Anda di halaman 1dari 2

1.

Cross-sectional study
a. Kelebihan
i. Desain penelitian mudah untuk dilakukan dan biayanya murah
ii. Efisien untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan
distribusi sejumlah karakteristik populasi, misalnya usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan lain lain.
iii. Untuk memformulasikan hipotesis hubungan kasual yang akan diuji dalam
studi analitik lainnya.
iv. Tidak memaksa subjek mengalami faktor yang merugikan kesehatan
(tanpa adanya perlakuan)
b. Kelemahan
i. Validitas penilaian hubungan kausal emnuntut rangkaian waktu yang jelas
antara faktor resiko dan terjadinya efek pada cross-sectional study dulit
dipenuhi. Sehingga penggunaan studi ini terbatas untuk mengnalisis
hubungan kausal antara faktor risiko dan efek.
2. Case control
a. Kelebihan
i. Relative murah dan mudah dilakukan dibandingkan dengan desain analitik
laiinya
ii. Cocok untuk meneliti penyakit dengan periode laten yang panjang.
iii. Adanya keluluasaan dalam menentukan perbandingan ukuran sampel
kasus dan control, dan dengan demikian tepat untuk meneliti penyakit
langka.
iv. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap suatu penyakit.
Dengan demikian studi control tidak saja cocok untuk menguji hubungan
paparan dan penyakit, tetapi juga dapat memastikan adanya hubungan
sejumlah paparan yang masih belum jelas.
b. Kelemahan
i. Pemilihan subjek bedasarkan status penyakit dilakukan saat paparan telah
berlangsung sehingga rawan bias
ii. Tidak efisien mempelajari paparan yang langka
iii. Subjek penelitian dipilih berdasarkan status penyakit sehingga tidak dapat
menghitung laju insidensi
3. Cohort studi
a. Kelebihan
i. Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi
ii. Dapat menghitung laju insidensi karena penelitian dimulai dari faktor
risiko sampai terjadinya penyakit.
iii. Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara
serentak sebuah paparan
b. Kekurangan
i. Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang langka
ii. Jika prospektif, dangat mahal dan memakan banyak waktu
iii. Jika retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan lengkap dan akurat

Nugrahaeni, Dyan Kunthi. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai