Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : VIONA SILVIA DWIYANTI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858926496

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4007/Metode Penelitian

Kode/Nama UPBJJ : 76/ Universitas Terbuka Jember

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban

1. Untuk meminimalkan potensi bias dalam pedoman wawancara,


Memet dapat melakukan beberapa langkah berikut:

1. Pertimbangkan tujuan penelitian.


Memet perlu menjelaskan tujuan penelitiannya secara jelas dalam
pedoman wawancara. Hal ini penting agar partisipan memahami
mengapa pertanyaan-pertanyaan tertentu diajukan. Dengan
memaparkan tujuan penelitian dengan transparan, Memet dapat
memastikan bahwa partisipan tidak merasa terjebak atau
kebingungan selama wawancara.

2. Pertimbangkan keberagaman partisipan


Memet harus memastikan bahwa pedoman wawancara mencakup
pertanyaan yang relevan bagi berbagai guru dan siswa, termasuk
yang memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang berbeda
dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran matematika.
Dengan demikian, Memet dapat menghindari bias yang muncul dari
pengabaian terhadap perspektif yang berbeda.

3. Menggunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan partisipan


untuk menjelaskan pengalaman mereka dengan kata-kata mereka
sendiri, tanpa membatasi atau mengarahkan jawaban mereka.
Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan kata-kata seperti apa,
bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana. Contoh pertanyaan
terbuka adalah: "Bagaimana Anda menggunakan teknologi dalam
pembelajaran Matematika?" atau "Apa manfaat dan tantangan yang
Anda alami dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran
Matematika?"

4. Menghindari pertanyaan yang mengandung asumsi, prasangka,


atau penilaian yang dapat mempengaruhi jawaban partisipan atau
membuat mereka merasa tidak nyaman. Pertanyaan seperti ini
biasanya mengandung kata-kata seperti seharusnya, sebaiknya,
benar, salah, baik, buruk, setuju, tidak setuju, dan sebagainya.
Contoh pertanyaan yang mengandung asumsi adalah: "Apakah Anda
setuju bahwa teknologi adalah alat yang penting untuk meningkatkan
pemahaman Matematika?" atau "Apakah Anda merasa bahwa
teknologi membuat pembelajaran Matematika lebih mudah dan
menyenangkan?"

5. Mengurutkan pertanyaan dari yang umum ke yang spesifik untuk


membangun kepercayaan dan kenyamanan partisipan, serta untuk
menghindari pengulangan atau kebingungan. Pertanyaan yang
umum biasanya bersifat eksploratif dan memberikan gambaran
umum tentang topik penelitian, sedangkan pertanyaan yang spesifik
biasanya bersifat deskriptif dan memberikan detail tentang aspek-
aspek tertentu dari topik penelitian. Contoh urutan pertanyaan dari
yang umum ke yang spesifik adalah: "Bagaimana Anda
mendeskripsikan pengalaman Anda dalam menggunakan teknologi
dalam pembelajaran Matematika?" kemudian "Apa jenis teknologi
yang Anda gunakan dalam pembelajaran Matematika?" dan terakhir
"Bagaimana Anda menggunakan teknologi tersebut dalam aktivitas
pembelajaran Matematika yang berbeda?"

6. Menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, dan netral yang dapat


dipahami oleh partisipan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman
atau interpretasi yang berbeda. Bahasa yang jelas, sederhana, dan
netral biasanya menghindari penggunaan istilah teknis, jargon,
singkatan, metafora, atau kata-kata yang ambigu, berlebihan, atau
emosional. Contoh bahasa yang jelas, sederhana, dan netral adalah:
"Apa tujuan Anda dalam menggunakan teknologi dalam
pembelajaran Matematika?" atau "Bagaimana Anda mengevaluasi
hasil pembelajaran Matematika Anda setelah menggunakan
teknologi?" Selain itu, Memet harus memastikan bahwa wawancara
berlangsung dengan santai dan nyaman bagi partisipan. Dia dapat
menciptakan suasana yang terbuka dan ramah, memperhatikan
kebutuhan partisipan, dan mendengarkan dengan aktif tanpa
interupsi atau penilaian yang terlalu jelas. Dengan demikian,
partisipan akan merasa lebih terlibat dan bersemangat untuk berbagi
pengalaman mereka secara jujur dan terbuka.

2. Kelebihan:
Ujian tertulis dapat menguji berbagai aspek konsep Matematika yang
rumit, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Soal pilihan ganda dapat menguji pengetahuan dan
pemahaman siswa secara cepat dan mudah, sedangkan soal esai
dapat menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah,
menulis argumen, dan menyajikan bukti.
Ujian tertulis dapat memberikan hasil yang objektif dan akurat,
karena jawaban siswa dapat dinilai dengan kriteria yang jelas dan
baku. Soal pilihan ganda dapat dinilai dengan menggunakan kunci
jawaban, sedangkan soal esai dapat dinilai dengan menggunakan
rubrik penilaian.

Kelemahan:
Ujian tertulis dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan pada
siswa, karena mereka harus menjawab soal-soal yang sulit dalam
waktu yang terbatas. Kecemasan dan tekanan ini dapat
mempengaruhi konsentrasi, motivasi, dan kinerja siswa dalam ujian.
Ujian tertulis dapat mengabaikan aspek-aspek lain yang juga penting
dalam pemahaman konsep Matematika yang rumit, seperti
keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif, sikap dan nilai,
serta kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Ujian tertulis
tidak dapat mengukur proses berpikir siswa, hanya mengukur hasil
berpikir siswa.
3. a. Analisis data yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus ini
adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif akan membantu Bu Umi
untuk memahami secara mendalam masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan mencari solusi yang
sesuai. Dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi,
Bu Umi dapat mengumpulkan data yang beragam dan mendalam
tentang pengalaman dan pandangan para ahli di BPMTPK terkait
manajemen produksi video pembelajaran untuk ABK.

b. Cara analisis data pada kasus ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:

1. Transkripsi data: Bu Umi perlu mentranskripsi hasil wawancara


yang telah dilakukan dengan Kepala BPMTPK, Seksi Perancangan
Model, dan Seksi Produksi Model. Transkripsi ini akan mengubah
data wawancara menjadi teks yang dapat dianalisis lebih lanjut.

2. Pengkodean data: Setelah transkripsi selesai, Bu Umi dapat


melakukan pengkodean data. Pengkodean melibatkan identifikasi
tema, pola, atau kategori yang muncul dalam data. Bu Umi dapat
memberikan kode atau label pada setiap bagian data yang relevan
dengan masalah yang dihadapi, seperti bosan dan konsentrasi
menurun, keterbatasan perhatian, dan kurangnya bantuan media
pembelajaran.

3. Analisis tematik: Setelah pengkodean selesai, Bu Umi dapat


melakukan analisis tematik. Analisis tematik melibatkan identifikasi
dan pemahaman lebih lanjut tentang tema-tema yang muncul dari
data. Bu Umi dapat mengelompokkan kode-kode yang serupa
menjadi tema-tema yang lebih umum, seperti strategi mengatasi
kebosanan, peningkatan konsentrasi, dan penggunaan media
pembelajaran yang efektif.

4. Interpretasi dan temuan: Setelah analisis tematik selesai, Bu Umi


dapat menginterpretasikan temuan-temuan yang muncul dari data.
Dia dapat mengidentifikasi pola-pola, kesamaan, perbedaan, dan
implikasi dari temuan tersebut. Interpretasi ini akan membantu Bu
Umi dalam merumuskan rekomendasi atau solusi yang sesuai untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran anak
berkebutuhan khusus.

Dengan menggunakan analisis kualitatif ini, Bu Umi dapat


memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan
menghasilkan rekomendasi yang relevan untuk meningkatkan
manajemen produksi video pembelajaran yang efektif.

4. Dalam menilai apakah program tersebut efektif dalam


meningkatkan hasil belajar siswa, kita perlu membandingkan
perbedaan rata-rata nilai dan standar deviasi sebelum dan setelah
program.

Pertama, kita melihat perbedaan rata-rata nilai sebelum dan setelah


program. Sebelum program, rata-rata nilai siswa adalah 65,
sedangkan setelah program, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi
75. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sebesar 10 poin
setelah program. Peningkatan ini menunjukkan bahwa program
tampaknya berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.

Selanjutnya, kita melihat perbedaan standar deviasi sebelum dan


setelah program. Standar deviasi mengukur sejauh mana data
tersebar dari rata-rata. Sebelum program, standar deviasi adalah 10,
sedangkan setelah program, standar deviasi menurun menjadi 8.
Penurunan standar deviasi menunjukkan bahwa data setelah
program menjadi lebih terkonsentrasi di sekitar rata-rata. Ini
menunjukkan bahwa program juga berhasil dalam mengurangi
variasi hasil belajar siswa.

Dengan demikian, berdasarkan data ini, program tersebut


tampaknya efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Penambahan rata-rata nilai dan penurunan standar deviasi
menunjukkan adanya peningkatan secara keseluruhan dalam hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika setelah program
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai