Anda di halaman 1dari 45

PENCEGAHAN ANEMIA

MELALUI TRIAS UKS


Moch. Sodiq, SH, M.Hum.
KPM Satgas PPS BKKBN Papua
Disampaikan pada Orientasi dan Pelaksanaan Model Sekolah/Madrasah
Sehat dalam Peninghkatan Konsumsi TTD Remaja Putri
Di Hotel Horison Kotaraja Jayapura

Jayapura, 22 September 2023

1
1. Dasar Hukum
2. Stunting
3. Trias UKS
4. Apa itu Anemia
5. Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia
6. Remaja Putri Mengkonsumsi TTD

2
DASAR HUKUM

3
DASAR HUKUM

Pasal 3

4
1. Stunting ?
2. Kenapa Terjadi Stunting ?
3. Apa Dampak dari Stunting ?
4. Siapa yang Menjadi Sasaran dalam PPS ?
5. Bagaimana Penanganan Stunting?

5
STUNTING?
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan
panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Kesehatan.
(Perpres 72 tahun 2021)

6
Berencana Itu Keren @bkkbnprovpapua
7
Apa Saja Dampak Stunting ?
Stunting memiliki dampak pada
menurunnya kualitas sumber daya
DAMPAK JANGKA PENDEK manusia, produktifitas dan daya saing. DAMPAK JANGKA PANJANG
Bagaimana pemetaan dampaknya?

Terganggunya Menurunnya kemampuan


perkembangan otak kognitif dan prestasti belajar

Kecerdasan berkurang Menurunnya kekebalan


tubuh sehingga mudah
Gangguan terpapar penyakit
pertumbuhan fisik
Gangguan metabolisme Meningkatnya risiko memiliki
dalam tubuh penyakit diabetes, obesitas,
penyakit jantung, pembuluh
daerah, kanker, stroke dan
disabilitas pada usia tua

8
SASARAN
Kelompomk Sasaran Percepatan Penurunan Stunting
Pasal 3 Perpres 72/2021

1. Remaja

2. Catin

3. Bumil
4. Ibu Menyusui

4. Baduta/Balita

9
Pemenuhan Gizi pada 1.000 HPK

Mengonsumsi TTTD
PENANGANAN
Pemberian ASI Ekslusif 0-6 Bulan
STUNTING
Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap

Akses terhadap Air Bersih dan Jamban


Sehat

10
Prevalensi Stunting di Provinsi Papua
(SSGI 2022)

Prevalensi teringgi Kabupaten SUPIORI 40,2 %, terendah kabupaten JAYAPURA 20,2 %

11
Jumlah Bayi Stunting di Provinsi Papua
By Data e-PPGBM Februari 2023

12
USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) ???

Usaha kesehatan sekolah


atau UKS merupakan
usaha yang dilakukan
sekolah untuk menolong
murid dan juga warga
sekolah yang sakit di
kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang
kesehatan suatu sekolah

13
Tujuan Diselenggarakannya Program UKS
Secara umum untuk
meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan
lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan


meningkatkan derajat kesehatan peserta didik

14
Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik
1. Penurunan angka kesakitan anak di sekolah.
2. Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial), salah
satunya agar siswi kita tidak kena anemia.
3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi
aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah.
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk
narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya

15
TRIAS UKS
Ruang lingkup program Usaha
Pendidikan Kesehatan sekolah tercermin
Kesehatan
dalam Tri Program Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS
UKS) yaitu
1. Penyelenggaraan
pendidikan kesehatan,
Pembinaan 2. Penyelenggaraan pelayanan
Pelayanan
Kesehatan Lingkungan kesehatan dan
Sekolah Sehat 3. Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat.

16
TRIAS UKS
1. Pendidikan Kesehatan
Upaya yang diberikan berupa bimbingan dan tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang
meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

2. Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan (promotif). Pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaukukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat kegiatan pendidikan, yaitu berupa:
a. Lingkungan fisik,
Meliputi Ruang klas, Ruang UKS, Ruang labortorium, kantin sekolah, sarana olah raga, ruang
Kepsek, ruang guru, pencahayaan, ventilasi, WC, KM, kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan
sanitasi, halaman, jarak papan tulis, meja kursi, sarana ibadah
b. Lingkungan Non Fisik
Prilaku membuang sampah pada tempatnya, prilauk mencuci tangan menggunakan sabun dan air
bersih mengalir, prilalu memilih makanan jajanan yang sehat, prilaku tidak merokok, pembinaan
masyarakat sekitar sekolah, bebas jentik nyamuk.
17
Tujuan Pendidikan Kesehatan

