Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SDN 6 BALAESANG

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Kebijakan Pndidikan

Dosen Pengampu: Rizal S.Ag,

M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:

Manaf Dhermawan A40121082


Haswin A40121158
Defri M Ikhsan A40121112

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. tepat pada waktunya. Laporan ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk para pendengar dan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam proses pembelajaran. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan karena pengetahuan kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu kami berharap saran
dari pendengar yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kami yang di berikan dosen kami yaitu Rizal
S.Ag, M.Pd sebagai tugas kelompok Kebijakan Pendidikan. Akhir kata kami ucapkan banyak
terimakasih. Semoga Laporan ini bisa memberikan kita pengetahuan.

Palu, 10 November 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. TUJUAN OBSERVASI..............................................................................................................1
C. MANFAAT OBSERVASI..........................................................................................................1

BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI


A. LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI....................................................................................2
B. OBJEK OBSERVASI.................................................................................................................2
C. TEKNIK OBSERVASI...............................................................................................................2

BAB III HASIL OBSERVASI


A. DASAR TEORI MATERI OBSERVASI...................................................................................3
B. TUJUAN MENGENAI MATERI OBSERVASI.......................................................................3
C. LATAR BELAKANG MENGENAI MATERI OBSERVASI..................................................3
D. ANALISIS DATA OBSERVASI...............................................................................................4
E. PERMASALAHAN, KENDALA DALAM OBSERVASI.......................................................4

BAB IV PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS OBSERVASI..................................................................5
B. PERMASALAHAN, KENDALA, DAN JALAN KELUAR YANG DITAWARKAN............6

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................7
B. SARAN.......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
LAMPIRAN....................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan pengetahuan generasi
muda untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Indonesia, sebagai negara
yang terus berkembang, terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat
menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Dalam konteks ini,
diperkenalkannya Kurikulum Merdeka Belajar sebagai inisiatif pemerintah Indonesia
menunjukkan komitmen untuk memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel,
relevan, dan sesuai dengan kebutuhan serta potensi setiap individu. Kurikulum Merdeka Belajar,
yang diperkenalkan sebagai bagian dari reformasi pendidikan, memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk menentukan jalannya pembelajaran. Melalui konsep ini, diharapkan peserta
didik dapat lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam proses pembelajaran mereka. Dengan
memberikan keleluasaan ini, diharapkan mampu memotivasi siswa untuk mengeksplorasi minat
dan bakat mereka, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi berbagai perubahan dan
dinamika dalam masyarakat global.

Selain Kurikulum Merdeka Belajar, Gerakan Literasi Sekolah menjadi bagian penting
dari upaya penguatan pendidikan di Indonesia. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan
membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, menganalisis, dan mengaplikasikan
informasi. Gerakan Literasi Sekolah bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi di kalangan
siswa dan masyarakat, sehingga mereka dapat menjadi individu yang cerdas, kritis, dan kreatif.
Kombinasi antara Kurikulum Merdeka Belajar dan Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, berorientasi pada hasil, dan mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan
tuntutan zaman. Dengan demikian, pemahaman terhadap keduanya menjadi kunci dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu
menjawab tantangan masa depan.

B. Tujuan Observasi

1. Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar


2. Identifikasi Tantangan dan Hambatan
3. Pengamatan Terhadap Gerakan Literasi Sekolah

Manfaat Observasi:

1. Pemahaman Mendalam tentang Implementasi Kurikulum

2. Pengidentifikasian Best Practices

1
3. Rekomendasi Peningkatan

4. Penguatan Kolaborasi Antar Sekolah dan Guru

BAB II

PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Observasi

 Lokasi: SDN 6 Balaesang

 Waktu: 09.00 wita-Selesai

Sabtu, 4 November 2023

B. Subjek Oservasi

 Tenaga Pendidik

C. Teknik Observasi

 Teknik Observasi wawancara

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

1. Angket 1

Nama : Wisdayana, S.Pd


Kelas : 1
Petunjuk Pengisian Angket.

1. Angket terdiri atas 11 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam


kaitannya dengan konsep Merdeka belajar, berikan jawaban yang benar-benar sesuai
dengan pilihanmu.
2. Berikan tanda cek (√) pada kolom sesuai jawabanmu.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
R = Ragu-ragu
No. Pernyataan Jawaban
1. Melibatkan peserta didik dalam penentuan tujuan STS TS R S SS
merupakan praktik Merdeka Belajar. ✓
2. Peserta didik mempunyai kebutuhan dan minat ✓
belajar yang sama.
3. Penilaian belajar sepenuhnya wewenang guru. ✓
4. Dalam konsep filosofi Pendidikan Ki Hajar ✓
Dewantara, peran guru mendorong peserta didik
sesuai dengan kodrat yang telah ditetapkan.
5. Siklus Merdeka Belajar yaitu komitmen terhadap ✓
tujuan belajar, mandiri terhadap cara dan
melakukan refleksi belajar.
6. Lebih efektif menggunakan Merdeka Belajar. ✓
7. Peserta didik dibebaskan untuk memilih mata ✓
Pelajaran yang sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya.
8. Persiapa Merdeka Belajar belum matang ✓
sepenuhnya.
9. Merdeka Belajar memberikan kesempatan pada ✓
3
peserta didik untuk mendalami studi yang
diambil.
10. Pembelajaran berbasik proyek yang bertujuan ✓
mengembangkan keahlian (soft skill) serta
karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
11. Membebaskan peserta didik untuk mencapai hasil ✓
belajar yang baik di akademik maupun non-
akademik.

Pedoman Wawancara
1. Bagaimana pendapat anda tentang Kurikulum Merdeka Belajar?
2. Apakah anda merasa kesulitan dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Merdeka Belajar yang anda ketahui?
4. Apakah lebih efektif menggunakan Kurikulum-2013 (K-13) atau menggunakan
Kurikulum Merdeka Belajar?
5. Apa saja Inovasi yang dilakukan agar kurikulum Merdeka Belajar dapat berhasil
dilaksanakan ?

Jawaban Narasumber (Wisdayana S.Pd)


1. Bahan Bacaan terlalu minim susah untuk dipahami karena lebih banyak gambar
2. Sedikit merasa sulit apalagi untuk guru baru
3. Kelebihan:
 Siswa lebih aktif dalam pembelajran
Kekurangan :

Buku pembelajaran lebih banyak gambar dan susah untuk dipahami
sehingga guru harus menjelaskan masuk gambar trsebut kpada siswa
4. Lebih efektif K13
5. Literasi, karna banyak gambar jadi susah untuk dijelaskan

4
2. Angket 2
Nama sekolah : SDN 6 Balaesang
Alamat : Desa Meli, Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala
Alamat Web : https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/B6718F0D90AF96F19AE2
Telepon : sbalaesang@gmail.com
Surel (email)Sekolah : sbalaesang@gmail.com
HP kontak person :0852 4092 8232
dansurel

Berilah tanda cek (V) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan kondisi di sekolah
Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan mengenai “masalah”
yang dihadapi (kolom paling kanan).

NO INDIKATOR SUDAH BELUM MASALAH


(JIKA
BELUM)
1 Ada kegiatan 15 menit membaca yang dilakukan
setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir

pelajaran).
2 Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan minimal
satu semester.

3 Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut membaca selama kegiatan

berlangsung.
4 Kepala sekolah dan tenaga kependidikan menjadi
model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan

ikut membaca selama kegiatan berlangsung.
5 Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim sejenis
yang dibentuk oleh kepala sekolah.

6 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.

7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas,
koridor, dan area lain di sekolah.

8 Ada poster-poster kampanye membaca untuk
memperluas pemahaman dan tekad warga sekolah

untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
9 Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area
baca yang nyaman dengan koleksi buku

nonpelajaran yang dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan literasi.
10 Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku
bacaan (buku nonpelajaran: fiksi dan nonfiksi) yang

diperlukan peserta didik untuk memperluas
pengetahuannya dalam pelajaran tertentu.

5
11 Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadilingkungan
yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-

poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan
indah.
12 Peserta didik memiliki jurnal membaca
harian (menuliskan judul bacaan dan halaman)

13 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal respon membaca.

14 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal respon membaca (untuk SMP

minimal dua belas buku nonpelajaran)
15 Jurnal respon peserta didik dari hasil membaca buku
bacaan dan/atau buku pelajaran dipajang di kelas

dan/atau koridor sekolah
16 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit
membaca) dalam bentuk menghasilkan respon

secara lisan maupun tulisan (bagian dari penilaian
nonakademik)
17 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit
membaca) dalam bentuk menghasilkan respon

secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran
(bagian dari penilaian akademik yang terintegrasi
dalam nilai mata pelajaran)
18 Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen
melaksanakan dan mendukung gerakan literasi

sekolah
19 Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik
dalam kegiatan literasi secara berkala

20 Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya
literasi sekolah, misalnya: wisata ke perpustakaan

atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah
21 Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu yang
bertema literasi

22 Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan berpikir
kritis dan kreativitas berkomunikasi secara verbal,

tulisan, visual, atau digital) dalam perayaan hari-hari
tertentu yang bertema literasi
23 Peserta didik menggunakan lingkungan fisik,
sosial, afektif, dan akademik disertai beragam

bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya
literasi–di luar buku teks pelajaran–untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran
24 Ada pengembangan berbagai strategi membaca
(dalam kegiatan membaca 15 menit dan/atau dalam

6
pembelajaran)
25 Guru melaksanakan “strategi literasi dalam
pembelajaran” dalam semua mata pelajaran

26 Sekolah melibatkan publik (orangtua, alumni, dan
elemen masyarakat) untuk mengembangkan

kegiatan literasi sekolah.
27 Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk
pengembangan program literasi sekolah dan

pengembangan profesional warga sekolah tentang
literasi.

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARPRAS


No RINCIAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH
ORANG JUDUL EKSEMPLAR/BUAH
1 Siswa 64
2 Guru (termasuk kepala 7 *** ***
sekolah)
3 Karyawan 0
4 Buku teks pelajaran 9 54
5 Buku panduan pendidik *** 9 54
6 Buku pengayaan
Fiksi Belum didata
Nonfiksi Belum didata
7 Buku referensi Belum didata
8 Sumber belajar lain Belum didata
9 Langganan Tidak ada Tidak ada
media online (majalah,
jurnal, dll.)
10 Jumlah komputer 4
11 Jumlah komputer yang *** 4
terhubung internet

1. Apa problematika, tantangan dalam mengimplementasikan Gerakan literasi sekolah?


Jawaban : Merancang pembelajaran yang menarik untuk siswa agar mereka dapat
fokus dalam pembelajaran.
2. Apa Upaya inovasi sekolah dalam mengupayakan keberhasilan Gerakan literasi sekolah
dengan memanfaatkan potensi dan analisis peluang yang dimiliki sekolah?
Jawaban : Untuk sekarang masih mengupayakan kegiatan literasi yaitu membaca selama
15 menit dengan memanfaatkan buku yang ada sebelum memulai pembelajaran.

Catatan:
1. Yang bertugas sebagai tenaga perpustakaan adalah tidak ada
petugas perpustakaan/bangunan perpustakaan mengalami kerusakan
parah
2. Hotspot: tidak ada.

7
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Angket 1

 Guru (Narasumber) menyatakan kelebihan Merdeka Belajar, seperti keterlibatan


aktif siswa dalam pembelajaran.

 Kekurangan mencakup kesulitan dalam pemahaman bahan bacaan yang minim


dan sulit dipahami, terutama oleh guru baru.

 Guru lebih cenderung menganggap Kurikulum-2013 (K-13) lebih efektif.

2. Angket 2

 Sekolah telah melaksanakan kegiatan literasi, seperti 15 menit membaca, dengan


berbagai tindak lanjut.

 Sarana literasi, seperti perpustakaan, telah tersedia, namun belum terdapat petugas
perpustakaan.

 Sekolah menghadapi tantangan dalam merancang pembelajaran yang menarik


untuk siswa.

 Upaya inovasi saat ini fokus pada kegiatan membaca selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar menunjukkan respons positif dari siswa,


namun beberapa kendala masih ada, terutama terkait pemahaman bahan bacaan. Gerakan
Literasi Sekolah di SDN 6 Balaesang telah dilakukan dengan baik, melibatkan kegiatan
membaca, pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS), dan pengembangan lingkungan
literasi.

Tantangan umum meliputi minimnya petugas perpustakaan, kebutuhan akan buku-


buku bacaan yang lebih variatif, dan perlunya inovasi lebih lanjut dalam merancang
pembelajaran yang menarik. Keseluruhan, observasi mengindikasikan upaya positif
dalam meningkatkan literasi di sekolah, sementara beberapa aspek perlu diperbaiki untuk
memaksimalkan manfaat dari Kurikulum Merdeka Belajar dan Gerakan Literasi Sekolah.

8
B. Saran
 Meningkatkan kualitas dan kelengkapan bahan bacaan dengan memperhatikan
kebutuhan siswa dan kemampuan pemahaman guru baru. Dapat melibatkan
pengembangan materi yang lebih jelas dan beragam.
 Menyediakan pelatihan khusus untuk guru baru terkait pemahaman dan penerapan
Kurikulum Merdeka Belajar. Fokus pada strategi mengelola pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif.
 Mengangkat peran petugas perpustakaan atau, jika belum ada, mempertimbangkan
perekrutan atau pelibatan sumber daya manusia tambahan untuk memastikan
perpustakaan berfungsi dengan baik.
 Menambah koleksi buku-buku bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi, untuk memenuhi
kebutuhan dan minat siswa. Mengidentifikasi buku-buku yang relevan dengan materi
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan strategi yang lebih menarik dan inovatif untuk meningkatkan
keterlibatan siswa dalam kegiatan literasi, seperti kegiatan literasi yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari atau wisata ke perpustakaan.
 Memperluas kerjasama dengan pihak eksternal, termasuk komunitas dan organisasi
literasi, untuk mendukung pengembangan program literasi sekolah dan menyediakan
sumber daya tambahan.
 Mengembangkan inovasi pembelajaran yang lebih terintegrasi dengan literasi,
termasuk pemanfaatan teknologi dan media online untuk memperkaya pengalaman
belajar siswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Ummi Inayati, “Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Abad-21
di SD/MI,” ICIE: International Conference on Islamic Education, vol. 2, no. 0, pp. 293–304,
2022, Accessed: Nov. 21, 2023. [Online]. Available:
https://proceeding.iainkudus.ac.id/index.php/ICIE/article/view/241
2. Kadek Adi Wibawa, I Made Legawa, I Made Wena, Ida Bagus Seloka, and A. Rai,
“MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU TENTANG KURIKULUM MERDEKA
BELAJAR MELALUI DIRECT INTERACTIVE WORKSHOP,” Jurnal Cakrawala Ilmiah,
vol. 2, no. 2, pp. 489–496, 2022, doi:
https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i2.3763.
3. I. Sumarsih, T. Marliyani, Y. Hadiyansah, A. H. Hernawan, and P. Prihantini, “Analisis
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar,” Jurnal
Basicedu, vol. 6, no. 5, pp. 8248–8258, Jul. 2022, doi:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3216.
4. Ishma Shafiyatu Sa’diyah, Raya Oktavia, Raden Syara Bisyara, and Badrudin Badrudin,
“Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang SMA,” Khazanah Multidisiplin, vol. 4,
no. 2, pp. 348–362, 2023, doi: https://doi.org/10.15575/kl.v4i2.28436.

1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai