Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KECEMASAN SISWA KELAS XII

SMA KATOLIK St. ALBERTUS MALANG


DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR
TAHUN AJARAN 2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
Jesslyn Emmanuela N. P
Kelas XI-S1/24
Nomor Induk 22612

SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG


MEI 2021

1
ANALISIS KECEMASAN SISWA KELAS XII
SMA KATOLIK St. ALBERTUS MALANG
DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR
TAHUN AJARAN 2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti ulangan akhir


semester genap dan sebagai bahan ujian praktik Bahasa
Indonesia tahun Ajaran 2021/2022

Oleh:
Jesslyn Emmanuela N. P
Kelas XI-S1/24
Nomor Induk 22612

SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG

MEI 2021

2
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Kecemasan Siswa Kelas XII SMA Katolik St. Albertus Malang dalam
Menghadapi Ujian Akhir Tahun Ajaran 2020/2021

Diusulkan oleh :
Jesslyn Emmanuela N. P
Kelas XI IPS 1/24
Nomor Induk 22612

Menyetujui,

Malang, April 2021 Malang, April 2021


Pembimbing I, Pembimbing II,

Yemima Carolina Kurnia, S. Psi. Bagus Adhi Nugroho, S. S.

Mengetahui,
Kepala SMA Katolik St. Albertus Malang,

Ignatius Abadi, S.S., M.Hum., M.Pd.

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat, rahmat, dan anugerahNya, Penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Proposal penelitian berjdul “Analisis Kecemasan Siswa Kelas XII SMA

Katolik St. Albertus Malang dalam Menghadapi Ujian Akhir Tahun Ajaran

2020/2021” ini dibuat sebagai syarat mengikuti ujian tahun ajaran 2020/2021.

Dalam proposal penelitian ini Penulis banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ignatius Abadi, S.S., M.Hum., M.Pd., Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas

Katolik St. Albertus Malang,

2. Ibu Yemima Carolina Kurnia, Pembimbing I,

3. Bapak Bagus Adhi Nugroho, Pembimbing II,

4. Orang tua Penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa, dan

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, yang telah

membantu Penulis dalam pembuatan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

proposal penelitian ini. Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar Penulis dapat membuat proposal penelitian yang

lebih baik.

4
Malang, … Mei 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................ 3

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 4

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 6

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... 8

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 9


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 9
1.2 Pembatasan Masalah......................................................................................... 10
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................. 10
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10
1.5 Manfaat ............................................................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 12


2.1 Siswa ................................................................................................................... 12
2.2 Ujian Akhir ......................................................................................................... 12
2.3 Definisi Kecemasan ............................................................................................ 14
2.4 Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir ................................................................. 15
2.5 Gejala Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir ........................................... 16
2.5.1 Gejala Fisik ................................................................................................. 17
2.5.2 Gejala Kognitif dan Perilaku ...................................................................... 18
2.5.3 Gejala Emosi ............................................................................................... 18
2.6 Penyebab Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir ...................................... 18
2.6.1 Penyebab Biologis ...................................................................................... 19
2.6.2 Penyebab Mental ......................................................................................... 20
2.7 Pengaruh Tingkat kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir .......................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 22


3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................... 22
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 23
3.2.1 Populasi ....................................................................................................... 23
3.2.1 Sampel ........................................................................................................ 23
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 24

6
3.4 Metode Analisis Data .......................................................................................... 25
3.5 Persiapan Penelitian ............................................................................................ 26
3.5.1 Rencana Penelitian ...................................................................................... 26
3.5.2 Alat dan Bahan............................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27

LAMPIRAN...................................................................................................................... 29

7
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian 23

Tabel 3.2 Sampel Penelitian 24

Tabel 3.3 Rincian Kegiatan Penelitian 27

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ujian akhir merupakan ujian yang diberikan pada siswa di akhir

semester sekolah atau saat mendekati kelulusan. Sebagian besar sekolah

menengah, perguruan tinggi, dan universitas menjalankan ujian akhir pada akhir

masa akademik tertentu. Ujian ini menilai kemampuan siswa dalam menerima,

memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dan keterampilannya.

Dikarenakan pentingnya hasil dari ujian akhir ini, siswa dituntut untuk mencapai

nilai tuntas agar lulus dari ujian tersebut. Hal ini membuat mereka mengalami

masa-masa yang penuh stress dan cemas. Penelitian yang dilakukan oleh Gusniarti

(2002) menunjukkan lebih dar 50% siswa merasa cemas menghadapi ujian.

Fenomena ini terjadi pada siswa kelas XII SMA Katolik St. Albertus

Malang. Kecemasan tersebut bisa diketahui dari gerak-gerik para siswa saat

menyadari bahwa ujian akhir sudah sangat dekat. Berdasarkan hasil wawancara

pada 22 Januari 2021 dengan beberapa guru bimbingan konseling (BK) di SMA

Katolik St. Albertus Malang mengatakan bahwa banyak yang dicemaskan oleh

siswa kelas XII seperti mencemaskan hasil yang tidak maksimal atau bisa juga

karena sistem ujian sekolah daring yang sekarang sedang berlangsung, mereka

cemas akan adanya kendala jaringan. Kecemasan yang tidak dapat diatasi oleh para

siswa dapat menyebabkan menurunnya kemampuan siswa dalam mengerjakan

9
soal sehingga dapat menyebabkan ketidaklulusan karena nilai yang tidak

memenuhi standar minimal kelulusan.

Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk menganalisis tentang

tingkat dan pengaruh kecemasan siswa kelas XII SMA Katolik St. Albertus

Malang dalam menghadapi ujian akhir tahun ajaran 2020/2021.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam judul “Analisis Kecemasan Siswa Kelas XII SMA Katolik St.

Albertus Malang dalam menghadapi Ujian Akhir Tahun Ajaran 2020/2021” hanya

akan berfokus kepada tingkat dan dampak dari kecemasan menghadapi ujian akhir.

Hal itu karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki oleh Penulis.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas serta pembatasan masalah maka

permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa penyebab kecemasan siswa kelas XII SMA Katolik St. Albertus tahun

ajaran 2020/2021 dalam menghadapi ujian akhir ?

2. Bagaimana pengaruh atau dampak dari kecemasan bagi siswa kelas XII SMA

Katolik St. Albertus tahun ajaran 2020/2021 terhadap ujian akhir ?

3. Bagaimana tingkat kecemasan siswa kelas XII SMA Katolik St. Albertus tahun

ajaran 2020/2021 dalam menghadapi ujian akhir ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh kecemasan dalam menghadapi ujian akhir siswa

dan siswi kelas XII SMA Katolik St. Albertus Malang tahun ajaran 2020/2021.

10
2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian akhir siswa dan

siswi kelas XII SMA Katolik St. Albertus Malang tahun ajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui penyebab kecemasan dalam menghadapi ujian akhir siswa

dan siswi kelas XII SMA Katolik St. Albertus Malang tahun ajaran 2020/2021.

1.5 Manfaat

Dari penulisan ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Penulis, karya tulis ini diharapkan dapat memenuhi keingintahuan

Penulis mengenai kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir.

2. Bagi siswa-siswi SMA Katolik St. Albertus, karya tulis ini diharapkan dapat

digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi sekolah SMA Katolik St. Albertus, karya tulis ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang berguna bagi kepala sekolah atau pengajar dalam

menyusun strategi persiapan menghadapi ujian akhir.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Siswa

Siswa atau murid merupakan komponen terpenting dalam komponen

pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Siswa

merupakan unsur penentu dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya murid

proses belajar mengajar tidak akan terjadi (Hamalik, 2008).

Djamarah (2011) menambahkan, anak didik adalah subjek yang utama

dalam pendidikan, dialah yang belajar setiap saat. Belajar disini tidak harus selalu

berinteraksi dengan guru dalam proses belajarnya. Siswa juga bisa belajar mandiri

tanpa harus mendapat pengajaran dari guru disekolah. Saat dirumah, siswa harus

belajar dirumah.

Dari beberapa pendapat yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa siswa

atau murid merupakan subjek utama dalam pendidikan yang menerima pengajaran

atau pelajaran dari guru disekolah.

2.2 Ujian Akhir

Ujian Akhir atau ujian nasional adalah kegiatan yang dilakukan siswa

untuk mengukur kompetensi siswa sebagai pengakuan prestasi belajar siswa dan

atau langkah akhir untuk lulus dari jenjang tertentu. Defini ujian akhir menurut

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah “kegiatan pengukuran dan

penilaian kompetensi siswa secara nasional pada jenjang pendidikan menengah”.

Hasil dari ujian ini digunakan sebagai penentu kelulusan siswa dalam menghadapi

12
jenjang selanjutnya serta sebagai bimbingan bagi satuan pendidikan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan (BSNP, 2008).

Dalam buku Mulyasa 1962 yang berjudul Kurikulum yang

Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

bahwa:

Ujian nasional merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang

pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan. Kebijakan ini berkaitan

dengan berbagai aspek yang dinamis, seperti budaya, kondisi sosial ekonomi,

bahkan politik dan keamanan, sehingga akan selalu rentan terhadap perbedaan dan

kontroversi sejalan dengan perkembangan masyarakat. Kebijakan tersebut

merupakan keputusan atau politik pendidikan, yang menyangkut kepentingan

berbagai pihak. Akan tetapi dalam tahun ini Ujian Nasional ditiadakan karena

kondisi yang tidak mendukung. Mendikbud Nadiem Makarim menerbitkan Surat

Edaran yang mencakup peniadaan Ujian Nasional (UN) 2021 dan kegiatan

pembelajaran lainnya. (Ratriani, 2021)

Adapun penentu kelulusan siswa di tahun 2021 ini menurut SE

Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021. Disebutkan 3 poin untuk menentukan apakah

siswa dinyatakan lulus dari satuan program pendidikan: (Ayunda, 2021)

1. Menyelesaikan program-program pembelajaran di masa pandemi Covid-19

yang dibuktikan melalui rapor tiap semester.

2. Memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik.

3. Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

13
2.3 Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu hal yang pernah dirasakan oleh semua

orang pada waktu. Kecemasan bisa muncul karena tekanan atau ancaman terhadap

harga diri dimana harga diri adalah hal yang sangat mendasar bagi kehidupan

individu. Kecemasan dibagi menjadi 4 tingkat yaitu: kecemasan ringan,

kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan tingkat panik. Kecemasan

dalam tingkat ringan dan sedang bisa berdampak positif kepada siswa dalam

motivasi belajarnya. Sedangkan untuk kecemasan tingkat berat dan panik

berdampak negatif bagi siswa.

Menurut Greenberger & Padesky (2004) kecemasan merupakan salah

satu emosi yang paling menimbulkan setres yang dirasakan oleh orang banyak.

Kecemasan menggambarkan periode singkat perasaan gugup atau takut ketika

bertemu dengan pengalaman sulit dalam kehidupan.

Kecemasan dialami ketika berpikir mengenai suatu hal yang tidak

menyenangkan yang akan terjadi. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif

mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari

ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah. Perasaan yang tidak menentu

tersebut tidak menyenangkan yang nantinya disertai perubahan fisiologis dan

psikologis (Rochman, 2010).

Lubis (2009) mengartikan bahwa kecemasan timbul dari sebuah

ancaman nyata maupun tidak nyata yang dialami seseorang karena tidak adanya

kepastian di masa mendatang, Towsend (2009) menambahkan bahwa kecemasan

merupakan perasaan gelisah yang tidak jelas, ketakutan, ketidaknyamanan yang

terkadang sumbernya tidak diketahui oleh individu tersebut. Kecemasan

14
merupakan sinyal atau tanda peringatan mengenai bahaya yang akan datang dan

membuat individu menandainya sebagai ancaman.

2.4 Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir

Sacosezzo (Nugraheni, 2005) menyatakan bahwa kecemasan

merupakan keadaan emosional yang tidak menyenangkan karena rasa cemas,

takut, ataupun tertekan yang berasal dari lingkungan. Pendapat ini sejalan dengan

Nevid (2005) dimana kondisi lingkungan merupakan sumber yang menimbulkan

adanya rasa cemas seperti, kecemasan terhadap kesehatan, ujian, hubungan dengan

orang lain, dan masih banyak lagi.

Selain itu Tresna (2011) menjelaskan bahwa kecemasan juga menjadi

salah satu masalah yang dihadapi siswa. Kecemasan ini sering terjadi ketika para

siswa siswi akan menghadapi ujian akhir karena adanya tekanan yang dirasakan.

Terdapat tekanan internal dimana tekanan ini berasal dari siswa itu sendiri, seperti

rasa malu dan takut akan dimarahi atau direndahkan oleh masyarakat jika tidak

lulus ujian. Ada juga tekanan eksternal yang berasal dari keluarga, sekolah,

maupun masyarakat yang menuntut para siswa untuk mendapatkan hasil yang baik

dalam kelulusan. Tuntutan dan tekanan inilah yang dapat menimbulkan kecemasan

pada siswa saat akan menghadapi ujian akhir. Kecemasan yang dialami siswa

dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan belajar siswa itu sendiri (Thoomasze &

Murtini 2014).

Siswa sekolah menengah sering menghadapi kondisi seperti ini, kerena

pada jenjang ini mereka menepuh ujian akhir atau Ujian Nasional. Kecemasan ini

biasanya diikuti oleh masa pubertas yang membuat para siswa menjadi lebih

emosional. Thomasze & Murtini (2014) menambahkan bahwa dalam tahap remaja

15
awal, mereka menghadapi banyak tuntutan dan perubahan yang cepat sehingga

rentan mengalami masa penuh kecemasan. Ujian akhir salah satunya sebagai

penyumbang kecemasan yang berkaitan dengan aktivitas sekolah.

Selain itu, perasaan takut tidak dapat mencapai target minimal ataupun

yang telah ditentukan sendiri oleh individu dapat menjadi salah satu perasaan yang

dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap ujian akhir. Pemerintah yang selalu

menaikkan standar nilai kelulusan tiap tahunnya membuat siswa cemas apakah

mereka dapat memenuhi target tersebut. Faktor lainnya yang dapat menimbulkan

persepsi negatif terhadap ujian akhir ialah konsekuensi yang harus diterima siswa

jika tidak lulus, bayangan buruk oleh para siswa tentang apa yang akan terjadi

kedepannya jika tidak lulus memperparah efek dari kecemasan menghadapi ujian

tersebut.

Menurut Gusniarti (2002) ada lebih dari 50% siswa cemas dalam

menghadapi ujian. Kecemasan ini juga disebabkan dari beberapa aspek seperti

aspek mencapai prestasi dan keunggulan, aspek pengayaan kegiatan belajar

mengajar, dan aspek disiplin.

2.5 Gejala Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir

Gangguan kecemasan berasal dari mekanisme pertahanan diri yang

dipilih secara alami oleh individu bila menghadapi suatu ancaman dan bahaya.

Kecemasan sendiri memiliki tingkatan tertentu.

Gejala kecemasan akan ujian sangat bervariasi dan berkisar dari ringan

hingga berat. Beberapa siswa hanya mengalami gejala ringan terhadap kecemasan

ujian ini dan masih mampu menanganinya dengan baik sehingga dapat

16
mengerjakan ujian dengan baik. Adapun siswa lain yang sangat terbeban oleh

kecemasan mereka, seperti mengalami serangan panik sebelum atau selama ujian.

2.5.1 Gejala Fisik

Gejala fisik kecemasan terhadap ujian seperti berkeringat, gemetar,

detak jantung menjadi cepat, mulut kering, mual, hingga pingsan. Kasus

kecemasan terhadap ujian yang ringan dapat menyebabkan rasa “Butterfly in

Tummy” atau “kupu-kupu” di perut yang berarti rasa gugup campur aduk.

Sementara untuk kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan siswa menjadi sakit

fisik. (Cherry. MS, 2020)

Menurut Priest (dalam Lubis, 2009) jika seseorang mengalami

kecemasan, maka tubuh mereka akan menimbulkan reaksi fisik seperti:

1. Berdebar-debar

Jika seseorang sedang cemas, maka detak jantung mereka akan lebih cepat.

2. Gemetar

Saat mengalami kecemasan, biasanya tangan atau lutut akan gemetar, bahkan

ada yang sampai tidak kuat untuk berdiri.

