Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Etika Profesi

Nama : Adam Suhandi


NPM : 21314023
Kelas : TS 21 A
Tugas : UAS

1. Konsep etika dan profesi (CPMK-01)


Jelaskan yang anda ketahui mengenai etika dan moralitas?
➢ Etika merupakan seperangkat nilai, prinsip, dan norma-norma moral yang
mengatur perilaku dan interaksi manusia. Etika memberikan pedoman
tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk dalam tindakan dan
keputusan yang diambil oleh individu. Dalam konteks profesional, etika
mengacu pada kode etik yang mengatur perilaku dan tanggung jawab
seorang profesional terhadap klien, masyarakat, rekan kerja, dan profesi itu
sendiri. Berikut macam-macam etika:

• Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.
• Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.

➢ Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan


bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. moralitas
mencakup pengertian tentang baik, buruknya perbuatan manusia.

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang
terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah
kebaikan manusia sebagai manusia.

1. jelaskan anda ketahui mengenai etika dan profesi?


➢ Secara umum pengertian etika adalah aturan, norma, kaidah, atau
prosedur yang biasa digunakan individu sebagai pedoman atau prinsip
dalam melakukan perbuatan dan perilakunya. Penerapan norma inierat
kaitannya dengan baik buruknya seorang individu dalam masyarakat.

➢ Profesi merujuk pada bidang pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan,


keterampilan khusus, dan komitmen terhadap kode etik tertentu. Profesi
melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik untuk
melayani kepentingan orang lain atau masyarakat secara luas.
2. Jelaskan keterkaitan antara etika dan profesi?
➢ Dalam konteks profesional, etika dan profesi saling terkait karena kode etik
mengatur perilaku dan tanggung jawab seorang profesional dalam
menjalankan pekerjaannya. Etika profesional membantu memastikan
bahwa para profesional bertindak dengan integritas, menjunjung tinggi
prinsip-prinsip moral, dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
klien atau masyarakat.

Kesimpulannya, etika dan profesi saling terkait dalam konteks profesional,


di mana etika merupakan panduan moral yang mengatur perilaku
profesional, sementara profesi melibatkan praktik yang berlandaskan
pengetahuan dan keterampilan khusus dengan tanggung jawab moral
terhadap individu atau masyarakat.

2. Profesionalisme kerja (CPMK-02)


1. Jelaskan yang dimasud profesionalisme dalam bekerja?
➢ Profesionalisme kerja merupakan sikap, perilaku, dan kualitas kerja
yang mencerminkan komitmen dan standar tinggi dalam lingkungan
profesional. Ini melibatkan sejumlah karakteristik dan prinsip yang
membedakan individu yang profesional dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab mereka. Berikut adalah ciri-ciri profesionalisme:

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil


(perfectresult), sehingga kita dituntutuntuk selalu mencari peningkatan
mutu.

2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja


dimana didapati dari pengalaman dan kebiasaan.

3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan kesabaran, dimana sifat


tidak mudah puas atau putus asa mencapai target.

4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak bisa


tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau kenikmatan hidup.

5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,


sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Profesionalisme kerja sangat penting dalam mencapai kesuksesan dan


kemajuan dalam karier, serta dalam membangun reputasi yang baik di
lingkungan kerja. Ini juga berperan dalam mempertahankan hubungan
yang baik dengan rekan kerja, atasan, dan klien. Dengan bersikap
profesional, seseorang dapat menciptakan lingkungan kerja yang
produktif, etis, dan berdaya saing.
2. Berikan 1 contoh studi kasus mengenai profesionalisme dalam bekerja?
➢ Studi Kasus: Profesionalisme dalam Lingkungan Kerja

Skenario:
Mary adalah seorang manajer proyek di sebuah perusahaan teknologi. Dia
memiliki reputasi yang baik dalam menyelesaikan proyek tepat waktu dan
menghasilkan hasil yang berkualitas. Suatu hari, Mary ditugaskan untuk
mengelola proyek baru yang sangat penting bagi perusahaan tersebut.
Proyek tersebut memiliki tenggat waktu yang ketat dan melibatkan
kolaborasi dengan beberapa departemen yang berbeda.

