Remedial Pembelajaran
Remedial Pembelajaran
REMEDIAL PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu ; M.Ridwan Tikollah, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh;
KELOMPOK 1
i
DAFTAR ISI
ii
A. Definisi Remedial Pembelajaran
“Remedi”, dalam Webster’s New Twentieth Century Dictionary dinyatakan berasal
dari bahasa latin yang berarti menyembuhkan kembali, dari kata “re-” ‘kembali’ dan kata
“mederi” ‘menyembuhkan”. Sementara itu, remediasi dalam pendidikan berarti tindakan
atau proses penyembuhan/ peremedian atau penanggulangan ketidakmampuan atau
masalah-masalah pembelajaran (1982: 1528). Demikian juga MC Ginnis dan Smith (1982:
355) mendefinisikan remediasi sebagai tindakan melakukan diagnosis dan perawatan. Dari
paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata atau istilah remidi memiliki pengertian
diagnosis, penanggulangan, perawatan, penyembuhan, dan perbaikan.( Karyanto 2011 )
Remedial adalah “kegiatan perbaikan dalam pembelajaran yang dilaksanakan
pendidik dalam rangka memberikan bantuan para peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar”. dengan remedial peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai kriteria
ketuntasan minimal. remedial pembelajaran dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil
evaluasi. Dengan demikian kegiatan remedial dilaksanakan berbasis data tentang
kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam belajar. Berdasarkan data tersebut"
Pendidik memiliki pengetahuan khusus pemecahannya melalui pembelajaran remedial"(
Bahdar 2022).
Di sini remedial berfungsi sebagai kegiatan diagnostik sehingga peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar dapat keluar dari kesulitan yang dialami menuju ke hasil
belajar pada"tingkat minimal yang sudah ditetapkan dalam kurikulum" .Dalam hal
remedial dilihat dari sudut pengertian"sejumlah ahli pendidikan telah mengemukakan
pendapatnya",
a. Ahmadi dan Supriyono, remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi
baik. Program remedial ini diharapkan dapat membantu peserta didik yang belum
tuntas untuk mencapai ketuntasan hasil belajarnya.
b. Kundar mengatakan bahwa remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat
membetulkan pembelajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang maksimal.
c. Arikunto, remedial adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta didik yang
belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan pendidik dengan maksud
mempertinggi penguasaan bahan ajar sehingga peserta didik diharapkan mampu
1
mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar yang
nantinya berdampak baik bagi prestasi belajarnya.
d. Menurut Mulyadi, remedial adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan
menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebabnya serta cara
menetapkan kemungkinan mengatasinya,baik secara kuratif (penyembuhan) maupun
secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobjektif
mungkin.
e. Sukardi, remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerjasama dengan
ahli pihak lain) untuk memungkinkan individu atau kelompok peserta didik dengan
karakteristik tertentu lebih mampu me-ngembangkan dirinya (meningkat prestasi,
penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang
terencana, terorganisasi,terarah terhadap keamanan kondisi objektif individu dan atau
kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya dukung sarana lingkungannya.
2
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial,
terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No.
6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas,
dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem
dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap
peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta
didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Iwurka (2019:2-3).
Tujuan umum pembelajaran remedial adalah agar setiap peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan pembelajaran remedial ini diharapkan agar peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang dihar in melalui
penyembuhan atau perbaikan (Sutikno, 2021).
Secara esensial, Proses Pengajaran Remedial (PPR) pada hakikatnya serupa dengan
Proses Belajar Mengajar (PBM) biasa. Perbedaannya terutama terletak pada dua masalah
berikut ini,: (Azhar,2014):
1. Tujuannya lebih diarahkan kepada peningkatan (improvement) prestasi (baik
kualifikasi maupun kuantitatif) dari prestasi yang telah atau mungkin optimal dapat
dicapai jika menggunakan PBM biasa sehingga sekurang-kurangnya dapat memenuhi
kriteria keberhasilan minimal yang dapat diterima atau peningkatan kemampuan
penyesuaian kembali (readjustment), baik terhadap dirinya maupun lingkungannya.
2. Strategi pendekatan (termasuk pula metode/teknik, materi/program, bentuk/jenis tugas
dan sebagainya) lebih menekankan penyesuaian terhadap keragaman kondisi objektif
(kapasitas umum/khusus, penguasaan keterampilan/pengetahuan prasyarat,
sikap/kebiasaan, kematangan atau kesiapan, dan sebagainya) yang dapat dipandang
sebagai remodulasi atau modifikasi (repetisi, akselerasi, pengayaan
substitusi/alternatif) dari PBM yang biasa (konvensional-klasikal).
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah
laku (behavioral change) pada individu. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena
3
usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti bahan
yang dipelajari, instrument, lingkungan, dan kondisi individu si pelajar. Sedangkan
mengajar pada hakikatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya sendiri, dan cara-
cara belajar bagaimana belajar. (Karyanro 2011)
4
Tujuan remedial teaching adalah untuk memungkinkan siswa mencapai pemahaman
diri, terutama dalam hal prestasi belajar. Selain itu, tujuan tersebut juga meliputi upaya
siswa dalam meningkatkan atau mengubah metode belajar mereka menjadi lebih baik.
Siswa juga diharapkan dapat memilih materi dan fasilitas pembelajaran yang tepat serta
mendapatkan bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar. Tujuan lainnya adalah membantu
siswa mengatasi hambatan belajar yang menyebabkan kesulitan belajar mereka. Selain itu,
melalui remedial teaching, siswa diharapkan dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
baru yang akan mendorong mereka mencapai hasil belajar yang lebih baik. Selanjutnya,
siswa diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan setelah mereka
berhasil mengatasi hambatan belajar dan mengembangkan sikap serta kebiasaan baru
dalam proses belajar. (Saptadi et al. 2023)
Tujuan tertentu perlu dilakukan remedial dalam hal ini adalah remediasi
berkelanjutan di mana tes formatif dan remedial ini diberikan secara teratur dan kontinu
setiap kali sejumlah tujuan pembelajaran selesai dipelajari. Pembelajaran remedial pada
dasarnya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas masing-masing siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Jika setelah dilakukan tes perbaikan masih tetap ditemukan
siswa yang mengalami kegagalan maka siswa yang bersangkutan diberikan kegiatan
perbaikan berikutnya oleh guru sedangkan siswa yang telah tuntas akan diberikan
pengayaan untuk memperluas dan memperdalam konsep yang telah dipelajarinya.
Tujuan utama pelaksanaan remedial teaching adalah sebagai berikut:
a. Membantu siswa memahami dirinya, terutama dalam hal prestasi belajar. Siswa
diharapkan dapat mengenali kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar, sehingga
mereka dapat lebih memahami pelajaran dan mencapai prestasi yang lebih baik.
b. Membantu siswa mengubah atau memperbaiki cara belajar mereka agar lebih
efektif.Melalui remedial teaching, siswa didorong untuk mengembangkan metode
belajar yang sesuai dengan kesulitan yang mereka hadapi.
c. Membantu siswa dalam memilih materi dan fasilitas belajar yang tepat untuk mengatasi
kesulitan belajar mereka. Guru menggunakan informasi tentang kesulitan siswa untuk
memilihkan materi dan fasilitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka.
d. Membantu siswa mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang
kesulitan mereka. Setelah siswa mengenali sifat dan bentuk kesulitan yang dialami,
mereka dapat mulai mengatasi hambatan belajar tersebut.
e. Mendorong siswa untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan baru yang dapat
meningkatkan hasil belajar. Siswa didorong untuk memahami kekurangan dalam
5
aktivitas belajar mereka dan mengembangkan sikap yang lebih positif serta kebiasaan
yang mendukung pencapaian hasil belajar yang lebih baik.
f. Mendorong siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada
mereka. Melalui kesadaran yang dibangun dalam proses remedial teaching, siswa
diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugas belajar dengan lebih baik.
Pembelajaran remedial bertujuan agar peserta didik dapat memperbaiki cara
belajarnya, memilih materi dan fasilitas secara tepat, mengembangkan sikap dan kebiasaan
dan melaksanakan tugas-tugas belajar. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990), tujuan
pembelajaran remedial adalah sebagai berikut:
a. Agar peserta didik memahami dan mengenali dirinya khususnya yang menyangkut
prestasi belajar, misalnya: segi kemampuannya segi kelemahannya dan jenis serta sifat
kesulitannya
b. Memperbaiki atau mengubah cara belajar kearah yang lebih baik
c. Memilih materi dan fasilitas belajar secara kearah yang lebih baik
d. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya
hasil belajar yang baik
e. Menyelesaikan dan melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya
dengan benar dan baik.
Dengan implementasi remedial teaching, tujuan-tujuan ini dapat dicapai untuk
membantu siswa mencapai potensi belajar mereka yang optimal. Bahdar (2022:70-71)
Secara rinci tujuan pembelajaran remedial adalah agar siswa:
1. Memahami dirinya, khusus yang menyangkut prestasi belajarnya, yang meliputi degi
kekuatannya dan kelemahannya, serta jenis dan sifat kesulitannya.
2. Dapat mengubah/memperbaiki cara belajar kearah yang lebih baik
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat
4. Dapat mengatasi hambatan belajar
5. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan baru, yang dapat mendorong tercapainya
hasil belajar yang lebih baik
6. Dapat melaksanakan tugas belajar yang diberikan.
6
Ciri-ciri anak yang perlu mendapatkan pengajaran remedial dengan cara
evaluasi, baik secara sumatif maupun formatif maka terdapat beberapa kelompok yang
bisa dibuat pembelajaran remedial. Karena pada hakikatnya, pembelajaran remedial adalah
pembelajaran bagi siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar yang masih bisa
untuk diperbaiki dan mengejar dari ketertinggalan-ketertinggalan siswa yang lain.
Sementara, kelompok siswa yang dianggap tidak bisa untuk mengejar ketertinggalan
tersebut, maka seharusnya mengulang kembali dengan angkatan siswa yang baru.
(Rusiadi and Aslan,2021)
Pengajaran remedial teaching sifatnya lebih khusus dari pengajaran lainnya, karena
pelaksanaan pengajaran ini disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang
dihadapi siswa. Dengan remedial teaching, siswa yang mengalami kesulitan belajardapat
mencapai hasil yangan diharapkan sesuai dengan kemampuannya. Untuk lebih jelasnya
berikut ini dikemukakan ciri-ciri remedial teaching.
1. Dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan
khusus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang.
2. Dilakukan sesuai dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
3. Metode yang digunakan bersifat diferencial disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar
belakang kesulitan belajar.
4. Dilaksanakan melalui kerja sama berbagai pihak, guru, pembimbing, konselor, dan
sebagainya.
5. Pendekatan dan teknik lebih diferencial artinya disesuaikan dengan keadaan siswa.
6. Alat evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi
siswa.
7
teaching dilaksanakan melalui kerja sama berbagai pihak, guru pembimbing, konselor dan
sebagainya. Demikian juga pendekatan dan teknik pengajaran serta alat yang digunakan
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa yang dipilih oleh guru
disesuaikan dengan keadan siswa. Sururiyah (2018)
Menurut Mulyadi 2010: 45-46, ciri-ciri pengajaran remedial dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian
diberikan layanan khusus sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakangnya.
8
b. Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar
yang dihadapi murid.
c. Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial artinya
disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajarnya.
d. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin
murid tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes
diagnostik, sosiometri, dan alat- alat laboratorium.
e. Pengajaran remedial dilaksanakan dengan kerjasama dengan pihak lain. Misalnya:
pembimbing, ahli lain dan sebagainya.
f. Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial,
maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masing- masing pribadi murid yang akan
dibantu.
g. Dalam pengajaran remedial, alat evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan kesulitan
belajar yang dihadapi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa ciri-ciri
pengajaran remedial ialah pelaksanaan pengajaran remedial harus disesuaikan dengan
sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa.
9
5. Fungsi Terapeutik: Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam hal aspek sosial-pribadi.
Kegiatan remedial dapat memberikan dukungan dan bantuan emosional kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar, membantu mereka mengatasi hambatan sosial atau
pribadi yang mempengaruhi pembelajaran. Saptadi et al(2023 hal.206-207).
10
F. Prinsip-Prinsip Remedial Pembelajaran
Pembelajaran remedial atau pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari
pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami
kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada peserta didik yang dilayani,
bahan pelajaran, metode, dan media penyampaiannya. Kesulitan-kesulitan itu bisa dapat
berupa bahan pelajaran yang tidak dikuasai, kesalahan-kesalahan memahami konsep, dan
dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam
mencapai kompetensi. Menurut Mukhtar dan Rusmini (2008: 35) ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai
pelayanan khusus, antara lain:
1. Adaptif , Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu,
program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata
lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif, Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan
segera diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas, Dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan
dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran
remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik , Sesegera Mungkin Umpan balik berupa informasi yang
diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera
mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-
larut yang dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan. Program
pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan
demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan
11
programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengakses sesuai
kesempatan masing masing. Karyanto (Vol.9, No.1, Juni 2011;.68-69).
12
Pembelajaran remedial dilakukan secara berkesinambungan dan harus selalu tersedia
programnya agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan
keperluannya masing-masing. (Kadarwati,2017:164)
13
b. Pemberian bimbingan secara khusus
Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal
pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih
alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem
tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum
berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus
Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta
didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya
Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik
kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. At-Taubany
(2017:367-368)
14
c. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik
menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
d. Menggunakan berbagai jenis media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. perhatian
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil
belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk
memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta
didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk
mengendalikan perhatian peserta didik. Karyawanto (Vol. 9, No. 1, Juni 2011:69-70)
15
H. Pendekatan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
keseluruhan program pembelajaran, maka perlu memahami berbagai pendekatan dan
metode remedial. Pendekatan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Pendekatan Kuratif
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai
dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian di peserta didik
yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang telah disampaikan. Dalam hal ini
guru harus mengambil sikap yang tepat dalam memberikan layanan bimbingan belajar
yang disebut dengan pembelajaran remedial. At-Taubany (2017:368)
Adapun peserta didik yang hampir berhasil dan yang berhasil dapat diberikan
layanan pengayaan atau diarahkan ke program pembelajaran yang lebih tinggi.
Pendekatan kuratif dilakukan dengan metode menurut Bahdar (2022:74-75):
a) Pengulangan. Pengulangan dapat dilakukan pada setiap akhir pertemuan unit
pelajaran tertentu, dan akhir setiap program studi pelaksanaannya dapat dilakukan
secara individual (jika yang mengalami kesulitan terbatas) dan kelompok (jika
ternyata sejumlah peserta didik mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan
sama).
b) Pengayaan .Layanan ini dikenakan pada peserta didik yang kelemahannya ringan
dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara pemberian tugas
(pekerjaan rumah) atau soal yang dikerjakan di kelas.
c) Percepatan. Layanan ini ditujukan kepada peserta didik yang berbakat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional).
b. Pendekatan Preventif
Pendekatan ini diberikan kepada peserta didik yang diduga akan mengalami
kesulitan belajar dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh. Pendekatan
preventif ini bertolak dari hasil pretes atau evaluatif reflektif. Berdasarkan hasil pretes
ini guru dapat mengklasifikasikan kemampuan peserta didik menjadi tiga golongan,
yaitu peserta didik yang diperkirakan mampu menyelesaikan program sesuai dengan
waktu yang disediakan, peserta didik yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan
program lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dan peserta didik diperkirakan akan
terlambat atau tidak dapat menyelesaikan program sesuai waktu yang telah ditetapkan.
16
Dari penggolongan ini, maka teknik layanan yang dapat dilakukan meliputi kelompok
belajar homogen, layanan individual dan layanan pembelajaran dengan kelas khusus.
c. Pendekatan Pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama
berlangsungnya pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera mengatasi
hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran. At-
Taubany(2017:368)
17
Peserta didik yang berasal dari keluarga yang terpecah, mungkin berbeda
dengan peserta didik yang berasal dari keluarga harmonis dan mendukung kegiatan
belajar.
b. Permasalahan pada materi ajar
Rancangan pembelajaran telah disiapkan dalam buku guru dan buku siswa. Pada
praktiknya, tidak semua yang disajikan dalam materi ajar, sesuai dengan
kompetensi peserta didik.Guru bisa sajamenemukan bahwa materi ajar (KD) yang
disajikan dalam buku terlalu tinggi bagi peserta didik tertentu. Oleh karena itu, perlu
disiapkan berbagai alternatif contoh aktivitas pembelajaran yang bisa digunakan
guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ini. (contoh dan alternatif
aktivitas untuk siswa yang merasa kesulitan terhadap materi ajar, bisa dilihat dalam
buku Panduan Teknis Penggunaan Buku Guru dan Siswa).
c. Permasalahan pada strategi pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya terpaku pada satu
strategi atau metode pembelajaran saja. Dikarenakan tipe dan gaya belajar peserta
didik sangat bervariasi termasuk juga minat dan bakatnya, maka guru perlu
mengidentifikasi apakah kesulitan peserta didik dalam menguasai materi
disebabkan oleh strategi atau metode belajar yang kurang sesuai.
2. Perencanaan
Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar anak, guru
telah memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik dan mulai untuk
membuat perencanaan.
Dengan melihat bentuk kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami peserta didik,
guru bisa merencanakan kapan waktu dan cara yang tepat untuk melakukan
pembelajaran remedial. Pada prinsipnya pembelajaran bisa dilakukan:nSegera setelah
guru mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menetapkan
waktu khusus di luar jam belajar efektif. Dalam perencanaan guru perlu menyiapkan
hal-hal yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, seperti:
a. Menyiapkan media pembelajaran.
b. Menyiapkan contoh-contoh dan alternatif aktivitas.
c. Menyiapkan materi-materi dan alat pendukung
3. Pelaksanaan
18
Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan program
pembelajaran remedial. Ada tiga fokus penekanan:
a. Penekanan pada keunikan peserta didik.
b. Penekanan pada alternatif contoh dan aktivitas terkait materi ajar.
c. Penekanan pada strategi/metode pembelajaran
4. Penilaian Autentik
Penilaian autentik dilakukan setelah pembelajaran remedial selesai dilaksanakan.
Berdasarkan hasil penilaian, bila peserta didik belum mencapai kompetensi minimal
(tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali strategi pembelajaran
remedial yang diterapkannya atau melakukan identifikasi (analisis kebutuhan) terhadap
peserta didik dengan lebih saksama. Apabila peserta didik berhasil mencapai atau
melampaui tujuan yang ditetapkan, guru berhasil memberikan pembelajaran yang kaya
dan bermakna bagi peserta didik, hal ini bisa dipertahankan sebagai bahan rujukan bagi
rekan guru lainnya atau bisa lebih dipercaya lagi. Apabila ternyata ditemukan kasus
khusus di luar kompetensi guru, guru dapat mengkonsultasikan dengan orangtua untuk
selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli.
Dalam melaksanakan pembelajaran remedial, langkah-langkah yang harus
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan siswa
b. Merancang pembelajaran, yang meliputi merancang rencana pembelajaran,
merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih
pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran
c. Menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran yang
telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan
siswa
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS
e. Melaksanakan pembelajaran, yang meliputi; merumuskan gagasan utama,
memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi belajar siswa,memfokuskan
proses belajar dan melibatkan siswa secara aktif
f. Melakukan evaluasi pembelajaran dan menilai ketuntasan belajar siswa (Arifin,
2019).
19
J. Metode Pelaksanaan Remedial dalam Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam remedial pembelajaran yaitu metode yang
dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari identifikasi kasus
sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan, yaitu: Saptadi et al.(2023:216-
221)
1. Tanya Jawab
Metode ini dilakukan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan
sifat kesulitan yang dialami oleh murid. Proses tanya jawab dilakukan dalam bentuk
dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan belajar. Melalui serangkaian
pertanyaan dan jawaban, guru membantu murid untuk mengenali dirinya secara lebih
mendalam, memahami kelemahan dan kelebihannya, serta memperbaiki cara belajarnya.
Dalam metode tanya jawab, guru dapat menggunakan pendekatan individual atau
kelompok. Jika dilakukan secara individual, dialog berlangsung antara guru dan satu
murid yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat mengajukan pertanyaan- pertanyaan
yang relevan dan membantu murid untuk menemukan solusi atau pemahaman yang baik
terkait dengan kesulitan belajarnya. Selain itu, metode tanya jawab juga dapat dilakukan
dalam bentuk diskusi kelompok. Guru dapat membentuk kelompok murid yang
mengalami kesulitan belajar yang serupa atau memiliki kesamaan dalam bidang tertentu.
Kemudian, guru memfasilitasi pengalaman, memberikan masukan, dan mencari solusi
bersama. Melalui metode tanya jawab, murid dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran remedial. Mereka diberi kesempatan untuk mengungkapkan kesulitan yang
dihadapi dan bekerja sama dengan guru untuk mencari solusi. Metode ini membantu
murid memahami dan mengatasi kesulitan belajar secara bertahap dan sesuai dengan
kebutuhan individual mereka. Metode tanya jawab dalam remedial teaching memiliki
beberapa keuntungan, antara lain:
a. Membangun hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid: Melalui proses tanya
jawab, guru dapat berinteraksi secara langsung dengan murid yang mengalami
kesulitan belajar. Hal ini memungkinkan terjalinnya hubungan yang lebih dekat,
sehingga murid merasa lebih nyaman dan terbuka untuk berbagi kesulitan dan
pemahamannya
b. Meningkatkan saling pemahaman antara guru dan murid: Melalui dialog dalam tanya
jawab, guru dapat memahami dengan lebih baik kesulitan yang dialami oleh murid.
20
Sebaliknya, murid juga dapat memahami arahan dan penjelasan yang diberikan oleh
guru. Ini membantu membangun saling pemahaman yang lebih baik antara guru dan
murid.
c. Meningkatkan motivasi belajar murid: Dalam proses tanya jawab, murid aktif
terlibat dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini
dapat meningkatkan motivasi belajar murid karena mereka merasa terlibat dalam
penyelesaian kesulitan belajar mereka sendiri. Mereka merasa didengarkan dan
dihargai dalam proses pembelajaran remedial.
d. Meningkatkan pemahaman diri pada murid: Melalui tanya jawab, murid dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri. Mereka
dapat mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dalam belajar, mengetahui strategi
belajar yang efektif, dan mengenali gaya belajar yang cocok untuk mereka.
Pemahaman diri yang lebih baik ini membantu mereka mengatasi kesulitan belajar
dan mengembangkan potensi belajar mereka.
e. Menumbuhkan rasa harga diri murid: Dalam metode tanya jawab, guru memberikan
perhatian dan waktu khusus untuk membantu murid mengatasi kesulitan belajar
mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa harga diri murid karena mereka merasa
dihargai dan diperhatikan oleh guru. Mereka mendapatkan dukungan dan bimbingan
yang dapat meningkatkan keyakinan diri dalam belajar.
2. Diskusi
Metode diskusi dalam remedial teaching memanfaatkan interaksi antar individu
dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Metode
ini melibatkan peserta diskusi dalam berbagi pengalaman, saran, dan pemecahan
21
masalah untuk meningkatkan pemahaman dan mengatasi kesulitan belajar. Berikut
adalah beberapa keuntungan metode diskusi dalam remedial teaching:
a. Meningkatkan pemahaman diri dan pemecahan masalah: Dalam diskusi, setiap
individu memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman dan kesulitan belajar yang
mereka hadapi. Melalui interaksi dengan sesama siswa, mereka dapat memperoleh
pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan menemukan solusi
yang efektif untuk mengatasi kesulitan belajar.
b. Membangun sikap saling percaya: Diskusi dalam kelompok memungkinkan siswa
saling berbagi pengalaman dan pendapat.
3. Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dalam remedial teaching dapat digunakan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam metode ini, tugas-tugas
khusus diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis dan sifat kesulitan yang mereka
hadapi. Tugas tersebut dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok,
tergantung pada kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Berikut adalah beberapa
keuntungan metode pemberian tugas dalam remedial teaching:
a. Memahami diri sendiri: Dengan melaksanakan tugas-tugas yang dirancang khusus,
siswa dapat lebih memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar.
Melalui proses ini, mereka dapat mengidentifikasi area di mana mereka
membutuhkan perbaikan dan fokus untuk mengatasi kesulitan belajar.
b. Memahami diri sendiri: Dengan melaksanakan tugas-tugas yang dirancang khusus,
siswa dapat lebih memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar.
Melalui proses ini, mereka dapat mengidentifikasi area di mana mereka
membutuhkan perbaikan dan fokus untuk mengatasi kesulitan belajar.
c. Memperbaiki cara belajar: Melalui tugas-tugas yang diberikan, siswa dapat
memperbaiki cara-cara belajar yang pernah mereka alami. Tugas-tugas ini dapat
dirancang untuk mengembangkan keterampilan belajar yang lebih efektif, seperti
teknik membaca, mengorganisir informasi, atau merumuskan pertanyaan yang
relevan. Dengan melakukan tugas ini, siswa dapat meningkatkan kemampuan
belajar mereka secara keseluruhan.
Metode Pemberian tugas dalam remedial teaching bertujuan untuk membantu siswa
memahami diri mereka sendiri, memperdalam materi yang dipelajari, dan memperbaiki
22
cara belajar mereka. dengan demikian, metode ini dapat menjadi alat yang efektif dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa dan membantu mereka mencapai keberhasilan
akademik yang lebih baik.
4. Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam remedial teaching melibatkan interaksi antar anggota
kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar. Dalam metode ini, sejumlah siswa
bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kelompok dapat terdiri dari siswa
yang mengalami kesulitan belajar yang sama atau dapat juga terdiri dari satu atau
beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar. Berikut adalah beberapa keuntungan
metode kerja kelompok dalam remedial teaching:
a. Pengaruh kelompok yang dianggap cakap dan berpengalaman: Dalam kerja
kelompok, anggota kelompok yang memiliki kemampuan atau pengalaman yang
lebih baik dalam belajar dapat memberikan pengaruh positif pada anggota kelompok
yang mengalami kesulitan belajar. Mereka dapat memberikan bantuan, pemahaman,
dan strategi belajar yang efektif kepada anggota kelompok yang membutuhkannya.
b. Meningkatkan minat belajar: Melalui kehidupan kelompok, siswa cenderung lebih
termotivasi dan tertarik untuk belajar. Interaksi dengan teman sebaya dalam
kelompok dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan
menyenangkan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan minat belajar siswa.
c. Pemahaman diri dan saling memahami: Dalam kerja kelompok, siswa dapat saling
memahami dan berbagi pengalaman serta kesulitan yang mereka hadapi dalam
belajar. Hal ini dapat membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih dalam
tentang diri mereka sendiri dan memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam
menghadapi kesulitan belajar.
d. Memupuk rasa tanggung jawab; melalui kerja kelompok, siswa diajak untuk
berkontribusi aktif, berbagai tanggung jawab dan saling membantu dalam
menyelesaikan tugas. hal ini dapat memupuk rasa tanggung jawab dan keterlibatan
siswa dalam proses belajar mengajar.
5. Pengajaran individual
Pengajaran individual dalam remedial pembelajaran adalah interaksi antara guru dan
siswa secara individual dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan
peserta didik dalam memberikan pengajaran yang lebih intensif dan disesuaikan dengan
23
kebutuhan dan kemampuan siswa secara individual. Fokus pengajaran ditujukan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan cara belajar mereka.
Dalam pengajaran individual, guru dapat memberikan materi yang berbeda, seperti
pengulangan, pengayaan, atau pemberian materi baru, tergantung pada tingkat kesulitan
yang dihadapi siswa. Pendekatan ini memiliki sifat terapeutik, dengan tujuan
memperbaiki cara belajar siswa. Pengajaran individual dalam remedial pembelajaran
biasanya diberikan hanya untuk kompetensi dasar tertentu yang belum dikuasai oleh
siswa.
Biasanya, remedial hanya dilakukan maksimal dua kali.Jika siswa masih belum
mencapai standar minimum setelah dua kali remedial, penanganannya harus melibatkan
orang tua atau wali siswa. Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial dapat bervariasi.
Remedial dapat diberikan setelah siswa mempelajari kompetensi dasar tertentu atau
setelah siswa mengikuti tes yang melibatkan beberapa kompetensi dasar. Siswa yang
belum mencapai penguasaan kompetensi tertentu perlu mengikuti program
pembelajaran remedial. Prinsip belajar tuntas menekankan bahwa siswa harus mencapai
tingkat penguasaan Saptadi et al.(2023:216-221).
Pembelajaran remedial belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelemahan belajar. Sehubungan
dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran
meliputi:
1) Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar peserta didik. kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan,
sedang, dan berat.
a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang
perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
b. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami
gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan dan sebagainya.
c. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan
pada diri mereka, misalnya tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa.
2) Teknik
24
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar, antara
lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik,
wawancara, dan pengamatan.
a. Tes Prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat
yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau
belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat
keterampilan.
b. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam
menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan,
apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan,
pengurangan, pembagian atau perkalian.
c. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik
untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta
didik.
d. Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku
peserta didik. dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis
maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik. Karyanto (Vol. 9, No. 1, Juni
2011:70-71)
25
tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum
berhasil mencapai ketuntasan.
3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak
agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik
perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang
ditetapkan.
4. Pemanfaatan tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu
dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan
belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar akan lebih terbuka dan akrab.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain,;(Suharti,2020;99);
a. Metode pemberian tugas
b. Metode diskusi
c. Metode tanya jawab
d. Kerja kelompok
e. Tutor sebaya
f. Pembelajaran Individual
26
L. Prosedur Pelaksanaan Remedial Pembelajaran
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam keseluruhan
kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari
usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. (Azhar)
Prosedur pelaksanaan pembelajaran remedial adalah, (Suharti,2020:99):
1. Penelaan kembali kasus dengan permasalahannya. Sasaran pokok langkah ini adalah
diperolehnya gambaran mengenai karakteristik kasus beserta permasalahannya.
2. Menentukan alternatif pilihan tindakan
3. Layanan bimbingan dan penyuluhan/Psikoterapi
4. Melaksanakan pembelajaran remedial
5. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
6. Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengembangan prosedur sistem pengajaran
remedial didasari oleh pokok pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip prinsip tuntas.
diantara pokok pokok pikiran tersebut adalah;
1. Bahwa terdapat keberagaman individu di dalam kemampuan, dalam arti kecepatan
belajar.
2. Bahwa sampai batas normalitas tertentu, setiap individu mungkin dapat mencapai
tingkat penguasan ( level of master) prestasi belajar tertentu seperti yang dicapai oleh
temannya asalkan;
a. Diberikan waktu yang cukup sesuai dengan keperluannya.
b. Kualitas pengajaran yang sesuai dengan kondisi objektif siswa yang bersangkutan.
c. Kematangan dan kesiapan belajar yang bersangkutan.
d. Proses belajar mengikuti asas keseimbangan.
Secara khusus, pokok pokok pikiran yang mendasari setiap langkah prosedur
pengajaran remedial itu antara lain sebagai berikut;
1. Penelaahan kembali kasus dengan permasalahan dipandang perlu, karena bukan
mustahil terdapat kesalahan atau kekeliruan (errors), baik di dalam tafsiran maupun
kesimpulannya berikut data atau informasi yang mendukungnya.
2. Terciptanya kesehatan mental kasus kesulitan belajar merupakan prakondisi bagi
pelaksanaan pengajaran yang efektif dan efisien. dengan terciptanya kembali suatu
situasi yang dipandang lebih sesuai dengan kondisi objektif siswa, peningkatan prestasi
dan kemampuan penyesuaian diri diharapkan dapat terjadi
27
3. Indikator perubahan perilaku pengajaran remedial perlu diamati dan diukur secara
seksama sehingga dapat memberikan informasi seksama pula. dengan mempergunakan
patokan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan terlebih dahulu ( seperti yang
berlaku untuk siswa pada umumnya). hal pengukuran itu perlu ditafsirkan dan
disimpulkan sejauh mana taraf keberhasilan tercapai.
4. Berpedoman kepada pokok pokok pikiran itu suatu alternatif prosedur seperti yang telah
dikembangkan dapat dipilih sehingga akan diketahui kapan harus dimulai dan
diakhirinya pengajaran remedial yang dimaksudkan.
28
c. Layanan dan bimbingan konseling Sasaran pada langkah ini yaitu adanya kesehatan
dalam mental, sehingga kegiatan belajar secara wajar dapat kembali dilakukan.
Terdapat beberapa bentuk yang bisa diberikan pada layanan ini, yaitu:
1) Pemberian tugas tambahan.
2) Pengubahan metode pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan intelektual
siswa.
3) Meminta bantuan teman sebaya.
4) Pelaskanaan latihan dasar yang mendasari pengembangan kemampuan belajar.
5) Mengirimkan kepada ahli/ pakar pendidikan guna mendapatkan bantuan.
6) Pengembangan bakat melalui kegiatan.
d. Melaksanakan remedial teaching Sasaran pada pelaksanaan pembelajaran remedial ini
guna memberikan peningkatan pada prestasi dan kemampuan siswa, artinya, guru
membantu siswa mengejar ketertinggalannya dalam upaya pemahaman materi yang
diberikan melalui metode yang aktif.
e. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
Tahap ini dilaksanakan untuk memahami kesamaan antara rencana yang dibuat
dengan capaian hasil belajar yang di dapatkan siswa setelah program pengajaran
remidial. Pengukuran dilakukan seusai pengajaran remidial dilakukan. Hal ini
ditujukkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang
diberikan setelah menggunakan pembeljaran remidial. Melalui hasil yang diberikan
akan diketahui apakah remidial diakhiri atau dilakukan kembali
f. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnosis
Hasil pengukuran pada poin 'e' digunakan untuk memberikan penafsiran dan
perbanidngan mengenai kriteria seperti pada pelaksanaan pembelajaran. Hasil
penafsiran ini terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
1) Kasus memperlihatkan peningkatan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria
yang diinginkan.
2) Kasus memperlihatkan kenaikan prestasi, namun kriteria belum terpenuhi.
3) Kasus belum memperlihatkan perubahan kaitannya dengan hasil belajar dan
prestasi
29
M. Keuntungan Remedial Pembelajaran
Beberapa keuntungan dalam melaksanakan model pembelajaran remedial ini, yaitu
sebagai berikut. (Folastri and Solihatun, 2017)
1. Sebagai kelompok siswa yang relatif sangat sedikit (kelas kecil), guru dapat
memahami lebih baik kebutuhan siswa secara individual, kinerja (performansi) siswa
di dalam kelas, dan kesulitan masing-masing siswa dalam belajar.
2. Memudahkan guru dalam memberikan bimbingan dan bantuan agar siswa lebih
memahami topik yang dianggap sulit oleh siswa.
3. Membantu meningkatkan pembelajaran dalam hal interaksi guru dengan siswa selama
pembelajaran, yangmemungkinkan siswa tersebut belajar lebih intensif.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam melaksanakan pembelajaran
remedial model ini adalah pelaksanaan remediasi yang terlalu lama akan memberikan efek
julukan tertentu yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi siswa yang bersangkutan.
disamping itu hal ini juga ,menghilangkan kesempatan siswa berinteraksi dengan rekan
lainnya pada kelas biasa (ordinary class).
30
(perbaikan). Waktu pelaksanaan remedial pembelajaran ulang dengan metode da media
yang berbeda, belajar mandiri atau memberikan bimbingan secara khusus, pemberian
tugas/latuhan, belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya, yang
semuanya diakhiri dengan ulangan. (Triwiyanto, 2015)
Program remedial diberikan hanya untuk kompetensi dasar tertentu yang belum
dikuasai oleh siswa. Remedial hanya dilakukan maksimal dua kali. Siswa yang telah
mengalami remedial sebanyak dua kali, namun nilainya masih di bawah standar minimum,
maka penanganannya harus melibatkan orangtua atau wali dari siswa tersebut. (Lidi, M. W,
2018).
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran
remedial dilaksanakan. Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah siswa mempelajari
KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar siswa adalah tingkat ketuntasan
dalam mencapai KI yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga
diberikan setelah siswa menempuh tes KI yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang
belum mencapai penguasaan KI tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
(karyanto, 2011).
1. Bila sebagian/seluruh kelas mengalami kesulitan sama, diadakan pertemuan kelas biasa
berikutnya, dengan cara:
a. Bahan dipresentasikan kembali.
b. Diadakan latihan/penugasan/soal bentuknya sejenis.
c. Diadakan pengukuran kembali untuk mendeteksi hasil peningkatan ke arah kriteria
keberhasilan yang diharapkan.
2. Diadakan di luar jam pertemuan biasa, misalnya:
a. Diadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami kesulitan hanya sejumlah
orang tertentu (pada sore hari, sehabis jam pelajaran biasa, waktu istirahat, dan
sebagainya).
b. Diberikan pekerjaan rumah dan dikoreksi oleh guru sendiri.
3. Diadakan kelas remedial (kelas khusus bagi siswa-siswa tertentu yang mengalami
kesulitan belajar tertentu), dimana:
a. Siswa lain belajar dalam kelas yang biasa.
b. Sedangkan siswa tertentu belajar dengan mendapat bimbingan khusus dari guru
bidang studi sampai yang bersangkutan mencapai tingkat penguasaan (level of
mastery) tertentu untuk dapat bersama-sama lagi dengan temannya di kelas biasa.
31
4. Diadakan pengulangan secara total kalau ternyata siswa yang bersangkutan prestasinya
sangat jauh dari batas kriteria keberhasilan minimal dalam hampir keseluruhan program
(komponen bidang studinya).
Pelaksanaan proses perbaikan dapat dilakukan jika terdapat tanda- tanda adanya
kegagalan dalam belajar peserta didik, yaitu:
a. Jika 85% dari jumlah peserta didik mencapai taraf keberhasilan optimal atau bahkan
maksimal (mencapai 75% penguasaan materi),maka proses pembelajaran berikutnya
dapat membahas pokok bahasan yang baru sehingga tidak begitu penting untuk
menyelenggarakan program perbaikan.
b. Jika 75% atau lebih dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran
mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses
pembelajaran berikutnya hendaknya bersifat perbaikan /remedial. (Sutikno, 2021).
32
Tipe pengajaran remedial yang dikemukakan oleh Bloom dan Killer memberikan dua
pendekatan yang berbeda terkait dengan penanganan ketidaktercapaian kompetensi
siswa. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua tipe tersebut: (Saptadi, et al., 2023)
33
c. Kegiatan: Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, memberikan instruksi yang
jelas, mendorong partisipasi aktif siswa, dan memberikan dukungan dan umpan
balik yang kontinu.
5) Melakukan Evaluasi Pembelajaran
a. Fungsi: Menilai hasil pembelajaran siswa dan mengevaluasi efektivitas
pembelajaran remedial.
b. Tujuan/Sasaran: Menentukan apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan
memperbaiki strategi pembelajaran jika diperlukan.
c. Kegiatan: Menggunakan berbagai metode evaluasi, seperti tes
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Sururiyah, L. (2018). EFEKTIVITAS PENERAPAN REMEDIAL TEACHING TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI PELAJARAN.
EDUTECH: JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 4(1).
Bahdar (2022), Implementasi Mastery Learning Dalam Pembelajaran Fiqh. Indramayu, CV.
Adanu Abimata. p. 70-71
Suharti, Hanif, M., & Hakim, L. (2020). STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing.
Saptadi, Norbertrtus Tri suswantoet al. (2023). PSIKOLOGI PEMBELAJARAN. Banten, PT
Sada Kurnia Pustaka. P. 206-207
Karyanto. (2011). Umum B. “STRATEGI PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN.” 2011, pp.68-69.
At-Taubany,al. (2017). DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 DI MADRASAH.
Depok, Kencana Prenamedia Group.364
36
MATRIKS PENILAIAN
Nurhalisah 220902500013
Rahmawati 220902500014
37
MATRIKS PENILAIAN
38
Ummul Hakim. L 220902500012
Nurhalisah 220902500013
Rahmawati 220902500014
39