Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN


RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Oleh:

HESTIA PRAMESTI

0432950717066

JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2021
SKRIPSI

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN


RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Oleh:

HESTIA PRAMESTI

0432950717066

JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN


RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan di hadapan Penguji Skripsi Jurusan Farmasi

Program Studi Farmasi S-1

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh

Bekasi, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Iin Ruliana Rohenti,S.Si.,M.Farm apt. Mar’atun Shoaliha., M.Farm

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN


RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOIDI DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Diajukan dan disusun oleh:


Nama : Hestia Pramesti
NIM : 0432950717066
Jurusan/Program Studi : Farmasi/Farmasi S-1

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada Hari Kamis, Tanggal 22


Bulan Juli Tahun 2021, dan diterima sebagai bagian persyaratan yang sah dan
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Jurusan Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji : ( )

Penguji I : ( )

Penguji II : ( )

Mengetahui dan Menyetujui,


Bekasi, 23 Juli 2021
Ketua Jurusan Farmasi

(apt. Iin Ruliana Rohenti, S.Si., M.Farm)


NIP.

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan Hormat:

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Hestia Pramesti
NIM : 0432950717066
Mahasiswa tingkat akhir Jurusan Farmasi Program Studi Farmasi S-1
STIKES Bani Saleh Tahun Akademik 2020/2021

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan


skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Terapi Obat Antipsikotik Pada Pasien
Rawat Jalan Penyakit Skizofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam
Klender”.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat,


maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian
surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Bekasi, 23 Juli 2021

Hestia Pramesti

v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani


Saleh Bekasi, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hestia Pramesti

NIM : 0432950717066

Jurusan/Program studi : Strata Farmasi

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk


memberikan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
Bekasi Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Eksklusif Royalty
Free Right) Atas karya saya yang berjudul:

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN


RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) Dengan Hak Bebas


Royalti Non Eksklusif Ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
berhak menyimpan, mengalih media formatkan, mengolahnya dalam
bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya dan
menampilkan publikasinya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama
masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal : Juli 2021

Yang menyatakan,

Hestia Pramesti

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan karuni-Nya

kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Evaluasi Terapi Obat Antipsikotik Pada Pasien Rawat Jalan Skizofrenia Paranoid

di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan Strata 1 (S-1) pada Jurusan Farmasi Program Studi Farmasi S-1

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Bekasi.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Secara khusus

peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. lr. Mursyid Ma’sum, M.Agr. selaku Ketua Sckolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bani Saleh Bekasi.

2. Ibu apt. Iin Ruliana Rohenti, S.Si., M.Farm selaku Ketua Jurusan Farmasi Program

Studi Farmasi S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Bekasi dan selaku

Pembimbing I yang tiada hentinya memberikan masukan-masukan yang

sangat berarti serta selalu memberikan motivasi yang tinggi kepada penulis

sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu apt. Mar’atun Shoaliha., M.Farm selaku Dosen Pembimbing II yang tak

pernah lelah dan selalu sabar membimbing penulis dalam memberikan

nasehat dan motivasi kepada peneliti.

4. Segenap Dosen Jurusan Famasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Bekasi

yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat kepada penulis.

vii
5. Orang tua, adik dan saudara-saudara atas doa, dukungan serta kasih sayang yang

selalu tercurah selama ini.

6. Akang teteh alumni Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang telah

rnemberikan saran dan bantuan kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan dari Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bani Saleh Bekasi atas semangat, dukungan serta kerjasamanya.

8. Seluruh civitas akademika Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani

Saleh Bekasi yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

9. Dr. Julian selaku owner Harrison Group yang telah membantu dalam proses

pemberian dispensasi kuliah baik dalam bentuk material maupun waktu

selama 4 tahun ini.

10. Suci Lidia Rani, Ika Nur Khamidah, Rintan Dwi Gustian sahabat long life

yang selalu membantu dan memberikan dukungan luar biasa dari awal masuk

kuliah sampai akhir penulisan skripsi ini.

11. Dita Herdianti, Muhammad Irham Maulana, Nur Rakhmi Astuti, Dian

Attikasari, Satria Ismiz Wibowo teman seperjuangan dalam suka duka

pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan

di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Bekasi, 09 Juli 2021

Penulis

viii
EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN
RAWAT JALAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID DI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

ABSTRAK

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental yang kompleks


ditandai dengan delusi, halusinasi, ucapan dan perilaku yang tidak teratur, dan gejala lain
yang dapat menyebabkan disfungsi sosial atau pekerjaan. Tujuan: untuk mengetahui
gambaran penggunaan antipsikotik dan evaluasi terapi penggunaan obat antipsikotik
pada pasien rawat jalan skizofrenia paranoid di Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Islam
Klender menggunakan parameter tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat
frekuensi Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental.
Pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Teknik sampling
yang digunakan yaitu purposive sampling. Data didapat dari rekam medis pasien dan
diperoleh sampel sebanyak 100 pasien. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi
penggunaan antipsikotik berdasarkan tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat
frekuensi. Data yang didapat disesuaikan dengan Guideline Drug Information
Handbook dan British National Formulary. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar responden adalah laki-laki (80%), Berdasarkan umur jumlah terbanyak
berada pada rentang usia 36-45 tahun (51%). Antipsikotik kombinasi yang paling
banyak digunakan adalah kombinasi golongan atipikal dengan atipikal yaitu Risperidone
dengan Clozapine sebesar 17%. Dari 100 pasien, penggunaan antipsikotik pasien
skizofrenia di Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Islam Klender berdasarkan Guideline
Drug Information Handbook dan British National Formulary didapatkan Sesuai indikasi
(100%), Sesuai obat (100%), Sesuai dosis (92%) dan Sesuai frekuensi (73%).
Kesimpulan: Sesuai indikasi (100%), Sesuai obat (100%), Sesuai dosis (92%) dan
Sesuai frekuensi (73%).

Kata Kunci: Skizofrenia Paranoid, Antipsikotik, Evaluasi Terapi

ix
EVALUATION OF ANTIPSYCOTIC MEDICINE THERAPY IN
OUTPATIENT PATIENTS OF PARANOID SCHHIZOPHRENIA IN
KLENDER ISLAMIC PSYCHIATRIC HOSPITAL

ABSTRACT

Introductions: Schizophrenia is a complex mental disorder characterized by delusions,


hallucinations, speech and disorderly behavior, and other symptoms that can lead to
social or occupational dysfunction. Objectives: to know the description of the use of
antipsychotics and therapeutic evaluation of the use of antipsychotic drugs in outpatients
paranoid schizophrenia in Outpatient Islamic Mental Hospital Klender using the
parameters of the right indications, appropriate drugs, appropriate dosage and exact
frequency. Methods: This study is a non-experimental study. Data collection is
retrospectively and descriptively analyzed. Sampling technique used is purposive
sampling. The data was obtained from the patient's medical records and sampled as
many as 100 patients. Research was conducted by evaluating the use of antipsychotics
based on precise indications, appropriate medications, exact dosage and exact frequency.
The data obtained is adjusted with the Guideline Drug Information Handbook and the
British National Formulary. Results: The results showed most of the respondents were
male (80%), based on age the most number were in the age range of 36-45 years (51%).
The most widely used combination antipsychotic is the combination of atypical and
atypical group Risperidone with Clozapine of 17%. Out of 100 patients, the use of
antipsychotics of schizophrenia patients in The Outpatient Islamic Mental Hospital
Klender based on the Guideline Drug Information Handbook and British National
Formulary obtained According to indications (100%), According to the drug (100%),
According to the dose (92%) and Corresponding frequency (73%). Conclusions:
According to indications (100%), Appropriate drugs (100%), Appropriate doses (92%)
frequency (73%).

Keywords: Paranoid Schizophrenia, Antipsychotics, Therapeutic Evaluation


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................4
1. Bagi IPTEK...........................................................................................................4
2. Bagi Institusi.........................................................................................................4
3. Manfaat Penelitian................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................5
A. Landasan Teori.........................................................................................................5
1. Definisi Skizofrenia...................................................................................................5
2. Definisi Skizofrenia Paranoid..................................................................................5
3. Etiologi Skizofrenia Paranoid..................................................................................6
4. Gejala Skizofrenia Paranoid....................................................................................7
5. Tatalaksana Terapi Skizofrenia Paranoid.............................................................8
6. Antipsikotik.............................................................................................................11
a. Definisi................................................................................................................11
b. Penggolongan.....................................................................................................11
c. Kegunaan............................................................................................................13
d. Mekanisme Kerja..............................................................................................13
7. Evaluasi Terapi Obat.............................................................................................13
a. Tepat Diagnosis..............................................................................................14
b. Tepat Indikasi Penyakit..................................................................................14
c. Tepat Pemilihan Obat.....................................................................................14
d. Tepat Dosis.....................................................................................................14
e. Tepat Cara Pemberian....................................................................................15
f. Tepat Interval Waktu Pemberian....................................................................15
g. Tepat Lama Pemberian...................................................................................15
h. Waspada Terhadap Efek Samping................................................................15
B. Kerangka Teori.......................................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................17
A. Kerangka Konsep....................................................................................................17
B. Definisi Operasional...............................................................................................17
C. Desain Penelitian.....................................................................................................19
D. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................................19
E. Instrumen Penelitian................................................................................................19
F. Variabel Penelitian..................................................................................................19
G. Populasi dan Sampel...............................................................................................20
1. Populasi...............................................................................................................20
2. Sampel................................................................................................................20
H. Pengumpulan Data..................................................................................................21
1. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................21
2. Kriteria Inklusi.......................................................................................................22
3. Kriteria Eksklusi.....................................................................................................22
I. Pengolahan Data......................................................................................................22
J. Analisa Data.............................................................................................................23
K. Jadwal Penelitian.....................................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................24
A. Distribusi Pasien Skizofrenia Paranoid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin24
B. Distribusi Penggunaan Obat Pada Pasien Skizofrenia Paranoid .....................26
C. Kesesuaian Indikasi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid....................................28
D. Kesesuaian Pemilihan Obat Antipsiotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid...29
E. Kesesuaian Dosis Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid.........31
F. Kesesuaian Frekuensi Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid. 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................35
A. Kesimpulan.............................................................................................................35
B. Saran.......................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................37
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Golongan Obat Antipsikotik.................................................................................... 12


Tabel III.1 Definisi Operasional...................................................................................................18
Tabel IV.1 Distribusi Pasien Skizofrenia Paranoid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin...24
Tabel IV.2 Distribusi Penggunaan Obat Pada Pasien Skizofrenia Paranoid .........................26
Tabel IV.3 Distribusi Jenis Obat Non Antipsikotik Pada Pasien Skizofreni Paranoid..........27
Tabel IV.4 Kesesuaian Indikasi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid........................................ 28
Tabel IV.5 Kesesuaian Pemilihan Obat Antipsiotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid.......29
Tabel IV.6 Kesesuaian Dosis Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid.............31
Tabel IV.7 Ketidaksesuaian Dosis Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid....31
Tabel IV.8 Kesesuaian Frekuensi Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid.....32
Tabel IV.8 Ketidaksesuaian Frekuensi Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia
Paranoid..........................................................................................................................................33
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Teori......................................................................................................16


Gambar III.1 Kerangka Konsep..................................................................................................17
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengumpulan Data


Lampiran 2. Cover Rekam Medis
Lampiran 3. Form Biodata Pasien
Lampiran 4. Catatan Pengobatan Pasien
Lampiran 5. Salinan Resep Obat
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data
DAFTAR SINGKATAN

APA : American Psychiatric Association

APG : Antpsychotic Generation

ART : Anggota Rumah Tangga

BNF : The British of Formulary

CCS : Cairan Cerebrospinal

DIH : Drug Information Handbook

DM : Desease Management

DSM-IV : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV

ECT : Electro Convulsive Therapy

GABA : Gamma-aminobutyric Acid

IBM : International Business Machines

ICD : International Statistical Classification of Diseases and Related


Health Problems

PNPK : Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RSJ : Rumah Sakit Jiwa

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

WHO : World Health Organization


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut American Psychiatric Association (APA) Skizofrenia

adalah penyakit gangguan mental yang kompleks ditandai dengan delusi,

halusinasi, ucapan dan perilaku yang tidak teratur, dan gejala lain yang

dapat menyebabkan disfungsi sosial atau pekerjaan. Untuk diagnosis,

hasilnya harus terlihat setidaknya enam bulan, termasuk satu bulan gejala

aktif. Menurut data World Health Organization (WHO), menunjukkan 23

juta terkena skizofrenia dan banyak terjadi pada populasi urban dengan

kelompok sosial ekonomi rendah. Prevalensi skizofrenia dalam

masyarakat berkisar antara satu sampai tiga per mil penduduk (Infodatin,

2019)

Berdasarkan data dari Riskesdas 2018 menunjukkan Prevalensi

skizofrenia di Indonesia berdasarkan Rumah Tangga dengan ART

Gangguan Jiwa Skizofrenia sebanyak 282.654 rumah tangga atau 0,67

persen masyarakat di Indonesia mengalami Skizofrenia. Provinsi dengan

jumlah gangguan jiwa terbanyak yaitu Bali dengan persentase 11,1 persen

dan Yogyakarta dengan persentase 10,4 persen sedangkan provinsi DKI

Jakarta berada di peringkat ke-17 dari 34 Provinsi dengan persentase 6,6

persen (Kemenkes, 2019).

Berdasarkan data kunjungan rawat jalan di RSJ Islam Klender

sampai dengan tahun 2020, tercatat sebanyak 17.621 pasien skizofrenia

(RSJ. Islam Klender, 2020).

1
2

Menurut WHO (World Health Organization) penggunaan obat

dapat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk

kebutuhan klinis dalam dosis yang memenuhi kebutuhan dalam jangka

waktu yang cukup,dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu

maupun masyarakat. Penggunaan obat rasional meliputi dua aspek

pelayanan yaitu pelayanan medik oleh dokter dan pelayanan farmasi klinik

oleh apoteker. Untuk itu, perlu adanya kolaborasi yang sinergis antara

dokter dengan apoteker untuk menjamin keselamatan pasien melalui

penggunaan obat rasional. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat

menimbulkan dampak cukup besar dalam penurunan mutu pelayanan

kesehatan dan peningkatan anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk

obat (Kemenkes, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jakarta Selatan Tahun 2016,

didapatkan penggunaan antipsikotik pada pasien skizofrenia yaitu 77,6%

tepat obat, 96,6% tepat pasien, 74,1% tepat dosis dan 69,0% tepat

frekuensi (Fadilla & Puspitasari, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda

Tahun 2016, didapatkan penggunaan antipsikotik pada pasien skizofrenia

yaitu 95,2% tepat obat, 100% tepat pasien, 100% tepat dosis dan 100%

tepat indikasi (Paramitha et al., 2018).


3

Berdasarkan data penelitian sebelumnya masih ada kejadian

ketidaktepatan penggunaan obat antipsikotik dalam mengobati skizofrenia

sehingga penulis ingin melakukan penelitian di Rumah Sakit Jiwa Islam

Klender.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana evaluasi terapi penggunaan obat antipsikotik pada

pasien skizofrenia di Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Islam Klender dengan

kategori tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat frekuensi

berdasarkan Guideline BNF (British National Formulary) dan DIH ( Drug

Information Handbook).

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, antara lain adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk melakukan evaluasi terapi penggunaan obat antipsikotik

pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk :

a) Mengetahui gambaran demografi (meliputi jenis kelamin dan

umur) pasien skizofrenia di RSJ Islam Klender.

b) Mengetahui gambaran penggunaan obat pada pasien skizofrenia di

RSJ Islam Klender.

c) Mengetahui persentase ketepatan obat penggunaan obat

antipsikotik pada pasien skizofrenia di RSJ Islam Klender.


4

d) Mengetahui persentase ketepatan dosis penggunaan obat

antipsikotik pada pasien skizofrenia di RSJ Islam Klender.

e) Mengetahui persentase ketepatan indikasi penggunaan obat

antipsikotik pada pasien skizofrenia di RSJ Islam Klender.

f) Mengetahui persentase ketepatan frekuensi penggunaan obat

antipsikotik pada pasien skizofrenia di RSJ Islam Klender.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi IPTEK

Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan ilmu Pengetahuan tentang Skizofrenia pada jurusan

Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh dan sebagai

Referensi untuk penelitian berikutnya.

2. Bagi Institusi

Sebagai sumbang pikiran dalam meningkatkan efisiensi

terhadap penatalaksanaan terapi pengobatan pada pasien Skizofrenia

di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender. Dan Sebagai referensi penelitian

berikutnya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.

3. Bagi Peneliti

Menambah dan meningkatkan wawasan tentang

penggunaan obat antipsikotropik untuk terapi penyakit skizofrenia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis. Ditandai epis

ode psikotik akut berulang dimana orang tersebut mengalami halusinasi

delusi, kebingungan, rasa putus asa dan dapat menimbulkan kekerasan.

Pada penderita skizofrenia tidak dapat membedakan apa yang nyata dari

apa yang dibayangkan (Birx & Campbell, 2012).

Skizofrenia ini merupakan gangguan jiwa berat yang biasanya

dimulai pada usia dewasa muda. Penderita dapat menjadi agresif atau m

enarik diri, bicara sendiri, atau bicara yang tidak berhubungan ujung da

n pangkalnya. Penderita merasa curiga kepada orang lain dan percaya p

ada hal-hal yang tidak biasa seolah-olah pikiran mereka dirasuki kekuat

an di luar kendali mereka (Sampieri, 2018).

2. Skizofrenia Paranoid

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV

(DSM-IV) menyebutkan bahwa tipe paranoid ditandai oleh keasyikan

(preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi dengar dan

tidak ada perilaku spesifik lain yang mengarahkan pada tipe

terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik, skizofrenia tipe

paranoid ini ditandai oleh waham persekutorik (waham kejar) atau

waham kebesaran.
6

Cetusan skizofrenia paranoid pada umur lebih tua dibanding

pasien skizofrenia yang terdisorganisasi atau katatonik. Pasien yang

sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai

kehidupan sosial yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya.

Kekuatan ego pasien paranoid cenderung mempunyai ide kebesaran

dibanding pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenia

paranoid menunjukkan regresi lambat dalam hal kemampuan mental,

respon emosional dan perilakunya dibandingkan skizofrenia tipe

lainnya. Pasien skizofrenia paranoid mempunyai sikap tegang,

pencuriga, berhati-hati dan tak ramah. Mereka dapat bersikap

bermusuhan atau agresif. (Sani Ayub Ibrahim, 2011).

Berdasarkan International Statistical Classification of

Diseases and Related Health Problems-10 (ICD-10) volume 3

skizofrenia paranoid menggunakan kode F20.0 dengan didominasi

oleh delusi yang relatif stabil, sering kali delusi paranoid, biasanya

disertai halusinasi, terutama dari variasi pendengaran, dan gangguan

persepsi. Gangguan pengaruh, kemauan dan ucapan, dan gejala

katatonik, baik tidak ada atau relatif tidak mencolok (Kemenkes,

2018).

3. Etiologi Skizofrenia Paranoid

Etiologi skizofrenia masih belum diketahui. Dasar genetik didu

kung oleh fakta bahwa kerabat tingkat pertama pasien skizofrenia me

miliki risiko 10% untuk mengembangkan gangguan tersebut, dan keti

ka kedua orang tua memiliki diagnosis, risiko untuk keturunan mereka


7

adalah 40%. Untuk kembar monozigot, tingkat kesesuaiannya sekitar

50%. Banyak gen telah dikaitkan secara lemah dengan perkembangan

skizofrenia. Namun, mungkin tidak ada "gen skizofrenia" tunggal.

Penelitian terus mengeksplorasi gen, lokus, dan varian nomor s

alinan, berharap untuk lebih memahami kontribusi genetik. Mungkin,

ketika ada kewajiban genetik, rangsangan lingkungan dapat memicu e

kspresi penyakit. Beberapa data menunjukkan pajanan intrauterin terh

adap stres yang signifikan, infeksi virus atau bakteri mungkin merupa

kan faktor risik. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian (Yulianty

et al., 2017).

4. Gejala Skizofrenia Paranoid

a. Gejala Positif

Gejala positif merupakan gejala yang paling jelas dan

dramatik bagi penderita, masyarakat maupun klinis yang kadang

dipandang sebagai suatu hal yang mengerikan dari skizofrenia

(Sani, 2011).

a) Halusinasi (distorsi atau persepsi yang berlebihan)

b) Delusi (khayalan)

c) Perilaku aneh, tidak terorganisir

d) Bicara tidak teratur, topic melompat-lompat tidak saling

berhubungan

e) Ilusi

a. Gejala Negatif
8

Gejala negatif adalah prediktor signifikan untuk gangguan

kemampuan sosial dan kecakapan kerja. Gejala ini akan lebih stabil

seiring waktu dibanding dengan gejala positif. Gejala negatifdapat

disebabkan secara iatrogenik. Misalnya, pasien skizofrenia terlau

lama di isolasi dari lingkungan atau akibat dari pemberian obat-

obatan antipsikotik.

a) Alogia (Kehilangan kemampuan berpikir atau berbicara)

b) Perasaan/emosi menjadi tumpul

c) Avolition (Kehilangan motivasi)

d) Asosiality (kurangnya kemampuan untuk merasakan

kesenangan, mengisolasi diri dari kehidupan sosial)

e) Tidak mampu berkonsentrasi

b. Gejala Kognitif

Ditandai dengan kurangnya kemampuan untuk memahami

informasi dan menggunakannya untuk membuat keputusan,

kesulitan dalam fokus atau perhatian, bermasalah dengan fungsi

memori dan tidak mampu menggunakan informasi. Gejala kognitif

sering membuat penderita sulit untuk menjalani hidup normal dan

mencari nafkah (Ikawati & Anurogo, 2014).

5. Tatalaksana Terapi Skizofrenia Paranoid

Tujuan terapi skizofrenia adalah untuk mengembalikan fungsi

normal pasien dan mencegah kekambuhan (Ikawati & Anurogo,

2014).

a. Terapi Farmakologi
9

a) Fase Akut

Pada satu minggu pertama sejak terjadi serangan akut,

direkomendasikan untuk segera memulai terapi dengan obat,

karena serangan psikotik akut dapat menyebabkan gangguan

emosi, gangguan terhadap kehidupan pasien dan berisiko besar

untuk berperilaku yang berbahaya untuk diri sendiri dan orang

lain. Dalam memilih obat , psikiater perlu mempertimbangkan

respon terakhir pasien terhadap pengobatan, profil efek

samping obat, ada tidaknya penyakit penyerta dan potensi

interaksi dengan obat yang diresepkan lainnya.

b) Fase Stabilisasi

Selama fase stabilisasi yaitu pada minggu ke- 2-3

setelah serangan akut, tujuan pengobatan ini adalah untuk

mengurangi stres pada pasien dan meminimalkan

kemungkinan kambuh. Jika pasien membaik dengan rejimen

obat tertentu, maka rejimen tadi sebaiknya dilanjutkan dan

dilakukan pemantauan selama minimal 6 bulan. Penurunan

dosis atau penghentian obat terlalu dini dapat mengakibatkan

kekambuhan gejala. Selain itu perlu jga melakukan

pengamatan terhadap efek samping yang mungkin telah

muncul pada fase akut dan untuk menyesuaikan farmakoterapi

sesuai untuk meminimalkan efek samping dapat menyebabkan

ketidakpatuhan pengobatan.

c) Fase Pemeliharaan
10

Tujuan terapi pemeliharaan selama fase stabil yaitu

untuk memastikan bahwa kesembuhan terpelihara, kualitas

hidup pasien meningkat, jika ada kekambuhan segera diobati

dan pemantauan untuk efek samping pengobatan terus

berlanjut. Penggunaan obat sangat direkomendasikan dan

harus diberikan sedikitnya sampai setahun sejak sembuh dari

fase akut. Bahkan untuk bisa lebih berhasil, perlu terapi selama

sedikitnya 5 tahun, kemudian dosis diturunkan secara perlahan

sampai mencapai dosis terendah yang masih bisa memberikan

efektivitas terapi. Pengobatan tambahan umumnya diresepkan

bagi pasien dengan kondisi komorbid pada fase akut, misalnya

depresi yang dapat diatasi dengan antidepresan. Penggunaan

obat umumnya dilakukan selama 4-6 minggu untuk melihat

respon pasien terhadap obat, apakah respon ini dapat berlanjut

sampai 6 bulan atau lebih. Jika pasien memberikan respon

parsial atau bahkan tidak berespon terhadap pengobatan maka

direkomendasikan pemberian klozapin.

b. Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi pada skizofrenia dapat dilakukan

dengan pendekatan psikososial dan ECT (Electro Convulsive

Therapy). Intervensi psikososial merupakan bagian dari perawatan

yang komprehensif dan dapat meningkatkan kesembuhan

skizofrenia jika diintegrasikan dengan terapi farmakologis.

Intervensi ini dapat memberikan manfaat tambahan bagi pasien


11

dalam pencegahan kekambuhan, peningkatan keterampilan, fungsi

sosial dan pekerjaan yang lebih baik dan kemampuan untuk

berfungsi secara lebih mandiri (Ikawati & Anurogo, 2014).

6. Antipsikotik

a. Definisi

Antipsikotik (major transquilizer) adalah obat yang dapat

menekan fungsi psikis tertentu tanpa memengaruhi fungsi imun.

Obat ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat pula

menghilangkan gangguan jiwa seperti impian buruk dan 18

halusinasi serta menormalisasikan perilaku yang tidak normal. Obat

antipsikotik digunakan pada pasien psikosis, misalnya skizofrenia

(Tan & Raharjo 2015).

b. Penggolongan

a) Antipsikotik Tipikal

Antipsikotik tipikal secara efektif dapat mengatasi

simptom positif, pada umumnya dibagi lagi dalam sejumlah

kelompok kimiawi seperti derivat Fenotiazine yang terdiri dari

Klorpamazin, Levometromezine, Thioridazine, Periazine,

Perazin, Flufenazin. Derivat thioxanten terdiri dari Klorpotixen

dan Zuklopentixol. Derivat Butirofenon terdiri dari Haloperidol,

Bromperidon, Pipamperol, dan Dromperidon. Derivat Butil

Piperidin terdiri dari Pimozida, Fluspirilen, Penfluridol.

b) Antipsikotik Atipikal
12

Obat antipsikotik atipikal bekerja secara efektif melawan

gejala negatif. Obat antipsikotik atipikal terdiri dari Sulpirida,

Klozapin, Risperidon dan Quentiapin. Obat tersebut memiliki

efek samping lebih ringan, tetapi lansia sebaiknya menghindari

penggunaan antipsikotik atipikal karena resiko kerusakan ginjal

akut (Tan & Raharja 2015).

Tabel II.1 Golongan Obat Antipsikotik


Dosis
Obat Antipsikotika Anjuran Bentuk Sediaan
(mg/hari)
Antipsikotika
Generasi I (APG-I)
Klorpromazin 300-1000 tablet (25 mg,100 mg)
Perfenazin 16-64 tablet (4 mg)
Trifluoperazin 15-50 tablet (1 mg, 5 mg)
tablet (0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2
mg, 5 mg) injeksi short
Haloperidol 5-20 acting (5 mg/mL), tetes (2
mg/5 mL), longacting (50
mg/mL)
Fluphenazinedecanoate 12.5-25 long acting (25mg/mL)
Anti Psikotik
Generasi II (APG-II)
tablet (5 mg, 10 mg, 15 mg),
tetes (1mg/mL), discmelt (10
Aripriprazol 10-30
mg, 15 mg), injeksi (9.75
mg/mL)
Klozapin 150-600 tablet (25 mg, 100 mg)
tablet (5 mg, 10 mg), zydis (5
Olanzapin 10-30 mg,10 mg), injeksi (10
mg/mL)
tablet IR (25 mg, 100 mg,
Quetiapin 300-800 200 mg, 300 mg), tablet XR
(50 mg,300 mg, 400 mg)
tablet ( 1 mg, 2 mg, 3 mg),
tetes ( 1 mg/mL), injeksi
Risperidon 2-8
Long Acting(25 mg, 37.5 mg,
50 mg)
Paliperidon 3-9 tablet (3 mg, 6 mg, 9 mg)
Zotepin 75-150 tablet (25 mg, 50 mg)
(Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Jiwa, 2019)
13

c. Kegunaan

Kegunaan obat antipsikotik untuk gangguan jiwa dengan

gejala psikosis, seperti skizofrenia dan depresi psikotik. Obat

antipsikotik dapat juga digunakan untuk menangani gangguan

perilaku serius dan pasien demensia juga untuk keadaan gelisah

akut dan penyakit lata (Tan & Rahardja 2015).

d. Mekanisme Kerja

Antipsikotik bersifat liopil dan mudah masuk ke dalam

CCS (cairan cerebrospinal), memungkinkan obat ini bekerja

secara langsung terhadaf syaraf otak. Mekanisme obat ini pada

taraf bikimiawi belum diketahui secara pasti, tetapi ada petunjuk

kuat bahwa mekanisme ini berhubungan erat dengan dengan

kadar neuroransmiter di otak (Tan & Raharja 2015).

Mekanisme antipsikotik menghambat kuat reseptor

dopamin (D2) di otak dan juga menghambat reseptor D1 atau D4,

1 dan 2 adrenergik, serotonin dan histamin. Riset baru mengenai

otak menunjukkan bahwa blokade D2 tidak cukup untuk

menanggulangi skizofrenia secara efektif, oleh karena itu, neuro

hormon serotonin (5HT2), Glutamat dan GABA perlu dilibatkan

(Tan & Rahardja 2015).

7. Evaluasi Terapi Obat

Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat

yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang telah


14

memenuhi syarat dan dengan harga yang paling murah untuk pasien

dan masyarakat (Kemenkes, 2011).

a. Tepat Indikasi Penyakit

Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik. Antibiotik,

misalnya diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian,

pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi

gejala adanya infeksi bakteri.

b. Tepat Pemilihan Obat

Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis

ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih

harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.

c. Tepat Dosis

Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap

efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya

untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit , akan sangat

beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu

kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.

d. Tepat Interval Waktu Pemberian

Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan

praktis, agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi

pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah

tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari

harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval

setiap 8 jam.
16

B. Kerangka Teori

Etiologi Skizofrenia
- Faktor Genetik

Pasien Skizofrenia Paranoid

Gejala Skizofrenia
1. Gejala Positif Tatalaksana Skizofrenia
2. Gejala Negatif Paranoid
3. Gejala Kognitif

Farmakologi Non Faramakologi

1. Tipikal 1. Fase Akut 1. Pendekatan


2. Atipikal 2. Fase Stabilisasi Psikososial
3. Fase Pemeliharaan 2. ECT (Electro
Convulsive
Therapy)

Evaluasi Terapi Obat


Keterangan :
1. Tepat Obat
: Yang diteliti 2. Tepat Indikasi
3. Tepat Dosis
: Tidak diteliti 4. Tepat Frekuensi

Gambar II.1 Kerangka Teori

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu :

Pasien Skizofrenia
Paranoid Rawat Jalan
Periode 2020

Demografi Pasien : Profil Pengobatan :


1. Umur 1. Jenis Antipsikotik
2. Jenis Kelamin 2. Dosis Antipsikotik

Evaluasi Terapi Obat :


1. Tepat Indikasi
2. Tepat Obat
3. Tepat Dosis
4. Tepat Frekuensi

Gambar III.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian

merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan,

biasanya berisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang

digunakan dan penilaian alat. Berikut ini adalah tabel definisi operasional

yang digunakan dalam penelitian:

17
18

Tabel III.1 Definisi Operasional


No. Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Demografi

a. Umur Lamanya masa Rekam Medis 1. 17-25 tahun Interval


hidup pasien yang 2. 26-35 tahun
dihitung dari 3. 36-45 tahun
tanggal lahir 4. 46-55 tahun
pasien yang 5. 56-65 tahun
dinyatakan dalam 6. >65 tahun
tahun
b. Jenis Tandafisik yang Rekam Medis 1. Laki-laki Nominal
Kelamin teridentifikasi 2. Perempuan
pada pasien dan
dibawa sejak lahir
2. Profil Pengobatan

a. Antipsikotik Obat yang dapat Rekam Medis 1. Tipikal Nominal


menekan fungsi 2. Atipikal
psikis tertentu
tanpa
memengaruhi
fungsi imun
b. Dosis Jumlah zat Rekam Medis 1. Sesuai Nominal
berkhasiat yang 2. Tidak Sesuai
dipergunakan
pasien pada satu
kali pemberian
atau dalam sehari
3. Evaluasi Terapi

a. Tepat Kesesuaian BNF (British 1. Sesuai Nominal


Indikasi kegunaan suatu National 2. Tidak Sesuai
obat pada kondisi Formulary),
penyakit tertentu DIH ( Drug
Information
Handbook)
b. Tepat Obat Kesesuaian BNF (British 1. Sesuai Nominal
pemilihan obat National 2. Tidak Sesuai
yang harus Formulary),
memiliki efek DIH ( Drug
terapi empiris Information
Handbook)
c. Tepat Dosis Kesesuaian BNF (British 1. Sesuai Nominal
jumlah obat yang National 2. Tidak Sesuai
diberikan yang Formulary),
harus berada DIH ( Drug
dalam range Information
terapi Handbook)
d. Tepat Kesesuaian BNF (British 1. Sesuai Nominal
Frekuensi pemberian obat National 2. Tidak Sesuai
yang diberikan Formulary),
berdasarkan sifat DIH ( Drug
obat profil Information
farmakokinetik Handbook)
C. Desain Penelitian
19

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non-eksperimental

dan penyajian data secara deskriptif dengan pengumpulan data retrospektif

yang diambil dari rekam medik pasien skizofrenia paranoid yang masuk

kedalam kriteria inklusi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Islam

Klender periode Januari – Desember 2020.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini di ruang rekam

medis Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan selama 1 bulan terhitung dari

bulan Maret – April 2021.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah lembar

pengumpulan data, buku BNF (British National Formulary) halaman 234-

246, DIH ( Drug Information Handbook) halaman 1154

F. Variabel Penelitian

Variabel yaitu karakteristik dari orang, objek atau kejadian yang

berbeda dalam nilai-nilai yang dijumpai pada oaring, objek atau kejadian

tersebut (Muri, 2014).

Variabel penelitian ini terdiri dari demografi pasien, profil

pengobatan dan evaluasi terapi obat, yaitu:

1. Demografi Pasien : Usia dan Jenis Kelamin


20

2. Profil Pengobatan : Jenis Antipsikotik dan Dosis Terapi

3. Evaluasi Terapi Obat : Tepat Obat, Tepat Dosis ,Tepat Indikasi, Tepat

Frekuensi

G. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan (Muri, 2014).

Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

Skizofrenia Paranoid yang tercatat sebagai pasien di Rumah Sakit Jiwa

Islam Klender Periode Tahun 2020 yang berjumlah 17.621 pasien.

b. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terpilih dan

mewakili populasi tersebut (Muri, 2014).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu pasien

Skizofrenia Paranoid yang memenuhi kriteria inklusi di Instalasi Rawat

Jalan di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Periode Januari – Desember

2020. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini

dengan cara menggunakan rumus slovin.

Rumus Slovin:
21

= 99 ~ 100

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan dalam penelitian

Penelitian ini dilakukan pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling pada pasien skizofrenia paranoid yang

menggunakan terapi antipsikotik dengan menjalani rawat jalan di

Rumah Sakit Jiwa Islam Klender pada periode Januari – Desember

2020.

H. Pengumpulan Data

Setelah peneliti mendapat izin dari pihak rumah sakit untuk

melakukan penelitian maka prosedur pengumpulan data yang dilakukan

adalah sebagi berikut:

1. Prosedur Pengumpulan Data

a) Peneliti mengambil data dari rekam medis pasien meliputi kondisi de

mografi pasien yang terdiri dari nomor rekam medis, jenis kelamin,

usia, diagnosa tipe skizofrenia dan terapi obat yang digunakan.

b) Peneliti memilih data pasien berdasarkan kriteria inklusi yang sudah

ditentukan.
22

c) Data yang terkumpul tersebut dilakukan evaluasi kesesuaian obat,

kesesuaian dosis, kesesuaian indikasi dan kesesuaian frekuensi

d) Peneliti mengolah data dengan bantuan alat pengolah data SPSS 24.

2. Kriteria Inklusi

a) Pasien rawat jalan dengan diagnosa skizofrenia paranoid

b) Pasien Skizofrenia dengan umur 18 tahun – 45 tahun

c) Pasien yang mendapatkan terapi antipsikotik

d) Data rekam medis dan pengobatan yang lengkap

3. Kriteria Eksklusi

a) Pasien dengan komplikasi penyakit lain

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu cara atau proses dalam

memperoleh data atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara

atau rumus tertentu yang dimana berupaya mengubah data yang telah

dikumpulkan menjadi sutu informasi yang dibutuhkan. Dalam pengolahan

data menurut Notoadmodjo 2018 terdapat beberapa tahapan meliputi :

a. Editing

Editing adalah data – data yang sudah dikumpulkan dari lapangan

kemudian melihat apakah ada ketidakserasian (inconsistency), kesesua

iannya terhadap kriteria yang dibutuhkan ataupun jika ada kesalahan –

kesalahan lain.

b. Coding
23

Coding pada langkah ini data yang terkumpul dilakukan peng- "k

odean" atau "coding", yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau hur

uf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1 = laki-

laki, 2 = perempuan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna

dalam memasukan data (data entry).

c. Data Entry dan Processing

Setelah pengkodean selesai dilakukan maka data yang berupa kod

e dimasukan kedalam program atau "software" komputer. Dalam pene

litian ini yaitu dengan menggunakan program IBM SPSS versi 24.

d. Cleaning

Semua data yang telah selesai dimasukan di cek kembali untuk m

elihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidakleng

kapan dan sebagainya. Kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

J. Analisa Data

Analisa data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dil

aksanakan. Analisa data pada penelitian ini yaitu:

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat adalah analisis yang dilakukan pada

setiap variabel dan hasil penelitian di sajikan dalam bentuk distribusi

presentase dari data yang di dapatkan.

Jenis analisa ini digunakan untuk penelitian satu variabel. A

nalisa ini dilakukan terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunak

an statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik tersebut nantinya m

erupakan dasar dari penghitungan selanjutnya.


K. Jadwal Penelitian

Tabel III.2 Jadwal Penelitian

2020 2021
No Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

Penyusunan
1
Proposal

Pengumpulan
dan
2 Perbaikan
Draft
Proposal

Uji Sidang
3
Proposal

4 Penelitian

Analisa Data
5
& Finishing

Pengumpulan
6
Draft Skripsi

Uji Sidang
7
Hasil

24
25

Perbaikan
8
Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengambilan data di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

Islam Klender diperoleh data sebanyak 100 sampel yang masuk kriteria inklusi.

A. Distribusi Pasien Skizofrenia Paranoid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin


Tabel IV. 1 Distribusi Pasien Skizofrenia Paranoid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Karakteristik Pasien Jumlah Pasien Persentase (%


Usia (Tahun)
17 – 25 16 16
26 – 35 33 33
36 – 45 51 51
Jenis Kelamin
Laki-laki 80 80
Perempuan 20 20

1. Usia

Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien skizofrenia paranoid

berdasarkan kelompok usia dalam 3 kelompok yaitu 17-25 tahun, 26-35 tahun,

36-45 tahun. Jumlah terbanyak berada pada usia rentang 36-45 tahun sebanyak

51 pasien (51%), pada usia rentang 26-35 tahun yaitu sebanyak 33 pasien (33%),

pada usia rentang 17-25 tahun sebanyak 16 pasien (16%). Terlihat pada usia

ekstrim lebih dari 20 tahun dan kurang dari 60 tahun memiliki prevalensi

tertinggi terjadi skizofrenia.

Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor beban hidup yang lebih berat.

Beban hidup yang berat tersebut memicu timbulnya stres. Adanya stres dapat

meneyebabkan meningkatkan sekresi neurotransmiter glutamat (suatu senyawa

prekursor GABA) di daerah prefrontal kortek dan dopamin pada sistem limbik

(Savioli 2009). Ketidakseimbangan neurotransmiter inilah yang kemungkinan

dapat menimbulkan terjadinya skizofrenia (Rahaya dan Cahaya 2016). Penelitian


26
27

yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Jakarta Selatan Tahun

2016 menunjukkan paling tinggi pada usia rentang 26-35 tahun (Fadilla, 2016).

2. Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase pasien skizofrenia paranoid di

rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Periode Januari – Desember 2020 yang

paling banyak adalah pasien yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 80 orang dengan

presentase 80%. Faktor jenis kelamin sering dikatakan sebagai salah satu faktor

resiko terjadinya penyakit Skizofrenia. menurut Sutardjo, 2015 dalam buku

Pengantar Psikologi Abnormal hal: 161 menyimpulkan wanita yang

dirumahsakitkan lebih jarang dan memiliki periode waktu yang lebih singkat

daripada laki-laki.

Hal ini dikarenakan laki-laki secara sosial merupakan penopang utama dalam

rumah tangga dan memiliki tingkat tekanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan

perempuan sehingga menimbulkan stress. Siklus stress terjadi karena kadar opiod

diotak rendah, dan secara otomatis akan memicu peningkatan dopamine, sehingga

meningkatkan kewaspadaan dan timbul kegelisahan menyebabkan terjadinya

Skizofrenia.

Penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSJD

Atma Husada Mahakam Samarinda yang menunjukkan penderita skizofrenia

paranoid didominasi oleh laki-laki sebesar 71,3% (Rina dkk, 2018). Penelitian

lain juga menunjukkan hasil yang sama yaitu pasien laki-laki lebih banyak yang

menderita skizofrenia paranoid yaitu sebesar 55,2% (Fadilla dkk, 2016)

B. Distribusi Penggunaan Obat Pada Pasien Skizofrenia Paranoid

Hasil yang diperoleh dari 100 pasien skizofrenia paranoid di RSJ Islam Klender

didapatkan penggunaan obat antipsikotik yang ditunjukkan pada tabel IV. 2 dan obat n

on antipsikotika yang ditunjukkan pada tabel IV. 3. Antipsikotik tunggal tidak banyak
28

diresepkan dibandingkan dengan antipsikotik kombinasi. Penggunaan obat antipsikotik

tunggal yang diberikan adalah obat jenis atipikal. Obat atipikal memberikan efek

samping ekstrapiramidal yang muncul umumnya lebih ringan daripada jenis obat

tipikal. Penggunaan obat antipsikotik kombinasi paling banyak diresepkan adalah kom

binasi obat jenis atipikal dengan atipikal yang ditunjukkan pada tabel IV.2.

Tabel IV. 2 Penggunaan Obat Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam Klen
der
Regimen Jenis Obat Nama Obat Antipsikotika Jumlah Persentase
Antipsikotik Pasien (%)
Tunggal Atipikal RSP 6 6
ARP 5 5
OLZ 6 6
QTP 1 1
CLZ 2 2
Kombinasi 2 Atipikal + RSP + CLZ 17 17
Obat Atipikal ARP + CLZ 3 3
OLZ + CLZ 3 3
QTP + CLZ 5 5
OLZ + RSP 1 1
QTP + RSP 1 1
Atipikal + CLZ + HLP 6 6
Tipikal CLZ + TFP 4 4
QTP + TFP 2 2
RSP + TFP 2 2
OLZ + TFP 2 2
Kombinasi 3 2 Tipikal + HLP + TFP + CLZ 7 7
Obat Atipikal TFP + CPZ + CLZ 1 1
RSP + TFP + CPZ 1 1
2 Atipikal + TFP + CLZ + QTP 4 4
Tipikal
ARP + HLP + CLZ 1 1
CLZ + RSP + CPZ 1 1
QTP + HLP + CLZ 2 2
RSP + TFP + CLZ 5 5
RSP + CLZ + HLP 2 2
RSP + HLP + CLZ 3 3
3 Atipikal RSP + CLZ + ARP 1 1
CLZ + RSP + QTP 1 1
3 Tipikal HLP + TFP + CPZ 1 1
Kombinasi 4 3 Tipikal + CLZ + TFP + HLP + CPZ 1 1
Obat Atipikal
2 Atipikal + RSP + HLP + TFP + CLZ 2 2
2 Tipikal CLZ + TFP + CPZ + QTP 1 1
Total 100 100

Keterangan :

RSP : Risperidone

ARP : Aripiprazole

OLZ : Olanzapine
29

QTP : Quentiapine

CLZ : Clozapine

HLP : Haloperidol

TFP : Trifluoperazine

CPZ : Chlorpromazine

Penggunaan antipsikotika kombinasi yang paling banyak digunakan oleh pas

ien skizofrenia paranoid di RSJ Islam Klender adalah kombinasi risperidone dan clo

zapine yaitu sebesar 17% dari 100 pasien dengan diagnosa skizofrenia paranoid.

Obat Risperidon efektif digunakan untuk mengatasi gejala negatif pada pasien

skizofrenia yang sudah mulai stabil kondisi kejiwaannya dan gejala positif yang

tampak berkurang, namun mulai beralih kepada munculnya gejala negatif. Pada

penggunaan Risperidon efek samping ekstrapiramidal yang muncul umumnya lebih

ringan dibandingkan dengan obat antipsikosik tipikal, sehingga inilah alasan

mengapa Risperidone banyak digunakan. Pengobatan pasien skizofrenia dengan

terapi tunggal terkadang menimbulkan ketidakberhasilan dalam pengobatan, oleh

karena itu pengobatan dengan terapi kombinasi sering digunakan. Salah satunya

yaitu kombinasi antara risperidone dengan clozapin ini. Tujuan dari terapi

kombinasi pada pengobatan pasien skizofrenia yaitu untuk meningkatkan efektivitas

antipsikotik, serta mengurangi resiko efek samping pada kombinasi tertentu (Utami,

2017).

Tabel IV. 3 Jenis Obat Non Antipsikotik yang Digunakan Pasien Skizofrenia Para
noid di RSJ Islam Klender
Nama Obat Non Jumlah
Jenis Obat Persentase (%)
Antipsikotika Pasien
Antikolinergik Trihexyphenidil 73 81,11
Antikonvulsan Divalproex Sodium 9 10
Lorazepam 3 3,33
Klobazam 2 2,22
Antidepresan Sertralin 1 1,11
Fluoxetin 2 2,22
Total 90 100
30

Jenis obat non antipsikotika yang digunakan pada pengobatan skizofrenia pa

ranoid di RSJ Islam Klender berupa obat antikolinergik, antikonvulsan dan antidepr

esan. Obat non antipsikotika yang paling banyak digunakan adalah trihexyphenidil s

ebagai antikolinergik yaitu sebesar 81,11 % dari 100 pasien dengan diagnosa skizof

renia paranoid di RSJ Islam Klender. Triheksifenidil merupakan obat antikolinergik

yang banyak digunakan mengatasi efek ekstrapiramidal. Selain itu juga

triheksifenidil merupakan obat yang paling sering digunakan jika didapatkan gejala

ekstrapiramidal sebagai akibat dari penggunaan terapi obat antipsikotik (Agustina,

2016).

C. Distribusi Kesesuaian Indikasi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid

Tepat indikasi merupakan pemberian suatu obat atau terapi yang harus

disesuaikan dengan penyakit yang di derita oleh pasien, dan penyakit tersebut harus

benar sesuai dengan diagnosis dokter (Depkes RI, 2008). Ketepatan indikasi dari

berbagai antipsikotik disajikan pada tabel IV.4

Tabel IV.4 Kesesuaian Indikasi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam Klender

Kesesuaian Indikasi Jumlah Pasien Persentase (%)


Sesuai 100 100
Tidak Sesuai 0 0
Total 100 100

Tabel IV.4 menunjukkan semua pasien skizofrenia paranoid mendapat terapi

antipsikotik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengobatan pasien skizofrenia paranoid

di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Islam Klender pada tahun 2020 adalah tepat

indikasi sebanyak 100 pasien (100%).

Pasien ini dikatakan tepat indikasi dilihat dari diagnosis dokter menunjukkan

bahwa semua pasien memerlukan terapi antipsikotik. Dilihat dari data pasien
31

semuanya mendapatkan antipsikotik yang sesuai, sehingga semua pasien dikatakan

tepat indikasi.

Penelitian ini juga selaras dengan hasil penilitian yang dilakukan di Instalasi

rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang menunjukan hasil bahwa

antipsikotik yang di gunakan 100% tepat indikasi (Utami, 2017).

D. Distribusi Kesesuaian Pemilihan Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenis

Paranoid

Tepat obat adalah ketepatan pemilihan obat dengan mempertimbangkan

beberapa faktor seperti ketepatan kelas terapi dan jenis obat sesuai dengan kondisi

pasien dengan tujuan mencapai efek terapi sesuai dengan penyakit (Depkes RI, 2008).

Ketepatan obat pada pasien skizofrenia paranoid dibandingkan dengan guideline

British National Formulary (BNF) tahun 2015. Antipsikotik yang dinyatakan tepat

obat adalah yang sesuai dengan obat pilihan pada guideline tersebut. Hasil penelitian

mengenai evaluasi tepat obat yang digunakan pada pasien skizofrenia paranoid

disajikan pada Tabel IV.5.

Tabel IV.5 Kesesuaian Pemilihan Antipsikotika Pada Pasien Skizofrenia

Paranoid di RSJ Islam Klender

Kesesuaian Pemilihan Jumlah Pasien Persentase (%)


Antipsikotika
Sesuai 100 100
Tidak Sesuai 0 0
Total 100 100

Semua antipsikotik yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa Islam sudah

sesuai dengan pedoman yang digunakan yaitu British National Formulary (BNF)

tahun 2015. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian di Rumah

Sakit Jiwa Surakarta yang mendapatkan hasil kesesuaian pemilihan antipsikotik


32

pada pasien skizofrenia sebesar 94,2%. Ketepatan obat pada penelitian di Rumah

Sakit Jiwa Surakarta dinilai dari melihat Pemberian klozapin dianggap tidak tepat

karena gejala pasien tidak ada yang ingin bunuh diri. Klozapin merupakan

antipsikotik yang mampu mengatasi sindrom positif, negatif, serta kognitif tanpa

menyebabkan gejala ekstrapiramidal, dan digunakan sebagai pilihan pertama untuk

menangani pasien dengan kasus depresi berat dan keinginan bunuh diri (Fatemi &

Folsom 2009). Klozapin merupakan antipsikotik golongan dibenzodiazepin.

Klozapin merupakan obat efektif, aksinya cepat, merupakan antipsikotik dengan

spectrum luas baik pada pasien skizofrenia terkontrol maupun tidak terkontrol.

Klozapin digunakan untuk pasien skizofrenia yang parah dan gagal merespon terapi

antipsikotik yang memadai (Tan dan Rahardja 2007).

Pemilihan obat antipsikotik dipengaruhi oleh tingkat sedasi yang diinginkan

dan kerentanan pasien terhadap efek samping ekstrapiramidal. Bagaimanapun

perbedaan antara obat antipsikotik merupakan hal yang tidak begitu penting

dibanding respon pasien terhadap obat. Selain medikasi antipsikotik dari

pengobatan skizofrenia, intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis

seperti dukungan keluarga dan terapi (Utami,2017).

E. Distribusi Kesesuaian Dosis Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid

Dosis sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang

berlebihan, khususnya untuk obat dengan rentang terapi yang sempit, akan sangat

beresiko timbulnya efek toksik. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan

menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan serta dapat menimbulkan resistensi

antibiotika dan dapat menyebabkan komplikasi lain (Kemenkes RI, 2011).

Dari hasil penelitian ini didapatkan sesuai dosis sebanyak 92 pasien (92%) dan tidak

sesuai dosis sebanyak 8 pasien (8%)


33

Tabel IV.6 Kesesuaian Dosis Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam
Klender
Kesesuaian Dosis Jumlah Pasien Persentase (%)
Sesuai 92 92
Tidak Sesuai 8 8

Total 100 100

Tabel IV.7 Ketidaksesuaian Dosis Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam Klender

No. Kasus Jenis Dosis per Literatur Keterangan %


Antipsikotik hari
7, 78 Clozapine 1 x 6,25 mg 12,5mg -450mg/hari Tidak Sesuai 2
46 1x 10 mg 1
11, 42, 47 Chlorpromazine 1 x 100 mg 200-400mg/hari Tidak Sesuai 3
88 Olanzapine 1 x 2,5 mg 5-20mg/hari Tidak Sesuai 1
97 Trifluoperazine 1 x 2,5 mg 4-40mg/hari Tidak Sesuai 1
Clozapine 1 x 6,25 mg 12,5mg -450mg/hari
Total 8

Kriteria tidak sesuai dosis untuk antipsikotik apabila terdapat salah satu

obat yang tidak sesuai dari dosis berdasarkan Drug Information Handbook tahun

2008-2009 maka dapat dikatakan tidak sesuai dosis. Pada kasus no. 7, 78, 46 dan

97 dikatakan tidak sesuai dosis karena dosis yang diberikan adalah 6,25

sedangkan menurut literatur dosis clozapine adalah 12,5mg-450mg/hari. Pada

kasus no. 11, 42 dan 47 dikatakan tidak sesuai dosis karena dosis yang diberikan

adalah 100mg sedangkan menurut literatur dosis chlorpromazine adalah 200-

400mg/hari. Pada kasus no. 88 dikatakan tidak sesuai dosis karena dosis yang

diberikan 2,5mg sedangkan menurut literatur dosis olanzapine adalah 5-20mg/hari.

Pada kasus no. 97 dikatakan tidak sesuai dosis karena dosis yang diberikan 2,5mg

sedangkan menurut literatur dosis trifluoperazine adalah 4-40mg/hari.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2017 bahwa masih terdapat

ketidaksesuaian dosis sebesar 3,3% (Utami, 2017).


34

F. Distribusi Kesesuaian Frekuensi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid


Tepat frekuensi adalah aturan pemakaian yang telah ditentukan perharinya.

Semakin besar frekuensi yang diberikan, semakin besar kemungkinan

ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Evaluasi ketepatan frekuensi

penggunaan obat antipsikotik yaitu dengan membandingkan dari informasi

frekuensi penggunaan obat yang tertera pada literatur Drug Information Handbook

2008-2009.

Tabel IV.8 Kesesuaian Frekuensi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam Klender

Kesesuaian Frekuensi Jumlah Pasien Persentase (%)


Sesuai 73 73
Tidak Sesuai 27 27
Total 100 100

Tabel IV.8 menunjukan distribusi ketepatan frekuensi pemberian

antipsikotik pada pasien skizofrenia paranoid, dari hasil penelitian didapatkan tepat

frekuensi pemberian antipsikotik sebesar 73% dan tidak tepat sebesar 27 % dari 100

pasien.

Frekuensi pemberian obat merupakan penentu dalam memaksimalkan proses

terapi obat, karena menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan

absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya

obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of action),

intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat

untuk memberikan respons tertentu.

Tabel IV.9 Ketidaksesuaian Frekuensi Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di RSJ Islam Klender

No. Kasus Jenis Frekuensi Literatur Keterangan %


Antipsikotik
1 Trifluoperazine 1 x sehari 2 x sehari Tidak Sesuai 6
28, 42, 59, 3 x sehari
69, 82
35

2, 5, 16, 35 Risperidone 3 x sehari 2 x sehari Tidak Sesuai 6


90, 95 1 x sehari
6, 37 Risperidone 3 x sehari 2 x sehari Tidak Sesuai 3
Trifluoperazine 3 x sehari 3 x sehari
98 1 x sehari
1 x sehari
14 Clozapine 3 x sehari 1 – 2 x sehari Tidak Sesuai 1
Trifluoperazine 3 x sehari 3 x sehari
25, 60 Haloperidol 1 x sehari 2 – 3 x sehari Tidak Sesuai 2
27, 97 Haloperidol 1 x sehari 2 – 3 x sehari Tidak Sesuai 2
Trifluoperazine 1 x sehari 3 x sehari
29 Olanzapine 2 x sehari 1 x sehari Tidak Sesuai 1
31, 38, 57 Quetiapine 1 x sehari 2 – 3 x sehari Tidak Sesuai 3
40 Risperidone 3 x sehari 2 x sehari Tidak Sesuai 1
Clozapine 3 x sehari 1 – 2 x sehari
48 Clozapine 3 x sehari 1 – 2 x sehari Tidak Sesuai 1
72 Haloperidol 1 x sehari 2 – 3 x sehari Tidak Sesuai 1
Trifluoperazine 1 x sehari 3 x sehari
Risperidone 1 x sehari 2 x sehari
Total 27

Penentuan frekuensi pemberian obat dengan fungsi organ normal dapat

ditentukan dengan melihat nilai waktu paruh (t1/2) obat. Waktu paruh (t1/2)

haloperidol 12 jam, sehingga cukup diberikan 2 kali sehari. Waktu paruh (t1/2)

Trifluoperazine adalah 8 jam, sehingga diberikan 3 kali sehari. Waktu paruh (t1/2)

Clozapine adalah 12-24 jam, sehingga Clozapine cukup diberikan 1 atau 2 kali

sehari agar dapat mempertahankan kadar obat dalam plasma. Waktu paruh (t1/2)

Risperidone adalah 12 jam, sehingga diberikan 2 kali sehari. Waktu paruh (t1/2)

Quentiapin 8-12 jam, sehingga diberikan 2-3 kali sehari. Waktu paruh (t1/2)

Olanzapine 31 jam, kadar puncak plasma dicapai 5 jam pemberian Olanzapine

dengan satu kali dosis (Utami, 2017).


BAB V

36
37

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan data demografi pasien rawat jalan penyakit skizofrenia

paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender diperoleh paling banyak

adalah laki-laki sebanyak 80 pasien (80%) dan perempuan sebanyak 20

pasien (20%).Berdasarkan umur jumlah terbanyak berada pada usia rentang

36-45 tahun sebanyak 51 pasien (51%).

2. Antipsikotik tunggal yang paling banyak digunakan adalah golongan

atipikal yaitu Risperidone dan Olanzapine masing-masing sebesar 6%

dan antipsikotik kombinasi yang paling banyak digunakan adalah

kombinasi golongan atipikal dengan atipikal yaitu Risperidone dengan

Clozapine sebesar 17%.

3. Hasil evaluasi kesesuaian penggunaan antipsikotik pada pasien

skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender sesuai kategori

tepat indikasi sebanyak 100 pasien (100%).

4. Hasil evaluasi kesesuaian penggunaan antipsikotik pada pasien

skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender sesuai kategori

tepat obat sebanyak 100 pasien (100%).

5. Hasil evaluasi kesesuaian penggunaan antipsikotik pada pasien

skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender sesuai kategori

tepat dosis sebanyak 37 pasien (92%). Tidak tepat dosis sebanyak 4

pasien (8%).

6. Hasil evaluasi kesesuaian penggunaan antipsikotik pada pasien

skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender sesuai kategori


38

tepat frekuensi sebanyak 73 pasien (73%). Tidak tepat

frekuensi sebanyak 27 pasien (27%).

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang evaluasi

penggunaan antipsikotik pada pasien skizofrenia paranoid di

Rumah Sakit Jiwa Islam Klender dengan pengambilan data

secara prospektif agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat.

2. Diharapkan penulisan data rekam medik lebih jelas dan lengkap

untuk menghindari kesalahan dalam membaca bagi peneliti

berikutnya.
37
DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2018). The American Psychiatric Association


Practice Guideline For The Treatment.

Birx, H., & Campbell, C. (2012). Human Brain. In 21st Century Anthropology: A
Reference Handbook.

[Depkes RI] Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Informatorium


Obat Nasional Indonesia. Badan POM RI. Jakarta: Gramedia.

Depkes RI (2009). Klasifikasi Umur Menurut Kategori. Jakarta: Ditjen Yankes.

Fadilla, A. R., & Puspitasari, R. M. (2015). Evaluasi Ketepatan Penggunaan


Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Rawat Inap. 41–46.

[FKUI] Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. Buku Ajar : Psikiatri.


Jakarta : Departement Kedokteran Universitas Indonesia.

Ikawati, Z., & Anurogo, D. (2014). Tatalaksana Terapi Penyakit Sistem Syaraf
Pusat (Y. Anggraini (ed.); Kesatu). Bursa Ilmu.

Infodatin. (2019). Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional. Kementerian


Kesehatan RI, 1–192.

Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait
III. Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 65.

Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatn RI (W.
Widiantini (Ed.)).

Muri, A. Y. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan (Pertama). Kencana.

Paramitha, R., Elina, E., & Kartika, M. (2018). Analisis Rasionalitas Penggunaan
Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat Inap RSJD Atma
Husada Mahakam Samarinda Tahun 2016. 15(1), 19–28.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. (2012). Pedoman Nasional


Pelayanan Kedokteran (PNPK). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Sampieri, R. H. (n.d.). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait.
634.

Sani Ayub Ibrahim. (2011). Skizofrenia Spliting Personality (1st ed.).

Tan HT & Rahardja K. 2007. Obat-Obat Penting. Edisi 6. Departemen Kesehatan


RI. Jakarata: PT Gramedia.

Tan H.T. & Rahardja K. 2015. Obat-obat Penting. Edisi 7. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Yulianty, M. D., Cahaya, N., & Srikartika, V. M. (2017). Studi Penggunaan


Antipsikotik dan Efek Samping pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum Kalimantan Selatan. 3(May), 153–164.
Lampiran 1. Surat Permohonan Pengambilan Data
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampian 3. Surat Keterangan Kaji Etik
Lampiran 4. Lembar Pengumpulan Data

LEMBAR PENGUMPULAN DATA

Jenis Tepat
No. No. RM Nama Tanggal Umur Terapi Tepat Obat Tepat Indikasi Tepat Dosis Literatur
Kelamin Frekuensi
Stelazine 5 mg 1 x 1 S TS 4-40mg/hari
Ny. N Thp 2 mg 1 x 1
1 002291 22/12 P 44 S S
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Risperidone 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
Tn. RA Thp 2 mg 3 x 1
2 005411 22/12 L 36 S S
Clozapin 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Clobazam 10 mg 2 x 1 S S
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
3 015640 Tn. M 22/12 L 36 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapin 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari

Ny. SN Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari


4 007997 22/12 P 41 S S
Clozapin 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari

Risperidone 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
5 016955 Tn. N 22/12 L 36 Thp 2 mg 3 x 1 S S
Clozapin 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
6 007936 Tn. MJ 22/12 L 40 Thp 2 mg 3 x 1 S S
Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari

Tn. DA Risperidone 1 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari


7 017697 22/12 L 30 S S
Clozapin 6,25 mg 1 x 1 TS S 12,5mg-450mg/hari

8 016483 Tn. AZ 22/12 l 44 Risperidon 2 mg 2 x 1 S S S S 2-8mg/hari


Thp 2 mg 2 x 1
Clozapin 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Olanzepin 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
9 018298 Tn. DK 22/12 l 26 Stelazine 2,5 mg 2 x 1 S S S S 4-40mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Risperidon 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
10 016367 Tn. WH 23/12 l 36 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapin 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidon 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. K Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
11 015541 23/12 l 35 S S
Cpz 100 mg 1 x 1 TS S 200-400mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1

12 013784 Tn. W 23/12 L 33 Risperidon 2 mg 2 x 1 S S S S 2-8mg/hari

Risperidon 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. N Thp 2 mg 2 x 1
13 012115 22/12 L 33 S S
Haloperidol 2 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Clozapin 100 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari
Clozapin 100 mg 3 x 1 S TS 12,5mg-450mg/hari
Tn. AR Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
14 008269 22/12 L 29 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
Clozapin 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari
Tn. FY Risperidon 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
15 014653 22/12 L 30 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Clozapin 25 mg 2 x1 S S 12,5mg-450mg/hari
Thp 2 mg 3 x 1
16 004700 Tn. AN 21/11 L 36 Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S S S 0,5mg-30mg/hari
Risperidon 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
Depakote er 500 mg 2 x 1
Clozapin 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
17 015070 Ny. HN 24/12 P 25 Depakote er 500 mg 1 x 1 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Tn. TM Thp 2 mg 2 x 1
18 007414 26/12 L 41 S S
Clozapin 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Depakote er 250 mg 1 x 1
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Tn. MY 28/12
19 013227 L 22 Clozapine 25 mg 1 x ½ S S S S 12,5mg-450mg/hari
25/11
Thp 2 mg 1 x 1
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Tn. DC Thp 2 mg 2 x 1
20 013861 26/12 L 29 S S
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Ny. BA Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari


21 013546 28/12 P 31 S S
Clozapin 50 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari


Tn. AR Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
22 008770 28/12 L 37 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari

23 016843 Tn. AD 28/12 L 22 Abilify 10 mg 1 x 1 S S S S 10-15mg/hari

Tn. J Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari


24 002364 28/12 L 40 S S
Haloperidol 5 mg 1 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari

Tn. S Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari


25 006775 28/12 L 33 S S
Haloperidol 5 mg 1 x 1 S TS 0,5mg-30mg/hari

Risperidone 1 mg S S
Ny. S Thp 1 mg 2-8mg/hari
26 017431 23/12 P 38 S S
Da in caps dtd no 60
2x1
27 007033 Ny. C 23/12 P 40 Haloperidol 2 mg 1 x 1 S S S TS 0,5mg-30mg/hari
Stelazine 5 mg 1 x1 S TS 4-40mg/hari
12,5mg-450mg/hari
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S
Clozapin 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Tn. IW Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
28 012612 23/12 L 38 S S
Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
Thp 2 mg 3 x 1

Tn. DB Olanzepine tab


29 015826 23/12 L 18 S S S TS 5-20mg/hari
10 – 0 - 5

Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
30 010680 Tn. R 23/12 L 26 Depakote er 250 mg 1 x 1 S S
Thp 2 mg 1 x 1
Seroquel Xr 300 mg 1 x 1 S TS 300-800mg/hari
Ny. PL Stelazine 10 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
31 008477 23/12 P 31 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

32 015800 Tn. MS 23/12 L 24 Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S S S 5-20mg/hari

33 014477 Tn. MF 23/12 L 21 Abilify 15 mg 1 x 1 S S S S 10-15mg/hari

Tn. FH Abilify 15 mg 1 x 1 S S 10-15mg/hari


34 012192 23/12 L 35 S S
Lorazepam 2 mg 1 x 1

Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
35 015876 Tn. LH 24/12 L 37 Risperidone 2 mg 3 x 1 S S S TS 2-8mg/hari
Thp 2 mg 3 x 1
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
36 010783 Tn. CP 23/12 L 40 Risperidone 2 mg 2 x 1 S S S S 2-8mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Risperidone 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
Tn. TA Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
37 016455 24/12 L 26 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Clozapine 25 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

38 013275 Tn. CH 24/12 L 38 Seroquel Xr 200 mg 1 x 1 S S S TS 300-800mg/hari

Tn. AR Abilify 15 mg 1 x 1 S S
39 017612 24/12 L 24 S S 10-15mg/hari
Thp 2 mg 1 x 1

Risperidone 2 mg 3 x 1 S TS 2-8mg/hari
40 017496 Tn. RR 23/12 L 23 Thp 2 mg 3 x 1 S S
Clozapine 25 mg 3 x 1 S TS 12,5mg-450mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
41 002831 Tn. AF 28/12 L 39 Stelazine 5 mg 2 x 1 S S S S 4-40mg/hari
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Cpz 100 mg 2 x 1 S S 200-400mg/hari
Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Tn. W Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
42 015514 28/12 L 44 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Cpz 100 mg 1 x 1 TS S 200-400mg/hari

Tn. A Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari


43 015906 29/12 L 21 S S
Thp 2 mg 2 x 1

Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
44 014328 Tn. I 29/12 L 38 Clozapine 25 mg 1 x 1 S S S S 12,5mg-450mg/hari
Thp 2 mg 1 x 1
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. Z Thp 2 mg 2 x 1
45 016849 29/12 L 30 S S
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Abilify 10 mg S S 10-15mg/hari
Ny. S Clozapine 10 mg TS S 12,5mg-450mg/hari
46 010728 29/12 P 39 S S
Mf caps da in caps no XXX
1x1
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
47 003248 Tn. BP 29/12 L 43 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Cpz 100 mg 1 x 1 TS S 200-400mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Clozapine 100 mg 3 x 1 S TS 12,5mg-450mg/hari
Tn. Y Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
48 012018 29/12 L 24 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Cpz 100 mg 2 x 1 S S 200-400mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Tn. Y Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
49 008611 29/12 L 36 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Ny. C Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
50 009311 30/12 P 26 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Fluoxetine 20 mg 1 x 1
Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
51 010557 RM L 39 28/12 Stelazine 5 mg 2 x 1 S S S S 4-40mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
52 016783 Tn. L L 18 28/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Tn. A Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
53 008855 L 40 28/12 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
54 010490 Tn. NR L 37 28/12 Stelazine 5 mg 2 x 1 S S S S 4-40mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 100 mg S S 12,5mg-450mg/hari
Thp 2 mg
55 016584 Tn. TT L 27 28/12 Haloperidol 5 mg S S S S 0,5mg-30mg/hari
Mf pulv dtd no 60
2x1
Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
56 011985 Tn. R L 25 28/12 Risperidone 2 mg 1 x 1 S S S S 2-8mg/hari
Thp 2 mg 1 x 1

Tn. J Seroquel Xr 200 mg 1 x 1 TS TS 300-800mg/hari


57 014842 L 25 28/12 S S
Clozapine 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari

Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
58 011772 Tn. M L 30 29/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Ny. C Thp 2 mg 3 x 1
59 014246 P 42 29/12 S S
Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
Fluoxetine 20 mg 1 x 1
Abilify 15 mg S S 10-15mg/hari
Thp 2 mg
Ny. F Haloperidol 2 mg S TS 0,5mg-30mg/hari
60 007848 P 29 29/12 S S
Clozapine 100 mg S S 12,5mg-450mg/hari
Mf da in caps dtd no 30
1x1

Tn. L Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari


61 017340 L 24 29/12 S S
Thp 2 mg 1 x 1

Tn. J 5-20mg/hari
62 017441 L 38 30/12 Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S S S

63 007852 Tn. MA L 29 30/12 Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S S S


Depakote Er 250 1 x 1 5-20mg/hari
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S
12,5mg-450mg/hari

Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 300-800mg/hari


Ny. E S S
64 012771 P 28 30/12 Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
S S
Thp 2 mg 1 x 1
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. A Thp 2 mg 2 x 1
65 013168 L 33 30/12 S S
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Tn. R Clozapine 25 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari
66 010444 L 34 30/12 S S
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
67 002449 Tn. R L 41 30/12 Stelazine 5 mg 2 x 1 S S S S 4-40mg/hari
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. D Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
68 014046 L 32 31/12 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Tn. S Thp 2 mg 3 x 1
69 014405 L 35 30/12 S S
Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. M Thp 2 mg 2 x 1
70 009606 L 36 22/12 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Abilify 10 mg 1 x 1 S S 10-15mg/hari
Risperidon 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. R Thp 2 mg 2 x 1
71 010606 L 34 22/12 S S
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Seroquel Xr 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
Haloperidol 5 mg S TS 0,5mg-30mg/hari
Stelazine 5 mg S TS 4-40mg/hari
Thp 2 mg
72 008931 Tn. E L 36 30/12 Risperidon 3 mg S S S TS 2-8mg/hari
Clozapine 12,5 mg S S 12,5mg-450mg/hari
Mf pulv da in caps dtd 30S
1x1
Risperidone 2 mg 1 x 1 S S 2-8mg/hari
73 014432 Tn. R L 39 31/12 Thp 2 mg 1 x 1 S S
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
74 009041 Ny. H P 43 31/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Tn. C Abilify 10 mg 1 x 1 S S 10-15mg/hari


75 018336 L 22 22/12 S S
Depakote ER 500 mg 1 x 1

Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. B Thp 2 mg 2 x 1
76 017293 L 42 22/12 S S
Stelazine 5 mg 2 x ½ S S 4-40mg/hari
Lorazepam 2 mg 1 x 1
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
77 015775 Tn. J L 26 31/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Tn. D Risperidone 1 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari


78 017697 L 30 22/12 S S
Clozapine 6,25 mg 1 x 1 TS S 12,5mg-450mg/hari

Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
79 016000 Ny. I P 30 22/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Sertraline 50 mg 1 x 1
80 017030 Tn. D L 37 23/12 Risperidone 2 mg 2 x 1 S S S S 2-8mg/hari
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
81 016546 Tn. A L 42 30/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Clozapine 100 mg 1 x ½ S S 12,5mg-450mg/hari
Tn. A Stelazine 5 mg 3 x 1 S TS 4-40mg/hari
82 012025 L 20 30/12 S S
Thp 2 mg 3 x 1
Haloperidol 5 mg 3 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Clozapine 12,5 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
83 017669 Tn. A L 36 22/12 Haloperidol drop 2 x 5 tts S S S S
3 botol

84 012909 Tn. H L 37 22/12 Clozapine 25 mg 1 x 1 S S S S 12,5mg-450mg/hari

Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. P Thp 2 mg 2 x 1
85 014750 L 41 28/12 S S
Haloperidol 5 mg 2 x 1 S S 0,5mg-30mg/hari
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Seroquel XR 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari
86 010031 Ny. K P 37 22/12 Thp 2 mg 1 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Tn. P Abilify 10 mg 1 x 1 S S 10-15mg/hari


87 017029 L 43 23/12 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

88 012923 Tn. J L 38 23/12 Olanzepine 5 mg 1 x 1/2 S S TS S 5-20mg/hari

Depakote ER 500 mg 1 x 1
89 004298 Tn. S L 40 23/12 Clozapine 25 mg 1 x 1 S S S S 12,5mg-450mg/hari
Abilify 10 mg 1 x 1 S S 10-15mg/hari
90 014680 Tn. K L 35 23/12 Risperidone 2 mg 1 x 1 S S S TS 2-8mg/hari

Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Tn. J Depakote Er 250 mg 1 x 1
91 013463 L 38 24/12 S S
Thp 2 mg 2 x 1
Clozapine 100 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari
Ny. N Thp 2 mg 2 x 1
92 015040 P 27 28/12 S S
Lorazepam 1 mg 1 x 1
Depakote ER 250 mg 1 x 1
Olanzepine 10 mg 1 x 1 S S 5-20mg/hari
93 014965 Ny. N P 40 28/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Clozapine 25 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Tn. A Thp 2 mg 2 x 1
94 004655 L 38 28/12 S S
Cpz 100 mg 2 x 1 S S 200-400mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari
Risperidone 2 mg 1 x 1 S TS 2-8mg/hari
95 014448 Tn. F L 32 28/12 Thp 2 mg 1 x 1 S S
Clozapine 12,5 mg 1 x 1 S S 12,5mg-450mg/hari

Ny. F Risperidone 2 mg 2 x 1 S S 2-8mg/hari


96 018149 P 30 30/11 S S
Thp 2 mg 2 x 1

0,5mg-30mg/hari
Haloperidol 5 mg S TS
4-40mg/hari
Stelazine 2,5 mg TS TS
12,5mg-450mg/hari
Ny. D Clozapine 6,25 mg TS S
97 010393 P 37 28/12 S S
Mf pulv daincaps dtd no 30
1 x 1 malam
Clobazam 10 mg 1 x 1
98 014081 Tn. Y L 39 28/12 clozapine 100 mg 1 x 1 S S S S 12,5mg-450mg/hari
thp 2 mg 1 x 1
stelazine 5 mg 1 x 1 S TS 4-40mg/hari
risperidone 2 mg 1 x 1 S TS 2-8mg/hari
12,5mg-450mg/hari
Clozapine 100 mg 2 x 1 S S
Tn. W 4-40mg/hari
99 010486 L 38 29/12 Stelazine 5 mg 2 x 1 S S S S
Thp 2 mg 2 x 1

Seroquel XR 200 mg 2 x 1 S S 300-800mg/hari


100 008371 Ny. E P 38 28/12 Thp 2 mg 2 x 1 S S
Stelazine 5 mg 2 x 1 S S 4-40mg/hari
Lampiran 2. Cover Rekam Medis
Lampiran 3. Form Biodata Pasien
Lampiran 4. Catatan Pengobatan Pasien
Lampiran 5. Salinan Resep Obat
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pasien

N Valid 100 100

Missing 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 80 80.0 80.0 80.0

Perempuan 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Usia Pasien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17 - 25 Tahun 16 16.0 16.0 16.0

26 - 35 Tahun 33 33.0 33.0 49.0

36 - 45 Tahun 51 51.0 51.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Statistics

Tepat Obat Tepat Indikasi Tepat Dosis Tepat Frekuensi

N Valid 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Tepat Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tepat 100 100.0 100.0 100.0

Tepat Indikasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tepat 100 100.0 100.0 100.0

Tepat Dosis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tepat 92 92.0 92.0 92.0

Tidak Tepat 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tepat Frekuensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tepat 73 73.0 73.0 73.0

Tidak Tepat 27 27.0 27.0 100.0


Total 100 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai