1. Pendidikan nasional Indonesia berkaitan erat dengan kebudayaan, karena pendidikan nasional berakar pada
kebudayaan Indonesia. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut!
2. Transformasi sosial akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat menggoyahkan
eksistensi individu dan ketahanan keluarga. Bagaimana cara meningkatkan ketahanan keluarga untuk
menghadapi dampak buruk transformasi sosial?
3. Teori konvergensi menyatakan bahwa sifat keturunan bukanlah faktor mayor yang menentukan
perkembangan individu, ada faktor eksogen yang mempengaruhi. Jelaskan faktor eksogen yang dimaksud!
4. Bagaimana upaya pembentukan karakter siswa dalam pembelajaran MIPA? Berikan contoh program
beserta nilai karakter yang dituju!
5. Sebutkan sedikitnya 3 (tiga) teori yang meyakini bahwa pendidikan dapat mempengaruhi kebudayaan!
JAWABAN
1. Pendidikan sebagai salah satu institusi budaya berfungsi untuk mentransformasikan nilai budaya satu
generasi ke generasi lainnya. Dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan dan diperbaharui, sebab
salah satu cara menjaga kebudayaan adalah melalui pengajaran. Jadi, pendidikan dapat berfungsi sebagai
penyampai, pelestari, sekaligus pengembang dari kebudayaan. Nilai budaya yang tinggi, yang baik,
pantas untuk dilestarikan. Adapun nilai budaya yang kurang baik harus dikurangi. Semuanya ini dapat
dilakukan melalui peranan pengajaran dalam institusi pendidikan.
Dalam hal ini sekolah merupakan agent of change, memiliki fungsi transformatif. Dalam kemajuan
teknologi, sekolah berperan untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Namun dalam hal norma-
norma sosial seperti struktur keluarga, agama, flsafat bangsa, sekolah cenderng mempertahankan yang
lama dan mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Pemerintah akan
mengadakan perubahan yang diinginkan demi kesejahteraan rakyat dan keselamatan bangsa dan negara.
Perubahan tersebut antara lain tercermin pada perubahan dan pembaharuan kurikulum serta sistem
pendidikan.
3. Sifat keturunan bukanlah faktor mayor yang menentukan perkembangan individu, ada faktor eksogen
yang mempengaruhi yaitu perubahan lingkungan juga memiliki andil dan pengaruh pada perkembangan
kejiwaan baik dalam aspek individu maupun aspek social. Tidak ada seorangpun dalam kehidupannya
dapat terlepas dari perkembangan lingkungan yang ada baik dari segi ekonomi, politik, sosial budaya dan
tehnologi termasuk perkembangan dalam bidang tehnologi informasi.
Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu perkembangan
dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan
isi. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: (a) heriditas, (b) pengalaman, (c)
transmisi sosial dan (d) ekuilibrasi.
4. Dalam hal ini guru memiliki tanggung jawab serta tugas untuk membentuk karakter yang baik pada siswa.
Pembentukan karakter di sekolah tersebut bisa dilakukan melalui beberapa cara :
Memberikan Contoh atau Teladan
Siswa akan mengabaikan apa yang dikatakan guru kalau mereka tidak melihat guru tersebut tidak
melakukan hal yang sama dengan apa yang diucapkan. Oleh sebab itu guru lebih baik memberikan
banyak contoh yang membawa kebaikan bagi siswanya.
Misalnya guru mengingatkan siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya maka guru
juga harus disiplin melakukan hal yang sama. Contoh lainnya kalau guru mengatakan kepada para
siswa untuk tepat waktu masuk ke dalam kelas maka harus memberikan teladan juga dengan tidak
terlambat memulai pelajaran.
Memberikan Apresiasi atau Penghargaan
Ketika siswa mampu meraih hasil yang bagus maka sebaiknya guru memberikan ucapan selamat
agar bisa menumbuhkan motivasi. Apresiasi atau penghargaan yang diberikan oleh guru merupakan
bagian dari cara membentuk karakter siswa tersebut.
Penghargaan tidak harus diberikan ketika siswa menjadi juara atau mendapatkan nilai ulangan
yang bagus saja. Penghargaan bisa diberikan guru dari hal kecil misalnya siswa yang selalu
mengerjakan PR, siswa yang taat peraturan dan sebagainya. Apresiasi atau penghargaan guru kepada
siswa bisa dilakukan melalui ucapan terima kasih atau ucapan selamat misalnya.
Menyelipkan Pesan Moral Saat Mengajar
Ketika memberikan pelajaran di kelas guru sesekali menyelipkan pesan moral yang mudah
dipahami siswa sebagai upaya dalam pembentukan karakter. Contohnya ketika siswa kesulitan dalam
menyelesaikan tugas matematika maka guru tidak langsung memarahinya namun justru mengatakan
kepada mereka supaya terus belajar dan berlatih sehingga suatu saat akan pandai matematika.
Bersikap Jujur dan Terbuka
Guru yang bisa bersikap jujur dan terbuka akan membuat siswa merasa bahwa hal tersebut itu
penting. Nantinya ketika siswa melakukan kesalahan atau memiliki masalah maka mereka tidak akan
takut untuk mengakuinya juga.
Membagi Pengalaman yang Inspiratif
Tidak ada salahnya saat pelajaran di kelas guru bercerita tentang kisah sukses seseorang. Guru
bisa menceritakan bagaimana tokoh-tokoh penting yang terkenal dulunya berjuang untuk meraih
kesuksesan hidupnya. Membagikan pengalaman inspiratif seperti ini akan membuat siswa merasa
termotivasi dan memiliki semangat juang yang tangguh.
5. Teori yang meyakini bahwa pendidikan dapat mempengaruhi kebudayaan, antara lain
Menurut Montagu, sekolah seharusnya mengajarkan arti dari hubungan manusia, seni berhubungan
dengan manusia, bagaimana membuat anak menjadi saling mencintai satu sama lain, mendorong
peserta didik menilai dunia dengan lebih human dan kritis, menanamkan nilai-nilai kesabaran,
kerjasama, kedermawanan, dan kedamaian pikiran, dan berhenti menanamkan nilai-nilai masyarakat
industry yang lebih mengedepankan persaingan dan kesuksesan materi.
Menurut W Lloyd Warner, pendidikan seharusnya menceriminkan kondisi-kondisi social yang ada.
Sekolah harus sejalan dengan lingkungan, sehingga tercipta generasi yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan.
Anthony F.C berpendapat bahwa pendidikan melayani kebutuhan tiga jenis masyarakat, yaitu
masyarakat revolusioner, masyarakat konservatif, dan masyarakat reaksioner. Masyarakat
revolusioner seperti Cina dan Cuba berusaha merubah budaya secara keseluruhan, Pendidikan
menekankan moralitas, latihan intelektual, dan keterampilan teknis. Masyarakat konservatif seperti
Inggris dan Amerika, perhatian utama mereka memelihara dan memperbaiki tata social yang telah
mapan, maka intektek dan moralitas tidak menjadi utama. Yang utama adalah keterampilan teknis.
Adapun untuk masyarakat reaksioner seperti Portugal atau Afrika Selatan berusaha menjawab
tantangan dari gerakan revolusioner dengan cara mempertahankan nilai-nilai tradisional dan moralitas
sebagai focus system pendidikan dan cenderung membatasi latihan intelektual.
A.K.C. Ottoway mengatakan bahwa pendidikan dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam
kebudayaan dan masyarakat hanya dibawah perintah penguasa. Partai yang berkuasa mengarahkan
pendidikan untuk berbuat demikian.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa dalam masyarakat terdapat wujud ideal kebudayaan yang
mengatur, mengendalikan, dan member arah pada perbuatan manusia di masyarakat. Wujud ideal ini
berbentuk nilai, norma, hukum, dan peraturan-peraturan.