Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marsela Karmenita Sompotan

NIM : 20021102001
Tugas : Masing-masing mahasiswa menyusun suatu kertas kerja yang memuat hasil
identifikasi contoh-contoh produk perancangan / perencanaan bidang desain interior, desain
lansekap dan desain kota (urban design).
A. Arsitektur Desain Interior
Disiplin Ilmu desain interior saat ini sudah menjadi suatu disiplin yang setara
dengan disiplin arsitektur, sekalipun pada masa lampau masih merupakan bagian
kompetensi dari ilmu arsitektur. Dalam dunia pendidikan moderen sekarang ini, program
studi desain interior sudah merupakan program studi yang lazim ditemui dalam berbagai
institusi penyelenggara pendidikan tinggi,dan biasanya terprogramkan dalam program
pendidikan strata satu atau setidak-tidaknya dalam level diploma. Di sisi yang lain,
program pendidikan arsitektur masih tetap memberikan perhatian yang cukup intens
terhadap aspek rancangan atau desain interior, setidak-tidaknya melalui alokasi sejumlah
mata kuliah yang relevan dengan itu. Jika arsitektur sebagai suatu disiplin keilmuan
cenderung memberikan perhatian terhadap ihwal gubahan bentuk dan ruang yang
kontekstual dan berasosiasi dengan performa suatu bangunan secara keseluruhan pada
suatu tapak atau site tertentu, desain interior secara khusus memberikan perhatian terhadap
aspek ruang dalam yang menjadi bagian dari suatu bangunan.Secara sederhana, domain
desain interior disebutkan sebagai domain yang lebih kecil dari bangunan.

Desain interior memberikan perhatian yang ekstra terhadap penggubahan


ruangruang dalam sedemikian rupa sehingga mampu mendukung nilai fungsional dari
ruang-ruang tersebut.Elemen-elemen yang menjadi komponen perancangan dalam desain
interior terfokus pada elemen-elemen pembatas ruang dalam yang mencakup elemen lantai,
dinding dan langit langit serta beragam perabot dan sistem-sistem pengkondisian ruang
dalam yang memungkinkan utilitasasi ruang dalam tersebut. Pandangan ini pada dasarnya
tidak dapat dibenarkan karena pada dasarnya tujuan desain interior tidak semata-mata
tertuju pada maksud-maksud estetis belaka.

B. Arsitektur Lansekap dan Desain Kota


Seperti halnya desain interior,
desain lansekap dewasa ini telah
berkembang menjadi suatu disiplin
keilmuan yang mandiri dari status
lamanya sebagai bagian komprehensif
dari displin arsitektur. Program studi
desain lansekap juga sudah merupakan
program yang lazim ditawarkan dalam
berbagai institusi penyelenggara
pendidikan tinggi. Program pendidikan arsitektur pun dewasa ini kelihatannya cenderung
untuk menempatkan desain lansekap sebagai pokok perhatian yang sekunder ketimbang
rancangan bangunan, di mana materi pembelajaran tentang lansekap hanya terakomodir
lewat sejumlah mata kuliah tertentu. Cenderung berbeda / bertolak belakang dengan desain
interior, desain lansekap memberikan perhatian khusus pada ihwal perencanaan /
perancangan komponen ruang luar atau exterior space. Dalam pemahaman ini, desain
lansekap sering dikatakan sebagai disiplin yang memiliki domain berupa sesuatu yang
lebih besar dari bangunan atau sesuatu yang berada di luar bangunan guna membedakannya
dengan domain dari desain interior dan desain arsitektur.
Sekalipun lazim dikelompokkan secara hirarkhis sebagai
disiplin perencanaan / perancangan lingkungan binaan yang
berskala mikro, dalam perkembangannya dewasa ini, desain
lansekap tidak jarang juga berurusan dengan suatu lingkungan
binaan yang berskala lebih luas dan tidak terbatas pada lingkup
ruang luar yang berada di dalam lingkup suatu persil tapak, tapi
meluas hingga komponen-komponen ruang luar dari suatu
lingkungan, kawasan bahkan sebuah kota secara keseluruhan.
Seringkali pula eksistensi pembatas «dinding» pada ruang luar
merupakan sesuatu yang tidak nyata atau abstrak. Sering terjadi,
berbagai massa bangunan akan menjadi pembatas dari ruang luar.
Pada akhirnya, identifikasi teritorialitas pada desain lansekap
akan sangat bertumpu pada olahan unsur-unsur ruang luar yang ada pada bidang «alas»
ruang luar tersebut. Unsur-unsur ruang luar inilah yang menjadi aspek garapan utama
dalam praktik perancangan ruang luar. Secara umum, elemen-elemen ruang luar yang
menjadi target penataan dikategorikan atas elemen-elemen lunak dan elemen-elemen yang
keras . yang lazim dipandang sebagai elemen lunak ialah elemen air serta aneka ragam
vegetasi baik rerumputan,semak perdu hingga pepohonan. Di sisi lain, yang lazim
dipandang sebagai elemen-elemen keras adalah unsur-unsur bebatuan, permukaan tanah,
hamparan pasir dan lain sebagainya.Masing-masing kategori elemen ini dapat
diberdayakan sebagai unsur pembentuk identitas suatu zona ruang luar baik dalam konteks
untuk mempertegas aspek teritorialitasnya maupun untuk mewujudkan tujuan fungsional
dari ruang luar tersebut. Baik elemen softscape maupun hardscape merupakan agregat yang
potensial untuk diberdayakan sebagai unsur-unsur pembatas teritorial ruang luar.

Anda mungkin juga menyukai