Anda di halaman 1dari 3

Review makalah dan presentasi dari kelompok 6

Judul makalah : Tindak Pidana Korupsi dalam Perundang-Undangan di


Indonesia
Jumlah halaman : 17 halaman
Tahun : 2023
Penulis : Bunga Khalisa, Aeni Rizki, Dzikra Aulia, Ade Rizky, Ramdan
Iharrudin, Syayla Nasywa, Ryanizar
Reviewer : Riza Nurfadilah (kelompok 1)

Di dalam makalah kelompok 6 ini, membahas mengenai “Tindak Pidana


Korupsi dalam Perundang-Undangan di Indonesia”. Pada makalah ini membahas
beberapa topik, yang diantaranya yaitu membahas mengenai pengertian tindak
pidana korupsi (TIPIKOR), unsur-unsur tindak pidana, jenis tindak pidana, tempat
dan waktu tindak pidana, serta jenis perjatuhan pidana pada tindak pidana korupsi.
Jika dilihat dari pembahasan, menurut saya materi yang dilampirkan sudah
cukup dan berkaitan dengan judul. Namun, jika dilihat dari cara penulisan masih
banyak yang harus diperbaiki, diantaranya yaitu:
1. Penulisan pada kata pengantar dan BAB 4 seharusnya menggunakan justify
2. Penulisan pada angka yang beruntun sebaiknya menggunakan numbering
agar lebih rapih
3. Pada BAB 4 (penutup) terutama dibagian kesimpulan yang 1 dan ke 2
sebaiknya tidak menggunakan (-) akan lebih baik jika langsung
menggunakan tab saja.
4. Penulisan “kelompok 6” pada bagian cover sebaiknya di bold menggunakan
warna hitam
Para penulis juga seharunya memperhatikan penomoran halaman. Biasanya, bagian
cover tidak menggunakan halaman. Selain itu, pada bagian kata pengantar dan
daftar isi seharusnya menggunakan halaman berbeda (i, ii, iii, ….). Nomor halaman
(1, 2, 3, …) dimulai pada BAB ke 1 sampai dengan kesimpulan.
Saran dari saya untuk makalah kelompok 6 ini harus lebih memperhatikan
sistematika penulisan dan akan lebih bagus lagi jika mencantumkan daftar pustaka
sebagai referensi bagi para pembaca mengenai isi atau pembahasan dari makalah
yang dibuatnya
Pada pemaparan materi di zoom, penyampaian materi dari kelompok 6
cukup jelas dan dapat dimengerti. Selain itu juga, kelompok 6 cukup sigap dalam
menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh audiens.

Resume isi makalah:


A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Menurut Moeljatno perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barangsiapa yang
melanggar aturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana
padahal perbuatan yang dilarang hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal
itu diingat bahwa larangan ditujukan pada perbuatan (kejadian atau keadaan
yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidana nya
ditujukkan pada orang yang menimbulkan kejahatan).
B. Unsur-Unsur Tindak Pidana
1. Unsur Subjektif
a. Kesengajaan atau kelalaian.
b. Maksud dari suatu percobaan atau poging seperti yang dimaksud dalam
pasal 53 ayat 1 KUHP.
c. Berbagai maksud seperti yang terdapat dalam kejahatan pencurian,
penipuan, pemerasan, pemalsuan, dan lain-lain.
d. Merencanakan terlebih dahulu, seperti yang terdapat dalam kejahatan
menurut Pasal 340 KUHP.
e. Perasaan takut seperti yang terdapat dalam rumusan tindak pidana
menurut Pasal 308 KUHP.
2. Unsur Objektif
a. Sifat melawan hukum.
b. Kualitas dari pelaku, misalnya seorang pegawai negeri sipil melakukan
kejahatan yang diatur dalam Pasal 415 KUHP.
c. Kausalitas, yaitu hubungan antara suatu tindakan sebagai penyebab
dengan kenyataan sebagai akibat.
C. Jenis Tindak pidana
Jenis tindak pidana terdiri atas pelanggaran dan kejahatan. Pembagian
tindak pidana ini membawa akibat hukum materiil, yaitu sebagai berikut :
1. Undang-undang tidak membuat perbedaan antara opter dan culpa dalam
suatu pelanggaran.
2. Percobaan suatu pelanggaran tidak dapat dihukum.
3. Keikutsertaan dalam pelanggaran tidak dapat dihukum.
4. Pelanggaran yang dilakukan pengurus atau anggota pengurus ataupun
para komisaris dapat dihukum apabila pelanggaran itu terjadi
sepengetahuan mereka.
5. Dalam pelanggaran itu tidak terdapat ketentuan bahwa adanya
pengaduan yang merupakan syarat bagi penuntutan.
D. Tempat dan Waktu Tindak Pidana
Menurut Prof. van Bemmelen yang dipandang sebagai tempat dan waktu
dilakukannya tindak pidana pada dasarnya adalah tempat di mana seorang
pelaku telah melakukan perbuatannya secara materiil.
Yang dianggap sebagai locus delicti adalah :
1. Tempat di mana seorang pelaku itu telah melakukan sendiri
perbuatannya.
2. Tempat di mana alat yang telah dipergunakan oleh seorang itu bekerja.
3. Tempat di mana akibat langsung dari suatu tindakan itu telah timbul.
4. Tempat di mana akibat konstitutif itu telah timbul.
E. Jenis Penjatuhan Pidana pada Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, jenis
penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana
korupsi adalah sebagai berikut :
1. Pidana mati
2. Pidana penjara
3. Pidana tambahan

Anda mungkin juga menyukai