3. Ketegangan

Ketegangan merupakan satu paket dengan kecemasan. Ketegangan pada saraf

leher menimbulkan pusing dan individu tersebut akan merasa resah.

4. Gelisah atau sulit tidur

Kecemasan akan membuat seseorang menjadi sulit untuk tidur. Hal ini bisa

menghantarkan kepada mimpi buruk, dan akan terbangun dalam perasaan yang

lelah dan kurang sehat.

5. Berkeringat

17
Orang yang cemas akan mengeluarkan keringat lebih dari yang biasanya.

6. Tanda-tanda fisik lain

Tanda fisik lain seperti gatal-gatal pada tangan dan kaki, sering buang air kecil,

dan masih banyak lagi.

2.5.2 Gejala Kognitif dan Perilaku

Gejala kognitif dan perilaku seperti gelisah atau langsung menghindari

ujian tersebut. Dalam beberapa kasus, kecemasan menghadapi ujian bisa menjadi

sangat parah sehingga siswa memutuskan untuk putus sekolah demi menghindari

sumber ketakutan mereka. Penyalahgunaan obat-obatan juga terjadi karena banyak

siswa yang berusaha untuk mengobati kecemasan mereka.

Banyak juga siswa yang membiarkan lembar jawabnya kosong karena

tiba-tiba blank ditengah mengerjakan ujian akhir. Pembicaraan dan pemikiran

negatif juga menjadi masalah dalam berkonsentrasi pada ujian, hal ini juga

merupakan gejala kognitif umum dari kecemasan akan ujian akhir.

2.5.3 Gejala Emosi

Gejala Emosi dari kecemasan terhadap ujian ialah depresi, harga diri

yang merendah, kemarahan, dan perasaan putus asa. Siswa sering merasa tidak

berdaya untuk mengubah situasi mereka atau bahkan meremehkan diri mereka

sendiri karena kecemasan mereka dan ketakutan mereka akan hasil yang buruk.

2.6 Penyebab Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir

Kecemasan dalam menghadapi ujian akhir bisa sangat menegangkan

bagi sebagian siswa yang mengalaminya, banyak orang tidak menyadari bahwa

sebenarnya hal ini cukup umum. Gugup dan kecemasan adalah reaksi yang

18
normal saat menjelang ujian akhir. Namun, sebagian siswa sangat terganggu

dengan hal ini sehingga menghalangi mereka untuk melakukan yang terbaik.

Beberapa potensi penyebab kecemasan dalam menghadapi ujian:

(Cherry. MS, 2020)

1. Ketakutan akan kegagalan

Jika menghubungkan harga diri dengan nilai ujian, siswa menyebabkan

timbulnya tekanan pada diri sendiri yang dapat menyebabkan kecemasan

yang parah.

2. Riwayat nilai yang buruk

Jika siswa telah mendapat nilai yang buruk pada ujian sebelumnya, baik

karena siswa tersebut tidak belajar dengan baik, maupun mengalami blank

ditengah pengerjaan, ini akan menyebabkan lebih banyak kecemasan dan

pikiran negatif setiap kali siswa mengikuti ujian lain.

3. Ketidaksiapan

Jika siswa tidak belajar dengan baik, ini dapat menambah rasa cemas siswa.

2.6.1 Penyebab Biologis

Dalam situasi stress atau cemas, seperti sebelum atau saat ujian, tubuh

melepaskan hormon adrenalin. Ini sebenarnya membantu mempersiapkan tubuh

untuk mengahadapi apa yang akan terjadi dan umumnya disebut sebagai respon

“melawan atau lari”. Pada dasarnya, respon ini mempersiapkan siswa untuk

tinggal dan menanganinya atau melarikan diri dari situasi sepenuhnya.

Dalam banyak kasus, adrenalin ini sebenarnya merupakan hal yang

baik, yang membantu seseorang untuk berani mengambil keputusan ditengah

situasi stress. Namun, bagi beberapa orang, gejala kecemasan yang mereka

19
rasakan bisa menjadi berlebih sehingga membuatnnya sulit atau bahkan tidak

mungkin untuk fokus pada tes.

