Pelatihan Nilai-Nilai
KEMENTERIAN AGRARIAKementerian ATR/BPN
DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MODUL 4
MELAYANI
DI KEMENTERIAN
ATR/BPN
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586
Penulis:
Nur Choizin, S.E.
Editor:
Anggi Soraya Murat, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Modul yang
menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN. Modul
ini dapat terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun Modul yang sudah
dirangkum melalui beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian ATR/BPN;
3. Agen perubahan di Lingkungan Kementerian ATR/BPN;
4. Tim Penyusun Modul;
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN. Kritik dan saran dengan senang hati
akan diterima untuk perbaikan modul ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Petunjuk Penggunaan Modul iv
Bab I 1
Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 2
B. Deskripsi Singkat 3
C. Manfaat Modul 3
D. Hasil Belajar 4
G. Waktu 5
Bab II 6
Perilaku Utama Melayani 6
A. Melayani Sebagai Nilai Kementerian Atr/Bpn 6
1. Syarat 8
2. Kejelasan Prosedur 8
3. Ketepatan Waktu 8
4. Kejelasan Biaya 10
5. Produk Pelayanan 11
C. Etika Melayani 12
2. Etika Melayani 13
D. Rangkuman 14
E. Latihan 15
Bab III 19
Manajemen Perubahan sebagai Refleksi Melayani 19
A. Mengenal Manajemen Perubahan 19
C. Rangkuman 29
D. Latihan 30
Bab IV 32
Kisah Inspiratif “Nafasku Melayani” 32
A. Ditagih Malah Berterima Kasih 32
Bab V. Penutup 35
A. Simpulan 35
2. Tindak Lanjut 35
Daftar Pustaka 37
Kunci Jawaban 39
BAB I
PENDAHULUAN
..::SELAMAT::..
Anda telah menyelesaikan 3 (tiga) dari 7 (tujuh) modul dalam Paket Modul Pelatihan
Budaya Kerja Organisasi dan Budaya Inovasi. Modul ”Melayani di Kementerian
ATR/BPN ” ini merupakan modul ke 4 (empat) yang akan Anda pelajari.
REALITAS
Baca dan perhatikan kasus yang terjadi di bawah ini:
Kementerian ATR/BPN Permudah Layanan Pertanahan dengan Digitalisasi
Jakarta - Untuk memudahkan proses pelayanan pertanahan, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memulai transformasi digital di Kota Denpasar,
Bali.
Pelaksanaan transformasi digital pelayanan pertanahan di Bali merupakan serangkaian
kegiatan Forum Bakohumas Kementerian/Lembaga (K/L) yang dimulai pada Rabu (11/3/2021) di
The Trans Resort Hotel dengan Kementerian ATR/BPN sebagai tuan rumahnya.
Pada forum tersebut, peserta dapat hadir untuk menyaksikan langsung proses digitalisasi.
Diharapkan melalui kegiatan ini, peserta bisa langsung melihat transformasi digital di Kementerian
ATR/BPN serta dapat menyebarluaskan informasi kepada masyarakat lainnya.
Tidak hanya mendapat penjelasan mengenai proses digitalisasi dan pertanahan, peserta juga
diajak berkeliling Kantor Pusat Pertanahan Kota Denpasar untuk mengetahui pelaksanaan hak
tanggungan elektronik, ZNT elektronik, proses digitalisasi warkah, buku tanah, dan proses
digitalisasi lainnya.
"Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali dan Kantor Pertanahan Kota Denpasar telah memulai
transformasi digital, tidak hanya kantor-kantor ini saja, ini adalah skema Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) secara keseluruhan," papar Staf Khusus
Menteri ATR/Kepala BPN Bidang Kelembagaan Teuku Taufiqulhadi pada kunjungan lapang
Forum Bakohumas K/L di Kantor Pertanahan Kota Denpasar, dalam keterangan tertulis, Selasa
(17/3/2021).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali Rudi Rubijaya
mengatakan bahwa saat ini Kementerian ATR/BPN tengah berusaha melaksanakan transformasi
digital di seluruh Indonesia.
"Mengurus tanah ini upaya luar biasa, tidak boleh kalah dengan dinamika di lapangan, salah
satunya dengan digitalisasi. Memang saat ini membutuhkan usaha lebih tapi ini akan memudahkan
ke depan," ujar Rudi.
Kepala Kantor Pertanahan yang turut hadir pada forum tersebut menyampaikan penjelasan
terkait proses dan manfaat digitalisasi pertanahan untuk masyarakat. Selain itu, pihaknya juga
tengah melakukan validasi buku tanah, validasi surat ukur, digitalisasi warkah, serta pembuatan
peta lengkap agar bisa melayani pendaftaran tanah secara digital sepenuhnya.
"Ke depan pelayanan pertanahan dapat dilakukan tanpa harus datang ke kantor, dengan
pelayanan digital ini calo tidak akan laku, karena ini sangat memudahkan masyarakat," terang
Sudarman.
Sumber: detikNews- Abu Ubaidillah, (Selasa, 17 Mar 2021 20:44 WIB). Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-4943301/kementerian-atrbpn-permudah-layanan-pertanahan-
dengan-digitalisasi
A. LATAR BELAKANG
B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membahas tentang perilaku utama melayani di
lingkungan kerja, manajemen perubahan di kementerian ATR/BPN, dan
berbagai kisah inspiratif “nafasku melayani”.
C. MANFAAT MODUL
1. Manfaat Bagi Peserta:
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman terkait
materi yang disampaikan, sehingga peserta dapat memahami dan
mampu menerapkan nilai-nilai melayani di kementerian ATR/BPN.
D. HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi dalam mata pelatihan ini peserta dapat
memahami tentang sikap melayani di Kementerian ATR/BPN.
b. Etika Melayani
1) Aspek Dalam Beretika
2) Etika Melayani
2. Manajemen Perubahan sebagai refleksi Melayani
a. Mengenal Manajemen Perubahan
1) Pengertian Manajemen Perubahan
2) Tujuan Manajemen Perubahan
3) Komponen Manajemen Perubahan
4) Pendekatan Pengelolaan Manajemen Perubahan
b. Manajemen Perubahan di Kementerian ATR/BPN
3. Kisah Inspiratif “Nafasku Melayani”
a. Ditagih Malah Berterima Kasih
b. Senyum dan Sapa dalam Dunia Kerja
c. Hal Kecil untuk Mimpi yang Besar
G. WAKTU
Waktu penyampaian mata pelatihan ini adalah 7 JP x @ 45 menit
BAB II
PERILAKU UTAMA MELAYANI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah membaca Bab II, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan perilaku
utama melayani di lingkungan kerja
Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka
terpaksa
1. Syarat
Persyaratan adalah syarat (dokumen atau barang/hal lain) yang harus
dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis
maupun administratif. Persyaratan pelayanan merupakan suatu tuntutan
yang harus dipenuhi, dalam proses penyelenggaraan pelayanan sesuai
dengan ketentuan perundangundangan. Persyaratan pelayanan dapat
berupa dokumen atau barang/hal lain, tergantung kebutuhan masing-masing
jenis pelayanan.
2. Kejelasan Prosedur
Sendi atau prinsip pelayanan ini mengandung arti adanya kejelasan
dan kepastian mengenai prosedur tata pelayanan, persyaratan pelayanan
(baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif), unit kerja dan
atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu mengandung arti bahwa pelaksanaan pelayanan
umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam
penerapan prinsip ketepatan waktu ini hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
a. Dalam penyelenggaraan pelayanan perlu menjaga konsistensi
pelaksanaan jadwal waktu pemberian pelayanan. Untuk itu
dalam menyusun jadwal waktu pelaksanaan pelayanan publik,
hendaknya benar-benar diperhitungkan beban kerjanya secara
realistis. Dihitung beban atau volume kerja rata-rata dan masing-
masing meja/petugas, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pelayanan, kemudian disesuaikan tata
urutan kerjanya, sehingga dapat diperkirakan jumlah
keseluruhan jam/hari kerja yang diperlukan untuk
memproses/menangani pelayanan tersebut. Sehingga dapat
C. Etika Melayani
Etika merupakan hal mempertimbangkan dan memperhatikan
perilaku manusia dalam mengambil keputusan yang mana hal tersebut
berkaitan dengan moral. Etika lebih tertuju pada penggunaan akal budi
manusia dengan objektivitas dalam menentukan benar, salah, baik dan
buruknya serta tingkah laku seseorang terhadap orang lain (James J.
Spillane SJ, 1992). Bertens (2000) menggambarkan konsep etika dengan
beberapa arti, yaitu kebiasaan, adat, akhlak dan watak. Aristoteles, kata
Bertens telah menggunakan kata etika ini dalam menggambarkan filsafat
moral, yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Dalam melakukan pelayanan terdapat etika melayani yang
berarti tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Dalam arti luas, etika
sering disebut tindakan yang mengatur perilaku atau tingkah laku manusia
dalam bermasyarakat atau dalam lingkungan pelayanan.
1. Aspek dalam beretika
Dalam beretika melayani, secara umum terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Penampilan. Penampilan merupakan keseluruhan dari citra diri
manusia. Hal pertama yang dinilai ketika bertemu dengan orang lain
adalah memperhatikan penampilan. Penampilan yang mencerminkan
sikap sopan, ramah, cermat dan teliti akan membuat orang lain
terkesan. Penampilan ini harus dijaga dengan baik dan prima selama
jam kerja.
b. Sikap dan Perilaku. Pada saat berhubungan dengan Pelanggan
seringkali sikap dan perilaku kita diperhatikan oleh Pelanggan,
terutama sikap tanggap akan masalah terhadap pelanggan dan sikap
ketika sedang melayani pelanggan.
c. Cara berpakaian. Cara kita berpakaian juga berpengaruh terhadap
penilaian pelanggan. Penampilan yang sopan dan tidak berlebihan
serta sesuai dengan panduan dapat menunjukkan citra yang baik dan
memberi kesan yang baik bagi orang lain.
d. Cara berbicara. Berbicara dengan Pelanggan harus jelas, singkat,
dan tidak bertele-tele. Tutur kata yang baik, sopan dan ramah adalah
keharusan bagi pegawai terutama pegawai yang berhadapan
langsung dengan pelanggan. Cara berbicara dengan nada yang
santun dan tidak menghakimi sehingga pelanggan nyaman ketika
berkonsultasi tentang masalah yang dihadapi, hal ini dapat
memberikan nilai yang baik dari pelanggan untuk pegawai.
e. Gerak-gerik. Pada saat melayani Pelanggan, kita harus
memperhatikan atau menjaga gerak-gerik anggota badan karena hal
ini akan selalu diperhatikan oleh Pelanggan pada saat kita
memberikan pelayanan. Oleh karena itu kita harus menghindari
gerak-gerik yang dapat membuat curiga Pelanggan kita, misalnya
tatapan mata yang sinis.
f. Cara bertanya. Dalam memberikan pelayanan, kita juga harus
mengetahui sifat-sifat Pelanggan yang berbeda-beda terutama dalam
hal bertanya kepada Pelanggan. Bila Pelanggan pendiam, maka
karyawanlah yang harus proaktif untuk bertanya atau memulai
pembicaraan sehingga membuat Pelanggan mau berbicara.
Sedangkan bila Pelanggan yang banyak tanya, sebaiknya karyawan
mendengarkan dengan baik dan menjawab dengan baik pula.
2. Etika Melayani
Pegawai yang melayani Pelanggan (dalam hal ini masyarakat) harus
memiliki etika untuk melayani Pelanggan secara baik. Pegawai dituntut untuk
memiliki sikap dan etika antara lain:
a. Sopan dan santun
Sopan dan santun yang dimaksud adalah taat menurut adat yang
berlaku. Perilaku yang sopan dapat tercermin pada setiap aspek
dalam beretika tersebut diatas.
b. Ramah
yang berarti baik hati dan menarik budi bahasanya atau
menyenangkan dalam berinteraksi. Perilaku yang ramah dapat
tercermin pada setiap aspek dalam beretika tersebut diatas
c. Cermat dan teliti
Berarti berhati-hati terhadap sesuatu tanggung jawab. Perilaku yang
cermat dan teliti dapat tercermin pada setiap aspek dalam beretika
tersebut diatas.
d. Peduli terhadap lingkungan pelayanan
Berarti sadar terhadap lingkungan pelayanan. Perilaku yang peduli
terhadap lingkungan pelayanan dapat tercermin pada setiap aspek
dalam beretika tersebut diatas
D. RANGKUMAN
Pemerintah kini sudah berbenah untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada publik. Kementerian ATR/BPN juga tengah meningkatkan
kualitas pelayanan publik pertanahan. Perilaku utama dalam melayani
dibagi menjadi dua area pembahasan yakni:
1. Standar Minimal Pelayanan Publik
Berdasarkan Permen PAN Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Standar Pelayanan terdapat 6 komponen utama dalam standar minimal
pelayanan publik:
a. Syarat
b. Kejelasan prosedur
c. Ketepatan waktu
d. Kejelasan biaya
e. Produk pelayanan
f. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
2. Etika Melayani
Dalam mewujudkan etika yang baik dalam pemberikan pelayanan
salah satu faktor utama yang mepengaruhi yaitu faktor manusia yang
memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang melayani
Pelanggan (dalam hal ini masyarakat) harus memiliki kemampuan melayani
Pelanggan secara tepat dan cepat. Karyawan harus:
a. Sopan yang berarti taat menurut adat yang baik.
b. Ramah yang berarti baik hati dan menarik budi bahasanya atau
menyenangkan dalam berinteraksi
c. Cermat dan teliti yang berarti berhati-hati terhadap sesuatu tanggung
jawab
d. Peduli terhadap lingkungan pelayanan yang berarti sadar terhadap
lingkungan pelayanan.
E. LATIHAN
a. faktor kesadaran
b. faktor aturan
c. faktor organisasi
d. faktor pegawai
e. faktor sarana pelayanan
4. Berikut adalah beberapa hal yang diatur dalam beretika secara umum,
kecuali ...
a. Penampilan
b. Sikap dan Perilaku
c. Cara berpakaian
d. Cara berbicara
e. Cara melayani
5. Untuk mewujudkan pelayanan prima, dapat dilakukan reformasi birokrasi
secara masif yang dilaksanakan melalui pilar SDM yaitu ...
a. melalui penajaman tugas dan fungsi, pengelompokan tugas-tugas
yang koheren, eliminasi tugas yang tumpang tindih, dan modernisasi
kantor.
b. melalui penetapan dan penyempurnaan Standar Operasi Prosedur
yang memberikan kejelasan dan memuat janji layanan, dilakukannya
analisa dan evaluasi jabatan, penerapan sistem peringkat jabatan,
dan pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard serta
pembangunan berbagai sistem aplikasi e-goverment.
c. melalui peningkatan disiplin, pembangunan assessment center, Diklat
berbasis Kompetensi, pelaksanaan merit system, penataan sumber
daya manusia, pembangunan SIMPEG, dan penerapan reward and
punishment secara konsisten.
d. Melaului peningkatan kualitas pegawai yang melayani pelayanan,
sehingga pelanggan akan merasa nyaman
BAB III
MANAJEMEN PERUBAHAN SEBAGAI REFLEKSI MELAYANI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah membaca Bab III, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan
manajemen perubahan di Kementerian ATR/BPN.
"Tak ada jalan pintas ke tempat yang layak dituju." (Beverly Sills)
bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju
ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan
terkena dampak dari proses perubahan tersebut.
Menurut Winardi (2006), Manajemen Perubahan adalah upaya yang
ditempuh oleh manajer atau pimpinan untuk mengatur perubahan secara
efektif, dimana diperlukan pemahaman mengenai motivasi, kepemimpinan.
Sedangkan menurut Nikhols (2010), change management dapat dibagi
menjadi tiga, diantaranya:
a. Change management merupakan tugas pengelolaan perubahan yang
akan dilakukan, baik itu perubahan yang direncanakan maupun
perubahan yang tidak direncanakan.
b. Change management merupakan praktek area profesional, dimana
praktisi dalam bidang manajemen perubahan disebut dengan Agent
of change.
c. Change management merupakan suatu ilmu yang di dalamnya terdiri
dari model, metode, teknik, alat, dan keterampilan, yang kemudian
digunakan sebagai dasar dalam praktek perubahan organisasional.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas secara sederhana yang
dimaksud dengan Manajemen Perubahan adalah wujud pendekatan melalui
suatu proses untuk mengubah individu, tim, dan organisasi/perusahaan
menuju kondisi masa depan yang lebih baik.
C. RANGKUMAN
Pengertian manajemen perubahan adalah wujud pendekatan melalui
suatu proses untuk mengubah individu, tim, dan organisasi/perusahaan
menuju kondisi masa depan yang lebih baik. Lingkungan organisasi yang
dinamis serta tingginya tuntutan masyarakat atas pelayanan yang
berkualitas membuat organisasi publik harus mampu menyesuaikan diri
terhadap perubahan.
Kementerian ATR/BPN memiliki program mikro reformasi birokrasi
dalam area manajemen perubahan dalam jangka waktu Tahun 2021-2024
yang terdiri dari kegiatan:
1. Optimalisasi Pelaksanaan Tugas Tim Reformasi Birokrasi
2. Sosialisasi dan Internalisasi Road Map Reformasi Birokrasi
3. Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB)
4. Pembangunan Budaya Organisasi dan Peningkatan Peran Agen
Perubahan
Manajemen perubahan di lingkungan Kementerian ATR/BPN
bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan
mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau
unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi. Untuk mengelola reformasi birokrai dibentuk tim yang
diberi tugas untuk melakukan pengelolaan reformasi birokrasi agar seluruh
rencana aksi dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal yang telah
ditentukan. Organisasi pelaksanaan reformasi birokrasi terdiri dari 2 (dua)
tingkatan, yaitu Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Agar reformasi birokrasi
dilaksanakan juga oleh setiap unit/satuan kerja, maka unit/satuan kerja
dimaksud juga harus membentuk tim atau menjadikan pegawai di seluruh
jajaran unit/satuan kerja menjadi bagian dari pelaksana reformasi birokrasi.
D. LATIHAN
1. Hal yang mengharuskan organisasi publik harus mampu menyesuaikan
diri terhadap perubahan adalah ...
a. Kemajuan jaman
b. Lingkungan yang terus berubah
c. Keinginan organisasi
d. Kemajuan era digital
e. Tingginya tuntutan masyarakat atas pelayanan yang berkualitas
2. Menurut Nikhols change management dapat dibagi menjadi tiga, salah
satunya adalah ...
a. Change management merupakan tugas organisasi untuk melakukan
perubahan yang akan dilakukan, baik itu perubahan yang
direncanakan maupun perubahan yang tidak direncanakan
b. Change management merupakan praktek penempatan SDM yang
sesuai dengan keahlian dalam hal pelayanan
c. Change management merupakan perubahan yang terjadi di suatu
organisasi dalam rangke meningkatkan kualitas pelayanan
d. Change management merupakan suatu ilmu yang di dalamnya
terdiri dari model, metode, teknik, alat, dan keterampilan, yang
kemudian digunakan sebagai dasar dalam praktek perubahan
organisasional
BAB IV
KISAH INSPIRATIF “NAFASKU MELAYANI”
Indikator Hasil Belajar:
Setelah membaca Bab III, peserta pelatihan diharapkan dapat menjabarkan
berbagai kisah inspiratif “nafasku melayani”.
“A little progress each day in your self is ads thing up to big result."
Pertemuan pertama:
“Pagi, Pak.” (senyum menyapa tukang kebun yang sedang mencabuti rumput di taman depan
pintu masuk kantor). Tukang Kebun: “Pagi, Mbak.” (membalas senyum saya).
Pertemuan kedua:
Suatu pagi di taman air mancur dekat parkiran mobil kantor.
Tukang Kebun: “Pagi, Mbak.” (senyum menyapa)
Saya: “Pagi, Pak. Wow, bunganya bagus. Ini bunga apa namanya?” (saya menghampiri tukang
kebun yang sedang menyiram bunga di pinggiran taman).
Tukang kebun: “Ini namanya bunga boegenvil, Mbak. Soalnya jenisnya yang warna warni,
yang satu warna juga ada, hehehe...”
Saya: “Wah bunganya mekar dengan cantiknya, warna warni, Pak.”
Tukang kebun: “Iya, Mbak” (sambil tersenyum)
Saya: ”Ya sudah, saya duluan, mas. Mari…” (pamit menuju gedung kantor)
Dari pembicaraan sederhana saya pagi itu dengan tukang kebun yang biasa merawat bunga
bunga di taman kantor, terlihat bahwa tukang kebun itu punya sikap yang ramah dan ternyata dia
sangat memperhatikan lawan bicaranya. Setelah pertemuan pertama, berlanjut ke pertemuan
berikutnya, seperti suatu hari di parkiran mobil.
Tukang kebun: “Pagi, Mbak.”
Saya: “Pagi, Pak.”
Tukang kebun: “Di sebelah sana masih ada parkiran yang kosong, Mbak.” (sambil memegang
sapu, mas tukang kebun menunjukkan tempat parkir kosong).
Saya: “Oh, iya, makasih, Pak.” (sambil tersenyum manis).
Lihat, saya sangat terbantu. Karena datang agak terlambat, parkiran sudah penuh. Namun
karena diberikan informasi ada satu tempat parkir di depan, sangat membantu saya pada hari itu.
Modal awal saya hanya senyum dan sapa. Lihat kekuatannya, awalnya saya yang senyum
duluan dan menyapa tukang kebun itu, pada hari pertama bertemu, tidak ada alasan atau keinginan
bagi saya untuk meminta bantuan kepada tukang kebun itu, hanya sekadar menyapa dan tersenyum
saja.
Namun, berikutnya, ia langsung membantu dengan memberikan informasi yang membantu
saya. Dan sampai saat ini, setiap kali saya bertemu dengan tukang kebun itu, pasti kamu saling
bertegur sapa atau sekadar tersenyum satu sama lain. Kadang terasa berat memang untuk
memberikan sebuah senyuman dan menyapa orang lain, terlebih kepada orang yang kita tidak
sukai.
Padahal dengan satu senyuman, akan menghapus permusuhan, menenangkan hati, dan
membangkitkan semangat bagi mereka yang tulus memberikan senyumannya.
Dalam dunia kerja, sebuah senyuman dan menyapa terlebih dahulu akan bermakna bahwa kita
menghargai rekan kerja kita. Marilah kita mulai budaya kerja yang sederhana ini di lingkungan
kita terlebih dahulu, menyapa orang di sekitar dan memberikan senyum yang tulus dan hangat.
Tebarkan pikiran positif, perasaan yang baik, kesehatan yang baik, dan kesuksesan pada orang-
orang di sekitar kita. Biasakan untuk tersenyum dan menyapa ketika kita bertemu dan memulai
percakapan dengan rekan kerja atau atasan kita. Bahkan saat menghadapi permasalahan dalam
pekerjaan pun, usahakan untuk mengahadapinya dengan tersenyum. Ketika kita sampai di kantor,
jangan langsung duduk lalu menyalakan komputer, kemudian sibuk dengan pekerjaan. Saking
seriusnya melakukan satu pekerjaan, rekan kerja kita yang baru datang tidak terlihat oleh mata.
Jangankan menyapa, menolehkan kepala dan tersenyum menyambutnya saja sering tidak kita
lakukan. Bekerja bukan hanya menulis huruf atau angka saja, tetapi bagaimana kita dapat
berinteraksi dengan rekan kerja.
Mulailah dengan senyum dan menyapa terlebih dahulu minimal satu rekan kerja setiap pagi
sebelum memulai pekerjaan dan sibuk di depan komputer kita. Ajaklah ia tersenyum, tanyakan
bagaimana harinya dan selingi dengan candaan. Dengan cara ini kita akan berbagi energi positif
dan kita dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik, lebih bersemangat, dan bertanggung jawab.
Kebiasaan untuk tersenyum dan menyapa perlu dibudayakan agar menjadi bagian dari “karakter
baik” setiap orang, sehingga kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun, karakter itu telah
menjadi kebiasaan yang enjoy untuk dilaksanakan, bukan sekadar kamuflase yang mudah berubah
menurut situasi dan kondisi tertentu.
Tersenyumlah dengan hati yang ikhlas, maka kita akan mendapatkan kebaikan setelahnya.
“Sudahkan Anda tersenyum dan menyapa rekan kerja Anda hari ini?”
BAB V. PENUTUP
Hiduplah seakan-akan kau akan mati besok, Belajarlah seakan-akan kau akan hidup
selamanya – Mahatma Gandhi-
A. SIMPULAN
Dalam pelaksanaan pelayanan publik di Lingkungan Kementerian
ATR/BPN senantiasa menerapakan nilai-nilai kementerian yaitu melayani,
profesional, dan terpercaya. Dalam penerapan nilai melayani diperlukan
adanya etika melayani yang memenuhi aspek-aspek dalam beretika agar
dapat melakukan pelayanan dengan maksimal.
Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut Pelaksana
adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam
Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan publik". Maka, bisa dikatakan setiap pejabat
adalah pelaksana pelayanan publik dan setiap pegawai (ASN) adalah
pelaksana pelayanan publik.
2. TINDAK LANJUT
Pengetahuan dan keterampilan yang telah dihasilkan melalui
pembelajaran dengan Modul ini, memberikan bekal kepada peserta
pelatihan untuk menapaki proses-proses pembelajaran berikutnya. Oleh
karena itu, pendalaman materi dan penyelesaian terkait substansi dalam
Modul ini perlu terus menerus dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran modul ini, maka:
a. Bagi peserta pelatihan diharapkan mampu mengimplementasikan
hasil pembelajaran melayani di Kementerian ATR/BPN.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 2000. Etika. Seri Filsafat Atma Jaya: 15. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hasibuan, Madaliya. (2014). PENGEMBANGAN DIRI MENJADI AGEN
PEMBELAJAR SEJATI (Urgensi Dalam Pengembangan Diri Menjadi
Agen Pembelajar Sejati). Analytica Islamica, Vol. 3, No. 2, 2014: 296-
313
Pratama-Ombudsman RI, (19 November 2018). PNS Harus Jadi “Pelayan”
Masyarakat. Diakses dari https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
pns-harus-jadi-pelayan-masyarakat
Winardi, Prof. (2006). Manajemen Perubahan (Management of Change).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nickols F (2010). Change Management, A Prime. Diakses dari
http://www.change-management-coach.com/definition-of-change-
management.html
Ditjen Kemenkeu RI. (29 Juni 2018). PELAYANAN PRIMA PADA KANTOR
PEMERINTAHAN ADALAH KENISCAYAAN. Diakses dari
http://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/makale/id/data-publikasi/berita-
terbaru/2814-pelayanan-prima-pada-kantor-pemerintahan-adalah-
keniscayaan.html
Subagio, Aris. (28 Mei 2013). Etika Dalam Memberikan Pelayanan? Wajib....
Diakses dari
https://www.kompasiana.com/justariss/552c4b3f6ea834524c8b4577/
etika-dalam-memberikan-pelayanan-wajib
Wibiyanto. (22 September 2016). Pelayanan Prima untuk Masyarakat:
Kedepankan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun). diakses
dari https://www.karangmojo.desa.id/first/artikel/172-Pelayanan-
Prima-untuk-Masyarakat--Kedepankan-5S--senyum--salam--sapa--
sopan--dan-santun-
Maxmanroe.com, (n.d.). Manajemen Perubahan: Pengertian, Tujuan,
Tingkatan, serta Komponennya. diakses dari
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-
manajemen-perubahan.html
https://www.atrbpn.go.id/Berita/Siaran-Pers/bentuk-agen-perubahan-
kementerian-atrbpn-ingin-ciptakan-budaya-organisasi-100824
Spillane, James J. (1992), Etika Bisnis da n Etika Be rbisn is, Kanisiu
s, Yogyakarta
Kemenkeu. (n.d.), Karena Kita Garda: Kisah Inspiratif Gerakan Nasional
Revolusi Mental & Budaya Kerja Kementerian Keuangaan RI. Jakarta:
Kemenkeu
Permen PAN Dan RB Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan
KUNCI JAWABAN
Latihan Bab II
Perilaku Utama Melayani
1. a
2. b
3. d
4. e
5. c