Anda di halaman 1dari 10

Analisis Artikel dengan Teori stress, Pendekatan sosial kognitif,

dan teori kepatuhan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kesehatan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Anisa Fizrul Amri (101811123018)


2. Meita Tyas Nugrahaeni (101811123040)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I

CURRENT ISSUE
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Cerita

Seorang vlogger edsa estella memiliki berat badan berlebih sejak kecil. Pada saat
kelas 5 SD, berat badan nya mencapai 98 kilogram. Sejak SD, Edsa menjadi korban
bullying di sekolahnya. Selain karena berat badannya yang berlebih, bahkan edsa
seringkali mengalami asma dan sesak napas ketika mendapatkan cemoohan

Memasuki kelas 2 SMP, berat badan edsa menjadi 107 Kg. Edsa tetap menjadi
korban bullying oleh teman teman SMPnya. Selain itu, edsa divonis dokter lemah
jantung, Fatty liver (pembengkakan hati yang disebabkan oleh adanya penimbunan
lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati), dan obesitas.

Melihat kondisi fisiknya yang sudah tidak lagi ideal untuk anak seusianya, Edsa
mulai berfikir untuk melakukan diet. Awalnya, ibunya membujuk untuk mencoba diet
vegetarian dengan mengonsumsi sayuran setiap hari. Kemudian ibunya menyarankan
untuk menurunkan berat badan dengan cara injeksi atau dengan mengonsumsi obat
tertentu. Edsa memilih untuk melakukan diet secara alami, karena mengganggap lebih
baik dan tanpa efek samping di kemudian hari.

Edsa mulai belajar diet secara otodidak dengan melihat video di youtube. Edsa
melakukan diet dengan melakukan home workout setiap hari dan menjaga pola makan.

2.2 Analisa Current Issue


a. Teori Lazarus
1) Potential Stressor

Berdasarkan kasus yang terjadi pada Edsa, dapat kita lihat apabila yang
menjadikan potential stressor adalah kondisi badan Edsa yang lebih besar dari
anak seusianya dan mengakibatkan kasus bullying mental dan fisik.

2) Primary Appraisal

Pada kasus yang melibatkan Edsa, korban merasa berbahaya dan terancam
akibat Edsa tidak pernah merasa tenang selama sekolah semasa SD akibat
menjadi korban bullying baik mental maupun fisik oleh teman sekolahnya.

3) Secondary Appraisal

Akibat sering mengalami bullying di sekolahannya, menyebabkan Edsa


merasa terganggu dan menjadi sering tidak masuk sekolah.

4) Respon stress / tidak

Dampak dari bullying yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak sekolah
serta Edsa yang sering tidak masuk sekolah karena merasa tidak tahan dari
perlakuan teman-temannya atau trauma berlebih mengakibatkan Edsa
memutuskan untuk pindah sekolah saat SD.

b. Teori Health Belief Model


1) Modifying Factors
a) Demographic variables : Edsa merupakan seorang remaja perempuan yang
mengalami obesitas dan bullying oleh teman temannya.
b) Sociopsychological variables : Kondisi tubuh edsa menyebabkan edsa
menjadi korban bullying di kalangan teman temannya. Sehingga edsa tidak
memiliki teman yang banyak
c) Structural variables : edsa mengetahui apabila efek dari obesitas yang
dialami dapat berakibat pada kondisi kesehatannya.
2) Percieve Suscepbilitty to disease
kondisi tubuh edsa yang obesitas dapat menyebabkan dirinya lebih rentan untuk
menderita berbagai macam penyakit dan menjadi bahan bullying teman-
temannya
3) Percieve seriousness (severity) of disease
Kondisi tubuh edsa dapat memicu keparahan dari penyakit penyakit yang dia
derita. Seperti Fatty liver yang merupakan pembengkakan hati yang disebabkan
oleh adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati. Selain itu,
timbul efek trauma berlebih akibat bullying dari teman-temannya.
4) Cues to action
Salah satu hal yang mendorong edsa untuk melakukan diet adalah dorongan dari
teman temannya yang melakukan bullying. Selain itu juga saran dari ibunya
untuk melakukan diet karena menurunnya status kesehatan edsa.
5) Percieve Benefit of preventive action
Selain edsa menjadi lebih sehat, dengan melakukan diet edsa juga akan lebih
percaya diri dan terhindar dari bullyan teman teman di sekolahnya. Serta saat ini
edsa menjadi sosok yang dapat menginspirasi orang-orang yang mengalami
obesitas di luar sana.
6) Percieve barier of preventive action
edsa perlu menjadwalkan baik menu dieting maupun jadwal olahraga untuk
menghilangkan kalori tiap harinya. Olahraga yang dilakukannya mungkin akan
menyita waktu untuk melakukan kegiatan lain. Hambatan yang mungkin edsa
dapatkan adalah hambatan untuk mengatur jadwal edsa.
7) Percieve Threat of disease
Ancaman yang mungkin dihadapi oleh edsa karena obesitas dan bullying yang
dihadapinya adalah banyak penyakit laian yang muncul serta mengaplami stress
hingga depresi karena bully yang dilakukan oleh teman temannya.
8) Likehood of taking recomended preventive health action
Tindakan yang harus dilakukana oleh edsa untuk menggatasi obesitas dan
bullying yang dihadapi adalah melakukan diet yang sehat dengan menjaga pola
makan dan melakukan olah raga atau aktivitas fisik.
c. Teori Kepatuhan

1) Understanding

Edsa paham bahwa diet dan pola hidup sehat penting bagi kesehatannya dan
mengatasi obesitas yang dialami, serta paham apa saja yang harus dilakukan dan
bagaimana yang harus dilakukan untuk diet.

2) Memory

Edsa mengatur jadwal menu dieting dan olahraga yang dilakukan. Agar edsa
dapat melakukannya dengan teratur. Serta Edsa dapat mengakses video di
youtube untuk mengingat proses dieting.

3) Satisfaction

Edsa belajar diet secara otodidak dan memilih diet yang sehat. Karena dia yakin
bahwa diet yang sehat akan menjadikan tubuh nya lebih sehat. Sehingga dia
puas akan keyakinannya.

4) Compliance
Karena edsa yakin dengan diet yang dilakukan akan membuat dia lebih sehat
dan baik, maka dia menjadikan diet dan pola hidup sehat sebagai kebiasaan
hidup.

2.3 Peran Kesehatan Masyarakat

a. Healthy Public Policy

Kesehatan Masyarakat dapat berperan mendukung serta menggalakkan


kegiatan yang telah pemerintah buat terkait kasus obesitas yaitu Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS). Serta untuk kasus bullying yang mulai terkenal dikalangan
anak sekolah, perlu adanya peraturan yang mengatur terkait kasus bullying, dalam hal
ini Kesehatan Masyarakat dapat berperan untuk menyusun strategi promosi kesehatan
terkait dampak bullying yang dapat berakibat pada kesehatan fisik maupun mental
seseorang yang nantinya dapat digunakan untuk mendukung kebijakan terkait
bullying.

b. Supportive Environment

Kesehatan masyarakat dapat membuat program yang bisa mendukung


seseorang uyntuk melakukan aktivitas fisik. Seperti dengan rutin melaksanakan jalan
sehat ataupun senam pagi. Serta dengan membuat media yang mendukung kegiatan
dieting maupun pencegahan bullying. Sehingga masyarakat lebih peduli terhadap
pentingnya aktivitas fisik. Untuk kasus bullying, dapat dilakukan dengan
pengoptimalan ruang BK, sehingga siswa bisa mendapatkan dukungan ketika
mengalami bullying

c. Community Action

Kesehatan Masyarakat dapat berperan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan


yang dimiliki pemerintah dalam mengatasi kasus obesitas yang di Indonesia, seperti
meningkatkan aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemeriksaan
kesehatan secara rutin seperti maraton, komunitas peduli bully dan obesitas. Selain itu
juga dapat memaksimalkan peran dari kelas bimbingan konseling yang tidak hanya
mengkhususkan pada siswa yang bermasalah tetapi pada setiap siswa agar dapat
memiliki rasa simpati dan empati pada sesama.

d. Personal Skill

Kesehatan Masyarakat dapat berperan dalam memberikan pemahaman kepada


masyarakat cara agar kita terhindar dari obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik,
perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin. Selain itu
juga meningkatkan keterampilan untuk olahraga, mengatur menu makan, melaporkan
kejadian bullying, dan program educator.

e. Re-Orientation Health Service


Kesehatan Masyarakat dapat melakukan kerja sama dengan beberapa sector
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terkhusus dalam upaya mengubah mindset
seseorang dari kuratif dan rehabilitatif menjadi promotive dan preventif. Contohnya
adalah upaya kerja sama dengan dinas Pendidikan dalam upaya untuk menambahkan
mata pelajaran yang memang berfokus pada materi kesehatan baik fisik maupun
mental. Selain itu juga memberdayakan PMR di kegiatan UKS dan kantin sehat.

Anda mungkin juga menyukai