Gejala seperti mual, berkeringat, dan gemetar sebenarnya dapat

membuat orang merasa lebih gugup, terutama jika mereka disibukkan dengan

gejala kecemasan ujian ini.

2.6.2 Penyebab Mental

Selain penyebab biologis yang mendasari kecemasan, ada banyak

faktor mental yang dapat menjadi penyebab kondisi ini. Harapan siswa

merupakan faktor mental yang utama. Misalnya, jika seorang siswa percaya

bahwa dia tidak akan dapat mengerjakan soal-soal pada ujian, dia akan jauh lebih

cemas sebelum dan selama ujian tersebut.

Kecemasan ujian juga bisa menjadi siklus yang meresahkan. Setelah

mengalami kecemasan dalam suatu ujian, siswa mungkin takut hal tersebut

terulang kembali yang membuatnya semakin cemas di ujian berikutnya. Setelah

siklus tersebut berulang, akan mencapai titik dimana siswa tersebut menyerah

untuk mengubah situasi.

2.7 Pengaruh Tingkat kecemasan dalam Menghadapi Ujian Akhir

Hasil penelitian Sulistyowati (2005), yang berjudul “Pengaruh

Kecemasan Saat Menghadapi Ujian dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan

bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa dipengaruhi oleh kecemasan yang

dihadapi siswa saat atau sebelum Ujian Nasional. Sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami siswa, maka semakin

tinggi kemungkinan mendapat nilai terbaik. Sebaliknya semakin tinggi tingkat

20
kecemasan yang dialami siswa, semakin rendah kemungkinan siswa

mendapatkan nilai yang baik (Sulistyowati, 2005).

Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa kecemasan sangat

berpengaruh pada hasil yang diperoleh saat ujian akhir. Dari beberapa konsep

yang ada diketahui bahwa kecemasan disebabkan oleh beberapa faktor.

Kecemasan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan juga mempengaruhi

quality of life mereka.

Saat seorang siswa yang sudah belajar dengan giat dan tekun, tidak

mengalami gangguan fisik apapun namun ia tetap cemas akan kegagalan secara

berlebihan dalam menghadapi ujiannya, hal tersebut tidak seharusnya terjadi

dalam keadaan tersebut. Hal ini disebut sebagai kecemasan yang abnormal

(Gunarsa, 1996).

Untuk mencapai keberhasilan dalam menghadapi ujian akhir siswa

perlu menyiapkan dirinya dengan baik, dengan cara mempelajari bahan ujian

hingga matang. Segala usaha belajar yang dilakukan siswa akan membuahkan

hasil yang maksimal apabila siswa sanggup menangani rasa cemasnya.

Diperlukan dukungan dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya yang

lain berupa motivasi atau lain sebagainya. Ketiga hal diatas memiliki pengaruh

besar dalam keberhasilan belajar siswa.

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Katolik Santo Albertus Malang Jalan

Talang No. 1, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa

Timur, Indonesia. Sekolah ini juga dikenal dengan SMA Dempo.

SMA Katolik Santo Albertus merupakan sekolah pertama yang berdiri

di Kota Malang pada 1 Agustus 1936 oleh Pater Petrus Nicolaus Kramer, O.

Carm. Sekolah ini dikelola oleh Yayasan Sancta Maria, milik serikat para imam

dan birawan Ordo Karmel. Sekolah ini semula bernama Rooms Katholiek

Algemen Middlebare School (RKAMS) St. Albertus. Sekolah ini hanya menerima

laki-laki pilihan sampai 1942. Pada zaman itu RKAMS St. Albertus sudah

mengadakan seleksi bagi mereka yang ingin menjadi muridnya. Pada tahun 1947,

sekolah ini berganti nama menjadi Rooms Katholiek Hogere Burgerschool

(RKHBS) St. Albertus dan mulai menerima murid perempuan. Pada saat ini pula

lokasi sekolah dipindahkan ke Jalan Celaket No. 21. Pada tahun 1948-1950,

sekolah kembali ke Jalan Talang No. 1 dan berubah nama menjadi Sekolah

Menengah Atas Katolik St. Albertus yang lebih dikenal dengan nama SMA

Dempo karena lokasinya yang berhadapan dengan Jalan Dempo.

Saat ini SMA Katolik St. Albertus Malang dikepalai oleh Rm. Ignatius

Abadi, O. Carm. dan dibantu oleh beberapa wakil kepala sekolah yaitu: Enny Dwi

Wardani (Wakasek Kurikulum), Rm. Dionisius Riza Aditya, O.Carm. (Wakasek

Kesiswaan), Fransisca Ajeng Handayani (Wakasek Hubungan Masyarakat), Rm.

22
Teguh Puspito Yudo, O.Carm. (Wakasek Pengembangan Sumber Daya

Manusia), Br. Antonius Widi Nugroho, O.Carm. (Wakasek Sarana dan

Prasarana), dan Br. Konrad Sumirat, O.Carm. (Wakasek Keuangan).

Alasan Penulis memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian adalah

karena ingin mengetahui bagaimana tingkat kecemasan siswa kelas XII SMA

Katolik St. Albertus dalam menghadapi ujian akhir.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajari lalu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA Katolik St. Albertus Malang yang

berjumlah 325 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Laki-laki Perempuan Jumlah


IPA 96 100 169
IPS 59 70 129
Bahasa 10 17 27

3.2.1 Sampel

Menurut Sugiyono (2018: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini

adalah perwakilan dari masing-masing jurusan.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Responden ke- Nama Kelas

23
1 Jason Tambayon XII IPA
Stevanno Gamaliel Krisnata Eka
2 XII IPA
Susila
3 Matthew Antonio Wijaya XII IPA
4 Katherine Rini Dewani Natawiria XII IPS
5 Kenley Wijaya XII IPS
6 Vanessa Valerie Valencia XII IPS
7 Agnes Seraphine XII Bahasa

3.3 Metode Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”

(Sugiyono 2005: 62). Berdasarkan pendapat diatas dapak diketahui bahwa Penulis

menggunakan metode pengumpulan data.

Menurut Sarwono (2006) Metode kepustakaan/studi adalah metode

pengumpulan data dengan mempelajari berbagai buku referensi serta hasil

penelitian sebelumnya yang sejenis dan berguna untuk mendapatkan landasan

teori mengenai masalah yang akan diteliti. Penulis menggunakan metode

membaca artikel, jurnal, buku, dan sejenisnya yang berhubungan dengan masalah

yang dibahas. Setelah membaca, Penulis juga mengumpulkan data dari

wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal lebih mendalam dari

sedikit/kecil respondennya. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

24
adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terstuktur untuk

mengumpulkan data yang dicari.

3.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut

Sugiyono (2009: 15), metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang

digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan

kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak bisa dijelaskan,

diukur, atau digambarkan dengan metode kuantitatif. Informan dalam penelitian

ini adalah masing-masing 1 dari setiap jurusan IPA, IPS, Bahasa SMA Katolik

St. Albertus.

Menurut Sugiyono (2010: 335), yang dimaksud dengan metode analisis

data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang di dapat

dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menyusun mana yang lebih

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Langkah-langkah yang dilakukan

Penulis dalam menganalisis data sebgai berikut.

1. Mengumpulakan data yang diperoleh dari wawancara, artikel, jurnal, dan

sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas;

2. Menganalisis data;

3. Menyusun data ke dalam pola tertentu dan mempelajari bagian yang penting;

4. Membuat kesimpulan yang mudah dipahami.

25
3.5 Persiapan Penelitian

3.5.1 Rencana Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai minggu ke-4 pada bulan Januari 2021.

Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan penulis.

Tabel 3.3 Rincian Kegiatan Penelitian

Rincian Kegiatan Waktu Pelaksanaan


Menyusun judul, konsultasi judul Minggu ke-4, Januari 2021
Menyusun kerangka, mencari referensi Minggu ke-5, Januari 2021
Menyusun Bab I Minggu ke-1, Februari 2021
Konsultasi Bab I Minggu ke-1, Februari 2021
Menyusun Bab II Minggu ke-3, Maret 2021
Konsultasi Bab II Minggu ke-3, Maret 2021
Menyusun Bab III Minggu ke-5, Maret 2021
Konsultasi Bab III Minggu ke-5, Mei 2021
Melakukan wawancara Minggu ke-1, Juni 2021
Menganalisis data wawancara Minggu ke-2, Juni 2021
Menyusun Bab IV Minggu ke-3, Juni 2021
Konsultasi Bab IV Minggu ke-3, Juni 2021
Menyusun Bab V Minggu ke-4, Juni 2021
Konsultasi Bab V Minggu ke-4, Juni 2021
Membuat halaman depan, halaman
persetujuan, kata pengantar, daftar isi, Minggu ke-1, Juli 2021
daftar tabel, dan daftar pustaka
Menyerahkan proposal penelitian Minggu ke-2, Juli 2021

3.5.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer,

HP, printer, majalah sekolah, buku-buku dan artikel referensi dan pertanyaan

wawancara.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anggarawati, D., & Hakim, S. N. 2017. Kontrol Diri dan Kecemasan Siswa SMA
dalam Menghadapi Ujian Nasional. (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Baihaqi, M. G. 2014.Hubungan konsep diri dengan kecemasan siswa SMAN 1


Patianrowo dalam menghadapi ujian akhir nasional (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Christine Grové, Senior Lecturer and Educational and Developmental Psychologist.


2016. How to Overcome Exam Anxiety. Monash University
(theconversation.com).

E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi


dan Kompetensi Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hal. 258

Gusniarti, U. 2002. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Tuntutan dan


Harapan Sekolah dengan Derajat Stres Siswa Sekolah Plus. Psikologika: Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 7(13), 53-68.

Kendra Cherry, M. S. & Amy Morin, LCSW. 2020. Test Anxiety Symptoms,
Causes, and Treatments. (verywellmind.com).

Kutash, I.L. & Schlesinger, L.B. 1981. Handbook on stress and anxiety. San
Fransisco, California: Jossey-Buss Publishers.

Pangastuti, M. 2014. Efektifitas pelatihan berpikir positif untuk menurunkan


kecemasan dalam menghadapi ujian nasional (UN) pada siswa SMA. Persona:
Jurnal Psikologi Indonesia, 3(01).

Pertiwi, E. M. P. 2017. Pengaruh Guided Imagery terhadap Penurunan Tingkat


Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa SMP. (Doctoral
dissertation, Uniiversitas Mercu Buana Yogyakarta).

Prabawati, K. 2016. Tingkat Kecemasan Siswa SMA Menghadapi Ulangan Umum


Akhir Semester antara Siswa yang Bertempat Tinggal Bersama Orang Tua dan
Siswa yang Bertempat Tinggal di Kos. Yogyakarta: Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Rahim, E. A. 2018. Penguatan Mental Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional


(Studi Kasus di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung).

Sari, A. W., Mudjiran, M., & Alizamar, A. 2017. Tingkat Kecemasan Siswa dalam
Menghadapi Ujian Sekolah Ditinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah
Asal Serta Implikasi. Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik),
1(2), 37-42.

27
Simbolon, E. Y. N. 2016. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Self-
Regulated Learning Pada Siswa SMA Josua Medan (Doctoral dissertation,
Universitas Medan Area).

Sulastri, S., & Fiventi, A. D. 2009. Pengaruh Kecemasan, Motivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional terhadap Hasil Ujian
Nasional Pada Siswa Kelas XII. Laporan Penelitian tidak diterbitkan.
(Yogyakarta: SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta)

University of St Andrews. 2003. Coping with Exam Anxienty. (www.st-


andrews.ac.uk).

Walasary, S. A., Dundu, A. E., & Kaunang, T. 2015. Tingkat Kecemasan pada
Siswa Kelas XII SMA Negeri 5 Ambon dalam Menghadapi Ujian Nasional. e-
CliniC.

28
LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah anda mengalami kecemasaan saat ingin menghadapi ujian akhir?

2. Bagaimana persiapan anda dalam menghadapi ujian akhir?

3. Apa yang membuat anda gelisah atau cemas dalam menghadapi ujian akhir?

4. Apakah kecemasan tersebut mempengaruhi pengerjaan ujian?

5. Bagaimana suasana kelas saat ingin menghadapi ujian akhir?

29

Anda mungkin juga menyukai