Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM KF III

HIDROLISIS ETIL ASETAT PADA SUASANA ASAM KUAT DAN ASAM


LEMAH

Disusun Oleh:

Luthfiyah Isyrak KB 2022 22030234062

PRODI KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etil asetat merupakan salah satu senyawa organik, etil asetat


memiliki rumus kimia CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester
etanol dan asam asetat. Senyawa ini berupa cairan tidak berwarna dan
mempunyai bau yang khas. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3% dan
larut dalam air dengan kelarutan hingga 8%, pada suhu kamar
kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam. Etil asetat dapat
dihidrolisis dalam kondisi asam. Basa pada gilirannya menghasilkan asam
asetat dan etanol. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis karena terjadi reaksi sebaliknya yaitu esterifikasi Fischer.

Tergantung pada jenis asam dan alkohol yang dikandungnya, ester


biasanya dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu ester buah, lilin,
dan lemak. Ester dengan sepuluh atom karbon atau kurang (yaitu ester
asam karboksilat suhu rendah dengan alkohol suhu rendah) adalah cairan
yang mudah menguap pada suhu kamar dan memiliki bau yang sedap.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah orde reaksi hidrolisis etil asetat dalam suasana asam kuat
2. Apakah orde reaksi hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah
C. Tujuan
1. Menentukan orde reaksi dan hidrolisis etil asetat dalam suasana asam
kuat
2. Menentukan orde reaksi dan hidrolisis etil asetat dalam suasana asam
lemah
BAB II

DASAR TEORI

Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu
senyawa pecah atau terurai. Reaksi ini merupakan reaksi orde satu, karena air
yang digunakan berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Asam
yang biasa digunakan adalah asam asetat, asam fosfat, asam klorida dan asam
sulfat. Asam sulfat banyak digunakan di Eropa dan asam klorida banyak
digunakan di Amerika. Laju proses hidrolisa akan bertambah oleh konsentrasi
asam yang tinggi. Selain dapat menambah laju proses hidrolisa, konsentrasi asam
yang tinggi juga akan mengakibatkan terikatnya ion-ion pengontrol (Retno, 2009).
Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pH, suhu dan konsentrasi
katalis (Sari, 2009). Persamaan reaksi pada proses hidrolisis etil aetat:

Etil asetat adalah jenis ester yang paling banyak ditemui pada
golongannya. Etil asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi dengan
mereaksikan etanol dengan asam asetat menggunakan katalis untuk mempercepat
reaksi pembentukan ester. Etil asetat diketahui memiliki banyak kegunaan serta
target pasar yang cukup luas, seperti pemberi aroma dan rasa buah pada industri
cat dan tinta, plastik, PVC, dan lain sebagainya (Mailani & Pratiwi, 2021). Etil
asetat adalah pelarut polar menengah yang volatif (mudah menguap), tidak
beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi
fischer dari asam asetat dan etanol.

Katalis asam adalah zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi kimia
dalam lingkungan asam. Katalis asam biasanya bekerja dengan meningkatkan
keasaman reaksi. Contoh katalis asam yang paling umum adalah asam sulfat dan
asam klorida. Kedua asam ini sering digunakan dalam berbagai reaksi kimia
sebagai katalis. Pada percobaan ini digunakan katalis asam klorida karena asam
sulfat dapat menghambat hidrolisis akibat reaksi balik hidrolisis, yaitu reaksi
esterifikasi dispersi. Volume NaOH yang digunakan berbeda-beda. Pada hidrolisis
dengan asam asetat, NaOH yang dibutuhkan hanya sedikit, karena pada hidrolisis
etil asetat diperoleh asam asetat dan etanol sehingga mempengaruhi laju reaksi
hidrolisis sehingga NaOH yang digunakan hanya sedikit. Sedangkan proses
hidrolisis dengan HCl memerlukan NaOH dalam jumlah besar karena diperlukan
untuk menetralkan HCl. Pada percobaan ini HCl dan asam asetat berperan sebagai
katalis.

Secara teori, laju hidrolisis etil asetat bersifat kuadrat, artinya setiap
kenaikan konsentrasi reaktan sebesar 2 kali laju awal, maka laju tersebut akan
meningkat hingga 22 kali laju awal, dan seterusnya. tambahkan n kali reagen.
Hukum laju reaksi orde kedua adalah:

𝑑𝑥
( )( )
𝑑𝑡 = 𝑘 𝑎 − 𝑥 𝑏 − 𝑥
Dimana, a = konsentrasi awal

(mol/L) b = konsentrasi awal OH

(mol/L)

x = konsentrasi ester atau basa (M)

k = konstanta laju reaksi


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat
 Buret
 Statif
 Klem
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Stopwatch
B. Bahan
 Larutan HCl 0,5 M
 Larutan CH3COOC2H5 2 M
 Aquades
 Larutan NaOH 0,2 M
 Larutan CH3COOH 0,5 M
 Indikator PP
C. Alur bagan beserta reaksinya
 Hidrolisis etil asetat dalam suasana asam kuat
50 mL HCl 0,5 M
-
Dimasukkan dalam labu erlenmeyer A
-
Ditambahkan mL aquades
45 m suhu ruang selama 15
- Diletakkan dala
menit
Larutan HCl encer

Reaksi : HCl(aq) + H2O(l) HCl(aq)

15 mL CH3COOC2H5 2 M
-
Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer B
-
Diletakkan dalam ruang selama 5
suhu menit
CH2COOC2H5
5 mL CH3COOC2H5
dari erlenmeyer B

am labu erlenmeyer- A Dimasukkan ke dal


- diaduk
Campuran larutan
- Diambil 10 mL pada selang waktu 5 menit setelah
pencampuran
- Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer C yang berisi 50 mL
aquades dingin
Campuran larutan
- Ditambahkan indikator pp 2 tetes
- Dititrasi dengan NaOH 0,2 M
- Diulangi langkah tersebut dengan selang waktu 10,
20, 30, 50, dan 100 menit
Volume NaOH

Reaksi:
-
CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) C2H5OH(aq) + CH3COOH(aq)
-
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
-
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
 Hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah

50 mL CH3COOH 0,5 M
- Dimasukkan dalam labu erlenmeyer A
- Ditambahkan 45 mL aquades
- Diletakkan dalam suhu ruang lama 15
se menit
Erlenmeyer A berisi CH3COOH

Reaksi: CH3COOH(aq) + H2O CH3COOH(aq)


5 mL CH3COOC2H5
dari erlenmeyer B
- Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer A
- diaduk
Campuran larutan
- Diambil 10 mL pada selang waktu 5 menit
setelah pencampuran
- Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer C yang berisi 50
mL aquades dingin
Campuran larutan
- Ditambahkan indikator pp 2 tetes
- Dititrasi dengan NaOH 0,2 M
- Diulangi langkah tersebut dengan selang waktu 10,
20, 30, 50, dan 100 menit
Volume NaOH
DAFTAR PUSTAKA

Mailani, D. P., & Pratiwi, N. (2021). PRA RANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM
ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS
AMBERLYST-15 KAPASITAS 57.000 TON/TAHUN. Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia , 73.

Retno, E. (2009). Kinetika Reaksi Hidrolisa Tepung Sorgum dengan Katalis Asam Klorida .
Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Sari, N. K. (2009). “Pembuatan Bioetanol dari Rumput Gajah dengan Distilasi Batch”.
Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 8(3) , 94-103.

Anda mungkin juga menyukai