Anda di halaman 1dari 12

Studi Fiqih dengan Pendekatan Psikologis

Disusun Untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metodologi Studi Fiqih
Dosen Pengampu : Ahmadi, S.Ag., M.M.Pd.

Oleh Kelompok 7:
1. Muhammad Yusrun Nawal (2110510075)
2. Nisa Andalusia (2110510085)
3. Agustina Priningtias (2110510096)

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
2023
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................3
I. Pendahuluan........................................................................................................4
II. Pembahasan........................................................................................................5
A. Definisi studi fiqih dan psikologi...............................................................................5
B. Karakteristik Dasar Pendekatan Psikologis...............................................................6
C. Problematika Pendekatan Psikologis dalam Studi Fiqih............................................8
D. Imlementasi Psikologi dalam Kehidupan..................................................................9
III. Penutup...........................................................................................................11
E. Kesimpulan............................................................................................................. 11
Referensi...............................................................................................................12
I. Jakarta: UI Pres...................................................................................................12
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya- Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa
menyusun makalah ini. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita,
suri tauladan bagi kita, nabi besar Muhammad SAW yang senantiasa memberikan
syafa’atnya kepada kita dari zaman jahiliah hingga zaman diniyyah yaitu Isam
rohmatan lil ‘alamiin.
Tugas ini kami buat untuk memberikan sedikit paparan tentang Studi Fiqih
Dengan Pendekatan Pikologi. Semoga dengan adanya makalah yang kami susun ini
dapat membantu kita dalam memahami pngertian Studi Fiqih dengan Pendekatan
Pikologi secara lebih mendalam. Dan kami juga memohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam makalah yang telah kami susun ini.
Untuk itu kami harap akan kritik dan saran yang dapat membangun kepada
para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.

Kudus, 27 Mei 2023


I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Agama merupakan bagian penting dalam kehidupan. Agama juga yang
mengatur aktivitas manusia di bumi ini yang cukup penting untuk di kaji oleh setiap
pemeluk agama. Dengan beragama, manusia bisa memperkuat keimanan dan
keyakinan terhadap tuhan serta mendapat pedoman untuk mendekatkan diri dan
mencapai ridho-Nya. Manusia bisa mendekatkan diri dengan Tuhan karena petunjuk
yang diberikan Tuhan melalui kitab yang diturunkan kepada nabi. Dengan begitu
nabi akan menyampaikan pesan-pesan dan petunjuk dari tuhan kepada pemeluk
agama. Islam adalah salah satu agama agama di dunia ini. Islam merupakan
fenomena yang dahsyat dan tidak sapat dpisahkan dari peradaban manusia. Islam
telah memengaruhi kehidupan manusia dan sangat fundamental di dunia.
Islam adalah sebuah agama melalui sentuhan Rosulullah SAW yang
membawa pesan tasdiq yaitu pembenaran terhadap risalah yang dibawa oleh rosul-
rosul sebelumnya. Risalah islamiyah ini merupakan penegasan kembali terhadap
konsep tauhid yaitu meluruskan konsep pengesaan Allah yang telah tercemar
dengan kepentingan duniawi. Konsep penegasan ulang tentang tauhid inilah yang
memberikan gambaran bahwa islam senagai agama telah mampu membawa
perubahan jiwa dan fisik bagi manusia menuju kenyamanan bathin dan memberikan
dorongan kuat kepada pemeluk agama supaya tetap mengamalkan dalam kehidupan
karena secara psikologi islam telah menjanjikan manusia dengan akhirat sebagai
tempat kembali yang paling baik. Pandangan lain sebagaimana yang dipahami oleh
Imam Ghazali (Fuad Nashori, 2005: 111) bahwa manusia memiliki aspek yang secara
tegas dapat dibedakan menjadi tiga sub dimensi. Pertama; aspek jasad yang
merupakan sistem fisik-biologis, dengan berbagai dinamika metabolisme yang
dikoordinasikan oleh sistem syaraf dan dikendalikan oleh syaraf pusat. Kedua, aspek
Jiwa/psikologis yang merupakan potensi manusia yang dikendalikan melalui pikiran,
perasaan, dan kemauan. Ketiga, aspek Ruh/ spiritual-transendental yang merupakan
keseluruhan potensi luhur psikis manusiaUntuk itu pemakalah akan membahas
beberapa materi tentang studi fiqih dengan pendekatan psikologi dalam malakah ini
yang akan membantu pembaca

