Anda di halaman 1dari 7

Analisis Filsafat Komunikasi: Homophily dan Heterophily dalam Dinamika Interaksi

Dosen pengampu:

MEITY DINA HIMPONG M,Si

Dr. GRACE JANE WALELENG S.Sos, M.Si

Disusun oleh:

Jonathan Bastian

210811050102

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
Kata Pengantar

Segala puji milik Tuhan yang Esa. Berkat limpahan karunia hikmatNya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul "Analisis Filsafat Komunikasi: Homophily dan Heterophily dalam
Dinamika Interaksi” dengan lancar.

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata kuliah filsafat komunikasi yang diampu
oleh dosen
MEITY DINA HIMPONG M,Si dan Dr. GRACE JANE WALELENG S.Sos, M.Si Proses penyusunannya tak
lepas dari masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih atas bimbingannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi tanda
baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis terbuka dalam menerima segala kritik saran yang
membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat
umumnya, dan untuk akademisi pada khususnya.
Daftar isi

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................................

1.2 Tujuan..........................................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Homophily..................................................................................................................................

2.2 Heterophily................................................................................................................................

2.3 Fenomena..................................................................................................................................

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan .....................................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini, komunikasi menjadi landasan utama dalam interaksi sosial. Fenomena ini
semakin mempertegas pentingnya pemahaman terhadap dinamika komunikasi, terutama dalam
konteks homophily dan heterophily. Homophily, kecenderungan individu untuk berinteraksi dengan
yang serupa, dan heterophily, interaksi dengan perbedaan, memberikan dimensi yang kaya dalam
pembentukan hubungan sosial dan pemahaman bersama.

1.1 Rumusan Masalah

Dalam konteks ini, beberapa pertanyaan mendasar muncul. Bagaimana homophily dan heterophily
memengaruhi dinamika komunikasi di berbagai tingkatan masyarakat? Apa dampaknya terhadap
pembentukan norma dan nilai dalam suatu komunitas? Bagaimana peran homophily dan heterophily
dalam menciptakan keberagaman perspektif dan memahami yang lebih mendalam?

1.2 Tujuan

1. Menganalisis pengaruh homophily dan heterophily dalam dinamika komunikasi.

2. Mengeksplorasi dampak homophily dan heterophily terhadap pembentukan norma dan nilai
dalam suatu komunitas.

3. Memahami peran homophily dan heterophily dalam menciptakan keberagaman perspektif dan
pemahaman yang lebih mendalam.
BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 Homophily

Secara etimologis istilah homofili berasal dari Bahasa Yunani “homoios” yang berarti “sama”. Secara
harfiah homofili berarti komunikasi dengan orang yang sama. Berdasarkan prinsip homofili, suatu
individu cenderung berinteraksi dengan individu-individu lainnya yang serupa dalam hal karekteristik-
karekteristik sosial dengannya. Dodd (1982:168-170) membuat klasifikasi tentang dimensi-dimensi
homofili ke dalam hal-hal berikut ini:

1. Homofili dalam penampilan.


2. Homofili dalam latar belakang.
3. Homofili dalam sikap.
4. Homofili dalam nilai.
5. Homofili dalam kepribadian.

Dalam kajian ilmu komunikasi dan psikologi tingkat kesamaan itu adalah tingkat keterpaduan
antarpribadi dan kelompok yang mana dalam tingkat kesamaan (homofili) semakin adanya kesamaan
kerangka acuan dan kerangka pengalaman antar komunikator dan komunikan maka komunikasi akan
semakin efektif. Kerangka acuan itu dapat berupa nilai agama, nilai pendidikan dan lain-lain, yang
pernah dialami komunikator dan komunikan.

2.2 Heterophily

Heterophily adalah prinsip yang berlawanan dengan homophily. Ini berarti bahwa orang juga dapat
berkomunikasi dengan individu yang berbeda atau memiliki perbedaan dalam hal demografi, nilai,
minat, atau karakteristik lainnya. Heterophily menekankan pentingnya keragaman dalam komunikasi
dan bahwa komunikasi dengan orang yang berbeda dapat membawa manfaat dalam memperluas
pandangan dan pengetahuan kita. Menurut Rogert dan Kincaid, Heterofili adalah derajat perbedaan
dalam beberapa hal tertentu antara pasangan-pasangan individu yang berinteraksi. Faktor yang
menyebabkan terjadinya heterofili adalah karena ada perubahan dan perkembangan masyarakat
yang menyebabkan banyak nilai-nilai berubah tapi ada yang tetap mempertahankan nilai lama.

2.3 Fenomena

Salah satu fenomena yang mencerminkan konsep homophily dan heterophily dalam dinamika
komunikasi adalah perkembangan kelompok-kelompok sosial di era digital. Di media sosial, kita
sering melihat terbentuknya komunitas-komunitas dengan minat atau karakteristik yang serupa
(homophily). Misalnya, kelompok-kelompok yang berfokus pada hobi tertentu, agama, atau
preferensi politik cenderung menarik individu yang memiliki kesamaan dalam hal tersebut.

Di sisi lain, fenomena heterophily juga dapat diamati, terutama dalam upaya untuk mendiversifikasi
pandangan atau pemahaman. Beberapa individu aktif mencari informasi atau berpartisipasi dalam
diskusi dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda (heterophily), menciptakan ruang untuk
dialog lintas kelompok. Contoh fenomena tersebut termasuk:
1. Homophily dalam Pilihan Teman:

- Sering kali, orang cenderung menjalin persahabatan dengan individu yang memiliki kesamaan
dalam minat, hobi, atau latar belakang sosial. Misalnya, dalam lingkungan sekolah atau pekerjaan,
orang lebih cenderung berteman dengan mereka yang memiliki minat yang mirip.

2. Homophily dalam Komunitas Online:

- Di dunia digital, komunitas-komunitas online sering kali terbentuk berdasarkan kesamaan minat
atau identitas. Contohnya adalah forum khusus untuk penggemar suatu film, musik, atau permainan.

3. Heterophily dalam Diskusi Opini:

Dalam diskusi atau debat, orang mungkin mencari pandangan yang berbeda untuk memperluas
pemahaman mereka. Ini dapat terlihat dalam percakapan sehari-hari, baik di lingkungan kerja
maupun dalam lingkungan sosial.

4. Heterophily dalam Pertemuan Kultural:

- Pada acara atau pertemuan kultural, seperti festival atau pameran seni, orang mungkin sengaja
mencari pengalaman dan pandangan yang berbeda. Ini menciptakan peluang untuk berinteraksi
dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda secara kultural atau artistik.
BAB 3 : PENUTUP

Kesimpulan

Analisis filsafat komunikasi terkait homophily (kemiripan) dan heterophily (perbedaan) dalam
dinamika interaksi menunjukkan bahwa keseimbangan antara kedua konsep tersebut dapat
memperkaya komunikasi. Homophily membangun ikatan sosial melalui kesamaan, sementara
heterophily membuka peluang pemahaman yang lebih luas. Kombinasi keduanya dapat
menghasilkan interaksi yang produktif dengan adanya pertukaran ide dan pengalaman yang
beragam.

Anda mungkin juga menyukai