Beranda
Tentang Kami
Layanan
RBI
Informasi dan Pengaduan
Pengumuman
Artikel
Oleh Wahya
(Disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian yang diselenggarakan oleh Balai
Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung di Bandung tanggal 16 – 17 April 2013)
1. Pendahuluan
Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan isi berupa ilmu
pengetahuan, yang dikemas dalam format, sistematika, dan konvensi naskah tertentu, serta
disampaikan dengan menggunakan bahasa yang resmi. Kemampuan menulis karya tulis
ilmiah seseorang tidak hanya ditunjukkan dengan kemampuan mengelola gagasan atau ide
dalam sarana tertulis, namun ditunjukkan pula dengan kemampuannya dalam menguasai
konvensi naskah. Salah satu hal yang berkaitan dengan konvensi naskah adalah pengutipan.
Karya tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan dari peneliti
sebelumnya atau sumber-sumber yang memperkuat dan memperkaya penelitian. Untuk itu,
perlu dilakukan pengutipan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain
untuk mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya
materi penelitian di samping mencegah terjadinya plagiarisme. Ketika menetapkan
penegutipan dengan sistem atau gaya tertentu, peneliti harus konsisten dengan sistem atau
gaya tersebut.
2. Pengutipan
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan
mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan
merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian
dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus
dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan
materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga
menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditelaah. Hal ini mengandung
pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah
paparan penelitian.
Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya syarat dengan kutipan
(perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian haruslah merupakan hasil
gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan pendapat pihak lain. Jika akan mengutip
pertimbangkanlah jangan sering mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara
tidak langsung. Kutipan seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian.
Cara Mengutip
Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu sistem catatan dan
sistem langsung. Pada sistem pertama identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan halaman
—tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua identitas tersebut ditampilkan.
Pada sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab, yang ditulis
agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian angka tersebut akan
dirujukan kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal
sistem tradisional dan sistem Harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional
digunkan kata ibid, loc cit, dan op cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan
dalam sistem Harvard tidak demikian.
Dalam hal cara mengutip ini, banyak sistem lain di samping dua sistem yang disebutkan di
atas. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan sistem mengutip yang pada umumnya
digunakan di Indonesia. Sistem ini pada pandangan penulis merupakan hasil kolaborasi atau
kombinasi beberapa sistem yang dikenal di dunia. Makalah ini pun hanya akan menyajikan
sistem pengutipan sumber dengan sistem langsung, sedangkan sistem catatan tidak akan
dijelaskan. Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis,
tahun tanpa halaman.
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.
Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan
(Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu
sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
Contoh1:
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada
Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan
Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).
1. Kutipan Langsung
Contoh 2:
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30) mengatakan,
“Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran
kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja
Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis
berarti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,”
Contoh 3:
Mengenai pentingnya penelitian di lokasi tersebut Triwurjani dkk. (1993: 7—43) mengatakan
sebagai berikut:
Penelitian secara lebih intensif di kawasan Danau Ranau pada tahun-tahun sesudahnya masih
dilakukan, yaitu pada tahun 1993 tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kembali
melakukan penelitian berupa survei pada situs-situs di kawasan Danau Ranau, baik yang
secara adminstratif berada di Kabupaten Lampung Barat maupun Kabupaten OKU (Ogan
Komering Ulu), Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan temuan-
temuan arkeologis dari beberapa situs yang diperoleh memiliki ciri prasejarah hingga klasik.
4. Simpulan
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis ilmiah.
Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan,
melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis
harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis
harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.
Daftar Pustaka
Jakarta: Erlangga.
Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan Laporan Ilmiah. (Format dan
Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan
Hariwijaya, M. dan Triton P.B. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.
Jakarta: Oryza
Kalijernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel Jurna Ilmiah,
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills. Bandung:
Yrama Widya.
Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Suyatno dan Aserp Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Multi Solusindo.
Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan, dan Contoh.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kaidah-pengutipan-dalam-karya-tulis-ilmiah/
Liga 1
Indonesia
Piala Dunia
Inggris
Dunia
Spanyol
MotoGP
E-sports
Ragam
Video
Foto
Masuk
Ragam
Foto
Video
LIGA INGGRIS:Erik ten Hag Pasang Badan, Sebut Bruno Fernandes Akan Terus Jadi Kapten MU. Klik di
sini!
Cara
Bulutangkis
Apa
F1
NBA
Bola Beli
Cara
Bulutangkis
Apa
F1
NBA
Bola Beli
Cara
Bulutangkis
Apa
F1
NBA
Bola Beli
Home
Ragam
18
Bola.com, Jakarta - Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat/ide/gagasan orang lain
yang diambil dari sumber tertentu. Satu di antara tujuan mengutip ialah untuk memperkukuh
argumen dalam tulisan sendiri.
Kutipan dijadikan keterangan yang diambil dari teks acuan. Adapun fungsi kutipan ialah
untuk memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah.
Enam+
02:25
VIDEO: 10 Aksi Terbaik NBA Hari Ini, Salah Satunya Aksi Slam Dunk dari Anthony Edwards
Selain itu, menulis kutipan pada karya ilmiah bertujuan untuk menghindari adanya
plagiarisme.
Bagi yang ingin mengutip tulisan dari karya orang lain perlu mengetahui dan memahami
caranya. Cara mengutip terdiri dari kutipan langsung dan tidak langsung.
Selain untuk memperkuat argumen dan menghindari plagiarsime, kutipan dapat dijadikan
sebagai landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah
argumen.
Berikut ini rangkuman tentang cara menulis kutipan yang benar, seperti dilansir dari
laman Staffnew.uny.ac.id dan Bocahkampus.com, Senin (14/6/2021).
by Taboola
https://www.bola.com/ragam/read/4581198/cara-menulis-kutipan-yang-benar-lengkap-
beserta-contohnya
Search
Home
Berita & Informasi
Inspirasi
Opini
Profesi Dosen
Tips Trik
Event
Beasiswa
Ebook Gratis
Kamu dan siapapun tentu menghindari praktek plagiat tersebut, oleh sebab itu wajib sekali
memahami penulisan kutipan yang baik dan benar. Kutipan sendiri memang mudah
ditemukan dalam berbagai karya tulis, khususnya yang bersifat ilmiah.
Sebut saja seperti jurnal, skripsi, tesis, dan karya tulis ilmiah lain yang membuatkan penguat
atas landasan teori dari karya ilmiah tersebut. Selain ditemukan dan dibubuhkan di karya tulis
ilmiah, mengutip juga lumrah dilakukan di karya tulis non ilmiah.
Disini, kita akan mulai mengenal apa itu kutipan sekaligus bagaimana tata cara menulis
kutipan agar sesuai dengan kaidah maupun standar yang berlaku. Berikut adalah informasi
lengkapnya.
Daftar Isi
Mengutip merupakan proses mengambil perkataan atau kalimat yang bersumber dari buku
maupun karya ilmiah lain. Penulis yang melakukan pengutipan disebut pengutip.
Penulis tidak hanya sekadar mengambil perkataan atau kalimat dari sumber yang merupakan
referensi penyusunan karya ilmiah, melainkan juga penulis menambahkan keterangan kredit.
Dengan mencantumkan kutipan, pembaca karya ilmiah bisa langsung mengetahui sumber
kutipan.
Mengambil kutipan dengan mencantumkan kredit adalah langkah yang tepat. Sebab,
mengutip atau mencantumkan sumber merupakan bentuk penghargaan terhadap penulis
sebelumnya. Penulis sebelumnya yang sudah menyusun kalimat, data, opini, dan sebagainya
dengan sangat teliti.
Selain itu, kutipan dapat menguatkan pembahasan yang diangkat. Namun, karena kutipan ini
mencantumkan kredit maka ada aturan mengenai cara menulis kutipan tersebut.
Sebagai bentuk penghargaan atau menghargai atas karya tulis orang lain atau peneliti
sebelumnya.
Menghindari tindakan plagiat karena ketidaksengajaan, sebab belum memahami betul cara
menulis kutipan.
Mengasah kreativitas dalam menulis, sehingga kutipan ini perlu disematkan di bagian yang
tepat dari keseluruhan isi tulisan yang dibuat.
Membantu meningkatkan kredibilitas dari hasil tulisan yang disusun, sebab mengambil
kutipan berupa data penelitian, data survei, pendapat ahli, dan sebagainya dari sumber
referensi yang terpercaya.
Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online
Memasukan kutipan lengkap dengan kredit sesuai aturan yang berlaku dalam dunia
kepenulisan juga memiliki sejumlah fungsi. Fungsi memasukkan kutipan antara lain:
Mengambil kutipan sesuai dengan cara menulis kutipan yang benar berfungsi sebagai
landasan teori. Hal ini khusus ditujukan untuk penyusunan karya ilmiah yang terdapat bab
khusus berisi landasan teori.
Secara umum landasan teori ini akan mencantumkan berbagai hasil penelitian, opini,
pendapat, hasil survei, dan sebagainya dari seorang ahli. Umumnya sudah dalam bentuk buku
atau laporan seperti jurnal ilmiah.
Sehingga penelitian yang dilakukan nantinya disesuaikan landasan teori yang disusun. Jika
landasan teorinya berasal dari referensi yang kredibel, maka penelitiannya pun terbilang
kredibel sekaligus logis.
Kutipan dari sumber referensi juga membantu menguatkan pendapat penulis. Sebab pada saat
menyusun suatu laporan penelitian, maka akan mencantumkan pendapat penulis.
Pendapat ini bisa diambil atau disimpulkan dari pengamatan dan hasil penelitian terbaru yang
dilakukan. Namun karena masih berupa pendapat dan belum terbukti, maka untuk
menyatakan keabsahan dari pendapat tersebut dibutuhkan pendapat dan hasil penelitian para
ahli yang sudah dipublikasikan.
Disinilah kegiatan mengutip dilakukan, agar pendapat dari penulis tidak hanya dianggap
pendapat tanpa dasar. Melainkan sudah terbukti, dan bahkan dibuktikan oleh penelitian
sebelumnya.
Kutipan bisa dalam bentuk opini dan bisa pula dalam bentuk data suatu survei dan penelitian.
Sehingga menerapkan cara menulis kutipan membantu menyediakan bukti penunjang dari
hasil penelitian maupun opini yang dicantumkan dalam karya tulis.
Kutipan juga bisa digunakan untuk membantu menjelaskan suatu uraian, ketika dicantumkan
dalam bentuk kutipan maka akan lebih terpercaya. Sebab penjelasan tersebut sudah
dibuktikan oleh ahlinya yang menjadi sumber kutipan tadi.
Tidak heran jika karya tulis ilmiah maupun non ilmiah selalu berusaha menambahkan
kutipan. Yakni dengan maksud menguatkan pendapat dan juga menjelaskan suatu uraian
secara lebih mendalam. Sehingga pembaca mendapatkan pemahaman yang maksimal.
Baca Juga: Tips Praktis Menulis Buku Ajar dan Buku Referensi dalam 8 Pekan
Setelah mengetahui pengertian dan fungsi dari kutipan, lalu seperti apa cara menulis kutipan
yang baik dan benar? Simak penjelasannya di bawah ini:
Mengambil kutipan tidak harus selalu dari jurnal maupun karya tulis ilmiah lainnya, bisa juga
dari artikel kredibel di internet. Cara menulis kutipan dari sumber internet adalah:
Menuliskan nama penulis seperti penulisan daftar pustaka, yakni nama belakang ditaruh
depan dan nama depan ditempatkan di belakang. Selanjutnya diikuti judul artikel online
tersebut, lalu alamat website, tanggal publikasi artikel, dan terakhir adalah waktu
mengaksesnya.
Contoh:
Cara menulis kutipan dari sumber jurnal adalah ditulis dengan menuliskan seluruh kalimat.
Lalu, bagian akhir setelah ditambahkan tanda kurung yang berisi nama belakang penulis,
tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman.
Contoh:
Minyak mentah umumnya diklasifikasikan menurut kandungan sulfur sebagai manis atau
asam, minyak mentah manis biasanya mengandung kurang dari 0.5% sulfur dan minyak
mentah lebih dari 2% sulfur (Wildan, 1994, hal. 338).
Kutipan juga bisa diambil dari skripsi, tesis, maupun disertasi yang sudah dipublikasikan.
Adapun cara menulis kutipan dari sumber skripsi adalah sama dengan mengutip dari jurnal,
yaitu pada akhir kutipan ditambahkan tanda kurung berisi nama penulis, tahun publikasi, dan
nomor halaman (untuk nomor halaman bersifat opsional sesuai dengan kaidah yang diikuti.
Contoh:
Minyak mentah mengandung berbagai jenis zat yang kotor termasuk zat beracun, korosif dan
reaktif yang bisa mahal untuk ditangani. Salah satunya adalah sulfur (Wildan, 1994 :336-361)
4. Cara Menulis Kutipan dari Jurnal Online
Beberapa jurnal bisa didapatkan secara online, dan cara menulis kutipan tentu berbeda
dengan sumber lain seperti yang disebutkan di poin sebelumnya. Dimulai dengan mengambil
kalimat secara utuh.
Pada bagian akhir setelah tanda titik diberikan tanda kurung, lalu dituliskan nama penulis,
tahun, dan nomor halaman. Tutup tanda kurung, lalu tambahkan judul jurnal, link jurnal
online tersebut, dan juga waktu mengakses jurnal online tersebut.
Contoh:
Anemia penyakit kronis disebut juga dengan penyakit peradangan. Penyakit ini adalah suatu
kondisi yang dapat dikaitkan dengan berbagai gangguan mendasar termasuk penyakit kronis
seperti kanker, infeksi tertentu, dan penyakit autoimun dan peradangan seperti rheumatoid
arthritis atau lupus (Budi, 2013: 175) Jurnal Mitra, diakses melalui: http: journal
kesehatan.com pada tanggal 01 Maret 2021.
Baca Juga: Mudahnya Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar
Cara menulis kutipan selanjutnya adalah ketika referensi diambil dari jurnal internasional.
Yakni dengan menuliskan kutipan secara langsung dan utuh, kemudian di bagian akhir
kutipan ditambahkan kredit.
Setelah titik, dibuat tanda kurung dan di dalamnya ditulis nama penulis, tahun, lalu titik dua
dan diikuti oleh halaman dimana kutipan tersebut diambil. Selain mengambil kutipan secara
langsung, kutipan dari jurnal internasional juga bisa dibuat tidak langsung.
Contoh:
Beda sumber referensi maka penulisan kutipan nantinya akan ikut berbeda, seperti saat
menulis daftar pustaka. Hanya saja aturan penulisan kutipan terutama di bagian kredit tentu
tidak sama dengan daftar pustaka tersebut.
Oleh sebab itu perlu dipahami dengan baik melalui penjelasan di atas. Supaya tidak lagi
melakukan kesalahan dalam cara menulis kutipan. Selain terhindar dari plagiat juga
memastikan pembaca memahami makna dari isi karya tulis dengan kutipan yang diambil tadi.
Cara menulis kutipan dari sumber jurnal adalah ditulis dengan menuliskan seluruh kalimat.
Lalu, bagian akhir setelah ditambahkan tanda kurung yang berisi nama belakang penulis,
tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman.
https://www.duniadosen.com/cara-menulis-kutipan/