kompetisi dengan teman, hubungan yang kurang baik dengan
atasan atau sejawat, pelatihan, aturan kerja.

iv. Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya harapan sosial yang terlalu tinggi,
pelayanan yang buruk, hubungan sosial yang buruk.

c. Stresor Psikologik

1. Frustasi

Frustasi adalah tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada hambatan.

2. Ketidakpastian

Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak pasti mengenai masa depan
atau pekerjaannya. Atau merasa selalu bingung dan tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir
dan inferior (Manurung, 2012).

2.1.5 Gejala Stres

Gejala terjadinya stres secara umum terdiri dari 2 (dua) gejala, yaitu:

a. Gejala Fisik

Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul pada stres adalah : nyeri dada, diare selama
beberapa hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar, lelah, susah tidur, dan lain-lain.

b. Gejala Psikis
Sementara bentuk gangguan psikis yang sering terlihat adalah cepat marah, ingatan melemah, tak
mampu berkonsentrasi, tidak mampu menyelesaikan tugas, perilaku impulsive, reaksi berlebihan
terhadap halsepele, daya kemampuan berkurang, tidak mampu santai pada saat yang tepat, tidak
tahan terhadap suara atau gangguan lain, dan emosi tidak terkendali (Manurung, 2012).

2.1.6 Tingkatan Respon Terhadap Stres

Hans Selye membagi stres menjadi tiga, yaitu:

a. Eustress

Eustress adalah respon stres ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan
menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus ujian, atau
kondisi ketika menghadapi perkawinan.

b. Distress

Distress merupakan respon stres yang buruk dan menyakitkan, sehingga tidak mampu lagi
diatasi.

2.1.7 Klasifikasi Stres

Maramis (2011) mengklasifikasikan stres menjadi tiga tingkatan yaitu:

a. Stres Ringan

Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi ini dapat membantu
individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Stres ini tidak merusak aspek fisiologik seseorang. Pada respon psikologi didapatkan merasa
mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi
semakin menipis, pada repons perilaku didapatkan semangat kerja yang terlalu berlebihan,
merasa mudah lelah dan tidak bisa santai. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit
kecualijika dihadapi terus menerus.

b. Stres Sedang
Pada tingkat stres ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan
yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya. Respons fisiologis dari tingkat stres ini
didapatkan gangguan pada lambung dan usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur,
ketegangan pada otot, berdebar-debar, gangguan pola tidur dan mulai terjadi gangguan siklus dan
pola menstruasi. Respon psikologis dapat berupa perasaan ketidaktenangan dan ketenangan
emosional semakin meningkat, merasa aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit,
serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
Pada respon perilaku sering merasa badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan, kehilangan
respontanggap terhadap situasi, ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari,
daya konsentrasidan daya ingat menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa
hari.

c. Stres Berat

Pada tingkat stres ini, persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian
pada hal-hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres. Individu tersebut mencoba
memusatkan perhatian pada lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan. Pada tingkat stres
ini juga mempegaruhi aspek fisiologik yang didapatkan seperti, gangguan sistem pencernaan
semakin berat, ketidakteraturan pada siklus menstruasi, debaranjantung semakin keras, sesak
napas dan sekujur tubuh terasa gemetar. Pada respon psikologis didapatkan, merasa kelelahan
fisik semakin mendalam, timbul perasaan takut, cemas yang semakin meningkat, mudah bingung
dan panik. Respons perilaku dapat terjadi tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari.

2.1.8 Cara Mengukur Stres

Tingkat stres diukur dengan menggunakan kuesioner yang digunakan oleh Apriani (2014) yang
diaplikasikan dengan skala likert. Tingkat stres pada instrumen ini berupa normal, ringan,
sedang, berat, dan sangat berat. Kuesioner ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang dilihat dari
aspek perasaan sehari- hari, lingkungan perkuliahan, individu dan keluarga, serta sistem
pelaksanaan perkuliahan. Penilaiannya adalah dengan memberikan skor yaitu:

a. Skor 0 untuk setiap pernyataan yang tidak pernah dialami


b. Skor 1 untuk setiap pernyataan yang jarang dialami

c. Skor 2 untuk setiap pertanyaan yang kadang-kadang dialami

d. Skor 3 untuk setiap pernyataan yang sering dialami

e. Skor 4 untuk setiap pernyataan yang selalu dialami

Jumlah skor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-38 (normal), 39-57 (ringan), 58-76
(sedang), 77-96 (berat),>97 (Sangat berat) (Nursalam, 2013).