Namun, dalam beberapa minggu pertama proyek, Mary mulai mengalami


beberapa masalah dalam hal profesionalisme dan kinerja. Berikut adalah
beberapa contoh situasi yang menunjukkan kurangnya profesionalisme
dalam pekerjaannya:

1. Tidak Menghargai Tenggat Waktu: Mary sering kali terlambat dalam


mengirimkan laporan proyek yang diperlukan untuk membuat keputusan
yang tepat. Tenggat waktu yang telah disepakati dengan tim proyek
sering kali terlewat tanpa penjelasan atau komunikasi yang jelas.
2. Komunikasi yang Tidak Efektif: Mary jarang memberikan pembaruan yang
jelas kepada anggota timnya. Ketika anggota tim meminta bantuan atau
klarifikasi, Mary sering mengabaikan atau tidak memberikan tanggapan
yang memadai. Hal ini menghambat kemajuan proyek dan menyebabkan
frustrasi di antara tim.
3. Tidak Bertanggung Jawab atas Kesalahan: Ketika ada masalah atau
kesalahan dalam proyek, Mary cenderung menyalahkan anggota tim atau
departemen lain tanpa melakukan evaluasi menyeluruh tentang peran
dan tanggung jawabnya sendiri. Ini merusak hubungan kerja dan
menciptakan ketegangan di antara tim.

Dampak:
Kurangnya profesionalisme yang ditunjukkan oleh Mary memiliki dampak
negatif pada proyek dan lingkungan kerja. Tim menjadi frustrasi,
kepercayaan antar anggota tim dan Mary berkurang, dan kerja sama
antar departemen terhambat.

Solusi:
Untuk mengatasi masalah ini, Mary perlu meningkatkan profesionalisme
dan kinerjanya dengan mengambil langkah-langkah berikut:
1. Menjaga Tenggat Waktu
2. Meningkatkan Komunikasi
3. Bertanggung Jawab atas Kesalahan
3. Berikan 1 contoh studi kasus profesionalisme dalam pekerjaan konstruksi atau
konsultan?
➢ Studi Kasus: Profesionalisme dalam Pekerjaan Konstruksi

Skenario:
John adalah seorang insinyur sipil yang bekerja sebagai konsultan di sebuah
perusahaan konsultan terkemuka. Dia ditugaskan untuk mengawasi proyek
pembangunan sebuah jembatan yang penting secara strategis. Proyek ini
melibatkan koordinasi dengan tim konstruksi, pemerintah setempat, dan
pemangku kepentingan lainnya. John harus memastikan bahwa jembatan
dibangun sesuai dengan standar yang ditetapkan dan memenuhi
persyaratan teknis yang ketat.

Dalam melaksanakan tugasnya, John menunjukkan sikap profesionalisme


yang luar biasa. Berikut adalah contoh-contoh konkret yang menunjukkan
profesionalisme dalam pekerjaan konstruksi:

1. Kepatuhan terhadap Standar dan Persyaratan: John selalu memastikan


bahwa proyek jembatan ini mematuhi semua standar teknis yang relevan
dan persyaratan hukum yang berlaku. Dia tidak hanya memahami
peraturan dan kode yang ada, tetapi juga mengikuti mereka dengan ketat
dalam setiap tahap proyek.
2. Komunikasi yang Efektif: John berkomunikasi secara teratur dan jelas
dengan tim konstruksi, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dia menjelaskan kemajuan proyek, mengklarifikasi kekhawatiran atau
pertanyaan, dan memastikan bahwa semua pihak terlibat memiliki
pemahaman yang sama tentang rencana dan spesifikasi proyek.
3. Menangani Perubahan dan Komplikasi: Ketika ada perubahan desain,
situasi tak terduga, atau masalah lain yang muncul selama konstruksi,
John dengan cepat merespon dan menangani situasi tersebut. Dia
mencari solusi yang memadai, memastikan bahwa perubahan tersebut
diimplementasikan dengan benar, dan meminimalkan dampak negatif
terhadap jadwal dan anggaran proyek.
4. Transparansi dan Integritas: John bersikap transparan dan jujur dalam
semua aspek pekerjaannya. Dia menghindari konflik kepentingan,
menjaga kerahasiaan informasi sensitif, dan memastikan bahwa semua
tindakan dan keputusan yang diambil didasarkan pada integritas dan
kepentingan umum.

Dampak:
Dalam contoh ini, profesionalisme yang ditunjukkan oleh John memiliki
dampak positif yang signifikan pada proyek dan reputasi perusahaan
konsultan. Kepatuhan terhadap standar dan persyaratan meningkatkan
kualitas dan keamanan jembatan, sementara komunikasi yang efektif
memfasilitasi kolaborasi yang baik antara semua pihak terkait.
Penanganan yang efisien terhadap perubahan dan komplikasi juga
membantu menjaga proyek berjalan lancar, dan sikap transparan dan
integritas membangun kepercayaan dengan klien dan pemangku
kepentingan.

Solusi:
Untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme dalam
pekerjaan konstruksi, para profesional seperti John dapat melibatkan diri
dalam tindakan berikut:

1. Melakukan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan.


2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu.
3. Berinvestasi dalam Alat dan Teknologi.
4. Menjaga Keterbukaan terhadap Umpan Balik.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, para profesional dalam pekerjaan


konstruksi dapat terus meningkatkan profesionalisme mereka dan
menghasilkan hasil yang lebih baik dalam proyek yang mereka kelola.

3. Organisasi profesi dan kode etik profesi (CPMK-03)


1. apakah yang dimaksud dengan organisasi profesi?
➢ Organisasi profesi mengacu pada badan atau asosiasi yang mewakili suatu
profesi atau kelompok pekerja yang memiliki kualifikasi, keahlian, dan
tanggung jawab yang sama dalam bidang tertentu. Organisasi profesi
berfungsi untuk memajukan dan melindungi kepentingan anggotanya, serta
mempromosikan standar profesionalisme, etika, dan praktik terbaik dalam
profesi yang mereka wakili.
2. Jelaskan kode etik dalam dunia konstruksi/kode etik seorang insinyur?
➢ Mengembangkan Dan mewujudkan Tanggung jawab Kecendekiaan dan
Kepedulian Profesi Ahli Teknik Sipil Kepada Bangsa, Negara dan
Komunitas Internasional.
➢ Menghayati serta mematuhi Kode Etik Ahli Teknik Sipil dan tatalaku Profesi
Ahli Teknik Sipil.
➢ Memahami, menerapkan, serta mengembangkan wawasan dan kaidah-
kaidah kelestarian lingkungan.
➢ Mengemban tanggungjawab profesional atas tindakan dan karyanya

4. Standar Teknik, standar manajemen dan peraturan regulasi HAKI (CPMK-04)


1. buatlah studi kasus mengenai standar Teknik dalam dunia konstruksi?
➢ Studi Kasus: Standar Teknik dalam Dunia Konstruksi

Skenario:
Peter adalah seorang insinyur sipil yang bertanggung jawab atas
perancangan dan konstruksi sebuah gedung perkantoran. Dia menyadari
pentingnya mematuhi standar teknik yang ditetapkan untuk memastikan
keamanan, kualitas, dan keberlanjutan proyek tersebut. Berikut adalah
contoh studi kasus yang menunjukkan penerapan standar teknik dalam
dunia konstruksi:

1. Perancangan Struktur yang Kuat:


Peter melibatkan timnya dalam perancangan struktur gedung yang
memenuhi standar teknik terkini. Mereka mempertimbangkan beban
beban maksimal yang mungkin terjadi, termasuk beban hidup (seperti
orang dan peralatan) dan beban mati (seperti struktur dan material
bangunan). Mereka juga memastikan bahwa sistem fondasi, kolom, dan
balok dirancang dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan
stabilitas yang sesuai.

2. Kualitas Bahan Konstruksi:


Peter memastikan bahwa semua bahan konstruksi yang digunakan
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dia bekerja sama dengan
pemasok dan kontraktor untuk memastikan bahwa material seperti beton,
baja, dan kayu dipilih dengan benar dan telah melewati pengujian yang
sesuai. Peter memeriksa sertifikat kualitas material tersebut untuk
memastikan kekuatan dan keandalannya.

3. Sistem Struktural yang Tahan Gempa:


Karena lokasi proyek gedung perkantoran ini berada di daerah rawan
gempa, Peter memastikan bahwa struktur gedung memenuhi standar
tahan gempa yang ditetapkan oleh peraturan setempat. Dia merancang
sistem struktural yang memiliki daya dukung, ketangguhan, dan
pengurangan getaran yang optimal saat terjadi gempa. Peter juga
memeriksa material dan metode konstruksi yang digunakan untuk
memastikan kualitas dan keandalan dalam menghadapi gempa.

4. Sistem Pencahayaan dan Ventilasi:


Peter memperhatikan standar teknik terkait pencahayaan dan ventilasi
dalam gedung perkantoran. Dia merancang tata letak dan ukuran jendela,
sistem pencahayaan buatan, dan sirkulasi udara yang memenuhi
persyaratan ergonomi, kenyamanan, dan efisiensi energi. Dia juga
mempertimbangkan standar keselamatan dan keamanan yang berkaitan
dengan pencahayaan darurat dan ventilasi darurat.

5. Sistem Listrik dan Mekanikal:


Peter bekerja sama dengan tim listrik dan mekanikal untuk memastikan
sistem listrik, HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), dan tata
udara yang memenuhi standar teknik. Mereka merancang distribusi listrik
yang aman, sistem pemanasan dan pendinginan yang efisien, serta
sistem pengaturan udara yang optimal untuk memastikan kenyamanan
dan kesehatan penghuni gedung.

Dampak:
Dengan mematuhi standar teknik dalam perancangan dan konstruksi
gedung perkantoran ini, Peter berhasil menciptakan bangunan yang
aman, tahan gempa, berkinerja tinggi, dan berkelanjutan. Gedung
tersebut memenuhi persyaratan kualitas, kekuatan, dan kenyamanan
yang ditetapkan oleh standar teknik. Kepatuhan terhadap standar teknik
ini juga memberikan kepercayaan kepada penghuni dan pemangku
kepentingan lainnya bahwa gedung tersebut dibangun dengan
profesionalisme dan memperhatikan keamanan serta kualitas.

Solusi:
1. Pemahaman yang Mendalam tentang Standar
2. Kolaborasi dengan Tim dan Pihak Terkait
3. Pemantauan dan Pemeriksaan
4. Pengujian dan Verifikasi

2. Jelaskan mengenai standar manajemen dalam lingkup dunia konstruksi?


➢ Standar manajemen dalam lingkup dunia konstruksi merujuk pada
seperangkat prinsip, pedoman, dan praktik terbaik yang digunakan untuk
mengelola proyek konstruksi secara efektif. Standar manajemen ini
bertujuan untuk memastikan bahwa proyek berjalan dengan lancar, tepat
waktu, dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa
contoh standar manajemen yang umum digunakan dalam industri
konstruksi:

1. Standar Manajemen Proyek (misalnya PMBOK): Standar manajemen


proyek seperti Project Management Body of Knowledge (PMBOK)
menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengelola proyek
konstruksi. Ini mencakup proses pengelolaan ruang lingkup, waktu,
biaya, risiko, sumber daya manusia, komunikasi, dan integrasi proyek.

2. Standar Manajemen Mutu (misalnya ISO 9001): Standar manajemen


mutu, seperti ISO 9001, membantu dalam memastikan bahwa proyek
konstruksi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Ini melibatkan
identifikasi kebutuhan kualitas, perencanaan, pengendalian, dan
peningkatan kualitas proyek secara berkelanjutan.

3. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (misalnya OHSAS 18001):


Standar kesehatan dan keselamatan kerja seperti OHSAS 18001
menetapkan persyaratan dan praktik terkait dengan perlindungan
kesehatan dan keselamatan pekerja di lokasi konstruksi. Ini termasuk
pengidentifikasian risiko, penilaian risiko, pelatihan keamanan,
pengendalian bahaya, dan penyediaan fasilitas kerja yang aman.

4. Standar Lingkungan (misalnya ISO 14001): Standar lingkungan, seperti


ISO 14001, membantu dalam mengelola dampak lingkungan dari proyek
konstruksi. Ini melibatkan identifikasi dan pengurangan dampak
lingkungan yang mungkin timbul selama konstruksi, pengelolaan limbah,
penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, dan pemantauan kinerja
lingkungan.

5. Standar Manajemen Risiko (misalnya ISO 31000): Standar manajemen


risiko seperti ISO 31000 membantu dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengelola risiko yang terkait dengan proyek
konstruksi. Ini melibatkan identifikasi risiko potensial, penilaian risiko,
pengembangan rencana pengelolaan risiko, dan pemantauan risiko
secara berkelanjutan.

6. Standar Etika dan Profesionalisme: Standar etika dan profesionalisme


mengacu pada prinsip-prinsip dan kode etik yang harus diikuti oleh
semua pihak terlibat dalam proyek konstruksi. Ini mencakup integritas,
kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab sosial dalam menjalankan
pekerjaan konstruksi.

3. Terangkanlah mengenai regulasi dalam pendaftaran HKI?


➢ Undang undang nomor 28 thn 2014 tentang hak cipta
➢ Peraturan pemerintah RI nomor 28 tahun 2019 tentang tarif dan jasa atas
penerimaan negara bukan pajak

5. Etika profesi dalam dunia konstruksi (CPMK-05)


1. Berikan 1 contoh studi kasus dalam dunia konstruksi (boleh dlam hal
perencanaan, pengawasan atau pekerjaan fisik)?
➢ Keterlambatan Proyek Konstruksi Menurut Kusjadmikahadi ( Dalam Leonda,
2008), Keterlambatan Proyek Konstruksi berarti bertambahnya waktu
pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum
dalam dokumen kontrak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Wirabakti, et. al., (2014) Keterlambatan
penyelesaian pekerjaan didasari beberapa faktor antara lain Tenaga kerja,
bahan, karakteristik tempat, manajerial, peralatan, keuangan, fisik
bangunan, desain, cuaca, kejadian tidak terduga dan kebijakan pemerintah.
desain, cuaca, kejadian tidak terduga dan kebijakan pemerintah.
6. Regulasi sertifikat keahlian (CPMK-06)
1. Bagaimanakah peraturan mengenai pengambilan sertifikat keahlian dalam
bidang konstruksi untuk jenjang 6 dan 7?
➢ Ketentuan mengenai sertifikasi kompetensi kerja konstruksi dan uji
kompetensi diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2022

2. Jelaskan alur pengambilan sertifikat keahlian jenjang 6 dan 7 serta syaratnya


(boleh menggunakan sample untuk pengambuilan sertifikat keahlian tertentu)?
➢ Melengkapi syarat
➢ Mengikuti ujian kompetensi konstruksi
Setelah permohonan Anda diterima, selanjutnya adalah
menjalani ujian yang disediakan oleh penyelenggara TUK
(Tempat Uji Kompetensi).
➢ Mendapatkan SKK
Dengan SKK jenjang , Anda akan memiliki kompetensi yang
dibutuhkan untuk terlatih secara resmi di bidang Anda dan
memperoleh karier yang lebih baik. Sertifikat ini akan menjadi
bukti bahwa Anda memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh
industri dan perusahaan dalam bidang yang Anda pilih.

Anda mungkin juga menyukai