Anda di halaman 1dari 3

TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN BERPIKIR MATEMATIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Nama Dosen/Tutor :
DR. LUKMAN NULHAKIM, M.PD

Nama Mahasiswa : Alfina Nur Khasanah


Program Studi : PGSD
NIM : 857614478
UPBJJ : Purwokerto

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


FKIP UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1. Sebutkan dan jelaskan tahap perkembangan bahasa dan kompoenen penyusunnya?
➢ Jawaban :
Terdapat 5 buah komponen penyusun bahasa, yaitu fonologi, morfologi, semantik,
sintax, dan pragmatik
a. Fonologi
Fonologi sendiri merupakan cabang linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
bunyi ujar tertentu. Pembahasan yang dijelaskan dalam fonologi yaitu mengkaji
bunyi-bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran beserta dengan
gabungan, antar bunyi yang membentuk silabel atau suku kata (Chaer 2009 :
5). Terdapat 2 pandangan dalam fonologi yaitu fonetik dan fonemik.
- Fonetik : cabang fonologi yang membahas bunyi ujar tanpa memperhatikan
fungsi bunyi tersebut, contohnya kata “bebek” (unggas) dan kata “bebek”
(rujak yang ditumbuk) .
- Fonemik : cabang fonologi yang membahas bunyi dengan memperhatikan
fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna, contohnya penggunaan
bunyi "s" pada kata "sari", dan bunyi "d" pada kata "dari". Perbedaan 1
bunyi akan membedakan arti

b. Morfologi
Cabang linguistik yang mempelajari pembentukan kata atau morfem-morfem
dalam suatu bahasa. Cabang ilmu ini tidak hanya membahas bagaimana kata
terbentuk tetapi juga membahas seluk beluk bentuk kata dan fungsi perubahan
bentuk kata.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang membahas
pembentukan kata. Dalam pembentukan kata, terdapat unsur terkecil yang
disebut dengan morfem. Dalam bahasa Indonesia, morfem dapat ditemukan
pada kata yang menggunakan imbuhan, sepertimembacamaka morfem dalam
kata tersebut adalah “meN”; pada kata mempelajari, maka morfem
imbuhannya adalah awalan "meN"' dan akhiran"i".

c. Semantik
Cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji makna yang
terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain representasi. Semantik akan
memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan pragmatik.

d. Sintax
Merupakan aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti
dengan benar. Sebagai contoh, Kayla berkata kepada ibunya, *Aku sedang
meminum jus buah mangga". Kalimat tersebut tidak dituliskan/diucapkan
dengan tata kata yang baik sehingga makna yang akan disampaikan tidak
ditangkap oleh orang lain. Maka dari itu, sintax berfungsi dalam menata kata
hingga membentuk kalimat yang utuh.

e. Pragmatik
Cabang linguistik yang mengkaji penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan
konteks pemakaiannya. Sebagai contoh Haikal berkata “Lihat, itu ada anjing.”
Sebenarnya itu gambar sapi. Secara tata kata, anak tersebut sudah
mengatakannya dengan benar. Namun, jika ditinjau dari konteks, kalimat
tersebut salah karena seharusnya ia mengatakan bahwa hewan di gambar itu
adalah sapi, bukan anjing.
2. Apa yang dimaksud dengan penalaran aditif dan penalaran multiplikatif? Kemudian
berikan contoh penalaran aditif dan penalaran multiplikatif
➢ Jawaban :
Penalaran aditif dan penalaran multiplikatif adalah dua jenis penalaran yang
digunakan dalam matematika untuk memecahkan masalah yang melibatkan operasi
penjumlahan dan perkalian.

a. Penalaran Aditif
Penalaran Aditif adalah jenis penalaran yang melibatkan operasi penjumlahan.
Dalam penalaran aditif, kita menambahkan atau menggabungkan dua atau
lebih bilangan untuk mendapatkan hasil akhir. Contoh penalaran aditif adalah
ketika kita memiliki 4 mangga dan kemudian kita menambahkan 5 mangga lagi.
Jumlah total mangga yang kita miliki adalah 4+ 5 = 9 mangga.

b. Penalaran Multiplikatif
Penalaran Multiplikatif adalah jenis penalaran yang melibatkan operasi
perkalian. Dalam penalaran multiplikatif, kita mengalikan dua atau lebih
bilangan untuk mendapatkan hasil akhir. Contoh penalaran multiplikatif adalah
ketika kita memiliki 3 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5
orang. Jumlah total orang dalam keempat kelompok tersebut adalah 3 x 5 = 15
orang.

Dalam kedua jenis penalaran ini, kita menggunakan operasi matematika yang berbeda
untuk mencapai hasil akhir. Penalaran aditif menggunakan operasi penjumlahan,
sedangkan penalaran multiplikatif menggunakan operasi perkalian.

Sumber Referensi : BMP MKDK4002-PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK hal. 3.5-


3.7 dan hal. 3.24 - 3.29 ( Nisa Felicia ).

Anda mungkin juga menyukai