2.1.9 Manajemen Stres

Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila strestidak cepat
ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut seperti mudah terjadi
gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap
yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara:

a. Pengaturan diet dan nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stres
melalui makan yang teratur, menu bervariasi, hindari makan daging dan monoton karena dapat
menurunkan kekebalan tubuh.

b. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat dan
tidur yang cukup akanmemulihkan keletihan fisik dan akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur
yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

c. Olah raga atau latihan teratur

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi
minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat
setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.

d. Berhenti merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan
status kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

e. Tidak mengkonsumsi minuman keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan
tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala
penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.

f. Pengaturan berat badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan
meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

g. Pengaturan waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan
efisien serta melihat aspek produktivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk
menghasilkkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.

h. Terapi psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami dengan cara
memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang
dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif, afektif atau psikomotoryang dapat mengganggu
organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.

i. Terapi somatic

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga
diharapkan tidak dapat mengganggu system tubuh yang lain.

j. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif di mana
psikoterapi suportif ini memberikan motivasi atas dukungan agar pasien mengalami percaya diri,
sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang.
Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.

k. Terapi psikoreligius

Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis
mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

2.2 SKRIPSI

2.2.1 Pengertian SKRIPSI

Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana Soemanto,
(2009). Penyusunan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara merupakan
salah satu bagian dari keseluruhan proses belajar mengajar dan merupakan syarat-syarat
kelulusan bagi mahasiswa.

Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas
suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang
berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah,
sistematis dan terkendali dalam upaya memperoleh data dan informasi dengan menggunakan
metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dalam bidang ilmu tertentu.

Sumber data untuk penyusunan skripsi dapat diperoleh melalui data primer, data sekunder, dan
data tersier. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti di lapangan, baik melalui
wawancara maupun hasil pengukuran langsung lainnya. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dengan memanfaatkan hasil pengumpulan data pihak lain, misalnya profil kelurahan,
data Badan Pusat Statistik, dan rekam medik. Data tersier dapat diperoleh dari tesis, disertasi,
jurnal, dan majalah ilmiah.
2.2.2 Pelaksanaan SKRIPSI

Pelaksanaan skripsi pada umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi
dalam jangka waktu dua semester atau kurang lebih sekitar satu tahun terhitung sejak skripsi
terdaftar dalam KRS (Kartu Rencana Studi) Pedoman Akademik, skripsi menjadi tugas akhir
yang wajib dilakukan atau diselesaikan mahasiswa, waktu penyelesaiannya skripsi normalnya 1-
2 semester.

Pelaksanaan bimbingan berlangsung dalam 3 siklus. Siklus pertama memuat kegiatan dengan
fokus judul rencana penelitian dan bab I (pendahuluan), siklus ke-2 dengan fokus bab II (kajian
pustaka) , dan siklus ke-3 dengan fokus bab III (metode penelitian). Kegiatan dilaksanakan
dalam bentuk bimbingan bersama yang dijadwal sekali dalam satu minggu serta dalam konsultasi
individual yang tidak dijadwal secara khusus.

Materi yang dibahas dalam bimbingan meliputi aspek subtansi, bahasa, dan sistematika proposal.
Pembahasan ketiga aspek tersebut dilakukan secara terintegrasi dalam format bimbingan
bersama yang menerapkan metode pemanduan berpikir kritis (cognitive Coaching).

Pada semester lima, mahasiswa hendaknya sudah mulai berkonsultasi dengan dosen pembimbing
skripsinya. Apabila topik penelitian sudah disepakati, maka dosen pembimbing utama
mengusulkan dosen pembimbing kedua dengan persetujuan mahasiswa. Penetapan dosen
pembimbing dua dicantumkan dalam surat tugas yang ditandatangani ketua jurusan. Proses
penetapan dosen pembimbing ke-dua dicantumkan dalam penetapan dosen pembimbing skripsi
yang disusun di masing-masing jurusan.

Pada semester enam, bersamaan dengan ditempuhnya mata kuliah Metode Ilmiah, mahasiswa
menyelesaikan proposal skripsi bersama-sama dengan dosen pembimbing mata kuliah tersebut.
Proposal penelitian menjadi salah satu unsur penilaian dan persyaratan lulus mata kuliah Metode
Ilmiah tersebut. Topik penelitian dapat disesuaikan dengan permasalahan yang kemungkinan
akan dijumpai di lokasi magang yang akan dilakukan pada semester 6.

Seminar proposal dilaksanakan secara terjadwal di akhir (setelah UAS) semester VI. Bagi
mahasiswa yang belum dapat melaksanakan seminar proposal pada akhir semester VI, dapat
melaksanakan seminar proposal akhir Semester VII setelah proses evaluasi kegiatan magang.
2.3 Menstruasi

2.3.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan pengeluaran darah, mukus, dandebrissel dari mukosa uterus


disertai pelepasan(deskuamasi) endometrium secara periodik dansiklik, yang dimulai sekitar 14
hari setelahovulasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak haripertama menstruasi sampai
datangnyamenstruasi periode berikutnya sedangkanpanjang siklus menstruasi adalah jarak
antaratanggal mulainya menstruasi yang lalu danmulainya menstruasi berikutnya.
Siklusmenstruasi pada wanita normalnya berkisarantara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang
memiliki siklus peremenstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari
(Proverawati, 2009).

2.3.2 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi yang terjadi di nilai dari tiga hal pertama yaitu siklus menstruasi yang
berkisar antara 28 hari, kedua lama menstruasi yaitu 3-6 hari, ketiga yaitu jumlah darah yang
keluar selama menstruasi 20-80 ml. proses ini diawali dengan terangsanya hipotalamus yang
akan diteruskan yang akan diteruskan ke hipofisis anterior, sehingga dapat muncul hormone
gonadropik/ GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang akan merangsang FSH dan kemudian
akan diteruskan oleh folikel primodial. Ketika hormone esterogen meningkat akan menekan
FSH dan merangsang GnRH dan mengeluarkan Lh kemudian akan merangsang folikel de graff
guna melepas sel telur. Telur yang dilepas kemudian ditangkap oleh rumbai tuba fallopi dan
setelah itu telur dibungkus oleh korona radiate dan mendapatkan nutrisi selama 48 jam.
Kemudian telur akan erubah rubrum yang disebabkan oleh pendarahan. Molekul yang pecah
kemudian akan menutup kembali dan membentuk korpus letteum. Korpus leteumakan
mengeluarkan hormone progesterone. Hormone ini menyiapkan uterus untuk agar siap ditempati
embrio. Jika pembuahan tidak terjadi sel telur akan melewati uterus, mongering, dan akan
meninggalkan tubuh selama 2 minggu kemudian keluar melalui vagina (Verrawaly,2012).

2.3.3 Fase Siklus Menstruasi

Beberapa fase yang terjadi selama siklus menstruasi berlangsung menurut ( Verrawaty, 2012).

1. Fase menstruasi
Yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium
yang robek.

2. Fase ploriferasi

Ditandai dengan menurunnya hormone progestron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk
mengsekresi FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone
esterogen diproduksi kembali.

3. Fase luteal / sekresi

Ditandai dengan LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi
pertama. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan
berubah menjadi corpus luteum.

4. Fase iskemik

Ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan berubah menjadi corpus albican yang
berfungsi untuk menghambat sekresi hormone esterogen dan progesterone sehingga sehingga
hipofisis aktif mensekresi FSH dan LH.

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengerahi menstruasi

1. Stres

Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya system persyarafan dan
hipotalamus melalui hormone reproduksi (Kusmiran,2011).

2. Penyakit kronis

Penyakit kronis seperti diabetes. Gula darah yang tidak stabil berkaitan erat denga perubahan
hormonal, sehingga bila gula darah naik atau tidak terkontrol akan mempengaruhi siklus
menstruasi (kusmiran,2012).

3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang berat dapat mempengaruhi kerja hipotalamus yang akan mempengaruhi
hormone menstruasi sehingga dapat membatasi siklus menstruasi (Kusmiran,2012).

4.Ketidakseimbangan hormone
Dimana kerja hormone ovarium bila tidak seimbangan akan mempengaruhi siklus menstruasi
(Proverawati,2009).

5.Diet

Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarianberhubungan dengan anovulasi,


penurunan respons hormon pituitary, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus
menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya
siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah
lemak berhubungan dengan amenorrhea.

2.3.5 Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Menghitung jumlah hari dalam siklus menstruasi dengan cara menandai hari pertama keluarnya
darah menstruasi sebagai “ Siklus hari ke-1 “. Panjang siklus menstruasi rata-rata wanita dalah
28 hari. Namun rata-rata panjang siklus menstruasi berubah sepanjang hidup, dan jumlah
mendekati 30 hari saat seseorang wanita mencapai usia 20 tahun, dan rata-rata 26 hari saat
seorang wanita mendekati masa menopause, yaitu di sekitar usia 50 tahun. Hanya sejumlah kecil
wanita yang benar-benar mengalami siklus 28 hari ( Noor Verawaty,Sri,dkk. 2011).

2.3.6 Kategori Siklus Menstruasi

Satu siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, tapi panjang siklus 24-35 hari masih
dikategorikan normal. Pendarahan Menstruasi yang normal berlangsung kurang lebih 4-7
hari.Sistem kerja tubuh wanita berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi ada beberapa wanita yang
memiliki jumlah hari yang sama persis dalam setiap siklus menstruasinya (Noor
Verawaty,Sri,dkk. 2011).Kategori Siklus menstruasi :

1 : Normal, jika jarak menstruasi berikutnya 28-35 hari

0 : Tidak normal, jika jarak menstruasi berikutnya < 28 hari dan > 35 Hari
BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggambarkan tingkat stress
menghadapi Skripsi dan siklus menstruasi pada mahasiswi di fakultas keperawatan Universitas
Sumatera utara. Pada penelitian ini variable independen (bebas) Tingkat sters menghadapi skripsi
mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan variable dependen (terikat)
adalah siklus menstruasi mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Maka
kerangka konsep dari penelitian ini sebagai berikut:

Variable Independen Vriabel Dependen

Tingkat stress Siklus menstruasi


Ringan Normal
Sedang Tidak normal
berat

Macam-macam stres yang dibedakan atas 3 macam yaitu ringan, sedang, berat, stres yang dapat
menunjukkan permasalahan tingkat stress pada saat menghadapi tugas akhir skripsi. pada siklus
menstruasi, siklus menstruasi normalnya adalah 28-35 hari jika kurang dari 28 hari atau lebih
dari 35 hari maka siklus menstruasinya tidak normal. Hubungan kekuatan antara variabel kedua
independen dan variabel dependen akan dibuktikan pada penelitian ini. Dalam hal ini peneliti
ingin menganalisisi tingkat stress menghadapi Skripsi dan siklus menstruasi mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3.2 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional

N Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


O
1 Stres Stres adalah suatu Kuisoner, a. Skor 0 untuk setiap Ordinal
keadaan yang yang berupa pernyataan yang tidak
menekan diri pertanyaan. pernah dialami
individu yang b. Skor 1 untuk setiap
disebabkan oleh pernyataan yang jarang
ketidakseimbangan dialami
antara kemampuan c. Skor 2 untuk setiap
yang dimiliki dengan pertanyaan yang kadang-
tuntutan yang ada kadang dialami
serta beban dan d. Skor 3 untuk setiap
tanggung jawab pernyataan yang sering
mahasiswa dalam dialami
menghadapi skripsi e. Skor 4 untuk setiap
untuk mendapatkan pernyataan yang selalu
nilai sebaik dialami
mungkin. Gejala Jumlah skor dari
yang akan muncul pernyataan item tersebut,
seperti berkeluh memiliki makna
kesah, sering merasa 0-38 (normal),
lelah, sulit 39-57 (ringan),
beristirahat, dan 58-76 (sedang),
mudah merasa kesal. 77-96 (berat),
>97 (Sangat berat).

2 Siklus Siklus menstruasi Kuisoner, Satu siklus menstruasi Nominal


Menstruasi adalah periode awal yang berupa rata-rata adalah 28 hari,
dimulainya pertanyaan. tapi panjang siklus 24-35
menstruasi sampai hari masih dikategorikan
menstruasi normal. Pendarahan
berikutnya yang Menstruasi yang normal
dialami oleh berlangsung kurang lebih
mahasiswi. 4-7 hari.Sistem kerja
tubuh wanita berubah-
ubah dari bulan ke bulan
tapi ada beberapa wanita
yang memiliki jumlah
hari yang sama persis
dalam setiap siklus
menstruasinya. Kategori
Siklus menstruasi :
1 : Normal, jika jarak
menstruasi berikutnya 28-
35 hari
0 : Tidak normal, jika
jarak menstruasi
berikutnya < 28 hari dan
> 35 Hari
Table 3.1 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka hipotesa
penelitian sebagai berikut:

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu: ada hubungan tingkat stres
dengan siklus menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai