Kelompok 2 Remedial
Kelompok 2 Remedial
REMEDIAL PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Futri Furnama Sari (220902500010)
Wasimah Nur Afifah (220902501001)
Wahdini (220902501002)
Serli Agestina (220902501003)
Lisma (220902501004)
Nur Aviati (220902501005)
Putri Anggraeni Fajiran Safar (220902501007)
Rahmawati (220902501008)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Remedial Pembelajaran” tepat waktu.
Makalah berjudul “Remedial Pembelajaran” disusun guna memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Evaluasi dan Remedial Pembelajaran Bidang Studi
Akuntansi di Universitas Negeri Makassar. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Remedial
Pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Evaluasi dan Remedial Pembelajaran Bidang Studi Akuntansi. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Skema Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial ....................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran
yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa
pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan
adalah beberapa hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan
belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan
pribadi. Remedial teaching berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang artinya
menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan
mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan dalam belajar.
Tapi dewasa ini pengertian itu sudah mengalami perkembangan. Sehingga anak
yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.
Perkembangan teknologi informasi saat ini, membuat layanan informasi dan
laporan hasil evaluasi lebih cepat dan mudah diperoleh dalam kelompok maupun
individu, baik dari jarak jauh maupun jarak dekat, melalui media social seperti
telpon seluler atau mobile dan jaringan internet. Dalam hal ini, aplikasi layanan
pembelajaran & evaluasi berbasis web dibuat online karena mempermudah siswa
untuk melakukan remedial dengan lancar dan intensif dan jika ada kesulitan dalam
materi bisa bertanya kepada guru bisa lewat online.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat kami rumuskan permasalahan
yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian remedial pembelajaran?
2. Apa saja tujuan remedial pembelajaran?
3. Apa saja fungsi pembelajaran remedial?
4. Apa saja prinsip-prinsip remedial?
5. Bagaimana pendekatan pembelajaran remedial?
6. Apa saja bentuk-bentuk pembelajaran remedial?
1
7. Apa perbedaan pembelajaran remedial dan pembelajaran biasa?
8. Bagaimana prosedur pengajaran remedial?
9. Bagaimana tinjauan teoritis pembelajaran remedial sebagai upaya
mengatasi masalah belajar siswa?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian remedial pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan remedial pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa fungsi dari pembelajaran
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip remedial
5. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan pembelajaran remedial
6. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran remedial
7. Untuk mengetahui apa saja perbedaan dari pembelajaran remedial dan
pembelajaran biasa
8. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengajaran remedial
9. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan pembelajaran remedial sebagai
upaya mengatasi masalah belajar siswa
10. Untuk mengetahui bagaimana waktu pelaksanaan remedial pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remedial Pembelajaran
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) suatu materi pelajaran harus dicapai
oleh seluruh siswa, artinya semua siswa harus memperoleh nilai sama atau
lebih besar dari nilai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru. Jika
ada siswa tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, maka siswa
dianggap gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut sering
terjadi karena pada kenyataannya tingkat kemampuan siswa dalam hal
mencerna dan menguasai mata pelajaran berbeda-beda, khususnya bagi siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu siswa tersebut harus diberikan bantuan tertentu; misalnya dengan
menambah pelajaran, mengulang kembali, memberikan latihan-latihan khusus
yang disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan belajarnya. Proses
pengajaran ulang yang bertujuan melakukan perbaikan terhadap pengajaran
sebelumnya disebut dengan istilah Remedial teaching.
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran remedial dari beberapa para
ahli :
1. Remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan
atau membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi
baik. Program remedial ini diharapkan dapat membantu siswa yang
belum tuntas untuk mencapai ketuntasan hasil belajarnya (Ahmadi, A.,
& Supriyono, W. (1990).
2. Pembelajaran remedial adalah proses pembelajaran yang berupa
kegiatan perbaikan yang terprogram dan sistematis, sehingga
diharapkan dapat mempercepat ketuntasan belajar siswa (Mukhtar, &
Rusmini. (2008).
3. Pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran biasa
atau regular di kelas. Hanya saja, siswa yang masuk dalam kelompok
ini adalah siswa yang belum tuntas belajar (Arifin, 2009).
3
4. Pengajaran remidi sebagai upaya guru (dengan atau tanpa
bantuan/kerjasama dengan ahli/pihak lain) untuk menciptakan suatu
situasi (kembali/baru/berbeda dari yang biasa) yang memungkinkan
individu atau kelompok siswa (dengan karakteristik) tertentu lebih
mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan prestasi, penyesuaian
kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses
interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, dan
terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap
keragaman kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Makmun,
2012).
5. Remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang
belum menguasai bahan pelajaran yang ada diberikan oleh guru, dengan
maksud memprtinggi tingkat penguasaan terhadap bahan ajaran
tersebut (Arikunto, 2006).
6. Remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/ kerjasama
dengan ahli pihak lain) untuk memungkinkan individu atau kelompok
siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan
dirinya (meningkat prestasi, penyesuaian kembali) seoptimal mungkin
sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana,
terorganisasi, terarah terhadap keamanan kondisi objektif individu dan
atu kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana
lingkungannya (Sukardi., 2011).
4
sebagaimana yang diharapkan dalam sistem pendidikan sekarang. Tahapan-
tahapan pembelajaran adalah sebagai langkah yang meliputi persiapan awal
sampai kepada pelaksanaan diatur secara sistematis.
Konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, secara tegas
dinyatakan dalam kurikulum 2013 yang diberlakukan berdasarkan
Permendikbud No. 103 tahun 2014 dan Permendikbud No. 104 tahun 2014.
Permendikbud 103 menegaskan bahwa pada RPP yang dibuat terdapat
pembelajaran remedial dan pengayaan pada bagian penilaian. Sedangkan.
berdasarkan Permendikbud 104, dinyatakan bahwa penguasaan SK dan KD
setiap siswa diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Siswa yang
belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial. Jika seorang
siswa mencapai standar tertentu maka siswa dinyatakan telah mencapai
ketuntasan.
Pembelajaran remedial dapat mencapai keberhasilan yang optimal jika
guru mempertimbangkan karakteristik setiap jenis kesulitan yang dihadapi
siswa. Pembelajaran remedial ditujukan untuk siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Setiap siswa mengalami jenis kesulitan yang berbeda-beda
karena karakteristik masing-masing siswa berbeda. Kondisi ini mengharuskan
guru menggunakan model dan metode. Pembelajaran remedial perlu dilakukan
karena jika siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dibiarkan maka siswa
tersebut secara kumulatif akan semakin ketinggalan materi, dan siswa akan
semakin kesulitan ketika mengikuti proses belajar mengajar pada materi
selanjutnya.
Pelaksanaan remedial teaching harus disesuaikan dengan karateristik
kesulitan belajar yang dialami. Remedial merupakan pengelompokan siswa,
khusus yang dipilih memerlukan pembelajaran lebih pada mata pelajaran
tertentu dari pada siswa dalam kelas biasa.
5
B. Tujuan Remedial Pembelajaran
Secara umum pembelajaran remedial mempunyai tujuan dan fungsi yang
tidak berbeda dengan pembelajaran biasa yaitu dalam mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran remedial bertujuan agar
siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang
diharapkan sekolah melalui proses perbaikan.
Tujuan pembelajaran remedial diantaranya, yaitu :
1. Peserta didik dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat
mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi pelajaran dan juga
kekuatannya.
2. Peserta didik dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang
lebih baik.
3. Peserta didik dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang baik.
5. Peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi
penyebab kesulitan belajar (Ahmad, 2017).
6
“Agar siswa memahami dan mengenali dirinya sendiri, terutama yang
menyangkut prestasi belajar, misalnya: ditinjau dari kemampuannya dalam
hal kelemahan dan jenis serta sifatnya. kesulitan. Memperbaiki atau
mengubah cara belajar menjadi lebih baik. Memilih bahan dan fasilitas
pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi kesulitan belajar (Ahmadi, A., &
Supriyono, W. (1990).
Mengembangkan sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang baik. Menyelesaikan dan melaksanakan tugas
pembelajaran yang diberikan kepadanya dengan benar dan baik.
Tujuan kegiatan remedial adalah :
1. Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
2. Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih
baik.
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
7
2. Fungsi pemahaman, yaitu pembelajaran remedial memungkinkan guru,
peserta didik, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi peserta didik.
3. Fungsi pengayaan, yaitu pembelajaran remedial akan dapat memperkaya
proses pembelajaran sehingga materi yang tidak disampaikan dalam
pembelajaran reguler, dapat diperoleh melalui pembelajaran remedial.
4. Fungsi penyesuaian, yaitu pembelajaran remedial dapat membentuk
peserta didik untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Artinya peserta didik dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik
semakin besar.
5. Fungsi akselerasi, yaitu dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh
hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan
efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran baik
dari waktu maupun materi.
6. Fungsi terapeutik, yaitu secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran
remedial dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi
kepribadian peserta didik yang diperkirakan menunjukkan adanya
penyimpangan (Kunandar, 2007).
D. Prinsip-Prinsip Remedial
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial, prinsip yang harus
dipegang dalam pelaksanaan remedial adalah sebagai berikut :
1. Adaptif; Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri dan mereka
semuanya berbeda. Oleh karena itu program pembelajaran remedial
hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,
pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta
didik.
2. Interaktif; Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang
8
tersedia. Setiap kali mereka menemukan kesulitan, guru harus tanggap
karena pada prinsipnya, remedial adalah proses perbaikan sehingga
monitoring harus senantiasa dilakukan setiap waktu.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian; Dalam aplikasinya,
metode pembelajaran harus senantiasa berganti-ganti dan variatif. Guru
harus mengembangkan dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa sehingga semua siswa terakomodir dalam metode
tersebut.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin: Umpan balik berupa informasi
yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu
diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun
konfirmatif. Diharapkan, dengan umpan balik dapat meminimalisir
kesalahan siswa.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan: Program
pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, sehingga keduanya harus saling melengkapi dan continue.
(Depdiknas, 2008).
9
terbatas) dan kelompok (jika ternyata sejumlah siswa mempunyai
jenis/sifat kesalahan atau kesulitan sama).
b. Pengayaan. Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya
ringan dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara
pemberian tugas (pekerjaan rumah) atau soal yang dikerjakan di kelas.
c. Percepatan. Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional).
2. Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data atau
informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan program studi tertentu yang akan ditempuhinya.
Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan program perbaikan dapat
dilakukan dalam bentuk kelompok belajar homogen, bentuk individual
maupun dalam bentuk kelompok dengan kelas remedial.
3. Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar
mengajar. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat
mengatasi hambatan-hambatan/kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami
selama proses belajar mengajar karena itu diperlukan peranan bimbingan
dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
(Makmun. 2007).
10
contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep, misalnya akan
membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik.
2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya.
Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan
peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.
3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu
peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media
yang berbeda.
4. Menggunakan berbagai jenis media.
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik.
perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin
memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik
seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi
dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada
materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan
perhatian peserta didik (Majid, 2008).
11
Dengan demikian, dalam melaksanakan kegiatan remedial guru dapat
menerapkan berbagai metode dan media sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi kekuatan
yang dimiliki peserta didik (Makki, 2019).
12
Gambar 1. 1 Skema Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
13
Secara konkret, analisis ini merupakan kegiatan pengecekan atau
penelitian kembali terhadap beberapa hal sebagai berikut:
a) Kebenaran (validitas) dan kelengkapan (representatif) data/informasi
yang mendukung pernyataan tentang karakteristik kasus
permasalahannya.
b) Relevansi antara tafsiran dan simpulan yang dibuat dengan
data/informasi pendukungnya serta konsistensi antara berbagai
data/informasi dan tafsiran dan simpulannya satu sama lain secara
integral.
c) Ketepatan prakiraan/estimasi kemungkinan penanganannya
berdasarkan hasil diagnostik yang didukung oleh data/informasi yang
relevan dan yang tersedia.
d) Vasibilitas (keterlaksanaan) dari semua alternatif pengajaran remidi
yang disarankan/ direkomendasikan
b. Menentukan Alternatif Pilihan Tindakan
Dari hasil penelaahan yang dilakukan pada langkah pertama tersebut
akan diperoleh simpulan mengenai dua hal pokok, yaitu :
1) Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum dapat
dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan berikut.
a) Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya memiliki
kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola
strategi/metode/teknik belajar yang sesuai, efektif dan efisien.
b) Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan di samping memiliki
kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola
strategi/metode/teknik belajar yang sesuai, efektif dan efisien, juga
diharapkan pada hambatan-hambatan egoemosional, potensial-
fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan dirinya dan
lingkungan.
c) Kasus yang bersangkutan telah memiliki kecenderungan ke arah
kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola
strategi/metode/teknik belajar yang sesuai, efektif dan efisien, tetapi
14
terhambat oleh kondisi egoemosional, potensial-fungsional, sosial-
psikologis dan faktor instrumental-environmental lainnya.
2) Alternatif pemecahannya, mungkin lebih strategis jika melakukan cara
berikut.
a) Langsung kepada langkah pelaksanaan pembelajaran remedial,
misalnya jika kasusnya termasuk kategori yang 1) pada langkah
penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya.
b) Harus menempuh dahulu langkah layanan BK sebelum lanjut ke
langkah pelaksanaan pembelajaran remedial jika misalnya kasusnya
termasuk kategori 2) atau 3) pada langkah penelaahan kembali kasus
dengan permasalahannya. Sasaran pokok kegiatan yang dilakukan
dalam tahapan ini ialah membuat keputusan pilihan alternatif mana
yang ditempuh berdasarkan pertimbangan rasional yang seksama
c. Layanan Bimbingan dan Konseling/Psikoterapi
Langkah ini pada dasarnya bersifat pilihan bersyarat ditinjau dari
kerangka keseluruhan prosedur pembelajaran remedial. Sasaran pokok yang
yang hendak dituju oleh siswa bebas dari hambatan dan ketegangan
batinnya untuk kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar
secara wajar dan realistis. Di dalam praktiknya, langkah ini mungkin sampai
batas-batas tertentu masih ditangani oleh guru sendiri. Namun, mungkin
sekali dengan bantuan atau kerjasama pihak lain (petugas BK, wali kelas,
psikolog, dokter, dan sebagainya). Di antara sekian banyak masalah
kesulitan belajar yang masih dapat ditangani para guru pada umumnya
meliputi kasus-kasus berikut.
1) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurang motivasi dan
minat belajar.
2) Kasus kesulitan belajar yang berlatar belakang sikap negatif terhadap
guru, pelajaran dan situasi belajar.
3) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang
salah
15
4) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara
kondisi objektif instrumental input dan lingkungannya
Teknik-teknik layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi lebih
lanjut untuk menangani kesulitan berlatar belakang hambatan
egoemosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis dan sifat-sifat
kepribadian lainnya selayaknya ditangani oleh petugas lain.
d. Melaksanakan Pembelajaran Remedial
Dengan terciptanya prakondisi seperti digambarkan sebelumnya,
langkah pelaksanaan pembelajaran remedial barulah dipandang tepat.
Seperti telah dijelaskan, sasaran pokok dari setiap pembelajaran remedial
ini adalah tercapainya peningkatan prestasi dan atau kemampuan
penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
e. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali
Setelah pembelajaran remedial dilakukan, seharusnya dideteksi ada
atau tidaknya perubahan pada diri siswa dengan melakukan pengukuran
kembali. Hasil pengukuran ini diharapkan memberikan informasi seberapa
besar perubahan telah terjadi baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif.
f. Mengadakan Re-Evaluasi dan Rediagnostik
Hasil langkah pengukuran prestasi belajar kembali harus ditafsirkan
dan ditimbang kembali dengan menggunakan cara dan kriteria untuk proses
belajar mengajar utama.
Hasil penafsiran dan pertimbangan ini melahirkan tiga kemungkinan
kesimpulan.
a) Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian
dirinya. Namun, belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan
minimal yang diharapkan.
b) Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian
dirinya. Namun, belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan
minimal yang diharapkan.
c) Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik dari segi
prestasi maupun penyesuaian dirinya.
16
g. Tugas tambahan
Langkah ini bersifat pilihan yang kondisional. Langkah ini
diperlukan jika memang ada kasus seperti yang kedua (f.2)) dan persyaratan
terpenuhi seperti untuk langkah ketiga (f.3)) antara lain ada atau tidaknya
kesempatan pada pihak guru dan siswa, daya dukung teknis, serta sarana
penunjang yang diperlukan.
Sasaran pokok langkah ini adalah agar hasil remediasi itu lebih
sempurna dengan diadakan pengayaan dan pengukuhan. Berbagai bentuk
cara dan instrumen dapat digunakan, misalnya dengan cara penguasaan
untuk pemecahan soal tertentu, pengajaran proyek kecil tertentu atau
membaca dan menganalisis artikel tertentu, dan sebagainya. Hasilnya harus
dilaporkan kembali kepada guru untuk dinilai seperlunya sebelum yang
bersangkutan selesai atau diperkenankan melanjutkan ke program
pembelajaran selanjutnya.