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi psikologis dalam studi fiqih?
2. Apa saja karakteristik dasar pendekatan psikologis?
3. Apa problematika pendekatan psikologis dalam studi fiqih?
4. Bagaimana cara implementasi psikologi dalam kehidupan?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami definisi pikologis dengan baik
2. Mengetahui karakteristik dasar pendekatan psikologis
3. Mengetahui problematika pendekatan psikologis dalam studi fiqih
4. Mengetahui imlementasi psikologi dalam kehidupan

II. Pembahasan

A. Definisi studi fiqih dan psikologi

Pengertian fiqih ada yang secara etimologi dan terminologi. Fiqh secara
etimologi adalah berasal dari kalimat 'fuqaha' yang bermakna paham secara mutlak.
Secara arti kata bermakna 'paham yang mendalam'. Berasal dari kata 'faquha' juga
yang bermakna bahwa fiqih telah menjadi sifat ilmiah dan kepakaran. Orang yang
mengetahui ilmu fiqih dinamai faqih. Selanjutnya, fiqih secara etimologis yang
bermakna al-fahm yaitu pemahaman yang dibutuhkan pengerangan potensi sosial.
Fiqih menurut bahasa artinya pengetahuan, pemahaman tentang sesuatu dalam
agama islam karena kemuliaannya.
Ilmu fiqih membahas setiap perbuatan orang, yang mana perbuatan itu ditentukan
hukum apa yang harus kenakan. Perbuatan tersebut bisa bersifat wajib, sunnah,
mubah, makruh, dan haram.
Secara terminologi ada beberapa ulama' yang berpendapat:
1. Menurut ibnu subki dalam kitabnya jam'u al-jawami' fiqih adalah “Ilmu tentang
hukum – hukum syar’I yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil –
dalil yang tafsili.”
2. Menurut Qodhi Baidhawi, fiqih adalah “Ilmu yang berhubungan dengan hukum-
hukum syariat bersifat `amaly (yang berasal dari istinbath terhadap) dalil-dalil
terperinci”.
3. Para fuqoha berpendapat bahwa fiqih merupakan “Ilmu yang menerangkan
hukum-hukum syara’ yang diperoleh dari dalil-dalil yang tafshil”.
4. Abu zahrah dalam kitab ushul fiqih, fiqih merupakan hukum-hukum syara' yang
versifat amaliamali yang dikaji melalui dalil yang terperinci.
Hasan ahmad khatib berkata : “Yang dimaksud dengan fiqih Islami adalah
sekumpulan hokum syara’yang sudah dibukukan dari berbagai-bagai madzab, baik
dari madzab yang empat atau dari madzab lainnya dan yang dinukilkan dari fatwa-
fatwa sahabat dan tabiín, baik dari fuqaha yang tujuh, di Madinah ataupun fuqaha
Makkah, fuqaha Syam dan Fuqaha Mesir, Iraq, Bashrah dan sebagainya”.
Psikologi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu "psyche" Yang
artinya jiwa dan "logos" Yang berarti pengetahuan. Sehingga Pengertian psikologi
adalah ilmu yang mempelajari kejiwaan, baik manusia maupun organisme lainnya.
Dalam kbbi psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
proses mental, baik normal maupun abnormal. Psikologi biasa diartikan mempelajari
perilaku dan sikap manusia. Namun ada beberapa tokoh yang mengartikan psikologi
yaitu:
1. Menurut Plato dan aristoteles psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa.
2. Sedangkan menurut wilhem wundt psikologi adalah ilmu tentang pengalaman
yang dirasakan dan yang ditimbulkan.
3. Woodworth dan marquis berpendapat psikologi sebagai ilmu yang mempelajari
aktivitas individu sejak hidup dalam kandungan hingga akhir hayat.
4. Menurut Dr. Singgih dirgagunarsa menyatakan psikologi adalah sebagai ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Jika pengertian psikologi dipandang
oleh ilmuwan sekuler (orientalis/outsider) sebagai ilmu jiwa semata yang diposisikan
sebagai ilmu yang membahas perilaku sebagai fenomena kejiwaan belaka maka
dalam khazanah dunia keilmuan Islam (insider), psikologi dibahas
dan diposisikan sebagai suatu ilmu yang luas ruang lingkupnya dalam konteks sistem
kerohanian yang memiliki hubungan vertikal dengan Allah sebagai Tuhannya. Dalam
hal ini pola hubungan bersifat secara langsung dan hanya dibatasi oleh tingkat
ketebalan iman. Studi Islam dalam disiplin ilmu yang berhubungan dengan Islam,
serta Kemampuan untuk mengajar, baik secara institusional maupun historis
Kehidupan rakyat. Tidak perlu dikatakan bahwa Islam adalah agama dan sistem
pendidikan mengalami proses akulturasi, proses transfer dari generasi ke generasi
dalam kurun waktu yang lama dan dalam berbagai budaya. Kajian psikologis
terhadap pendekatan studi Islam tidak bertujuan untuk menemukan atau
mempertahankan keimanan atas kebenaran suatu konsep atau ajaran tertentu,
melainkan mengkaji dan menelitinya secara ilmiah, dan memungkinkan untuk
mengembangkan pemikiran yang rasional serta sangat besar peluang kompromi
untuk ditolak, diterima, maupun dipercaya kebenarannya. Kajian dengan
pendekatan semacam ini banyak dilakukan oleh para orientalis atau Islamis yang
memposisikan diri sebagai outsider (pengkaji Islam dari luar) dan insider (pengkaji
dari kalangan muslim) dalam studi keislaman kontemporer.

B. Karakteristik Dasar Pendekatan Psikologis

Karakteristik Dasar Pendekatan Psikologis Berbagai macam pendekatan


psikologis terhadap agama dikembangkan secara praktis dan strategis dan ilmiah
dalam rangka menelusuri gejala psikologis yang terjadi pada proses manusia mencari
dan menuju keyakinan atau agamanya. Berbagai gejala yang muncul dianalisis
berdasarkan logika yang dekat dengan fenomena tersebut, sehingga dalam hal ini
masih bersifat subyektif sekali dan tidak dapat digeneralisir. Sangat diperlukan
pemakluman jika terjadi perbedaan persepsi dan wacana terhadap perspektif
individu dengan yang lain terhadap aspek keyakinan atau agamanya. Orang mampu
memahami dan meyakini agamanya berbeda-beda cara dan jalannya tergantung dari
mana seseorang tersebut memperoleh dorongan yang paling kuat yang mudah
untuk ditelaah oleh rasionya. Terdapat beberapa pendekatan agama dalam aspek
psikologis yang dapat diungkapkan, antara lain :
a. Pendekatan Struktural, yaitu pendekatan yang bertujuan untuk mempelajari
pengalaman seseorang berdasarkan tingkatan atau kategori tertentu. Struktur
pengalaman tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pengalaman dan
introspeksi. Tokoh yang terkenal dalam model pendekatan struktural adalah
William James.
b. Pendekatan Fungsional, yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari
bagaimana agama dapat berfungsi atau berpengaruh terhadap tingkah laku
hidup individu dalam kehidupannya. Pendekatan ini pertama kali dipergunakan
oleh William James (1910 M), ia adalah penemu laboratorium psikologi pertama
di Amerika pada Universitas Harvard. William mendiksusikan agama sebagai
sesuatu yang muncul dari bagian pengalaman manusia yang paling luas.
Karenanya, dia menyatakan bahwa, perasaan keagamaan adalah hal yang
serupa dengan perasaaan-perasaan yang lain. Dengan demikian maka agama
merupakan bagian ekspresi dari pengalaman psikologi individu.
c. Pendekatan Psiko-analisis, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk
menjelaskan tentang pengaruh agama dalam kepribadian seseorang dan
hubungannya dengan penyakitpenyakit jiwa. Pendekatan ini pertama kali
dilakukan oleh Sigmund Freud (Feist& Feist, 2009) Sebagai disiplin ilmu yang
mandiri, maka psikologi agama juga diyakini memiliki metode penelitian secara
ilmiah.
Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan data yang
terkumpul dan dianalisis secara obyektif kualitatif. Kekuatan analisis peneliti
tergantung dari sejauh mana peneliti memiliki data dan pengalaman empiris yang
kuat sehingga menghasilkan analisis yang rasional dan teruji secara ilmiah. Dalam
meneliti ilmu jiwa dalam agama menggunakan sejumlah metode, yang antara lain
adalah metode penelitian dokumen pribadi seseorang. Metode ini digunakan untuk
mempelajari tentang bagaimana pengalaman dan kehidupan batin seseorang dalam
hubungannya dengan agama. Untuk memperoleh informasi mengenai hal dimaksud
maka cara yang ditempuh adalah mengumpulkan dokumen pribadi orang seorang.
Dokumen tersebut mungkin berupa autobiografi, tulisan ataupun catatan-catatan
yang dibuatnya. Dalam penerapannya dokumen pribadi ini dilakukan dengan
berbagai cara atau teknik-teknik tertentu. Di antara yang digunakan adalah :
1. Teknik nomotatik
Nomotatik merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami
tabiat atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara mencoba menetapkan ketentuan
umum dan hubungan antara sikap dan kondisi-kondisi yang dianggap sebagai
penyebab terjadinya sikap tersebut. Sedangkan sikap yang terlihat sebagai
kecenderungan sikap umum itu dinilai sebagai gabungan sikap yang terbentuk dari
sikap-sikap individu yang ada di dalamnya (Baharudin, 2005). Pendekatan ini
digunakan untuk mempelajari perbedaanperbedaan individu. Dalam penerapannya
nomotatik ini mengansumsikan bahwa pada diri manusia terdapat suatu lapisan
dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang merupakan ciri umum
kepribadian manusia. Dalam kajian ini ditemukann bahwa individu memiliki sifat
dasar yang secara umum sama, perbedaan masing-masing hanya dalam derajat atau
tingkatan saja.Nomotatik yang digunakan dalam studi kepribadian adalah mengukur
perangkat sifat seperti kejujuran, ketekunan dan kepasrahan sejumlah individu
dalam suatu kelompok. Ternyata ditemukan bahwa sifat-sifat itu ada pada setiap
individu, namun jadi berbeda oleh hubungan antara sifat itu ditampilkan dalam sikap
sangat tergantung dari situasi yang ada. Jadi dapat ditarik suatu ketetapan bahwa
sikap individu tergantung dari situasi yang dihadapinya, namun dalam sikap yang
ditampilkan terlihat adanya sifat-sifat dasar manusia secara umum.
2. Teknik analisis nilai (value analysis)
Teknik ini digunakan dengan dukunagan analisis statistic. Data yang terkumpul
diklafikasikan menurut statistic dan dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap
individu yang diteliti. Teknik statistik digunakan berdasarkan pertimbangan
bahwa ada sejumlah pengalaman keagamaan yang dapat dibahas dengan
menggunakan bantuan ilmu eksakta, terutama dalam mencari hubungan antara
agama pada diri seseorang dengan sejumlah varibel. statistik yang digunakan adalah
statistik deskriptif.
3. Teknik idiography
Tekik ini juga merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami
sifat-sifat dasar manusia. Berbeda dengan nomotatik, maka idiografi lebih
dipusatkan pada hubungan antara sifat-sifat yang dimaksud dengan keadaan
tertentu dan aspek-aspak kepribadian yang menjadi ciri khas masing-masing individu
dalam upaya untuk memahami seseorang. Idiografi sebagai pelengkap dari teknik
nomotatik untuk mempelajari sifat-sifat dasar manusia secara individu yang
berbeda dalam suatu kelompok. Teknik ini banyak digunakan oleh Gordon Allport
dalam penelitiannya (Feist &Feist, 2009).
4. Teknik penilaian terhadap sikap (evaluation attitudes technique)
Teknik ini digunakan dalam penelitian terhadap biografi, tulisan, atau dokumen yang
ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen tersebut
kemudian ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan
kesadaran agama.

C. Problematika Pendekatan Psikologis dalam Studi Fiqih

Problematika Pendekatan Psikologi Agama Dalam Studi Islam


Teori-teori psikologi kontemporer banyak dikembangkan di negara-negara Barat
yang mayoritas penduduknya adalah penganut agama Kristen. Teori-teori ini lah
yang kemudian diadopsi ke dalam psikologi agama yang digunakan dalam mengkaji
studi Islam.
Teori-teori psikologi kontemporer yang berasal dari Barat dapat mengurangi
pengertian Islam dari keseluruhan pengertiannya, hingga menampilkan Islam secara
parsial atau tidak utuh. Selain itu, kerena titik berangkatnya pembahasan ini adalah
konsep psikologi, sehingga sering kali membuat kita terjebak, yaitu memandang
persoalan lebih berangkat dari pemahaman terhadap psikologi dari pada Islamnya.
Sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang dan menemukan wujud epistemologi
dan metodologinya di Barat, psikologi agama yang berkembang sekarang, tidak
mengambil sumber dari Alquran atau sumber-sumber pengetahuan lain yang khusus
diakui oleh Islam. Karena perbedaan metodologi dan sumber, teori-teori psikologi
agama masih belum cukup untuk menjelaskan fenomena keberagamaan masyarakat
Muslim yang dipengaruhi oleh berbagai aspek yang berpengaruh kepada jiwa.
Sebagai ilmu yang dibangun dan dikembangkan dalam masyarakat dan budaya Barat,
maka sangat mungkin kerangka pikir psikologi agama ini dipenuhi dengan
pandangan-pandangan atau nilai-nilai hidup masyarakat Barat. Kenyataan yang sulit
dibantah adalah psikologi lahir dengan didasarkan pada paham-paham masyarakat
Barat yang sekularistik.
Tak jarang kita temui pandangan-pandangan psikologi berbeda bahkan
bertentangan dengan pandangan Islam. Karena itu perlu dirumuskan teori-teori yang
lebih utuh, sesuai dengan epitemologi dan metodologi ilmu pengatahuan dalam
Islam. Perumusan ini tidak melarang adopsi teori-teori yang telah ada dalam
psikologi agama konvensional.

D. Imlementasi Psikologi dalam Kehidupan

Penerapan metode psikologi dalam kehidupan sehari-hari Kajian Islam dari


perspektif psikologi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk menggali dan
memahami secara mendalam aspek spiritual agama dari perspektif keilmuan.
Pendekatan psikologis adalah cara pandang psikologis terhadap berbagai dimensi
fenomenal dan perilaku individu, sosial dan spiritual, serta tahapan perkembangan
zaman dalam memahami agama. Manusia mendapatkan kedalaman agama melalui
berbagai pengalaman spiritual yang erat kaitannya dengan ranah psikologisnya
Hakikat pengalaman religius itu nyata, dan hanya dengan esensilah pengalaman itu
dapat dikenali, dijelaskan dan diinternalisasi. Pengetahuan, makna, dan penghayatan
diharapkan dapat memenuhi harapan manusia berupa stabilitas psikologis.
Kebutuhan psikologis kodrat manusia antara lain dorongan agama, karena
jiwa manusia merasakan dorongan untuk menyelidiki dan merenung guna
mempelajari Penciptanya dan Pencipta alam semesta. Sejauh manusia mencari
Tuhan, mereka didorong oleh naluri manusia untuk beribadah, mencari pertolongan
dan berpaling kepada Tuhan. Ketika menghadapi bencana dan kesulitan hidup.
Dalam perkembangannya, ketika manusia memiliki kepercayaan dan agamanya
masing-masing, mereka akan merasa berada di bawah perlindungan dan
pemeliharaan Tuhan, dan mereka akan mendapatkan keamanan, kedamaian, dan
kenyamanan batin. Dengan cara ini, orang benar-benar memenuhi dan menjalankan
persyaratan untuk dikasihi oleh Tuhan.
Berbagai cara pemujaan terhadap kasih Tuhan ada dalam perilaku manusia di
berbagai masyarakat, sehingga melahirkan berbagai budaya religius lokal manusia.
Kami akan melihat berbagai varietas. Sifat manusia adalah menuju Tuhan, dan
keragaman ini akan sesuai dengan tingkat pemikiran dan perkembangan budaya.
Perbedaannya hanya terletak pada cara mengungkapkan dorongan alamiah jauh di
dalam jiwa manusia.
Pendekatan psikologis yang bertugas menjelaskan bagaimana manusia
menjalankan agama dan mendalami agama Islam, tidak hanya terfokus pada
masalah individu atau pribadi, tetapi juga harus mempelajari emosi individu dan
kelompok serta berbagai dinamikanya. Penafsiran agama melalui metode psikologi
memang berkembang dan dijadikan salah satu cabang ilmu psikologi dengan nama
Psikologi Agama. Objek ilmu ini adalah gejala empiris manusia dan agamanya.
Ilmu pengetahuan adalah ilmu empiris yang memuat fakta-fakta empiris yang
dapat dibuktikan dalam keadaan nyata dan disusun secara sistematis dengan
menggunakan metode ilmiah. Fakta-fakta pengalaman ini adalah fakta-fakta yang
dapat diamati oleh akal budi manusia secara umum, atau fakta-fakta yang dapat
dialami oleh semua manusia biasa, sedangkan sifat Tuhan, wahyu, setan dan hal-hal
gaib lainnya tidak dapat diamati oleh akal sehat. manusia, tidak semua orang bisa
mengalaminya. (Aziz Ahyadi, 1981:9: Zakiah daradjat, 1979:17-19). Manusia adalah
ciptaan Tuhan, dan perkembangan jasmani dan rohaninya selalu memerlukan
bimbingan dan arahan dalam proses pendidikan. Membimbing dan mengarahkan
perkembangan jiwa dan pertumbuhan badan dalam arti pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari psikologi (Arifin, 2006: 103). Psikologi Islam berpandangan bahwa
manusia selalu berproses dalam hubungannya dengan alam, manusia dan Tuhan
(Baharudin, 2005).
Hubungan manusia dengan alam sangat diperlukan untuk menghargai dan
menghormati terhadap ciptaannya sehingga manusia mampu menjaga lingkungan
yang baik. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya yaitu menjaga dan
melindungi harga dan martabat sebagai manusia, karena manusia diciptakan sama,
maka sikap dan tindakan jangan sampai mengakibatkan perpecahan dan
permusuhan. Sementara manusia dengan Tuhan tiada lain untuk menciptakan
hubungan penghambaan yang baik, karena manusia diciptakan oleh Allah dengan
penuh kasih sayang.
Dalam pandangan psikologis humanistik, manusia mempunyai potensi untuk
berbuat baik dari aspek kemauan, kebebasan, perasaan, dan pikiran untuk
mengungkap makna hidup dengan berdasarkan nilai-nilai ketauhidan sehingga
manusia mampu mengembangkan potensi dan kualitas hidup yang Islami
(Baharudin, 2005). Oleh karena itu, konsep tersebut mengintegrasikan hubungan
piramida antara nafs, akal, dan hati ke dalam konteks psikologis manusia dengan
berdasarkan pada ajaran-ajaran wahyu. Hubungan konsep psikologis humanistik
tersebut, akan melahirkan kreatifitas hidup sebagaimana yang telah dipesankan
Tuhan dalam al-Qur'an yaitu semangat untuk berpikir, kemauan berbuat kebaikan
dan menciptakan nilai-nilai spritualitas yang tinggi demi kualitas hidup manusia
secara universal,
Ketika manusia menghadapi alam semesta yang mengagumkan dalam lubuk
hatinya yang terdalam, maka manusia telah dapat mengetahui adanya Dzat yang
maha suci lagi maha segalanya. Untuk mengetahui Dzat yang Maha Pengasih dan
Penyayang, orang tidak perlu menunggu wahyu turun. Namun, dari pengalaman-
pengalaman yang pernah ia alami dan bahkan dapat dirasakan oleh siapa pun,
merupakan salah satu cara untuk mengenal Dzat tersebut. Pengalaman-pengalaman
batin yang mendalam inilah yang dinamakan ilmu al-hudury (Abdullah, 2010:208).
Semua pengalaman tersebut dapat dirasakan oleh semua manusia, apapun
warna kulit dan agamanya, tanpa mengatakan terlebih dahulu siapa dan dari mana
asalnya. Kebenaran epistemologi irfani dapat dirasakan secara langsung. Pemisah
yang berupa formalitas lahiriyah yang dibuat oleh lingkungan dan tradisi,
dikesampingkan oleh berfikir irfani dan menggantikannya dengan nalar epistemologi
irfani. Oleh karena itu. ajaran tauhid yang merupakan ajaran yang paling mendasar
dan penting dari Islam (Nasution, 1985: 30) dapat dirasakan oleh siapapun.
Dengan demikian, penegasan terhadap kenyataan diri yang sesungguhnya
bahwa penguasa segala sesuatu adalah satu, namun tidak semata berarti suatu
bilangan. KeEsaan Allah diluar bilangan, ini untuk menjelaskan atas keistimewaan-
Nya. Ke Esaan Allah akan terwujud dalam dunia sekeliling manusia, dalam
keharmonisan, keteraturan, dan keindahan ciptaannya tanpa adanya sekat yeng
memisahkan. Dengan demikian, yang terpenting dari segala dasar ini adalah
pengakuan dan pengimanan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana
yang terdapat dalam surah Al-Ikhlas ayat 1 yang artinya; Katakanlah: "Dia-lah Allah,
yang Maha Esa" (QS. Al-Ikhlas, 112: 1). Ayat tersebut dipertegas dengan ayat lain
yang menunjukkan bahwa Dialah pencipta segala yang ada, yaitu terdapat pada QS.
Al-An'am, yang artinya: (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu: tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah pemelihara segala sesuatu. (QS. Al-An'am: 102).
Pengakuan terhadap Tuhan Esa dapat dirasakan dan dipercayai oleh manusia
ketika ia menggunakan olah pikir hati dan
Manusia tidak dibebaskan begitu saja tanpa adanya pergerakan hati mereka untuk
memilih. Setiap manusia dilahirkan sebagai muslim pada saat awal penciptaannya.
Manusia adalah sekumpulan kontradiksi, yaitu diciptakan secara fitrah dalam
keadaan beriman tetapi mereka juga memiliki kecenderungan untuk mengikuti nafsu
atau keinginan jasmaninya. Keadaan ini justru merupakan kekuatan besar untuk
melaksanakan tugas sebagai hamba dan khalifah karena akan mudah menerima
ajaran agama yaitu Islam, suatu agama yang sesuai dengan fitrah kejadian manusia,
agama yang mengatur hubungan manusia dan Tuhan, manusia dengan sesamannya
dan manusia dengan alam lainnya.

III. Penutup

E. Kesimpulan

Ilmu fiqih membahas setiap perbuatan orang, yang mana perbuatan itu
ditentukan hukum apa yang harus kenakan. Psikologi secara etimologi berasal dari
bahasa latin yaitu "psyche" Yang artinya jiwa dan "logos" Yang berarti pengetahuan.
Sehingga Pengertian psikologi adalah ilmu yang mempelajari kejiwaan, baik manusia
maupun organisme lainnya. Karakteristik Dasar Pendekatan Psikologis Berbagai
macam pendekatan psikologis terhadap agama dikembangkan secara praktis dan
strategis dan ilmiah dalam rangka menelusuri gejala psikologis yang terjadi pada
proses manusia mencari dan menuju keyakinan atau agamanya. Terdapat beberapa
pendekatan agama dalam aspek psikologis yang dapat diungkapkan, antara lain :
Pendekatan Struktural, Pendekatan Fungsional, Pendekatan Psiko-analisis.
Referensi

Arifin M., 2006, Ilmu pendidikan Islam, Tinjauan Teoritas dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara

Baharuddin, 2004, Paradigma Psikologi Islam, Studi Tentang Elemen Psikologi Dari
al-Qur'an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I

Fauzan, M. Abbas. “Pendekatan Studi Islam Ditinjau Secara Psikologi” (150-170)

Fuad Nashori, 2005. Potensi-potensi Manusia, Seri Psikologi Islam.


Cet. II Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid


I. Jakarta: UI Pres.

Rosidi, Ayep. (2019) “Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam”. Jurnal Inspirasi. Vol.3,
No. 1. (45-54)

Youlie, Arianti. 2014. “Pengertian, Ruang Lingkup dan Fungsi Studi Fiqih”.
http://ariantiyoulie.blogspot.com/2014/01/pengertian-ruang-lingkup-dan-
fungsi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai