Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

FILSAFAT HUKUM
Dosen : Dr. LUSIA INDRAASTUTI, SH., MH., M.Si.

HAQQI MAHKOTA FUADI, ST


PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
2023
1. Menurut saudara adakah peraturan/undang-undang yang dibuat oleh
pemerintah/penguasa yang berwenang (= hukum positif) yang
mencerminkan rasa keadilan ? Tentu dengan memberikan penjelasan.
Berdasarka referensi yang saya temukan, terdapat peraturan perundang-
undangan yang dibuat pemerintah yang mencerminkan rasa keadilan.
1) UU TPKS Nomor 12 Tahun 2022 mengatur mengenai Pencegahan segala
bentuk Tindak Pidana Kekerasan Seksual; Penanganan, Pelindungan,
dan Pemulihan Hak Korban; koordinasi antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah; dan kerja sama internasional agar Pencegahan dan
Penanganan Korban kekerasan seksual dapat terlaksana dengan efektif.
Selain itu, diatur juga keterlibatan Masyarakat dalam Pencegahan dan
Pemulihan Korban agar dapat mewujudkan kondisi lingkungan yang
bebas dari kekerasan seksual;
2) UU Nomor 39 Tahun 1999 mengatur terkait penegakan Hak Asasi
Manusia di Indonesia yang harus dilakukan oleh Negara tanpa
membedakan suku, bangsa, agama, bahasa, dan status sosial lainnya;
3) UU PKDRT No. 23 Tahun 2005 mengatur terkait melindungi setiap korban
kekerasan dalam rumah tangga;
4) UU Nomor 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik memberikan
ruang yang cukup yang luas bagi masyarakat untuk bisa mengakses
informasi public untuk kepentingan yang baik untuk masyarakat;
5) UU Nomor 31 Tahun 2014 memberikan jaminan hokum, keamanan,
privasi bagi saksi dan korban dan perluasan pelayanan perlindungan
terhadap korban.
2. Dalam slide 9 Prof Mochtar Kusumaatmadja mengatakan bahwa: hukum
tanpa kekuasaan adalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah
kelaliman”.Apakah yang dimaksud dengan ungkapan tersebut dengan
memberikan contoh dan penjelasannya.
a) Ungkapan “hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan maksudnya
adalah untuk melakukan penegakan hukum diperlukan adanya kekuasaan
secara legal dan formal serta legitimate agar bisa menjadi alat untuk
menegakkan hukum tersebut, dan;
Contoh 1:
Untuk menegakkan hukum maka diperlukan titah/perintah/mandat dari raja
atau kepala negara kepada yang diberi tugas/wewenang untuk penegakan
hukum tersebut agar pelanggaran hukum yang terjadi bisa segera diatasi
sehingga tidak menimbulkan dampak yang terlalu signifikakan. Seperti
contoh pemberantasan pungli yang marak dilakukan oleh pemerintahan
sekarang dengan membentuk tim satgas saber pungli dari tingkat pusat
hingga daerah bertujuan untuk menangkap oknum - oknum yang
melakukan pungli dengan OTT (Operasi Tangkap Tangan).
b) Kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman maksudnya adalah hukum tak
terbatas akan menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan oleh karenanya
harus ada hukum sebagai instrument untuk mengatur agar kekuasaan
tidak dilakukan secara semena-mena ”:
Contoh 2:
Masa jabatan presiden yang dibatasi dengan dua periode saja. Disisi lain,
terdapat sebuah negara yang pemimpinnya menjabat terlalu lama
sehingga menimbulkan banyak sekali kasus pelanggaran HAM berat di
negara tersebut yang diduga dilakukan oleh kepala negara/raja nya sendiri

Anda mungkin juga menyukai