17
Pelaksanaan penilaian juga digunakan untuk mengetahui mengenai proses
belajar mengajar yang dilakukan sudah berhasil atau belum. Prinsipnya yaitu
penilaian adalah kontrol pada pelaksanaan pendidikan baik digunakan dalam
upaya peningkatan mutu maupun memperbaiki proses pengajaran maupun
memperbaiki proses pengajaran.
Terdapat berbagai bentuk penilaian yang bisa dipakai oleh guru dalam
melakukan remidial yaitu:
1. Pre-test dan post-test dilaksanakan secara berkala ketika siswa akan diberi
materi baru. Tujuannya yaitu identifikasi taraf pengetahuan siswa tentang
bahan yang akan tersaji. Evaluasi dalam bentuk ini memakan waktu yang
singkat dan tidak memerlukan instrumen tertulis. Sedangkan post test
dilaksanakan guru setelah materi disajikan. Tujuannya yaitu untuk
mengetahui penguasaan siswa pada materi yang diberikan. Evaluasi ini
dilakukan dengan singkat dan menggunakan item yang jumlahnya sedikit
2. Penilaian pra-syarat. Pada evaluasi ini memiliki kesamaan dengan pre test.
Hal ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pada penguasaan siswa pada
materi yang telah diajarkan sebagai dasar penguasaan materi baru yang akan
diajarkan. misalnya evaluasi pada penjumlahan sebelum memasuki
perkalian.
3. Penilaian diagnostik. Evaluasi ini dilaksanakan jika pelajaran sudah selesai
di sajikan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui bagian yang belum dikuasai
siswa. Instrumen yang dicapai yaitu membahas mengenai materi yang
dianggap menjadi kesulitan siswa.
4. Penilaian formatif. Evaluasi ini biasanya disebut dengan ulangan pada tiap
akhir pemberian materi. Tujuannya mendapatkan feedback sama dengan
evaluasi diagnostik, yaitu melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa.
hasilnya dipakai untuk pertimbangan pengajaran remidial.
5. Penilaian sumatif. Penilaian ini memiliki kesamaan dengan ulangan umum
yang dilaksanakan guna melakukan pengukuran kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pengajaran. Hasil yang di dapatkan
18
menjadi laporan resmi berkaitan dengan kinerja akademik siswa dan bahan
penentu naik tidaknya siswa pada jenjang berikutnya.
6. UAN (Ujian Akhir Nasional) atau UNAS (Ujian Nasional) memiliki prinsip
yang sama dengan evaluasi sumatif yaitu menjadi alat penentu kenaikan
siswa. UAN/UNAS dilaksanakan oleh siswa yang telah menduduki kelas
tinggi pada tiap jenjang pendidikan.
19
Hal ini senada dengan hasil penelitian Skinner yang mengajukan bentuk
program belajar mengajar dengan cara maju berkelanjutan yang menyatakan
bahwa secara ideal siswa baru boleh mempelajari materi pelajaran berikutnya
apabila ia telah betul-betul menguasai isi pelajaran yang telah dipelajari
(Mukhtar dan Rusmini, 2005).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siswa mempunyai kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda.
Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda tersebut, maka
permasalahan yang dihadapi siswa juga berbeda-beda. Dalam melaksanakan
pembelajaran, seorang pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang
dihadapi dan kelebihan yang dimiliki siswa.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan mampu mencapai standar
kompetensi yang ditentukan, hanya saja waktu pencapaiannya saja yang
berbeda. Ada siswa yang lambat dalam menguasai materi dan ada pula siswa
yang sangat cepat dalam menguasai materi
Apabila ditemukan ada siswa yang belum mencapai penguasaan
kompetensi yang ditentukan, maka pihak sekolah mengambil tindakan yaitu
memberikan program pembelajaran remedial atau perbaikan. Apabila ada
siswa yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi
minimal yang ditentukan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan
khusus berupa program pembelajaran pengayaan.
Remedial diperlukan bagi siswa yang belum mencapai kemampuan
minimal yang ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pemberian program pembelajaran remedial ini didasari oleh latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individu pada peserta
didik. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan yang
bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar baru bagi peserta didik
yang mempunyai kelebihan sehingga dapat mengoptimalkan
pengembangan minat, bakat dan keterampilannya.
Sebelum memberikan pembelajaran remedial, pendidik terlebih dahulu
perlu melaksanakannya. Kelebihan yang dimiliki siswa diberikan
pembelajaran pengayaan. Bentuk pembelajaran remedial adalah
memberikan penjelasan atau contoh tambahan, mereview pembelajaran
sebelumnya, menggunakan berbagai jenis media. Melakukan aktivitas fisik
21
remedial (misalnya kelompok belajar mandiri pembelajaran tematik, dan
pemadatan kurikulum. Sedangkan demonstrasi atau latihan), aktivitas
kelompok. Rekan tutor menggunakan sumber belajar lainnya. bentuk
pembelajaran pengayaan adalah pembelajaran
B. Saran
Saran untuk remedial pembelajaran dalam dunia pendidikan,
pembelajaran memainkan peran penting dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam pemahaman materi pelajaran. Remedial
pembelajaran adalah pendekatan yang ditujukan untuk merampingkan
kesenjangan pemahaman siswa dan meningkatkan prestasi mereka.
Makalah ini akan mengulas beberapa aspek kunci remedial pembelajaran.
Penting untuk memahami bahwa remedial pembelajaran tidak boleh
dilihat sebagai tanda kegagalan. Setiap siswa belajar dengan kecepatan yang
berbeda dan menghadapi kesulitan berbeda dalam proses pembelajaran
mereka. Remedial pembelajaran memberikan dukungan tambahan kepada
siswa yang memerlukannya, memungkinkan mereka untuk memahami dan
menguasai materi dengan lebih baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Supriyono, W. (1990). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hasibuan, N. (2014). Mengoptimalkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran 69-70.
Kunandar. (2007). Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Lidi, M. W.Remedial. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 278-279. (2018).
Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar. Jurnal Foundasia, 9(1): 15-26.
Hsb, P. R., & Nugraha, A. W. (2022). Pengaruh Penerapan Remedial terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Kimia. Educenter : Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 1(3): 243-256.
Karyanto, U. B. (2011). Strategi Pembelajaran Remedial dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran. Forum Tarbiyah,
Makki, M. I., & Aflahah . (2019). Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran.
Surabaya: Duta Media Publishing.
Makmun, A. S. (2012). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Makmun, S. (Perencanaan Pendidikan : Suatu Pendekatan Komprehensif ). 2007.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukhtar, & Rusmini. (2008). Pengajaran Remedial : Teori dan Penerapannya
Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Nimas Multima.
Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.
Tampubolon, S. E., Muhaimin, & Ali, M. (2020). Efektivitas Pembelajaran
Remedial Secara Daring Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Matematika Siswa SDK Bina Kasih Jambi. Jurnal Pendidikan Tematik
Dikdas, 5(2): 40-56.
23
Yustuti, E. (2022). Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi Pembelajaran
Kesulitan Belajar. Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah, 349-358.
24
EVALUASI DAN REMEDIAL PEMBELAJARAN
AKTIVITAS KELOMPOK 2
No Nama Pembagian Tingkat
(NIM) Tugas Partisipasi
1 Rahmawati Mencari Materi Aktif
(220902501008) Menyusun/Merapikan Makalah
Mengerjakan Sub Bab I dan J
Membuat Daftar Pustaka dan Kutipan
2 Serli Agestina Mencari Materi Aktif
(220902501003) Mengerjakan Sub Bab A dan B
3 Nur Aviati Mencari Materi Aktif
(220902501005) Mengerjakan Sub Bab C dan G
4 Futri Furnama Sari Mencari Materi Aktif
(220902500010) Mengerjakan Sub Bab D, E, F dan H
Membuat PPT
5 Lisma Mencari Materi Aktif
(220902501004) Mengerjakan Bab III
6 Putri Anggraeni Mencari Materi Kurang
Fajrian S Aktif
(220902501007)
7 Wasimah Nur Afifah Mencari Materi Aktif
(220902501001) Menyusun/Merapikan Makalah
Memasukkan Materi Pembahasan
8 Wahdini Mencari Materi Aktif
(220902501002) Memasukkan Materi Pembahasan
25