Agar peserta didik:


a. Memiliki adab, sopan santun yang baik sesuai
adab ketimuran;
b. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan tentang
prilaku hidup bersih dan sehat;
c. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip dan pola hidup bersih dan sehat;
d. Memiliki keterampilan yang terkait dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan;
e. Memiliki Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
f. Memiliki pertumbuhan badan yang seimbang;
g. Mengerti prinsip2 pencegahan penyakit dalam kehidupan sehari2 (sepertianemia);
h. Mempunyai daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, miras, dll.)
18
Tujuan Pelayanan Kesehatan

1. Meningkatkan kemampuan dan


keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk
prilaku hidup bersih dan sehat;
2. Meningkatnya daya tahan tubuh
peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit,
kelainan dan cacat (mengkonsumsi
TTD);
3. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit, kelainan,
pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacatagar dapat berfungsi optimal;

19
Apa itu Anemia ?
adalah kondisi yang terjadi
ketika tubuh kekurangan sel
darah merah. Sel darah merah
berperan vital untuk menjaga
suplai nutrisi dan oksigen ke
Anemia
setiap sel, jaringan, dan organ
tubuh agar selalu berfungsi
baik. Ketika Anda kekurangan
darah merah, Anda dapat
berisiko mengalami gejala
anemia umum:
Pusing, cepatpucat,
mual, wajah lelah, dan tidak fokus.
lemas langkah pencegahan seperti apa yang tepat agar bisa terhindar
Lantas,
dari anemia?
20
Apa Saja Gejala Anemia Pada Remaja?

Sebagian orang yang mengalami anemia


tidak memperlihatkan gejala atau tanda apa
pun. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan anak dapat mengalami gejala
anemia seperti:
∙ Kulit yang terlihat pucat.
∙ Mengalami perubahan suasana hati. Saat mengalami anemia berat, anak
∙ Terlihat sangat lelah. remaja juga bisa mengalami tanda dan
gejala lainnya, seperti berikut.
∙ Kepala terasa sangat pusing.
∙ Mengalami sesak napas.
∙ Detak jantung lebih cepat dari biasanya. ∙ Tangan dan kaki bengkak.
∙ Mengalami jaundice (kulit dan mata ∙ Pusing disertai sakit kepala.
menjadi kuning). ∙ Mengalami sindrom kaki gelisah.
21
Apa Penyebab Anemia pada Remaja ?
1. Kurang Asupan Zat Besi

Penyebab paling umum dari anemia


adalah ketika anak kekurangan zat besi
baik dari makanan atau asupan
suplemen.
Apalagi anemia lebih banyak terjadi
pada remaja putri karena di masa
puber mulai mengalami menstruasi
pertama.

Kebutuhan zat besi di masa remaja sekitar 8 mg hingga 15 mg setiap harinya.


Oleh karena itu, perlu memperhatikan ketika remaja mulai melakukan diet. Perhatikan
asupan gizi serta nutrisinya dengan baik karena hal ini juga bisa memicu anemia.

22
2. Karena Perdarahan

Hal ini bisa terjadi


karena pendarahan
yang diakibatkan oleh
cedera, menstruasi
yang cukup berat,
gangguan pencernaan,
hingga masalah
kesehatan lainnya.

Maka dari itu, anemia pada remaja lebih sering dialami anak perempuan
karena setiap bulannya ia mengalami menstruasi.

23
3. Sel Darah Merah Rusak

Ini merupakan kondisi yang juga bisa


disebut sebagai anemia hemolitik. Kondisi
ini termasuk saat sistem kekebalan tubuh
menghancurkan sel darah merah dengan
sendirinya.
Perlu diketahui bahwa ini juga merupakan
jenis yang disebabkan oleh adanya
kelainan sel darah merah karena faktor
keturunan.
Faktor genetik atau keturunan penyebab kelainan pada sel darah merah, misalnya
anemia sel sabit dan thalasemia (kelainan darah bawaan yang ditandai oleh
kurangnya protein pembawa oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang
kurang dari normal).
24
4. Produksi Sel Darah Merah Terlalu Lambat

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab


anemia pada remaja yang satu ini, seperti
berikut:
Anemia Aplasti, saat tubuh berhenti
membuat sel darah merah karena
infeksi atau penyakit.
Kurangnya Vit B12 dari makanan,
suplemen, hingga tubuh yang tidak bisa
menyerap vitamin ini.

Oleh karena itu, pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai
upaya pencegahan anemia waktu remaja.

25
5. Kekurangan vitamin B12 dan folat

Anemia pada remaja


juga dapat disebabkan
oleh kekurangan asupan
vitamin B12 dan folat
(vitamin yang larut air).
Kedua nutrisi ini sangat
dibutuhkan tubuh dalam
proses pembentukan sel
darah merah

26
6. Kelainan Bentuk Sel Darah Merah

Kelainan bentuk sel darah merah juga bisa


menyebabkan anemia pada remaja. Salah
satu jenis anemia yang diakibatkan
bentuk sel darah merah abnormal
adalah anemia sel sabit. Kondisi ini terjadi
karena faktor genetik, yaitu ketika bentuk
sel darah merah yang seharusnya bulat
menjadi seperti bulan sabit.
Bentuk sel darah merah yang menyerupai huruf C ini membuat sel darah rentan
tersangkut di pembuluh darah dan menyebabkan peradangan, sehingga bisa
menimbulkan kerusakan jaringan, bahkan pembekuan darah yang berbahaya

27
5. Penyakit tertentu
Beberapa penyakit kronis dan infeksi juga bisa memicu anemia pada remaja. Ini
karena jenis penyakit tersebut bisa merusak atau menyebabkan produksi sel
darah merah berkurang.

Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti lupus,


rheumatoid artritis, dan sindrom Sjogren, juga sering
dikaitkan sebagai penyebab anemia karena diduga
bisa membuat sistem imun justru menghancurkan
sel darah merah sehingga jumlahnya berkurang.

Sementara penyakit lain, seperti malaria, talasemia, leukemia, defisiensi G6PD,


dan infeksi virus Eipsten-Barr (EBV), juga bisa menyebabkan kerusakan sel darah
merah sehingga sel mati lebih cepat dibandingkan waktu pembentukannya.

28
Strategi Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia
Pada Remtri dan WUS

29
Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Skrining Anemia Pada Remaja Putri

30
Alur Skrening Anemia

31
Alur Skrening Anemia Pada REMATRI Klas 7 & 10 & Follow Up

32
1. Gizi
Seimbang

33
2. Fortifikasi Makanan

Salah satu upaya untuk mengatasi


kekurangan zat gizi mikro, khususnya
zat besi dan asam folat adalah
melalui fortifikasi makanan. Contoh
bahan makanan yang difortifikasi
adalah tepung terigu dan beras
dengan zat besi, seng, asam folat,
vitamin B1 dan B226

34
3. Suplementasi TTD
Pemberian TTD pada rematri dan
WUS melalui suplementasi yang
mengandung sekurangnya 60 mg
elemental besi dan 400 mcg asam
folat. Pemberian suplementasi ini
dilakukan di beberapa tatanan yaitu
fasyankes, institusi pendidikan,
tempat kerja dan KUA/tempat
ibadah lainnya

Setiap Remaja Putri dianjurkan mendapat 48 kapsul untuk 1 tahun, disarankan minum 1
tablet setiap minggu selama 1 tahun. Diminum pada hari yang sama, setelah makan,
dengan air putih, tidak dengan teh kopi susu, setelah minum makanlah buah yang
mengandung vit C untuk meningkatkan serapan zat besi.
35
4. Pengobatan Penyakit
Penyerta
Penanggulangan anemia pada Rematri dan WUS harus dilakukan bersamaan
dengan pencegahan dan pengobatan anemia, melalui:

1) Kurang Energi Kronik


(KEK)/Kurus Semua
rematri dan WUS
dilakukan skrining
dengan pengukuran
Indeks Massa Tubuh
(IMT). Jika Rematri dan
WUS menderita KEK/
Kurus, perlu dirujuk ke
puskesmas.

36
2) Kecacingan, Apabila ditemukan
Rematri dan WUS yang
menderita kecacingan, maka
dirujuk ke puskesmas dan
ditangani sesuai dengan
Pedoman Pengendalian
Kecacingan di Indonesia.
Rematri dan WUS yang tinggal
didaerah endemik kecacingan,
dianjurkan minum 1 tablet obat
cacing setiap 6 bulan.

37
3) Malaria Rematri dan
WUS yang tinggal di
daerah endemik malaria
dianjurkan menggunakan
kelambu dan dilakukan
skrining malaria. Apabila
positif malaria, maka
ditangani sesuai dengan
Pedoman
Penatalaksanaan kasus
Malaria di Indonesia.

38
4) Tuberkulosis (TBC)
Rematri dan WUS yang
menderita TBC dilakukan
pengobatan dengan Obat
Anti Tuberkulosis (OAT)
sesuai Pedoman
Diagnosis dan
Penatalaksanaan
Tuberkulosis di
Indonesia.

39
5) HIV/AIDS Pada rematri dan
WUS yang dicurigai
menderita HIV/AIDS
dilakukan Voluntary
Counselling and Testing (VCT)
untuk diperiksa ELISA. Bila
positif menderita HIV/AIDS
mendapatkan obat
Antiretroviral (ARV) sesuai
Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan HIV/AIDS di
Indonesia.

40
Cakupan Remaja Putri Mengkonsumsi TTD
Per Juli 2023

41
Cakupan Skrening Anemia Pada Remaja Putri
Per Juli 2023

42
Klasifikasi Anemia Menurut Kelompok Umur

Sumber: WHO 2011

43
Terima Kasih
Remaja Sehat
Remaja Hebat
Bebas Anemia

44
45

Anda mungkin juga menyukai