Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR KEPENDUDUKAN

(REVIEW JURNAL MOBILITAS PENDUDUK)

Dosen Pengampu:

Dr. Ni Made Tisnawati, S.E., M.Si.

Oleh:

Nama Anggota Kelompok 1:

1. Ni Putu Peri Eka Widiasih (2007511004)


2. Ni Nengah Nopiari (2007511007)
3. Ni Kadek Adi Sugiantari (2007511008)
4. Ni Gusti Ayu Komang Nadia Pratiwi (2007511013)
5. Anak Agung Gde Krisyana (2007511018)
6. I Wayan Artana (2007511024)

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN

2023
JURNAL 1

Judul Changes in Urban Mobility in Sapporo City, Japan Due to The


Covid-19 Emergency Declarations
Jurnal Journal Transportation Research Interdisciplinary Perspectives
Volume dan Doi 7 dan 100212
Tahun 2020
Penulis Mikiharu Arimura, Tran Vinh Ha, Kota Okumura, Takumi Asada
Riviewer Kelompok 1
Tanggal 2 Mei 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Changes in urban mobility in Sapporo city,


Japan due to the Covid-19 emergency declarations” membahas
mengenai perubahan kepadatan penduduk kota Sapporo pada masa
covid-19. Dimana covid-19 telah dinyatakan sebagai salah satu
wabah paling berbahaya di abad ke-21. Untuk itu, semua negara
dan komunitas telah mengambil berbagai tindakan dalam rangka
pencegahan dan pengendalian penyebaran virus. Namun, sampai
saat penelitian ini dilakukan belum ada evaluasi terhadap
efektivitas metode pencegahan yang diambil. Penelitian ini
bertujuan untuk menginterpretasikan perubahan kepadatan
penduduk di kota Sapporo pada masa deklarasi darurat covid-19.
Hasil penelitian menunjukan ketika mobilitas penduduk dibatasi,
penduduk kota lebih cenderung tinggal di rumah dan cenderung
tidak melakukan mobilitas ke daerah pusat. Hal ini kemudian
menyebabkan penurunan kepadatan penduduk hingga 90%
khususnya pada daerah yang padat. Hasil studi juga sebagian
menjelaskan pernyataan pengurangan 70%–80% kontak antar
orang sejalan dengan tujuan deklarasi darurat covid-19. Selain itu,
hasil penelitian ini juga menetapkan langkah utama untuk analisis
lebih lanjut dalam memperkirakan efisiensi kebijakan
pengendalian pandemi.
Pengantar Pada paragraf pertama pengantar, penulis menjelaskan bahwa pada
akhir tahun 2019 muncul virus baru yakni virus corona (covid-19)
yang kemudian ditetapkan sebagai pandemi paling berbahaya di
abad ke 21. Dalam bagian ini penulis juga menjelaskan bahwa
pemerintah telah mengambil berbagai upaya untuk menanggulangi
pandemi, salah satu yang paling populer yakni lock down dan break
down. Langkah ini dirancang untuk mengendalikan wabah,
melindungi penduduk dan mengurangi kerugian ekonomi. Istilah
social distancing banyak digunakan untuk menyarankan penduduk
melakukan karantina mandiri dengan menjaga jarak dan
mengurangi mobilitas yang tidak perlu.
Selanjutnya, penulis juga menjelaskan dengan adanya kebijakan
untuk menanggulangi pandemi mobilitas ke seluruh dunia telah
mengalami perubahan yang signifikan. Penulis menjelaskan bahwa
adanya pandemi berdampak terhadap kebiasaan makan di luar
rumah dan mobilitas untuk rekreasi daripada mobilitas untuk
berbelanja.
Di Jepang sendiri, kota-kota yang paling terdampak dari adanya
pandemi yakni Hokkaido, Saitama, Chiba, Tokyo, Kanagawa,
Osaka, Hyogo, dan Fukuoka. Pemerintah Jepang telah mengambil
upaya untuk menekan pandemi yakni dengan mengumumkan
keadaan darurat sebanyak dua kali. Pertama menargetkan enam
prefektur yang tercantum di atas, kecuali Hokkaido. Kedua
diperluas ke seluruh negara karena peningkatan tajam dalam
jumlah infeksi. Deklarasi ini mendorong masyarakat untuk tetap
berada di dalam rumah.
Gubernur kota Sapporo dan prefektur Hokkaido kemudian
mengumumkan deklarasi darurat bersama melawan pandemi pada
11 April 2020. Kali ini meningkatkan tingkat pembatasan dengan
meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan menahan diri dari
mobilitas ke dan dari Kota Sapporo, tidak pergi ke restoran dan
sekolah, serta menutup fasilitas umum.
Dalam rangka mencapai target tersebut, Kementerian Kesehatan,
Perburuhan dan Kesejahteraan mengusulkan sebuah sistem yang
berfokus pada sepuluh poin. Hebatnya, instruksi ini menekankan
pada larangan bepergian untuk tujuan apa pun (misalnya, rapat,
bepergian, atau berbelanja). Selain itu, pemerintah mendorong
semua jenis kegiatan diubah ke versi jarak jauh melalui internet.
Pada umumnya komuter yang berpindah akan menyebabkan
perubahan jumlah orang di tempat asal dan tempat tujuan mobilitas.
Sementara itu, variasi kepadatan penduduk menurut waktu
memiliki hubungan yang signifikan dengan volume lalu lintas.
Dengan demikian, estimasi konsentrasi penduduk menurut waktu
dan melintasi wilayah spasial sebagian akan menjelaskan
perubahan permintaan mobilitas. Mempertimbangkan hal tersebut,
jurnal ini bertujuan untuk mengkaji perubahan kepadatan penduduk
selama pandemi Covid-19 di kota Sapporo, kota terbesar di
prefektur Hokkaido. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
akan mengklarifikasi dua pertanyaan: Bagaimana populasi
distribusi bervariasi dari waktu ke waktu di kota? Seberapa besar
fluktuasi kepadatan penduduk di ruang ini terkait dengan kebijakan
restriktif pemerintah?
Penulisnya juga menyampaikan bahwa hasil penelitian ini
berkontribusi pada bidang akademik setidaknya dalam dua cara.
Pertama, sebagian menjelaskan dan menilai efisiensi kebijakan
dalam mengurangi kontak warga, khususnya deklarasi keadaan
darurat. Kedua, penulis memperkenalkan metode penggunaan data
mobilitas statistik spasial, dalam hal big data, untuk menghitung
konsentrasi populasi. Gagasan ini dapat mendukung para peneliti
transportasi untuk lebih mengetahui hubungan antara kepadatan
penduduk dan pola perpindahan. Selain itu, juga dapat diterapkan
pada epidemiologi dan kesehatan masyarakat untuk
memperkirakan dan mengendalikan mekanisme penyebaran virus
corona.
Pembahasan Pada bagian pembahasan penulis membagi pokok bahasan ke
dalam beberapa bagian yakni:
a. Statistik Spasial Seluler dan Estimasi Populasi
Statistik spasial seluler adalah statistik demografis yang
dibuat menggunakan mekanisme grid seluler. Data spasial
dapat mengungkapkan posisi perangkat dalam deret waktu
dan data operasional, yang mengacu pada kode negara.
Karena penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan
distribusi penduduk di kota Sapporo, pertama-tama penulis
berusaha memastikan bahwa data statistik mobilitas spasial
dapat mewakili kepadatan penduduk. Data statistik mobilitas
spasial memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah
penduduk tetap berdasarkan data sensus kota.
b. Distribusi Populasi Spasial dan Tingkat Perubahan dari Waktu
ke Waktu
Karena menggunakan satu titik data pada waktu tertentu tidak
mewakili seluruh periode distribusi populasi, penulis
memutuskan untuk menggunakan konsentrasi populasi rata-
rata seperti yang didefinisikan dalam persamaan (1) seperti di
bawah ini,

Setelah menghasilkan konsentrasi populasi rata-rata dengan


persamaan di atas penulis menghitung perubahan populasi di
setiap grid dengan menggunakan tingkat penurunan yang
ditentukan oleh persamaan (2) sebagai berikut,

c. Distribusi Penduduk di Kota Sapporo


Pada bagian ini, penulis mengungkapkan distribusi populasi
secara keseluruhan di kota Sapporo pada periode waktu yang
berbeda menggunakan hasil dari persamaan (1). Umumnya
kepadatan penduduk tertinggi terutama berada di kawasan
Center Business District (CBD) dan di sepanjang jalur kereta
bawah tanah dan kereta api. CBD di sini mewakili area yang
terletak di sekitar stasiun Sapporo, yang merupakan pusat
transportasi terbesar di Sapporo, dan juga di prefektur
Hokkaido. Hasil distribusi penduduk pada malam hari selama
masa golden week menunjukan bahwa jumlah grid dengan
jumlah penduduk melebihi 2000 sekitar 14,4% dari total grid
kota. Saat melakukan perbandingan hari dalam seminggu,
data menunjukan bahwa akhir pekan dan hari libur memiliki
kepadatan populasi yang lebih rendah. Nilai kerapatan
bervariasi lebih tinggi pada siang hari dibandingkan pada
malam hari.
d. Variasi Kepadatan Penduduk di Pusat Kota
Karena perubahan terbesar muncul di kawasan CBD, pada
bagian ini penulis mencoba mengungkap variasi populasi di
distrik ini. Penulis memilih tiga grid di CBD, termasuk stasiun
Sapporo, jalan utama Odori Avenue, dan Susukino. Penurunan
dimulai dari ULN pertama dan turun tajam dari ULN kedua.
Khususnya, ada sedikit peningkatan pada periode d saat
deklarasi darurat pertama dihilangkan. Kepadatan penduduk
tertinggi berada di stasiun Sapporo dan Odori pada siang hari,
sedangkan kawasan Susukino memiliki kepadatan yang tinggi
pada malam hari. Selain itu, titik puncak kepadatan penduduk
Susukino menyimpang dari grid yang tersisa. Hal ini
menunjukan bahwa kawasan Susukino yang paling ramai
hanya pada akhir pekan dan turun pada hari Minggu,
kemudian naik secara bertahap dari Senin hingga Jumat.
Sedangkan grid lainnya memiliki konsentrasi intensif pada
hari kerja dan turun drastis pada hari Sabtu.
e. Perubahan Konsentrasi Penduduk di Sapporo pada Hari Kerja
dan Hari Libur
Secara umum, hasil menunjukan bahwa kepadatan penduduk
bervariasi lebih kuat pada siang hari dibandingkan pada
malam hari. Jumlah grid dengan nilai Des tinggi biasanya
muncul setelah tengah hari. Lebih khusus lagi, kepadatan
CBD menurun tajam sejak periode deklarasi darurat kedua.
Penurunan juga terlihat pada titik-titik yang menarik, antara
lain supermarket, pusat perbelanjaan, stadion, lembaga
pendidikan, dan fasilitas rekreasi. Sementara itu, bagian
pemukiman kota sebagian besar menunjukan peningkatan
kepadatan penduduk. Pada siang hari, peningkatan kepadatan
meluas ke seluruh kota. Pada hari kerja, jumlah grid merah
naik hingga maksimum 1250 untuk periode e. Sementara itu,
hari libur mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1142 pada
golden week dan nilai terendah sebesar 843 pada periode b.
Khususnya, persentase peningkatan rata-rata naik tiga kali
lipat selama periode e pada hari kerja dan golden week (sekitar
15%) dibandingkan dengan periode b (masing-masing sebesar
4,48% dan 5,97% pada hari kerja dan hari libur). Mengenai
penurunan Des, grid biru muncul dengan jumlah yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan grid merah. Maksimum
dari grid biru adalah 786 pada akhir pekan selama periode b,
dan nilai minimum adalah 441 pada hari kerja pada periode e.
Namun demikian, nilai rata-rata bulan Desember di setiap
periode tampak serupa dengan tren grid merah tetapi sedikit
lebih tinggi. Des mencapai nilai yang besar pada periode e dan
golden week, dengan maksimum masing-masing 84,98% dan
85,61%. Selain itu, grid yang menurun terletak terutama di
sekitar CBD dan titik-titik menarik. Fenomena ini
menunjukan bahwa deklarasi darurat telah mempengaruhi
perilaku mobilitas. Pada malam hari, ketika sebagian besar
kantor tutup dan aktivitas kerja berakhir, perubahan distribusi
penduduk semakin lemah baik dari segi ruang maupun
besarnya. Dalam hal peningkatan kepadatan penduduk,
jumlah grid merah pada hari kerja dan hari libur lebih rendah
dibandingkan siang hari pada periode waktu yang sama.
Umumnya, nilai rata-rata Des pada malam hari adalah sekitar
setengah dari siang hari selama periode yang sama. Seperti
yang ditunjukan oleh hasil, rata-rata nilai Des pada malam
hari adalah sekitar setengahnya pada siang hari. Jumlah grid
biru pada malam hari berkurang untuk semua periode hingga
golden week, meskipun total pada setiap periode lebih tinggi
daripada siang hari.
Simpulan Pada bagian simpulan penulis menjelaskan bahwa studi ini
memvisualisasikan kepadatan populasi dalam deret waktu, yang
dapat membantu pembuat kebijakan menilai risiko implisit dari
lokasi dan dapat membuat penyesuaian untuk memotivasi
efektivitas kebijakan. Selain itu, hasil studi dapat menjadi langkah
mendasar untuk menganalisis perilaku mobilitas sebelum dan
sesudah pandemi Covid-19. Mengenai metodenya, statistik spasial
seluler memiliki aplikasi yang menjanjikan dalam pencegahan dan
mitigasi bencana. Dalam jangka panjang, pola kepadatan dan
mobilitas penduduk akan mendukung pengkajian pengaruh
bencana terhadap masyarakat dan menyusun strategi pencegahan.
Dalam jangka pendek, mengidentifikasi dan memperkirakan orang
yang terjebak di lokasi dapat membantu membuat rencana
penyelamatan yang efektif. Hal ini sangat berarti bagi negara-
negara yang banyak menghadapi bencana alam (misalnya gempa
bumi, tsunami, angin topan), seperti Jepang.
Kekuatan Penelitian 1. Mengangkat topik yang menarik dan baru serta belum
banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya.
2. Menggunakan berbagai sumber referensi penelitian
terdahulu yang dapat menjelaskan variabel penelitian.
Kelemahan Penelitian 1. Terdapat banyak istilah asing yang tidak dijelaskan
maknanya sehingga membuat pembaca umum atau orang
awam kesulitan untuk memahami apa yang dibahas dalam
jurnal ini.
2. Pada bagian kesimpulan hanya sedikit disinggung
mengenai pandemi covid-19 padahal di judul, topik utama
yang akan dibahas adalah covid-19 serta kebijakannya.
Pada bagian simpulan penulis justru lebih banyak
membahas mengenai penanggulangan bencana tanpa
dihubungkan dengan pandemi covid-19 sehinggha terkesan
tidak ada korelasi dengan pembahasannya.
JURNAL 2

Judul Mobility, Population Growth, and Public Capital Spending in the


United States
Jurnal Journal Economic Dinamycs
Volume dan Page 41 dan 255-277
Tahun 2021
Penulis Marco Bassetto, Leslie McGranahan
Riviewer Kelompok 1
Tanggal 3 Mei 2023

Abstrak Pada jurnal ini menyelidiki hubungan antara belanja modal publik
dan perpindahan penduduk di tingkat negara bagian.
Mendokumentasikan bahwa mobilitas kotor berkorelasi positif
dengan belanja modal di seluruh negara bagian dan dari waktu ke
waktu di dalam negara bagian. Kami memperkenalkan model
kuantitatif yang eksplisit dan dinamis dari penentuan pengeluaran
pemerintah, di mana mobilitas kotor dan pertumbuhan populasi
menghasilkan penyimpangan dari kesetaraan Ricardian dengan
mengalihkan beberapa biaya dan manfaat proyek publik ke
penduduk negara bagian di masa depan. Model ini mampu
menjelaskan sebagian besar korelasi dalam data.
Pengantar Setiap resesi yang dialami oleh Amerika Serikat menyoroti
penderitaan negara-negara yang keuangannya terikat oleh batasan
konstitusional atas utang mereka. Hampir semua negara bagian
pada prinsipnya dilarang meminjam untuk menutupi anggaran
biasa mereka. Sebaliknya, kebanyakan dari mereka diizinkan
menerbitkan obligasi untuk membayar perbaikan modal. Aturan
ini, umumnya dikenal sebagai “aturan emas,” telah lama
dirasionalisasi dengan fakta bahwa peningkatan modal
menguntungkan generasi yang akan datang, yang harus dipanggil
untuk ikut menanggung beban. Pengeluaran saat ini mungkin hanya
menguntungkan penduduk saat ini yang karenanya seharusnya

Pembahasan Mempelajari implikasi kuantitatif dari penyimpangan dari


kesetaraan Ricardian untuk belanja publik di tingkat negara bagian
di Amerika Serikat, dengan fokus terutama pada belanja modal.
Sejauh mana ketidakcocokan biaya/manfaat menyebabkan
pengeluaran yang tidak efisien bergantung pada seberapa jauh
struktur demografis dari kesetaraan Ricardian. Secara ekstrem, di
dunia tanpa mobilitas dan tanpa pertumbuhan populasi, kumpulan
pemilih akan tetap dan distribusi biaya dan manfaat dari waktu ke
waktu menjadi tidak relevan. Semakin banyak populasi berpindah
di seluruh negara bagian, semakin besar insentif antar waktu yang
tidak selaras yang dihadapi oleh para pemilih. Oleh karena itu, kami
memulai analisis kami dengan mendokumentasikan hubungan
antara dinamika populasi dan pengeluaran dalam data panel
pengeluaran publik tingkat negara bagian. Kami menyoroti dua
temuan:
1. Untuk tingkat pertumbuhan penduduk tertentu, belanja modal
berhubungan positif dengan mobilitas, yaitu menurun dengan
sebagian kecil penduduk yang tetap tinggal di negara bagian
pada tahun tertentu. Ini menyiratkan bahwa persediaan modal
meningkat dengan migrasi kotor.
2. Pengeluaran modal oleh negara bagian bereaksi terhadap
pertumbuhan populasi kurang dari yang dibutuhkan untuk
mempertahankan persediaan modal per kapita yang konstan. Ini
menyiratkan bahwa persediaan modal per kapita menurun
dengan pertumbuhan populasi.

Simpulan Korelasi antara pengeluaran publik tingkat negara bagian dan


dinamika populasi, dengan perhatian khusus pada mobilitas kotor.
dari perspektif teoretis, korelasi ini dapat dijelaskan oleh model di
mana pemilih yang bergerak lebih banyak mendiskon masa depan
daripada efisiensi, yang mengarah ke penyimpangan dari
kesetaraan Ricardian. Hasil menyarankan dua jalan penelitian masa
depan. Pertama, jika mobilitas dan pembelanjaan modal terkait
dengan cara yang kami soroti di makalah ini, ekspektasi mobilitas
tingkat individu harus menjadi prediksi perilaku pemilihan
individu; ini dapat diuji dengan data politik yang lebih terpilah,
khususnya untuk referendum utang. Kedua, salah satu bidang yang
perlu dicermati lebih lanjut adalah perlakuan terhadap kewajiban
pensiun, yang sebagian besar negara bagian kekurangan dana.
Seperti yang dicatat oleh Inman (1982), sementara penduduk saat
ini mendapat manfaat dari layanan yang diberikan oleh pekerja saat
ini, kekurangan dana ini menyiratkan bahwa penduduk di masa
mendatang akan menanggung sebagian biaya. Pendekatan kami
dapat digunakan untuk mengembangkan tes empiris baru untuk
teori di Glaeser dan Ponzetto (2014) dan Brinkman et al. (2018).
Kekuatan Penelitian 3. Menggunakan dua perbandingan yaitu prediksi model dan
data dalam menghitung populasi
4. Memperkirakan pengaruh pertumbuhan dan mobilitas
penduduk jika goncangan ini ortogonal terhadap variabel-
variabel
Kelemahan Penelitian 3. Terdapat banyak istilah asing yang tidak dijelaskan
maknanya sehingga membuat pembaca umum atau orang
awam kesulitan untuk memahami apa yang dibahas dalam
jurnal ini.
4. Kurang memberikan penelitian terlebih dahulu hanya
mengutip beberapa pernyataan dari para ahli.
JURNAL 3

Judul Tren COVID-19 dan Pembatasan Mobilitas Penduduk COVID-19


Trends and Population Mobility Restrictions
Jurnal Jurnal Kependudukan Indonesia
Volume dan Halaman Volume 16 No. 2 2021 halaman 187-199

Tahun 2021
Penulis Haning Romdiati dan Mita Noveria
Riviewer Kelompok 1
Tanggal 03 Mei 2023

Latar Belakang Latar belakang jurnal ini didasarkan pada fakta bahwa pandemi
COVID-19 telah berdampak besar pada kehidupan masyarakat di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk membatasi penyebaran
virus, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk, seperti lockdown, pembatasan
perjalanan, dan pembatasan kegiatan sosial. Namun, belum banyak
penelitian yang memperhatikan hubungan antara pembatasan
mobilitas penduduk dan tren kasus COVID-19 di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kasus COVID-


19 dan data mobilitas penduduk yang diperoleh dari Google
Mobility Report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan
mobilitas penduduk secara signifikan mempengaruhi tren kasus
COVID-19 di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa tingkat mobilitas penduduk kembali
meningkat setelah periode lockdown dan pembatasan perjalanan
dihapuskan, yang mengindikasikan bahwa kebijakan pembatasan
mobilitas perlu diterapkan secara hati-hati dan disertai dengan
upaya pengendalian penyebaran COVID-19.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan kontribusi yang penting


dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hubungan
antara pembatasan mobilitas penduduk dan penyebaran COVID-19
di Indonesia. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah
dan stakeholder terkait dalam mengembangkan kebijakan dan
strategi yang tepat untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 di
Indonesia.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini Secara keseluruhan, memberikan kontribusi


yang penting dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang hubungan antara pembatasan mobilitas penduduk dan
penyebaran COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi pemerintah dan stakeholder terkait dalam
mengembangkan kebijakan dan strategi yang tepat untuk
mengendalikan penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Objek Penelitian Objek penelitian dari jurnal "Tren COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk" adalah pandemi COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk
menganalisis tren penyebaran COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk selama pandemi di Indonesia dari bulan Maret
hingga September 2020. Penelitian ini mencakup data dari 34
provinsi di Indonesia, dan menggunakan metode analisis deskriptif
untuk menggambarkan tren dan perubahan dalam kasus COVID-19
dan pembatasan mobilitas penduduk selama periode yang diteliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana pembatasan mobilitas penduduk
dapat mempengaruhi penyebaran COVID-19 di Indonesia, serta
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengambil kebijakan
dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi pandemi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal "Tren COVID-19
dan pembatasan mobilitas penduduk" adalah studi deskriptif yang
menggunakan data publik tentang kasus COVID-19 dan kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk dari sumber terpercaya. Data
tersebut dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran
tren dan perubahan dalam kasus COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk di Indonesia selama periode Maret hingga
September 2020. Metode ini memberikan gambaran yang jelas,
tetapi tidak dapat menentukan hubungan kausal antara pembatasan
mobilitas penduduk dengan penyebaran COVID-19.

Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam jurnal "Tren COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk" menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan
mobilitas penduduk yang diterapkan di Indonesia pada periode
Maret hingga September 2020 berhasil menurunkan kasus COVID-
19. Selama periode tersebut, terjadi penurunan jumlah kasus aktif
COVID-19 setelah pemberlakuan kebijakan pembatasan mobilitas.
Namun, ketika pembatasan mobilitas dihapus atau dilonggarkan,
jumlah kasus aktif COVID-19 kembali meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa pembatasan mobilitas penduduk dapat
menjadi strategi efektif dalam menekan penyebaran COVID-19,
terutama jika diterapkan secara konsisten dan efektif. Namun
demikian, penulis juga menekankan pentingnya
mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk yang berkepanjangan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kebijakan pembatasan mobilitas penduduk dapat menjadi
strategi efektif dalam menekan penyebaran COVID-19. Selama
periode pemberlakuan kebijakan pembatasan mobilitas penduduk di
Indonesia pada periode Maret hingga September 2020, terjadi
penurunan jumlah kasus aktif COVID-19. Namun, penulis juga
menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan
ekonomi dari kebijakan pembatasan mobilitas penduduk yang
berkepanjangan. Selain itu, penulis menyoroti pentingnya
penggunaan data dan teknologi untuk memperkuat kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk.
Kelebihan Beberapa kelebihan dari jurnal "Tren COVID-19 dan pembatasan
mobilitas penduduk" adalah:
Relevansi topik: Jurnal ini membahas topik yang sangat relevan
dengan kondisi saat ini, yaitu pandemi COVID-19 dan kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk yang diterapkan untuk menekan
penyebaran virus.

Penggunaan data aktual: Penulis menggunakan data aktual yang


dikumpulkan dari sumber resmi, seperti Kementerian Kesehatan
dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sehingga hasil
penelitian ini dapat diandalkan dan valid.

Metodologi penelitian yang jelas: Penulis menjelaskan secara detail


metode penelitian yang digunakan, yaitu analisis data sekunder dan
metode kuantitatif menggunakan software Stata. Hal ini
memperkuat validitas hasil penelitian yang diperoleh.

Implikasi kebijakan yang jelas: Jurnal ini memberikan implikasi


kebijakan yang jelas, yaitu pentingnya penerapan kebijakan
pembatasan mobilitas penduduk dalam menekan penyebaran
COVID-19, serta pentingnya mempertimbangkan dampak sosial
dan ekonomi dari kebijakan tersebut. Jurnal ini juga menyoroti
pentingnya penggunaan data dan teknologi dalam pengambilan
keputusan kebijakan.

Kelemahan Beberapa kelemahan yang dapat ditemukan dalam jurnal "Tren


COVID-19 dan pembatasan mobilitas penduduk" antara lain:

Ukuran sampel yang relatif kecil: Penelitian ini menggunakan data


dari satu kota saja, yaitu Kota Bandung, sehingga tidak dapat
mewakili kondisi di kota-kota lain di Indonesia.

Tidak mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi


mobilitas: Studi ini hanya mempertimbangkan faktor pembatasan
mobilitas karena pandemi COVID-19, tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti cuaca, infrastruktur transportasi, dan
kebijakan pemerintah terkait transportasi.

Data hanya berasal dari satu sumber: Data yang digunakan dalam
penelitian ini hanya berasal dari aplikasi Google Maps, sehingga
tidak ada sumber data lain yang digunakan untuk memperkuat hasil.

Tidak melakukan analisis lebih lanjut: Penelitian ini hanya


memberikan gambaran umum tentang pengaruh pembatasan
mobilitas pada jumlah perjalanan, tanpa melakukan analisis lebih
lanjut tentang dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan dari
pembatasan mobilitas tersebut.
Kaitannya Dengan Jurnal "Tren COVID-19 dan pembatasan mobilitas penduduk"
Materi berkaitan dengan materi mobilitas penduduk karena membahas
tentang dampak dari pembatasan mobilitas penduduk pada periode
pandemi COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pembatasan mobilitas penduduk yang dilakukan oleh
pemerintah melalui kebijakan lockdown dan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) berdampak pada penurunan jumlah
perjalanan dan mobilitas penduduk, khususnya pada moda
transportasi umum dan kendaraan pribadi. Hal ini sejalan dengan
konsep mobilitas penduduk yang mengacu pada perpindahan
manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan moda
transportasi tertentu. Oleh karena itu, jurnal ini dapat menjadi acuan
penting dalam memahami pola mobilitas penduduk selama pandemi
COVID-19 di Indonesia dan memberikan wawasan bagi
pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan mobilitas
penduduk pada masa pandemi atau situasi darurat lainnya.
JURNAL 4

Judul Pengaruh Kebijakan PPKM Tahap II Jawa Tengah terhadap


Mobilitas Penduduk Pada Sektor Retail dan Rekreasi
Jurnal Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Volume dan Halaman Vol. 19, No. 2, Hal. 189-194
Tahun 2021
Penulis Bagus Nuari Priambudi, Nofa Martina Ariani, Muhammad Indra
Hadi Wijaya, Brian Pradana.
Riviewer Kelompok 1
Tanggal 03 Mei 2023

Latar Belakang Mobilitas penduduk perkotaan menuju ke sektor potensial


merupakan salah satu bentuk perputaran kegiatan ekonomi. Namun
kondisi tersebut, saat ini terganggu karena adanya Covid-19.
Kondisi ini terjadi hampir di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Untuk menekan penyebaran wabah yang semakin pesat, beberapa
kebijakan dikeluarkan supaya dapat memangkas mobilitas
penduduk yang tinggi. Artikel ini menggunakan pendekatan kajian
pustaka dengan mengolah data google mobility report, sehingga
diketahui korelasi terhadap variable yang diuji. Kebijakan PPKM
Jateng Tahap II dapat mempengaruhi mobilitas penduduk menuju
sektor retail dan rekreasi. Adanya kebijakan tersebut, secara tidak
langsung membatasi ruang aktivitas masyarakat dalam melakukan
pergerakan
Tujuan Penelitian Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan
kebijakan PPKM Tahap II terhadap Mobilitas Penduduk pada sektor
retail dan rekreasi.
Objek Penelitian Penduduk sektor retail dan rekreasi Provinsi Jawa Tengah
Metode Penelitian Penelitian ini fokus menggunakan metode penelitian kepustakaan
(library research). Sumber data dan informasi utama berasal dari
media massa, jurnal maupun artikel dengan tema yang sama dengan
penelitian (Wahyudin, 2018). Data yang digunakan pada penelitian
ini bersumber dari Google Community Mobility Report. Penelitian
ini menggunakan data pada rentan waktu sebelum dan setelah
pelaksanaan PPKM Tahap II di Jawa Tengah. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tradisional dan sistematik.
Pendekatan ini dapat bersifat review kritis, konseptual review,
review pada tema penelitian tertentu, maupun review yang
dikemukakan oleh para ahli (Jesson, Matheson, & Lacey, 2011).
Penelitian ini memiliki empat tahapan yang dilakukan.
 Pertama, identifikasi terhadap kebijakan yang berkaitan
dengan tema penelitian.
 Kedua, melakukan pencarian data dan informasi faktual dan
teoritis yang relevan.
 Ketiga, melakukan review terhadap informasi yang sudah
dikumpulkan secara objektif.
 Kemudian hasil review tersebut, disusun menjadi informasi
yang akurat dan terpercaya.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kebijakan PPKM
tahap II di Jawa Tengah berdampak signifikan terhadap mobilitas
penduduk pada sektor retail dan rekreasi. Adapun dampak tersebut
dapat dilihat dari penurunan mobilitas di sektor retail dan rekreasi
yang signifikan pada saat kebijakan PPKM diberlakukan. Selain itu,
analisis data juga menunjukkan bahwa dampak kebijakan PPKM ini
lebih besar pada rekreasi daripada sektor retail.
Kesimpulan Kebijakan PPKM Jateng Tahap II secara statistis signifikan
memiliki korelasi sedang untuk mempengaruhi mobilitas penduduk
menuju sektor retail dan rekreasi. Adanya kebijakan tersebut, secara
tidak langsung membatasi ruang aktivitas masyarakat dalam
melakukan pergerakan.
Kelebihan  Metodologi penelitian yang kuat: Penelitian ini
menggunakan metode analisis data lokasi penggunaan
smartphone (smartphone location data) dari Google Maps.
Metode ini dianggap sangat efektif dalam mengukur
mobilitas penduduk di sektor retail dan rekreasi.
 Data yang akurat: Data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari Google Maps, yang merupakan platform peta
digital yang terpercaya dan sangat akurat dalam mengukur
lokasi penggunaan smartphone.
 Dampak yang signifikan: Penelitian ini menunjukkan
dampak signifikan dari kebijakan PPKM tahap II di Jawa
Tengah pada mobilitas penduduk di sektor retail dan
rekreasi. Temuan ini dapat memberikan informasi berharga
bagi pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan
tentang kebijakan pembatasan sosial di masa depan.
 Relevansi dengan situasi saat ini: Jurnal ini sangat relevan
dengan situasi saat ini, di mana banyak negara dan wilayah
di seluruh dunia menerapkan kebijakan pembatasan sosial
untuk memerangi pandemi COVID-19. Temuan penelitian
ini dapat memberikan pandangan yang sangat berguna bagi
pengambil kebijakan di negara lain dalam mengambil
keputusan tentang kebijakan pembatasan sosial.
 Dapat dijadikan referensi: Jurnal ini dapat menjadi referensi
bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang
dampak kebijakan pembatasan sosial pada mobilitas
penduduk di sektor retail dan rekreasi.
Kelemahan - Referensi yang digunakan dalam penelitian tersebut ada
yang sudah sangat lama yaitu tahun 1990 an
- Sampel yang terbatas: Penelitian ini hanya menggunakan
data lokasi penggunaan smartphone dari Google Maps
selama dua minggu, yaitu periode ketika PPKM tahap II
diberlakukan di Jawa Tengah. Sampel ini mungkin tidak
cukup besar dan representatif untuk mengukur dampak
kebijakan PPKM secara keseluruhan.
- Tidak mempertimbangkan faktor lain: Penelitian ini hanya
fokus pada dampak kebijakan PPKM pada mobilitas
penduduk di sektor retail dan rekreasi. Penelitian ini tidak
mempertimbangkan faktor lain yang mungkin
mempengaruhi mobilitas penduduk, seperti faktor ekonomi,
demografi, dan sosial.
- Tidak membedakan dampak antara wilayah: Jurnal ini tidak
membedakan dampak kebijakan PPKM pada mobilitas
penduduk antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Jawa
Tengah. Hal ini dapat menyebabkan kesimpulan yang
kurang akurat mengenai dampak kebijakan PPKM pada
mobilitas penduduk di seluruh Jawa Tengah.
- Tidak memberikan solusi: Penelitian ini hanya fokus pada
mengukur dampak kebijakan PPKM pada mobilitas
penduduk di sektor retail dan rekreasi. Penelitian ini tidak
memberikan solusi atau saran konkret bagi pengambil
kebijakan tentang bagaimana cara mengoptimalkan
pengaturan kebijakan PPKM di masa depan.
- Tidak mempertimbangkan efek jangka panjang: Penelitian
ini hanya fokus pada dampak kebijakan PPKM selama
periode dua minggu. Penelitian ini tidak
mempertimbangkan dampak jangka panjang kebijakan
PPKM pada sektor retail dan rekreasi, atau efek jangka
panjang pada kesehatan mental dan ekonomi masyarakat.
Kaitannya Dengan Berkaitan dengan materi mobilitas penduduk, dimana mobilitas
Materi penduduk merupakan pergerakan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain. Dimna dampak dari PPKM akibat Covid-19 yaitu
adanya penurunan mobilitas di sektor retail dan rekreasi yang
signifikan pada saat kebijakan PPKM diberlakukan.
Dalam kesimpulannya, jurnal ini membuktikan bahwa kebijakan
PPKM tahap II di Jawa Tengah berdampak signifikan pada
mobilitas penduduk di sektor retail dan rekreasi. Penelitian ini
memberikan pandangan yang sangat berguna bagi pengambil
kebijakan dalam mengambil keputusan tentang kebijakan
pembatasan sosial di masa depan.
JURNAL 5

Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Remitan: Studi


Kasus Pekerja Migran Asal Bali Di Kota Surabaya

Jurnal E-Jurnal EP Unud


Volume dan Volume 9 (5) Hal. 1082-1113
Halaman
Penulis 1. Ni Komang Argia Gemah Utari Prabawati
2. I Ketut Sudibia
3. I Gusti Wayan Murjana Yasa
4. Martini Dewi
Reviewer Kelompok 1
Tanggal 2 Mei 2023

Abstrak Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Aliran Remitan: Studi Kasus Pekerja Migran Asal Bali di
Kota Surabaya” Penelitian ini berfokus pada analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi aliran remitan dari pekerja migran asal Bali yang bekerja
di Kota Surabaya. Aliran remitan, yang merupakan pengiriman uang dari
pekeja migran ke negara asal mereka, memiliki dampak signifikan
terhadap ekonomi dan kesejahteraan keluarga penerima. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan pekerja migran asal Bali untuk mengirimkan remitan.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
Penelitian 1. pengaruh pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman
remitan, dan keberadaan orang tua di daerah asal terhadap
pengeluaran konsumsi;
2. pengaruh langsung pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi
pengiriman remitan, keberadaan orang tua di daerah asal, dan
pengeluaran konsumsi terhadap pengiriman remitan; dan
3. pengaruh tidak langsung pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi
pengiriman remitan, keberadaan orang tua di daerah asal, terhadap
pengiriman remitan melalui pengeluaran konsumsi.
Subjek Penduduk yang berasal dari Provinsi Bali yang melakukan migrasi ke kota
Penelitian Surabaya dan menjadi anggota Banjar Surabaya, dimana jumlah populasi
anggota Banjar Surabaya sebanyak 1134 KK.
Pendahuluan Pada bagian pendahuluan dipaparkan sebagai berikut:

Migrasi adalah salah satu komponen yang berpengaruh terhadap perubahan


jumlah penduduk selain kelahiran dan kematian. Migrasi masuk yang lebih
tinggi daripada migrasi keluar akan menyebabkan jumlah penduduk
meningkat. Daerah perkotaan sudah lama dipandang sebagai pusat kemajuan
dan pembangunan, pusat pemasaran berbagai barang dan jasa, tempat
berkembangnya suatu bentuk masyarakat yang didasarkan pada perjanjian
timbal balik, cermin untuk dijadikan teladan, tempat bertemunya aneka
ragam paham dan aliran serta pusat peradaban dan kebudayaan. Hal inilah
yang menjadikan daya tarik daerah perkotaan sehingga membuat penduduk
daerah pedesaan berduyun-duyun datang ke kota yang menjanjikan
kehidupan yang lebih baik.

Pengiriman transmigran oleh pemerintah yang menyebabkan komposisi


penduduk daerah penerima menjadi lebih heterogen akan menciptakan proses
akulturasi budaya sehingga terjadi variasi suku dan struktur masyarakat.
Analisis pengeluaran remitan sering didahului oleh penjelasan mengenai
motivasi seseorang dalam melakukan migrasi dan perilaku penyampaian
selanjutnya, remitan memiliki pengaruh yang sangat penting. Pertama,
remitan menjadi salah satu motif pembagian resiko yang menunjukkan
bahwa remitan adalah bagian dari strategi manajemen resiko. Kedua, remitan
memenuhi kewajiban kepada rumah tangga yang didasarkan pada kasih
sayang dan tanggung jawab terhadap keluarga. Ketiga, berdasarkan
penjelasan pada poin satu dan dua, alturisme dan kepentingan diri keduanya
sangat menentukan seseorang memilih melakukan migrasi atau tidak dan
mengirim remitan atau tidak.
Di negara-negara sedang berkembang terdapat hubungan yang sangat erat
antara migran dengan daerah asalnya sehingga menimbulkan fenomena
khusus dari mobilitas penduduk yakni transfer pendapatan ke daerah asal
yang disebut remitan.

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
Penelitian wawancara terstruktur dan wawancara mendalam. Untuk menganalisis hasil
kuisioner, digunakan analisis jalur (path analisys) dengan menggunakan
program SPSS.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah

1) Pengaruh Langsung Pendapatan Migran Terhadap Pengeluaran


Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel pendapatan migran
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran. Nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,841 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan searah antara pendapatan migran dan pengeluaran
konsumsi migran. Hasil ini berarti bahwa dapat diartikan apabila
pendapatan migran mengalami kenaikan sebesar satu juta rupiah per
bulan maka pengeluaran konsumsi migran akan meningkat sebesar
0,841 juta rupiah per bulan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian terdahulu milik Octania (2014) yang mengatakan bahwa
terdapat pengaruh langsung antara pendapatan migran dengan
pengeluaran konsumsi.

2) Pengaruh Langsung Jumlah Tanggungan Terhadap Pengeluaran


Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,014 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel jumlah tanggungan
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran. Nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,138 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan searah antara jumlah tanggungan dan pengeluaran
konsumsi migran. Sehingga dapat diartikan apabila jumlah
tanggungan mengalami kenaikan sebesar satu orang maka
pengeluaran konsumsi migran akan meningkat sebesar 0,138 juta
rupiah per bulan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik
Purwanto dan Taftazani (2018) mengatakaan bahwa jumlah
tanggungan keluarga akan mempengaruhi mempengaruhi tingkat
pengeluaran konsumsi.

3) Pengaruh Langsung Frekuensi Pengiriman Terhadap Pengeluaran


Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,006 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel frekuensi pengiriman
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran. Nilai
standardized coefficient beta sebesar -0,144 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan tidak searah antara frekuensi pengiriman dan
pengeluaran konsumsi migran. Dengan demikian dapat diartikan
apabila frekuensi pengiriman mengalami kenaikan sebesar satu kali
maka pengeluaran konsumsi migran akan menurun sebesar 0,144 juta
rupiah per bulan.

4) Pengaruh Langsung Keberadaan Orang Tua Di Daerah Asal Terhadap


Pengeluaran Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,444 > 0,05 berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel keberadaan
orang tua di daerah asal tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengeluaran konsumsi migran. Nilai standardized coefficient beta
sebesar -0,036 menjelaskan bahwa terdapat hubungan tidak searah
antara keberadaan orang tua di daerah asal dan pengeluaran konsumsi
migran.

5) 5) Pengaruh Langsung Pendapatan Terhadap Remitan Nilai


probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian variabel pendapatan migran berpengaruh signifikan
terhadap remitan. Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,597
menjelaskan bahwa terdapat hubungan searah antara pendapatan
migran dan remitan. Sehingga dapat diartikan apabila pendapatan
migran mengalami kenaikan sebesar satu juta rupiah per bulan maka
remitan yang dikirim akan meningkat sebesar 0,597 juta rupiah. Hasil
penelitian ini sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya yang
ditulis oleh Wirastyani, dkk (2016), dan Octania (2014) yang
menyatakan bahwa pendapatan migran mempunyai pengaruh
terhadap besarnya remitan.

6) Pengaruh Langsung Jumlah Tanggungan Terhadap Remitan Nilai


probabilitas sebesar 0,015 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian variabel jumlah tanggungan berpengaruh
signifikan terhadap remitan. Nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,162 menjelaskan bahwa terdapat hubungan searah antara
jumlah tanggungan dan remitan. Berarti bahwa apabila jumlah
tanggungan mengalami kenaikan sebesar satu orang maka remitan
akan meningkat sebesar 0,162 juta rupiah. Variabel jumlah
tanggungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah
tanggungan migran di daerah tujuan migrasi. Berdasarkan teori,
semakin banyak jumlah tanggungan migran di daerah tujuan, remitan
yang dikirim semakin sedikit. Penelitian ini berbanding terbalik
dengan teori. Diasumsikan migran asal Provinsi Bali yang melakukan
mobilitas ke Kota Surabaya memiliki keterikatan yang sangat kuat
dengan daerah asalnya.

7) Pengaruh Langsung Frekuensi Pengiriman Terhadap Remitan Nilai


probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian variabel frekuensi pengiriman berpengaruh
signifikan terhadap remitan. Nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,551 menjelaskan bahwa terdapat hubungan searah antara
frekuensi pengiriman dan remitan. Atau dapat diartikan apabila
frekuensi pengiriman meningkat sebesar satu kali maka remitan yang
dikirim akan meningkat sebesar 0,551 juta rupiah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya milik Agustika (2017) yang
menyatakan terdapat pengaruh simultan antara frekuensi pengiriman
remitan terhadap besarnya remitan yang dikirim ke daerah asal.

8) Pengaruh Langsung Keberadaan Orang Tua di Daerah Asal Terhadap


Remitan Nilai probabilitas sebesar 0,821 > 0,05 berarti H0 diterima
dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel keberadaan orang tua di
daerah asal tidak berpengaruh signifikan terhadap remitan. Nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,012 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan searah antara keberadaan orang tua di daerah asal
dan remitan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik
Ardana, dkk (2011). Ardana, dkk (2011) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa keberadaan orang tua di daerah asal baik masih
ada maupun tidak ada tidak berpengaruh terhadap remitan karena
diasumsikan bahwa orang tua di daerah asal masih bekerja dan bisa
memenuhi biaya konsumsi di daerah asalnya

9) Pengaruh Langsung Pengeluaran Konsumsi Terhadap Remitan Nilai


probabilitas sebesar 0,002 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian variabel pengeluaran konsumsi berpengaruh
signifikan terhadap remitan. Nilai standardized coefficient beta
sebesar -0,352 menjelaskan bahwa terdapat hubungan tidak searah
antara pengeluaran konsumsi dan remitan. Atau dapat diartikan
apabila pengeluaran konsumsi migran mengalami kenaikan sebesar
satu juta rupiah maka remitan akan menurun sebesar 0,352 juta
rupiah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian milik
Ardana (2011) yang menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi
berpengaruh positif terhadap besarnya remitan yang dikirimkan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian milik Octania (2014) yang
menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi memiliki pengaruh negatif
terhadap remitan.

Secara Ringkas:

1. Pendapatan, jumlah tanggungan, dan frekuensi pengiriman


remitan berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi
migran, sedangkan keberadaan orang tua di daerah asal tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran
2. Pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman remitan,
dan pengeluaran konsumsi terdapat pengaruh langsung secara
signifikan terhadap remitan.

3. Pengeluaran konsumsi merupakan variabel mediasi dalam


pengaruh frekuensi pengiriman remitan terhadap remitan pekerja
migran yang berasal dari Provinsi Bali ke daerah asalnya.

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
1. variabel pendapatan, jumlah tanggungan, dan frekuensi pengiriman
remitan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
pengeluaran konsumsi migran, sedangkan variabel keberadaan orang
tua di daerah asal tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
pengeluaran konsumsi migran;
2. variabel pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman
remitan, dan pengeluaran konsumsi terdapat pengaruh langsung
secara signifikan terhadap variabel remitan; dan
3. variabel frekuensi pengiriman remitan berpengaruh signifikan secara
tidak langsung melalui pengeluaran konsumsi terhadap remitan atau
dapat dikatakan pula bahwa pengeluaran konsumsi merupakan
variabel mediasi dalam pengaruh frekuensi pengiriman terhadap
remitan pekerja migran Provinsi Bali di Kota Surabaya
Saran Adapun saran yang diberikan oleh peneliti dalam penelitiannya yaitu:
1. Untuk menjaga keeratan jalinan kekerabatan dengan keluarga di
daerah asal, disarankan supaya pemberian remitan ke daerah asal
dilakukan secara rutin meskipun jumlahnya tidak banyak;
2. Pekerja migran yang berasal dari Provinsi Bali di Kota Surabaya
disarankan untuk lebih sering meluangkan waktu pulang ke daerah
asal dan tidak hanya mengandalkan keluarga di daerah asal dalam
keperluan adat; dan
3. Meskipun orang tua di daerah asal sudah tidak ada lagi, pekerja
migran diharapkan untuk tetap menjaga keberlanjutan hubungan
dengan keluarga luas (extended family) yang ada di daerah asal.
Kelebihan Relevansi:
Jurnal ini memiliki relevansi yang tinggi karena menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi aliran remitan dari pekerja migran asal Bali di kota
Surabaya. Topik ini penting untuk diteliti dalam konteks globalisasi dan
migrasi tenaga kerja.
Kontribusi Pengetahuan : artikel ini memberikan kontribusi pada pemahaman
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aliran remitan. Dengan
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, penelitian ini dapat membantu
pemerintah, keluarga pekerja migran, dan lembaga keuangan untuk
mengoptimalkan manfaat dari aliran remitan.
Kelemahan Sampel yang terbatas:
Jurnal ini didasarkan pada sampel yang terbatas, seperti hanya memeriksa
pekerja migran asal Bali di Kota Surabaya. Hasil penelitian tersebut mungkin
tidak dapat secara umum diterapkan pada populasi pekerja migran secara
keseluruhan. Oleh karena itu, generalisasi temuan penelitian dapat menjadi
terbatas.
JURNAL 6

Judul Studi Mobilitas Penduduk: Analisis Mikro Perilaku Mobilitas


Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan
Ganesha
Jurnal Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Volume dan Volume 3, Nomor 2, Desember 2017 Hal. 117-128
Halaman
Penulis I Made Sarmita dan I Wayan Treman
Reviewer Kelompok 1
Tanggal 2 Mei 2023

Abstrak Adapun abstrak pada jurnal penelitian dengan judul “Studi Mobilitas
Penduduk: Analisis Mikro Perilaku Mobilitas Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Ganesha” meneliti
perilaku mobilitas mahasiswa jurusan pendidikan geografi di
Universitas Pendidikan Ganesha. Menyertakan tujuan penelitian,
teknik analisis yang digunakan, beserta hasil dari penelitian yang
dilakukan. Adapun untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut
menggunakan rancangan sensus dari seluruh mahasiswa jurusan
pendidikan geografi yang saat penelitian dilakukan masih tercatat
aktif sebagai mahasiswa.
Adapun kata kunci : Mobilitas, Frekuensi, Jarak, Lama Tinggal
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui frekuensi mobilitas yang dilakukan
mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Pendidikan Ganesha;
2) Untuk mendeskripsikan dan melihat arah hubungan antara
frekuensi mobilitas dengan jarak ke daerah asalnya masing-
masing; dan
3) Untuk mendeskripsikan dan melihat arah hubungan antara
frekuensi mobilitas yang dilakukan dengan lama tinggal
mereka di Kota Singaraja.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu, penelitian ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengembangan
teori-teori mobilitas penduduk yang didalamnya mencakup tentang
perilaku termasuk karakteristik migran dan bermanfaat kepada
lembaga jurusan pendidikan Geografi di Universitas Pendidikan
Ganesha dalam memetakan daerah asal mahasiswa, memetakan
aktivitas mobilitas yang dilakukan dan kecenderungannya.
Pendahuluan Pada pendahuluan dipaparkan bahwa adanya variasi pergerakan
penduduk dimana tergantung dari sudut pandang mana fenomena
tersebut dilihat. Secara garis besarnya, segala yang terkait dengan
fenomena pergerakan penduduk dipelajari khusus dalam studi
mobilitas penduduk.
Terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada, menjadi salah satu faktor
pendorong penduduk untuk meninggalkan daerah asalnya dan
melakukan mobilitas ke kota-kota (kekuatan sentrifugal). Penduduk
dihadapkan pada dua pilihan berat, apakah tetap tinggal di daerah asal
dengan fasilitas pendidikan yang terbatas atau berpindah ke daerah
lain yang berarti meninggalkan keluarga dan kenyamanan-
kenyamanan lain yang ada di daerah asal. Untuk mengatasi masalah
tersebut, diambil suatu kompromi yaitu mengadakan mobilitas
penduduk nonpermanen atau migrasi sirkuler baik secara
musiman/mondok ataupun ulang alik. Salah satu fenomena mobilitas
penduduk nonpermanen yang perlu mendapat pengkajian lebih lanjut
adalah perilaku mobilitas mahasiswa yang ada di Kota Singaraja.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
rancangan sensus yaitu pengumpulan informasi dari seluruh populasi
yang menjadi subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner
sebagai instrument pengumpulan data.
Hasil dan Adapun hasil dan pemabahasan dari penelitian ini yaitu:
Pembahasan 1. Frekuensi Mobilitas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi
Undiksha
Frekuensi mobilitas terendah adalah sebanyak 0,02 kali dalam
1 bulan, atau 1 kali dalam 4 tahun, dan data tertinggi
menunjukkan mahasiswa kembali lagi ke daerah asalnya
setiap hari (30 kali dalam 1 bulan). Mahasiswa yang kembali
ke daerah asalnya hanya 1 kali sampai selesainya mahasiswa
bersangkutan menempuh pendidikan berasal dari Sumatera
Utara, wilayah yang cukup jauh diukur dari Kota Singaraja.

Frekuensi mobilitas mahasiswa jurusan pendidikan geografi


Undiksha menunjukkan tingkat keseringan para mahasiswa
untuk kembali pulang ke daerah asal masing-masing dalam
satu bulan. Sering tidaknya mereka kembali pulang ke daerah
asal memiliki sifat yang relatif, artinya dari sekian mahasiswa
ditemukan ada yang memiliki frekuensi mobilitas yang tinggi,
dan tidak sedikit pula ada yang frekuensi mobilitasnya rendah.

Hampir setengah dari jumlah mahasiswa yang ada melakukan


mobilitas kembali ke daerah asal dengan kategori rendah. Hal
ini sangat sesuai jika dihubungkan dengan daerah asal
mahasiswa jurusan pendidikan geografi yang lebih dari
setengahnya adalah mahasiswa dari luar pulau Bali,
khususnya dari Jawa. Mahasiswa yang dari Jawa hanya akan
pulang ketika benar-benar ada waktu yang cukup luang. Libur
satu atau dua hari tidak memungkinkan mereka kembali ke
daerah asal, mereka lebih memilih untuk berdiam diri di Kota
Singaraja atau memanfaatkan waktu liburan yang singkat
untuk sekedar berjalan-jalan di tempat wisata yang ada di
Pulau Bali. Sebaliknya ketika tiba liburan panjang seperti
liburan semester, idul fitri, galungan dan kuningan, maka
mereka akan kembali ke daerah asalnya masing-masing di
Jawa. Sementara itu, frekuensi mobilitas yang masuk dalam
kategori sedang dan tinggi, didominasi oleh mahasiswa yang
dari Bali. Mahasiswa ini memiliki karakteristik yang selalu
ingin untuk segera kembali ke daerah asalnya masing-masing.
2. Hubungan Antara Frekuensi Mobilitas dengan Jarak Ke
Daerah Asal
Salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan tinggi
rendahnya frekuensi mobilitas adalah faktor jarak. Korelasi
atau hubungan antara variabel frekuensi mobilitas dengan
jarak antara daerah asal-daerah tujuan adalah -0,252 dengan
taraf signifikansi 0,034 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian, frekuensi mobilitas memiliki hubungan yang
negatif dan signifikan dengan jarak daerah asal-daerah tujuan.
Artinya bahwa, frekuensi mobilitas mahasiswa semakin
tinggi ketika jarak daerah asal- daerah tujuan yang semakin
dekat, begitu sebaliknya frekuensi mobilitas yang dilakukan
mahasiswa cenderung semakin rendah seiring semakin
jauhnya jarak daerah-daerah tujuan.

Mahasiswa yang berasal dari luar Bali cenderung rendah


frekuensi mobilitasnya, sementara mahasiswa yang dari Bali
cenderung tinggi frekuensi mobilitasnya untuk kembali ke
daerah asal. Jauh dekatnya jarak antara daerah asal dengan
daerah tujuan, berkorelasi positif dengan biaya transportasi
yang dikeluarkan dan waktu tempuh dalam perjalanan.
Mahasiwa yang dari luar Bali enggan untuk kembali ke daerah
asal. Dengan jaraknya yang jauh, biaya yang harus
dikeluarkan juga cukup banyak. Libur kuliah yang singkat
tidak dimanfaatkan oleh mahasiswa luar Bali untuk kembali
ke daerah asalnya. Waktu yang singkat hanya akan habis
dalam perjalanan sehingga mereka tidak dapat bernostalgia
dengan daerah asal secara maksimal. Mereka lebih memilih
untuk melakukan aktivitas di Kota Singaraja sebagai daerah
tujuan, atau sekedar jalan-jalan di Bali bersama rekan-
rekannya. Sebaliknya mahasiswa yang dari Bali, memiliki
frekuensi mobilitas kembali ke daerah asal yang lebih tinggi.
Jarak yang lebih dekat, berkorelasi dengan biaya perjalanan
yang rendah/terjangkau, waktu tempuh yang lebih singkat,
dan mungkin juga termasuk dengan tingginya keterikatan
mereka dengan daerah asalnya. Namun dalam penelitian ini,
hal tersebut belum dikaji lebih lanjut.

3. Hubungan Antara Frekuensi Mobilitas dengan Lama Tinggal


di Daerah Tujuan (Kota Singaraja)

Hasil perhitungan korelasi product moment antara variabel


frekuensi mobilitas dengan lama tinggal mahasiswa di daerah
tujuan (Kota Singaraja). Nilai korelasi antar dua variabel
tersebut adalah 0,008 dengan taraf signifikansi 0,984 yang
jauh lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, frekuensi
mobilitas tidak memiliki hubungan dengan lama tinggal.
Mahasiswa, baik yang sudah lama ada di daerah tujuan
maupun mahasiswa mutakhir sama sekali tidak berhubungan
dengan tinggi rendahnya frekuensi mobilitas yang dilakukan.
Mahasiswa sekalipun baru beberapa saat tinggal di Kota
Singaraja, enggan untuk kembali ke daerah asalnya, begitu
pula mahasiswa yang sudah cukup lama tinggal di Kota
Singaraja menunjukkan perilaku mobilitas yang sama.

.
Kesimpulan Kesimpulannya adalah
1. Frekuensi mobilitas untuk kembali ke daerah asal dari
mahasiswa jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya
terkategori rendah (0-1 kali dalam sebulan). Hal ini sesuai
dengan daerah asal mahasiswa yang lebih dari setengahnya
adalah mahasiswa dari luar pulau Bali. Mahasiswa ini hanya
akan pulang ketika benar-benar ada waktu libur yang cukup
panjang. Sementara mahasiswa yang daerah asalnya dari
daerah-daerah di Bali memiliki frekuensi mobilitas yang
terkategori sedang-tinggi (2 - >4 kali dalam sebulan).
2. Hubungan antara jarak daerah asal-daerah tujuan dengan
frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa jurusan
pendidikan geografi adalah negatif dan signifikan. Semakin
jauh jarak antara daerah asal- daerah tujuan, frekuensi
mobilitas mahasiswa menjadi rendah, begitu sebaliknya.
Mahasiswa yang berasal dari luar Bali cenderung rendah
frekuensi mobilitasnya, sementara mahasiswa yang dari Bali
cenderung tinggi frekuensi mobilitasnya untuk kembali ke
daerah asal.
3. Lama tinggal di daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas
yang dilakukan mahasiswa tidak menunjukkan hubungan
yang signifikan. Baik mahasiswa yang sudah lama ada di
daerah tujuan maupun mahasiswa mutakhir sama sekali tidak
berhubungan dengan tinggi-rendahnya frekuensi mobilitas
yang dilakukan. Mahasiswa sekalipun baru beberapa saat
tinggal di Kota Singaraja, enggan untuk kembali ke daerah
asalnya, begitu pula mahasiswa yang sudah cukup lama
tinggal di Kota Singaraja menunjukkan perilaku mobilitas
yang sama.
Kelebihan  Isi dengan judul sudah selaras dan sesuai.
 Mudah dipahami sehingga tidak bersifat ambigu dalam
memahami isi jurnal.
 Mengangkat topik kekinian karena mahasiswa kini sudah
mulai melakukan pembelajaran tatap muka sehingga akan
terjadi mobilitas penduduk khususnya mahasiswa yang
berkuliah di Undikhsa Singaraja.
 Menjelaskan secara rinci terkait frekuensi mobilitas
mahasiswa jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya
terkategori rendah (0-1 kali dalam sebulan) dan mahasiswa
yang daerah asalnya dari Bali memiliki frekuensi mobilitas
yang terkategori sedang-tinggi (2 - >4 kali dalam sebulan).
Hubungan antara jarak daerah asal-daerah tujuan dengan
frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa adalah negatif
dan signifikan serta mampu menjelaskan faktor lama tinggal
di daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas yang dilakukan
mahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
 Penulisan jurnal ini didukung oleh teori utama dan teori
pendukung berupa jurnal-jurnal penelitian sebelumnya.
Kekurangan Sampel yang terbatas:
 Jurnal ini didasarkan pada sampel yang terbatas, seperti hanya
memeriksa mobilitas penduduk kepada mahasiswa jurusan
Geografi saja di Undikhsa. Hasil penelitian tersebut mungkin
tidak dapat secara umum diterapkan pada mobilitas penduduk
mahasiswa di Undiksha secara keseluruhan. Oleh karena itu,
generalisasi temuan penelitian dapat menjadi terbatas.

Anda mungkin juga menyukai