Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AGEN PEMBAHARU

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Fikri Amrullah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Farid Ma’ruf (126202211008)


2. Khusnul Dewi Masrurin (126202211014)
3. Sofia Rahmawati (126202211029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kelancaran dalam
penyusunan makalah tentang “Tugas Agen Pembaharu”. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan, dosen pengampu Dr. Ahmad Fikri Amrullah,
M.Pd.I.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama kelompok. Oleh
karena itu, kami sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang berkontribusi maksimal
dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Rahmatullah Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN Sayyid Ali
Rahmatullah.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK.
3. Prof. Dr. Sokip, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa.
4. Dr. Nuryani, S.Ag., M.Pd.I. selaku Koordinator Progam Studi Pendidikan Bahasa Arab.
5. Dr. Ahmad Fikri Amrullah M,Pd.I selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas dan pengarahan kepada kami.

Kami juga sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih ada kekurangan
baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah. Oleh karena itu, jika
ada kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini kami
persilahkan.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tulungagung, 27 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................ 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Pengertian Agen Pembaharu ....................................................................................... 3

B. Tugas dan Fungsi Agen Pembaharu ........................................................................... 4

C. Faktor-faktor Keberhasilan Agen Pembaharu .......................................................... 5

D. Dampak Inovasi dan Upaya-upaya Penanganannya ................................................. 9

BAB III.................................................................................................................................... 12

PENUTUP............................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12

B. Saran ............................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang agen perubahan merupakan seorang atau tokoh ahli yang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi klien dalam rangka melakukan perubahan sesuai
dengan yang diharapkan. Perubahan adalah suatu fenomena yang pasti terjadi dan akan
terus terjadi. Perubahan merupakan pembawaan alamiah yang timbul dalam proses
perjalanan kehidupan manusia dan peradaban manusia. Yang namanya perubahan ataupun
perkembangan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, hanya organisasi yang mampu
beradaptasilah terhadap perubahan yang mampu bertahan.
Agen perubahan itu berfungsi meyakinkan target atau klien perubahan untuk
melakukan perubahan atau berinovasi sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan yang
diharapkan. Bagi agen perubahan wajib memahami komunikasi yang baik agar mampu
menyampaikan pesan perubahan melalui orang-orang yang tepat dengan model
komunikasi yang mudah dipahami oleh target sehingga proses perubahan berjalan efektif
dan memberikan keuntungan yang nyata bagi pihak manapun.
Sering kita dengar salah satu tokoh dari agen perubahan ini adalah mahasiswa.
Dikarenakan mahasiswa merupakan tokoh perintis, penggerak, dan penggagas untuk
melakukan perubahan dan mempengaruhi seseorang kearah yang lebih baik lagi. Potensi
yang dimiliki oleh mahasiswa dapat membuat perubahan terhadap masyarakat dari
pembodohan. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa lebih berfokus pada
perubahan sosial seperti melakukan gerakan-gerakan atau program pemberdayaan
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan masyarakat tersebut kearah
yang lebih baik. Oleh karena itu, mahasiswa dikenal sebagai salah satu tokoh dalam agen
perubahan atau agent of change.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:


1. Bagaimana pengertian agen pembaharu?
2. Bagaimana tugas dan fungsi agen pembaharu?
3. Bagaimana faktor-faktor keberhasilan agen pembaharu?
4. Bagaimana dampak inovasi dan upaya-upaya penanganannya?

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk memaparkan pengertian agen pembaharu.


2. Untuk memaparkan tugas dan fungsi agen pembaharu.
3. Untuk memaparkan faktor-faktor keberhasilan agen pembaharu.
4. Untuk memaparkan dampak inovasi dan upaya-upaya penanganannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agen Pembaharu

Agen pembaharu (agent of change) adalah orang yang bertugas mempengaruhi


klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang di inginkan oleh pengusaha
pembaharuan (change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti
guru, konsultan, penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian dan sebagainya. Semua agen
pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber
inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi).

Tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan jalannya arus inovasi dari
pengusaha pembaharuan ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika inovasi yang
disampaikan ke klien harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan
masalah yang dihadapinya. Agar jalinan komunikasi dalam proses difusi ini efektif, umpan
balik dari sistem klien harus disampaikan kepada pengusaha pembaharuan melalui agen
pembaharu. Dengan umpan balik ini pengusaha pembaharuan dapat mengatur kembali
bagaimana sebaiknya agar komunikasi lebih efektif. Jika tidak terdapat kesenjangan sosial
dan teknik antara pengusaha pembaharuan dan klien dalam proses difusi inovasi, maka
tidak perlu agen pembaharu. Tetapi biasanya pengusaha pembaharu adalah orang-orang
ahli dalam inovasi yang sedang di difusikan, oleh karena itu terjadi kesenjangan
pengetahuan sehingga dapat terjadi hambatan komunikasi. Disinilah pentingnya agen
pembaharu untuk penyampaian difusi inovasi agar dapat mudah diterima oleh klien.

Agen pembaharu harus mampu menjalin hubungan baik dengan pengusaha


pembaharuan dan juga dengan sistem klien. Adanya kesenjangan heterophily pada kedua
sisi agen pembaharu dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi. Sebagai penghubung
antara kedua sistem yang berbeda sebaiknya agen pembaharu bersikap marginal, ia berdiri
dengan satu kaki pada pengusaha pembaharu dan satu kaki yang lain pada klien.
Keberhasilan agen pembaharu dalam melancarkan proses komunikasi antara pengusaha
pembaharu dengan klien, merupakan kunci keberhasilan proses difusi inovasi. Selain itu,
agen pembaharu melakukan seleksi informasi untuk dapat disesuaikan dengan masalah
dan kebutuhan klien.1

1
Everett M Rogers, Diffusion of Inovation (London: Collier Macmillan Publishers, 1983)

3
B. Tugas dan Fungsi Agen Pembaharu

Menurut Rogers dan Shoemaker, tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan
jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharu ke klien. Dalam dunia pendidikan peran ini
bisa dilakukan oleh guru sebagai penerus inovasi dari kepala sekolah. Fungsi utama agen
pembaharu adalah sebagai penghubung antara pengusaha pembaharu (change agency),
dengan klien (client), dengan tujuan agar inovasi dapat diterima (diterapkan oleh klien sesuai
dengan keinginan pengusaha pembaharu. Kunci utama diterima atau tidaknya inovasi
tergantung dari proses komunikasi yang dilakukan oleh agen pembaharu dengan klien.2

Tugas yang dilakukan oleh agen perubahan atau yang biasa kita sebut dengan agent
of change adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan keinginan perubahan didalam masyarakat.


2. Menciptakan keinginan perubahan dikalangan klien lainnya.
3. Menjalin dan membina hubungan dalam rangka melakukan perubahan.
4. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi masyarakat.
5. Melaksanakan perubahan atau menerjemahkan keinginan perubahan menjadi
suatu tindakan yang nyata.
6. Menjaga kestabilan perubahan.3

Rogers dan Shoemaker, mengemukakan bahwa agen pembaharu berfungsi sebagai


mata rantai komunikasi antar dua (atau lebih) sistem sosial, yaitu menghubungkan antara
suatu sistem yang mempelopori perubahan tadi dengan sistem sosial masyarakat yang
dibinanya dalam usaha perubahan tersebut.4

Berikut dibawah ini merupakan fungsi-fungsi dari agen perubahan atau agent of
change adalah sebagai berikut:

1. Catalyst (Penghubung), menggerakkan suatu masyarakat untuk melakukan


perubahan.
2. Solution Giver (Memberikan solusi), memberikan solusi dalam suatu pemecahan
masalah yang terjadi.

2
Indri Ajeng Setyoningrum, “Peran Fasilitator Sebagai Agen Pembaharu Dalam Komunitas Belajar di
PKBM Sanggar Anak Alam Bantul Yogyakarta”, hlm. 6, (diakses pada tanggal 26 Maret 2023)
3
Rahma Juwita, dkk, “Artikel Konsep Dan Peranan Agen Perubahan”, 2019, hlm. 2, (diakses pada
tanggal 26 Maret 2023)
4
Indri Ajeng Setyoningrum, “Peran Fasilitator Sebagai Agen Pembaharu Dalam Komunitas Belajar di
PKBM Sanggar Anak Alam Bantul Yogyakarta”…, hlm. 6, (diakses pada tanggal 26 Maret 2023)

4
3. Process Helper (Memberikan pertolongan), sebagai tokoh yang membantu dalam
proses perubahan.
4. Resources Linker (Sumber-sumber), sebagai penghubung dengan sumber-sumber
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang terjadi.5

C. Faktor-faktor Keberhasilan Agen Pembaharu

Menurut Rogers, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu,


berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Usaha agen pembaharu


Sebagai indikator untuk mengetahui kegigihan usaha yang dilakukan
agen pembaharu. Sebagai indikator untuk mengetahui kegigihan (besarnya)
usaha agen pembaharu ialah: jumlah klien yang dihubungi untuk
berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan untuk berpartisipasi di desa
(tempat tinggal) klien dibandingkan dengan waktu di kantor atau di rumah
sendiri, banyaknya keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi inovasi,
ketepatan memilih waktu untuk berkomunikasi dengan klien dan sebagainya.
Makin banyak jumlah klien yang dihubungi, makin banyak waktu yang
digunakan di tempat tinggal klien, makin banyak keaktifan yang dilakukan
dalam proses difusi dan makin tepat agen pembaharu memilih waktu untuk
berkomunikasi dengan klien, dikatakan makin gigih atau makin besar usaha
klien untuk kontak dengan klien. Dari berbagai bukti dirumuskan generalisasi
bahwa keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif dengan besarnya
usaha mengadakan kontak dengan klien.6
2) Orientasi pada klien
Sebagaimana telah kita ketahui posisi agen pembaharu berada di tengah-
tengah antara pengusaha pembaharuan dan sistem klien. Agen pembaharu harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengusaha pembaharuan,
tetapi dilain pihak ia juga harus bekerja bersama dan untuk memenuhi
kepentingan klien. Agen pembaharu akan mengalami kesukaran jika apa yang
diminta oleh pengusaha pembaharu tidak sesuai dengan kebutuhan klien.

5
Rahma Juwita, dkk, “Artikel Konsep Dan Peranan Agen Perubahan”…, hlm. 2, (diakses pada tanggal
26 Maret 2023)
6
Indri Ajeng Setyoningrum, “Peran Fasilitator Sebagai Agen Pembaharu Dalam Komunitas Belajar di
Pkbm Sanggar Anak Alam Bantul Yogyakarta,” t.t.

5
Namun demikian agen pembaharu akan berhasil melaksanakan tugasnya jika ia
mampu untuk mengambil kebijakan dengan lebih berorientasi pada klien. Agen
pembaharu harus menunjukan keakraban dengan klien, memperhatikan
kebutuhan klien, sehingga memperoleh kepercayaan yang tinggi dari klien.
Dengan dasar hubungan yang baik itu agen pembaharu dapat mengambil
kebijakan menyesuaikan kebutuhan klien dengan kemauan pengusaha
pembaharuan. Tetapi jika agen pembaharu tampak berorientasi pada pengusaha
pembaharuan, maka akan dianggap lawan oleh klien dan sama sekali tidak dapat
mengadakan kontak atau komunikasi. Dari berbagai bukti hasil pengamatan dan
penelitian dirumuskan bahwa keberhasilan agen pembaharu berhubungan
positif dengan orientasi pada klien dari pada orientasi pada pengusaha
pembaharuan.
3) Sesuai dengan kebutuhan klien
Salah satu tugas agen pembaharu yang sangat penting dan sukar
melaksanakannya ialah mendiagnosa kebutuhan klien. Banyak terbukti usaha
difusi inovasi gagal karena tidak mendasarkan kebutuhan klien, tetapi lebih
mengutamakan pada target inovasi sesuai kehendak pengusaha pembaharuan.
4) Empati
Seperti telah kita ketahui bahwa empati akan mempengaruhi efektifitas
komunikasi. Komunikasi yang efektif akan mempercepat diterimanya inovasi.
Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif dengan empatik terhadapat
klien. Perlu diperhatikan bahwa makin banyak perbedaan antara agen
pembaharu dengan klien makin sukar agen pembaharu menunjukan empatik.
Untuk mengatasi hal ini biasanya diadakan pemilihan calon agen pembaharu
dipilihkan orang yang mempunyai latar belakang kehidupan sesuai dengan klien
dimana agen pembaharu akan bekerja.
5) Homofili
Sebagaimana telah kita ketahui yang dimaksud dengan homofili ialah
pasangan individu yang berinteraksi dengan memiliki ciri-ciri atau karakteristik
yang sama (sama bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan sebagainya). Jika orang
memiliki asal-usul atau kebiasaan yang sama, maka mereka dianggap

6
homophilous7. Heterofili ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan
memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda. Biasanya agen pembaharu
yang berbeda dengan klien lebih disegani, dan lebih suka mengadakan dengan
klien yang memiliki persamaan dengan dia.
6) Kontak agen pembaharu dengan klien yang berstatus lebih rendah
Sebenarnya klien yang kurang mampu ekonominya, rendah
pendidikannya, harus mendapat lebih banyak bantuan dan bimbingan dari agen
pembaharu. Tetapi sesuai dengan prinsip homofili maka justru agen pembaharu
lebih banyak kontak dengan klien yang berstatus lebih tinggi baik pendidikan
maupun ekonominya. Sehingga dapat timbul pendapat yang kurang benar dari
agen pembaharu yang menyatakan bahwa klien yang berstatus lebih rendah
tidak termasuk tanggungjawabnya dalam pelaksanaan difusi inovasi. Jika ini
terjadi maka akibatnya makin parah, karena makin terbuka kemungkinan klien
yang berstatus lebih rendah tidak terjamah sama sekali oleh bantuan agen
pembaharu. Salah satu cara untuk mengatasi dengan jalan memilih pembaharu
yang sedapat mungkin sama dengan klien atau paling tidak mendekati, misalnya
sama daerahnya, sama bahasanya, sama kepercayaannya dan sebagainya.
7) Pembantu para-profesional
Pembantu para-profesional ialah orang yang bertugas membantu agen
pembaharu agar terjadi kontak dengan klien yang berstatus lebih rendah.
Pembantu para profesional dari segi pengetahuan tentang inovasi dan teknik
penyebaran inovasi, kurang dari agen pembaharu. Tetapi dengan mengangkat
pembantu para-profesional ada keuntungannya yaitu biaya lebih rendah dapat
kontak dengan klien yang berstatus lebih rendah dari agen pembaharu, karena
para pembantu para-profesional lebih dekat dengan klien (homofili).
8) Kepercayaan klien terhadap agen pembaharu (credibility)
Pembantu agen pembaharu kurang memperoleh kepercayaan dari klien,
jika ditinjau dari segi kompetensi profesional karena ia memang kurang
profesional. Tetapi pembantu agen pembaharu, memiliki kepercayaan dari klien
karena adanya hubungan yang akrab sehingga tidak timbul kecurigaan. Klien
percaya pada pembantu agen pembaharu karena keyakinannya akan membawa

7
Choirul Muna dkk., “Empati dan Homofili Dalam Komunikasi Politik Pemenangan Pemilihan
Legislatif,” Scriptura 9, no. 2 (7 April 2020): 82–90, https://doi.org/10.9744/scriptura.9.2.82-90.

7
kebaikan bagi dirinya, yang disebut: kepercayaan, keselamatan (savety,
credibility). Pada umumnya agen pembaharu (profesional dan heterofili)
memiliki kepercayaan kompetensi (competency credibility), sedangkan
pembantu agen pembaharu (tidak profesional dan homofili) memiliki
kepercayaan keselamatan (savety, credibility). Seharusnya agen pembaharu
yang ideal harus memiliki kedua kepercayaan tersebut secara seimbang. Tetapi
hal ini sukar diperoleh, karena jika agen pembaharu itu profesional berarti ia
sarjana yang menguasai ilmu dan teknik, maka timbul perbedaan dengan klien
yang berpendidikan rendah (heterofili). Salah satu cara untuk mengatasi ini
dengan jalan mengangkat orang yang telah menerima dan menerapkan inovasi,
sebagai pembantu agen pembaharu mempengaruhi teman-temannya (anggota
sistem klien yang lain) untuk menerima inovasi.
9) Profesional semu
Sebagaimana kita ketahui bahwa pembantu agen pembaharu dapat
memberikan beberapa keuntungan seperti biaya operasional rendah, dan dapat
menjembatani kesenjangan heterofili, namun tidak berarti bahwa agen
pembaharu lalu sama sekali tidak diperlukan. Agen pembaharu tetap masih
sangat dibutuhkan untuk menatar atau memilih pembantu agen pembaharu,
mengadakan super visi, dan juga membantu mencegah masalah yang tidak
dapat diselesaikan oleh pembantu agen pembaharu. Satu masalah yang sering
dijumpai pembantu agen pembaharu adalah timbulnya profesional semu yang
terjadi karena pembantu agen pembaharu bergaya seperti agen pembaharu
profesional. Ia memakai pakaian, cara bertindak, dan sebagainya yang
menyamai tenaga agen pembaharu profesional. Secara psikologis hal ini wajar,
karena ia mengagumi kehebatan kompetensi profesional agen pembaharu,
sehingga berusaha meniru agar menambah wibawa. Tetapi sebenarnya yang
diperoleh justru terbalik, karena dengan bergaya seperti tenaga profesional akan
menghilangkan fungsinya untuk menjembatani kesenjangan heterofili.
Biasanya jika pembantu agen pembaharu menyadari adanya masalah
profesional semu, mereka akan berusaha dan berhati-hati dalam bertindak
sehingga terhindar dari hambatan terjadinya profesional semu tersebut.
10) Pemuka pendapat
Di muka masyarakat atau sistem sosial sering terdapat orang yang
pendapat-pendapatnya mudah diikuti oleh teman-teman sekelompoknya. Orang
8
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku orang lain secara informal, dengan tujuan tertentu, disebut pemuka
pendapat.
11) Kemampuan klien untuk menilai inovasi
Salah satu keunikan agen pembaharu dalam proses difusi inovasi, ialah
memiliki kompetensi teknik, yang menyebabkan ia berwewenang untuk bertindak
sesuai dengan keahliannya dalam mempengaruhi klien untuk menerima inovasi.
Tetapi jika agen pembaharu melakukan pendekatan jangka panjang dalam
mencapai tujuan inovasi, maka ia harus berusaha membangkitkan klien agar
memiliki kemampuan teknik dan kemampuan menilai potensi inovasi yang
dicapainya sendiri. Dengan kata lain agen pembaharu harus berusaha menjadikan
klien menjadi agen pembaharu dirinya sendiri. Bahwa keberhasilan agen
pembaharu berhubungan positif dengan meningkatnya kemampuan klien untuk
menilai inovasi. Tetapi pada umumnya agen pembaharu hanya bekerja dalam
jangka pendek, terutama untuk melancarkan proses kecepatan diterimanya inovasi.
Kesadaran dan kemampuan memperbaharui diri dengan percaya kepada
kemampuan sendiri menjadi tujuan dari pengusaha pembaharuan, sedangkan
seberapa kadar yang dapat dicapai tergantung pada usaha agen pembaharu karena
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami perkembangan secara cepat dari
waktu ke waktu.8

D. Dampak Inovasi dan Upaya-upaya Penanganannya

Konsekuensi inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem
sosial sebagai akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak. Namun
konsekuensi inovasi jarang diteliti karena:

1. Agensi perubahan memberi perhatian terlalu banyak pada adopsi dan


mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti positif,
2. Metode riset survei mungkin tidak cocok untuk meneliti konsekuensi
inovasi dan,
3. Sulitnya mengukur konsekuensi inovasi.

8
Restu Rahayu, Sofyan Iskandar, dan Yunus Abidin, “Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan Penerapannya
di Indonesia,” Jurnal Basicedu 6, no. 2 (11 Februari 2022): 2099–2104,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082.

9
Konsekuensi inovasi dapat dibagi menjadi:

1. Diinginkan vs tidak diinginkan


2. Langsung vs tidak langsung dan
3. Diantisipasi vs tidak diantisipasi

Hal lain yang berkaitan dengan konsekuensi inovasi adalah tingkat perubahan
dalam sistem yang mungkin mengalami:

1. Kesetimbangan stabil (inovasi tidak menyebabkan perubahan dalam


struktur dan/ataufungsi sistem sosial),
2. Kesetimbangan dinamis (perubahan yang disebabkan inovasi setara dengan
kemampuan sistem sosial untuk menanganinya), atau
3. Disequilibrium (perubahan yang disebabkan inovasi terlalu cepat untuk
dapat ditangani sistem sosial).9

Dengan demikian, tujuan dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan


dinamis. Akhirnya, hal lainnya lagi yang harus dikaji dalam konsekuensi inovasi adalah
cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar kesenjangan sosial ekonomi
masyarakat. Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar
kesenjangan sosial ekonomi masyarakat tersebut adalah:

1. Menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak


disbanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti lewat
radio atau televisi. Penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin;
penggunaan multimedia yang didasarkan kondisi sosial budaya orang
miskin; penyampaian dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya
berkumpul, dan pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu
pada kelompok yang paling berpotensi untuk berubah) kekelompok yang
paling tidak berpotensi untuk berubah.
2. Menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak pada
hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin. Pemimpin opini orang
miskin harus ditemukan meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan
menemukan pemimpin opini orang kaya dan hubungan agen perubahan
dikonsentrasikan pada mereka, ide dari kalangan orang miskin digunakan

9
A.Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia 2014), hlm. 88

10
untuk menghubungi kelompok homofilinya dan kelompok formal di
kalangan orang miskin diperkuat dan dibina.
3. Menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber daya lebih
dibanding orang miskin. Pemilihan inovasi yang cocok untuk orang miskin
membangun organisasi, misalnya koperasi di kalangan orang miskin
memberi kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan inovasi; pengembangan program dan agensi yang
diperuntukkan khusus orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang
datang dari riset dan pengembangan formal ke penyebaran informasi
tentang gagasan yang didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi
desentralistik sering untuk ikatan intelektual dari kebijakan konvensional
adalah eksperimen di lapangan.10

10
Ahmad Zakso. Inovasi Pendidikan di Indonesia Antara Harapan dan Kenyataan, Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora, Vol. 1 No. 1 April 2010, hlm. 151-152

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agen pembaharu (agent of change) adalah orang yang bertugas mempengaruhi


klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang di inginkan oleh pengusaha
pembaharuan (change agency). Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan
komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran
inovasi).

Menurut Rogers dan Shoemaker, tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan
jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharu ke klien. Dalam dunia pendidikan peran
ini bisa dilakukan oleh guru sebagai penerus inovasi dari kepala sekolah. Fungsi utama
agen pembaharu adalah sebagai penghubung antara pengusaha pembaharu (change
agency), dengan klien (client), dengan tujuan agar inovasi dapat diterima (diterapkan oleh
klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharu).

Menurut Rogers, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu,


berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) usaha agen pembaharu, 2) orientasi pada
klien, 3) sesuai dengan kebutuhan klien, 4) empati, 5) homofili, 6) kontak agen pembaharu
dengan klien yang berstatus lebih rendah, 7) pembantu para-profesional, 8) kepercayaan
klien terhadap agen pembaharu (credibility), 9) profesional semu, 10) pemuka pendapat,
11) kemampuan klien untuk menilai inovasi.

Konsekuensi inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem
sosial sebagai akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak. Namun
konsekuensi inovasi jarang diteliti karena: 1. agensi perubahan memberi perhatian terlalu
banyak pada adopsi dan mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti positif, 2. metode riset
survei mungkin tidak cocok untuk meneliti konsekuensi inovasi dan 3. sulitnya mengukur
konsekuensi inovasi.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kita juga termasuk agen pembaharu. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk mempelajari hal tersebut dan mengupayakannya dalam kegiatan sehari-
hari yang berkaitan dengan agent of change. Terlebih kita yang dari jurusan Pendidikan

12
Bahasa Arab diharap mampu menjadi guru yang memiliki skill di bidang tersebut dan
menerapkan inovasi pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

A.Rusdiana, M. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Juwita, Rahma, dkk. 2019. Artikel Konsep Dan Peranan Agen Perubahan.

Muna, Choirul, Guntur Freddy Prisanto, Niken Febrina Ernungtyas, Irwansyah Irwansyah, dan
Sekartaji Anisa Putri. Empati dan Homofili Dalam Komunikasi Politik Pemenangan
Pemilihan Legislatif. Scriptura 9, no. 2 (7 April 2020): 82–90.
https://doi.org/10.9744/scriptura.9.2.82-90.

Rahayu, Restu, Sofyan Iskandar, dan Yunus Abidin. Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan
Penerapannya di Indonesia. Jurnal Basicedu 6, no. 2 (11 Februari 2022): 2099–2104.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082.

Rogers, Everett, M. 1983. Diffusion of Innovations. Collier Macmillan Publishers. London.

Setyoningrum, Indri Ajeng. Peran Fasilitator Sebagai Agen Pembaharu Dalam Komunitas
Belajar di PKBM Sanggar Anak Alam Bantul Yogyakarta. t.t
Zakso, Ahmad. 2010. Inovasi Pendidikan di Indonesia Antara Harapan dan Kenyataan. Jurnal
Pendidikan Sosiologi dan Humaniora. Vol. 1.

14

Anda mungkin juga menyukai