Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ANITA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859523721

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4007/Metode Penelitian

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Untuk meminimalkan potensi bias dalam pedoman wawancara, Memet dapat melakukan
beberapa langkah berikut:

1. Pertimbangkan tujuan penelitian: Memet perlu menjelaskan tujuan penelitiannya secara


jelas dalam pedoman wawancara. Hal ini penting agar partisipan memahami mengapa
pertanyaan-pertanyaan tertentu diajukan. Dengan memaparkan tujuan penelitian dengan
transparan, Memet dapat memastikan bahwa partisipan tidak merasa terjebak atau
kebingungan selama wawancara.

2. Pertimbangkan keberagaman partisipan: Memet harus memastikan bahwa pedoman


wawancara mencakup pertanyaan yang relevan bagi berbagai guru dan siswa, termasuk
yang memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dalam menggunakan
teknologi dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, Memet dapat menghindari
bias yang muncul dari pengabaian terhadap perspektif yang berbeda.

3. Gunakan pertanyaan terbuka: Pertanyaan terbuka memungkinkan partisipan untuk


memberikan jawaban yang lebih komprehensif dan memberikan ruang bagi pemikiran dan
pengalaman mereka sendiri. Memet harus menghindari pertanyaan yang mengarahkan
sejumlah jawaban atau mempengaruhi partisipan untuk memberikan jawaban tertentu.
Dengan demikian, bias yang muncul dari sugesti atau ekspektasi researcher dapat
diminimalkan.

4. Menghindari pertanyaan tentang kebiasaan atau perkiraan: Memet sebaiknya tidak


meminta partisipan untuk mengingat atau meramalkan situasi atau peristiwa yang terjadi
di masa lalu atau akan datang. Pertanyaan semacam itu bisa menjadi subjektif dan
cenderung menghasilkan data yang tidak akurat. Sebaliknya, Memet sebaiknya berfokus
pada pengalaman langsung partisipan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran
matematika.

5. Menghindari penggunaan bahasa atau istilah yang ambigu: Memet harus menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dimengerti agar partisipan tidak mengalami kesulitan dalam
merespon pertanyaan dengan tepat. Hal ini akan membantu memastikan bahwa data yang
diperoleh akurat dan relevan.

Selain itu, Memet harus memastikan bahwa wawancara berlangsung dengan santai dan
nyaman bagi partisipan. Dia dapat menciptakan suasana yang terbuka dan ramah,
memperhatikan kebutuhan partisipan, dan mendengarkan dengan aktif tanpa interupsi
atau penilaian yang terlalu jelas. Dengan demikian, partisipan akan merasa lebih terlibat
dan bersemangat untuk berbagi pengalaman mereka secara jujur dan terbuka.

2. a. Kelebihan:

• Ujian tertulis dapat menguji berbagai aspek konsep Matematika yang rumit, seperti
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal pilihan
ganda dapat menguji pengetahuan dan pemahaman siswa secara cepat dan mudah,
sedangkan soal esai dapat menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah, menulis argumen, dan menyajikan bukti.
• Ujian tertulis dapat memberikan hasil yang objektif dan akurat, karena jawaban
siswa dapat dinilai dengan kriteria yang jelas dan baku. Soal pilihan ganda dapat
dinilai dengan menggunakan kunci jawaban, sedangkan soal esai dapat dinilai
dengan menggunakan rubrik penilaian.

b. Kelemahan:

• Ujian tertulis dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan pada siswa, karena
mereka harus menjawab soal-soal yang sulit dalam waktu yang terbatas. Kecemasan
dan tekanan ini dapat mempengaruhi konsentrasi, motivasi, dan kinerja siswa
dalam ujian.
• Ujian tertulis dapat mengabaikan aspek-aspek lain yang juga penting dalam
pemahaman konsep Matematika yang rumit, seperti keterampilan berpikir kritis,
kreatif, dan reflektif, sikap dan nilai, serta kemampuan berkomunikasi dan bekerja
sama. Ujian tertulis tidak dapat mengukur proses berpikir siswa, hanya mengukur
hasil berpikir siswa.

3. a. Analisis data yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus ini adalah analisis kualitatif.
Analisis kualitatif akan membantu Bu Umi untuk memahami secara mendalam masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan mencari solusi yang
sesuai. Dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi, Bu Umi dapat
mengumpulkan data yang beragam dan mendalam tentang pengalaman dan pandangan
para ahli di BPMTPK terkait manajemen produksi video pembelajaran untuk ABK.

b. Cara analisis data pada kasus ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Transkripsi data: Bu Umi perlu mentranskripsi hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan Kepala BPMTPK, Seksi Perancangan Model, dan Seksi Produksi Model. Transkripsi
ini akan mengubah data wawancara menjadi teks yang dapat dianalisis lebih lanjut.

2. Pengkodean data: Setelah transkripsi selesai, Bu Umi dapat melakukan pengkodean data.
Pengkodean melibatkan identifikasi tema, pola, atau kategori yang muncul dalam data. Bu
Umi dapat memberikan kode atau label pada setiap bagian data yang relevan dengan
masalah yang dihadapi, seperti bosan dan konsentrasi menurun, keterbatasan perhatian,
dan kurangnya bantuan media pembelajaran.

3. Analisis tematik: Setelah pengkodean selesai, Bu Umi dapat melakukan analisis tematik.
Analisis tematik melibatkan identifikasi dan pemahaman lebih lanjut tentang tema-tema
yang muncul dari data. Bu Umi dapat mengelompokkan kode-kode yang serupa menjadi
tema-tema yang lebih umum, seperti strategi mengatasi kebosanan, peningkatan
konsentrasi, dan penggunaan media pembelajaran yang efektif.
4. Interpretasi dan temuan: Setelah analisis tematik selesai, Bu Umi dapat
menginterpretasikan temuan-temuan yang muncul dari data. Dia dapat mengidentifikasi
pola-pola, kesamaan, perbedaan, dan implikasi dari temuan tersebut. Interpretasi ini akan
membantu Bu Umi dalam merumuskan rekomendasi atau solusi yang sesuai untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

Dengan menggunakan analisis kualitatif ini, Bu Umi dapat memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi dalam pembelajaran anak berkebutuhan
khusus dan menghasilkan rekomendasi yang relevan untuk meningkatkan manajemen
produksi video pembelajaran yang efektif.

4. Dalam menilai apakah program tersebut efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
kita perlu membandingkan perbedaan rata-rata nilai dan standar deviasi sebelum dan
setelah program.

Pertama, kita melihat perbedaan rata-rata nilai sebelum dan setelah program. Sebelum
program, rata-rata nilai siswa adalah 65, sedangkan setelah program, rata-rata nilai siswa
meningkat menjadi 75. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sebesar 10 poin
setelah program. Peningkatan ini menunjukkan bahwa program tampaknya berdampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Selanjutnya, kita melihat perbedaan standar deviasi sebelum dan setelah program. Standar
deviasi mengukur sejauh mana data tersebar dari rata-rata. Sebelum program, standar
deviasi adalah 10, sedangkan setelah program, standar deviasi menurun menjadi 8.
Penurunan standar deviasi menunjukkan bahwa data setelah program menjadi lebih
terkonsentrasi di sekitar rata-rata. Ini menunjukkan bahwa program juga berhasil dalam
mengurangi variasi hasil belajar siswa.

Dengan demikian, berdasarkan data ini, program tersebut tampaknya efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Penambahan rata-rata nilai dan penurunan standar
deviasi menunjukkan adanya peningkatan secara keseluruhan dalam hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran Matematika setelah program dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai