A. Sinopsis
Bhisma, adalah tokoh besar dalam kisah Mahabharata. Ia adalah Putra Mahkota,
buah perkawinan Prabu Santanu, Raja Hastina dengan Dewi Gangga. Bhisma Menjadi
ikon penting, bahkan mungkin yang utama, dari kisah kepahlawanan dalam
Mahabharata. Ia menjadi termasyur bukan karena tahta, karena justru Bhismalah yang
mengajarkan bahwa Kepahlawanan bukan sesuatu yang ditakdirkan, bukan sesuatu
yang ada karena keterkondisian, bukan karena sesorang adalah Raja, Puta Mahkota,
Parjurit dsb. Kepahlawanan adalah sebuah pilihan.
“Siang itu matahari sangat terik membakar semangat peserta lomba demi
mendapatkan tiga gadis kembar nan cantik rupawan. Bhisma sebagai peserta terakhir
karena peserta yang lainnya semua tumbang tak ada yang mampu mengalahkan dua
raksasa gagah perkasa jelmaan dari tali ari-ari dan air ketuban ketiga gadis kembar itu
(Amba, Ambika, dan Ambalika).
Mereka terlahir untuk mencarikan jodoh ketiga gadis kembar itu melalui
sayembara. Sudah kehendak cerita, Bhisma memenangkan sayembara itu dan
memboyong hadiah berupa tiga gadis kembar yang cerdas itu. Namun ternyata
perjuangan Bhisma untuk mendapatkan hadiah itu bukan untuk dirinya. Melainkan
untuk adik sepupunya yang merupakan putra mahkota dari kerajaan Hastina sekaligus
pewaris tahta. Mereka adalah Citranggada dan Wicitrawirya.
Amba selalu ingin bersama Bhisma karena sumpah dan asmaranya yang
menggebu. Sebaliknya Bhisma merasa terganggu dengan kehadirannya dan takut
disangka tidak setia pada sumpah. Bagaimana orang lain berpendapat tentang Bhisma
kesatria yang gagah perkasa dan sangat disegani seluruh rakyat Hastina jika ketahuan
selalu dekat dengan Amba. Harga diri dan kemuliaan hidup bagi Bhisma adalah harga
mati. Begitupun Amba, kesejatian cinta yang telah tercurahkan seluruhnya kepada
Bhisma adalah pilihan hidupnya. Dua konsep hidup yang ideal dari kedua makhluk ini
membuat susah untuk dipikirkan termasuk bagi penafsir cerita. Dengan demikian mari
kita biarkan ceritera itu mengalir sesuai dengan kehendaknya”.
B. Treatment
BABAK I
Adegan 1 (Pembukaan)
Diawali dengan keinginan Raja Sentanu yang ingin menikah lagi oleh seorang putri
bernama Dewi Setyawati namun dengan persyaratan jika putra yang dilahirkan
Dewi Setyawati nanti harus diangkat menjadi raja. Lalu terjadi perdebatan antara
Dewi Gangga dan Dewi Setyawati. Dan muncul kehadiran Bisma sebagai
penengah masalah.
BABAK II
BABAK III
Adegan I
Pernikahan pangeran Citranggada dan Vicitrawirya dengan putri Ambika dan
ambalika.
Adegan II
Dewi Amba datang menemui Bhisma untuk meminta bantuan agar Bhisma mau
mengantarkannya menemui Raja Salwa di kerajaan Saubala.
BABAK IV
Adegan II (Pembunuhan)
Dewi Amba terus membujuk agar Bisma menikah dengannya. Bisma menjadi
bingung, Ia lalu mengeluarkan kerisnya untuk sekedar menakut-nakuti Dewi
Amba. Namun yang terjadi, Dewi Amba tidak sengaja tertusuk keris milik Bisma
lalu mati.
BABAK V (Penutup)
Adegan I (Perperangan)
Terjadi perang Baratayudha, Bisma menjadi panglima Kurawa, sebab ia menepati
janjinya bahwa akan melindungi Astina siapapun Rajanya. Walau di dalam hatinya
Bisma tidak pernah setuju pada perbuatan dan tindakan Kurawa.
Adegan II
Dewi Amba bereinkarnasi dalam tubuh Srikandi, saat perang Baratayudha inilah
Bisma berhadapan dengan Srikandi. Ia melihat jiwa Dewi Amba pada raga
Srikandi, pada saat itulah ia menyadari bahwa waktunya telah tiba, Amba telah
datang menjemputnnya. Betapa bahagianya ia ketika panah Pasopati milik Arjuna
diluncurkan oleh Srikandi dan menancap di dadanya. Bisma merasa bahwa inilah
saatnya ia terlepas dari tanggung jawab sumpahnya sendiri dan ia bisa menjalin
cintanya yang sempat tertunda di kehidupan selanjutnya. Dewi Amba menantinya
dengan tersenyum dan merekapun bersama bergandengan tangan menuju
kehidupan
selanjutnya. Bisma gugur sebagai ksatria sejati.