Anda di halaman 1dari 6

7.

2 TUGAS TUTORIAL 1
NO. URUT : 10
NAMA : Dini Yuliani
NIM : 857492574
KELAS : A Pokjar Katapang
TUGAS TUTORIAL KE 1
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4500/TUGAS AKHIR PROGRAM/4
PROGRAM STUDI S1 PGSD

Nama Penulis : Taswadi, Dr., M.Sn.


Nama Penelaah : Drs. Hadi Haryadi, M.Pd
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Petunjuk : Buku Panduan
Baca dan cermati kasus pembelajaran Bahasa Indonesia di bawah Tugas Akhir
ini ! Program Program
Setelah semua anak masuk kelas. Pak Hikmat, guru kelas 5 SD Sarjana FKIP Edisi
berdiri di depan kelas sambil mengucapkan salam. “Selamat pagi, ke-12 hal 101
anak-anak!”. “Selamat pagi, pak! jawab siswa serentak. Pak
Hikmat kemudian mengabsen siswa. Ada tiga siswa tidak hadir di
sekolah karena sakit. Pak Hikmat bangkit dari tempat duduknya
sambil bertanya kepada seluruh siswa. “Sekarang pelajaran apa
anak-anak?”, “pelajaran bahasa Indonesia, Pak!”, jawab siswa
serentak. “Nah, sekarang buka buku halaman 25! , seluruh siswa
melakukan apa yang diperintahkan Pak Hikmat. “Sudah, Pak!”
ujar beberapa siswa. Pak Hikmat memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca dalam hati secara individu selama 10 menit. Siswa
dengan tertib dan tenang melaksanakan tugas Pak Hikmat. Ketika
sedang membaca, Dedi dan Iwa terlihat asyik mengobrol sehingga
teman-temannya terganggu. Pak Hikmat terlihat kesal, dengan
suaranya yang keras Pak Hikmat menegur Dedi dan Iwa. “Dedi,
Iwa, sudah selesai membacanya?” “Belum, Pak! jawab Dedi dan
Iwa serentak, “cepat kalian baca, jangan ngobrol saja!”. Dedi dan
Iwa segera mematuhi perintah Pak Hikmat, tetapi lima menit
kemudian mereka mengulang kembali perbuatannya. Pak Hikmat
membiarkan mereka berbicara dan kelihatan acuh tak acuh
terhadap kelakuan Dedi dan Iwa. Setelah siswa selesai membaca
cerita pendek berjudul “cita-citaku” karya Wawan, Pak Hikmat
langsung memberikan pertanyaan kepada Dedi. “Dedi, siapa tokoh
utama dalam cerita tersebut?”, “tidak tahu, Pak! jawab Dedi. Tak
lama kemudian Pak Hikmat mendekati bangku Dedi dan Iwa, lalu
memarahi mereka, ternyata kalian tidak bisa menjawab pertanyaan
bapak. Dari tadi kalian hanya ribut saja!”. Semua siswa diam saja.
Kemudian Pak Hikmat menyuruh siswa mengerjakan semua
pertanyaan dalam buku catatan. Setelah selesai mengerjakan
semua pertanyaan Pak Hikmat menyuruh siswa mengumpulkan
pekerjaannya di mejanya. Pak Hikmat kemudian menjelaskan
materi yang berkaitan dengan tema, tokoh, alur, dan tempat
kejadian. Setelah materi disampaikan, Pak Hikmat melakukan
tanya jawab. Dengan berakhirnya kegiatan tanya jawab tersebut,
Pak Hikmat menutup pelajaran bahasa Indonesia dan
meninggalkan kelas.
Analisislah proses pembelajaran yang dilakukan Pak Hikmat
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, hingga akhir, kemudian
jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Bacalah dengan cermat proses pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas 5 SD tersebut dan temukan kelemahan-
kelemahan dalam pembelajaran tersebut!
2. Analisislah tiga kelemahan utama berkaitan dengan nomor
satu! 40
3. Berdasarkan analisis yang telah Saudara lakukan terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pak Hikmat, buatlah
tiga rumusan masalah utama sesuai permasalahan pada 30
nomor dua!
30

* coret yang tidak sesuai

JAWABAN :
1. Bacalah dengan cermat proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 5 SD tersebut
dan temukan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran tersebut!
Kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran yang dilakukan pak Hikmat:
Terdapat kelemahan yang dilihat pada kasus Pak Hikmat, diantaranya:
1. Kegiatan Awal: Pak Hikmat memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen
siswa, dan menanyakan mata pelajaran yang akan diajarkan. Setelah itu, ia meminta
siswa untuk membuka buku mereka pada halaman tertentu.
Yang tidak dilakukan pak Hikmat pada kegiatan awal diantaranya :
a. Pak Hikmat tidak mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum mengawali
kegiatan pembelajaran.
b. Pak Hikmat tidak mengkondisikan kelas atau melakukan kesepakatan kelas supaya
pembelajaran dikelas berjalan dengan kondusif. kedisiplinan dapat mengontrol perilaku
peserta didik agar tercapainya kelas yang kondusif.yaitu kelas yang mendukung tercapainya
tujuan kegiatan belajar mengajar. (Adinoto, Prayogi.2019)
c. Pak Hikmat tidak menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
Pak Hikmat tidak melakukan apersepsi kepada siswa, kemungkinan ada beberapa
siswa yang lupa tentang pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.Prinsip apersepsi
dalam membuka pembelajaran sangat penting bagi penguatan struktur kognitif
peserta didik Membuka pembelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru
untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi peserta didik
agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari . (Suyono dan Harianto, 2011)
d. Pak Hikmat tidak menjelaskan manfaat pembelajaran dan Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga siswa tidak mengerti apa
yang sebaiknya dilakukan, dan apa yang harus di lakukan
2. Kegiatan Inti: Di sini, Pak Hikmat memberikan tugas kepada siswa untuk membaca teks
dalam hati selama 10 menit. Namun, ada gangguan dari dua siswa, Dedi dan Iwa, yang
berbicara saat kegiatan membaca. Setelah kegiatan membaca, Pak Hikmat memberikan
pertanyaan pada Dedi dan memarahinya karena tidak dapat menjawab. Kemudian, Pak
Hikmat menjelaskan materi dan meminta siswa mengerjakan pertanyaan yang ada di
buku catatan.
Dari kasus pembelajaran Bahasa Indonesia di atas, berikut adalah kegiatan inti yang
tidak dilakukan Pak Hikmat:
a. Meskipun siswa diminta untuk membaca, tidak ada indikasi bahwa mereka
diminta untuk melakukan pengamatan khusus terhadap teks, seperti
mengidentifikasi unsur-unsur cerita atau gaya bahasa.
b. Pak Hikmat mengajukan pertanyaan, tetapi tidak ada indikasi bahwa siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri berdasarkan bacaan
atau diskusi.
c. Siswa tidak diberi kesempatan untuk praktik langsung, seperti berlatih menulis
atau berbicara berdasarkan materi yang telah dibaca.
d. Meskipun ada pertanyaan yang diajukan oleh Pak Hikmat, tidak ada kegiatan
yang mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang mereka baca dengan
pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.
e. Kegiatan komunikasi terbatas pada tanya jawab antara Pak Hikmat dengan siswa,
tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan pemahaman atau
interpretasi mereka tentang bacaan.
3. Kegiatan Akhir: Setelah menjelaskan materi, Pak Hikmat melakukan tanya jawab dengan
siswa. Pelajaran diakhiri dengan Pengumpulan pekerjaan siswa.
Berikut adalah kegiatan Penutup yang tidak dilakukan Pak Hikmat:
a. Refleksi Pembelajaran: Pak Hikmat tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merenung atau melakukan refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari
pada hari itu.
b. Pemberian Umpan Balik: Meskipun Pak Hikmat mengumpulkan pekerjaan siswa,
tidak ada indikasi bahwa dia memberikan umpan balik langsung kepada siswa
tentang hasil pekerjaan mereka.
c. Pemberian Ringkasan: Pak Hikmat tidak memberikan ringkasan atau menyoroti
poin-poin penting dari materi yang telah diajarkan pada hari itu.
d. Penjelasan tentang Materi Berikutnya: Pak Hikmat tidak memberi tahu siswa apa
yang akan mereka pelajari pada pertemuan berikutnya atau memberikan
gambaran umum tentang materi yang akan datang.
e. Evaluasi Diri Siswa: Pak Hikmat tidak meminta siswa untuk mengevaluasi diri
mereka sendiri, misalnya dengan meminta mereka untuk menilai pemahaman
mereka sendiri tentang materi atau mencatat hal-hal yang mereka temukan sulit.
f. Pemberian PR atau Tugas Tambahan: Tidak disebutkan bahwa Pak Hikmat
memberikan pekerjaan rumah atau tugas tambahan sebagai lanjutan dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Metode pemberian pekerjaan rumah (PR)
adalah tugas yang diberikan setelah proses pembelajaran atau penyampaian
materi guna mengukur sejauh mana kemampuan siswanya (Syaiful Sagala,2006)
2. Analisislah tiga kelemahan utama berkaitan dengan nomor satu!
Berdasarkan analisis yang telah Saudara lakukan terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Pak Hikmat,
2. Analisis Tiga Kelemahan Utama Berkaitan dengan Nomor Satu:
1. Kurangnya Motivasi : Tanpa memberikan motivasi pada awal pembelajaran, siswa
mungkin merasa materi yang diajarkan kurang relevan atau penting bagi mereka. Hal
ini dapat mengurangi minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif, aktif, dan
menantang siswa agar terlibat dalam berbagai aktivitas belajar, baik aktivitas
fisik ataupun mental (Schunk et al., 2012).
2. Metode Pembelajaran yang Monoton dan Kurangnya Aktivitas yang
Melibatkan Semua Siswa: Meskipun Pak Hikmat memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca dan mengerjakan pertanyaan, namun tidak ada aktivitas yang
melibatkan seluruh siswa seperti diskusi kelompok. Ini mungkin mengakibatkan
kurangnya keterlibatan dan interaksi antar siswa. Pak Hikmat terlalu bergantung pada
metode ceramah dan tanya jawab. Ini dapat membuat siswa merasa bosan dan tidak
terlibat aktif. Selain itu, dengan tidak memberikan umpan balik langsung, siswa
mungkin kurang paham akan kesalahan atau area yang perlu ditingkatkan. metode
pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
(Chabib Thaha, 2004). Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika interaksi guru
dan siswa optimal, yaitu siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Interaksi
edukatif akan berjalan dengan baik apabila siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran tersebut (Sudjana, 2009: 76)
3. Kurangnya Evaluasi dan Refleksi: Di akhir pembelajaran, Pak Hikmat tidak
melakukan evaluasi atau refleksi bersama siswa mengenai apa yang telah mereka
pelajari, Tanpa melakukan refleksi di akhir pelajaran, siswa mungkin kesulitan
mengingat atau memahami poin-poin penting dari materi. Selain itu, tanpa adanya
pekerjaan rumah atau tugas tambahan, siswa mungkin tidak memiliki kesempatan
untuk mempraktikkan atau memperdalam pemahaman mereka. Melalui evaluasi
guru mulai menyadari masalah kemudian dimodifikasi dan berubah. Keputusan untuk
menerapkan suatu strategi perubahan sebelumnya terlebih dahulu

mengembangkan kesadaran.Tindakan memulai refleksi (Elliot, 2001).


Pak Hikmat tampaknya memegang peran dominan dalam proses pembelajaran, dengan
sedikit kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi atau berdiskusi. Ini mungkin membuat
siswa merasa kurang terlibat atau tidak memiliki kesempatan untuk berkontribusi. Selain itu,
dengan membiarkan perilaku mengganggu seperti obrolan Dedi dan Iwa berlarut-larut, Pak
Hikmat mungkin mengurangi efektivitas pembelajaran bagi siswa lain. Kurangnya umpan
balik positif dan konstruktif juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan motivasi siswa.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, Pak Hikmat perlu menerapkan pendekatan yang
lebih siswa-sentris, dengan metode yang variatif dan interaktif, serta memberikan umpan
balik yang konstruktif dan membangun.

3. buatlah tiga rumusan masalah utama sesuai permasalahan pada nomor dua!
Tiga Rumusan Masalah Utama:
1. Bagaimana Pak Hikmat dapat mengintegrasikan metode pembelajaran yang lebih
aktif agar siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana Pak Hikmat dapat membangun interaksi yang lebih positif dengan siswa,
terutama saat menghadapi siswa yang kurang fokus?
3. Bagaimana Pak Hikmat dapat memastikan bahwa semua siswa memahami materi dan
mendapatkan umpan balik terhadap pembelajaran yang mereka pelajari?

Anda mungkin juga menyukai