DISUSUN OLEH :
MUTIARA TOGATOROP
SRI CHRISTINA M SITUMORANG
TESALONIKA AGRI ULI HUTAJULU
Narator : Bhisma merupakan putra dari prabu sentanu dengan dewi gangga
yangbernama asli dewabrata, yang merupakan putra mahkota dari
Kerajaan Hastinapura.Pada suatu waktu prabu sentanu mendengar berita
dari orang-orang kerajaan bahwadidekat sungai yamuna ada seorang
wanita cantik bernama dewi setyawati. Ketikaprabu sentanu hendak
melamar, orangtuanya mengajukan syarat bahwa jika setyawatimenjadi
permaisuri prabu sentanu, keturunan setyawatilah yang harus
menjadipenerus tahta. Mendengar syarat tersebut raja pulang dengan
kecewa dan jatuh sakit.Ketika , melihat prabu sentanu sakit Bhisma
memperoleh informasi bahwa ayahnyamencintai dewi setyawati,
kemudian Bhisma mewakili ayahnya untuk melamar dewisetyawati dan
ia menuruti semua persyaratan raja Dasabala ( ayah setyawati ). Ia
jugabersumpah tidak akan menikah seumur hidup dan tidak akan
meneruskankan tahtakerajaan kuru agar kelak tidak terjadi perebutan
kekuasaan keturunannya denganketurunan dewi Setyawati. Akhirnya
prabu sentanu menikah dengan dewi setyawatidan mempunyai 2 orang
anak.
Dewi Gangga : "Wahai Prabu, aku baru saja memikirkan masa depan anak kita
Bhisma, bukanya dulu kamu ingin menjadikan Bhisma sebagai penerus
takhta?."
"Dewi Gangga : "Jadikan Bhisma sebagai raja, karena dia adalah anak pertama dan
tertua,seharusnya Bhismalah yang menjadi Raja.
"Dewi Setyawati : ( tiba-tiba Dewi Setyawati datang ) " Tidak bisa begitu Prabu, kamu
ingatkan sebelum menikah denganku kamu sudah berjanji bahwa anakku
lah yang akan menjadi penerus takhtamu."Prabu Sentanu :" Iya aku tahu,
istriku. Aku akan menjadikan anak kita sebagai penerus takhta dan
sebagai Raja yang baik, aku akan menepati janjiku.”
Dewi Gangga : "Lalu bagaimana dengan nasib anakku Bhisma yang tidak bisa
meneruskantakhta... aku merasa ini sangat tidak adil bagiku dan Bhisma,
dia adalah anak kita yangseharusnya menjadi Raja."
Bhisma : ( tiba-tiba bhisma datang ) “Sudahlah bu, aku tidak apa-apa. Aku sadar
bahwa ayahtidak mungkin mengingkari janjinya, maka dengan lapang
dada aku menyerahkan takhtaHastina kepada adik-adikku.”
Dewi Gangga : “ Baiklah jika begitu keputusanmu Bhisma, aku sebagai ibumu akan
selalu berada disisimu.”
Bhisma : “Baiklah, bu dengan senang hati aku akan melakukanya demi adik -
adikku”
Dewi Setyawati : “Terima kasih, Bhisma. Kebaikan mu tidak akan kulupakan sampai mati”
Narator : Sementara itu di Kerajaan Kasi Putri Amba, Ambika, dan Putri
Ambalikasaling bercerita tentang sayembara perjodohan yang akan
diadakan oleh Ayah mereka.
Amba : “ Yang benar kamu? Kok Raja Salwa tidak memberi tau apa apa
kepadaku. Tetapi bagaimana jika yang memenangkan sayembara ini
bukan Raja Salwa?”
Ambalika : “Percaya saja pada takdir kak, jika dia memang jodohmu maka Tuhan
akan mempersatukan.
Raja Kasi : “Perhatian kepada raja raja yang telah berkumpul di lapangan ini, aku
akan mengumumkan pada kalian semua bahwa aku akan mengadakan
sebuah sayembara yangsangat besar dimana siapapun yang akan menjadi
pemenang dari sayembara tersebut berhak untuk mempersunting ketiga
putriku yang sangat berharga.”
Patih kerajaan kasi : “Pertandingan dimulai. Ronde 1 Raja Salwa melawan Pangeran Kosala.”
Raja Salwa :" kamu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan diriku"
Pangeran Kosala : "Berani-beraninya kamu merendahkanku Salwa, memangnya sehebat
apadirimu itu?"
Raja Salwa : “Tentu saja kehebatanku itu tidak tertandingi. Kau tau Kosala sudah
banyak kerajaan kerajaan kecil yang tunduk dibawah kerajaanku.
Mereka semua takut kepadaku”
Pangeran Kosala : “Halah cuma kerajaan kecil saja sudah sombong kau...”
Raja Salwa : "Sudah sekarang dibuktikan saja lebih sakti mana aku atau dirimu!?"
(Adegan pertarungan)
Raja Salwa : (koar-koar) “ sudah kukatakan dari awal pada kalian semua.....bahwa
akulah yang akan memenangkan sayembara ini. Maka dari itu aku akan
membawa ketiga putri dariKerajaan Kasi untuk ikut bersamaku ke
Kerajaan Saubala."
Bhisma : ( Bhisma Datang ) “Tunggu dulu raja salwa!! Sayembara ini masih
belum berakhir,Kau belum bertanding denganku!”
Raja Salwa : "Tidak bisa begitu Bhisma. Pertandingan ini sudah berakhir dan
akulah pemenangnya."
Bhisma : "Raja Kasi belum menutup sayembara ini, jadi aku masih berhak untuk
ikut. Apa jangan-jangan kau takut untuk melawanku Salwa? "
Raja Salwa : “ Omong kosong. Dalam kamusku tidak pernah ada rasa takut Bhisma.
Kulihat-lihat nyalimu besar sekali, kau datang dengan jumlah pasukan
yang sedikit tapi sudah berani menantangku.”
Raja Salwa : “ Kurang ajar kau Bhisma, ayo kita buktikan sekarang mana yang lebih
hebat.”
Raja Salwa : “ Karena aku kalah sebagai seorang raja sejati aku akan mengikuti kode
etik ksatria. Maka kamulah yang berhak membawa ketiga putri ini."
(dengan wajah sedikit kesal)
Bhisma : “ Baiklah kalau begitu... Putri Amba, Ambika, dan Ambalika akan ikut
denganku kekerajaan Hastinapura.”
Ambika : “ Aku setuju - setuju saja Prabu. Akan tetapi aku belum pernah bertemu
dengan pangeran Citranggada.”
Ambalika : “ Aku pun juga setuju Prabu, tetapi aku sama sekali tidak mengenal
PangeranVicitrawirya.”
Bhisma : “ Kalau begitu akan kupanggilkan adik - adikku supaya kalian bisa saling
mengenal. Citranggada, Vicitrawirya......................................”
Bhisma ; “ Dan untuk putri amba, putri bisa memilih diantara Pangeran
Citranggada dengan Pangeran Vicitrawirya.
Dewi Amba : “ Maafkan hamba Prabu, hamba ingin membuat pengakuan bahwa
sebelumsayembara hamba telah menambatkan hati hamba kepada
seorang ksatria bernama Raja salwa. Sekali lagi hamba mohon maaf atas
keadaan ini.”
Citranggada : “ Saya memahami yang putri alami, sebagai seorang ksatria saya tidak
mau merusak kebahagiaan yang seharusnya putri rasakan dengan orang
yang kau cintai.”
Vicitrawirya : “ Untuk itu kembalilah kepada Raja Salwa, aku dan citranggada rela dan
ikhlas.”
( Bhisma yang sedang berjalan jalan santai tiba tiba dipanggil oleh dewi Amba )
Bhisma : “Sebenarnya aku mau mau saja Amba, tapi apakah kamu sudah
memikirkannyadengan matang-matang?”
Dewi Amba : “ Aku sudah memikirkan ini semenjak adik adikmu merelakan aku
untukkembali ke Raja Salwa.. Aku mohon Bhisma.”
Bhisma : “Baiklah.”
Dewi Amba : “ Terima kasih Bhisma kamu sangat baik sekali. Aku tidak tau harus
membalaskebaikanmu dengan apa.”
Bhisma : “Tidak usah sungkan jika kamu ingin meminta bantuan kepadaku.
Dengan senanghati aku akan membantumu.”
Dewi Amba : “Sejak semula aku telah tetapkan hati untuk mengabdikan diri, lahir dan
batinkepadamu Raja Salwa. Pangeran Bhisma dan adik adiknya
menerima penolakanku dan mengantarkanku ke hadapan mu Raja
Salwa. Jadikanlah aku sebagai permaisurimu.”
Raja Salwa :“Bhisma telah menaklukkanku dan telah membawamu di depan umum.
Akumerasa sangat terhina Amba. Karena itu, aku tidak bisa
menerimamu menjadi istriku. Sebaiknya kamu kembali kepada Bhisma
dan lakukan apa yang ia perintahkan.”
Dewi Amba : “Apakah kau tidak merasa kasihan padaku Salwa mengapa takdir
seolah-olahtidak berpihak padaku? Aku telah ditolak oleh kedua
pangeran dari Hastina , sekarang setelah hatiku mulai berlabuh padamu
kau juga tidak menginginkan diriku...”
Raja Salwa : “Sudahlah Amba,segalanya sudah terlanjur terjadi. Yang lalu biarlah
berlalu.Sekarang masing-masing dari kita saatnya untuk membuka
lembaran baru. Aku dengan kisah yang baru dan kamu pun juga.”
( salwa meninggalkan amba menangis sendirian )
Bhisma : “Aku turut bersedih atas semua yang telah terjadi Amba.”
Amba : “ Baik - baik saja bagaimana Bhisma, Raja Salwa telah menolakku dan
ini semua karena kamu. Kamu harus bertanggung jawab Bhisma, kamu
harus menikah denganku...”
Bhisma : “Aku tidak bisa menikahimu. Kau tahu bahwa aku telah bersumpah
untuk menjadi seorang brahmacahya sepanjang hidupku. Bagaimana aku
bisa menikahimu?"
Dewi Amba : "Mengapa engkau mengikuti sayembara jika kau tak mau bersamaku
Bhisma?"
Bhisma : “Sudahlah Amba, tolong jangan mendekat lagi, Atau aku tak akan segan-
segan menggunakan keris ini untuk membunuhmu jika kau terus
memaksaku.”(mengacungkan keris)
Dewi Amba : “Baiklah, (sambil memejamkan mata) Cepat Bunuhlah aku Bhisma,
lebih baik aku mati dengan Bahagia di tanganmu, dari pada harus
menanggung malu kembalike kerajaan Kasi ataupun Hastinapura.
"(merangkul Bhisma, keris menembus perut DewiAmba)
Setelah mati, Dewi Amba bereinkarnasi dalam tubuh Srikandi, saat perang Baratayudha inilah
Bisma berhadapan dengan Srikandi. Ia melihat jiwa Dewi Ambapada raga Srikandi, pada saat
itulah ia menyadari bahwa waktunya telah tiba, Ambatelah datang menjemputnnya. Betapa
bahagianya ia ketika panah Pasopati milikArjuna diluncurkan oleh Srikandi dan menancap di
dadanya. Bisma merasa bahwainilah saatnya ia terlepas dari tanggung jawab sumpahnya sendiri
dan ia bisa menjalincintanya yang sempat tertunda di kehidupan selanjutnya. Dewi Amba
menantinyadengan tersenyum dan merekapun bersama bergandengan tangan menuju
kehidupanselanjutnya. Bisma gugur sebagai ksatria sejati.