Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Berryl Choliq Arrohman

NIM : 11201120000116

Kelas : POL6C

Tugas : Review Artikel Artikel How The Cases You Choose Affect The Answers You
Get: Selection Bias In Comparative Politics Karya Barbara Geddes.

Pada artikel pembahasan kali ini yang ditulis oleh Barbara Geddes terkait dengan bias
seleksi dalam studi perbandingan politik, dalam penulisanya ia ingin menjelaskan pentingnya
pemilihan studikasus yang cocok untuk memastikan kebenaran hasil penilitian. Dalam hal ini
penulis melihat sifat permasalahan dalam mengamati kasus hanya berasal dari logika penjelasan.
Kemudian membandingkan kesimpulan yang dicapai dalam karya asli dengan pengujian
argumen pada kasus-kasus yang dipilih tanpa memperhatikan posisinya pada variabel dependen.

Penulis menjelaskan perihal bagaimana kita harus pandai dan teliti dalam menentukan
kasus untuk menentukan jawaban yang kemudian akan didapatkan hasil dari penelitianya. Dalam
hal ini ada pendapat yang menyatakan bahwa seleksi dalam variabel dependen itu dilarang.
Dalam hal ini akan menghasilkan sebuah pernyataan bahwa dalam memilih kasus yang berfokus
pada satu variabel dependen akan menyebabkan kebiasaan dalam penelitian. Dan dalam
menanggapi ini, penulis mempunyai anggapan bahwa apabila memilih kasus variabel dependen
yang sama, menjadikan penliti mengabaikan kemungkinan yang lain. Maka, untuk ini
dikhawatirkan akan menghasilkan sebuah kesimpulan akhir yang keliru apabila berargumen
variabel dependen adalah yang utama yang mempengaruhi hasil penelitian. Sehingga, Geddes
mencoba memberikan pertimbangan variasi variabel independen dan kontrol yang digunakan.

Apabila peneliti tidak memberikan seleksi pada variabel-variabel maka kemudian akan
menghasilkan penelitian yang tidak valid. Hal ini karena peneliti hanya memilih kasus yang
memiliki variabel dependen yang sama. Tentu saja penelitian tidak representatif dan kurang
mewakili dari populasi yangditetapkan dalam penelitian. Sehingga apabila mengambil contoh,
jika peneliti hanya mengambil kasus intoleran yang sama, bisa disimpulkan bahwa intolerab
adalah sifat yang mempengaruhi ketidakstabilan politik.
Artikel tersebut berbicara tentang mengapa negara berkembang lebih cepat daripada yang
lain, seperti Taiwan, Korea Selatan, Brasil, dan Meksiko. Mereka menyimpulkan bahwa tenaga
kerja dikontrol secara luas oleh pemerintah, yang menyebabkan ekspresi ketidakpuasan terhadap
tenaga kerja, tetapi mungkin ada hal lain yang menyebabkan kegagalan mereka melakukan
industrialisasi. Sehingga dalam hal ini negara tersebut disebut sebagai negara industri baru
(NIC). Dapat dilihat bahwa angkatan kerja dikuasai oleh negara. Ternyata ada kesamaan dan
analisisnya mengklaim bahwa penindasan, kolusi, disiplin, atau ketegangan tenaga kerja
berkontribusi banyak pada pertumbuhan industri yang besar. Manajemen tenaga kerja sangat
dibutuhkan untuk menarik investasi asing.

Dalam beberapa asusmsinya, Goddes menyatakan ada bagian tertentu dalam susunan
argumentnya. Ia memberikan studi-studi kasus yang sedikit kontras untuk menguatkan
asumsinya dengan cara melihat dari sifat-sifat susunanya. Kemudian di identifikasi sebagai hal
yang sangat penting, sehingga dapt kita simpulkan bahwa kasus-kasus dalam artikel ini sangat
penting. Dan Goddes juga menambahkan contoh negara lainnya, ia menyebutkan negara Rusia
pada akhir abad 18 ke abad 19 dan negara Jepang pada abad 19. Dalam penelitiannya terhadap
kedua negara tersebut ia menemukan bahwa terdapat kelas-kelas dominan yang tidak memiliki
kekuatan ekonomi independen, padahal itu sangat penting untuk menghalangi perubahan pada
negara tersebut. Kedua negara ini memiliki sebuah kesamaan bahwa sedang menghadapi agresi
militer dari negara Prancis, namun dalam artikel ini Goddes mencoba untuk membandingkan.
Dan hasil dari penelitian ini adalah ia mengatakan bahwa kelas dominan secara ekonomi yang
sifatnya mandiri itu didalamnya sedang berbagi kekuasaan.

Ada unsur penting yangharus diterapkan ketika menguji hipotesis untuk mengidentifikasi
studi kasus, pastinya dalam menemukan atau mengembangkan ukuran variabel. Dan ketika tidak
dapat mempelajari sampel secara general, maka dapat menggunakan sampling secara acak
(random sampling). Namun, peneliti dapat membuat sebuah pernyataan akhir yang tepat dari
sampel manapun yang telah dipilih oleh beberapa aturan yang tidak menyambung dengan
dependen.

Geddes menekankan kepada semua terutama para peneliti, bahwa tidak boleh terburuburu
membuat kesimpulan berdasarkan sampel yang dipilih untuk variabel dependen. Ini tidak berarti
bahwa hubungan yang ditemukan dalam sampel tidak akan pernah mencerminkan populasi.
Sebagai contoh, dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa tingkat represi tenaga kerja tidak
memiliki pengaruh sama sekali terhadap pertumbuhan.

Sering kali para peneliti menyajikan argumen yang rumit dengan struktur variabel
sebelumnya dan variabel intervensi yang sulit untuk diuji secara ketat. Namun, konsekuensi dari
pemilihan variabel dependen tetaplah sama, tidak peduli bentuk argumennya seperti apa. Pada
bagian berikutnya, akan dibahas dua variasi umum dalam tema pemilihan variabel dependen
pada argumen yang kompleks. Artikel ini juga membahas buku "State and Social Revolutions"
(1979) karya Theda Skocpol yang mengkombinasikan pemilihan variabel dependen dengan
argumen yang bergantung pada jalur. Ia menjelaskan mengapa revolusi terjadi di Prancis, Rusia,
dan China. Selain itu, ia juga mengeksplorasi mengapa revolusi tidak berhasil terjadi sebagai
kasus kontras.

Artikel ini menekankan pentingnya untuk merefleksikan kembali dan tidak hanya fokus
pada skor variabel yang bergantung pada faktor lain yang dapat menghasilkan kesimpulan yang
bias. Ada kemungkinan bahwa penyebab yang terlihat pada semua kasus yang dipilih sebenarnya
sama umum di antara kasus lainnya, di mana efek yang seharusnya terjadi tidak terjadi. Selain
itu, hubungan kausalitas antara variabel dependen dalam sampel kecil dapat hilang atau bahkan
dibalik dalam sampel yang tidak memiliki keterkaitan dengan posisi pada variabel dependen.
Argumen yang masuk akal juga dapat mempengaruhi variabel dependen. Intinya, memilih kasus
pada variabel dependen secara terpisah dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.

Penulis menegaskan bahwa variabel tergantung dapat tetap ada dalam perbandingan
politik atau perbandingan. Namun, mereka hanya digunakan untuk mengeksplorasi fenomena
yang muncul dan untuk meningkatkan pemahaman. Variabel tergantung membantu membangun
dan merevisi teori. Namun, mereka tidak dapat digunakan sendiri untuk perbandingan atau
sampel yang sudah ada. Menggunakan hanya satu variabel dependen dapat menghambat hasil
akhir penelitian, membatasi pengamatan hanya pada kasus-kasus yang sudah diamati dan tidak
mencakup kasus-kasus yang belum diamati. Hal ini dapat menyebabkan bias dalam penelitian.
Meskipun demikian, hal ini masih dapat membantu dalam mengidentifikasi variabel yang
relevan dan menyoroti anomali yang bertentangan dengan teori yang sudah ada. Seleksi kasus
dapat dihindari lebih baik dalam penelitian kuantitatif, sedangkan dalam penelitian kualitatif
lebih sulit untuk dihindari

Anda mungkin juga menyukai