Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KELAS

“OBSERVASI RUANG KELAS SD NEGERI 6 KARANGRAYUNG DAN MI


TA'MIRUL ISLAM SURAKARTA”

Dosen Pengampu:
Nur Amalia, S.S., M.Ed

Disusun Oleh:
Zona Aditama Wibowo (A510220004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah elemen penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Salah
satu aspek kunci dalam pembelajaran adalah lingkungan fisik di mana proses pendidikan
berlangsung. Ruang kelas adalah tempat di mana guru dan siswa berinteraksi, belajar, dan
berbagi pengetahuan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan memperbaiki kualitas
ruang kelas agar menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif.
Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan pengaturan
ruang kelas yang baik, yaitu: (1) Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan
bebas dari kemacetan, (2) pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru (3)
menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah
diakses, (4) pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan
seisi kelas

Peningkatan kualitas ruang kelas telah menjadi fokus perhatian dalam dunia pendidikan.
Hal ini tidak terlepas dari pemahaman bahwa desain dan pengaturan ruang kelas dapat
mempengaruhi motivasi siswa, konsentrasi, dan hasil pembelajaran. Tata ruang kelas sendiri
merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan barang/fasilitas pembelajaran
(Djamarah, 2006). Selain itu, tata ruang kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan
memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran. Observasi ruang
kelas adalah salah satu alat yang efektif untuk mengevaluasi dan memahami bagaimana
faktor-faktor seperti pencahayaan, suara, tata letak furniture, dan penggunaan teknologi
berkontribusi terhadap pengalaman belajar siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:304)
dalam tata ruang kelas, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam bertindak dan
memanfaatkan sesuatu, diantaranya: (1) menata tempat duduk siswa, (2) menata alat peraga
yang ada di dalam kelas, (3) menata kedisiplinan siswa, (4) menata pergaulan siswa, (5)
menata tugas siswa, (6) menata ruang fisik kelas, (7) menata kebersihan dan keindahan kelas,
(8) menata kelangkapan kelas, dan (9) menata pajangan kelas.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, dua sekolah yang akan menjadi fokus dalam
makalah ini adalah SD Negeri 6 Karangrayung dan MI Ta'mirul Islam Surakarta. Kedua
sekolah ini mewakili berbagai aspek dari pendidikan dasar di Indonesia, masing-masing
dengan karakteristik unik dan pendekatan terhadap pengelolaan ruang kelas.
SD Negeri 6 Karangrayung adalah sekolah negeri yang telah lama menjadi pilar
pendidikan di wilayahnya. Sekolah telah mengalami banyak perubahan dan perbaikan selama
bertahun-tahun dengan tujuan memberikan pendidikan berkualitas kepada siswanya. Di sisi
lain, MI Ta'mirul Islam Surakarta merupakan sekolah swasta yang juga berkomitmen
memberikan pendidikan berkualitas tinggi sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Perbedaan
kepemilikan dan metode pengajaran di kedua sekolah ini menimbulkan pertanyaan menarik
tentang bagaimana menata dan mengelola ruang kelas untuk menciptakan lingkungan belajar
yang optimal.

Melalui laporan hasil observasi ini saya akan membandingkan dan menganalisis hasil
observasi kelas di SD Negeri 6 Karangrayung dan MI Ta'mirul Islam Surakarta.
Penekanannya akan ditempatkan pada aspek-aspek seperti desain fisik kelas, penggunaan
teknologi dalam pembelajaran dan penataan furnitur kelas. Saya juga akan membahas hasil
observasi kami dalam konteks pendidikan berkelanjutan dan upaya peningkatan kualitas
belajar mengajar di kedua sekolah tersebut.

Saya berharap laporan ini memberikan wawasan berharga mengenai pentingnya observasi
kelas dalam konteks pendidikan dasar dan faktor-faktor seperti kepemilikan sekolah, nilai-
nilai agama dan bagaimana pendidikan politik dapat mempengaruhi pengelolaan kelas. Lebih
lanjut, hasil observasi tersebut diharapkan dapat menjadi landasan untuk menyusun strategi
yang lebih baik guna menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembang
anak Indonesia secara optimal.
ISI OBSERVASI
A. PEMBAHASAN
a. Ruang kelas yang dikunjungi
Ruang kelas yang saya observasi di MI Ta'mirul Islam Surakarta adalah kelas
2 , Sedangkan di SD Negeri 6 Karangrayung adalah kelas 6
b. Gambar deskripsi dan analisis kelas
1. MI Ta'mirul Islam Surakarta

GAMBAR
DESKRIPSI Ruang kelas 2 di MI Ta'mirul Islam Surakarta memiliki susunan meja
DAN yang diletakkan disisi kanan dan kiri ruang kelas. Meja ini diletakkan
ANALISIS dibagian samping ruang kelas guna untuk menyesuaikan posisi meja
pembelajaran yang terkadang berganti ganti. Meja bisa ditata
membentuk letter U, membentuk 4 baris kebelakang serta menggunakan
system duduk dilantai menyesuaikan kondisi siswa kelas 2 yang kadang
lebih condong aktif bergerak kemana saja sesuai dengan proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Diruangan tersebut memiliki
alat yang lebih lengkap dibandingkan SD Negeri 6 Karangrayung
disana terdapat papan tulis dan televisi yang digunakan untuk proses
pembelajaran. Didalam kelas ini terdapat berbagai bentuk hiasan
dinding mulai dari lukisan dinding, gambar, hiasan dinding, jam
dinding, jadwal piket, pojok baca, rak buku dan tempat minum air. Hal
yang wajib juga dimiliki yaitu foto garuda Pancasila, foto presiden dan
wakil presiden serta kalender juga terdapat diruang kelas tersebut. Di
MI Ta'mirul Islam Surakarta ini juga terdapat AC, dan rak sepatu guna
kenyaman, kebersihan dan untuk melembabkan udara sekitar. Kelas ini
berada disebuah ruangan yang tertutup kedap suara dan minim untuk
gangguan-gangguan kecil. Minim sekali siswa akan merasa tidak
nyaman di kelas tersebut, namun tidak menutup kemungkinan jika
siswa akan mengalami ketidak nyamanan juga. Dilihat dari segi ruangan
yang sedikit tertutup, siswa akan merasakan suhu yang panas jika AC
dan kipas angin di ruang tersebut mati. Mungkin siswa juga akan sedikit
merasa kedinginan saat musim hujan tiba karena ada AC dan sebuah
kipas, meskipun mungkin AC tersebut sudah di matikan siswa akan
tetap merasa dingin karena ruang tersebut yang tertutup. Luas dari
ruang kelas juga agak sempit untuk anak SD beraktivitas
2. SD Negeri 6 Karangrayung

GAMBAR
DESKRIPSI Ruang kelas 6 di SD Negeri 6 Karangrayung memiliki susunan meja
DAN yang diletakkan membentuk 4 baris kebelakang sesuai dengan proses
ANALISIS pembelajaran yang diberikan oleh guru. Walaupun kurang lengkap
dibandingkan MI Ta'mirul Islam Surakarta di ruangan tersebut terdapat
dua papan tulis kapur dan spidol yang digunakan untuk proses
pembelajaran. Didalam kelas ini terdapat hiasan dinding juga mulai dari
gambar yang dibuat oleh peserta didik, jadwal pelajaran, pojok baca,
struktur kelas dan cermin. Hal yang wajib juga dimiliki yaitu foto
garuda Pancasila, foto presiden dan wakil presiden serta kalender juga
terdapat diruang kelas tersebut. Di SD Negeri 6 Karangrayung ini juga
terdapat 1 kipas angin Almari dan tempat alat kebersihan yang
diletakkan dibelakang kelas. Ruang kelas ini juga menggunakan
ruangan yang tertutup tetapi memiliki ventilasi udara untuk memberikan
kelembapan pada ruangan, walaupun keadaan didalam ruangan sudah
memiliki kipas angin dan ventilasi udara dari luar kelas itu akan terasa
gerah dimusim panas karena jangkauan dari udara kipas tidak
menyeluruh ke seluruh bagian ruang kelas. Kelas ini juga terletak
dipinggir jalan yang membuat siswa akan terganggu karena suara dari
kendaraan dan suara dari luar lainnya karena ruangan kelas tidak kedap
suara. Dalam ruang kelas tersebut juga atap dari atas kelas berdebu dan
menjadi tempat sarang laba laba yang menyebabkan anak-anak didalam
kelas bisa kurang nyaman disaat proses pembelajaran berlangsung.

c. Perbandingan
Perbandingan dari kedua ruang kelas SD/MI tersebut sangatlah banyak
dapat dilihat dari beberapa hal. Berikut perbandingan dari kedua SD/MI
tersebut:
1. MI Ta'mirul Islam Surakarta
Perbandigan dari kedua SD langsung tampak terlihat dari
penyusunan peletakan dari bangku tempat murid berbeda yang berubah
ubah sesuai dengan pembelajaran apa yang diberikan oleh seorang
guru. Terdapat sebuah AC dikelas sebagai pendingin suhu ruangan.
banyak gambaran dan lukisan dinding yang menghiasi seluruh ruangan
kelas tersebut. Di MI Ta'mirul Islam Surakarta ini memiliki lebih
banyak alat pelengkap daripada SD Negeri 6 Karangrayung seperti
terdapat papan tulis dan televisi yang digunakan untuk proses
pembelajaran. Didalam kelas ini terdapat berbagai bentuk hiasan
dinding mulai dari lukisan dinding, gambar, hiasan dinding, jam
dinding, jadwal piket, pojok baca, rak buku dan tempat minum air. Di
sana juga terdapat disana terdapat papan tulis dan televisi yang
digunakan untuk proses pembelajaran. Dari berbagai hal tadi luas dari
ruang kelas MI Ta'mirul Islam Surakarta agak sempit dari pada SD
Negeri 6 Karangrayung untuk anak beraktivitas

2. SD Negeri 6 Karangrayung
Sementara untuk SD Negeri 6 Karangrayung menggunakan
susunan meja yang diletakkan membentuk 4 baris kebelakang sesuai
dengan proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk ruang
kelas masih menggunakan kipas angin dan ventilasi udara untuk
menjaga kelembapan suhu ruangan. SD Negeri 6 Karangrayung
memiliki beberapa elemen alat pelengkap walaupun tidak sebanyak
dari MI Ta'mirul Islam Surakarta seperti terdapat hiasan dinding juga
mulai dari gambar yang dibuat oleh peserta didik, jadwal pelajaran,
pojok baca, struktur kelas dan cermin. Di ruang kelas 6 ini masih
menggunakan dua papan tulis kapur dan spidol yang digunakan untuk
proses pembelajaran. Atap dari ruang kelas agak berdebu dan terdapat
sarang laba laba yang membuat ketidaknyamanan saat proses belajar
mengajar. Dari berbagai hal tadi SD Negeri 6 Karangrayung memiliki
ruang kelas yang lebih besar dari MI Ta'mirul Islam Surakarta
d. Implikasi
terdapat beberapa implikasi dan observasi yang dapat diidentifikasi:

1. Perbedaan Fasilitas dan Lingkungan Ruang Kelas:


 MI Ta'mirul Islam Surakarta memiliki fasilitas yang lebih lengkap,
termasuk AC, televisi, dan rak sepatu, sementara SD Negeri 6
Karangrayung memiliki fasilitas yang lebih sederhana.
 MI Ta'mirul Islam Surakarta menciptakan ruang tertutup yang kedap
suara, sedangkan SD Negeri 6 Karangrayung memiliki gangguan dari
suara luar.

2. Kenyamanan dan Lingkungan Ruang Kelas:

 Meskipun MI Ta'mirul Islam Surakarta menyediakan AC dan kipas


angin, ada tantangan dengan pengaturan suhu di ruang yang tertutup.
Siswa mungkin merasa terlalu panas atau terlalu dingin.
 Di SD Negeri 6 Karangrayung, siswa mungkin merasa gerah dalam
cuaca panas, dan ada masalah dengan debu dan sarang laba-laba di atas
kelas yang dapat mengganggu kenyamanan siswa.

3. Fleksibilitas dan Pengaturan Ruang Kelas:

 MI Ta'mirul Islam Surakarta memiliki meja yang dapat diatur ulang


sesuai kebutuhan pembelajaran, sementara SD Negeri 6 Karangrayung
memiliki susunan meja yang lebih tetap.

4. Pengaruh Suara dan Gangguan Lingkungan:

 SD Negeri 6 Karangrayung terletak di pinggir jalan, yang dapat


menyebabkan gangguan suara dari luar dan kendaraan yang melewati
ruang kelas.

5. Fasilitas Pembelajaran:

 MI Ta'mirul Islam Surakarta memiliki televisi, sementara SD Negeri 6


Karangrayung memiliki dua papan tulis kapur dan spidol.

6. Hiasan dan Dekorasi Ruang Kelas:

 Kedua ruang kelas memiliki hiasan dinding dan elemen-elemen wajib,


seperti foto Garuda Pancasila, foto presiden dan wakil presiden, dan
kalender.

7. Ukuran Ruang Kelas:

 Kedua ruang kelas mungkin memiliki keterbatasan dalam hal ukuran


untuk aktivitas siswa.

8. Kondisi Udara dan Ventilasi:


 MI Ta'mirul Islam Surakarta memiliki AC untuk mengatur suhu tetapi
mungkin ada masalah dengan sirkulasi udara. SD Negeri 6
Karangrayung memiliki ventilasi udara, tetapi ruang kelas mungkin
terasa gerah di musim panas.

Implikasi ini termasuk perbedaan dalam pengalaman siswa dan kenyamanan


dalam dua lingkungan kelas yang berbeda. Faktor-faktor seperti fasilitas, suhu,
kebersihan, dan gangguan lingkungan memainkan peran penting dalam
pengaruh pembelajaran dan kenyamanan siswa. Dalam kedua kasus, perlu
mempertimbangkan perbaikan atau penyesuaian tertentu untuk menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih baik.

REFERENSI
Arikunto, S. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Adytia Media.
Carolyn, M.E. & Edmund, T.E. (2015). Terj. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar
Edisi Kedelapan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Djamarah, S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai