Anda di halaman 1dari 81

PELATIHAN PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

MODUL - 5
PERENCANAAN
STRUKTUR BANGUNAN
BAWAH JEMBATAN

PUSAT PENGEMBANGAN KOMPETENSI JALAN, PERUMAHAN


DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
BPSDM, KEMENTERIAN PUPR
KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini


peserta mampu melaksanakan
perencanaan teknik terkait
bangunan bawah jembatan
INDIKATOR HASIL
BELAJAR
1. Memahami dasar-dasar perencanaan dan mampu
menerapkan perhitungan Perencanaan kepala
jembatan (abutment)
2. Memahami dasar-dasar perencanaan dan mampu
menerapkan perhitungan Perencanaan pilar jembatan
(pier)
3. Memahami bahaya dari fenomena gerusan dan
mampu merencanakan sistem proteksi gerusan
4. Memahami bahaya dari fenomena tumbukan kapal
terhadap struktur jembatan dan mampu merencanakan
sistem proteksi terhadap tumbukan kapal
5. Mengetahui jenis-jenis struktur penahan tanah dan
memahami metode perencanaan yang tepat
OUTLINE MATERI

1 PERENCANAAN KEPALA JEMBATAN

2 PERENCANAAN PILAR JEMBATAN

3 SISTEM PROTEKSI TERHADAP GERUSAN

4 SISTEM PROTEKSI TERHADAP TUMBUKAN KAPAL

5 STRUKTUR PENAHAN TANAH


MATERI 01.
KEPALA JEMBATAN
Kepala Jembatan (Abutment)

Suatu konstruksi yang menumpu di atas fondasi


dan terletak menjorok ke arah darat yang
berfungsi sebagai pemikul ujung bentangan tepi
bangunan atas jembatan
Diringkas dari SNI 2451-2008

Bangunan
atas

Jalan
pendekat

Fondasi
Kepala
Kepala
Jembatan
Jembatan

Wingwall
Tahap Perencanaan Kepala Jembatan

Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan bentuk penampang


sungai, permukaan air banjir, jenis aliran sungai, dan stratigrafi tanah.

Menetukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang sesuai
dengan ketinggian dan kondisi sungai.

Menentukan bentuk fondasi yang sesuai dengan kondisi tanah di bawah


kepala dan pilar jembatan

Menentukan beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar jembatan.

Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya-gaya


dalam.

Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya dalam


tersebut.
Penentuan Letak Kepala Jembatan

Tidak ditempatkan
pada belokan luar
sungai

Fondasi berada
pada kedalaman Tidak ditempatkan
yang aman dari pada aliran sungai
Kepala
gerusan sungai

Jembatan

Tidak ditempatkan Tidak ditenpatkan


pada lereng sungai pada daerah
pada fondasi bidang gelincir
dangkal sungai
Penentuan Bentang/Jarak Antar Kepala Jembatan

Penentuan jarak antara dua kepala


jembatan (L) didasarkan kepada
jenis sungainya
Untuk Kondisi:
a+b
l= • Bukan sungai limpasan banjir
2 • Air banjir tidak membawa
hanyutan

l =b
Untuk Kondisi:
• sungai limpasan banjir
• Air banjir membawa hanyutan
Permasalahan pada Kepala Jembatan
Permasalahan Gerusan Pada Dinding Sungai Gerusan pada Dasar Sungai
Gambar

Penyebab Aliran air menabrak bidang dinding sungai yang Interaksi antara aliran air dan material dasar
tegak lurus aliran sungai

Penanganan Perbaikan Perbaikan


pada dinding pada dasar
sungai sungai
Jenis-Jenis Kepala Jembatan

TINGGI KEPALA JEMBATAN


Geometri jembatan JENIS

Perlintasan jembatan

Kondisi geoteknik

Ketersediaan lahan

Persyaratan arsitektural

Pertimbangan biaya
Jenis-Jenis Kepala Jembatan

a. Tipe Open-End
• Terdapat sebuah lereng di antara
muka dari kepala jembatan dan
tepian dari perlintasan jembatan.
b. Tipe Closed-End
• Kepala jembatan diposisikan
sedekat mungkin dengan tepian
perlintasan jembatan.
c. Tipe Monolithic
• Kepala jembatan dibuat menyatu
dengan struktur atas jembatan.
d. Seat-Type
• Dinding dari kepala jembatan
dikonstruksi secara terpisah.
Yang umum Struktur atas duduk melalui
digunakan sebuah bearing.
Pembebanan pada Kepala Jembatan

Va = Gaya Vertikal akibat beban struktur


atas (DL dan LL)
Ha = Gaya Horizontal akibat beban struktur
atas (DL dan LL)
q = beban merata akibat jalan,
dihitung dengan persamaan:
q = 𝛾𝑠 × ℎ𝑒𝑞
𝛾𝑠 : berat jenis tanah
ℎ𝑒𝑞 : tinggi ekivalen timbunan (tabel 8 SNI
1726:2016)
P1 = resultan gaya lateral akibat tekanan
tanah
P2 = resultan gaya lateral akibat beban
merata q
Wt = berat tanah di atas fondasi/pilecap
kepala jembatan
Ws = berat sendiri struktur kepala jembatan
Vp = resultan gaya akibat daya dukung tanah
Tekanan Tanah Lateral Akibat Gempa
Analisis Mononobe-Okabe

Timbunan
dibelakang kepala
jembatan bersifat
nonkohesif dengan
sudut friksi ɸ
Kepala jembatan
bebas berdeformasi Timbunan tidak
sedemikian sehingga jenuh sehingga tidak
memberikan kondisi ada pengaruh
tekanan aktif untuk likuifaksi
timbul

Asumsi
Dasar
Tekanan Tanah Lateral Akibat Gempa
Analisis Mononobe-Okabe

Formulasi gaya tekan akibat pengaruh gempa (EAE) :

Dengan nilai koefisien tanah aktif seismic (KAE) :

Keterangan:
𝛾 = Berat jenis tanah (kN/m3) 𝛿 = Sudut geser antara tanah dan kepala jembatan (ᵒ)
𝐻𝑡 = tinggi tanah (m) 𝑘ℎ = Koefisien percepatan horizontal
𝜙 = Sudut geser internal tanah (ᵒ) 𝑘𝑣 = Koefisien percepatan vertikal (umumnya diambil 0)
𝜃 = arc tan (𝑘ℎ /(1 − 𝑘𝑣 )) (ᵒ) 𝑖 = Sudut kemiringan timbunan (ᵒ)
𝛽𝑎 = Kemiringan dinding kepala jembatan terhadap bidang vertikal (ᵒ)
SNI 2833:2016
Kombinasi Pembebanan

SNI 1725:2016
Sifat dan Karakteristik Bahan
Beton

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 2


Sifat dan Karakteristik Bahan
Baja Tulangan

BjTS 420A digunakan pada


elemen struktural biasa
BjTS 420B digunakan pada
elemen struktural yang menahan
beban gempa

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 2


Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan
a. Data Umum

Gam bar 18. Cross section sungai dan elevasi jembatan

Tanah Timbunan (tidak ada tanah timbunan) : Tanah Dasar : Property Beton :
o o
f1 = 30 f2 = 30 Wc = 24.0 kN/m
3
= 2.4 t/m
3

g1 = 1.0 t/m 3 g2 = 1.7 t/m 3 f'c = 28.5 MPa = 350 kg/cm


2

c1 = 0 t/m 2 c2 = 1.25 t/m 2 Ec = 4700 f 'c = 25090.3 MPa


Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan
b. Dimensi Abutmen

s5 s6 s 71 s 72

Hb
HSP

HWa

H HW

s2
HWb

HP s1 s5 s 6 s 61 s 62

s8

s3 s4

gambar ini hanya typical sketch


Gam bar 19. Dimensi Abutment
Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan
c. Pembebanan Abutmen

(1) Beban dari bangunan atas :


Dari perhitungan pembebanan jembatan WTP untuk bentang 16.8 m diperoleh :

- Beban mati (DL + SDL) = 35.6 ton

- Beban hidup (tanpa kejut) = 161.9 ton

- BH + BM (tanpa kejut) = 197.5 ton

(2) Tekanan tanah aktif :

- Data tanah aktif


i
f = sudut geser tanah
b
d = sudut geser antara tanah dengan abutmen

b = kemiringan muka tanah

i = kemiringan tanah isian


f
f
f = f1 = 30
d HA
d = 0

b = 0

i = 0

Gam bar 20. Tekanan Tanah Aktif Teori Coulomb


Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan
(3) Tekanan tanah aktif statik :

2 2
'
= 1+ sin(30+0) x sin(30-0) = 1 + 0.250 = 2.250
cos(0+0) x cos(0-0) 1.000 di mana :
 kh 
q = a tan 

[ cos(30-0) ]^2 = 0.750 = 0.333 1− k v 
=
2.250 x [cos(0)]^2 x cos(0+0) 2.250 Tipe struktur jembatan dalam laporan ini adalah tipe struktur dimana bangunan atas dan bangunan bawah terpisah sehingga

ketahanan gempa bangunan atas dan bawah ditinjau secara terpisah pula. Kemudian bentang ataupun panjang jembatan total

Total tekanan tanah aktif tidak melebihi 200m dan tinggi pilar tidak ada yang melebihi 30m sehingga analisis gempa secara statik ekivalen masih relevan.

= 0.5 x 1.0000 x 6.69^2 x 0.333 = 7.457 ton/m Pada struktur atas ini besarnya beban gempa adalah sbb :

L : tinggi struktur bawah yang ditinjau d : 3


1/3 PL / EI , lendutan struktur akibat unit load

W : berat DL dan SDL struktur K : 1 / d , kekakuan lentur struktur utk mode - 1


(4) Tekanan tanah aktif akibat gempa :
m : W / g , massa struktur T : 2p √m/K , perioda struktur
Tekanan tanah akibat gempa dihitung dengan cara Mononobe-Okabe sbb :

Perhitungan perioda alami (abutment) dalam arah longitudinal :

L (m) W (t) 2
m (kg dt /m) dx (m) Kx (kg/m) Tx (dtk) f x (Hertz)
dimana koefisien tanah aktif akibat gempa adalah :
5.49 86.9 8863.0 3.2374E-08 30888951 0.106 9.40
KAE = koefisien tanah aktif akibat gempa
Perhitungan perioda alami (abutment) dalam arah transversal :

L (m) W (t) 2
m (kg dt /m) dy (m) Ky (kg/m) Ty (dtk) f y (Hertz)

5.49 86.9 8863.0 1.09E-09 919010120 0.020 51.25


Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan
Berdasarkan peraturan gempa untuk jembatan yang terbaru, beban gempa rencana adalah sbb:

Gam bar 22. Spektra gempa untuk wilayah madiun-mojokerto

Gam bar 21. Peta Wilayah Gempa Indonesia untuk Periode Ulang 500 tahun

R = 4.0 (untuk jembatan)


Eq = C/R x Wt
Structure Period = 0.11 second

Eq = gaya gempa horisontal statis C = 0.587 : tanah sedang

C = koefisien respon elastis C/R (arah sumbu lemah) = 0.147

R = faktor modifikasi respon C/R (arah sumbu kuat) = 0.147

Wt = berat total struktur dari beban mati dan beban hidup yang sesuai
Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan

Gempa dalam arah vertikal tidak diperhitungkan kecuali untuk perencanaan perletakan dan sambungan. (5) Tekanan tanah aktif ekivalen :
kv = koefisien gempa vertikal ekuivalen = 0.00 Dari perhitungan tekanan aktif di atas didapat dua jenis tekanan aktif tanah yaitu :

- Tekanan aktif statik (PA) , bekerja pada jarak H/3 dari dasar abutmen
Perhitungan tekanan tanah akibat gempa menjadi :
- Tekanan aktif akibat gempa (PAE) , bekerja pada jarak 0.6H dari dasar abutmen
o
q = atan 0.147 = 8.35 Kedua tekanan aktif ini dapat dijadikan sebagai tekanan tanah aktif ekivalen tunggal dengan menggunakan
1 - 0.0 thrust factor F`T :
2 2

= 1+ sin(30+0) x sin(30-8.35-0) = 1 + 0.184 = 2.050 = 7.457 x 6.69/3 + [(9.623 - 7.4571) x 0.6 x 6.69] = 25.32 = 1.523
cos(0+0+8.35) x cos(0-0) 0.989
7.4571 x 6.69/3 16.63

= [ cos(30-8.35-0) ]^2 = 0.864 = 0.430

2.050 x cos(8.35) x [cos(0)]^2 x cos(0+0+8.35) 2.007 Tekanan aktif ekivalen adalah :

PAE = F`T x PA = 1.523 x 7.457 = 11.356 ton/m

Tekanan tanah akibat gempa dihitung dengan cara Mononobe-Okabe menjadi :

(6) Tekanan tanah aktif akibat beban surcharge :


= 0.5 x 1.00 x 6.69^2 x (1 - 0.0) x 0.430 = 9.623 ton/m 2
Beban surcharge q = 1.46 ton/m

Koefisien tanah aktif KA = 0.333

Tekanan tanah aktif akibat q Pq = q . H . KA = 1.46 x 6.69 x 0.333 = 3.25 ton/m

(7) Tekanan tanah pasif :

Untuk desain konservatif pengaruh tekanan tanah pasif dapat diabaikan.


Contoh Analisis Perencanaan Kepala Jembatan

d. Perhitungan Beban Vertikal dan Lateral pada Abutment


(2) Tekanan Tanah Aktif untuk Bagian Stem (pilar) dan Wall :
(1) Beban Vertikal dan Lateral akibat berat abutmen dan tanah :

DL = 35.6 ton
DL Dari langkah sebelumnya tekanan tanah aktif statik :

kh W1
LL = 161.9 ton
VY W1 Vy = 1.0 a x (DL+SDL) = 0.15 x ( 35.6 + 0.0 ) , dimana KA = 0.333
kh W51
kh W4 kh W52 = 5.22 ton

kh W2 Wi Hi (width)i Wi = Hi x (w idth)i x B x g V i = kh x Wi
W4 W52
W51 1 Hb = 1.14 s6 = 0.20 3.28 ton 0.48 ton Gam bar 24. Tekanan Tanah Aktif pada Stem dan Wall
W2
2 Hw = 4.35 s5 + s6 = 1.10 68.90 ton 10.11 ton

3 Hp = 1.20 s3 + s4 = 4.00 73.7 ton 10.82 ton


kh W3
4 Hb + Hw = 5.49 s 71 = 1.30 38.53 ton 5.65 ton Stem : Hstem = Hb + Hw = 1.14 + 4.35 = 5.490 m
W3 51 Hb + Hw = 5.49 s 71 = 1.30 10.28 ton 1.51 ton PA stem = 0.5 x 1.00 x 5.49^2 x 0.333 = 5.018 ton/m
52 Hwa+½Hwb = 4.44 s 72 = 2.10 13.42 ton 1.97 ton PAE stem = 1.523 x 5.018 = 7.642 ton/m
Gambar 23. Beban Vertikal dan Lateral SW = 208.1 ton Pq stem = 1.46 x 5.49 x 0.333 = 2.67 ton/m

Wall : Hwall = H = 6.69 = 6.689 m

PA wall = 0.5 x 1.00 x 6.69^2 x 0.333 = 7.452 ton/m

PAE wall = 1.523 x 7.452 = 11.349 ton/m

Pq wall = 1.46 x 6.69 x 0.333 = 3.25 ton/m


MATERI 02.
PILAR JEMBATAN (PIER)
Pilar Jembatan

Definisi

Suatu konstruksi yang menumpu di atas fondasi dan terletak di tengah sungai atau yang lain
yang berfungsi sebagai pemikul antara bentang tepi dan bentang tengah bangunan atas
jembatan
Diringkas dari SNI 2451-2008

Jenis-jenis umum

Pilar tunggal Pilar masif/tembok Pilar Perancah / Portal


Pemakaian : h : 5 ~ 15m h : 5 - 25 m h : 5 - 15 m h : 15 - 25 m
Jenis Kolom Lainnya
Pemilihan Jenis Pilar

Pilar di Darat Pilar di Air


No. Bangunan Atas
Proses pemilihan sistem kolom
Pilar Tinggi Pilar Pendek Pilar Tinggi Pilar Pendek
jembatan bergantung pada
banyak faktor: 1 Baja Pilar jenis Pilar jenis Pilar Kolom Pilar Kolom
• Jenis struktur atas yang dinding atau dinding atau atau Pilar atau Pilar
ditumpu pilar kolom pilar kolom Portal Portal
• Lokasi di mana jembatan
dibangun 2 Beton Pratekan Pilar jenis Pilar jenis Pilar Kolom Pilar Kolom
• Tinggi dari pilar yang dinding atau dinding atau atau Pilar atau Pilar
dibutuhkan pilar kolom pilar kolom Portal Portal
3 Beton Pilar kolom Pilar jenis Pilar kolom Pilar kolom
Bertulang tunggal bulat dinding tunggal atau tunggal atau
lebih lebih
Penentuan Letak Pilar Jembatan

Tidak
ditempatkan di
tengah aliran
sungai

Jika Jika berada di


menggunakan aliran sungai,
fondasi dangkal, dibuat sepipih
harus berada mungkin dan
aman terhadap sejajar dengan
gerusan aliran sungai
Pilar
Jembatan

Untuk daerah
Bentuk
gempa tidak
disarankan bulat
menggunakan
atau lancip
pilar tunggal
Permasalahan Pada Pilar Jembatan

Pilar tidak sejajar dengan


Aliran air pada pilar
arah aliran sungai

Gerusan local di dasar


pilar
Pembebanan Pilar Jembatan
Pilar Jembatan harus diperhitungkan terhadap semua beban yang mungkin
terjadi pada jembatan tersebut, termasuk tumbukan kapal pada pilar jembatan
bila jembatan tersebut berada diatas selat atau laut.

Berat Sendiri Beban Angin


dan Beban
Mati
tambahan

Beban
Beban Air
Tumbukan
Beban Hidup Mengalir
Kendaraan
atau Beban
Lalu Lintas
termasuk
Beban Rem
Beban Tumbukan
Kapal

Beban Tetap Aksi Lingkungan


Gaya-gaya pada Pilar Jembatan
Gaya Akibat Aliran Air Pada Pilar

Gaya seret nominal ultimit dan daya layan pada


pilar akibat aliran air tergantung pada kecepatan
air rata-rata sesuai persamaan berikut:

Sumber: SNI 1725:2016 tentang Pembebanan Untuk Jembatan


Gaya Angin
Gaya Angin yang Langsung Bekerja Pada Struktur Bawah

Gaya melintang dan longitudinal yang harus dikerjakan secara langsung


pada bangunan bawah harus dihitung berdasarkan tekanan angin dasar
sebesar 0,0019 MPa.

Untuk angin dengan sudut serang tidak tegak lurus terhadap bangunan
bawah, gaya ini harus diuraikan menjadi komponen yang bekerja tegak
lurus terhadap bidang tepi dan bidang muka dari bangunan bawah.

Komponen-komponen ini bekerja tegak lurus terhadap masing-masing


permukaan yang mengalami tekanan dan perencana harus menerapkan
gaya-gaya tersebut bersama dengan beban angin yang bekerja pada
struktur atas.
Gaya Akibat Tumbukan Kendaraan
Kapal

Tumbukan kapal diperhitungkan


ekuivalen dengan gaya tumbukan
statis pada obyek yang kaku dengan
rumus berikut:
1
𝑃𝑠 = 𝐷𝑊𝑇 2 (12.5𝑉)

Keterangan:
Ps
𝑃𝑠 = Gaya tumbukan kapal sebagai gaya statis
ekuivalen (t)
DWT = Tonase berat mati muatan kapal (t) = berat
kargo, bahan bakar, air, dan persediaan.
V = Kecepatan tumbukan kapal (m/s)
*) Dalam keadaan khusus diperlukan analisis dinamis untuk menentukan energi dan gaya tumbukan kapal

Sumber: SNI 1725:2016 tentang Pembebanan Untuk Jembatan


Gaya Akibat Tumbukan Kendaraan
Truk
Tumbukan kendaraan dengan jembatan
• Kecuali jembatan dilindungi dengan pelindung jembatan, semua kepala jembatan dan pilar dengan jarak 9000
mm dari tepi jalan, atau jarak 15000 mm dari sumbu rel.
• Harus mampu memikul beban statik ekivalen sebesar 1800 kN yang diasumsikan mempunyai arah sembarang
dalam bidang horizontal, bekerja pada ketinggian 1200 mm diatas permukaan tanah

1800 kN

1.2 m

9m
MATERI 03.
PROTEKSI TERHADAP GERUSAN
Klasifikasi Struktur Pengaman Tebing

Jenis Pengaman Tipe Bangunan


Revetment Fleksibel Riprap
Bronjong (Gabion)
Rigid (Kaku) Retaining Wall
Sheet Pile Wall
Bangunan Pengarah Aliran Krib (Groin)
Spur
Bangunan Peredam Energi Chek Dam
Bangunan Pengaman Tebing

Jenis Fleksibel

• Riprap
• Bronjong
Riprap Bronjong

Jenis Kaku

• Dinding
Penahan
Dinding penahan tanah Tanah
Riprap

• Riprap adalah bangunan pengaman yang


melindungi tebing dari gerusan dengan
menggunakan lapisan batuan.

• Kemiringan riprap hampir sama dengan


kemiringan tebing saluran (sungai)

• Desain riprap berdasarkan gaya seret ijin yang


diwakili dengan kecepatan aliran
Riprap
Krib

Definisi
• Bangunan menyilang atau sejajar arah aliran yang ditujukan guna mengubah pola aliran,
sifat aliran, untuk suatu tujuan tertentu

Dasar penggunaan Krib


• Keadaan morfologi dan karakteristik sungai
• Keadaan aliran
• Diperlukan pemindahan arus untuk tujuan tertentu
• Diperlukan upaya memperdalam alur
• Ketersediaan bahan sesuai jenis krib yang dipilih

Sumber SNI 2400.1-2016


Tahapan Perencanaan Krib

Perencanaan
Perencanaan
Pra Rencana Uji Model Teknik
Teknik
Teknik Hidraulik Struktur dan
Hidraulik
Fondasi

• Penentuan • UMH Numerik • Penyempurnaan • Dimensi Krib


karakteristik aliran • UMH Fisik Pra Rencana • Stabilitas dan kekuatan
• Penentuan debit krib
rencana • Stabilitas tanah dasar
• Pemilihan Jenis Krib fondasi
• Penentuan Tata Letak

Sumber SNI 2400.1-2016


Bagan Alir Perencanaan Umum Krib
Krib
Pengelompokan Jenis Krib

Bahan Pembuatan Sifat Hidraulik Formasi


▪ Krib tiang pancang ▪ Krib lulus air ▪ Krib melintang
▪ Krib bronjong ▪ Krib kedap air ▪ Krib memanjang
▪ Krib blok beton ▪ Krib semi lulus air ▪ Krib gabungan melintang
▪ Krib pasangan batu dan memanjang

Letak pemasangan terhadap Kelanggengan pemasangan Jumlah jenis material


muka air penyusun
▪ Krib tidak tenggelam ▪ Krib permanen ▪ Satu macam
▪ Krib tenggelam ▪ Krib semi permanen ▪ Kombinasi
▪ Krib darurat

Tempat pembuatan

▪ Di lapangan
▪ Fabrikasi

Sumber SNI 2400.1-2016


Krib
Penentuan jenis krib
Sumber SNI 2400.1-2016

BERDASARKAN KONDISI JENIS KRIB


Melindungi tebing pada tikungan luar secara tidak langsung dan untuk serial krib permeable dari tiang pancang
mempertahankan alur bagi navigasi
Tujuan Melindungi tebing secara tidak langsung atau pengaturan alur sungai yang serial krib dari pasangan batu.
Pemasangan memerlukan faktor estetika seperti pengaturan sungai dalam kota
Krib
Melindungi tebing yang bersifat sementara krib dari kayu.
Mengarahkan aliran ke tengah sungai krib impermeable.
Tebing yang mudah longsor krib tiang pancang; crucuk kayu/ bambu
Dasar sungai yang lunak krib tiang pancang dengan kedalaman yang disesuaikan.
Jenis tanah
dasar dan Dasar sungai yang cukup padat krib brojong, pasangan batu kali atau juga blok beton.
tebing sungai
Tebing sungai yang tinggi krib tiang pancang
Tebing yang rendah atau alur sungai tidak dalam krib pasangan batu dan krib brojong batu.

Sungai lebar dengan arus tidak deras pada kemiringan dasar sungai < krib tiang pancang atau krib permeable bercelah besar.
1/1000
Jenis sungai Sungai lebar dengan arus deras pada kemiringan dasar sungai antara 1/50 krib tipe rangka dengan digabung blok beton.
sampai 1/500
Sungai kecil atau alur sempit tidak perlu dipasang krib
Penentuan Jenis Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


Penentuan Dimensi Krib

Arah Krib

Dimensi,
Jarak, dan
Panjang Krib
Panjang
Tiang

Hal yang perlu


diperhatikan

Kedalaman
Jarak Krib
Fondasi

Elevasi
Mercu Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


Sketsa Pemasangan Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


Sketsa Pemasangan Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


Sketsa Pemasangan Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


Sketsa Pemasangan Krib

Sumber SNI 2400.1-2016


MATERI 04.
PROTEKSI TERHADAP TUMBUKAN
KAPAL
Fender

Definisi Fender Fender


Elemen di sekitar pilar Karet Beton
jembatan yang berfungsi
sebagai pengaman
menyerap energi benturan
yang
Fender Fender
Tipe-tipe
kapal atau tongkang Kayu fender Baja
pelindung
pilar

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Jarak Ruang Bebas Horizontal

Lalu Lintas Satu Jalur Lalu Lintas Dua Jalur


Bidang bumper kapal adalah 8,0 L (L=panjang
kapal)pada arah perjalanan dan 3,2 L pada arah
samping. Jalur kapal harus cukup lebar untuk
mengakomodasi navigasi bebas pada kecepatan (5 –
8)m/dt atau (9,72 – 15,55) knot dan tidak terdapat
Jumlah dari kedua lebar bidang bumper ditambah
gangguan berupa pulau, perairan dangkal dll.
zona pemisah sebesar 0,3 L – 1,8 L. Sehingga jarak
ruang bebas horizontal untuk jalur kapal yang tidak
terdapat gangguan adalah 6,7 L – 8,2 L, sedangkan
jarak ruang bebas horizontal untuk jalur kapal yang
Bidang bumper kapal adalah 6,0 L pada arah terbatas adalah 3,5 L – 5,0 L
perjalanan dan 1,6 L pada arah samping. Jalur kapal
yang sempit dan di wilayah pelabuhan dengan
kecepatan (3 – 4)m/dt atau (5,83 – 7,78)knot dan
tanpa mendahului atau mengalami persilangan.

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Jarak Ruang Bebas Horizontal

Lalu Lintas Satu Jalur Lalu Lintas Dua Jalur

Jalur tidak terdapat gangguan

Jalur terbatas

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Jarak Ruang Bebas Vertikal

Hv =HK +HA +HB

Keterangan:
Hv adalah tinggi ruang bebas vertikal
HK adalah tinggi kapal kosong dan antena/cerobong
HA adalah tinggi muka air tertinggi pada saat pasang/high water level (HWL)
HB adalah ruang bebas (1,0 m – 2,0 m)
Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015
Jenis Kapal dan Tongkang
Berat dan Dimensi Kapal

Klasifikasi Tongkang di Indonesia

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Data Lalu Lintas Kapal

lalu lintas kapal: tipe, jumlah, konstruksi, tonase,


panjang, lebar, frekuensi pelintasan, draft, daya kuda,
kebebasan vertikal, cara pengoperasian, tipe pelayanan,
barang bawaan utama, dan tempat pelayanan setempat

kecepatan kapal: transit, tumbukan

keadaan lingkungan: cuaca, angin dan arus, geometri


jalan air, kedalaman air, ketinggian pasang surut,
keadaan pelayaran, kepadatan lalu lintas kapal

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Klasifikasi Kapal Desain

Jembatan Kritis
Berat kapal desain Berat kapal desain
terlampaui oleh 5% terlampaui oleh 10%
jumlah lintasan kapal jumlah lintasan kapal
dalam satu dalam
tahun atau maksimum satu tahun atau
50 lintasan kapal per maksimum 200 lintasan

Jembatan Biasa
tahun (pilih yang kapal per tahun (pilih
terkecil yang terkecil

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Tahap Perencanaan Fender

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Contoh analisis Fender
Data Kapal/Tongkang

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


Contoh analisis Fender
Impak Tongkang

Sumber : Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR No 2 Tahun 2015


MATERI 05.
STRUKTUR PENAHAN TANAH
Struktur Penahan Tanah

Struktur penahan tanah umumnya banyak digunakan pada proyek jalan raya
dan jembatan. Selain itu, struktur penahan tanah juga sering digunakan sebagai
struktur penopang sementara (temporary shoring) pada fase konstruksi
jembatan.
Jenis Struktur Penahan Tanah
Jenis Struktur Penahan Tanah
Dinding Gravitasi

Dinding gravitasi umumnya berupa volume


beton yang masif dan sifat penahan tanah yang
dimiliki umumnya bergantung sepenuhnya pada
berat sendiri dari dinding beton tersebut.
Kebanyakan dinding gravitasi dikonstruksi
dengan menggunakan penampang beton
penuh (solid) atau dengan sistem box yang diisi
dengan material berat lainnya.
Jenis Struktur Penahan Tanah
Dinding Kantilever

Dinding penahan tanah kantilever dapat


berwujud struktur kantilever apapun
yang berperan dalam menahan tekanan
lateral aktif tanah pada lokasi galian.
Ketinggian yang diizinkan untuk dinding
kantilever untuk proyek transportasi
umumnya dibatasi pada rentang 9.14 –
12.2 m.
Jenis Struktur Penahan Tanah
Dinding Tie Back

Pada proyek-proyek transportasi, sistem


dinding tie back dapat digunakan
sebagai struktur penahan tanah. Sistem
dinding tie back yang paling banyak
digunakan adalah konfigurasi soil nail.
Dinding dengan jenis soil nail
disarankan untuk digunakan pada lokasi
yang memiliki kondisi topografi berupa
galian.
Kriteria Desain

Tahanan • SF beban layan > 1.5


Terhadap Guling • SF beban gempa > 1.0

Tahanan • SF beban layan > 1.5


Terhadap Gelincir

Kapasitas Daya • SF daya dukung > 1.0


Dukung

Kekuatan Elemen
Struktur
Tembok Sayap Pada Jembatan

Tembok Sayap adalah dinding penahan tanah yang


berfungsi untuk menahan tanah timbunan kembali
yang berada di belakang kepala jembatan.

• Tembok sayap harus cukup Panjang untuk


menahan tanah timbunan sesuai dengan
kemiringan tanah timbunan.
• Umumnya kemiringan 2:1 dan jangan lebih
tegak
• Pada prakteknya, untuk tinggi sekitar 50 cm
untuk sayap kurang dari 600 cm dan untuk
tinggi 120 cm tembok sayap > 600 cm
Tembok Sayap Pada Jembatan
Perencanaan Tembok Sayap
Contoh Soal
Perencanaan DPT

Dinding penahan kantilever adalah jenis struktur dinding


penahan tanah yang paling umum digunakan. Dinding jenis
ini dinilai efektif secara biaya untuk dinding dengan tinggi
kurang dari 6m. Pada banyak kasus, nilai – nilai berikut
dapat digunakan sebagai asumsi awal dalam proses
mendesain dimensi dari dinding penahan ini.

𝐵
• 0.4 ≤ 𝐻 ≤ 0.8
1 𝑇𝑏𝑜𝑡 1
• ≤ ≤8
12 𝐻
3
• 𝐿𝑡𝑜𝑒 ≈ 𝐵

• 𝑇𝑡𝑜𝑝 ≥ 300 𝑚𝑚
• 𝑇𝑓𝑜𝑜𝑡 ≥ 𝑇𝑏𝑜𝑡
Contoh Soal
Perencanaan DPT

• Ho = 3 m

• Koefisien tekanan tanah aktif , Ka = 0.33

• Koefisien tekanan tanah Pasif , Kp = 3.0

• Berat Jenis tanah, γ= 18.85 kN/m3

• Beban surcharge dari ekuivalen beban lalu lintas, ω= 0.6


m*18.85 kN/m3 = 11.5 kN/m2

• Daya Dukung Tanah, σ=862 kPa

• Koefisien Friksi Ijin = 0.35


Contoh Soal
Perencanaan DPT
SOLUSI

1. Preliminary Dimensi
2. Menghitung tekanan tanah lateral

• Diasumsikan ketebalan footing = 0.762 m


Bagian 1
• Cover tanah diatas kaki footing = 0.762 m 𝑘𝑁
• 𝑆𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 ∶ 𝑃1 = 𝑘𝑎 𝜔𝐻 = 0.33 11.5 4.524 = 17.34 𝑚
• Dicoba h= 1.524 m
• 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 ∶
• 𝐻 = 𝐻0 + ℎ = 3 + 1.524 = 4.524 𝑚
1 1 𝑘𝑁
• Digunakan 𝑇𝑏𝑜𝑡 =
1
𝐻 = 0.4524 𝑚 𝑃𝑆 = 𝑘𝑎 𝛾𝐻 2 = 0.33 18.85 4.524 2 = 65
10 2 2 𝑚
• 𝑇𝑡𝑜𝑝 = 𝑇𝑏𝑜𝑡 = 0.4524 𝑚
• 𝑇𝑓𝑜𝑜𝑡 = 0.762 𝑚 Bagian 2

• Digunakan 𝐵 = 0.6𝐻 = 2.75 𝑚 • 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐼𝑗𝑖𝑛 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 ∶


1 1 𝑘𝑁
• Digunakan 𝐿𝑡𝑜𝑒 = 3 𝑓𝑡 = 0.92 𝑚 • 𝑃𝑝 = 2 𝑘𝑝 𝛾𝐻 2 = 2 3.0 18.85 4.524 2 = 65.67 𝑚

• 𝐿ℎ𝑒𝑒𝑙 = 2.75 − 0.92 − 0.4524 = 1.38 𝑚


Contoh Soal
Perencanaan DPT
3. Menghitung Beban Vertikal

Beban surcharge lalu lintas jalan: (11.5) (1.38) =15.76 kN/m


Digunakan 24 kN/m3 untuk beton
𝑘𝑁
• 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔, 𝑊𝑤 = 24 0.4572 4.572 − 0.762 = 31.85 𝑚
𝑘𝑁
• 𝐹𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑊𝑓 = 24 0.762 2.75 = 49.25
𝑚
𝑘𝑁
• 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑎𝑘𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔, 𝑊𝑡 = 120 0.762 0.92 = 13.135 𝑚

𝑘𝑁
• 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔, 𝑊ℎ = 120 3.81 1.37 = 98.5 𝑚

𝑘𝑁
• 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙, 𝑁𝑡𝑜𝑡 = 208.51 𝑚

Sehingga, besarnya gaya friksi ijin pada bagian bawah footing adalah sebesar
𝑘𝑁
𝐹 = 𝑓𝑁𝑡𝑜𝑡 = 0.35 208.51 ≈ 73
𝑚
Contoh Soal
Perencanaan DPT

4. Mengecek Gelincir 5. Mengecek Stabilitas Guling (Overturning)

Total Gaya lateral aktif Digunakan Bagian bawah dari kaki footing sebagai titik tinjau
(Lihat Gambar Diatas)
𝑘𝑁 Momen Guling
𝑃1 + 𝑃2 = 17.34 + 65 = 82.35
𝑚
𝐻 4.572
• 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑆𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒, 𝑃1 . 2 = 17.34 = 39.63 𝑘𝑁 − 𝑚
Total tahanan 2

𝐻 4.572
𝑘𝑁 • 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓, 𝑃2 . 3 = 65 = 99.1 𝑘𝑁 − 𝑚
friksi + pasif = 73 + 65.67 = 138.67 𝑚 3

• 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐺𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔, 𝑀𝑜 = 138.72 𝑘𝑁 − 𝑚


Faktor Keamanan Sliding

138.67
= = 1.68 > 1.50 (𝑂𝐾)
82.35
Contoh Soal
Perencanaan DPT
Tahanan Momen
0.4572
• 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 = 31.85 0.92 + = 36.4 𝑘𝑁 − 𝑚
2
2.75
• 𝐹𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑊𝑓 = 49.25 2
= 67.5 𝑘𝑁 − 𝑚
0.92
• 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑎𝑘𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔, 𝑊𝑡 = 13.135 = 6 𝑘𝑁 − 𝑚
2

1.38
• 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 = 98.5 0.92 + 0.457 + = 202.67 𝑘𝑁 − 𝑚
2

1.38
• 11.5 𝑘𝑃𝑎 𝑆𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 = 240 (1.38)(0.92 ± 0.457 ± = 32.43 𝑘𝑁 − 𝑚
2

• 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛, 𝑀𝑟 = 345 𝑘𝑁 − 𝑚

Faktor keamanan terhadap guling


𝑀 345
• 𝑆𝐹 = 𝑀𝑜𝑟 = 138.72 = 2.48 > 1.5 (𝑂𝐾)
Contoh Soal
Perencanaan DPT 6. Mengecek daya dukung tanah

• 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙, 𝑁 = 208.51𝑘𝑁

• 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑒 𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑓𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑀 = 345 − 138.72 = 206.4 𝑘𝑁 − 𝑚

𝑀 206.4
• 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑓𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑋𝑜 = = 208.51 = 0.98 𝑚
𝑁

2.75
• 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑓𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑒𝑜 = − 0.98 = 0.382 𝑚
2

𝐵 2.75
• 𝐶𝑒𝑘: 𝑒𝑜 = 0.382 𝑚 < = = 0.4572 𝑚
6 6

seluruh bagian footing mengalami tekan

• 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑓𝑜𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔, 𝑀𝑜 = 𝑁. 𝑒𝑜 = 208.51 0.382 ≈ 79.63 𝑘𝑁 − 𝑚

𝑁 𝑀 208.51 79.63 1.83 𝑘𝑁 𝑘𝑁


• 𝜎𝑚𝑎𝑥 = + = + = 139.523 𝑚2 < 862 𝑚2 (𝑂𝐾)
𝐴 𝑆 2.75 2.752
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai