Anda di halaman 1dari 16

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

 Beranda
 Tentang Kami
 Layanan
 RBI
 Informasi dan Pengaduan
 Pengumuman

Beranda Artikel Kaidah Pengutipan dalam Karya Tulis Ilmiah

 Artikel

Kaidah Pengutipan dalam Karya Tulis


Ilmiah
Penulis
-
November 27, 2014
0
288224
KAIDAH PENGUTIPAN DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Oleh Wahya

(Dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UNPAD)

(Disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian yang diselenggarakan oleh Balai
Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung di Bandung tanggal 16 – 17 April 2013)

1. Pendahuluan

Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan isi berupa ilmu
pengetahuan, yang dikemas dalam format, sistematika, dan konvensi naskah tertentu, serta
disampaikan dengan menggunakan bahasa yang resmi. Kemampuan menulis karya tulis
ilmiah seseorang tidak hanya ditunjukkan dengan kemampuan mengelola gagasan atau ide
dalam sarana tertulis, namun ditunjukkan pula dengan kemampuannya dalam menguasai
konvensi naskah. Salah satu hal yang berkaitan dengan konvensi naskah adalah pengutipan.

Karya tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan dari peneliti
sebelumnya atau sumber-sumber yang memperkuat dan memperkaya penelitian. Untuk itu,
perlu dilakukan pengutipan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain
untuk mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya
materi penelitian di samping mencegah terjadinya plagiarisme. Ketika menetapkan
penegutipan dengan sistem atau gaya tertentu, peneliti harus konsisten dengan sistem atau
gaya tersebut.

2. Pengutipan

Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan
mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan
merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian
dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus
dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan
materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga
menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditelaah. Hal ini mengandung
pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah
paparan penelitian.

Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya syarat dengan kutipan
(perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian haruslah merupakan hasil

gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan pendapat pihak lain. Jika akan mengutip
pertimbangkanlah jangan sering mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara
tidak langsung. Kutipan seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian.

3. Kaidah Pengutipan dalam Karya Tulis Ilmiah

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh


karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab.
Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari
bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh
penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2)
mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip mengganggu
kelancaran bahasa.

Cara Mengutip

Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu sistem catatan dan
sistem langsung. Pada sistem pertama identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan halaman
—tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua identitas tersebut ditampilkan.
Pada sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab, yang ditulis
agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian angka tersebut akan
dirujukan kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal
sistem tradisional dan sistem Harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional
digunkan kata ibid, loc cit, dan op cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan
dalam sistem Harvard tidak demikian.

Dalam hal cara mengutip ini, banyak sistem lain di samping dua sistem yang disebutkan di
atas. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan sistem mengutip yang pada umumnya
digunakan di Indonesia. Sistem ini pada pandangan penulis merupakan hasil kolaborasi atau
kombinasi beberapa sistem yang dikenal di dunia. Makalah ini pun hanya akan menyajikan
sistem pengutipan sumber dengan sistem langsung, sedangkan sistem catatan tidak akan
dijelaskan. Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis,
tahun tanpa halaman.

Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.

Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan
(Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu
sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).

1. Kutipan Tidak Langsung

Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:

 Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa);


 Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman)

Contoh1:

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada
Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan
Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

1. Kutipan Langsung

Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.

 Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung endek):


 Dikutip apa adanya;
 Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
 Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
 Dibubuhi tanda kutip (“….”);
 Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun
terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis,
2012:100).
 Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
 Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan
kata yang salah tadi;
 Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik
sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan
empat titik jika di bagian akhir kalimat;
 Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung,
nislnya, (penggarisbawahan oleh penulis).

Contoh 2:

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30) mengatakan,
“Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran
kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja
Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis
berarti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,”

Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):

 Dikutip apa adanya;


 Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah paparan
penulis;
 Jarak baris kutipan satu spasi;
 Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun
terbit, dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100).
 Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan.

Contoh 3:

Mengenai pentingnya penelitian di lokasi tersebut Triwurjani dkk. (1993: 7—43) mengatakan
sebagai berikut:

Penelitian secara lebih intensif di kawasan Danau Ranau pada tahun-tahun sesudahnya masih
dilakukan, yaitu pada tahun 1993 tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kembali
melakukan penelitian berupa survei pada situs-situs di kawasan Danau Ranau, baik yang
secara adminstratif berada di Kabupaten Lampung Barat maupun Kabupaten OKU (Ogan
Komering Ulu), Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan temuan-
temuan arkeologis dari beberapa situs yang diperoleh memiliki ciri prasejarah hingga klasik.

4. Simpulan

Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis ilmiah.
Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan,
melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis
harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis
harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.

Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabart dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan Laporan Ilmiah. (Format dan

Gaya). Bandung: YIM Press.

Anggarani, Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan

Disertasi. Yoyakarta: Citra Pustaka.

Hariwijaya, M. dan Triton P.B. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.

Jakarta: Oryza

Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Kalijernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel Jurna Ilmiah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya Aksara Press.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Cet. XII. Ende: Nusa Indah.

Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills. Bandung:

Yrama Widya.

Nasution, S. dan M.Thomas. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi,

Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:

Kelompok 24 Pengajar Bahasa Indonesia.

Suyatno dan Aserp Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:

Multi Solusindo.

Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan, dan Contoh.

Bandung: Refika Aditama.

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor: FakultasTeknologi

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kaidah-pengutipan-dalam-karya-tulis-ilmiah/

 Liga 1
 Indonesia
 Piala Dunia
 Inggris
 Dunia
 Spanyol
 MotoGP
 E-sports
 Ragam
 Video
 Foto

 Masuk

Ragam

 Foto
 Video

LIGA INGGRIS:Erik ten Hag Pasang Badan, Sebut Bruno Fernandes Akan Terus Jadi Kapten MU. Klik di
sini!


 Cara
 Bulutangkis
 Apa
 F1
 NBA
 Bola Beli
 Cara
 Bulutangkis
 Apa
 F1
 NBA
 Bola Beli
 Cara
 Bulutangkis
 Apa
 F1
 NBA
 Bola Beli

 Home
 Ragam

Cara Menulis Kutipan yang Benar,


Lengkap Beserta Contohnya

Faozan Tri Nugroho

14 Jun 2021, 18:40 WIB




18

Ilustrasi menulis. (Nick Morrison/ Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat/ide/gagasan orang lain
yang diambil dari sumber tertentu. Satu di antara tujuan mengutip ialah untuk memperkukuh
argumen dalam tulisan sendiri.
Kutipan dijadikan keterangan yang diambil dari teks acuan. Adapun fungsi kutipan ialah
untuk memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah.

Enam+

02:25

VIDEO: 10 Aksi Terbaik NBA Hari Ini, Salah Satunya Aksi Slam Dunk dari Anthony Edwards

Selain itu, menulis kutipan pada karya ilmiah bertujuan untuk menghindari adanya
plagiarisme.

Bagi yang ingin mengutip tulisan dari karya orang lain perlu mengetahui dan memahami
caranya. Cara mengutip terdiri dari kutipan langsung dan tidak langsung.

Selain untuk memperkuat argumen dan menghindari plagiarsime, kutipan dapat dijadikan
sebagai landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah
argumen.

Berikut ini rangkuman tentang cara menulis kutipan yang benar, seperti dilansir dari
laman Staffnew.uny.ac.id dan Bocahkampus.com, Senin (14/6/2021).

by Taboola

https://www.bola.com/ragam/read/4581198/cara-menulis-kutipan-yang-benar-lengkap-
beserta-contohnya
Search

Facebook Twitter Instagram

 Home
 Berita & Informasi
 Inspirasi
 Opini
 Profesi Dosen
 Tips Trik
 Event
 Beasiswa
 Ebook Gratis

Home » Informasi » 5 Cara Menulis Kutipan dari Berbagai Jenis Referensi

5 Cara Menulis Kutipan dari Berbagai


Jenis Referensi
 March 1, 2023
 Salmaa
 No Comments
 Informasi
 76,501 views
Saat menyusun karya tulis ilmiah maupun non ilmiah, mungkin akan menambahkan kutipan
sehingga wajib paham cara menulis kutipan yang benar seperti apa. Sebab kesalahan pada
saat menulis kutipan bisa membuat tulisan terkena plagiat.

Kamu dan siapapun tentu menghindari praktek plagiat tersebut, oleh sebab itu wajib sekali
memahami penulisan kutipan yang baik dan benar. Kutipan sendiri memang mudah
ditemukan dalam berbagai karya tulis, khususnya yang bersifat ilmiah.

Sebut saja seperti jurnal, skripsi, tesis, dan karya tulis ilmiah lain yang membuatkan penguat
atas landasan teori dari karya ilmiah tersebut. Selain ditemukan dan dibubuhkan di karya tulis
ilmiah, mengutip juga lumrah dilakukan di karya tulis non ilmiah.

Disini, kita akan mulai mengenal apa itu kutipan sekaligus bagaimana tata cara menulis
kutipan agar sesuai dengan kaidah maupun standar yang berlaku. Berikut adalah informasi
lengkapnya.

Daftar Isi

 Pengertian dan Fungsi dari Kutipan


 Fungsi Memasukkan Kutipan

o 1. Menjadi Landasan Teori

2. Penguat Pendapat Penulis


o
3. Bahan Bukti Penunjang
o
4. Menjelaskan Suatu Uraian
o
 Cara Menulis Kutipan dengan Benar
o 1. Cara Menulis Kutipan dari Internet

o 2. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal


o 3. Cara Menulis Kutipan dari Skripsi
o 4. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal Online
o 5. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal Internasional

Pengertian dan Fungsi dari Kutipan

Mengutip merupakan proses mengambil perkataan atau kalimat yang bersumber dari buku
maupun karya ilmiah lain. Penulis yang melakukan pengutipan disebut pengutip.

Penulis tidak hanya sekadar mengambil perkataan atau kalimat dari sumber yang merupakan
referensi penyusunan karya ilmiah, melainkan juga penulis menambahkan keterangan kredit.
Dengan mencantumkan kutipan, pembaca karya ilmiah bisa langsung mengetahui sumber
kutipan.

Mengambil kutipan dengan mencantumkan kredit adalah langkah yang tepat. Sebab,
mengutip atau mencantumkan sumber merupakan bentuk penghargaan terhadap penulis
sebelumnya. Penulis sebelumnya yang sudah menyusun kalimat, data, opini, dan sebagainya
dengan sangat teliti.

Selain itu, kutipan dapat menguatkan pembahasan yang diangkat. Namun, karena kutipan ini
mencantumkan kredit maka ada aturan mengenai cara menulis kutipan tersebut.

Penulisan kutipan yang benar adalah:

 Sebagai bentuk penghargaan atau menghargai atas karya tulis orang lain atau peneliti
sebelumnya.
 Menghindari tindakan plagiat karena ketidaksengajaan, sebab belum memahami betul cara
menulis kutipan.
 Mengasah kreativitas dalam menulis, sehingga kutipan ini perlu disematkan di bagian yang
tepat dari keseluruhan isi tulisan yang dibuat.
 Membantu meningkatkan kredibilitas dari hasil tulisan yang disusun, sebab mengambil
kutipan berupa data penelitian, data survei, pendapat ahli, dan sebagainya dari sumber
referensi yang terpercaya.

Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online

Fungsi Memasukkan Kutipan

Memasukan kutipan lengkap dengan kredit sesuai aturan yang berlaku dalam dunia
kepenulisan juga memiliki sejumlah fungsi. Fungsi memasukkan kutipan antara lain:

1. Menjadi Landasan Teori

Mengambil kutipan sesuai dengan cara menulis kutipan yang benar berfungsi sebagai
landasan teori. Hal ini khusus ditujukan untuk penyusunan karya ilmiah yang terdapat bab
khusus berisi landasan teori.
Secara umum landasan teori ini akan mencantumkan berbagai hasil penelitian, opini,
pendapat, hasil survei, dan sebagainya dari seorang ahli. Umumnya sudah dalam bentuk buku
atau laporan seperti jurnal ilmiah.

Sehingga penelitian yang dilakukan nantinya disesuaikan landasan teori yang disusun. Jika
landasan teorinya berasal dari referensi yang kredibel, maka penelitiannya pun terbilang
kredibel sekaligus logis.

2. Penguat Pendapat Penulis

Kutipan dari sumber referensi juga membantu menguatkan pendapat penulis. Sebab pada saat
menyusun suatu laporan penelitian, maka akan mencantumkan pendapat penulis.

Pendapat ini bisa diambil atau disimpulkan dari pengamatan dan hasil penelitian terbaru yang
dilakukan. Namun karena masih berupa pendapat dan belum terbukti, maka untuk
menyatakan keabsahan dari pendapat tersebut dibutuhkan pendapat dan hasil penelitian para
ahli yang sudah dipublikasikan.

Disinilah kegiatan mengutip dilakukan, agar pendapat dari penulis tidak hanya dianggap
pendapat tanpa dasar. Melainkan sudah terbukti, dan bahkan dibuktikan oleh penelitian
sebelumnya.

3. Bahan Bukti Penunjang

Kutipan bisa dalam bentuk opini dan bisa pula dalam bentuk data suatu survei dan penelitian.
Sehingga menerapkan cara menulis kutipan membantu menyediakan bukti penunjang dari
hasil penelitian maupun opini yang dicantumkan dalam karya tulis.

4. Menjelaskan Suatu Uraian

Kutipan juga bisa digunakan untuk membantu menjelaskan suatu uraian, ketika dicantumkan
dalam bentuk kutipan maka akan lebih terpercaya. Sebab penjelasan tersebut sudah
dibuktikan oleh ahlinya yang menjadi sumber kutipan tadi.
Tidak heran jika karya tulis ilmiah maupun non ilmiah selalu berusaha menambahkan
kutipan. Yakni dengan maksud menguatkan pendapat dan juga menjelaskan suatu uraian
secara lebih mendalam. Sehingga pembaca mendapatkan pemahaman yang maksimal.

Baca Juga: Tips Praktis Menulis Buku Ajar dan Buku Referensi dalam 8 Pekan

Cara Menulis Kutipan dengan Benar

Setelah mengetahui pengertian dan fungsi dari kutipan, lalu seperti apa cara menulis kutipan
yang baik dan benar? Simak penjelasannya di bawah ini:

1. Cara Menulis Kutipan dari Internet

Mengambil kutipan tidak harus selalu dari jurnal maupun karya tulis ilmiah lainnya, bisa juga
dari artikel kredibel di internet. Cara menulis kutipan dari sumber internet adalah:

Menuliskan nama penulis seperti penulisan daftar pustaka, yakni nama belakang ditaruh
depan dan nama depan ditempatkan di belakang. Selanjutnya diikuti judul artikel online
tersebut, lalu alamat website, tanggal publikasi artikel, dan terakhir adalah waktu
mengaksesnya.

Contoh:

Maria, Ratih. Lembaga Penelitian Jakarta, 2008. www.penelitian.com. Diakses pada 01


Maret 2021.

2. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal

Cara menulis kutipan dari sumber jurnal adalah ditulis dengan menuliskan seluruh kalimat.
Lalu, bagian akhir setelah ditambahkan tanda kurung yang berisi nama belakang penulis,
tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman.

Contoh:

Minyak mentah umumnya diklasifikasikan menurut kandungan sulfur sebagai manis atau
asam, minyak mentah manis biasanya mengandung kurang dari 0.5% sulfur dan minyak
mentah lebih dari 2% sulfur (Wildan, 1994, hal. 338).

3. Cara Menulis Kutipan dari Skripsi

Kutipan juga bisa diambil dari skripsi, tesis, maupun disertasi yang sudah dipublikasikan.
Adapun cara menulis kutipan dari sumber skripsi adalah sama dengan mengutip dari jurnal,
yaitu pada akhir kutipan ditambahkan tanda kurung berisi nama penulis, tahun publikasi, dan
nomor halaman (untuk nomor halaman bersifat opsional sesuai dengan kaidah yang diikuti.

Contoh:

Minyak mentah mengandung berbagai jenis zat yang kotor termasuk zat beracun, korosif dan
reaktif yang bisa mahal untuk ditangani. Salah satunya adalah sulfur (Wildan, 1994 :336-361)
4. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal Online

Beberapa jurnal bisa didapatkan secara online, dan cara menulis kutipan tentu berbeda
dengan sumber lain seperti yang disebutkan di poin sebelumnya. Dimulai dengan mengambil
kalimat secara utuh.

Pada bagian akhir setelah tanda titik diberikan tanda kurung, lalu dituliskan nama penulis,
tahun, dan nomor halaman. Tutup tanda kurung, lalu tambahkan judul jurnal, link jurnal
online tersebut, dan juga waktu mengakses jurnal online tersebut.

Contoh:

Anemia penyakit kronis disebut juga dengan penyakit peradangan. Penyakit ini adalah suatu
kondisi yang dapat dikaitkan dengan berbagai gangguan mendasar termasuk penyakit kronis
seperti kanker, infeksi tertentu, dan penyakit autoimun dan peradangan seperti rheumatoid
arthritis atau lupus (Budi, 2013: 175) Jurnal Mitra, diakses melalui: http: journal
kesehatan.com pada tanggal 01 Maret 2021.

Baca Juga: Mudahnya Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar

5. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal Internasional

Cara menulis kutipan selanjutnya adalah ketika referensi diambil dari jurnal internasional.
Yakni dengan menuliskan kutipan secara langsung dan utuh, kemudian di bagian akhir
kutipan ditambahkan kredit.

Setelah titik, dibuat tanda kurung dan di dalamnya ditulis nama penulis, tahun, lalu titik dua
dan diikuti oleh halaman dimana kutipan tersebut diambil. Selain mengambil kutipan secara
langsung, kutipan dari jurnal internasional juga bisa dibuat tidak langsung.

Contoh:

Need-Based Strategic Approach – Teaching of Business Communication: Because of


industry expectations of business students’ ability and competence to communicate
effectively and efficiently and based on empirical evidence from studies (Lesiker, 1976 : 33).

Beda sumber referensi maka penulisan kutipan nantinya akan ikut berbeda, seperti saat
menulis daftar pustaka. Hanya saja aturan penulisan kutipan terutama di bagian kredit tentu
tidak sama dengan daftar pustaka tersebut.
Oleh sebab itu perlu dipahami dengan baik melalui penjelasan di atas. Supaya tidak lagi
melakukan kesalahan dalam cara menulis kutipan. Selain terhindar dari plagiat juga
memastikan pembaca memahami makna dari isi karya tulis dengan kutipan yang diambil tadi.

Pertanyaan Seputar Cara Menulis Kutipan:

Bagaimana cara menulis kutipan dari jurnal?

Cara menulis kutipan dari sumber jurnal adalah ditulis dengan menuliskan seluruh kalimat.
Lalu, bagian akhir setelah ditambahkan tanda kurung yang berisi nama belakang penulis,
tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman.
https://www.duniadosen.com/cara-menulis-kutipan/

Anda mungkin juga menyukai