Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

KARYA TULIS ILMIAH

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA


SMART WHEEL PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS IV A
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Oleh Guru :
FEBY DYAH ANGGRAINI, S.Pd

SD NEGERI 2 TUKANGKAYU
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Nama Guru : Feby Dyah Anggraini, S.Pd


Nama Sekolah : SDN 2 Tukangkayu
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, hari Senin, 14 Agustus 2023
Siklus II, hari Rabu, 16 Agustus 2023

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan :


1. Minat belajar siswa yang rendah
2. Penggunaan alat peraga yang kurang maksimal

Menyetujui, Banyuwangi, 5 September 2023


Kepala Sekolah, Yang membuat pernyataan,

Tri Wahyuni, S.Pd Feby Dyah Anggraini, S.Pd


NIP. 19691229 200801 2 017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul “Peningkatan
Minat Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Smart Wheel Pada Materi Bangun Datar Di
Kelas IV A Tahun Pelajaran 2023/2024” dengan tepat waktu.
Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini saya akan menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ibu Tri Wahyuni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Tukangkayu.
2. Ibu Ulin Nuha, S.Pd selaku Supervisor 2 / teman sejawat.
3. Siswa siswi kelas IV SDN 2 Tukangkayu Banyuwangi.
4. Rekan – rekan guru SD Negeri 2 Tukangkayu atas segala bantuannya.
5. Ayah dan Ibu yang telah memberikan semangat, do’a, dan kasih sayangnya selama
penulis mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini.
Semoga dengan bantuan dan bimbingan Bapak, Ibu serta semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini menjadi catatan amal ibadah serta
mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap berbagai bentuk saran, masukan serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah yang
ditulis ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiyah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

Banyuwangi, 5 September 2023

Feby Dyah Anggraini, S.Pd


DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………….......…….....….…………
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………............…...... i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …………………...............… ii
KATA PENGANTAR………………………………………………......……… iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………............…... v
DAFTAR TABEL …………………................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………............…………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………................………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………….............……………. 3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………….............………... 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran………….............…………. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar ………………………………………………………...... 5
B. Pengertian Minat……………………………………………………….... 6
C. Ciri-ciri Minat Belajar …………………………………...…….……..… 7
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa…………..…… 8
E. Indikator Minat Belajar………………………………………………….. 9
F. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar……………………………… 10
G. Media dan Alat Peraga Pendidikan……………………………..……….. 12
H. Fungsi Alat Peraga…………………………………………….………… 14
I. Prinsip Penggunaan Alat Peraga………………………………………… 14
J. Langkah Pembuatan Alat Peraga……………………………..…….…… 16
K. Penggunaan Alat Peraga Smart Wheel……………………….…………. 17
L. Mata Pelajaran Mtematika………………………………………………. 18
M. Bangun Datar…………………………………………………..…...…… 19
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu …….….. 22
1. Subjek Penelitian …………………………………………….……… 22
2. Tempat Penelitian ………………………………………………….… 22
3. Waktu Penelitian …………………………………………………….. 22
4. Pihak yang Membantu ……………………………………….….…… 22
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ……………………..............… 22
1. Siklus I................................................................................................... 22
2. Siklus II ……………………………………………..................……. 24
C. Instrumen Penilaian…………………………………………….………… 25
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….............…… 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ………................….. 27
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran…...............…..…. 29
1. Prasiklus ............................................................................................... 29
2. Siklus I …………………………………………………………….… 30
3. Siklus II ……………………………………………….................…... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan ………………………………………………………….…….. 36
B. Saran Tindak Lanjut …………………………………………….….….… 36
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…….……. 37
LAMPIRAN …………………………………………………………….....……. 38
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 4.1. Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa ……………………….…. 27


DAFTAR GRAFIK
halaman

Grafik 4.1. Minat Belajar Siswa…………………………………………………..… 28


DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kesediaan Sebagai Supervisor 2 ………………………………….. 38


Lampiran 2 Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika …….................. 39
Lampiran 3 Rencana Perbaikan Pembelajaran I (Siklus I) .................................. 41
Lampiran 3.1 Rencana Perbaikan Pembelajaran II (Siklus II) ............................ 48
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa (Siklus I) ……………………………..… 55
Lampiran 4.1 Lembar Observasi Siswa (Siklus II) ………………………...….. 57
Lampiran 5 Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor 2 ………………………. 59
Lampiran 6 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus I ……………………..……..….. 61
Lampiran 6.1 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus II …………………………..… 63
Lampiran 7 Dokumentasi Saat Pelaksanaan Siklus I dan II …………………… 65
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dalam Undang Undang Sisdiknas No 23 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bisa dilaksanakan di berbagai tempat,
salah satunya yaitu di sekolah. Menurut Gagne (dalam Aunurahman, 2014) belajar tidak
merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan adanya
kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan eksternal. Kondisi eksternal dapat
menyangkut kesiapan siswa dan sesuatu yang telah dipelajari, sedangkan kondisi eksternal
merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan
memperlancar proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar melalui proses
pembelajaran yang menyenangkan.
Pendidikan dan belajar merupakan komponen yang saling terkait. Dalam pencapaian
pendidikan, setiap individu memerlukan proses belajar. Belajar merupakan tingkah laku
untuk melakukan proses dan meningkatkan kemampuan mental pada individu. Siswa sebagai
pebelajar di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Siswa mengalami
perkembangan jiwa sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian. Guru
sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut
dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Dengan berakhirnya proses belajar, maka
siswa memperoleh hasil 3 belajar. Hasil belajar diperoleh dari tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
Matematika merupakan mata pelajaran yang sering menjadi pembahasan oleh siswa.
Bagi sebagian siswa, matematika merupakan mata pelajaran yang tidak mudah dipelajari,
membosankan, dan siswa tidak memiliki minat serta motivasi yang tinggi untuk mempelajari
matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Berdasarkan
pengamatan penulis, siswa SDN 2 Tukangkayu menganggap matematika adalah mata
pelajaran yang sulit, siswa cenderung lebih menyukai mata pelajaran selain matematika.
Sehingga di sini peran sekolah dan guru SDN 2 Tukangkayu berperan sangat penting dalam
meningkatkan minat belajar yang menyenangkan pada mata pelajaran matematika, khususnya
pada materi bangun datar.
Untuk membangun minat siswa, perlunya sebuah media atau alat sebagai perantara
belajar. Perlunya penggunaan alat peraga di dalam pembelajaran karena dapat menarik
perhatian siswa agar siswa lebih memperhatikan dan tidak merasa bosan sehingga merasa
tertarik dan tertantang untuk lebih mudah mempelajarinya. Dengan adanya alat peraga siswa
akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga
minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik,
terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. Alat peraga tersebut
adalah untuk memahami konsep-konsep dalam pelajaran matematika. Karena menurut Piaget
(Izzati dkk, 2008) anak usia 7-12 tahun berada pada tahap operasional konkret. Oleh karena
itu, peran benda konkret seperti alat peraga dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
menumbuhkan minat belajar dan membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
Menurut Faizal (2010), Alat Peraga Pendidikan adalah sebagai instrument audio maupun
visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi. Guru yang tidak menggunakan
alat peraga pada proses pembelajarannya akan menghambat proses penerimaan informasi dari
guru kepada siswa. Belum optimalnya penggunaan alat peraga, dimungkinkan menjadi faktor
rendahnya minat sehingga akan berdampak pada hasil belajar. Dengan demikian alat peraga
memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas
sebagai daya tarik tersendiri untuk memunculkan minat belajar pada siswa, terutama pada
pelajaran matematika.
Kurangnya minat pada pelajaran matematika menimbulkan anak cenderung kurang
memperhatikan, tidak fokus, sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik dan tidak
menyenangkan bagi siswa. Bahkan jika anak merasa belum memahami konsep yang
diberikan oleh guru, anak tidak berani bertanya dan cenderung diam. Pada saat pembelajaran
matematika di dalam kelas, sekitar 30% siswa di kelas IV A yang focus belajar. Berarti
pembelajaran yang dilaksanakan belum bisa dikatakan tuntas karena kurangnya minat
terhadap pembelajaran matematika.
Model pembelajaran roda pintar (Smart Wheel) adalah model pembelajaran yang
menggunakan permainan roda putar (Twister) yang mana dalam model pembelajaran ini
siswa di tuntut untuk aktif, membuat siswa berpikir, berbicara, mendengarkan dan saling
bekerja sama. Menurut Risnawati, dalam bukunya strategi pembelajaran matematika
permainan matematika adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan/menggembirakan yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dalam matematika baik aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Jadi permainan matematika merupakan alat yang efektif untuk
belajar (Salmawati, 2012).
Pentingnya alat peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan
senang dan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa
akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
Dalam hal ini, penggunaan alat peraga sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan minat dan
mengaktifkan pembelajaran siswa di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dengan judul “Peningkatan
Minat Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Smart Wheel Pada Materi Bangun Datar di
Kelas IV A Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka masalah yang menjadi faktor
perbaikan dalam penilaian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah penggunaan alat peraga smart wheel dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
materi bangun datar di kelas IV A SDN 2 Tukangkayu ?”

C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan perbaikan ini adalah mendiskripsikan
penggunaan alat peraga smart wheel untuk peningkatan minat belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika.

D. Manfaat Perbaikan
Manfaat yang diharapkan dari perbaikan ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi siswa
- Meningkatnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran Matematika
- Mempermudah siswa dalam memahami materi tentang Bangun Datar
b. Manfaat bagi guru
- Memperbaiki kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi,
karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.
- Meningkatkan kemampuan dalam merancang model pembelajaran yang sesuai untuk
materi penjumlahan, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, dan
menyenangkan
c. Manfaat bagi sekolah
- Meningkatkan kualitas sekolah karena adanya peningkatan kemampuan pada guru
dan pendidikan di sekolah.
- Menambah media baru sebagai sarana dan prasarana sebagai alat untuk menunjang
proses pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
Manusia selama hidupnya tentu membutuhkan ilmu, pengalaman dan perubahan. Ilmu,
pengalaman dan perubahan yang dibutuhkan oleh manusia bisa didapatkan melalui sebuah
proses. Proses untuk mendapatkan pengalaman dan perubahan disebut dengan belajar,
sehingga belajar itu diartikan sebagai kegiatan atau proses yang dilakukan oleh manusia
dalam usahanya untuk memeroleh perubahan serta pengalaman baru. Slameto (2013: 2)
menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Djamarah (2011) menjelaskan bahwa, belajar mempunyai enam ciri, antara lain belajar
berkaitan dengan perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat
fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar
belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku. Oleh karena itu, belajar merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu. Apabila
terjadi perubahan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa individu itu telah belajar. Oleh
karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah
memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru dan perbedaan
perilaku. Sedangkan menurut Hamalik (2013) menjelaskan bahwa belajar adalah
memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman. Menurut pengtian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan.
Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas
dari itu merupakan mengalami.
Rifa’i dan Anni (2012) berpendapat bahwa belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
1. Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku
Perilaku mengacu pada suatu tindakan atau berbagai tindakan Dalam kegiatan belajar di
sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai
berbagai bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilai yang
diajarkan oleh pendidik, sebagaimana telah dirumuskan di dalam tujuan pembelajaran. Untuk
mengukur apakah seseorang telah belajar atau belum, diperlukan adanya perbandingan antara
perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perubahan perilaku,
maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah belajar.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman
Pengalaman dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang
mencerminkan belajar. Pengalaman dalam belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan
sosial.
3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen
Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang susah untuk diukur.
Perubahan itu dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan
bertahun-tahun. Lama perubahan perilaku 21 yang berlangsung pada peserta didik tergantung
bagaimana proses belajar belangsung. Proses belajar mengakibatkan memori peserta didik
merekam belajar tersebut sebagai suatu perubahan perilaku, sehingga menghasilkan
pembelajaran yang bermakna.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang hakikat belajar maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan waktu dan proses.
Proses tersebut terjadi suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memeroleh suatu konsep, pemahaman, pengetahuan baru, sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku yang relatif baik dalam berpikir, merasa,
maupun dalam bertindak

B. Pengertian Minat
Menurut Sandjaja (2011) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba untuk aktivitas-aktivitas dalam bidang
tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Selain
itu minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati
suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan rasa ketertarikan,
perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan.
Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari
lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan
interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Dan faktor yang
menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan
motif sosial dan dorongan emosional.
Hurlock (2004) berpendapat bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat bahwa sesuatu menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun juga berkurang. Setiap minat
memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini semakin kuat
dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya semakin minat diekspresikan dalam kegiatan
semakin kuatlah ia. Sebaliknya minat akan semakin padam bila tidak disalurkan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan rasa
ketertarikan individu untuk memiliki rasa senang yang mendorong mereka untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku.

C. Ciri-Ciri Minat Belajar


Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Hurlock (2013) ada tujuh ciri
minat belajar sebagai berikut :
1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2. Minat tergantung pada kegiatan belajar
3. Perkembangan minat mungkin terbatas
4. Minat tergantung pada kesempatan belajar
5. Minat dipengaruhi oleh budaya
6. Minat berbobot emosional
7. Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan
timbul hasrat untuk memilikinya.
Menurut Slameto (2003) siswa yang berminat dalam belajar adalah memiliki
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari
secara terus-menerus, ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya,
memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati, lebih menyukai hal
yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang lainnya, dimanifestasikan melalui partisipasi
pada aktivitas dan kegiatan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar adalah memiliki
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu secara terus
menerus, memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang diminati, berpartisipasi
pada pembelajaran, dan minat belajar dipengaruhi oleh budaya. Ketika siswa ada minat dalam
belajar maka siswa akan senantiasa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan akan
memberikan prestasi yang baik dalam pencapaian prestasi belajar.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar yang berbeda-beda, menurut Syah (2003) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu
faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor
dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.
Aspek fisiologis merupakan aspek dimana kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang
menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam pembelajaran. Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri
siswa yang terdiri dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial. Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas.
Sedangkan lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi
pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar. Faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa lainnya yaitu faktor pendekatan belajar yaitu segala cara
atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat
belajar siswa merupakan faktor yang terletak pada diri siswa, lingkungan sekitar siswa, dan
strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang evektifitas dan efiesiensi proses
mempelajari materi tertentu.

E. Indikator Minat Belajar


Menurut Djamarah (2002) indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang, pernyataan
lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa di suruh,
berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian. Beberapa indikator minat
belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. (Slameto,
2010). Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar antara lain
:
1. Perasaan senang apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran
tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang
mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.
2. Keterlibatan siswa ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek
tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari
guru.
3. Ketertarikan berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu
benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas
dari guru.
4. Perhatian siswa minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam
penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat
pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut.
Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
Berdasarkan indikator minat belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa menunjukkan
rasa ketertarikan dan kesadaran untuk belajar tanpa adanya unsur paksaan. Indikator tersebut
berupa perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa.

F. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar


Peran guru agar dapat memahami karakteristik pembelajaran siswa di sekolah dapat
merancang pembelajaran dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Ada beberapa
karateristik perkembangan anak usia sekolah dasar yang harus diketahui oleh guru agar dapat
mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa sekolah dasar
memiliki rentang umur antara 6-12 tahun merupakan anak yang sering mengalami perubahan
drastis baik dari segi fisik maupun dari segi mental tentunya ada berbagai bentuk
perkembangan yang terjadi.
Perkembangan kognitif siswa sekolah dasar dapat meliputi perubahan yang terjadi dalam
pola pikir siswa sekolah dasar (Widodo, 2004). Ahli kognitif, Piaget (1964), menyatakan
bahwa ada empat fase kognitif yang dialami oleh anak yaitu :
1. Fase sensomotorik, berada pada rentang usia 0-2 tahun. Pada fase ini bayi yang baru lahir
dengan sejumlah refleks bawaan yang mendorong untuk mengeksplor dunianya.
2. Fase praoperasional, fase pada rentang 2-7 tahun. Fase ini anak belajar untuk dapat
merepresentasikan dan menggunkan objek melalui kata-kata maupun gambaran sesuatu.
3. Fase operasional kongkrit, fase berada pada rentang usia 7-11 tahun. Pada fase ini siswa
sudah dapat menggunakan logika. Tahapan ini siswa belajar untuk dapat memahami
sesuatu secara logis menggunakan bantuan benda kongkret. Pada fase ini siswa sekolah
dasar berada. Sehinggga diperlukan proses pembelajaran dengan penglogikaan melalui
benda-benda kongkret.
4. Fase operasional formal, fase pada rentang usia 12-15 tahun. Fase ini kemampuan
berpikir sudah dapat dilakukan secara abstrak. Selain itu siswa pada masa ini sudah dapat
melakukan penalaran secara logis dan dapat menarik kesimpulan dari informasi yang
disajikan. Secara rentang umur anak usia sekolah dasar berada pada fase operasional
kongkret. Fase ini menuntut guru untuk dapat mengembangkan penalaran siswa melalui
benda-benda kongret maupun dari pengalaman langsung siswa.
Menurut Suparno (2001), siswa yang berada pada tahap pemikiran operasional kongkret
sudah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya melalui benda-benda kongkret
sehingga semua komponen pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan tersebut.
Pada siswa kelas tinggi sudah mulai memasuki masa remaja. Salah satu tanda siswa
memasuki masa remaja adalah mulainya siswa untuk melakukan refletivitas. Reflektivitas
yang dimaksud adalah dengan berpikir tentang apa yang terjadi didalam benaknya dan
melakukan pengkajian sendiri. Siswa akan berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi.
Siswa pada fase ini akan mampu menyadari bahwa adanya perbedaan antara yang mereka
pikirkan, rasakan dan apa yang mereka laksanakan.
Berdasarkan panjelasan tersebut maka ada beberapa kebutuhan siswa sekolah dasar yang
perlu diketahui oleh guru yaitu antara lain :
a. Siswa suka bermain. Siswa merupakan anak yang menyukai permainan. Guru sangat
berperan dalam merencanakan pembelajaran yang terdapat kegiatan permainan. Intinya
pada proses pembelajaran belajar dengan serius namun dilaksanakan dengan santai.
b. Siswa aktif bergerak. Dalam hal ini siswa memiliki puncak kulminasi dari pengaktifan
maksimal sistem motorik halus dan kasar sehingga membuat siswa aktif bergerak. Guru
dapat merencanakan pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk bergerak dan aktif
bergerak dalam menemukan informasi pembelajaran.
c. Siswa sekolah menyukai peragaan langsung. Siswa SD merupakan siswa yang berada
pada masa operasional kongkret. Pada fase ini siswa akan belajar untuk mencari
keterhubungan antara konsep lama dengan konsep baru. Guru dapat mendesain
pembelajaran yang bersifat kongkret dan berhubungan dengan pengalaman nyata siswa.
Dengan guru memahami karakteristik dan kebutuhan siswa, diharapkan agar mampu
untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai. Proses pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak kepada
pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu peran guru dalam menentukan peragaan
langsung yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam mengembangkan pembelajaran sangat
diperlukan.

G. Media dan Alat Peraga Pendidikan


Gerlach dan Ely (2002) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketermapilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diaartikan sebagai alat-alat grafis, photogrfis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Kata
media digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media media komunikasi
seperti yang di kemukakan oleh Hamalik (2002) dimana dia melihat bahwa hubungan
komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media.
Menurut Gagne dan Bringgs (2002) secara implisit mengatakan bahwa media meliputi
alat yang secara fisik di gunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide, foto, gambar, grafik telefisi
dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Sedangkan menurut Sudjana (2015) media dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran pada gilirannya di harapkan dapat memepertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media dapat mempertinggi proses belajar siswa
yang berkenaan dengan manfaat media dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Pengajaran akan lenih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi
belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa
sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru tertapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan , mendemonstrasika dan
lain-lain.
Wijaya dan Rusyan (1994) berpendapat bahwa alat peraga pendidikan merupakan media
pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar
sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Alat peraga untuk
memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan
salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar
proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. (Sumad, 1972). Alat peraga
pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantproses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami
suatu materi. (Faizal, 2010)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dan alat peraga
memiliki peran yang berbeda. Perbedaan media pembelajaran dengan alat peraga terletak
pada fungsinya. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika fungsinya hanya sebagai alat
bantu. Sedangkan media pembelajaran sebagai sumber belajar jika bagian yang integral dari
seluruh kegiatan belajar. Jadi alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membantu
dalam proses belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai
bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi
pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses belajar-mengajar dalam garis besarnya
memiliki manfaat menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar,
memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat perhatian
dan aktivitas para siswa.

H. Fungsi Alat Peraga


Alat peraga merupakan media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang
menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan memperjelas 14 Konsep. Menurut
Ruseffendi (2012) ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran
matematika, diantaranya sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar termotivasi
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan
lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitualam bentuk model
matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk
meneliti ide-ide baru dan relasi baru.
Ruseffendi (1984) menyatakan bahwa alat peraga matematika itu berguna agar siswa
lebih besar minatnya, lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya, serta dapat melihat
hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan lingkungan di sekitarnya. Secara umum,
Sadiman (2014) menyatakan bahwa alat peraga mempunyai fungsi memperjelas pesan agar
tidak terlalu verbalisme, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera,
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar,
pembelajaran dapat lebih menarik, serta sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran
agar dapat ditingkatkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga berfungsi untuk
memperjelas konsep yang dipelajari karena konsep-konsep abstrak tersajikan dalam bentuk
konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang dipelajari.

I. Prinsip Penggunaan Alat Peraga


Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran akan membantu kelancaran,
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Alat peraga dapat 15 meningkatkan proses belajar
siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menyadari
pentingnya alat peraga dalam meningkatkan mutu keberhasilan proses pembelajaran, guru
dituntut untuk menguasai keterampilan pengembangan dan kegunaan alat peraga serta
keterampilan memilih alat peraga yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan. Pada
penggunaan alat peraga terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan
alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga
menurut Hermawan (2007, h. 88) diantaranya :
1. Tidak satupun sarana alat peraga dan alat praktik yang dapat sesuai dengan segala
macam kegiatan belajara mengajar.
2. Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu pelajaran tertentu
daripada sarana lainnya.
3. Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum tentu akan
memperjelas konsep. Bahkan sebaliknya dapat mengalihkan perhatian siswa.
4. Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus bagian-bagian integral dari
pelajaran yang akan disampaikan.
5. Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat mengaktifkan siswa.
Oleh karena itu, siswa diperlukan sebagai peserta yang aktif.
6. Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi waktu tapi
untuk memperjelas konsep.
7. Alat peraga meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir.
8. Alat peraga bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil
belajar siswa dengan menggunakan alat peraga akan bertahan lama pada ingatan siswa
sehingga pembelajaran memiliki kualitas yang tinggi.
Sudjana (2014) menyatakan bahwa penggunaan alat peraga hendaknya guru
memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga mencapai hasil yang
baik. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya menentukan jenis alat peraga dengan tepat ,
menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, apakah sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan siswa, menyajikan alat peraga dengan tepat, yaitu disesuaikan
dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada, serta menempatkan atau
memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan alat peraga
terdapat prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga dapat secara optimal
sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

J. Langkah Pembuatan Alat Peraga


Pembuatan dan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar perlu dilandasi
oleh jalan pikiran yang sistematis agar alat peraga itu berperan dalam kegiatan belajar
mengajar, terpadu dengan proses belajar mengajar lainnya. Menurut Hermawan (2007, h. 90)
langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan alat peraga yaitu :
1. Mempelajari silabus yang akan dipelajari
2. Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
3. Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok yang akan diajarkan
4. Menetapkan strategi belajar mengajar yang efektif
5. Menentukan jumlah dan jelis alat dalam kegiatan belajar mengajar
6. Pembuatan alat peraga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan barang bekas atau
bahan lain yang ada di lingkungan sekolah yang mudah didapat dan dibuat sendiri oleh
guru
7. Mencoba alat peraga yang dibuat
8. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan alat peraga yang dibuat.
Merancang sebuah alat peraga tidaklah mudah, terdapat langkah-langkah yang yang
dilalui termasuk dibutuhkan pula beberapa persiapan agar alat peraga yang dihasilkan dapat
berfungsi secara optimal. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2002) bahwa ada empat
langkah dalam menyiapkan alat peraga diantaranya menetapkan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga. Pada langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, guru dapat merancang alat peraga yang akan dipakai dalam pembelajaran, membuat
alat peraga yang akan dipakai, dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga yang telah dibuat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan alat peraga
terdapat langkah – langkah pembuatan yang harus dilaksanakan, hal ini dimaksudkan agar
alat peraga yang dirancang dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Langkah
– langkah tersebut diantaranya, mempelajari silabus dan menentukan tujuan pembelajaran,
menentukan strategi dan alat peraga yang akan digunakan, membuat dan mencoba alat
peraga, serta melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah dibuat.

K. Pengggunaan Alat Peraga Smart Wheel


Model pembelajaran roda pintar adalah model pembelajaran yang menggunakan
permainan roda putar yang mana dalam model pembelajaran ini siswa di tuntut untuk aktif,
membuat siswa berpikir, berbicara, mendengarkan dan saling bekerja sama. Menurut
Risnawati, dalam bukunya strategi pembelajaran matematika permainan matematika adalah
sesuatu kegiatan yang menyenangkan/menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran dalam matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Jadi
permainan matematika merupakan alat yang efektif untuk belajar (Salmawati, 2012).
Untuk membangun minat peserta didik dalam pembelajaraan matematika, sebagai guru
perlu adanya inovasi dalam menyajikan sebuah materi dan metode pembelajaran. Metode
belajar sambil bermain merupakan cara yang menyenangkan bagi siswa yaitu dengan
penggunaan alat peraga Roda Pintar Matematika. Roda pintar dalam Bahasa Inggris yaitu
Smart Wheel. Smart wheel ini bisa digunakan untuk rumus-rumus bangun datar seperti
persergi, persegi panjang, segitiga, dan lain-lain. Alat peraga ini tidak hanya pelajaran
matematika, tetapi bisa digunakan dalam pelajaran lainnya.
Smart wheel merupakan alat peraga yang sangat kreatif, menarik, lebih mudah dan cepat
dalam menghafal rumus-rumus matematika dengan mudah. Pada umumnya orang bermain
roda putar hanya untuk hiburan semata. Dari hal tersebut guru memanfaatkan permainan roda
putar menjadi roda pintar sebagai media pembelajaran matematika khususnya dalam materi
bangun datar. Pada pembelajaran bangun datar, roda pintar ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana anak mengetahui tentang ciri-ciri dan rumus bangun datar yang sudah dipelajari.
Langkah-langkah penggunaan media smart wheel antara lain :
1. Smart wheel menyediakan rumus, lembar soal, dan lembar jawaban
2. Setiap lembar pertanyaan harus dijawab oleh siswa dan mecocokkan hasil jawabannya
dengan lembar jawaban yang sesuai
3. Siswa bisa memutar roda untuk melihat rumus yang sudah tersedia berdasarkan arah
panah
4. Siswa bermain individu secara bergantian
5. Siswa mengambil lembar soal dan menunjukkan lembar soal tersebut terhadap siswa
lainnya
6. Siswa menghitung jawaban dari lembar soal yang di dapat di papan tulis
7. Siswa mencocokkan hasil jawabannya di tempat yang sudah tersedia
8. Guru menilai jawaban siswa

L. Mata Pelajaran Matematika


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2010) matematika adalah ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. Menurut Eka Tinggih yang dikutip oleh Suherman (2003),
secara etimologis, pengertian matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh secara
bernalar”. Jadi matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir. Menurut
Ruseffendi (1988) matematika adalah bidang studi 16 yang membantu pembentukan pribadi
anak agar bersikap dan memiliki sikap-sikap kreatif, kritis, ilmiah, jujur, hemat disiplin, dan
tekun.
Dalam proses belajar matematika selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung,
juga diperlukan pendukung dalam proses pembelajaran, antara lain adalah alat peraga yang
memadai, penggunaan metode yang tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang
menunjang. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, sebaiknya guru mencari penyebab
rendahnya minat belajar. Antara lain adalah karena kurangnya minat belajar siswa karena
tidak tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru, atau karena kekurangan atau
kesalahan penggunaan alat peraga sehingga menghambat penerimaan pelajaran secara
maksimal. (Heruman, 2008)
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang
dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa
memerlukan alat bantu yang berupa media atau alat peraga yang dapat memperjelas apa yang
akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses
pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkrit, semi konkret, semi abstrak,
dan selanjutnya abstrak (Heruman, 2008). Anak SD masih berada pada tingkat operasional
kongkret. Ini berarti bahwa anak belum dapat berfikir secara abstrak. Oleh karena itu dalam
mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan benda-benda konkret.
Dengan adanya pembelajaran dengan alat peraga, guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah
satu manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan alat bantu adalah memudahkan
guru dan siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.
Penggunaan alat peraga sangat besar manfaatnya bagi anak-anak berkesulitan belajar
terutama dalam konsep menghafalkan rumus. Alat peraga ini dapat mengkonkretkan hal-hal
yang bersifat abstrak dalam menghafalkan rumus. Menurut Dienes (2009) setiap konsep atau
prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna jika pertama-tama disajikan kepada
perserta didik dalam bentuk-bentuk konkret seperti alat peraga.

M. Bangun Datar
Bangun datar menurut Rahaju (2008) dapat didefinisikan sebagai bangun yang
mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal.
Bangun datar ditinjau dari sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni bangun datar
yang memiliki empat sisi dan bangun datar yang memiliki tiga sisi. Bangun datar yang
memiliki empat sisi disebut segiempat sedangkan bangun datar yang memiliki tiga sisi
disebut segitiga (Sinaga, dkk, 2013). Segiempat terdiri dari persegi, persegi panjang, jajar
genjang, belah ketupat, layanglayang, dan trapesium, sedangkan segitiga terdiri dari segitiga
sama kaki, sama sisi, siku-siku dan sebarang.
Dari uraian diatas maka bisa didefinisikan bahwa pembelajaran matematika adalah
proses interaksi antara guru dan siswa yaitu guru memberikan materi matematika kepada
siswa untuk belajar, baik di dalam atau di luar kelas agar siswa dapat memahami dan
menguasai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Bangun datar segi empat diantaranya
yaitu :
1. Persegi panjang
Persegi panjang adalah suatu segiempat yang keempat sudutnya siku-siku dan panjang
sisi-sisi yang berhadapan sama. Sifat-sifat persegi panjang adalah:
a. Mempunyai empat sisi
b. Mempunyai 2 simetri lipat
c. Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama dan sejajar
d. Keempat sudutnya siku-siku
e. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
Misalkan suatu persegi panjang dengan panjang p satuan panjang dan lebar l satuan
panjang. Jika K satuan panjang menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas,
maka rumus keliling dan luas persegi panjang adalah K = 2 (p + l) dan L = p × l (Rahaju,
2008).
2. Persegi
Persegi adalah suatu segiempat yang panjang keempat sisinya sama. Sifat-sifat persegi
adalah :
a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
b. Mempunyai 4 simetri lipat
c. Keempat sudutnya siku-siku
d. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang
e. Panjang keempat sisinya sama
f. Setiap sudutnya dibagi dua sama ukuran oleh diagonal-diagonalnya
g. Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.
Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan panjang. Jika K satuan panjang
menyatakan keliling dan L satuan kuadrat menyatakan luas, maka rumus keliling dan luas
daerah persegi adalah K = 4s dan L = s × s (Rahaju, 2008).
3. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi dengan adanya tiga buah sisi serta
memiliki tiga buah titik sudut. Sifat-sifat segitiga adalah :
a. Dibatasi oleh tiga buah garis yang saling berpotongan antar dua garisnya
b. Jumlah dua sisi segitiga selalu lebih besar dari panjang sisi segitiga lainnya (a + b > c, a
+ c > b dan b + c > a)
c. Ketiga titik sudut dalam segitiga berjumlah 180ᵒ
d. Tidak memiliki diagonal sisi
Misalkan suatu segitiga a satuan alas dan t satuan tinggi. Jika K menyatakan keliling dan
L menyatakan luas, maka rumusnya adalah Luas = ½ × alas × tinggi. Luas = √[s(s – a)(s – b)
(s – c)] dengan s = ½ (a + b + c), Keliling = a + b + c dengan a, b dan c adalah sisi-sisi
segitiga. (Rahaju, 2008).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu, dan Rancangan
Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian penilaian tindakan kelas adalah siswa kelas IV SDN 2
Tukangkayu Kecamatan Banyuwangi pada Semester II Tahun Pelajaran 2023/2024 sebanyak
33 siswa.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di SDN 2 Tukangkayu Jalan Kolonel
Sugiono No. 51, Kecamatan Banyuwangi. Dengan pertimbangan bahwa selain karena
permasalahan yang ada, lokasi tersebut merupakan tempat mengajar peneliti. Penelitian
tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus dengan waktu sebagai
berikut:
1) Waktu pelaksanaan penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 14 Agustus 2023
2) Waktu pelaksanaan penelitian Siklus II, hari Rabu, 16 Agustus 2023

3. Pihak yang Membantu


1) Ibu Kepala Sekolah SDN 2 Tukangkayu
2) Supervisor 2 / observer
3) Bapak / Ibu Guru SDN 2 Tukangkayu

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan,
pengamatan, dan reflekasi.

Siklus I

1. Perencanaan
1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan
2) Merancang pembuatan rencana pelaksanaan pengajaran
3) Merancang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga smart wheel dan
merancang pembuatan smart wheel
4) Merancang analisis minat siswa terhadap alat peraga smart wheel
5) Merancang observasi pelaksanaan tindakan kelas oleh guru dan merancang
observasi aktivitas belajar siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang disusun pada
perencanaan. Peneliti berusaha meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi bangun
datar dengan keterlibatan siswa melalui alat peraga smart wheel. Pelaksanaan ini terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
a) Kegiatan Pendahuluan
1) Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing
2) Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran, menginformasikan pelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang
”Bangun Datar”
3) Guru menyampaikan tahapan kegiatan dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1) Dilaksanakan pada jam pelajaran pertama selama 45 menit
2) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang luas dan keliling bangun datar
persegi, persegi panjang, dan segitiga
3) Guru mengamati pemahaman konsep yang telah dikuasai siswa
4) Guru menunjukkan alat peraga smart wheel dan siswa mengamatinya
5) Siswa diminta menyebutkan bangun datar apa saja yang terdapat di alat peraga smart
wheel
6) Guru menjelaskan cara kerja alat peraga smart wheel
7) Siswa diminta maju satu per satu untuk mengerjakan soal yang terdapat di smart
wheel.
c) Kegiatan Penutup
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan belajar, bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari, guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi serta tes
formatif untuk mengetahui minat belajar siswa pada siklus I.
3. Pengamatan
Penelitian berkolaborasi dengan teman seprofesi untuk melakukan pengamatan. Observer
mengamati jalannya pembelajaran dan penilaian kemampuan guru dalam mengelola kelas,
kelompok, serta menilai kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS. Melakukan penilaian
hasil latihan soal yang dikerjakan siswa secara individual.
4. Refleksi
Guru sudah menyediakan alat peraga smart wheel, siswa masih bingung ketika
mengerjakan soal di alat peraga smart wheel, bentuk soal yang terdapat di smart wheel terlalu
singkat sehingga siswa kesulitan memahaminya, hasil tes formatif pada materi ini masih
rendah, maka perlu diadakan siklus II, alat peraga smart wheel perlu diberi bingkai agar
mudah digunakan dan lebih menarik bagi siswa, guru perlu menjelaskan kembali cara
menggunakan alat peraga smart wheel agar yang belum jelas dapat mengetahui, dalam
membuat simpulan hasil diskusi, guru perlu memberi bimbingan pada tiap siswa.

Siklus II

1. Perencanaan
Guru menyiapkan materi pelajaran, guru menyusun rencana pelaksanaan pengajaran,
guru menyiapkan instrumen pembelajaran, antara lain: lembar pengamatan guru, lembar
pengamatan siswa, dan lembar kerja siswa, guru membingkai alat peraga smart wheel, guru
menyusun tes formatif.
2. Pelaksanaan
1) Dilaksanakan pada jam pelajaran pertama selama 45 menit
2) Guru meletakkan alat peraga smart wheel di depan kelas dengan mengaitkannya di
papan tulis
3) Guru memeragakan cara kerja menggunakan alat peraga smart wheel untuk
menjelaskan materi mengukur luas dan keliling bangun datar persegi, persegi
panjang, dan segitiga, beberapa siswa memeragakan alat peraga smart wheel sesuai
perintah
4) Guru mengawasi siswa dan memberi bimbingan jika siswa menemui kesulitan
5) Siswa membuat simpulan hasil diskusi dengan bimbingan guru.
3. Pengamatan
Penelitian berkolaborasi dengan tema seprofesi untuk melakukan pengamatan, observer
mengamati jalannya pembelajaran dan penelitian kemampuan guru dalam mengelola kelas,
dan menilai minat siswa dalam penggunaan alat peraga smart wheel.
4. Refleksi
Alat peraga smart wheel untuk memudahkan siswa memahami rumus bangun datar yang
diolah oleh guru berlangsung lancar mudah dipahami siswa, karena mudah digunakan, siswa
dapat bermain dan belajar dengan menggunakan alat peraga smart wheel, siswa sangat
antusias dan tertarik dalam menggunakan alat peraga smart wheel.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan peraga
petak persegi satuan dalam pembelajaran pengukuran luas dan keliling persegi, persegi
panjang dapat mencapai hasil yang optimal.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1) Lembar pengataman (observasi)
2) Angket
3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ini menggunakan catatan observasi yang dilakukan sejak awal
sampai akhir siklus. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan
belajar siswa. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan
hambatan yang dijumpai. Bagian terpenting dari refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap
keberhasilan pembelajaran dan target tujuan yang ingin dicapai.
Data hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra kolaborasi,
kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan minat
belajar siswa dianalisis berdasarkan data persentase. Dari hasil analisa ini dapat diketahui
apakah hipotesis penelitian yang sudah ditentukan dapat dibuktikan atau belum.
Analisis data merupakan penentu dalam menyusun dan mengolah data yang
dikumpulkan guna mempermudah mendapatkan kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut. Persentase minat belajar siswa dicari dengan menggunakan rumus :
f
P= x 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase N = Jumlah skor ideal
f = Jumlah skor yang dilakukan guru
Kriteria penilaian sikap dalam pembelajaran :
1 = sangat kurang 3 = cukup
2 = kurang 4 = baik

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil analisis data minat belajar siswa pada pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
atau pra siklus, siklus I dan siklus II setelah menggunakan alat peraga smart wheel
ditunjukkan pada tabel 4.1.
Pada hasil observasi awal diperoleh masalah yang terjadi dalam pembelajaran
matematika yaitu siswa kurang memperhatikan/melamun, tidak fokus, sehingga
menyebabkan siswa menjadi bosan dalam menerima pelajaran dan tidak memiliki minat dan
motivasi yang tinggi untuk mempelajari matematika karena dianggap pelajaran yang sulit
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru kelas yang hanya menggunakan
metode konvensional atau ceramah, selain itu kurangnya media pembelajaran seperti alat
peraga membuat siswa kesulitan memahami informasi dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan kondisi tersebut sebelum pelaksanaan siklus I analisis hasil observasi
menggunakan angket yang di beri tanggapan oleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa


Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Tahapan Persentase Kriteria

1. Pra siklus 57,47 % Cukup

2. Siklus I 83,92 % Tinggi

Sangat
3. Siklus II 95,83 %
Tinggi

Berdasarkan hasil analisis angket minat belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa tahapan pra siklus menunjukkan persesntase 57,47 % dengan kriteria
cukup, siklus I sebesar 83,92 % dengan kriteria tinggi, dan siklus II dengan jumlah persentase
mencapai 95,83 % dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
alat peraga Smart Wheel sangat mempengaruhi minat belajar siswa SDN 2 Tukangkayu. Dan
dapat dibuktikan melalui hasil obervasi siswa pada siklus 1 berikut.
Dari hasil obsevasi yang dilaksanakan pada siklus I, siswa sudah banyak yang antusias
dan berminat dalam penggunaan alat peraga Smart Wheel sehingga terdapat beberapa siswa
yang perhatiannya pada saat guru menerangkan. Dapat diamati pada hasil lembar observasi
siswa menunjukkan bahwa rata-rata 83,5% yang mengindikasikan bahwa siswa telah
menunjukkan minat belajarnya pada bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga
melalui penggunaan alat peraga Smart Wheel.
Berdasarkan hasil obsevasi yang dilaksanakan pada siklus II, minat belajar siswa dalam
materi bangun datar dengan penggunaan alat peraga Smart Wheel telah menujukkan hasil
prosentase yang sangat signifikan, yaitu sebesar 92,94%. Dengan demikian hasil obervasi di
siklus II menunjukkan minat yang lebih besar lagi pada penggunaan alat peraga Smart Wheel.
Minat belajar siswa pada penggunaan alat peraga Smart Wheel dari pra siklus sampai siklus
II telah menunjukkan prosentase yang kian meningkat yaitu hampir 100%. Peningkatan tiap
siklus dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Gambar: 4.1. Grafik Minat Belajar Siswa

Dari gambar grafik diatas menunjukkan peningkatan hasil prosentase minat belajar siswa
dari pra siklus sebesar 57,47%, siklus I sebesar 83,92 dan siklus II sebesar 95,83 %.
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga Smart Wheel
menunjukkan peningkatan dan minat belajar bagi siswa SDN 2 Tukangkayu dengan materi
bangun datar luas dan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan awal sebelum menggunakan alat peraga smart wheel, telah
diketahui bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika masih tergolong
rendah. Dari data angket minat belajar ditunjukan bahwa persentase sebesar 57,47 %. Hal ini
disebabkan karena kurangnya media pembelajaran seperti alat peraga yang penggunaannya
dapat menarik perhatian siswa. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, sebaiknya guru
mencari penyebab rendahnya minat belajar. Antara lain adalah karena kurangnya minat
belajar siswa karena tidak tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru, atau karena
kekurangan atau kesalahan penggunaan alat peraga sehingga menghambat penerimaan
pelajaran secara maksimal. (Heruman, 2008)
Selama ini guru belum pernah membuat alat peraga pembelajaran yang bervariasi. Dari
informasi yang diperoleh peneliti bahwa siswa kurang aktif dan mudah bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung siswa lebih banyak mendengar,
menulis dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu siswa sulit
memahami materi yang bersifat abstrak. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa
memerlukan alat bantu yang berupa media atau alat peraga yang dapat memperjelas apa yang
akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses
pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkrit, semi konkret, semi abstrak,
dan selanjutnya abstrak (Heruman, 2008). Sehingga siswa tidak bersemangat untuk mengikuti
pembelajaran mata pelajaran matematika. Hal ini menunjukan bahwa motivasi atau dorongan
belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika sangat kurang, sehingga siswa kurang
berminat untuk memperhatikan pelajaran.
Dari analisis hasil data angket minat belajar siswa dan informasi yang diperoleh peneliti
sebelum tindakan melalui tanya jawab dengan guru maupun siswa, dijadikan dasar peneliti
untuk melakukan penelitian pada tindakan siklus I. Pada pembelajaran siklus I minat belajar
siswa baru dibangkitkan dengan penggunaan alat peraga smart wheel. Dengan menelaah
permasalahan dari hasil analisis data angket minat belajar siswa yang diberikan kepada siswa
sebelum tindakan. Dari permasalahan yang dialami oleh siswa selama mengikuti
pembelajaran matematika sebelumnya, maka pada siklus I melalui penggunaan alat peraga
smart wheel diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata palajaran
matematika.

2. Siklus I
Pada siklus I materi yang disampaikan adalah luas dan keliling bangun datar. Tindakan
pada pembelajaran siklus I dengan penggunaan alat peraga smart wheel yang telah dibuat
oleh guru. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memulai
pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa dan menjelaskan bangun datar. Ada
3 bangun datar yang dijelaskan oleh guru yaitu persegi, persegi panjang, dan segitiga. Bangun
datar yang memiliki empat sisi disebut segiempat sedangkan bangun datar yang memiliki tiga
sisi disebut segitiga (Sinaga, dkk, 2013). Guru mengulas materi yang sebelumnya yaitu
tentang rumus bangun datar luas dan keliling persegi, persegi panjang dan segitiga.
Kemudian menuntun siswa untuk mengamati dan menggunakan smart wheel sebagai alat
peraga atau media pembelajaran. Kemudian guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang
bangun datar yang ada pada alat peraga smart wheel. Guru mendemonstrasikan tentang cara
kerja atau bermain smart wheel. Alat peraga smart wheel atau roda pintar terdapat gambar
bangun datar, saku untuk lipatan soal, saku untuk lipatan jawaban, dan roda yang dapat
diputar serta didalamnya sudah terdapat rumus bangun datar. Guru memberi kesempatan
siswa mencoba bermain smart wheel satu per satu. Siswa mengambil lipatan soal terlebih
dahulu, kemudian membacakan soalnya di depan kelas dan mengerjakan di papan tulis.
Sebelum mengerjakan soal di papan tulis, siswa memutar smart wheel terlebih dahulu, dan
menunjuk bangun datar yang terdapat pada soal. Setelah memutar dan mengerjakan soal di
papan tulis, siswa menemukan jawaban yang kemudian dicocokkan dengan lipatan jawaban
yang sudah tersedia di saku smart wheel. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa kalau
jawaban yang dikerjakan di papan tulis tidak ada di lipatan jawabannya maka jawaban siswa
salah, begitupun sebaliknya.
Dalam pembelajaran siklus I, siswa diajak untuk mengamati dan merasakan pengalaman
penggunaan alat peraga smart wheel yang didemonstrasikan oleh guru. Selanjutnya, guru
memberikan instruksi kepada seluruh siswa untuk mencoba menggunakan alat peraga smart
wheel sesuai dengan pembahasan materi yang disampaikan. Setelah itu dibandingkan
pengalaman apa yang dirasakan dan didapatkan oleh siswa setelah menggunakan alat peraga
smart wheel dicatat ke dalam tabel pengamatan observasi. Dalam kegiatan tersebut
menunjukkan antusias belajar siswa meningkat. Dari hasil data angket minat belajar siswa
pada pembelajaran siklus I dengan penggunaan alat peraga Smart Wheel, menunjukan bahwa
minat belajar siswa mengalami peningkatan cukup signifikan, dengan ditunjukkan dari
persentase (83,09%) sebelum tindakan menjadi (95,83%) setelah tindakan.
Penggunaan alat peraga Smart Wheel dalam pembelajaran yang berlangsung, membuat
siswa aktif dan tertarik untuk melakukan pengamatan serta interaksi media terhadap isi materi
yang ada didalamnnya dengan tampilan yang menarik dan lebih riil. Memiliki manfaat yang
sangat besar bagi siswa berkesulitan belajar terutama dalam konsep menghafalkan rumus, hal
ini sesuai dengan pendapat Dienes (2009) bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat
dimengerti secara sempurna jika pertama-tama disajikan kepada perserta didik dalam bentuk-
bentuk konkret seperti alat peraga Smart Wheel. Sehingga siswa akan mempelajari bangun
datar dengan mudah. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa akan dapat menyimpulkan
sendiri dari hasil kegiatan belajar tersebut. Namun pada siklus I ini kebanyakan siswa masih
rendah dalam mempelajari materi matematika secara mandiri dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Dan selama proses pembelajaran, siswa masih banyak yang bingung dan
kesulitan memahami soal. Karenanya siswa perlu diberi bimbingan dan dorongan motivasi
agar siswa mempunyai semangat mengikuti pembelajaran mata pelajaran matematika. Dari
aspek tersebut masih tergolong belum optimal. Hal ini disebabkan siswa masih belum
terbiasa karena pembelajaran sebelumnya siswa belum pernah merasakan pengalaman belajar
menggunakan alat peraga seperti Smart Wheel.
Berdasarkan hasil analisis, maka peneliti melakukan perbaikan dalam menerapkan alat
peraga Smart Wheel pada tindakan siklus II. Ada beberapa hal yang diperhatikan pada siswa
dalam tindakan siklus II, dari refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi belajar siswa lebih ditingkatkan agar minat belajar siswa juga meningkat
dengan cara memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dalam bertanya dan
menjawab.
b. Meningkatkan kemampuan dan percaya diri dalam berinteraksi dengan alat peraga smart
wheel, dengan memperbolehkan siswa mempelajarinya sendiri ketika istirahat sekolah.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket tentang minat belajar, dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I, jumlah siswa yang minat
pada penggunaan alat peraga Smart Wheel adalah 16 siswa dan jumlah siswa yang sangat
minat adalah 12 siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004) bahwa minat yang
terjadi pada siswa mendorong siswa untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih. Dengan demikian hasil siklus I dapat disimpulkan bahwa penggunaan
alat peraga Smart Wheel menujukkan hasil rata-rata 83,9% (minat) pada materi bangun datar
Matematika.

3. Siklus II
Tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
I. Dimana pembelajaran pada siklus I, guru memulai pembelajaran dengan penggunaan alat
peraga bangun datar. Siswa diminta untuk menyebutkan contoh bangun datar yang diketahui
dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi serta menjelaskannya. Kemudian guru
memberi penjelasan dan membenarkan argumen siswa yang belum tepat.
Guru mengarahkan untuk melakukan kegiatan belajar interaktif dengan bermain
menggunakan alat peraga Smart Wheel sesuai dengan langkah-langkah yang sebelumnya dan
hal ini sesuai dengan pendapat Salmawati (2012) bahwa permainan matematika merupakan
alat yang efektif untuk belajar. Empat siswa mecoba bermain menggunakan alat peraga
Smart Wheel dengan memilih lipatan soal yang ada di saku Smart Wheel untuk dipahami.
Setelah mendapatkan lipatan soal, guru meminta siswa memperlihatkannya dihadapan siswa
lain dan membacanya di depan kelas. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk memutar
Smart Wheel dan menanyakan rumus yang akan dicari. Setelah itu siswa mulai mengerjakan
soal tersebut di papan tulis. Setelah menghitung jawabannya di papan tulis, siswa mencari
jawaban yang sama di saku lipatan jawaban Smart Wheel dan mencocokkan hasilnya.
Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa menyampaikan hasil jawabannya dan
menanyakan apakah jawaban dari siswa tersebut tepat atau tidak. Guru membenarkan
jawaban siswa yang kurang tepat dari hasil yang diperoleh dan menyimpulkan hasilnya
diakhir kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran pada siklus II dengan memanfaatkan alat peraga Smart Wheel,
meningkatkan minat belajar siswa dengan baik. Dari data angket minat siswa menunjukan
dengan persentase dari 83,92 % pada sikus I menjadi 95,83 % pada siklus II. Hal ini
dikarenakan siswa telah cukup terbiasa dan menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi
dalam penggunaan alat peraga Smart Wheel untuk memahami materi bangun datar. Terdapat
28 siswa terlihat semakin antusias, dan menantang untuk berpikir serta semakin mampu
memahami materi secara mendiri.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan terlihat bahwa
penggunaan alat peraga Smart Wheel pada pembelajaran matematika menunjukkan
peningkatan motivasi belajar yang baik dan antusiasme siswa meningkat. Artinya
menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa terhadap materi yang telah
disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004) bahwa bila siswa melihat
bahwa sesuatu menguntungkan, mereka merasa berminat kemudian mendatangkan kepuasan.
Bila kepuasan berkurang, minat pun juga berkurang. Setiap minat memuaskan suatu
kebutuhan dalam kehidupan siswa, walaupun kebutuhan ini semakin kuat dan bertahan pada
minat tersebut. Selanjutnya semakin minat diekspresikan dalam kegiatan semakin kuatlah ia.
Sebaliknya minat akan semakin padam bila tidak disalurkan. Berdasarkan pedoman observasi
guru dan siswa pada siklus II jumlah siswa yang kurang minat tidak ada, sedangkan siswa
yang sangat minat adalah 28 siswa yang berarti seluruh siswa SDN 2 Tukangkayu sangat
minat pada alat peraga Smart Wheel.
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II peningkatan minat belajar telah megalami
peningkatan yang lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan minat belajar siswa dalam
penggunaan alat peraga Smart Wheel karena setelah guru membuat tampilan Smart Wheel
yang lebih menarik dengan menambahkan bingkai agar bisa digunakan dalam jangka waktu
yang lama. Lipatan soal juga dibuat lebih lengkap disertai gambar agar mudah dipahami oleh
siswa. Sebanyak 92,94% siswa yang mengindikasikan bahwa siswa sudah sangat baik dalam
mengikuti pembelajaran matematika melalui bentuk-bentuk konkret seperti alat peraga Smart
Wheel. Dienes (2009) berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat
dimengerti secara sempurna jika pertama-tama disajikan kepada perserta didik dalam bentuk-
bentuk konkret seperti alat peraga.
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa materi luas dan keliling bangun datar
yang menggunakan alat peraga Smart Wheel memiliki dampak positif dalam meningkatkan
minat belajar siswa. Sedangkan sebelum tindakan kelas rata-rata menunjukkan 57,47% dari
hasil angket minat belajar siswa yang sudah dilaksanakan. Sedangkan pada siklus I
menunjukkan rata-rata 83,9% dan siklus II 100%. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya semangat siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Minat belajar siswa
meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu masing-masing sebesar 83,9% dan 100%. Pada
siklus II Peningkatan minat belajar siswa telah tercapai secara sempurna. Bertambahnya
minat belajar siswa terhadap penggunaan alat peraga Smart Wheel telah sesuai dengan
indikator minat belajar. Menurut Djamarah (2002) indikator minat belajar yaitu rasa
suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk
belajar tanpa di suruh, dan berpartisipasi dalam aktivitas belajar. Dalam hal ini siswa kelas IV
A di SDN 2 Tukangkayu telah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dengan
prosentase 95,83%.
Dari hasil kegiatan pembelajaran matematika melalui penggunaan alat peraga Smart
Wheel yang dilakukan selama dua siklus, hasil yang diperoleh menunjukkan pada siklus
pertama, penerapan pembelajaran memberikan minat yang baik. Pada siklus kedua media
atau alat peraga dibuat lebih menarik dan di dalam pembelajaran melalui bingkai yang lebih
menarik dari pada siklus I, sehingga lebih mendorong siswa untuk lebih minat dalam
mengikuti pembelajaran matematika dan memudahkan siswa untuk menangkap pelajaran
yang disimaknya. Hal ini menunjukkan meningkatnya siswa dalam belajar. Peningkatan
minat siswa terhadap menurut Slameto (2003), siswa yang berminat dalam belajar adalah
memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang
dipelajari secara terus-menerus dan ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang
diminatinya.
BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Minat belajar terhadap penggunaan materi bangun datar luas dan keliling persegi, persegi
panjang, dan segitiga siswa kelas IV SDN 2 Tukangkayu Kecamatan Banyuwangi tahun
pelajaran 2023/2024 setelah mengikuti pembelajaran dengan penggunaan alat peraga smart
wheel mengalami perubahan. Minat belajar siswa ini ditunjukkan dari data non tes melalui
observasi. Berdasarkan data observasi pada siklus I kegiatan pembelajaran mulai terlihat
bersemangat, siswa antusias dalam menerima pembelajaran dengan alat peraga smart wheel.
Sebagian siswa masih bingung dalam pembelajaran, dan masih banyak siswa yang
menunjukkan sikap antusias dan sangat memperhatikan ketika guru sedang menerangkan.
Sementara itu, pada siklus II terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik lagi.
Siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa
sudah mulai menyesuaikan dengan alat peraga tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alat peraga smart wheel dapat meningkatkan perilaku positif siswa dan
mengubah perilaku negatif siswa ke arah yang lebih baik.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan dan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas
di kelas IV SDN 2 Tukangkayu, maka saran ke depannya adalah guru perlu menjelaskan
kembali cara menggunakan alat peraga smart wheel agar yang belum jelas dapat mengetahui
lebih jelas lagi dan alat peraga Smart Wheel perlu diberi paku bukan pinnes supaya dapat
menempel pada papan lebih kuat. Guru juga dapat seringkali melakukan perbaikan
pembelajaran, ditambah lagi dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, metodologi,
pendekatan yang dapat digunakan agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Sehingga
hasil perbaikan pembelajaran yang diperoleh akam mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

Nurhasanah, S. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa.


Jurnal Pendidikan, 1 (1), Hal. 128-135

Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.


Jurnal Formatif, 6 (1), Hal. 35-43

Suprayekti. (2004). Pembahasan Pembelajaran di SD. Jakarta Pusat : Penerbit Universitas


Terbuka.

Wibawa, B & Mukti, D. (2001). Buku Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Alternatif
Matematika. Jakarta: Depdiknas.

Yunniartien, E. (2017). Penggunaan Media Roda Pintar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Kelas IV SDN 1 Dasan Tereng. Skripsi. Mataram: Universitas Mataram.

Amallia, N., Unaenah, E., & Tangerang, U. M. (2018). Analisis Kesulitan Belajar
Matematika Pada Siswa. 3(2), 123–133.

Arifin, M. N. (2017). Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar dengan Menggunakan


Media Realia pada Pembelajaran Matematika pada Siswa Sekolah Dasar. 29–34.
LAMPIRAN 1

Kesediaan Sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ Jember
di Jember

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ulin Nuha, S.Pd
NIP : 19840612 202121 2 004
Tempat Mengajar : SDN 2 Tukangkayu
Alamat Sekolah : Jl. Kolonel Sugiono No 51 Kelurahan
Tukangkayu Kecamatan Banyuwangi
Telepon : 0819 3184 6622

menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing guru dalam perencanaan dan
pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah atas:

Nama : Feby Dyah Anggraini, S.Pd


Tempat Mengajar : SDN 2 Tukangkayu
Alamat Sekolah : Jl. Kolonel Sugiono No 51 Kelurahan
Tukangkayu Kecamatan Banyuwangi
Telepon : 0812 3495 3672
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui, Banyuwangi, 14 Agustus 2023
Kepala Sekolah Supervisor 2,

Tri Wahyuni, S.Pd Ulin Nuha, S.Pd


NIP. 19691229 200801 2 017 NIP 19840612 202121 2 004
Lampiran 2

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika

Fakta / Data pembelajaran yang terjadi di kelas:


Setelah melakukan evaluasi diperoleh data 23 siswa kurang minat dalam pembelajaran
Matematika, dan hanya 10 siswa yang memiliki antusias baik atau minat dalam pembelajaran
Matematika. Salah satu materi menurut siswa yang paling sulit dalam pelajaran Matematika
kelas IV SD adalah bangun datar. Penyebabnya antara lain karena siswa belum mampu
memahami materi dengan baik. Hasil pengamatan di dalam kelas sebagian siswa kurang
memperhatikan (melamun), tidak fokus, sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan dalam
menerima pelajaran. Siswa tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk mempelajari
matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.

Identifikasi masalah:
1. Siswa kurang memperhatikan atau sering melamun dalam pembelajaran Matematika
karena dianggap sulit
2. Siswa tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk mempelajari Matematika
karena dianggap pelajaran yang tidak menyenangkan
3. Siswa menjadi cepat bosan dalam menerima materi pembelajaran

Analisis masalah:
Minat belajar siswa yang sering dominan terjadi di dalam kelas disebabkan oleh beberapa
faktor. Kemungkinan faktor penyebab tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan masih rendah adalah kurangnya perantara/alat peraga yang dapat menarik perhatian
siswa dalam menerangkan/menjelaskan soal-soal matematika.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah:


Dengan mempertimbangkan faktor penyebab diatas, alternatif pemecahannya penulis
melakukan 2 (dua) siklus perbaikan dengan menggunakan media melalui alat peraga smart
wheel pada materi bangun datar di Kelas IV di SDN 2 Tukangkayu. Melalui kedua siklus ini
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk pembelajaran Matematika.
Rumusan Masalah:
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Apakah penggunaan alat peraga smart wheel dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
materi bangun datar di kelas IV SDN 2 Tukangkayu ?”
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPP Perbaikan Siklus I)

Mata Pelajaran : Bangun Datar/Luas dan Keliling Bangun Datar


Kelas / Semester : 4/2
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

I. Kompetensi Inti
1. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
2. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas persegi, persegi, dan
segitiga

III. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga
2. Menentukan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik mampu menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga
2. Peserta didik mampu menentukan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga
V. Materi Ajar
1. Keliling Bangun Datar
a. Keliling Persegi

Rumus :

K=4xs Keterangan : K = Keliling


S = sisi

b. Keliling Persegi Panjang

Rumus :
Keterangan : K = Keliling
K = 2 x (p + l) p = panjang
l = lebar

c. Keliling Segitiga

Rumus : Keterangan : K = Keliling


a = sisi a
K=a+b+c
b = sisi b
c = sisi c

2. Luas Bangun Datar


a) Luas Persegi

Rumus :
Keterangan : L = Luas
L=sxs
s = sisi
b) Luas Persegi Panjang

Rumus :

L=pxl

Keterangan : L = Luas

c) Luas Segitiga p = panjang


l = lebar

Rumus :
a xt
L=
2 Keterangan : L = Luas
a = alas
t = tinggi
VI. Metode Pembelajaran
Discovery, diskusi, dan tanya jawab

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam dan mengajak siswa berdoa menurut kepercayaan dan
keyakinan masing-masing
- Siswa bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bimbingan Guru
- Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
- Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan
b. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan tentang keliling dan luas bangun datar
- Siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama mengenai keliling dan luas
bangun data
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, terkait penjelasan guru
mengenai keliling dan luas bangun datar
- Siswa diminta untuk mengamati contoh soal dan jawaban. Guru memberi waktu
sekitar tiga menit
- Guru menunjukkan alat peraga berupa smart wheel dan menjelaskan cara kerja
bermain smart wheel
- Guru menjelaskan bahwa permainan smart wheel atau roda pintar memainkannya
dengan cara memutarkan roda. Terdapat 2 saku dibawah roda yaitu saku untuk
lembar soal dan saku untuk lembar jawaban
- Siswa dapat memutar roda setelah mengambil lembar soal
- Siswa menunjukkan lembar soal yang diambil kepada siswa lainnya
- Roda dapat diputar dengan menunjukkan rumus keliling dan luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga yang sudah tersedia
- Siswa mengerjakan kertas soal di papan tulis. Setelah mengerjakan soal dan
menemukan jawaban, siswa mengambil kertas jawaban di saku satunya dan
mencocokkan hasil jawabannya
- Guru memilih siswa yang ingin bermain terlebih dahulu dengan memainkannya 3
kali kesempatan.
c. Kegiatan Akhir
- Guru memberikan penguatan materi tentang bangun datar.Guru mengapresiasi hasil
kerja
- Siswa dan memberikan motivasi untuk menambah semangat belajar siswa.
- Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk
mengakhiri pembelajaran

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar


1. Buku Paket Matematika Kelas IV SD Kurikulum 2013
2. LKS Matematika
3. Alat peraga Smart Wheel

IX. Penilaian
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari lembar
penilaian sikap dan lembar penilaian keterampilan/rubrik berikut.
Lembar Penilaian Sikap. Berilah tanda √ pada kolom berikut
Sikap yang muncul
No Nama siswa
Minat Tidak Minat
1
2
3
4

Lembar Penilaian Keterampilan/Rubrik


Skor
Kriteria
4 3 2 1
Ketepatan Siswa Jawaban siswa Jawaban siswa Siswa tidak bisa
menjawab menjawab di papan tulis di papan tulis mengerjakan
lembar jawaban dengan benar benar, tetapi salah, tetapi lembar soal dan
dan tidak menunjukkan tidak
mencocokkan menemukan jawaban benar menemukan
lembar jawaban jawaban yang di saku jawaban jawaban di saku
dengan tepat. benar di saku jawaban
jawaban
Urutan langkah Siswa Ada satu urutan Ada dua urutan Ada tiga
permainan mengikuti langkah yang langkah yang langkah urutan
sesuai instruksi urutan langkah tidak runtut. tidak runtut. yang tidak
permaianan runtut.

Kriteria Keberhasilan
f
P= x 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase N = Jumlah skor ideal
f = Jumlah skor yang dilakukan guru
Kriteria penilaian sikap dalam pembelajaran :
1 = sangat kurang 3 = cukup
2 = kurang 4 = baik

Mengetahui, Banyuwangi, 5 September 2023


Kepala Sekolah Mahasiswa,

Tri Wahyuni, S.Pd Feby Dyah Anggraini, S.Pd


NIP. 19691229 200801 2 017
Lampiran 3.1

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPP Perbaikan Siklus II)

Mata Pelajaran : Bangun Datar/Luas dan Keliling Bangun Datar


Kelas / Semester : 4/2
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

I. Kompetensi Inti
1. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
2. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas persegi, persegi, dan
segitiga

III. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga
2. Menentukan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik mampu menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga
2. Peserta didik mampu menentukan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga
V. Materi Ajar
1. Keliling Bangun Datar
a. Keliling Persegi

Rumus :

K=4xs Keterangan : K = Keliling


S = sisi

b. Keliling Persegi Panjang

Rumus :
Keterangan : K = Keliling
K = 2 x (p + l) p = panjang
l = lebar

Keliling Segitiga

Rumus : Keterangan : K = Keliling


a = sisi a
K=a+b+c
b = sisi b
c = sisi c

3. Luas Bangun Datar


a. Luas Persegi

Rumus :
Keterangan : L = Luas
L=sxs
s = sisi
b. Luas Persegi Panjang

Rumus :

L=pxl

Keterangan : L = Luas

c. Luas Segitiga p = panjang


l = lebar

Rumus :
a xt Keterangan : L = Luas
L=
2
a = alas
t = tinggi

VI. Metode Pembelajaran


Discovery, diskusi, dan tanya jawab

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Awal
- Guru memberikan salam dan mengajak siswa berdoa menurut kepercayaan dan
keyakinan masing-masing
- Siswa bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bimbingan Guru
- Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
- Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan
b. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan tentang keliling dan luas bangun datar
- Siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama mengenai keliling dan luas
bangun data
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, terkait penjelasan guru
mengenai keliling dan luas bangun datar
- Siswa diminta untuk mengamati contoh soal dan jawaban. Guru memberi waktu
sekitar tiga menit
- Guru menunjukkan alat peraga berupa smart wheel dan menjelaskan cara kerja
bermain smart wheel
- Guru menjelaskan bahwa permainan smart wheel atau roda pintar memainkannya
dengan cara memutarkan roda. Terdapat 2 saku dibawah roda yaitu saku untuk
lembar soal dan saku untuk lembar jawaban
- Siswa dapat memutar roda setelah mengambil lembar soal
- Siswa menunjukkan lembar soal yang diambil kepada siswa lainnya
- Roda dapat diputar dengan menunjukkan rumus keliling dan luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga yang sudah tersedia
- Siswa mengerjakan kertas soal di papan tulis. Setelah mengerjakan soal dan
menemukan jawaban, siswa mengambil kertas jawaban di saku satunya dan
mencocokkan hasil jawabannya
- Guru memilih siswa yang ingin bermain terlebih dahulu dengan memainkannya 3
kali kesempatan.
c. Kegiatan Akhir
- Guru memberikan penguatan materi tentang bangun datar.Guru mengapresiasi hasil
kerja
- Siswa dan memberikan motivasi untuk menambah semangat belajar siswa.
- Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk
mengakhiri pembelajaran

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar


1. Buku Paket Matematika Kelas IV SD Kurikulum 2013
2. LKS Matematika
3. Alat peraga Smart Wheel

IX. Penilaian
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari lembar
observasi minat dan rubrik penilaian berikut.
Lembar Penilaian Sikap. Berilah tanda √ pada kolom berikut
Sikap yang muncul
No Nama siswa
Minat Tidak Minat
1
2
3
4

Lembar Penilaian Keterampilan/Rubrik


Skor
Kriteria
4 3 2 1
Ketepatan Siswa Jawaban siswa Jawaban siswa Siswa tidak bisa
menjawab menjawab di papan tulis di papan tulis mengerjakan
lembar jawaban dengan benar benar, tetapi salah, tetapi lembar soal dan
dan tidak menunjukkan tidak
mencocokkan menemukan jawaban benar menemukan
lembar jawaban jawaban yang di saku jawaban jawaban di saku
dengan tepat. benar di saku jawaban
jawaban
Urutan langkah Siswa Ada satu urutan Ada dua urutan Ada tiga
permainan mengikuti langkah yang langkah yang langkah urutan
sesuai instruksi urutan langkah tidak runtut. tidak runtut. yang tidak
permaianan runtut.

Kriteria Keberhasilan
f
P= x 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase N = Jumlah skor ideal
f = Jumlah skor yang dilakukan guru
Kriteria penilaian sikap dalam pembelajaran :
1 = sangat kurang 3 = cukup
2 = kurang 4 = baik
Mengetahui, Banyuwangi, 5 September 2023
Kepala Sekolah Mahasiswa,

Tri Wahyuni, S.Pd Feby Dyah Anggraini, S.Pd


NIP. 19691229 200801 2 017
Lampiran 4
Tabel 4. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I
Lembar Observasi Siswa Siklus I

Nilai
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 PERSIAPAN
 Siswa telah siap untuk menerima pelajaran √
 Siswa duduk dengan tenang di tempatnya √
II KEGIATAN PENDAHULUAN
 Siswa menjawab salam dari guru √
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang √
materi lalu
 Siswa mengerti tujuan pembelajaran yang √
akan dicapai
 Siswa termotivasi untuk belajar √
KEGIATAN INTI
Eksplorasi
 Siswa membaca materi yang akan dipelajari √
 Siswa mendengarkan penjelasan materi dari √
guru
 Siswa yang ditunjuk oleh guru menjawab √
pertanyaan
Konfirmasi
 Siswa mendengarkan penguatan dari guru √
KEGIATAN AKHIR
 Siswa mendengarkan simpulan pelajaran dari √
guru
 Siswa mendengarkan informasi dari guru √
 Siswa mendengarkan informasi dari guru √
Jumlah 71
Prosentase 83,5%
Lampiran 4.1
Tabel 4.1. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II
Lembar Observasi Siswa pada Siklus II
Nilai
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 PERSIAPAN
 Siswa telah siap untuk menerima pelajaran √
 Siswa duduk dengan tenang di tempatnya √
II KEGIATAN PENDAHULUAN √
 Siswa menjawab salam dari guru
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang √
materi lalu
 Siswa mengerti tujuan pembelajaran yang √
akan dicapai
 Siswa termotivasi untuk belajar √
KEGIATAN INTI
Eksplorasi
 Siswa membaca materi yang akan dipelajari √
 Siswa mendengarkan penjelasan materi dari √
guru
 Siswa yang ditunjuk oleh guru menjawab √
pertanyaan
Konfirmasi
 Siswa mendengarkan penguatan dari guru √
KEGIATAN AKHIR
 Siswa mendengarkan simpulan pelajaran dari √
guru
 Siswa mendengarkan informasi dari guru √
Jumlah 79
Prosentase 92,94%
Lampiran 5
Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP

Nama Guru : Feby Dyah Anggraini


Mengajar di Kelas : IV
Sekolah : SDN 2 Tukangkayu

Hari / Paraf
N Hasil /
Tangga Kegiatan Tindak Lanjut Mahasisw Superviso
O Komentar
l a r2
1 Senin, Pengumpula Siswa Kelas Memaksimalka
14 n informasi IV A SDN 2 n media
Agustus tentang Tukangkayu menggunakan
2023 minat belajar kurang alat peraga
siswa yang berminat seperti Smart
paling terhadap Wheel
rendah atau pembelajara
kurang n
Matematika
2 Rabu, Mengenalka Antusias Guru perlu
16 n alat peraga siswa cukup mencontohkan
Agustus Smart Wheel baik di siklus cara bermain
2023 I meskipun dahulu sebelum
beberapa siswa dan alat
siswa masih peraga perlu
ada yang diberi bingkai
bingung cara agar dapat
bermainnya bertahan lama
dan tidak cepat
rusak
3 Jum’at, Bermain dan Siswa sudah Guru perlu
18 belajar mulai menambahkan
Agustus menggunaka terbiasa metode dan
2023 n alat peraga menggunaka pendekatan
Smart Wheel n alat peraga pembelajaran
dengan Smart Wheel agar hasil
tampilan dan terlihat pembelajaran
yang lebih sangat minat yang
baik lagi pada materi diinginkan
yang berjalan
diajarkan dengan
maksimal

Mengetahui, Banyuwangi, 5 September 2023


Supervisor 1, Supervisor 2,

Tri Wahyuni, S.Pd Ulin Nuha, S.Pd


NIP. 19691229 200801 2 017 NIP 19840612 202121 2 004
Lampiran 6

Tabel 5. Hasil Tes Angket Minat belajar Siswa Pada Siklus I


Hasil Minat Belajar Siswa Siklus I
Siklus I
No Nama Siswa
Skor Ket
1. Achmad Farhan Al-Zahrawi S 80% Minat
2. Ahmad Rifqy Irawan 80% Minat
3. Ahmad Rofi'u Rizky 70% Sangat Minat
4. Alaika Saskiya Nur Fitri 90% Sangat Minat
5. Albert Neago Yurcel Wijaya 100% Minat
6. Charissa Anastasya Putri W 70% Minat
7. Chelsea Geysta 70% Minat
8. Dhino Airlangga 80% Minat
9. Fadli Maulana Ibrahim 90% Sangat Minat
10. Gilang Meidana Presesa 80% Minat
11. Intan Nur Rama Dhania 70% Minat
12. Jaka Putra Pratama 80% Minat
13. Janatan Kamil 100% Sangat Minat
14. Jernih Ayu Kartini 90% Sangat Minat
15. Moch. Hafiz Aditya 80% Minat
16. Mochamad Jefri Dirgantara 70% Minat
17. Mohamad Romadhon Alfiansyah 80% Minat
18. Mohamat Radit Fitrianto 90% Sangat Minat
19. Muhammad Danis Rayyan F 90% Sangat Minat
20. Muhammad Gabriel 70% Minat
21. Muhammad Rafa Pramana 90% Sangat Minat
22. Natasya Tifani Putri 90% Sangat Minat
23. Nur Laili Rahmadani 80% Minat
24. Putri Nurhayati 80% Minat
25. Rasta Dwi Jasvino Al Faris 100% Sangat Minat
26. Rindu Rahma Alfiah Maulidyani 80% Minat
27. Sabillah Fitri Intan Nuraini 100% Sangat Minat
28. Zahira Aminatus 90% Sangat Minat
Jumlah 2350
Rata-rata 83,92 % Minat
Lampiran 6.1

Tabel 5.1. Hasil Tes Angket Minat belajar Siswa Pada Siklus II
Hasil Minat Belajar Siswa Siklus II
Siklus I
No Nama Siswa
Skor Ket
1. Achmad Farhan Al-Zahrawi S 80% Sangat Minat
2. Ahmad Rifqy Irawan 80% Sangat Minat
3. Ahmad Rofi'u Rizky 70% Sangat Minat
4. Alaika Saskiya Nur Fitri 90% Sangat Minat
5. Albert Neago Yurcel Wijaya 100% Sangat Minat
6. Charissa Anastasya Putri W 70% Sangat Minat
7. Chelsea Geysta 70% Sangat Minat
8. Dhino Airlangga 80% Sangat Minat
9. Fadli Maulana Ibrahim 90% Minat
10. Gilang Meidana Presesa 80% Sangat Minat
11. Intan Nur Rama Dhania 70% Sangat Minat
12. Jaka Putra Pratama 80% Sangat Minat
13. Janatan Kamil 100% Sangat Minat
14. Jernih Ayu Kartini 90% Sangat Minat
15. Moch. Hafiz Aditya 80% Sangat Minat
16. Mochamad Jefri Dirgantara 70% Sangat Minat
17. Mohamad Romadhon Alfiansyah 80% Sangat Minat
18. Mohamat Radit Fitrianto 90% Sangat Minat
19. Muhammad Danis Rayyan F 90% Sangat Minat
20. Muhammad Gabriel 70% Sangat Minat
21. Muhammad Rafa Pramana 90% Sangat Minat
22. Natasya Tifani Putri 90% Sangat Minat
23. Nur Laili Rahmadani 80% Sangat Minat
24. Putri Nurhayati 80% Sangat Minat
25. Rasta Dwi Jasvino Al Faris 100% Sangat Minat
26. Rindu Rahma Alfiah Maulidyani 80% Sangat Minat
27. Sabillah Fitri Intan Nuraini 100% Sangat Minat
28. Zahira Aminatus 90% Sangat Minat
Jumlah 2800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Rata-Rata Skor Tercapai 100%
Lampiran 7

A. Dokumentasi siklus I

B. Dokumentasi siklus II

Anda mungkin juga menyukai