Anda di halaman 1dari 2

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 4 NO. 2

a. Kendaraan ringan 2 ton= 4.148 kendaraan


b. Truk 10 ton = 1.126 Wt = W18 ( )
kendaraan
c. Truk 2 as 13 ton = 193
= 600.429,2 ( )
kendaraan
d. Truk 3 as 20 ton = 119 = 41,96
kendaraan  Indeks Permukaan (IP)
e. Container = 60 Direncanakan lapisan aspal beton
kendaraan (laston) untuk lapisan permukaan yaitu :
f. Truk gandeng = 11 kendaraan IPt = 2,5
g. Bus = 28 IP0 =4
kendaraan = IP0 – IPt
2. Angka pertumbuhan lalu lintas (g)
= 40 % = 4 – 2,5
3. Umur rencana = 10 tahun = 1,5
4. Reabilitas (R) = 90 %
5. Deviasi standar (S0) = 0,4 Perhitungan Tebal Perkerasan
6. Standar normal deviasi (ZR) = - 1,282 a.) Tebal Lapis Permukaan Aspal Beton (D1)
SN1= 2,8
 Angka Ekuivalen Beban Gandar
D1 =
Sumbu Kendaraan (E)

a.) Kendaraan ringan (1+1) = D1 =


(10KN/53KN)4 + 0,0002 = 0,0015
b.) Truk 10 ton (3+7) = D1 = 7 Inci = 17,7 Cm
(30KN/81,6KN)4 + (70KN/81,6KN) = SN1 = 0,4 x 7 = 2,8
0,876
c.) Truk 2 as 13 ton (5+8) = (50KN/53KN)4
+ 0,92 = 1,712 b.) Lapis Pondasi Atas (D2) SN2 = 3,4
d.) Truk 3 as 20 ton (6+(7+7)) =
(60KN/53KN)4 + 0,745 = 2,387 D2 = ( )
e.) Kontainer (5+10+15) =
(50KN/81,6KN)4 + 0,086
(100KN/81,6KN)4 + 0,053 D2 = ( )
(150KN/81,6KN)4 = 0,141
D2 = 4,3 Inci = 11 Cm
f.) Truk gandeng (5+15+5+5) =
SN2 = 3,4 x 0,14 = 0,47
(50KN/53KN)4 + 0,981 + 0,28 = 2,053
c.) Tebal lapis pondasi bawah (D3) SN3 =
g.) Bus 8 ton (3+5) =
4.2
(30KN/53KN)4 + 0,141 = 0,243
D3 = ( )
 Beban Gandar Standar Kumulatif
Selama Umur Rencana 10 Tahun
D3 = ( )
a.) W18 Perhari = (Angka
Ekivalen x Volume Kendaraan)
(4.148 x 0,0015) + (1.126 x 0,876) + (193 D3 =
x 1,712) (119 x 2,387) + (60 x 0,141)
+ (11 x 2,053 ) + (28 x 0,244) D3 = 7,75 Inci = 19,6 Cm
= 1.645,011
W18 Perhari = DD x DL x W18 Dari hasil perhitungan diperoleh masing-
= 0,5 x 2 x masing perkerasan yaitu :
1.645,011
= 1.645,011 D1 = 21,5 Cm
b.) W18 Pertahun = 365 x 1.463,691 - AC-Base = 7,7 Cm
= 600.429,2 - AC-BC = 6 Cm
Dari persamaan 2.4 diperoleh jumlah - AC-WC = 4 Cm
beban gandar tunggal standar kumulatif (W t)
adalah :

[Tinjauan Struktur Perkerasan Jalan Trans Sulawesi Segmen Mohungu...; Rumiati] 179
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

Mengacu pada Spesifikasi Umum Bina 4. Untuk peneliti selanjutnya dalam


Marga Tahun 2010 tentang Perkerasan penyusunan skripsi, materi harus sesuai
Jalan Devisi 6 dengan tahapan penelitian. Sesuai dengan
tahapan perencanaan jalan raya, sebelum
masuk pada penentuan tebal perkerasan
D2 = 11 Cm harus terlebih dahulu menentukan SN
D3 = 19,6 Cm (struktural number ), jadi ditambahkan
materi tentang Struktural Number
Keterangan : kedalam tinjauan pustaka.
- Lapis permukaan jenis material
menggunakan laston DAFTAR PUSTAKA
- Lapis pondasi, jenis material menggunakan
batu pecah kelas A. AASHTO Guide For Design Of Pavement
- Lapis pondasi bawah , jenis material Structure, 1993
menggunakan sirtu kelas B. Abdul Haris Buhang., 2011., Tinjauan
Perencanaan Tebal Perkerasan.
STITEK Bina Taruna Gorontalo.
KESIMPULAN DAN SARAN Gorontalo
Ardiansyah., 2011., Perencanaan Perkerasan
 Kesimpulan Lentur. Universitas Pembangunan
Berdasarkan rumusan masalah dan Nasional. Jawa Timur
tinjauan struktur perkerasan jalan pada ruas Irwan Lie Keng Wong., 2013., Studi
Jalan Mohungo peneliti dapat mengambil Perbandingan Perkerasan Jalan
kesimpulan : Lentur Metode Bina Marga dan
Hasil penelitian diperoleh tebal masing AASHTO. Universitas Kristen
– masing lapisan perkerasan yaitu : lapis Indonesia Paulus Makasar.
permukaan (D1) 17,7 cm ; terdiri dari AC- Makasar
WC 4, AC-BC 6, dan AC-Base 7.7, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan
Kemudian (D2) 11 cm dan (D3) 19,6 cm. Lentur, 2002
Untuk kondisi lapangan pada ruas Jalan Sivia Sukirman., 1999., Perkerasan lentur
Mohungo sudah cukup baik dan untuk Jalan raya. Bandung : Nova
kondisi tanah yang berada dikawasan studi Tenriajeng T. Andi., 1999., Rekayasa jalan
cukup baik untuk sebuah trase jalan. Raya. Bandung : Gunadarma.
Tofan Ferdian., 2008., Analisis Struktur
 Saran Perkerasan lentur. Institut
1. Dari hasil pembahasan dan kesimpulan Teknologi Bandung. Bandung
diatas maka penulis menyarankan agar
perencanaan tebal perkerasan harus sesuai
dengan spesifikasi hasil perencanaan
yang ada sehingga jalan tersebut dapat
digunakan sesuai dengan umur rencana.
Spesifik perencanaan yang harus
diutamakan antara lain faktor drainase,
persentase kendaraan berat dan nilai daya
dukung tanah.
2. Dalam perencanaan jalan perlunya
dipertimbangkan faktor lain seperti
drainase, bobot kendaraan yang melalui
kendaraan tersebut, daya dukung tanah
melihat kondisi perkembangan lalu lintas.
3. Dalam perencanaan jalan harus
dipertimbangkan volume lalu lintas dan
beban kendaraan serta tebal perkerasan
yang didapatkan agar sesuai dengan umur
rencana.

[Tinjauan Struktur Perkerasan Jalan Trans Sulawesi Segmen Mohungu...; Rumiati] 180

Anda mungkin juga menyukai