Anda di halaman 1dari 6

SOAL 1

a. Analisis rasio selama 2 tahun

Current Rasio Aset lancar Utang lancar Rasio


2022 260.976.764 133.011.436 196%
2023 403.743.683 284.201.001 142%

Kas dan Setara


Cash Rasio Utang lancar Rasio
Kas
2022 16.383.639 133.011.436 12%
2023 26.682.453 284.201.001 9%

Debt To Equity
Total utang Total Ekuitas Rasio
Ratio
2022 144.944.530 159.703.466 91%
2023 297.571.533 165.760.797 180%

Total assets turnover Penjualan Total asset Rasio


2022 463.262.626 304.647.996 152%
2023 630.495.198 463.332.330 136%

Receivable turnover Penjualan Piutang usaha Rasio


2022 463.262.626 109.700.683 422%
2023 630.495.198 130.552.730 483%

Net Profit Margin EAT Penjualan Rasio


2022 55.083.408 463.262.626 12%
2023 51.620.039 630.495.198 8%

Return On Aset EAT Total aset Rasio


2022 55.083.408 304.647.996 18%
2023 51.620.039 463.332.330 11%

Return on
EAT Investasi Rasio
investment
2022 55.083.408 23.232.926 237%
2023 51.620.039 23.232.926 222%

Price Earning ratio Harga saham EPS Rasio


2022 5.275 0,07 8044165%
10658651
2023 6.550 0,06
%
Penjelasan:
Rasio Aset Lancar terhadap Utang Lancar:
- Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya menggunakan aset lancar.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 196%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki lebih dari dua kali aset lancar dibandingkan dengan utang lancarnya.
- Pada tahun 2023, rasio ini menurun menjadi 142%, yang menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki lebih sedikit aset lancar dibandingkan dengan utang lancarnya
dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio Cash Rasio:
- Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendeknya dengan kas dan setara kas.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 12%, yang berarti perusahaan memiliki cukup kas
dan setara kas untuk membayar sekitar 12% dari utang lancarnya.
- Pada tahun 2023, rasio ini meningkat menjadi 9%, menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki lebih banyak kas dan setara kas dibandingkan dengan utang lancarnya
dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio Debt to Equity Ratio:
- Rasio ini mengukur proporsi antara utang dan ekuitas perusahaan.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 91%, yang berarti perusahaan memiliki utang
sekitar 91% dari jumlah ekuitasnya.
- Pada tahun 2023, rasio ini meningkat menjadi 180%, menunjukkan peningkatan
signifikan dalam proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan.
Rasio Total Assets Turnover:
- Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk
menghasilkan penjualan.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 152%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan penjualan sebesar 152% dari total asetnya.
- Pada tahun 2023, rasio ini menurun menjadi 136%, menunjukkan penurunan
efisiensi perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan
penjualan.
Rasio Receivable Turnover:
- Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam mengumpulkan piutang usahanya.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 422%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
mampu mengumpulkan piutang usaha sebesar 422% dari penjualannya.
- Pada tahun 2023, rasio ini meningkat menjadi 483%, menunjukkan peningkatan
efisiensi perusahaan dalam mengumpulkan piutang usahanya.
Rasio Net Profit Margin:
- Rasio ini mengukur persentase laba bersih yang dihasilkan perusahaan dari
penjualan.
- Pada tahun 2022, rasio ini adalah 12%, yang berarti perusahaan memperoleh laba
bersih sebesar 12% dari total penjualannya.
- Pada tahun 2023, rasio ini menurun menjadi 8%, menunjukkan penurunan
profitabilitas perusahaan.
Return on Assets (ROA):
- Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari
setiap unit total aset yang dimiliki.
- Pada tahun 2022, ROA adalah 18%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
menghasilkan laba bersih sebesar 18% dari total asetnya.
- Pada tahun 2023, ROA adalah 11%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
menghasilkan laba bersih sebesar 11% dari total asetnya.
Return on Investment (ROI):
- Rasio ini mengukur pengembalian yang diperoleh perusahaan dari investasi
tertentu.
- Pada tahun 2022, ROI adalah 237%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
memperoleh pengembalian sebesar 237% dari investasinya.
- Pada tahun 2023, ROI menurun menjadi 222%, menunjukkan penurunan
pengembalian dari investasi perusahaan.
Price Earnings Ratio (PER):
- Rasio ini mengukur valuasi pasar perusahaan terhadap laba bersih per sahamnya.
- Pada tahun 2022, PER adalah 8.044.165%, yang menunjukkan valuasi yang sangat
tinggi dibandingkan dengan laba bersih persaham perusahaan.
- Pada tahun 2023, PER meningkat menjadi 10.658.651%, menunjukkan
peningkatan valuasi pasar perusahaan dibandingkan dengan laba bersih per
sahamnya.
b. Hexindo Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan
pelayanan mesin-mesin berat, khususnya alat berat merek Hitachi di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 dan memiliki kantor pusat di Jakarta,
Indonesia.
Hexindo Adiperkasa Tbk menyediakan berbagai jenis mesin konstruksi dan
pertambangan, seperti excavator, wheel loader, bulldozer, motor grader, dan truk
tambang. Mereka juga menyediakan suku cadang asli, layanan purna jual, perawatan,
perbaikan, dan pelatihan untuk produk-produk yang mereka jual.
Sebagai distributor resmi Hitachi di Indonesia, Hexindo Adiperkasa Tbk memiliki
jaringan yang luas dan layanan purna jual yang kuat. Mereka berkomitmen untuk
memberikan solusi yang andal dan mendukung kebutuhan pelanggan dalam industri
konstruksi, pertambangan, dan infrastruktur.
Dengan fokus pada kualitas produk dan layanan yang unggul, Hexindo Adiperkasa Tbk
telah menjadi salah satu pemimpin pasar dalam industri alat berat di Indonesia. Mereka
terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan berkontribusi pada
perkembangan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia.
c. Sebagai seorang investor, keputusan untuk berinvestasi dalam sebuah emiten sangat
penting dan harus didasarkan pada analisis yang mendalam terhadap beberapa aspek
keuangan perusahaan. Dalam hal ini, kita akan menganalisis emiten berdasarkan konsep
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas, dengan mempertimbangkan data yang
Anda berikan.
Likuiditas:
- Rasio Aset Lancar/Utang Lancar (Current Ratio): Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan aset yang dimilikinya.
Pada tahun 2022, rasio ini adalah 196%, yang menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki likuiditas yang baik. Namun, pada tahun 2023, rasio ini turun menjadi
142%, yang menunjukkan penurunan likuiditas. Namun, angka ini masih cukup
tinggi, yang bisa dianggap masih sehat.
- Cash Ratio: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan kas dan setara kas. Pada tahun 2022, rasio ini adalah 12%,
yang cukup baik. Pada tahun 2023, rasio ini meningkat menjadi 9%, yang
menunjukkan peningkatan likuiditas.
Leverage:
- Debt to Equity Ratio: Rasio ini mengukur tingkat utang perusahaan dibandingkan
dengan ekuitasnya. Pada tahun 2022, rasio ini adalah 91%, yang merupakan tingkat
leverage yang rendah. Namun, pada tahun 2023, rasio ini naik menjadi 180%,
menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak utang untuk mendanai
operasinya. Ini meningkatkan risiko finansial.
Aktivitas:
- Total Assets Turnover: Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Pada tahun 2022, rasio ini
adalah 152%, yang merupakan tanda efisiensi yang baik. Namun, pada tahun 2023,
rasio ini turun menjadi 136%, menunjukkan penurunan dalam penggunaan aset.
- Receivable Turnover: Rasio ini mengukur efisiensi dalam pengelolaan piutang
usaha. Pada tahun 2022, rasio ini sangat tinggi, mencapai 422%, yang mungkin
menunjukkan bahwa perusahaan sangat efisien dalam mengumpulkan piutangnya.
Pada tahun 2023, rasio ini bahkan lebih tinggi, mencapai 483%, yang positif.
Profitabilitas:
- Net Profit Margin: Rasio ini mengukur margin keuntungan bersih perusahaan
sebagai persentase dari penjualan. Pada tahun 2022, margin keuntungan bersih
adalah 12%, yang relatif sehat. Namun, pada tahun 2023, margin ini turun menjadi
8%, yang bisa dianggap sebagai penurunan profitabilitas.
- Return on Assets (ROA): Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari asetnya. ROA turun dari 18% pada tahun 2022
menjadi 11% pada tahun 2023, menunjukkan penurunan efisiensi dalam penggunaan
aset.
- Return on Investment (ROI): Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi.
ROI juga mengalami penurunan dari 237% pada tahun 2022 menjadi 222% pada
tahun 2023.
- Price Earning Ratio (P/E Ratio): P/E Ratio yang sangat tinggi pada tahun 2023
(10658651%) mungkin mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan sangat
overvalued. Ini adalah sinyal potensial bahwa pasar mungkin telah memberikan
valuasi yang tidak realistis terhadap saham perusahaan.
Dengan mempertimbangkan penurunan likuiditas, peningkatan leverage, dan penurunan
profitabilitas, saya kurang termotivasi untuk berinvestasi di perusahaan ini karena
kondisi keuangannya kurang baik. Perlu perbaikan kinerja keuangan ke depan.

SOAL 2
Kuantitatif:
Modal Kerja = Aset Lancar - Kewajiban Lancar
2022:
Modal Kerja = Rp260.976.764 – Rp133.011.436 = Rp127.965.328
2023:
Modal Kerja = Rp403.743.683 - Rp284.201.001 = Rp119.542.682

Kualitatif:
Modal kerja yang memadai apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dan operasinya dapat berjalan dengan lancar. Dengan nilai modal kerja Hexindo
di atas Rp100 juta, maka secara kualitatif modal kerjanya dinilai cukup untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan.

Fungsional:
Jika margin piutang ditetapkan 30%, maka piutang bersihnya menjadi:
2022: Rp127.965.328 x 70% = Rp89.575.729,6
2023: Rp119.542.682 x 70% = Rp83.679.877,4
Dengan demikian, modal kerja fungsional Hexindo tetap mampu mendukung kelancaran
operasional perusahaan.

SOAL 3
Rata-rata periode terikatnya modal kerja:
- Bahan mentah disimpan: 7 hari
- Proses produksi: 6 hari
- Barang jadi disimpan: 13 hari
- Pengumpulan piutang: 19 hari
Rata-rata pengeluaran kas per hari:
- Pembelian bahan mentah: Rp 780.000
- Upah karyawan: Rp 300.000
- Biaya Adm dan umum: Rp 45.000
- Biaya penjualan: Rp 33.000
- Biaya lainnya: Rp 20.000
Jumlah kas minimal: Rp 16.383.639
Perhitungan modal kerja:
Bahan mentah: 7 hari x Rp 780.000 = Rp 5.460.000
Proses produksi: 6 hari x (Rp 780.000 + Rp 300.000 + Rp 45.000) = Rp 7.740.000
Barang jadi: 13 hari x (Rp 780.000 + Rp 300.000 + Rp 45.000 + Rp 33.000 + Rp 20.000) =
Rp 18.615.000
Piutang: 19 hari x (Rp 780.000 + Rp 300.000 + Rp 45.000 + Rp 33.000 + Rp 20.000) = Rp
27.075.000
Kas minimal: Rp 16.383.639
Jadi, besarnya modal kerja CV Waah adalah Rp 5.460.000 + Rp 7.740.000 + Rp 18.615.000 +
Rp 27.075.000 + Rp 16.383.639 = Rp 75.273.639

Anda mungkin juga menyukai