Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Arief Budiman)
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Arief Budiman)
BAB I
PEMBANGUNAN SEBAGAI.SIUDI
INTERDISIPLINER
I, PEMBANCI,JNAN? 1
tr, MENCUKURPEMBANGUNAN 2
1. Kekayaan Rata-rata 2
2, Pemerataan 3
3. Kualitas Kehidupan
4. Kerusakan Lingkungan 6
5. Keadilan Sosial d.n Kesinambungan
m. BEBERAPA CABANG ILIIU, EKONOMI 9
1. Ekonomi TradisionJ 9
2 Ekonomi Politik 10
3. Ekorrcmi Penbangunan !0
IV. PEMBANGUNAN: FAICIORII\)I/\NTJSIANYA 13
BAA II
TEORI MODERNISASI:
PEMBANGT'NAN SEEAGAI MASALISI'INIERNAL
BAB III
TEORI KATERGANTUNGAN. (I):
PARA PENDAHULUNYA
BAB IV
TEORI KETERGANTUNGAN (2): INTI
PEMIKIRANNYA
Arief Budiman
qll
Pco€ttit PT Gram.dia Pustaka Utana
J.kana" 2m
TD()nI }EUAANCUNAN I'TJN TENGA
Ari.f Eudilm
oll2ori5. t.l:
O P€r6ir PT Gaot dl, PtMr. Uu@
,l hhEr.t S.ltu :+:6. r.r!fu lO!?O
Eiird: W.!ni S, atu
S.rqll d.a F*.i.lEr A8B turymo
Diraiilt! Ft D t li oLt
Pasbit PT OEE di. Pu.llrr UlIr
.qtoa. tx^Pl, r.trL,Ie-i t99,
C.t&t ,..b: l-i 1995
C.r.td ,aieo: S.tnrb.r 1996
C.blq ti6@t: hlt 2W
H.l ciF. ditduri old! E Laai6d6t.
Dil.mS tEgurip .rru rrq'dt rrrl -t...-.!
*luruh iri hrtu ini lalF in. Eriulir d.ri P6.nii
BAB V
TEORI PASCA.KETER,GANTUNGAN:
PERIGMBANGAN EARU
1. TEORI UBEML 99
2. BILL WARREN r(n
3. TEORI ARTIKUI.ASI l6
{. IMMANIJEL WALLER.STEIN: TEORI SXSTEM
DI,JNIA 10
5. RANGKI,JMAN 111
BAB VI
PENUTI'B MENCARI MODEL PEMBANGI,'NAN
AAX,U
Catrtrn 121
t!:purtrlur ll)
T.!!lrtg FErulir UB
PENGANTAR
DAN
UCAPAN TERIMA KASIH
xi
lalui twan inilah yang mendorong sa_ya beke4a s€cara Iebih
disiplin dalam menyelesaikan buku ini.
Tetapi, kesibulan rutin memang lidak bisa begitu saia
disisihkan. Kadang-kadang di tengah-tengah penu.lisan, ada
r.rndangan tmtuk semiJrar atau pertemuan lain yaag sangat
menaaik, yang tak bisa saya tolak. Akibatnya, saya harus
memperPaniant oatas waktu penvelesaran naskah bu-., -nr
sampai tiSa kall. Saya relakukan ini karena keterpakslan,
dengan perasaan malu yant besar. Tetapi, apa boleh buat.
Untungiah, pihak pimpinan PAU-UI Bidang Ekonomi mau
mengerti kesu-litan saya dan mentabulkan permintaan per-
paniantan le.sebut.
Setelah konsep naskah selesai, saya mendapat kehorr.aF
an untuk mendapatkan komentar dari Dr. Thee Kian Wie,
seorang ekonom vang sangat sa_\la hotmati (meskipun saya
tidak seialu sepaham dengan dia), baik ilmunya maupun
keiuiuran dan integritas kepribadiannva. Beliau memberikan
sa tn yang berharga \rntuk perbaikan. Tidak semua satan
bisa sava manfaatkan, karena kekurangan vang ada pada
diri sa]ra dalam memahami saran tersebut. Karena itu. se-
gala kekuGngan yang masih ada pada buku ini adaiah
sepenuhnva tanggulg jawab sava.
Dari apa yang saya uraikan di atas nvatalah bahwa buku
rni butan semata-mara keria saya <€ndin Sayi merasa di-
bantu oleh banyak orang. Buku ini, tidak bisa disangkal.
oerupakan ke4a kolektif.
Teriha kasih pertama-tama saya ucapkan kepada Iwan
laya Aziz, yang rnembuat saya jadi tnenulis naskah ini.
Kedrudian kepada Ibu Sri Artati Jamtomo S.E., sekretaris
PAU-LI Bidant Ekonomi, yant sangat banvak membantu
selama pro6€s penulisan- Juga kepada saudara Suwandi S_
Brata dan Priyo Utomo dari Penerbit Gramedia, teDma
kasih saya atas segala bantuan dan saEnsarannya.
Kepada t€ila, isteri sava, saya mengucapkan terima kesrh
atas toleransinya yang be$r terhadap perangai saya yang
burul ketika saya mengaiami frusEasi akibat kemacetan
ddam proees penulkan naskah ini. hn kemacetan itu
saryat s6ing tedadi.
xii
Akhirnya, saya mentharapkar kritik dari para pembaca,
suPaya saya punya kesempatan untuk memperbaiki buku
ini di kemudian hari.
Ari€f Budiman
xin
BAB I
PEMBANGUNAN SEBAGAI
STUDI INTERDISIPLINER
T. PEMBANCUNAN?
Di IndoE h, k b paibrngri.n !ud.h .t€tr*idi k tl turi
bagi 6qala hal S.cara u.Etun! krt ini aiatdfrn ccbeg.i
usaha untul Er€duiu.l.n kehiduprn malfdrLt drn w.rg*
aya- S.dnSlali keauiuan yang dimalrud brut !!r rd.hh
keEraiuan Eraterial. Mafa, Fmbangutun s€dnghtt di.r-
tikan s.bagai keauluan yang dicapai oteh sebuah [E8yr-
ratat di bid.ng ekonoEri.
Bad rakyat kecil, seringkali pembangunan mlmiliki arti
lain. Saya Erin8at cerita yang dikisahlan oleh B.p.L Selo
Sumardian. Dia pemah tcrfufipot di sebuah kotr L6cil di
luar Jakarta, dan sempat berbican dengan s€or! t pert.
duduk miskin di sana. Dia bertanya, dari marE oring itu
datang. )awab si pendudul "Saya dulu tin8g.l di Jaf.rh.
Tetapi, ka!€ru ada pembangunan, saya terpa.ksa mengungsi
kemari." Bad orang ini, dan bagi banyak orang kecit yang
senasib dengannya, pembangunan merupatan sebu.h Erali.
petala, yang E€rdamparkan hidup Ere ela.
Rollo Mangunwiiaya ,uta puny. pagalaman yang hrm-
pir sama, ketika berada di ebuah de6a di daerah Gunung
Kidul. Dia bettanyd, apatah pada unumnya orang desa di
sini dapat hidup derrgan culup. ,awab si orant des.: 'Cu-
kup, p.lq kalau tidal ada pembangunarL" IGrqra Ronp
Mangun tidak rn€ngerti ma.ksud jawaban ters€but, orang
ters€but meniela.skan: "IGlau ada FmbanSunan, Pal Luah
EEnfuruh saya k€ria bakti El€mbuat gapun, paSat .lFa,
atau drel€b.rlan }ildt. Akibahfa, saya tidat d.pat bek€r-
1
ia. Bagi orang desa yang berkeria sebagai buruh tani ha!i-
an inr, tidak bekerla berarti tidak ada Penghasilan untul
membeli makanan Pada hari tersebut. Di sini, Pem'
bangunan datang s€bagai Perintah Pak lutai )'ang tidal
bisa ditoiak.
Kemudian atas nara _erthan(unan, Pemerintah iuga
serint memDerangus kit yang muncul oan masvarakat.
K tik tersebut dnilai dapat mengganggu stabilitas nolitik
Stabilitas politik adaiah sarana pentint untuk memunS-
kinkan pelaksanaan pembangunan. Demikianlah, Pada ta_
hun 1990, pementasan-pementasan Teater Koma dan Pern-
bacaan sajak oleh W.S. Ren<ira )'ant iiempersoalkan nasib
olang kecil yang tersingkir. dilarant. Para PetnimPin redak-
si slrat kabar mendapat ''imbauan" dari Penguasa untuk
tidak memriat lagi tulisan dari beberapa pemikir yang ber-
sikap l,ritis terhadap pemerintah. D sini pehbanSunan di-
pakar sebatai ideologi politik yang rnembelikan keabsahan
bagi pemerintai vans berkuasa untul membatasi orang-
oranS yang mengi:.ritiknya
Apakah sebenarnl.,a arti pembangunan? grbelum kita me-
masuki p€rnbahasan yang lebih kompteks, barangkai; acia
baiknya kalau kita menelusuri perkembangan makna dari
istilah yang sangat popule! ini.
2
sebirah negara, padahal besar negara (dalam arti iumlah
penduduknya) berlainan, untuk bisa memperbandingkan,
dipakai ukuran PNB/kapita atau PDB/kapita. Dengan itu
dapat dilihat berapa produksi rata-rata setiap orang dari
neBara yang hrsantkutan.
Dengan adanya tolok ukur ini kita dapat membanding-
kan negara yant satu telhadap negara lainnya. Sebuah
negara yang memPunyai PNB,lkapitaltahun sama dentan
US $750 dianggap lebih berhasil pembangunannya daripada
neg,nra lain yang PNB,/kapita/tahunnya adalah US $500.
Dergen demikian, pembantunan di sini diartikan sebagai
iumlah kekayaan kes€luuhan sebuah bantsa atau ne8ara.
2.,-Pentcrataan
4
yan8 di samping tinggi produktivitnsnya, p€ndtldutnrn
juga makmur dan sejahtera eecara relatif meralr.
3. Kudit s Kehidup.n
Salah satu cara lain untuk norgutur kesejahteraan pen-
duduk sebuah negara adalah dengan mengguEkan tolok
ukur I\ILI lPhysrcal Qutl y of-Life Indar). Tolok ukur PQLI
ini diperkenalkan oleh Morisr yang mengukur tita indi-
kator, yakni: (l) rata-rata harapan hidup sesudah umur r.tu
tahun (2) rata-rata iumlah krmatian bal, dan (3) rata-rat
prosentasi buta dan melek huruf.
Bagi yang p€rtama, angka 100 diberilan bila rata-r6ta
harapan hidup qrencapai 77 tahun; sedangkan anqla 1
diberikan bila rata-.ata harapan hidup hanya men apai 28
tahun. Yang kedua, angka f00 diberitan bila rata-.at .ng-
ka kematian adalah 9 untuk setiap lmo b.l; aryka 1 bila
rata-rata angka kematian adalah 229. Untuk indthtor ke.
h8a angka 100 dib€.ilan bila rata-rata pro6€nta3i melel
aksara mencapai 1m"/"; angka 0 diberikan bila tal ada ylng
melek aksara di negara tersebut. Angka rata-rata d.d ketiga
indikator ini, yalni harapan hidup, tematian bal dan me.
lek aksara, menjadi angka PQLI yang besamya antara 0
sampai 1m. Atas das.! ini, dapat disusun sebu.h daftat
urut daai negara-neSara sesuai dengan prestasi PQU-nya.
Temyata, presta.si PQLI tida-k selalu sama dengan pres-
tasi PNB/kapita, lre'kipun pada umurmfa daprt diklta.
kan bahwa negara vang tinggi PNB/kapitanya iuga tinggi
antka PQLI-nya, demikian iuga s.balil6ya. Tabel I-1 m.
nuniukkan gejala ini di beberapa netara berkeErbang.
Dari Tabel l-1 itu, tampak bahwa ada "ketidalsesuaian"
antara pr€tasi pertumbuhan ekonomi dan tingkat kuditas
kehidupan. Tentu 6aia, tolok ukur PQLI ini juga Blentalami
banyak kritik, antara lain karena seberumya masih banyak
indikator yan8 bisa dimasukkan ke dalam indek ini. Te
tapi, untuk tuiuan buku ini guna merunjullan bahwa
pedrbanguan bulan eetadar pertanbahan Lekayaan Errb-
rial sfia fang diulur secan mal(Io, Fngeahuan &ntang
5
TAAEL T-1
20
2l
12.7b
25t {a
3.@
56
!a
415
2ll4
lor
,@ &
aa
2J03
suhh- t wr, ronr P r v&riE (.u.b, lraa I6.t c.!' Dtu6b dd T.d&, l*t
{. Kenrr.Ln Unghng
Sebuah negara yang tingB produktivitasnya, dan metata
p€ndapatan p€ndudulnya, bisa saia berada dalam sebuah
proses untul mmiadi s€makin miskin. Hal ini, misalrrya,
yang menghasilkan produktivitas ya;g
Y*y. fTlTC"*.
tinSgi itutidak mempedulikan dampak telhadap lingkungani
nya. ungrungaruya Behalin rulal, Sumber6umber alarnya
sernali.: btkuras, seurmbra kec€patan bagi alaar rmtr1k
m.llakulan Ehabilitasi lebih larrbat daripada kecepat n
F
6
rusakan sumlrer alam tersebut. Mu.ngkn juga pabrik,pabrik
yang didirikan menghasilkan limbah kimia yang merusak
alam di s€kitamya, sehingga mengganggu kesehatan pen-
duduk maupun segala makhluk hidup di sekitamya. Padahal
sumb€r-sumlr€r alam dan manrrsia ifu adalah faktor utarna
yang menghasilkan pertumbuhan y.ng tinggi terebut.
Oleh karena itu, serinSkali ie4adi bahwa p€mbangurEn
yanS diangtap b€rhasil temyata tidak memiliki daya keles-
tarian yant memadai. Akibatnya, pembantunan ini tidak
brsa berkelanjutan, atau lidak suslainoble.
Karena itu, dalam kriteria Leberhasilan pembangunan
yang paling balu, dimasukkan juga faktor kerusakan
lingkuntan s€bagai faktor yanS menentuLan. Apa gunanya
sebuah pembanturu^ ya g Wda saat ini memang tinggi
produktivitasnya, merata pcs$adan krkafaannf., Etapi
dalam jangka sepuluh tahun atau duapuluh tahun men-
datang akan kempes karena kehilangan sumber daya yang
men,adi impu-ls utama Pertumbuhan tersebut?
Karena itu, perlu dipertimbangkan faktor-faktor baru s€-
bagai tolok ukur telhadap keberhasilan petnbanSunan, se
perti misalnya kerusakan sumber daya alam, Polusi yang
te4adi akibat limbah industri, dan sebagainya. Bila faktor-
faktor ini diikut-sertakan sebagai tolok ukur, daftar urut
keberhasilan pemba.tunan dari negara-negara yan6 ada di
dunia ini akan mengalarni P€rubahan.
7
lah faktor vang dimasukkan atas dasar Pertimbangan mo
ral, yaitu demi keadilan saia. TetaPt faktor ini berkaitan
dengan kelestarian pembangunan juga. Bila te4adi kesen-
iangin yang tetlalu melcolok antara olanS-orang kaya dan
mis-kin,'masyarakat yang bersangkutan men,adi rawan se
cara politis. Orang-orang miskin itu cenderung untuk me_
nolak status quo yang ada. Mereka ingin memPerbaiki diri,
dengan mengubah keadaan. Oleh karena itu, bila konfiSu_
rasi kekuatan-kekuatan sosial memungkinkan (misalnya,
teriadi pertentangan yang tajam antara kaya dan miskin,
teiadi perpecahan di kalangan milite! dan sebagian dari
mereka mendukrmg kelompok yang mau mengubah ke''
adaan, kelompok orang-oran8 miskin ini terorganisir secara
relatif baik, dan sebagainya), akan teiadi Seiolak Politik
yang bisa menghancurkan hasil pembaflgunan yang sudah
dicapai.
Dengan demikian, seperti ju8a masalah kerusakan alam
yang dapat mengganggu kesinambungan pembangunan,
Iaktor keadilan sosial juga merupakan semacam kerusakan
sosial yang bisa mengakibatkan dampak yang sama. Ke-
rusakan sosial ini antara lain dapat diukur oleh indeks Cini
dan tingkat kualitas kehidupan fisik seperti yang dicer
minkan oleh tolok ukur PQLL Karena itu, dapat dirumus-
kan bahwa pembangunan yang berhasil mempunyai unsur-
unsur sebagai be kuti
8
Denukraniah, konsep pembangunan menjadi semakin kom-
pleks, tidak hanya terbatas pada rnasalah pertumbuhan eko_
nomi saia, tetapi juga meliputi masalah sosial dan lingkungan.
9
kornoditi industlr yant akan rnemberikan nilai tambah
yang besar. Ini adalah keputusan yang diambil berdasarkan
ilmu ekonomi tradisional, yang mengutamakan Penin8katan
sumber atau baran8 langka.
z Ekonomi Politik
3. Ekonomi Pembangunan
11
dalam pembahasan. Juga Pengertian pengefisiensian dan
pengembangan sumber-sumber produkdJ yang langka di-
tegaskan sasarannya, yakni untuk kePentingan rakyat mis.
kin. Dengan demikian, dalam ekonomi pembangunan, bu-
kan saja peningkatan Produktivitas menjadi Penting, tetaPi
juga, bahkan terutama, disttibusi yang merata dari hasil-
hasil produksi m€:rjadi .1.';at DentinS.
Untuk memperielas kawasan studi ekonomi PembanBun_
an, Todaro' mengaiukan beberaPa Persoalan yanB diSumuli
oleh cabang ilmu ini (antara lain):
12
L menyebar di antara negara-negara yang ada? Kalau
tidak, apa alternatilny a?
7. Kateta 7V/" alau W" pendudul di negara miskin hidup
di pedesaaan, bagaimana cara yang paling baik untuk
melakukan pembangunan pertanian?
8. Apakah sistem pendidikan di negara-negara Dunia KF
tiga memang membantu Fmbangunan ekonomi, atau
sistem vang ada hanya merupakan mekanisme untuk
memungkinkan kelompok-kelompok atau klas-klas ter-
tentu mempertahankan kekayaan, kekuasaan dan penga-
ruhnya?
9. BagaiFana asalnya dan apa dasamya sehingta negara-
negara di Dunia Ketiga menuntut dibentuknya Tata Eko-
nomi Dunia Baru? Apak h Tata Ekonomi semacam ini
mungkrn, apa yang meniadi unsur-unsur utamanya dan
bagaimana dar.npaknya bagi kehidupan ekonomi negara
miskin?
13
hasilkan dan dibagi. Kedua, masalah manusia yant lneniadi
pengambil inisiatif, yang menjadi manusia Pembangun
Para ahli ekonomi memang berbicala tentang SDM atau
sumber daya manusia. Tetapi pembicaraan tentang manusia
di sini lebih menekankan aspek keteramPilan. Dengan de_
mikran, manusia lebih dianggap sebagai faktor Produksi,
dan faktor maflusia yang dipe.hatikan lebih ditekankan
pada petungkatan produksL saja Dengan demikiao, masalah
manusia dilihat sebagai masalah teknis untuk peningkatan
keterampilan, melalui bermacam sistem pendidikan.
Yang kurang d:persoalkan adalah bagaimana mencipta-
kan kondisi lingkungan, baik lingkungan politik maupun
lingkungan budaya, yang bisa mendorong lahimya hanusia
kreatif. Proses-proses yang teiadi dalam diri individu yang
melnungkinkan teradinya manusia kreatif juga kurang
dipersoalkan. Pada titik ini kita berbicara tentang faktor-
faktor non-material, seperti adanla rasa aman, rasa bebas
dari ketakutar! dan sebaBainya. Hanya dengan diciptakan-
nya suasana ini, kondisi yang merangsang kreativitas (yang
pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusid pem-
bangun yang punya inisiatif dan dapat memecahkan ber-
macam persoalan) dapat diselenggarakan. Dengan demi-
kian, pembangunan tidak hanya berurusan dengan produk-
si dan diskibusi bamng-barang material. Selain itu pem-
bangman juga harus menciptakan kondisi-kondisi yang
mernbual manusia bisa mengembangkan krcativitasnya.
Bagairnanapun iuta, pembangunan pada akhimya harus
difuiukan pada pembangunan manusia. Manusia yang di-
bangrur adalah manusia yang keatif. Untuk bisa kreatil,
manusia tersebut harus merasa balaqia, merasa aman dan
bebae dari rasa takut. Hanya manusia seperti inilah yang
bisa menyelenggarakan pembangunan dan memecahkan
masalah yang diiumpainya. koduktivitas dan distribusi
hasil-hasil pembangunan yang digeluti oleh ilmu ekonomi
fEnya meltrpakan akibat dari pembangunan yang berhasil
membangun manusia p€mbangun ini.
Untuk membentuk manusia a€macam itu, pelbagai aspek
harus dibicarakan. Diperlulan studi tentang psit<itogl ie-
14
wiraswdstaan: bagarmana keativitas bisa terbentuk dan
tumbuh dalam diri seoran8 individu? Dibutuhkan studi
tentang kebudayaan: bagakrana nilai-nilai dalam masya-
rakat terbentuk dan tumbuh dalam suatu kelompok manu-
sia? Apa peran a8ama? Kondisi politik yanS bag.irhana
yang harus dikembangkan dalam s€buah masyaralat, su-
paya memungkinkan ,iwa kewiraswastaan tuuncul dan me.
ngembang?
Hal-hal inilah yang akan meniadi pokok pembahasan
pada bab-bab berikutnya Dalam pembahasan selaniutnya,
para ahli ilmu sosial di bidang psikoloSi, so6iologi, politik,
antropologi dan Iainnya akan dilibalkan dalam membahas
dan menyusrfr teoriteo.i pembangunan. Keterlibatan me_
.eka merupakan reaksi terhadap teori Pembangunan yang
sampai saat ini masih didominasi oleh Para ahli el(onomi.
Pembangunan, pada akhimya, merupakan masalah yang
harus didekati secara interdisipliner melalui berbagai di'
siplin iLnu. tlarus!
15
BAB II
T'EORI MODERNISASI:
PEMBANGUNAN SEBAGAI
MASALAH INTERNAL
76
barang-barang industi secara lebih murah (daripada mem-
produksikarmya sendiri), dan [egara-negara industri dapat
membeli hasil-hasil pertanian secara lebih muah (dibarF
dingkan kalau memproduksikannya sendiri).
Selanjuktya, Teori Pembagian IG4a Secara InternasiorEl
ini juga menyatakan bahwa perdagangan internasional akan
menguntungkan semua pihak. Harga barang akan tutun
dan mencapai titik terendah bila te{adi perdagangan bebas.
Kemaiuan teknologi di negara-negara industri akan meng-
akibatkan produksi jadi berlimpah dan murah. Karena ih!
harga barang industri akan tutun, dan ini akan mengun-
hjngkan negara-negara f€rtanian- Hat yang sarna, halga
produksi haEil-hasil pertanian juga akan tu-aun kar€na pro-
duksi berlimpah dengan bertambah canggihnya teklrolo$
yang dipakai. Di sini bekerja "tan8an yang tidak kelihatan"
Adam Smith.
Pada akhirnya, seperti yang dikatakan oleh Todaro,l
"pemban8lman yang didasarkan pada kemandAian diri sen-
diri melalui itotasi sebagian atau keseluruhan, diangtap
sebagai pem bangunan yang secara ekono$is kurang baik
dibandingkan dengan pembangunan yang mengikut-serta,
kan diri ke dalam perdagangan internasional yang bebas
dan tidal terbatas." Dengan kata lain, pembangunan yang
paling baik bagi suahr negara menurut teori di atas adalah
pembangunan yang meleburkan diri ke dalam kegiatan
ekonomi dunia, karena pada dasarnya negara-negara yang
ada saling tergantung, dan akan lebih menguntungkan bila
negara-netara salint mengisi kelehahan yang ada.
t7
vang inemproduksikan barang industri- Antara kedua ke'
lompok negara ini teiadi hubungan daganS, dan keduanya,
menurut teori di atas, saling diuntungkan.
Tetapi, setelah beberapa puluh tahun kemudian, tamPak
bahwa negara-negara industri menjadi semakin kaya, se'
dangkan ne8ara-negara pertanian semakin tertinggal. Nera_
ca perdaBangan antara kedua jenis negara ini selalu
mengunhrngkan n€gara-ne8ara )rang men8khusukan diri
pada produksi barang industri. OIeh karena itu, timbul
perlanvaan. apa yang meniadi penyebabnya? MengaPa ter-
jadi dua kelompok negara -vaitu negara-negara miskin
vang biasanya melupakan ne8ara pe anjan, dan negara-
negara kava yang biasan,va adalah negara industri?
Terhadap kenyataan ini, secara umum terdapat dua ke-
lompok teori. Pertama- teo.i-teori yang menielaskan bahwa
kemiskinan ini terrtama disebabkan oleh faktor-faktor inier-
nal atau fakto!'faktor yang terdapat di dalam negeri negara
vang bersangkutan. Teori kelompok pertama rni dikenal
Jengan nama Teori Modernisasi, _van8 akan segera kita
bahas.
Kedua. teorlteori r ar e lebih 'oanvak rnempersoalkan iak
ior'faklor eksternai sebagai penveb;5 teriadinya kemiskinai
di negara-negara terteniu. Kemjskitlan dilihat terutama se-
bagai akibat dari bekerjanva kekuatan-kekuatan luar yang
menyebabkan n€Bara yang bersangkutan gagal meiakukan
pembangunannya. Teo -teori ini, vang masuk ke dalam
kelompok Teori Struktural, akan kita bahas pada bab men-
datang.
Sekarang, marilah kita bicarakan beberapa teori yang
tergolong ke dalam kelompok Teori Modernisasi. Teori-teori
ini dipilih karena masing-masing teori dianggap mewakili
satu pokok pikiran tertentu. Dengan mernbahas beberapa
teori ini dalam bentuk rangkaian, diharapkan perkembang-
an Teori Modemisasi bisa digambarkan dengan agak jelas.
18
rant masih terus dipalai, me6kipun sudah dikembantkan
secara lebih canggih, ada.lah teori da.i Evsey Domar dan
Roy Harrod. Kedua ahli ekonomi ini, y?ng bekeria s€ca.a
terpisalr mencapai kesimpulan yang sama, yakni bahwa
pertumbuhan ekonomi diEntukan oleh tingginya tabungan
dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah, per-
tumbuhan ekonohi masyarakat atau negara tersebut juga
akan rendah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, ta-
bungan dan investasi ini kemudian dirlrmuskan dalam ru-
mus Harrod-Domar yang sangat terkenal di kalangan para
ahli ekonomi pembangunan.
Seperti dikatakan di atas, teori ini sudah banyak menga.
lami modifikasi, sehingga meniadi lebih canggih. Tetapi
pada intinya, rumr.6 pembangunan Harrod-Domar ini ma-
sih dipertahanlen. Rumus ini didasarkan pada asunsi bah-
wa masalah pembangunan pada dasarnya melupakan
masalah menambal <an rnvestasi modal- Masalah keterbela-
kangan adalah masalah kekuran8an modal. Kalau ada mo-
dal, dan modal ihr diinvestasikan, hasilnya adatah pem_
bantunan eLooomi. SePerti yang dikatakan olPh Blomstrom
drn Hettne'
19
bangunafl. Salah satu teori yang merupakan modifilGsi dari
teori ini, misalnya, tercermin pada Teori Rostow tentang
tingkat-tingkat pertumbuhan dan tinggal landas (yang akan
dibahas nanti). Meskipun ditambahkan bermacam faktor
lain, pada intinya Rostow berbicara tentanS usaha peninS-
katan tabungan dan investasi dalam memacu perkembang-
an sebuah masyarakat untuk mencapai posisj tinSgal
landas.
Teori Harrod-Domar memant tidak mempersoalkan
masalah manusia. Bagi kedua tokoh itu yang pentin8 ada
lah menyediakan modal untuk investasi. Masalah rnanusia-
nya diantgap sebagai sudah tersedia.
20
yant mengatakan bahwa seseorang itu sudah ditakdirkan
sebelurmya untuk masuk ke surga atau neraka. Tetapi,
orang yang bersangkutan tentu saia tidak mengetahuinya.
Karena itu, mereka menjadi tidak tenang, menjadi cemas,
karena ketidak-jelasan nasibnya ini.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah mereka akan
masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya di
dunia yang s€karang ini. Kalau seseorang berhasil dalam
kerianya di dunia, hampir dapat dipastikan bahwa dia di-
takdirkan untul naik ke surga setelah dia mati nanti. Kalau
kerianya selalu gagal di dunia ini, hampir dapat dipastikan
bahwa dia akan pergi ke neraka.
Adanya kepercayaan ini membuat orang-orang penganut
agama Protestan Calvin bekerja keras untuk meraih su*ses.
Mereka bekeia tanpa parlrrih; artinya mereka bekeria bu-
kan untuk mencari kekayaan material, melainkan terutama
untuk mengatasi kecemisarurya.a Inilah yang disebut se.
bagai Etika Prot6tan oleh Weber, yakni cara bekerja yang
ketas dan sungguh-sungguh, lepas dari imbalan matelial-
nya. (Memang, orang ini kemudian menjadi kaya karena
keberhasilannya, tetapi ini adalah produk sampingan yang
tidak disenga,a. Mereka bekerja keras sebagai pengaMian
untuk agama mereka, bukan urtuk mengumpulkan harta.
Tetapi Weber sendiri mengakui bahwa hal ini kemudian
berubah jadi sebaliknya. )
Etika Protestan inilah -yang meniadi faktor utama bagi
munculnya kapitalisme di Eropa. Calvinisme kemudian me-
nyebar ke Amerika Serilat, dan di sana pun berlembang
kapitalGme yang sukses.
Studi Weber ini merupakan salah satu studi peltama
yang meneliti hubun8an antara agama dan perhrmbuhan
ekonomi. (alau agama kita p€rluas meniadi kebudayaary
studi Webe! ini meniadi perangsan8 utama bagi munculnya
studi tentang aspek kebudayaan terhadap pembanguru.n.
Daiam melakukan penelitian tentang aspek kebudayaan ini,
pelan agarna pun meniadi sanSat PentinS sebagai salah
satu ni.Lai kemasyaralatan yang sangat b€rPengaruh ter_
hadap watga masfdralat tersebut.
21
iemenlnra rtu, istilah Etika Protestan meniadi sebuah
konsep umum I ang tidak dihubuntkan la8i dengan agama
Protestan itu sendiri Etika Protestan meniadi s€buah nilai
tentang ke4a keras tanpa pamrih unfuk mencapai sukses-
Dia bisa ada di luar agama Protestan, dapat menjelma
menjadi nilar-nilai budava di luar agama. Misalnya, salah
seorang pen8ikut lveber .li .\merika Serikat, Robert Bellah,
melalukan f.nplrt,dr para agdn", fohrEarva dj Jepang
Dal,rn lukrrr.va vang terk.nal l"krl3ri,.r F.,IXror, ' Llia me-
nvatalan bahwa apa vang disebut sebatai Etika Protestan
itu irga ad.t fada agama Tokugar".a. Karena itulah, Jepang
ttrh.lsil m€!r,bangun iaprtalisme dengan p€rturnbuhan eko-
nomi yang tinggi.
22
untuk membuat sebuah peke4aan berhasil, yang paling
penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. persoalai
terpenting menjadi: Apakah seseorang memiliki serrr[grt
?an! yqng
serryln" d.lam menghadapi pekeriaannya? Apa-
kah dia memiliki keinginan uqhrk berhasil?
Dari sini, McClelland tiba pada konsepnya yang terkenal,
yaklni tlu rced ht Adtieoefient, kebutuhan atau dorongan
untuk berprestasi- Konsep ini disinglat dengair sebuah sin-
tol yang kemudian menjadi sangat terkenal, yaknij [-Ach.
Sepe*i iuga konsep Etika Protestar! keingirEtl, kebun han,
atau dorcngan untuk berprestasi ini tidak sekadar unfut
meraih imbalan material yang besar. Orang dengan n-Ach
yang tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi,
mengalami kepuasan bukan karena mendapatkan imbalan
dari hasil ke4anya, tetapi karena hasil kerja tersebut di-
anggapnya sangat baik. Ada kepuasan batin tersenditi k&
lau dia beihasil menyelesaikan pekerjaannya dengan
sempuma. Imbalan matedal menjadi faktor sekunder. De-
ngan konsep n-Ach ini, kita lihat pengaruh Max Weber
terhadap Mccleltand.
Selaniutnya McClelland mengatakan bahwa kalau dalam
sebual masyalakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach
yan8 tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Sumbangan Mcclelland ini tidak alan begitu beratti, bita
dia hanya berhenti di sini. Karena kons€p n-Ach sebenar.
nya hanya bentuk lain da.ri konsep Weber tentang Etika
Protestan.
McClelland kemudian melaktkan sebuah penelitian se-
iarah. Dokumen-dokumen kesusastetaan dari jaman Yunani
Kuno seperti pui6i, drama, pidato penguburan, suat yang
ditulis oleh para nahkda kapal, kisah epik, dan sebagai-
nya, dipelajari. Karya-karya telsebut dinilai oleh pala ahli
yang netral, apakah di dalamnya terdapat semangat n-Acll
Kalau karya-karya tersebut menunjuklen optihirme yang
tinggi, keberanian untuk mengubah nasib, tidal cepat me.
nyerah-itu berarti nilai n-Achnya dianggap tinggi. Kalau
tidak, nilainya dianggap kurang.
23
Dali data dan haEil penilaian ini ditemukan bahwa Per-
tumbuhan ekonorni yang sangat tinggi selalu didahului
oleh nilai n-Ach yang tinggi dalam karya sastra yang ada
ketika itu. Ka.lau karya-karya tersebut menuniukkan nilai
n-Ach yang rendah, pertumbuhan ekonominya kemudian
menununjukkan angka )'rng menurlrn./
Metode penelitian v..il8 sama digunakan la8i untuk
menganalisis pembangunan ekonomi di Spanyol pa.ra abad
ke-16. Di samping itu iuga diterapkan pada dua gejala
peningkatan pertumbuhan ekonorhi di Inggris; yang per-
tama pada akhir abad ke-16, yang kedua pada permulaan
Revolusi lndustri s€kitar tahun 180Gan. Hasilnya ternyata
sama, yalni bahwa peltumbuhan ekonomi selalu didahului
oleh karya-larya sastra yang mempunyai nilai n-Ach yang
6ngd."
Da.i kaiian seiarah ini, McClelland tambah yakin bahwa
adanya n-Ach yang tingg dalarn sebuah masyarakat akan
lEngakibatkan pertulrbuhan ekonomi bagi masyarakar teF
s€but. Apakah kesimpulan ini dapat juga dipakai untuk
masyarakat kita sekalang ini?
M.Clelland kemudian mengambil cerita anak-anak se.
bagai bahan untul mmgukur n-Ach s€buah masya.akat
modem. Alaaannya, di B€mua neg,na selalu dapat diiumpai
cedta anak fang diaialkan di sekolah atau diceritakan oleh
orangtua merela sebelum tidur. Iuga, cedt anak-arrak be-
luat dlpengaruhi oleh kepentingan polilit, sehingga tampil
3ecar. lebih Erumt. Oleh Latena itu, dikumpr kanlah sekitar
1300 crrita anak-anal yang beredar pada tahun 1925 dart
21 negara, dan dari yang betedar pada tahun 1950 dali 39
negan lainnya. Sep€rti juga sebeluonyd. cedta-erita ini
dbed nild oleh beberapa aNi berdaearkan kriteda tinggi
arau rrrrdah nilai n-Aclrnya.g
llarilnya m€rnrry s€perti yary diharapkan. Misalnya ko-
!€la8i anta.E t'mgkaf n-Ach pada ccrita anak-anat tahun
1925 dan FtuErbuhan peruLaian lbrik di negara &rsebut
antara tahun 1925 sampai trrhun f950, n ainya addah OJ3.
Sccarr 8tatistik, nitai ini dianggap c1!-up ting8i. Jadi, hrr
bungan ini jelar bulafi kebetu.lan salr.ru Dengan demikian,
memang dian€gap terdapat korelasi antara tingkat n_Ach
dengan keberhasilan pertumbuhan ekonomi. Inilibuktikan
lagi pada penelitian seienis di negata-negara lain.
Mccleuand kemudian berkesimpulan bahwa n-Ach ini
seperti semacam virus yang bisa ditu.larkan. ,adi, n-Ach
bukanlah sesuatu yang diwariskan 6eiak lahL. Oleh karena
itu katanya:rr
25
garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke
masyarakat yang maiu. :roses ini, dengan Pelbagai variasi-
nya, pada dasarnya berrangsung sama di mana Pun dan
kapan pun juga. variasi yang ada bukanlah merupakan
perubahafl yang mendasar dari proses ini, melainkan hanya
berlangsung di permuk:an saja Rostow- membagi proses
pembangunan ini meri'lr hma rahap.rr yang akan kita
paparkan secara singkat di bawah ini.
27
4.4. Bergerak ke Ked.cu'nsaan
28
seperti halnya teori-teori modernisa6i lailhya, didasarkan
pada dikotomi masyarakat tradisional din masyarakat
moderrL Titit tarFnttE dal.& geral kemaiuan diri ma_
syaratat yant Eatu k yang lainnya adalah periode lepas
latdas.
.Y"* .,W" Hicam tentant keperluan akan adanya
sefl:Tpok wira.swastawan, yakni orang-orang yang b€rani
Eelakukan tindakan pembaruan, rneskipun tinaaian ter-
setut ada risikonya. Dia keqrudian berbicara tentang kon_
disi-kondisi oosial yang melahi*an para wiraswastaw;n ini.
Rocowr5 menyebutkan dua kordisi'so6ial (l) adanya elibe
baru dalam masldraka] yary merasa diintkari haknla oleh
masyarakat tradisional di mana dia hidup, ,nhri men_
dapatkan ptestise dan rrencapai kekuasaan melalui cara-
cara konvensional y.ng ada, (2) trusyarakat Eadiriorul
yang ada cukup fletsibel (atau lemah) untut memperboleF
kan warganya mencari kekayaan (atau kekuasa; po[tik)
sebatai jalan untul menaiklan status"y" aaU^ masyarat i
ftiasanla hal ini dicapai melalui kepatuhan dan k&tiaan
terhadap yang bertuau).
Kelompok elite baru inilai yant akan men,adi ten ga
pendorong untul melalukan pembanran. Elite baru ini m;
rupakan kelompok orant yang fruskasi (dalam arti positio,
karena tatanan sosial-polit'* yang ada tidal memberi k+.
IY:n8kiT" untuk mengembangkan diri. Iij misalnya ter-
iadi pada kelompok pedagang (cikal batal dari kaum
burjuasi di iaman modem) di iadla. feodal, atau orang-
orant Yahudi di Eropa, atau or-dng-orang Cina di Asia
I enggara. Karena tidak bisa mernaiukan diri di
ialur sosia.l_
politilg mereka bergerak di bidang ekonomi dan kehudian
mendapatkai tempat terhormat, karena keberhasilannya
mengumpulkan kelayaan.
Dalam membahas masalah lepas landas pun, Rostow ber-
bicara tentant asFk-aspek non.ekonomi i^i. Baginya, lepas
land.s harus meftenuhi semua ian kehta Londisil6 yang
salint bgkaitan ini y.kni:
29
(katakanlah) 5'/" (atau kuraaa) menjadi 10"/. (atau lebih)
dari PendaPatan nasronal;
(2) tumbuhnya satu atau lebih sektor indusEi manufaktur
yang pentinS, dengan tingkat Pertumbuhan yang tinS-
8i;
(3) adanya atau munculnya secara cePat lembagalembaga
politik dan sosial lang bisa memanJaatkan berba8ai
dorongan gerak ekspansi dari sektor ekonomr modeh
dan akibat vang mungkin ter,adi dengan adanya
kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar sebagai hasil dari
lepas landas; di samping itu lemba8a-lembaga ini ke-
mudian bisa membuat pertlrmbuhan meniadi sebuah
proses yang berkesinarnbungan.
30
trnglatkan tal-un{dn dan rnl.estdsr produktrf
setrnggr mrmt.
Lembaga-lembaga non-ekonomr .epertr l"mblga jem-
lt-1
oaga polltrt ddn rosral IUqa harus drgerallan
rapar tujuan itu Kalru inr bisa dilakulan. rahap
rntrf *"n
l.,pa.
,....r_*-. I.€mudidn rahrp korsum.. ,nas.rt .."ng ,,ngg,.
aran seteia9li dr(apd; Telafr. lJntkah p.rtdn,a
oarr--eluii,lr
; L res vant prniang rn: dimular ocng"n mengi),lan8lan
:.rm5rtdn pddd ma.\..iralar t,1rJr)rona. .-..t\d mas\araL,
tersebut dapat nlemerdekakan drrr dari nrlar,nrlai tradisinvr.
dan mula: bergerak maiu Inr plas l"tr", ''
""" "1.",,";,.-
5. tsett F, Hoselitz: Faktor-Faktor Non-ekonomi
31
aspek-aspek non+konomi dari m"syarakar. Dengan kara
laia lepas dari p€ngembangan modat s€perti pernba-
ntunan sarana sistem tel€komui*asi serta baisport si
dar inv€.tasi dalam tasiliras FLbuha& FSudaryaa
d.n instalari-instalasi seret{s untuk Frdataryan tu.r
neSeri, banyak dan pembaruan-pembaruan yan8 t€rjadi
pad. periode peEiapannya didasarkar pad. perubahan,
perubahan pen8aturan ielemba8aan yang r€riadi dalam
bid.ng hukum, pendidikan, letuarSa dan motivasi.:r
32
pengalaman di Cina pada abad ke-19. Sebagai akibat dari
korupsi para peniabat negara, surplus ekonomi yang te4adi
meniadi sia-sia, karena ditanamkan ke pembelian tan;h, atau
dipakai untuk mergkonsumsil?n barang-barang mewah.
33
masyarakat yang lama. teperti iiura&an di atas, Rostow
juga bicara tentan8 kelomPok ini.
v
memberikan cid-ciri dari manusia yang dimalsud, yang
antara lain meliputi hal-hal seperti: ketelbukaan terhadap
pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang
dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, p€r-
caya bahwa manusia bisa menguasai alam dan bukan se
baliknya, dan s€baSainya. Ciri-ciri yang diberikannya tentu
saia bisa ditambah lagi, atau dikurangai, ata'i diktitik l(€-
tepatannya. Dalam hal ini, Inkeles dan Smith tidal berbeda
dentan Web€r dentan korEep etika Protestannya, atau Mc_
Cletland dengan kons€p n-Achnya. Bedanya, tnleles dan
Smith menguraikannya secara lebih rinci dan menguii kon-
sep-konsep ini dalam sebuah Fnelitian emPiris yang me
liputi penduduk di enam negan betkembang.
Unh* tuiuan buku ini, yang lebih penting adalah teori
Inkeles dan Smith tentang Pros€s pembentukan man8ia
modem, Pertama-tama, mereka menyatakan:
35
faktor yang berPeran besar dalam mengubah manr'rsia tra-
disional menladi moder l-endan kata lain, seorang manu_
sia tradision;l bisa diuaah meniadi manusia modem bila
dia diteriunkan ke dalam lembagalehbaga ke4a yang
modem. $orang yang bekeria di Pabrik misalnya, diPaksa
untuk bekerja dengan menepati waktu, untuk membuat
oerencattaan, untuk bek'ia sama dengan oran8 lain dan
sebagalnyu. Dalam peneLriannya, Inkeles dan cmith me'
nemu- kan bahwa seorang manusia tradisional yang diter-
junkan ke dalarn lembaga keia yang modem bukan saia
bisa melakukan adaptasi yang cePat (berbeda dengan per-
sangkaan bahwa dia meniadi bingung dan kehilangan
orientasi), t€tapi dia juga bisa rnenyeraP nilainilai ke4a ini
ke daladr kepribadiannya dan mengekspresilannya kembali
ke dalam sikap, nilai dan tingkah Iakunya Dengan lain
perkataan, dia menjadi manusia modem.
' Untuk menjelaskan hal ini, Inkeles dan Smith2s mengam-
bil teori Karl Marx. Marx menyatakan bahwa kesadaran
manusia ditentukan oleh lingkungan rnaterialnya. Hubung-
an manusia dentan alat produtsinya membe bentuk dan
isi pada kesadarannya. Pendapat ini tampaknya dibenarkan
oleh hasil penelitian Inkeles dan Smith, di mana danusia
tradisional berubah menjadi manusia modem karena beker-
ia pada lembaga-lembaga keia yang modem, sep€rti rnisal-
nya di pabrik-pab k.
Bahkan kedua peneliti ini menemukan bahwa perbedaan
etnis dan perbedaan ata8la" yang dianggap sebagai faktor
pcnting dalam mengubah tingkah laku manusia oleh para
alrti ilrnu sosid yang menekankan faktor kebudayaan, te!-
nyata kuranE berperan penting dalam pembentulan manu-
sia ltlodetn.- Lcbih pentinp seperti sudah diungkaptan di
atar, adalah faktor pendidila[ dan pengalaman kerja di
le!$aga k€ria yang modem.
III. RANGKUMAN
Ada banyat vairasi dari teori-teori y.nt teryabung dalam
kelofipol T€ori Modernisasi. Yang diuaikan di atas hanya
beberapa teori yang dianggap mewaki.li beberapa pemikiran
aliran dari Teori Modemjsasi. Aliran-aliran yang ada, antara
lain:
37
menFhrmPun modal \.ane hesar. serta hemasok lma8a
teknis. t.+r8a wiia<w..ta dan telnologr
5. Teori yan8 menekanlan hngkungon tial.tial, dala,x. lldl
ud linglungan peke4aan, sebagai lalah satu cara terbail
untuk membentuk manusia modem yang bisa memba-
ngun. hkeles dan Smith berbicara tentanS pe.soalan jni.
Berbeda dengan McClellanC yang menekankan pendidik,
an dalam arti 'manipulasi mental dari si anrk didik,
pada lnkeles dan Smith perubahan dicapai dengan se-
cara langsung memberikan pengaladan ke4a Di sinr
bukan "manipulasi mental yang dipakat sebagai instru-
men pen8ubah, tetapi pentalaman keqa yang diatami
s€cara nyata oleh si buruh yant mengubah sikap dan
tingkahlakunva. Tetapi memang lnkeles dan Smith iuga
mmyatakan bahwa pendidikan adalah cara yang paling
efektif untuk membentuk manusia modern.
39
masyarakat yant terbe'dkang, sesua. dengan per_
kembangan dalam gar:s lluus tersebur pada- saatnya,
bila sudah sar..pat waktunva, masvalakat mr pada aklur-
nya alr.an mentadl modem. seFlerti vaJlg dialarni oteh
negara-negara di Eropa
4 Akhirnya. s€pertl yang rheniadj crn darj kelompok t€ori
ini. -faktor vang mendorong ata,.: menghambat
,fak!
pembantunan harus dtcar) di dalah negara,negara yan8
bersanlikutan, bukan di luamva t-,tisainya, k'urangnvi
pendidrkan pada sebattan besar penduduknva, adinva
nilai-njlal buda-va loka. vang kurang menghartai ke_
kayaan materral, dan sebagarnva Eaktor-fakior Grs€but
adalah fa-ktor rntemal n. .ara-negara yang bersangkutan
q
BAB III
TEORI KETERGANTUNGAN (1):
PARA PENDAHULUNYA
{1
Menurul Tmri Struktural, perdagangan dunia vant bebas
iustru merupakan !^ada, Fraktek eksploitasl ini. Per-
dagangan dunia yang bebas dapat diibaratkan sebagai per-
saingan antala dua tim sepakbola. Tim vang sukses dan
lebih kaya, pada akhimya akan membeli pemah-pemain
terbaik dari tim yang lebih lemah. Akibatnya, tim yang
lemah bukan saia dikalahkan daiam persaingan, tetapi juga
akan terus mrrndur dan akhimya hancur, karerra unsur-
unsur yanS palint potensral bagi trm inr untuk maiu dr
rebut oleh tim yanS Iebih kuat.'
Kita akan membahas perkembangan Teori Struktural me-
lalui hasil keia bebelapa tokohnya. Tetapi s€belumnya,
malilah kita membicarakan apa s€benahya Teori Struktural
ifu, bagaimana asal mulanya dan dari mana suhber-sum-
be-n.
I. SERDA SEDIKIT TENTANG TEORI STRUKTURAL
Teo.i Stsuktural sebenamya melupakan teori-teori yang me.
malai pendekatan strllktural. Pendekatan ini:
43
perkataan: kaum borru' mencrpt.rlan dunia ini s€suai de_
ngan apa vang dibavangkannva'
Dengan demikian. b. gi Mar\ dunia akan berkembang
menuju kapitalisme gl-ba1. "Dunia KetiSa, s€P€rti Puteri
cantik yang masih tertidur, menunSSu seoran! Pangeran
Ganteng dari dunia Barat untuk membangunlannya me
lalui sebuah ciuman atau dengan sebilah PedanS, sehingga
sebuah proses pembangunan yang dinarnis bisa te4adi.''
Pangeran GantenS tersebut adalah negara-negara industri
maju, yang ak n "membangunl<an" neSara-negara Dunia
Ketiga melalui p€rdagangan dunia, atau melalui kekuatan
mililer.
Oleh kalena itu, tidak bisa dihindarkan lagi, sernua nega-
ra di dunia akan menjadi negara kapitalis. Sernua boiuasi
di dunia akan menindas kaum buruh. IGrena ihrlah Marx
menyerukan supava kaum buruh di seluruh dunia bersatu
untuk menggulingkan sang penhdas, karena kaum buruh
(yang sudah sangat miskin dan tidak punya apa-apa lagi)
tidak akan kehilangan apapun kecuali belenggu (kemis-
kinan) yang rnerantai dirinya-
Pendeknya, bagi Marr, dunia di luar benua Eropa dan
Amerika adalah dunia yang kuno, stads, kednggalan jaman,
tal ada dirumila apa-apa. Ini dituangkannya dalam konsep
yant dikenal dengan nama cora produki Asi. Seperti juga
Para aNi ilmu sorial Elopa lainnya pada waktu itu, Marx
berpendapat bahwa kolonialisme membawa kebailan bagi
neg a-negara Dunta Ketiga, kar€na dia membangunkan
negara-netara ini dari tidumya. pandangan ini, 6€Frti juga
pandangan-pandangan lain dari kaum intelektual Eropa ke-
tila itu, ditolak oleh para pemikir pembantunan sekarang.
KaEna itu, salah satu kelompok teori yang tertolongle
-
qah-ur_ Teori Struttural, yatni Teori Xeergantungan, iattr
dati dua induk. Induk yang pertatna adalah seorang ahli
ekonomi liberal: Raul prebisch. Indul yang kedua adatah
teoli-teo.i Marxis tentang irnperialbEE dan kolonialisme,
::b . T.*g
pemikir Marxb yang Elerevisi pandangan
Marlrs t€ntang cara produki fuia, yalmi paut Baran. I(e
4
dur rnduk ini adalah para p€mikii Pendahulu dari Teori
Ketertantun8an.
45
bahwa mereka memiliki kemPatan untuk melakukan
mdustrialisasi.
47
pinttiran. Defisit ini mengakibatxan xeuusidnan/ netara ini
dengan demikian menjadi n.gara yang terbelakan8.
Oleh karena itu, lrebrsch menyimpulkdn bahwa keter-
belakangan di negara-negara Amerika Latin tetap berlang-
sung karena negara-negara ini terlalu mengandalkan ekspor
barang-barang primer. Kesimpulan ini kemudian dilenal
dengan nama Tesis Ptebisch-Singer (dari nama Hans Singer,
yang iuga sampai pada kesrmpula^ yanS sama pada waktu
yang bersamaan).!
Atas dasar analisisnya ini, Prebisch sampai pada pen-
dapirtnya yang terkenal: Negara-negara yang terbelakang
harus melakukan industrialisasi, bila mau rnembantun diri-
nya. Industrialisasi ini dimulai dengan industri substitusi
impor. Barang-barang industri yant tadinya diimpor, harus
diproduki di dalam negeri. Tentunya ini berarh bahwa
industri-industri yang masih bayi ini harus diiindungi dari
indushiindustri besar yang sudah sangat kuat di negara-
negara maiu. Oleh karena itu, pemerintah perlu melindungi
industri-industi bayi ini melalui kebijakan proteksi. Baru
setelah.indust bayi ini meniadi dewasa dan sanggup ber-
saing denSan industri.industn vang ada di negari pusat.
Proteksr rni drtanl kembah.
Ek5por barang-barang primer masih tetap penting peran-
nya, karena dari devisa yant dihasilkannya dapat diimpor
barang-barang modal berupa mesin-mesin industri. Semen-
tara itu diusahakan terus supaya barang-barang modal ini
di kemudian hari bisa dibuat sendiri olei negari-negara ini.
f1"n. f"rn".i"tut', dalam pros€s industriali;si. seftrti srr,
dah diuraikan di atas, meniadi besar. Bagi prebisch, camput
tangan pemerintah merupalan sesuatu yang sangat penting
untuk membebaskan negara-negara ini dari rantai keter:
bela kangannya.
Kendati demikian, perlu dicatar bahwa prebisch atau
ECLA tidak mmganluikan ekonomi yant dipimpin oleh
netara, seperti yang terjadi di negara-negara sosialis se.
belum teriadi perubahan pada rafrin rqg6. feo; p.mbi_
n$man yang dikembangkan di ECLA menolak teori eko
nolu terpimpin maupun teori ekonomi liberat yang mem-
48
bolehkan segalanya. Ekonomi pasar harus dip€rtahanlan,
tetapi melalui pengarahan dari negara. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa teori ECLA sedikit banyak dipenga-
ruhi juga oleh t ori Keynes, dalam a.ti teo.i ini menolak
sistem ekonomi liberal di mana negara hartrs benar-benar
tidak ikut campur, kecuali sebagai p€njaga kemumian sis-
tem pasar,e
49
(l)Kelompok teori ].ang menekankan idealisme rnanusia
dan keingrnannya untul nrenvebarkan ajaran Tuhan, un,
tuk menciptakan dunia lang lebih baik;
(2) Kelompok teori yang menekankan kehalrsan manusla
te.hadap kekuasaan, untuk kebesamn pribadi maupun
ketrsaran masyarakat dan negaranya.
(3) Kelompok teori yanS menekanlan pada keseralahan
manusja, yang s€lalu berusaha mencari tambahan ke-
kayaan, yang dikuasai oleh kepentingan ekonomi.
50
negara yang dikunjunginya, itu adalah akibat sampingan
dari pengembaraan untuk penyebaran agama ini. Dem
;an
teon lni menvatakeh
51
Jelas, bati Schumr\'t€r rrrenrrLsnr. driam arti eksPansr
(],an8 seringkah rnenigunakan i<€i<ujIan milrter) k€ netara_
negara lain meruPakln sr'5uatu van8 tidai rasional, karena
secara ekonomis seringkali tidak menguntun8kan. Lalu,
da mana datangnva dorongan irasronal ini? SchumPeter
lalu menjei._,skannva der.Ea^ rcar1 aialr$me
Pada manusia, ada instrnk agresif untuk menveranB dan
berperang. lnstinl iru terLltama tumbuh subur CL jaman
dulu. Tentu sata instink ini duiu berguna Lrntuk mendaPat_
kan sumber kehidupan, serta mempertahankan hidup. se_
perti halnva hewan di hutan, vang harus mencarr makan
dengan kekerasan.
Oleh perkembangan sosial dan kulturai manusra, cara
untuk mendaparkar surnber keludupan dan memPertahan
kannya tidak iagi fiengandalkan kekuatan fisik. Agresivitas
dan instinl untuk berperant menjadi kurang fungsional
pada masvarai(at modern, dan karena itu mulai menghl-
lant. Tetapi, mstinl lni sebenamya tldak hilanF seluruhnYa,
dan muncul kembali dalarn bentuk-bentuk vanS sudah ter-
bungkus. Inperialisme adalah maniiestasi oari adanya in-
stink agresif ini pacia manusia. Karena iru, Schumpeter
mendefinisikan mperialisme sebagai ...kecenderungan tan-
pa obiek dari _negara unruk meiakukan ekspansr sec.ra
trdal rcrbatas.'tr Kecenderungan ux memang dEebabkan
oleh instini< plimitif manusia yang diwarisi dari masa ialu,
yaitu instink untuk berperang. Kecenderrrntan iru berasal
da.ri sebuah struktur sosial yang dikuasai oleh kelompok
ahli perang yanS hembuhrhkan "ekspansi untuk keoentrng-
an ekspansi, peran8 untul sekadar berkeialu. kemenantan
s€kadar untul memenantkan, dominasi sekadar untul me.
nguasai."ra Karena rtu, mperialrsme pada dasarnva tanpa
tuiuan tertentu, tanpa obrek. Da hanya melayani instin-k
yang berg+lal di datam diri si manusia.
Inilah teori atavisme, yakni instink agresif primitif yang
mlmcul kembali pada manusia modem, yang dipakai oleh
SchumPete! untuk menjelaskan gejala imperialisme dan ke
lonia.lbme.
'tsungkusan" yalg dipakai untuk membenarkan pelam-
52
prasan agresivitas dan nafsu berperant irli adalah
slogan
yang menyatakan bahwa semua ini aihlukan demi -ke_
besaran aasional. Atau, ekspansi ini diperlukan mtuk
ke_
pentingan ekonomi. Bungkus ini diperlukan karena
ekspansi yang didasarkan pada agteslvrta., dan nafsu
ber_
perang jelas tidak bisa diterima oleh mailtrakarmanusia
yang sudah berbudaya tinggi. Bagi Schumpeler, imperiatie
me dan kolonialisme bukan dimaksudkan demi kepenting-
an ekonomi, tetapi kepentingan ekonomi (dan k;b6ar;
bangsa) dipakai sebagai alasan untuk menuh.rpi dolongan
yang sebeIlamya.
Schurnpe{e, menjabarkan teori itu dalam bulunya vanq
diterbitkan pada tahun t9t9 dan diier,emahlan Le d;h;
bahasa lnggris pada tahun 1951, dengan judrJd t,nphlisn
amd S*iol Cllr,*s
ban),.ak kritik terhadap reon Schrrmp€ter
. .Te:jy _saia, ada
T Ybhy."t Greene'' mmyatakan bahwa definisi yang
diberikan oleh Schumpeter tentang irperialisme sebagai
suatu kecenderungan aFesiJ tanpa obiek (malsudny.a: lebih
un-tuk.menyalurkan dorontan dgresil tersebut) keuhatannya
suut dipertahanlan, karena dari seiarah kita ketahui aia
banyak perang unfuk menduduki suatu daerah yang moti-
vasinya adalah untuk mendapatkan padang rumput yarg
lebih subur, atau di daerah ters€but ada tamUang jmasi
atau untul mendapatkan budak, dan s€bagain],a. S€nrua ini
mempunyai obiek yang jelas.
,u8a denFn teorinya tentaig agresivitas sebagai unsur
utama dariimpdialisrne, S(humpeter sealan-alan m€rtutup
mata terhadap imperialisme yang tidak memalai kekerasan.
Ntyl^ry eerrg"as.an sebuah negara oleh negan lairurfa
mela.lui kekuatan ekonomi tanpa diadakan peperangan tam-
paknya 6dal dianggap sebagai teiala inperialisme oteh
SchumpetE.
Di sanping kritik di atas, arla banyak lag kitit latl"
Tetapi, .karena tuiuan dari pembahasan ini bukan untuk
rnempersoaltan teoli Schumpeter, kiranya contoh kritil di
atas dapat dianggap cukup. Yang lebih p€nting lagi, me-
lalui tcod Schumpete!, kita m€mpunyai garrbar.n te"lt trg
53
salah satu teori yang ter8!'long ua;am keiomPok teori_teori
Glory.
54
akibat dari kemaiuan kapitaiisme itu sendiri? Tampaknya
Hobson tidal< berpikir begitu. Hobson mengatakan: Bu}rn
kemaiuan indust yang menyebabkan adanya kebutullan
untul mencati pasar dan daerah baru untuk investasi, F
tapi pemelataan Fndapatan yarg timpang, yang Eteng-
akibatkan daya beli yang lemah, membuat kesanggupan
menyerap hasil industrl dan modal di dalam negeri terham-
bat... 13 Ku.eno rtu, bdgr Hobson cara mengatasi rmperialis-
me adalah melalui sebuah pembaharuan sosial. ''[uruan
utama dari'pembaruan sosial'ini, dalam aspek ekonomi-
nya, adalah untuk menaikkan standar konsumsi pribadi
dan konsumsi masyarakat di seluruh neteri, supaya negeri
lnr bisa tetap memelihara standar _lonsumsi yang tintgi
untuk menyerap hasil produ}sinya."IY
Dengan kata lain, ba# Hobson, impenalisme bisa di-
cegah kalau upah burul dinaikkan, sehingga peningkatan
produksi barang-barang industri bisa diserap di dalam
negeri sendiri, sehingga tidak usah men ari penyaluannya
keluar.
Pendapat ini kemudian ftendapat tanggapan dari V.L
Lenin didalam bulunya yang beivdul Imryialisrn: The
Highast Stage ol Capitalism yang ditulisnya di negeri Swiss
pada tahun 1916, ketika dia hidup dalam pengasingan.
Menurut L€nin, imperia.lisme Eterupal(an puncrl tertinggj
dari perkembangan kapita.lisme. Kapitatisme yang mula-
mula berkeurbang melalui kompetisi di pa6ar bebas, ke-
mudian setelah tuE$uh perusahaan-perusahaan ralsalsa
(sementara yang lemah mati),
,Eruncullah kapitatisEE mo
nopoli. Beberapa p€nlsahaan beear praktis urenguarai paaar.
'Unsur baru dari kapitalisme yang baru ini adalali bel-
kuasanya kaum monopolis yang mirupalan gabungan dari
pengusaha-pengusaha yanf paling besar,' kata t,enin.d
Selaniutnya, L€nin menyatalan bahwa kau.m
ini alan dapat hertahan kalau rerela nen6trasai sumoer
sumber yang m€nghasilkan bahan srmtah- Karcna itu.lah
mereka meiaku.kan imperiaiishe dan kolonialis::re. IGrna,
deng.n mefgrrasai daerah !?ng mer{adi sunb.r bah.dr
mentah. kelangsungan da;r oerkea*,a_nga:" mereij l€bih trr-
iamin d.ripada kalau bahan-bahan mentah itu halus me-
reka peroleh melalui kompehsi di pasar bebas.
Bagi bnin, terapi vang ditawarkan Hobson, yalni mem-
pe6aiki kondisi kehidupan buruh, merupakan sesuatu
yang tidak mungkrn. Seperti ]ang dinyatakan oleh Field-
hou€, bati Lenin. karitalisme hanva digeraklan oleh
tuiuan tung8al: mencari keurtungan vant lebih banvak,
dan lebih banvak iagi Kalau piliharlllva supava lapitalisme
bisa hidup terus adalah antara: (1) menaikk-an produksi di
dalam negeri, menurunkan harga barang dan menaikkan
upah buruh (dan dentan demikian mengurangi kelrntrrng-
an), atau 12) pergi ke luar n.serj dai meniaiah neteri rtu
(dan dengan demikian mendapat keuntungan Iebih besar
lagi dari investasinva. je)aslah bahwa para kapitalis akan
menilih yang kedua. Dengan kata lam, usul Hobson untui
mentadalan pembaharuan sosrai merupakan sesuatu yang
tidak mungkn, karena hal im bertentanSan dengan lo$ka
dari kapitalisme.
55
kepada negara-negara pra-kapitalG yang terbelakang akan
membangunkan negara-netara yang terakhlr inr untuk ber-
kembang seperti negara-negara kapitalis di Eropa, Baran
berpendapat laln. Batinya, sentuhan ini akan mengakibat_
kan negara-negara pra-kapitalis rersebut te.hambat lemaju-
annya dan akan terus hidup dalam keterb€lakangan.
Pandangan atau teori Baran ini dituangkaturya dalam buku-
nya yang terkenal, The Politi.al Economy of Growth, *buah
studi tentang dampak kolonialisme di lndia yang diterbit-
kan pada tahun 1957.
Dentan Fndapakrya ini, berbeda dengan Marx, Batan
menyatakan bahwa perkembangan kapitalishe di netara-
negara pinggiran (meminiam istilah P.ebisch) berbeda de-
ngan pe.kembangan kapitalisme di negara-negara pusat Di
netara-negara pintgira& sistetn kapitalisme sep€rti terkena
pe yakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini
tetap kerdil dan tidak bisa besar.
Mengapa negara-netara yang menjadi korban imperialis-
me tidak bisa mengembangkan dirinya, berbeda dengan
k pilalisme yan8 mentge,ala di negara-negara pusat dulu?
Menurut Barana kapitalisme di negara-negara pusat blsa
berkembang karena adanya tiga prasyalat:
57
sebalikn_ya. lUunculnr'.r kekuatan ekonoml asinB dalam r'en'
tuk modal \uat dari durid Barat ke negara-negara Dlmia
Ketiga, membuet surpllr-s vang terladi di sana, diambil oieir
kaum pendatang, melalui berbagai macam cara. Maka lang
terradi di negara-negara Finggiran bukanlah akumulasr mo-
dal, rnelainkan penyusutan modal. Marilah kita lihat bagai,
mana Baran men,elaska, fr.rscs penyusutan modai r.ang
teiadi di negara-negara Dunia Ketiga, sebagai akroar (iarr
datangnva modai aslng.
1.\egara-n€gara Dunia Ketiga ),ang pra-kapitalis pada dasar-
nya merupakan negara yant masih menganut sistem ieoj.l
Dalam srstem itu, kalau dra berkembant <ecara wajar. me\
kipun lamban, terjadj lenajuan-kemaiuan. lni arttnva,
negara-negara Dunia Ketiga iuga mengalami proses yang
pada dasarnya sama dengan feodalisme di Eropa vang
kemudian melahirkan kapitalisme. pandangan ini'bertedl
dengan pandangan l,tarx vang mengatakan bahwa di negara-
rregara bukan Eropa herlalu "iara produk*r Asid. yang
berlainan dengar sistem fl'odal dr Eropa. Unruk memperkuai
tc$rinva ini. Baran menunluk feodalisme Jepang yang ber-
ketnbang meniadr kaDitalsnre.,,ang luat kirena ndik <ir
tanggu dari luar. SebaLJ<nya dentan Indu, yang tidal
menBalar.t ierkembangan akibat imp€rlalisme Inggris.
Bagaimana proses ienyusutan modal dr n{L-negara
_
Duria Ketiga ini terjadil Baran menjelaslainya J"rrg"rr"-"-
lihat sifat ldas da_ri pem€rintah yairg be.ku; dr -negara-
n.gara Dunia Ketiga. Di negita-negara ini, terd-apat
rnacam-macam -klas di masyarakatnya. pertama, adanva lJas
tuan tanah yang kaya di pedesaan. Tuan tanah ini
iuga
merupakan produs€n dari hasil-hasil p€rtanian yang k;
mudian dielcpor. Kemudian, lerdapat kfu peaagang. frula_
rnula, kegiatan mereka terbatas di dalam negeri saia. Dengan
masuknya kekuatarl asing, mereka kemudian berhubun;an
omtan orang-orang asint ini. Ketiga, adanya kaum in_
_
dustrialis yang memprodulsikan korn;diti-komoditj indushi.
Krempal, orang asing dengan modalnya yang kuat merupa-
xrn xomponen yang baru dalam dunia pelekonomian negara
rlI" Ordng asing ini datang Erutama untut me-rlcari Ujran
58
kepada negara-negara pra-kapitatis yang terbelakang akan
membangunkan negara-netara yang teralhrr rnr untuL ber-
kembang seperti negara,negara kapitalis di Eropa, Baran
berpendapat larn. Baginya, sentuhan inj akan mengakrbat-
kan negara-negara pra-kapitalis tersebut terhahbat iemaiu_
annya dan akan terus hidup dalam kete'b€lakangan.
Pandangan atau teori Baran ini dituangkannya dalam buku-
nya yang terkenal/ The Political Economy of Ctowth, *buah
studi tentang dampak kolonialisme di Lxdia yang diterbit-
kan pada tahun 1957.
Dengan pendapatnya ini, berbeda dengan Marx, Baran
menyatakan bahwa perkembantan kapitalisme di negara-
negata pinggtan (meminiam istilah Prebis.h) b€rHa de-
ngan perkembangan kapitalisme di netara-negara pusat. Di
negara-negirra pinggiran, sistem kapitalisme seperti terkena
pe^yayrt kretiniene. Orang yang dihinggapi penyakit ini
tetap kerdil dan tidak bisa besar.
Mengapa negara-negara yang menjadi korban imperialis-
me tidak bisa m€ngembantkan dirinya, berHa dengan
knpitalisme yang menggqala di negara-netara pusat dulu?
Menurut Baran- klpitalsme di netara-negara pusat bisa
berkembang karena adanya tiga prasyarat:
58
mentai )Jng murah unfuk dibawa pulan& mencali buruh
6urah unruk beke4a di pabnk-pabnl yang mereka dinkan,
dan (kalau negara indulnya sudah merulakan nsgar6 in-
dustli maiu) meniual barang- barang industri mereka.-Masuk_
nya modal asing ini menimbulkan goncang.n-goncangan
baru Erhadap kemapanan fang sudah ada.
Sebelum kita membahas goncangan yang tetiadi, kita
harus melihat ciri-ciri dari pemerintah yang ada" Karma,
peran pemerintah dalam mengendalikan dan mengarahlan
dampak dari goncangan ini santat besa!. pemerintah di
negara-negara Dunia Ketiga yang ma8ih feodal ini biaganfa
dekat atau diFngaruhi oleh klas tuan tanah. Bahhn ;
benarnya, raja dan bangsawan adalah bekas atau hasih
meniadi hran tanah. Pemelintah bersifat otoriier. para pe-
tani yang merupakan rakyat ielata dikontrol s€cara ketat
oleh pemerintah yang ada.
Masuknya pata pedagang asing yang mau mencari batran
rnentah tentunya mengunfungkan para tuan tanah. Karena
itu, mereka bisa bekerja sama dengan baik. Demikian juga
dengan para pedagant, yant di sarnping ,trenc".ikan
barang-barang pe(anian yang mau diekspor, juga memban-
tu para pedagang asing ini memasarkan barang-balang in-
dustrinya di negara ters€but. Dengan kata laur" para ttran
tanah dan para pedagang pada dasarnya menyambut da-
tangnya para pedagang asing ini.
Yang dilugikan adalah para industriawan negara te!-
sebut- Masuklya barang-barang industri yang dibawa oleh
para p€dagang asing iJu, tenhmya a-kan memp€rs€Elpit pa-
sar dalam negeri bagi produl,si industri nasionalnya.a
UsaLa mereka meminta proteksi dari pemerintahnya
biasanya gagal karena macam-macam alasan. Pertama, bila
proteksi diber&an, batang-barang industri mew.h yang
biasanya dikorsumsi oleh para tuan tanah dan para pen-
iabat tintgi pemerintah menjadi mahal. Kedua, peniualan
produk pertanian rnereka mungkin alan mengalami ham-
batan. Ini merudtan.para tuan tanah, para penFbat tinggi
negara, dan juga laum p€dagang y.ng biasanya diuntuig-
kan dengan tEiadinfa hErn sionalisasi p6dag.nga. nti
59
Maka, dengan dukungan kelomPok tuan tanah dan kaum
pedaganS, Pemerintah membuat Peraturan'Peraturan vant
m.ng"nt ngL"n indr$triawan asmg dan merugikan vang
nasional.
Oleh karena itu, negara vant menjadi korban imPerialis'
rne ini cende'ung mem:,'::.1n.", .: pertrruznnva. semen_
tara baranE-barant industri mereka imPor' APa yang
rnereka peroleh dari eksPor Pertanian mereka belrniakan
lati untuk barang-barant industri dan barang-barang me_
wah yanS menurlrt Prebisch nilai tukarnva terus meningkat
terhadap baran8 pertanian. Maka, Proses Penvusutan modal
teriadi.
Il. XISIMPTJLAN
60
teori itu dapat disolonBkan ke cialam kelompoi Teorr
Struktural.
Teo Struktural sendiri memang berpangkal pada filsaiat
mateialisme yang dikembahgkan oleh Karl Marx. T€tapi,
seperti diuraikan di atas, Teori Ketergantungan membantah
tesis Marr vang menvatakan bahwa kapitalisme akan men-
radr.ara produkst tuntSal, dar, mencrptakan proses mau-
Pun struktur masvarakat yan8 sama di semua negara vang
ada di dunia ini. Sepertr,vang druraikan mula-mula ol€h
Prebrcch, kemudian oieh Baran, kapitaiisme vang berkeft-
bang di negara-negara ],ang meniadi korban imperialisme,
tidak sama dengan perkembangan kapitalishe dan negara-
negara imperialis yang menventuhnva. Kapitalishe di
negara-ne8ara pinggiran merupakan kapitallsme yang sakit,
yang sulit berkembang. Dia mempunyai dinamika yang
berlainan. Karena itu, dia harus dipelajari sebatai dirinfa
sendiri, sebatai s€suatu yang unik. Kalau kita hanya me-
neraPkan saja konsepkonsep dan teori-teori yang berlaku
di negara-negara kapitalis prrsat. mungkin kita tidak pemah
dapat memlreroleh pemahaman yang benar tentanS dina-
m)ka dan Fros€s kapitalisme pinggitan ini.
Pendapar Marr vang menyatakan bahwa negara-negara
pra-kapita.lis di Asia adahh s€pelti seorang puteri cantik
yang m.sih tidur, yang s€dang menung8u ciuuUn s.or.ng
Panget"an lampan untul membangulannya, meErant ada
benamla. Pangeran tampan ini adalah negara-nagara k!pi-
tals indusEial yang sudah maru. Cirrstannya addah i.a!
perialisme. Setelah diciuEr, si puteli cantik mehang
telban$m. Tetapi Marr rupanya tidak sampai nengira batr
wa hidup sang puteri yang sudah bangr,rn ini setalu datam
Lerdaar tidal 6€lrat, lateru ciundmya b6acun.
6l
BAB ry
TEORI KETERGANTUNGAN (2):
INTI PEMIKIRANNYA
62
Santungan, keterbelakangan yang re4adi di negara-reBara
prnggiran disebabkan oleh adanya sentuhan ini, jadi dis
ebabkan oleh sebuah faktor eksternai
Karena ih ah, Theotonio Dos Santos memberikan definisr
seba8ai berikut:
63
ekonomi mereka s€dang bergerak maiu, bisa te4adi bahwa
ekonomi negaE-negara pintgiran iuga bisa ikut bergerak
maju. Tetapi, bila negara-negara pusat sedang mengalami
kes!.rlitan, sudah dapat dipastilan bahwa negara-negara
pinggiran akan mengalami kesulitan. Karena, ekonomi negara
pinggiran terganfung pada ekonomi negara-negara pusr:
Tetapi yang sebalilnya tidak teiadi. yakni, bila negara-
negara pinggiran sedang rnengalami kesulitan, samasekali
tidak berarti bahwa negara-negara pusat juga akan Erkena
dampaknya. Karena ekonomi negara-negara pusat tidak ter.
Santung pada netaB-negara pintdran. Inilah 'saling keter-
Santungan yang teriadi, saling ketergantungan yang tidak
setaia.
Definisi Dos Santoo ini merupakan definisi yang mode.at
atau lunak dari Teori Ketergantlrngan. pada definisi ini masih
diakui bahwa negara-negara pinggiran, setelah rnengadakan
hubungan dengan negara-negara pusat masih punya ke.
mungkinan untul< belkembang, bila negara-negara pusat
tersetut sedang mengalami perkembangan. Meman&- per-
kembangan di negara-n€gara pinggiran merupakan perkem-
dalarn ketergantung.& tetapi bagaimanapun juga
langan
DG Santos dan beberapa penganut Teori KetergantrLngin
laurnya, masih mengakui lcmungldrun bagl negara-negira
pinggt.n ini berkembang.
Penganut Teoai Ketelgantungan yang lebih keras, misal_
nya Andre Cunder kank, menolak kemuntkinan ini. Bagi
Fraak, hubungan negara pinggiran dengan negara pusat
pasti dtenghasilkan apa yant disebuhya *bagat pemba_
nguru t.rhlokongan ataru the d@elopncnt of unde?dcaelop-
_.k
rranr. Karma itu, bagi Frank, hanya ada satu cata bagi
negara-netara pinggtan untuk Etaiu: putuskan hubungan
qelrgan neg 'a pus.t.
55
.enddunS m€nShentikan P€mb.n8uEn di neSara'
n€8ara FntebPor rtu, tet.Pi hal irll brs' diatasr bila
pe;kemb.ntan laPitalBme di s€luruh dunia semakD
diperluar dan diP€dalam.
6
ekonomi modal asing yang berlokasi di negara satelit.
FunSsi kaum boriuasi lokal adalah sebatai mitla iunior
yang dipakai sebagai payung politik, serta petnberi
kemudahan bagi beroperasrnya kepentingan modal asing
tersebut, melalui kebijakan pemerintah yang dikeluarkan.
Kebiiakan pemerintah )'ang didukung oleh boriuasi lokal ini
adalah kebiiakan yang menghasilkan keterbelakangan,
karena kemakmuran bagi rakyat ielata dmomor-duakan.
Pada teori Frank ielas ada tiga komponen utamar (1)
modal asing, (2) pernerintah lokal di netala-ne8ala satelit,
dan (3) kaum boquasinya. Pernbangunan hanya tetiadi dr
kalangan mereka. Sedangkan rakyat banyak, yang meniadi
tenaga upahan, dirugikan. Maka, ciricili dari perkembanS'
an kapitalisrne satelit adalah: (1) kehidupan ekonomi yang
tel8antun& (2) teriadinya kerasama antara modal asing
dengan klas-kias yan8 berkuasa di negara-negara satett,
.vakni para peniabat pemelintah, klas tuan tanah dan klas
pedagang, dan (3) teiadinya ketimpantan antara yant kava
(klas yang dominan yang melaku.kan eksploitasi) dan yanS
miskjr, (rakyai jelata yan8 diekploitir) di negara-negara
satelit.
Dalam keadaan seperti ini, menggalakkan pembangunan
denSan rnemperkuat bo4uasi di netiua-netara satelit me-
rupakan usaha yang sia-std, karena bo4uasi tersebut menr-
pakan boriuasr yang tergantung pada modal asing.r
Aktrmulasi modal yang terjadi akan dis€rap oleh kekuatan
modal asing keluar, tidak dikonsumsilan atau diinvestasi-
kan di dalam negeri itu sendiri. Dengan demikian, perhrm-
bulun ekonomi yang terjadi di negara-negala satelit hanya
akan menguntungkan kepentingan modal asing dan keFn-
tingan pribadi dari kaum borjuasi lokal. Keuntungan ini
tidak akan men.tes ke bawar,,;epe.ti yang diperkiralaa
oieh teori lnctle do?rr, 6ecl, ataL\ teoi Denet6a.n k€ bawah.6
Mengapa pembangrr,:r tidai bisa dilakulan tanpa ber'
hu$uryan dergan i<ekuitan asint? Secan teoretis, hal ini
tentu 6aja bisa dihkul3:l. Te.api dalam kenyztaarurya, us+
ha ini sangal sutit laiela pertuttrhhan elonouri negan
telsebul se&r. ;n;rliro i,.::Jatrr beituk ktraila.fi pni'lulsi
lTionalnyal dan keuntunSan kaam bo4uasi lokal akan
lebih mudah diperoleh kalau ekonohi negara tersebut di-
kaitlan dmgan operasi modat asing melalui keria saru
dmgan p€rusahaan-perusaluan multinasional. Kalau tjdak,
mereke harus membangur kekuatan produ.ksi sendiri yang
membutuh-kan rr'odal be€ar dan teknoloBi canggih. Mereki
iug{ harus beriuang keras untuk mendapatkan pangsa pa_
sar bagi produl mereka di p..sar dunia, pada-saai p&
dunia sudah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multi
nariorral. BiIa iatan ini yang ditempuh, temungkinan ber-
hasiln,'. sangat kecil.
. Juta bagi FranJ<, masyarakat di negara-netar. satelit bu-
kan IaBi masyankat feoda.l, karcna kaum bangsawan yang
ada sudah berproduksi u.tuk pasar drmia. f"ri Uangsiwa;
memang memperlalulan par. petani dengan cara-cara fuo
dd. Tetapi pada tintkat inrernasional, mieka sudah mm_
iadi kelompok kapitals. MerEka berprodu-ksi untuk pasar
dunia yang kapitalistiB
Atas dasar tesis di atas, Frank menolak pendapat kaum
-revolusr,
menSanut Eon pentahapan
Y3.t.yTg
bahwa kalau masyarakat tersebut rnastarakat feodal, perlu
yakru
6E
ranc m,IlUdl Induxn\: :erKembanr'' neFdra )dlelll lrl<d
mengalam'
luga- ikr,: berkemoang Brla negard rnduknvd
krisis, sateiitnya pun kelangkrtan kisrs
Definisi inr-sebenamva berbeda dengan konsep ketergan
rrrnsan Franl. Baql lranl nubungan dentan neSara metlc
selalu bera\rbal neg,Irl baer negara salell TrJaL
",,1,i
lr.rnqkin aoa perlemDangin dr neadl'1 saterli selama nePa'
ra rn; masjh berhuoun8an dan mengrnduk leFada negara
70
d.l'cenderunr turun terus. Juga kepast,an
:l-li:il
pasarnya sering dihambat oieh feli;afin"protitst
J,
:egrara-negara ,malu Usaha untul rnurnUroi
modlh Inr stab sertd unlul menddpatkan iu.ji
."
keoalirrn
pasar untuk jangla panyang telah'd,ldkuk;;
macam-dEcaln badan internasional,
;;;l
seperti GATT, UN-
CTAD, Kelompok 72, ,larl yang terakhir puraran
uruguay. dengan hasil yang mrum. padahal,
Lestabrlan
pasar dan hngkat harga
lual barang_barant ini 5dngat
barr berhasilnya p".-u,ry"on" p.o".. i.,.
:::f,lg19 di negara.nerara p,ngg,ran. uala. teq"J,
:::::T*:
resulltan yang terus menerus I
,.,
(z) !hrg,,_
;*i
>ementara itu,
;i;L;i; ;J:1.':r;:i,*i"-
neraca perdagan6an lnternasiondl
negara-negara pinggiran terus mengalamr
defistt, Ld-
(a) Nilai tukar yang terus menrrrun
dari komodlti Dri_
barant indushi, sebagai akiba] ha;s;
[:-ylI.p industri yanS terus meningtat. 6i
:::Tgi*..-q
sampmt ifu, banyak barang_barang prirner ini mu_
lar dapat diprodulsilan s€cara i-t"tis.to
Mak",
exspor clari negara-netara pin8giran
semakin ber-
xura-ng niiainya, sementara' impor
72
Di samptng lru, Dos Sdntosl' tuga nlembahas )truktur
produksr. dafl >ebuah proses rndustrialisast vang tergan-
tung. Industri rni mengalami kesukaran dalam meirasarln
barang'barangnya di dalam negeri. pertama, upah yang
dibayar kepada buruh rndustri sangat murah, rrpiy" t".gi
barang-barang rndustri ini bisa teriangkau bagi'anggol
masyarakat yang masih miskin ini. Akibatnya, day;Lli
para buruh ini menadi lemah. Kedua, teknologi padat mo-
dal yanS dipakai membuat jumlah pekeraan dicipta-
kan meniadi lebih sedrkit. padahal. industriiang modern inr
seringkali mematikan indusEi-industri sejenis yang dikelola
secara hadisional, tetapi mencrptakan lebih banyal lapang-
an Ke4a. L,engan demikian, munculnya mdustri modem,
pertama, menghilangkan lapangan keria yang sudah ada,
dar-r..
sedikil fedua, menciptakan lapangan ke4a baru yant lebih
iurnlahnya. Akibatsrya, terjadi penyusutan dalam
jumlah lapangan ke4a yang ada. Ketiga, larinya keuntung-
an keluar negen membuat mengeringnya modal untul
membenruk mdustri nasional sendiri Maka, rndustrialisasr
s€ringkali diialar*an dmtan banh.En asint.
Dengan demikian, kata Dos Santos, tidak benar tuduhan
yang mengatakan bahwa: '...ketelb€lakangan yang ada di-
sebabkan ka-rena ekonomi negara-netarJ
nyatu dengan kapitallsme, tetapl sebaliknya, ^i kuong -e-
hambatan
yang_paltng besar bagi pembanguran di negara-negara inr
addlah kapna rnereka menyatukan diri dmgin sisteir inter-
naslonal dan mengikuti hukum perkembangarurya.,.la Kapi
talisme bukan kunci pemecahan masalalurya, melainkan pe.
nyebab dari timbulnya masalah ini.
II. MEMBANTAHTEORIKETERGANTUNGAN:
INDUSTRIALISASI DI NEGARA PTNGCIRAN
7i
F! k *T dite yang dominan di negara pin8giran-yakni
LetroErpok tuan bnah dan par! pedagang--serta negaia yanp
dikuasai oleh ketompok tuan tanah, akan lebih diuntunlkai
bila barang-barang induski diperoleh melalui iurpor dari luar
Feged. Peodapat ini dibantall' bulan saja oleh para alrli ilmu
.osial libeial, tetapi iuga ol,eh mereka yang beraliran Marxis,
termasuk oleh p€ntanut Teoai Ketergantuntan itu s€ndiri.
Keberhasilan dari Negara-negara IndusEi Batu seperti Korea
lla..n, Jaiwan, Hont Kong dan Singapura merhperkuat
kritik terhadap Teori Ketergantungan ini. Batalnana geiala
indusEialisasi ini diielaskan oteh Teori lGterganh.ngan?
Seperti tetah diuraikan pada permulian Uigian ini,
_
Theotonio Dos Santos sebenamfd memasulkan kemr]r.rgkirt
an perkeurbangan di negara-negara pinggiran dalam ?efi_
nis.inya tentang kebrgantungan. Kedludiarf salah seorang
ahli yang se.ara ftontal meribantah tesis ini adalah Bil'i
Warren. Dalam salah satu artikelnya dia menyatakan bah_
74
Dunia Ketiga memang sedang reladi, dan proses ini meng-
hasilkan pertumbuhan yang berart di negara-negara ter-
sebut. Tulisannya ini kemudian dikemban8kan la8i menjadi
buku yang diterbitkan pada tahun 1980, dengan judul Im-
perialism: Pioneer ol Capitalism. Karyanya ini akan kita bahas
pada bab yang lain, karena Warren mengembangkan se-
buah analisis baru yang dimasukkan ke dalam kelompok
Teori Pasca-ketergantungan.
Dengan adanya kritik warren dan para ahli ilmu sosjal
lainnva, muncullah pertanyaan: kalau ternyata industriali-
sasi dan pertumbuhan ekonomi memanS teriadi dj negara
negara satelit, bagaimana nasib teori ketergantungan?
Bagaimana Teori Keter8antungan menielaskan adanya ge-
jala ini?
Salah seoran8 yang mencoba menjelaskannya adalah Fer'
nando Henrique Cardoso. Sebelum tulisan Warlen ini mun-
cLrl, Cardoso pada talun 1972 telah menulis bahwa gejala
Dembangunan dan ketergantungan memang bisa beialan
seiring. Dalam artikelnya yang lain, Cardo6o (1973) me-
namakan gejala pembangunan dalam ketergantungan ini
sebagai associalul-dfpendefil de\elopmenl atau Pembangunan
yang tergantung yang hanya terikut-sertakarr.
Cardoso menielaskan gejala ini disebabkan oleh ber-
ubahnya bentuk ketergantungan. Ketergantungan vang kla-
sik didasarkan pada eksploitasi bahan mentah. TetaPi,
dengan berkembangnya teknologi, Produki bisa diiakukan
di rnana saja, sementara perusahaan induk (yang menjadi
perusahaan rnultttsional) tidak kehilangan kontrol terha-
dap teknolo8inya meialui sistem Paten. Oleh karena itu,
produki dapat dilakukan di negara-negara Pinggiran. APa-
lagi, karena kebijakan proteksi rnelalui bea masuk vang
mahal dan cara-cara lain hembuat perusahaan_perusahaarl
ini harus menanamkan modainYa jl neg_ia_negara tersebut,
supaya dapat merel-'ut pasar dalam ne8eri vang ada Maka,
perusahaan-perusahaan multinasional ini meniadi Pen-
dorong dan pelaku bagi teiadinya Proses induskialisasi di
negara-negara PinSEiran.
Tetapi, industlialisasi yang te4adi tentunya tidak sama
75
dentan industrialisasi yang ada di negara_negara pusat.
Pembangunan melalui industlialisasi di negara-negara
pinggiEn, menurut Cardoso mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut ketimpangan pendapatan yang makin besar, mene-
kankan pada produlsi baran6-baranS konsudsi mewah
yang tahan lama dan bukan pada barang-barang kebutuhan
dasal yang dibutuhkan rakyat banyak, mengakibatkan
utant yang semakin tingd iumlahnya, dan menthasilkan
kemlckinan, serta kurang terserapnya dan dieksploilasinya
tenaga ker1a.16
. Seorant aNi lain yang mencoba melakukan analisis pem-
bangunan yant te4adi di negara-negara pinggiran adalah
sosiolog dari A.rnerika, Peter Evans- Seperti iuga Warren,
cardoso, ,lan banyak lagi yang lain, Evans juga mengakui
bahw-a pembangunan dan industrialisasi memang telah ter-
iadi secara berhasil di beberapa negara pinggirafl. Bagar-
hana Evais menjelaskan hal ini?
S€perri juga penganut Teori Ket€rgantur'.gan yang iain.
Evans nsnl,'iilaxao bahr,/a pdda m.rlanyd in!.ja' asing yan6
rnasuk ke ,regara-negara ping8iran idnya bertujuifl me
nguras bahan rnentah dan rnenjuai batang industri mereka-
iildush-trya sendiri dibangun di negara-negara pusat, ka-
rena, bila industri itu diban8un di negira pinggiran, risiko-
nya tellalu tinggi bagi para indust iawan pusat untul< tidak
kehilangan kontlol terhadap pab.ik-pabriknya.
Tetapi, perkembangan teknologi memungkinkan proses
produki dipisah-pisahkan. Produksi barang modal dipusat-
kan di negara-negara pusat, sedangkan produki barang
konsumsi bisa dilakukan di mana saia-apalagi dengan
berkembar'.gnya teknologi komunikasi----€ehingga masalah
jarak tidak lagi menjadi masaiah yang besar. Keputusan-
keputusan yang diambil dapat segera dikomunikasikan se-
cara cepat. Barang-balang yanS diproduksikan dapat segera
dikirirnkan ke tempat tuiuaruya dalam waktu yang ":.gkat.
Semua ini mengakibatkan, lokasi pabrik tidak lagi menjadi
persoalan besar, dan kendali dapat tetap dipegang oleh
pusat perusahaan teN€but.
Oleh karena itu, pabdk-pabrik pun muncu.l di negala-
76
negara pinggiran, sementara para industrialvan pusat maslh
tetaP memegant kendali dan menanl keunrungan dafi pre
ses industrialisasi yang tertadi di negara.negara pinggiran.r
Apalagi, semakin menelratnya rasa nasionalisme negara-
neSara pinggian-),ang juga ingin meiakukan industriali-
sasi-ikut !nembantu proses industrialisasi (barang
konsumsi) di negara-negara pm8giran itu. Dalam konteks
semacam itu, negara'nega.a pusat dapat ikut memberi andil
pada proses industrialisasi itu (tanpa membe kan kendali
induskinya kepada orang-orang lokalnya). Inilah altematif
terbaik bagi para pengusaha di negara-negaaa pirat.
Oleh karena itu, teriadilah apa yang disebut oleh Evans
sebagai proses dependant deoeloprnenl, atau pembangunan
dalam ketergantungan. Proses ini berbeda dengan proses
ketergantungan kiasik yang teriadi sebelunnya. Pada pe-
riode pembangunan dalam ketergantungan, di negara-
negara pintgian terjadi pembanguna! dan hdustrialisasi,
di mana kaum bo4uasi lokal dilibatkan secara aktif. Pada
periode ini iuga muncul perusahaart-pen sahaan multinasic
nal raksaksa. Otak yang mengendalikan opetasi perusaha-
an-perusahaan ini secara giobal ada di negala-negara pusat.
Sedangkan cabang-cabangnya hanya boleh mengambil ke.
puttrsan tentang hal-iul yang berhubungan dengan operasi
perusahaan cabang lokal tersebut.
Dengan demikian lahirlah apa yzng disebut oleh Evans
sebagai ilansi Tnpel, yaln kedasana antdra (1) modal
asing, (2) pemerintah di negara pinggiran yang beEangkuf-
an, dan (3) boruasi lokal. Modal asing, melalui p€rusahaan-
perusahaan multiMsional raksalsa, melakulan investasi di
negara pinggitan tersebut. Pernerintah lokal, yang mem-
butuhkan moda.l, telnotogi dan akses ke dalam parar dunia
untuk bisa menyelenggarakan pembaagunan di negatanya,
tentu 6aia Bembutuhkan bantuan perusahaan mdtinasional
ini. Tetapi, supdya pemerintah lokai ini hdak dituduh ha-
nya meniadi alat dari modal esin& boriudsi lokal harus
disertakan. Dengan demikian, p€mbangunan tidal sepenulF
nya ada di tangan modal asing.
KeriasarE anta.a pemerintah lola.l dan nrodal asing ber-
v
sifat keiasama ekonomi, dalarn arti bahwa kerjasama ter-
sebut memang diperlukan bila negara itu ingin mendorong
teriadinya proses industrialisasi.'d Sedangkan kerjasama an-
tara pemerintah dan borjuasi lokal bersilat politis, dalam
arti tuiuan keriasama tersebut E utarru adalah untuk men-
dapatkan legitimr<i politik, supaya pemelintah tersebut da-
pat diterima s€bagai negara nasional yang memperiuangkan
kepenting.n bangra. Katanfa:
n
Sedangkan bagi botuasi iokal, keiasama ini bisa di.
terima, karena mereka mendapat keuntuntan dari kebiiakan
\dng n".ronal.hs ddfl pemer,nrahnya .luga. mereka men-
dapatkan banyak keuntungan dari kehadiran perusahaan-
perusahaan multinasional di negerinva, karena di samping
mgdal, mereka juga mendapatkan teknologi dan akses ke
pasar internasional. Oleh karena itu, tumbuhlah perusaha-
an-perusahaan patungan, atau perusahaan-perusahaan na-
sional vang sebenarnya dibiayai dan dioperasikan oleh
perusahaan multinasional raksaksa. Seringkali, borjuasi na-
sional yang terlibat dalam perusahaan patungan itu hanya
merupakan mitra junior yang perarulya samasekali tidak
n
III. TEORI KETERGANTUNGAN: KRITIK DAN
FOLEMIK SELANIUTNYA
Pada titik ini, ada baiLya kita melumuskan lagi posisi dari
teori-teori fang sudah dibahas. Pertama, teori pembangunan
dari para ekonoo lib€ral beranggapan bahwa ieterbeliiang-
an adalah akibat kekurangan modal. IGkurangan modal ini
disebabkan oleh faktorlaktor hadisionat yang ada pada
masyarakat yang terbelakang itu, s€rta tingkat kiahlian yans
rerrdah. Maka, sebagai terapi ditawarkan banhran modai
seita usaha-usaha di bidang pendidikan untuk mengubah
baik nilaFnilai tradisional yang tidak cocok untuk;buah
:rs4D qemb-angun1l yang modern, maupun untul< mening-
katkan kepakaran dalam bidang teknologi
Teori Ketergantungan pada dasamya sehrju d€ngan ke-
-kurangan modal dan ketiadaan keahlian sebagai penyebab
ketertantungan. Tetapi, faktor penyebabnya bukan dicari
pada nilai'nilai tradisional bangsa itu, melainkan pada pro-
ses imperialisme dan neo-imperialisme yang menyedot iur-
plus modal yar]g teiadi di negara-negara pinggiran ke
pusat, Perkehbangan yang waiar dari negari_negara
pinggiran, yang mustinya akan menlrju pada pembangu;an
,ang mandiri, terganggu akibat masuknya kekuatai eko-
nomi dan politik dari negara-negara pusat. Oleh lGrena itu,
perambahan modal dan keahlian yang d$untikkan begiru
saja ke negara-negara pinggilan tidak akan menolong, se_
belum struktur ekonomi dan shultur politik yang d'ibuat
Hhr.k me-mleli keuntungan pada modal asing dan-boriuasi
lokal ini diubah secara radikal
. P.d_."19- kubu Teori Ketergantungan sendiri, seperri sLr_
dah dibahas di atas, ada dua pendapat yang berbeda. per_
tama. I'rank- beranggapan bahwa strultur ketergantungan
yang ada di negara-negara satelit tidak akan -memuirg_
kinkan negara ini melalukan pembangunan, klrrrsusnya i-i_
dustrialis.rsi. S€dr,-rgkan Dos Santos beianggapan bahwa hal
tersebut mungkin, meskipun pembangunan- dan indus&iali-
sasi yang teriadi merupi:tan bayangan dari apa yang teiadi
cu neSara-negara pusat. Peter Evais dan Cardoso mengurai_
80
lebih canggih proses pembangunan di negara_
9- Tu."
negara yang tergantung uu. pembangunan dan rndusiral:-
sasl mungkh saia.tenadi. tetapt sangat peka terhadap
gelc
rak yang mlrncu! di negara-negara pusat
Dengan adanva uraran Eva:is dan Cardoso lnr, juga
urar-
an dari banyak penganut Teori Keterganttrngan lainnva,
tampaknya teori iru masih terus bertahan. Ma-riiah sekarang
hta lihat krihk dan polemik Iain vang terjadi di sekitai
Teori Ketergantungan
1. Krltik Pack.nham
Salah satu klitik yang menarik dari kelompok reori liberal
datang dari Robert A. packenham, dalam malalalutya yant
drDresentaslkan pada semha! LleIsallla antara
Urxve6itas
tlarvard dan Massachussetts Insritute of Technol y pada
tanggal 6 Februan 1974. Ketika itu, Teori Ketergaitungan
perbincangan ydng hangat ai p"".
i*Tp
a4lr mu '.""iud,.
\osiai d: Aher&a Senlat. mengikutr"iur"
terbthva
5{*u Fra.ni pada rahun 1907. Mala. kntik packenham rnr
memang muncul pada wakru yanq teDat.
Packenham mula-mula oenyeb-utk; kekuatan
dan Teorr
Keterganhrngan _ Dia mencatat:
._
31
perubahan di negara-negara pinggiran dengan mengait_
kannya pada politik luar neg€ri negara-netala maiu;
s€dangkan teori-Eori sebelumnya membahas keduanya
secara teapisah.
(4) Teori Ketergantungan menekankan kegiatan sektor
swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusaha-
rn-perusahaan multihasional. di samping kegiatan pada
s€ktor publik seperti bantuan luar negeri dar aiptrnasi
politik. Dengan demikian, Teori Ket€rgantungan rne_
ngaitkan analisis ekonomi dengan analisis politik dalam
sebuah pendekatan baru yang disebut sebagai pende-
-
katan ekonomi politik.
(5) Teori Ketergantungan mehbahas hubungan antar-klas
yant ada di dalam negeri maupun huburgan L&s
antar-netara dalam kontek iniemasional.
(5) Teori K€terganhngan meErberikan kritik yang baik ter-
hadap definisi yang ada tentang pembangunan ekono-
rni. Definisi yang ada tentang pembangunan ekonomi
biasanya hanya menekankan data agrdat tentang per-
tumbuhan ekonomi, pertumbuhan industsr dan sebagai_
nya. Teori Keterganhrngan mempersoalka( bagaimana
kekavaan nasional ini dibagikan di antara kla;lhs so-
sial, antardaerah, dan antat-negara.
82
konsep ketergantungai ini. Apa beda antara kctergan,
tungan dan keterpengaruhan? Bagaimana mengukur,
nya? Apaka} jumlah piniaman luar ne8eri dengan
prosentasi tertentu terhadap PNB merupakan bata. le
tergantungan? Apakai ada perbedaan antara ket&q;n,
tungan ekonorni, politik, n1iliter, ideoloti?
i3) Ketergantun8an didef inisikan sebaqar konsep Jikotomr
Padahal, semua negara hdak nda .,'ang sepenuhnva
tergantung, juga tidak sepenuhnva otonom. Bagarman._.
rnenSukur derajat keterqantunganT Bagaimana diketa-
hui bahwa negara tertentu yang dulu tergantung, sekr-
rang sudah kurang ketergantungannya? Kor.lsep dr,
kotornis yang hanya mengatakan ada atau tidak ada
keterBantungan jelas tidak menolong.
(4) Sedikit sekali dibicarakan tentang pros€rs yang me-
mungknlan sebuah negara bisa lepas dari ketergan-
tungannya. Frank menyebutkan sebuah revolusi
sosialis. Helio Jaguaribe menyebutkan dua fara: (a)
mel.Iui reformasi, yakni melalui kebijakarl pernbangun-
an yang nasionalis yang menrpakan kombinasi antara
kapitalisme nasional dan kapitalisme negara, dar ib)
melalui ,alan revolusi. Tetapi, semua ini masih dibahas
secala umtrln. Yang lebih nnci dlbahas adalah sifat
sifat, sebaEsebab, dan kerugian-kerugian yant terja(ir
sebagai akibat dari ketergantungan sebuah negara.
{5) Ketergantungan selalu dianggap sebagai sesuatu yang
neSatif, meskipun dalarn situasi tertentu s€benamva
dapat berakibat positif. Konsep saling terganh-rng k!.
rang dibahas. Negara A bisa terganhrng telhadap nr-
Sara B untuk satu aspek, tetapi untuk aspek yang tair,.
terjadi hal yang sebaliknya N{asalah im hdak dibahas
pada teori ketergantungan.
(6) Ctonomi dianggap selalu laik, padahai tidak dem ran
halnya. Seperti iuga ketergantungan hdak s€lalu burul,
begihr juga otonomi tidak selalu baik. Teori Ketelgan-
tungan kurang membahas masalah ini.
(4 Teori Xetergantungan ku6ng membahas asp€k psi-
kologis dari ketergantungan. Meskipun s€cara ekonomi
s€buah netara kuat, bisa saja secara psikologis negara
ini l9rasa terganhnt, karena negari terseb-ut he;asa
rerdah diri, serta selalu takut akan gagal, sehingga tak
berani ambil risiko.
rE) Teori Ketergantungan agak menyepelekan kekuatan
dari nasionalisme di.(.m;rika tatin, meskipun secara
normatif teori ini mel..beF nilai yang tinggi terhadaD
nastonalisme. Teori Ketergantungan tiZak -m'encanppui
netara sebagai unit yant pentint. Bagi merekianil"rs,,
klas.dan solidaritas antar-klas lebih penting dariDada
solidaritas_nasional. Tentu saia ada_ beberlpa tokotr
penganut Teoji yang memberikan pe.
ran yang lebih .Ketergantungan
besar pada aspek nasionalisme, seolrti
misalnya Helio Jaguaribe dan
iuta Iohan Galtungf fe_
tapi pada uulu&nya, tokoh+oloh teori ini kiranp
membahas kekuatan solidaritas yang didasarkan padl
nasionalisme.
(9) Teori Keterganhrngan sangat menekankan konsep ke-
pentingan kelompok, klas dan negara, seakan:akan
*:T:q;qTA ini meruprkan sesuntu yang jelas dan
obrettrt. Dalam kenyataainya, konsep ini sangit
nor-
matil dan subiektiL Bagaimana meneetahui keient;no
an, sebuah kelonrpok auu klas, apJa6
kah kepentintan ini rnerupakan sesur'tu"egaral
af!-
yang homo-
_Apalaqr.
gen, dan hdak berubah s€panjang waktu?
kadang.kadang apa yang dianggap sebagai kebutr-thin
yang dlrasakan berbeda dengan kebuhrhan
vans se.
benamya. diperlukan. Bila kons€p kepentingan "yane
mentadl ctasa! inr kabur dan subiekti{, Teori
keteigani
tungan pun menladi lemah.
f10) Ieon Ketergantungan serrngkali terlalu jauh ber.
anggapan bahwa ada kepentingan yang berteda
dntara
negara-netara pusat dan iagara_negari pinggiran.
Da-
Iam tenyataannya,,kadang_kadang tp."ti"ii
sama..,Hubungan antara k€pentingan negara-negara
^.r"f."
pusat dan pinggjran bukan bersilat ,rrn
gorn,ikA_
"i
84
Iau vant satu untung, rant lain rugi) Kadang-kadang,
bisa iu8a te4adi keduanya untung. Hal ini kurang
dibahas pada Teori Ketergantungan.
(11) Teoli Ketergantungan, karena ketidak-jelasan konseF
ttya, tidak bisa diuli kebenarannya. Teori ini meniadi
tautologis. artinya selalu benar. Misalnya, kalau modd
asing melakukan investasi di sektor pertanian, ini berati
ketergantungan dalam sektor ini. Kalau investasi di-
lakukan di sektor industri, teriadi struktur ketergantung-
an baru. Kalau kelompok boiuasi nasional tumbuh
menjadi besar, mereka dianggap hanya sebagai agen-
agen multinasional yang telgantuh8. Kalau ekonomi
suatu neSara iadi padat karya, ini adalah eksploitasi
tenaga ke4a. Kalau padat modal, ini b€rarti keter-
gantungan baru yang menghancurkan kesempatan keda.
(12) Teori Ketergantuntan terlalu meremehkan kebebasan
bertindak dari para akto! politik di negala-negara yant
dilaii (dalam hal ini: Amerika latin). Mereka pada
umumnya dianggap hanya sebagai boneka dai kepen-
tingan modal asing.
(13) Akit'at-akibat dad keterganhrn8an kurang dikaji secara
rinci dan tajam. Akibatrrya teori ini kuang dapat di
perSunakan untuk melaku.kan analisis yang taiam. Mi-
salnya, teori ini beranggapan bahwa semua yang
bulul akan berakibat buu-k. Padahal mungkin saia
sebuah neSara yang tergantung (buruk) justru bisa
melakukan pernbangunan Oaik), kalau ketergantungan
itu dipakai sebagai tahap edrentara dari sebuah stra-
tegi pembangu.an i.rngka paniang.
86
2 Penclitian Chaae-Dunn
E6
bagi produlsi tersebut. Ini akan mendorong pertumbulun
ekonouri. O) Utang luar negeri membiayai pembangunan
siuaia-sarana yang dibutuhlan untuk pembangunan. (.)
Te4adi Eansfer teknologi, perbaikan kebiasaan kerja. moder-
nisasi organisa.si pembangunan, dan sebagainya yanS ber'
guna bagi pembangunan
Sedangkan dampak negatif dan positif dari investasi
asint dan keteltantungan pada utang luar negeri terhadap
pemerataan pendapatan teriadi melalur: (a) Kelompok etite
di negara pinggiran mernpeloleh batian lebih banyak dari
peardapatan nasional karena kekuataruva didukung oleh
kekuatan-kekuaran yang ada di negara pusat. Maka, te4adi
ketimpangan pemerataan pendapatan. (b) Adanya modal
dan bantuan asrng mengakibatkan kenaikan gaji ba8i orang-
olant yang bekeria di perusahaan asin8, dan ini mengura-
ngi ketimpangan pendapatan.
Apa yang dilakukan Chas+.Dunn adalah menguii apakah
mvestasi asing dan bantuan utang memang menghasi.lkan
pertumbuhan ekonomi yang negatil diikuti dentan ketim-
pantan pendapatan. Sampelnya adalah negaia-negara yang
PNB pe! kapitanya ada di bawah US$ 405 pada tahun 1955.
Dia mentambil data dari negara-netara ini pada tahun 1950
dan 1970, untuk kemudian diperbandintkan dentan apa
yang tet adi pada suatu negara dalam jangka waktu ters€but.
Variabel-vanabel yang drukur adalah.
87
(4) Untuk variabel ketimpangan pendapatan: indeks Cinl.
88
umum ddri geiala ketertantungan. Tetapi, usaha ini ,1rc-
rupakan suatu usaha yang mmarik dan perlu dihargai.
3. Komantar Cardoso
89
teori ilmu sosial yang .rda. khususnva teori struktural
funBsional (yan8 menielm.r oalam Teori Modernisasi), yan8
pada wakhr itu menJominasi pnra ahli ilmu sosral di sana.
Usaha rrnhrk mengerti itLr dituangkan dalam analisis yant
bersifat kuilitatif, karena rda brnv;tk persoalan vang ti,lak
brsa dikuantifikasikan, seperti misilnva hubungan antar
klas dan antar '.elompok, proses ekonomi dan Folitil, ter
iadinva dominasi, dan sebagainva. Apalagi ;\ubungan-
hubungan ini terus benrbah dan menvesuaikan diri dengan
perubahan sifuasi; sementara dominasi dari negara maju
terhadap negara negara terbelakang ini tetap. Usaha untul
mengerti bentuk-bentuk baru inj juga tidak bisa dikuan-
tifikasikan.
Tetapi, oleh beberapa sarjana di Amerika Serikat, sesuai
dengan kadisi ilmu sosial di sana, ketergantungan dijadi-
kan teori dengan konsepkonsep yang bisa diuii. "Saya
takut memakai istilah lron K?terganlungon, karena saya
lhawatir alan memformalkan pendekatannya." kala Car-
doso.4 Perbrncangan tentant m.satah ketertantungan yan8
mencoba menantkap kompleksitas dan Perubahan dari 8e_
jala ini diredutsikan menjadi premis-premis yang bisa diuji,
meniadi hipotesa-hipotesa yang bisa ditolak atau diterima.
Tujuan s€mula dari diskusi masalah keteryantrrngan-yakni
membuat analisis proses sejarah secara dialektis, dengan
melihal proses ini s€bagai 6ebuah p€riuangan antar-klas dan
antar-kelompok yang terus merum!.Bkan kePentinSannya
dan nilai-nilainya sa&bil tens berekparsi--ditinggalkan.
BaBi oranS yang mau memlormalkan pendekatan rnasalah
keterganhrnSan, yang penting adalah konsePkons€p yang
ielas dan rinci, yang kemudia.n diuji, dan kalau memang
ada hubungan di antam variabel-variab€l yant didefinisi-
kan, hipotesa yary diaiukan bisa diterima atau ditolak.
Dentan mengatakan ini, Cardo6o rneErbalas kriti& Pack-
enham yang dianggap mau memformalkan Teori Ketertan-
tungan meniadi s€perangkat konsep-konsep yang bisa
diukur dan b€lsifat a-historG, s€akan-akan konsep ini bisa
be aku dalam segala 6ituasi dai kap.n saia. Demikian iuga
Cardoso memberikan kitik terhadap Chrisbpher Chase-
90
Dunn dalam usahanya mengkuanhfilasikan konsep-kons€p
masalah ketergantunSan. ,u8a Cardoso menyalahkan Frank,
yanS meredukikan masalah keteagantungan menjadi diko-
tomi antara kekuatan imperialis negara-netara rnaju dengan
negara-negara yang terbelakang. sehingga terapi yanS di
tawarkan Frank meniadi sanSat sederhana, vakni memutus.
kan hubungan dengan negara maiu dan mengubah sistem
kapitalis meniadi so6ialis di negara pinggiran. Padahal, ma-
salahnya iauh lebih kompleks daripada yang diuraikan oleh
F.ank.
Para ahli ilmu sosial ),ang dulu mendiskusikan masalah
ketergantungan "rnenginSinkan sebuah pendekatan yang
mene ma dan didasarkan pada ide bahwa sejarah adalah
sesuatu yang terus bergerak, dan struktur merupalan hasil
dari sesuatu yang dibentuk. Meskipun struktur ini kemu-
dian mengeras, di dalamnya selalu terdapat kelegangan
antar-klas dan antar-kelompok yang membuat sEultur ini,
palinE sedikit secara potensial, sehingga selalu bersifat dina-
mis.'@ Usaha untuk mengerti strukh.[ yang terus berubah,
atau punya potensi untuk berubah inilah yang mau dipa-
hami oleh para pembahas masalah ketergantungan. S.iarah
yang bergeral ini tidak mungkin ditangkap dengan ment-
Sunakan konsep-konsep dan perhitungan-perhitungan
kuantitatif yang dianggap berlaku univeBal dan mengabai-
kan perubahan yang s€nantiasa teriadi.
Dengan jawabaffrya ini, Cardoco memutuskan kemturg-
kinan dialog antara para aNi ilmu sosial yang mau m€ng-
kuantifilasikan masalah ketergantungan dan para ahli ilmu
sooial yang mau memnlumi geiala ketergantungan sebagai
suatu procres yanS kompleks, yang hanya bisa dipahami
melalui suatu deslripsi teialanya s€cara nyata dan melalui
sebuah analisi.6 yang beBifat kualitatil Bagi goldlgan
tatna, karena konsepkonrepnya tidak bila diF.taiam dan
F-
diukur, masalah ketelganh,ngan maladi 6dal ihfru dan
hanya merupakan rctorita bah.sa raia. Bagi yarg ledua,
karena kons€pfons€pn).a dituanti6}asitarL maratal fect-
ganhrntan menjadi abskak dan a-hbtorb dan hanya ber-
97
guna (mtuk latihan metode iirnu sair, ffiapi tidal me{rf
Fmbarkan aealitas yanS Eesungguhnya.
92
Pendekatan lain lebih mengutamakan analisis Pada aras
kasus negara-negara yang tergantung, jadi pada asPek un_
sur atau komponen dari keseluruhan ini. Misalnva, Car_
doso-yang menekankan bahwa analisis ketergantuntan
harus merupakan pembicaGan pada kasus-kasus empiris-
lebih memperhatikan proses-proses vang teqadi di negara
van8 tergantunt, dariPada teon-teori umum yang bersifat
makro
93
3. An lisis Ekonomi melawxn An.lisis Soriopolitik
94
5. Keterbelakantan melawan Pembantunan
95
bangkan kapitalisme seFlti di Eropa, karena hal ini tiuak
akan te.iadi. Dalam hal ini; Frank menjadi penganut teori
voluntaristilc Demikian juge para penganut Teori KetergaIF
hhgan yang lain, Fng menolak teori tahapan yang deter-
ministil dari iara penganut teori Marxis klasik.
96
Proses alamiah yang memang ada di dalam masyarakat
negara pingJairan tersebut.
I
BAB V
TEORI PASCA-KETERGANTUNGAN:
PERKEMBANGAN BARU
98
tlengan adanva kenyataan emfrns bahrva bebcrdla negdra
pinggiran tampak mengalaml qeraLa kematilan dnlam pem-
bangunan ekonominva. Industrialisasi iuga berlalan deng;rn
.epat di sana, suatu hal vanq oleh leori Ketergantungan
(terutama yang ortodoks) dianggap tidak rnungkin. Bahkan
iampak mtrnculnya tanda-tanda lahh,a nr:qara'negara rnr
ikin nieniadi mandiri rl:iarn melakuk,rn rr.,)ses rndusirialr-
.,,-rnva drn mul., Tc-L:rnirm _ogard .cb4ra .rCUsrr, :itatLi
sudah ada. Hal ,xr tampakn\ii .rJit diiel.rrknn oleh
'ang
para penganut Teorj (eti{ganhrngan vang lebih canggih,
seperti Evarls dan Cardoso Bagaimana kelemahan-kelemah-
an Teori Ketergantungan ini diatasiT
Kenyataan-kenyataan empiris ini t.rmpa.knya lebih mern-
perkuat teori pembangunan libcral yang nm-Marxis? Kubu
teori libelal ini memang tidak terlaltr terpengaruh dengan
mtrnculnya Teori Keterganrungan, kecuali barangkali kepe-
kaar vang lebih tingti tentang masalah ketimpangan ,vang
ada di dalam masyarakat sebuah negara, dan Ci antar3
negara-negara di dunia. Kubu vant lebih repot adalah kubu
kaum Marxis, yang harus 'nemperbaiki Teori Ketergan-
tungan, sambil tetap menolak teori-teori yang dikembang-
kan oleh kelompok akademrsi libelal yang non-Marxrs.
Pada bagian ini, akan dibahas rnunculnya teollteori baru
dari kubu kaum Marxis, yang mencoba mengatasi
kelemahan-kelemahan yang ada pada Teo Ketergantung-
;m.
I. TEORI LIBERAL
Krjtik dari teori liberal pada urnumnya berkisar pada keta-
iaman definisi dari Teori Ketergantungan. Definisi yang ada
dianggap terlalu kabur, sulit diiadikan sesuatu yang ope-
rasional' Tanpa kejelasan dan ketajaman konsepkonseF
dasarnya, Teori Ketergantultan lebih merupakan sebuah
retorika bahasa belaka, bukan sesuatu yang ilEriah.
I&itik yang sama misaLya datang dari Sanjaya lall.2 Dia
mengatalan bahwa agar konsep kete€antungan dapat di-
99
pakai untuk menyusun teori, ada dua ktiteria yang harus
dipenuhinya:
1m
Studi ini memang rnendapat bantahan dari data y.ng
dip€roleh di neSara-negara berkembang sekarang. Sebuah
shrdi pada 13 negara berkembang mentmiullan bahwa
korelasi antara pertumbuhan ekonomi dan peherataan Fn-
dapatan memeurg tidak meyakinkan. Ada negara yan8, su-
dah cukup tinggi pertumbuhan ekonominya, tetapi di sana
terdapat ketimpangan pehbatian p€n.lapatan, di sampint
ada iuga yang menuniukkan penurunan ketimpangan inr
Hal yanS sebalilnya luta benar.'
Datadata pada tahun l9sGan dan 'l!)60-an menunjukkan
bahwa ketimpangan pendapatan terutama terdapat di negara-
negara yang perdapatan per kapitanya rendah. -Negara-
negara yang pendapatan per tapitanya di atas USo E0 tidat
ada yanS tinggi k€timpangan Fndapatannya (lnd€ts Cini di
atas 0,5). Yang .da hanya ketimpantan yang moderat 0ndeks
Gini antara 0,4 dan 0J), yakni: Denmark, Finlandia, Petancis,
Jerman Barat, Belanda dan Puerto Rico. Sebaliknya, ada
negara-negala yang pendapatan p€r lapitanya rmdah (ku-
rang dari US$ 300), tetapi deraiat ketimpangannya rendah
(lndeks Cini di bawah 0,4). Negara-negara ini misalnya:
Ceylory Taiwan, Chad, Pantai Gading, Korea Selatan, Libya,
Malaysia, Niteria, Pakislan dan Uganda.
Dengan demikian dapat dilatakan bahwa kesenjangan
p€ndapatan bulan merupakan alibat dad keterbelalangan
seperti yanS dilatakan KusneE. Kes€niangan pendapatan
munSkin merupakan akibat dari sistem ekonomi-pottik
dari negara yang bersangkutan.
Keurbali pada pokok p€lsoalan kita, teori lib€Gl pada
dasarnfa tidak banyat dip€igaruhi oleh Teori K€ErSanturt-
an. Teori liberal Etap berl an seperti sebelumnya, yrlni
mengi.kuti asurnsi-asulrsi bahwa modal dan investasi adalah
masalah utama &lam merdorong peatumbuhan eLonomi.
Teori yang dianut oleh para ahli ekonomi ini lebih mentem-
banSlan diri pada kete.ampilan teknisnya, yal(ri bagaimana
membuat tab€l input-output yang baik, bagai[una mengukur
lebrkaitan di anta.a p€lbegai s€ktor etonomi, dan s€bagai-
nya. Tentu saia ini butan tidak b€rguna. Tetapi, fang kurang
dipersoaltan adalah bagailuna fattor politik bisa dimasut-
101
kan ke dalam model merel?. Bataimana struktur sosial lokal
bisa membuat asunsi-asutrsi merela yang diantgap univer-
sal, bisa riracet. Dan sebagainya.
102
l.di, berLwan.n den8.n pndapat Jmum y.nt id.,
Duni. Keti8. lidsk m€rr8alahi kcrBnd€kan s€c.r. rcla-
til m.upun ab.olur s.Elah Per.n8 Duru. ll. Scb rkny.,
I€nqu.n y.nt ber.rh dalah hal kemakmuran m.En l
dan p"mb.qun n teluat n p.Dduksi. t€l.h dr.pai, dF
nt n k€c€?.t n y.n8 l€bih hn88r dib.ndinSk dmtan
^
L.d.an ,€belum perang. Kenvataan ini iu8. h"rlr}:.n
.n d6'8an p.nd.nt.n k.um Mrrr'r tang dFnv.tal.n
bahw. PsrDansunan n.5'on.l y.n8 men8tk(n l.l.n l.-
pii.IJ lnu5t hil bls le .dr di Dunra K€ntr.x
103
ngtrnan dan indushialisasi me$an8 teajadi di negara-negara
te6€lakan8. Teori Artikulasi iuga mencoba memecahkan
mas.lah ini.
Teori tutikulasi bertitik tol.ak dan kanxp lottrusi 9F.f,itl.
Dalarn Manisme, dilenaf kontep cara ptodufsi (zode o/
pr,d,,/(tion\, mirl-laya cara p.odutsi frodal, cara p.odulsi
kapitalit cara produlsi sosialis, dan s€batainfi. Masing-
masing cara p.oduksi mempun}rai ciri yang berlainan de-
ngan cara produksi lainnya. Misalnya, dalam kapitalisme
antara lain terdapat pasar bebas, tenaga buruh yang diFr-
iual-belikan di pasai secara bebas, proees atumulasi modal
yanS cePat, dan sebagainya.
Tetapi, kenyataan yang sesuntSuhnya di masyaakat ti-
dak hitam putih s€p€rti itu- T€iadi peralihrn yant dre-
malan waktu tama, misalnya dari cara produksi &bdal ke
kapitatis. Pro€es perdihan ini berialan sampai bcberapa
abad. Jadi, bukan keEurin cara produksi sebuah masya-
rakat masih s€penuhnya feodal, hari ini tiba-tiba menjadi
sepenulnya kapitalis.
Pada waktu peralihan yang lama inilah terjadi campulan
dad dua atau lebih cara produksi. Dengan deriika& dalam
kenyataannya di dalam masyarakat selalu terdapat lebih
dari satu cara produksi secara bersarna-sama. Dalam ma-
syarakat nyata misalnya, terdapat cara poduksi kapitalis
bersama dengan cara produksi yanS belsifat feodal. Inilah
yang disebut formasi soeial, yakni gejala di mana beberapa
cara produksi ada bersama. Dengan deErikian, konsep for-
masi sosial lebih merdekati kenyataan empiris da.ipada
kons€p cara produlsi.
Tetapi, salah satu cara produksi meEung lebih dominan
daripada cara produlsi lainnya. Seperti yang dikatakan
oleh Marx:
104
irpa.rd.rra Fn,Jui:r h,m\, ,lin m(rFUcai" {!rr.',iar
ulam..l.i cara produksr hinnvd "
i6
berbeda, tetapi karena koeksistensi cala produksi kapitalit
me dengan cara Pr.t,r(!i lar,Dya hersif:t s.?lh; nengham-
bat. Kalau kapihiisme bisa dibiarkan berkedrbang secara
mumi dia pasti akan bethasil, Iak peduli dia berkembang
di negara-negara pusat ataupun pinggiran.
105
ne8ara tentunva mempunvai kombrnasi cara cara produksl
vang unik, vant satu berbeda dari vang larnnya, sebagai
akibat dari perHaan proses perialanan seiarah masing-
masing. Karena itu, keterbelakangan harus dipelaiari seca.a
kasus demi kasus. (D siru kita lihal tit* peasamaan dengan
pendapat Cardoso, vang menolak masalah ketergantungan
diindrkan reori, karena tecr! cenderunt mengernbangkan
konsep-konsep yang berlaku umum.) Seperti vang dikata
kan oleh Blomslrom & Hettne:
106
ngan hacam-hacam sistem budava . Sebuah srstem du-
nn den8an demiha merupakan sebuah s'srem duia
tanp. stu kekudaan pui.t.''
109
(semuanya akan ada empat buku, mgrurut Wailerstein)
yang terbit pada tahun 1974 dan 1980.
Di samping itu, teori Wallerstein dapat dipakai untuk
menie,laskan naiknya negara-negara industri baru (Korea
Selatan, Taiwar\ Hong Kong dan Singapura) dari pcisinya
sebagai negara pinggiran menjadi negala-negara setengah,
pinggi.an. Naiknya upah kerja di negara-negatir ptrsat mem-
buat mgara-negara ini membelikan kesempatan r,ada be-
terapa negara yang sudah siap (dalam arti kesiapan tekno-
logi, kestabilan politik, disiplin ke4a, dan sebagain),a) untuk
mentambil alih produki barang-barang industri yang lebih
sedethana. Industri dengan teknologi cantgih yant m€mb€ri
keuntungan besar seperti komputer, tetap ada di tangan
negara-negara purat. Kesempatan ini mehunSkinkan negara-
negata sePerti Korea Selatarr Taiwan, Hont Ko.rt dan Si-
ngapue ini naik kelas.
WalleBtein kehudian merumuskan tiga strate$ bagi ter-
jadinya pro6es kenaikan kelas ini:I6
110
usaha di negara'negara berkembang, karena riacam-
rnacam alasan (Lihat analisis Peter Evans tentang lahir-
nya pembangunan dalam ketergantungan, yang sudah
diuraikan s€belurnnya.) Akibat dari perkembangan ini,
muncullah industri-industri di negara-negara pmSglran,
]ran8 diundang oleh perusahaan-perusahaan multinasio-
nal untuk bekeriasama. Proses ini Flas dapat mening-
katkan posisi negara pinggiran rnl meniadi s€tenSah-
pinggiran.
13) Kenaikan kelas yang ketiga leriadi karena negara ter-
sebut menjalankan kebijakan untuk memandirikan ne-
garanya. Wallerstein menuniuk Tanzania sebagai con-
toh. Negara itu melaksanakan kons€p 4trraa untuk
melepaskan dirinya dai eksploitasi netara-negara yan:
lebih maju. Kalau berhasil, tindakan melepaskan diri int
bisa membuat ne8ara ters€but naik kelas menjadi nega-
ra setengah-pinggiran. Tetapi, semu.rnva ini tentunva
tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apa-
kah pada saat ne8ara tersebut mencoba memandirikan
dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Kalar.r
tidak, tentu saia usaha ini bisa gagal.
V. RANGKUMAN
111
men8embantkan industrrrya. SitEm d,$ia ini ,uga ],an8
kemudian m€Erbe'i kesempaian kepada :regara-negara
pingdran yang sudah relatif siap untuk mengambil alih
kesempatan untuk melakukan produLsi bamng-barang in-
dustri yang sederham, pada saat produksi barang$arang
ini sudah tidat EEngunhrngkan lagi di negara-negara pu-
sar, karcna upah L.[uh van* meningkat.
Kriuk vang dih.rrkrr I ioada Teori Sistem Dunra dar|
Wallerstein adalah pelhatiannya ],ang kuranS terhadap
s[uktur internal dari negara-negara yang ada. Dinamika
utama dib€likan kepada faktor ekstemal. Kalau pada Teor!
Ketelgantungan, faktor ekstemal ini adalah negara-negara
pusat yang lebih kuat, pada Teori Sistem Dunia faltor
eksternal ini adalah sistem dunia yang merupakan hasii
lnteraksi dari negara-negala yang ada.
Dengan dernikian, Teoli Sistem Dunia bellainan dengan
Teori Artikulasi, yang lebih mementingkan analisis pada
kondisi hternal vang ada di dalam negeri neSara-negara
yang diteliti. Tetapi, tentu saja ini tidak berarti bahwa Teori
Sistem DuJua tidak memperhatikan faktor-faktor lnternai.
dan Teon Artikulasi tidak memperhatikan faktor ekstemal.
Keduanva hanya berbeda pada tekanan vang diberikan
pada f aktor-iakto. tersebul.
Teori Artikulasi dan Teori Sistein Dunia merupakan dua
teori balu dalam kelompok teoriteori pembangunan, yang
mencoba memecahkan masalah-masalah Vang terdapat pada
Teori Ketergantungan. Tidak terlalu saiah bila dikatakan
bahwa Teori Artiklrlasl melupakan p€ngembanSan dari
teori" -vanB dikembangkan oleh Femando Henrioue Car-
doso, sedangkan Teori Sistern Dunla dari Teori Ketergan-
tungan Andre Cunder Frant. Ietapi, sambil memecahl<an
persoalan-persoalan yant ada, teorr-teori baru tu luta men-
ciprakan persoalan-persoaian baru
Tampaknva, demang begituiah perkembangan duni,i
ilmu: penvempu$aan nelahirkan lagi tantangan L'aru.
i12
BAB VI
PENUTUP: MENCARI MODEL
PEMBANGUNAN BARU
11.1
di neSara-negara mi adalah p€n8angguran, meski per-
hrmbuhan ekonomi tinggi.' NeSara-negara induski maiu
ini masih terirs mengalami kisis, terutama dalam men-
ciptalan lapangan keria yang memadai Atib.tnya, dana
runiangan scial membengkak. Kalau tunjangan sooial
yang membebani rEgar. ini dipoton& "s€buah telorn-
i,.ng tindalan kiminal, L€Leras.n politil, iasialisEE dan
neo-fasisme bermunculrn lerta Euimbulkan kabingunS-
atr" s€oentara pemerintrh t mpal tid.l berday. Erent-
hadrpinyr. "
Rirlin m6lgt.n$.ry.n FrsoaLn yanS s€d.ng ntelan-
d. sebh !.tu n geE ymg paling rn iu di dunir: Arle.
rila Seritat. Di netar! ini, p6!o..lan yanS nuncul
adalah: 0) Elelnbclrghlmy. teadslimn di fot4 (2) trE-
niryLatrya pctnd(.iai turlotil, (3) rr.lirybhF irrir-
Lh krFhata& ({) rrninglahya ut nS p€maintdr dan
(5) krtusalan tingtungrn.' Seour ini sedikit b.nfak
rrerruniullan bahwa ada yan8 g.lah dalam Lcuep peur
b.ngunan kapil.-li.lre deng.n si.6t€dl r8frr. slrr. ini.
3. KrisL yang dialami oleh netara-ne8ara di Dunia lctiga
lain lagi bentuknya. Di trbis kawasan ini ber8ilat Erulti-
komplelcs. Bulan saia masalah ke.erlangan ant .a kaya
dan rri*in yang dihadapi Edain}rn iuSa bentuan-bqr
tut"in atama dan racial. Dita!$ah lagi ula!.Iah ut ng
yanS ..dr.lin meobengtal, s6ta L.gagalan t.ltrtul b.G
peran secara betatti dalam persaingan ekooni di parar
duni..
,u8a, di rEgara-rEga!. ini bulan s.ia ratalt lrbisnF
yant b€rEEcam-macan, Eiclainkan derajat inlansitas k!
3i! Es€but iuga sangat mendalam. K.6ulitan ekqtoari
tidat hanyz bethenti pada masalah pcngangguiar dan
kauriskinan (rpert yang terFdi di negara-Egara ilF
durtri Elaiu), tetapi beryeral sampar pada suealah ke
laparan yang santat dramatir. sepe.li yang tedadi dr
negararegara Afrila. Mala.lah konflil ra8ia.l betkeobang
samp.i pada lasus-kaaus pembunuhan 3isteEratik rmhrl
uEhghilangfan kelompol rar kte'tu, !€p6ti yang t€r-
115
i.tdi di Sri Lrn.L dln dI bebe6pa_ negira Aftik " at u
perrry aaru yang t rFdi ai rrUls
Iclludiar! or!!.Lh ut!ry b.*ctt|b.ng rcara dnna-
tL Erutama dt ncgrHEgrr. AGih t-rtitL s.mpai
nerela boleh dikeakan eda p.dr ddt Lebangkruta&
seperii yang p.-n h t€.iadi di Meksilo bcbeapa tahun
yanS lalu. Inilah kenvat an y.ng .ed.ng mcl.nda
neSara-tretara di Dunia Krtrga ptda raat ini.6
Sementara itu, Fr.ng iuge tert6 b.rlcc.muk di bebe-
rapa negara- M€skipun melibatk n negera-rcgara indus-
tri miiu, per.ntnya sendiri biasanyt b.iadi di n gara-
negara Dunia K.tig.. Mbalnya pcmn6 Telul" invasi
Amerila Serilat di Granada, di Panama dan (nyaris) di
Haiti, per.ng di negar&rctaa belar Uni Sovi.t dan
bekas Yugqilavia, peang di Soculir den Rwanda" pF
rang di Kamtr{a, dan banyel lagi Fr.ry?€rang kecil
lainnya. Semua hel ini, Eedikit banfilq mempakan hasil
dari model pembangunan fing di.nut oleh regara-
neSara yant ada rekrrang.
116
masalah-masalah pembangunan di dunia, yaig alr.an meng-
hapuskan kemiskinan dan pcrang.
Tetapi, apa yang teriadi 50 tahun kemudian? Tampaknla
dunia masih dilanda oleh pecoalan yang sama, kemiskinan
dan perang. Bahkan kita mendapat bonus tahbahan satu
lagi: kerusakan linSlungan. Kerusakan ini merupakan aki-
bat dari eksploitasi yang berhbihan terhadap alam di se-
kita! kita. Perusakan lapisan ozon di sekitar atlncir drrnia,
meningkatsrya limbah nuklir yang tidak bisa dihancurkan,
kerusatan alam s€kitar }rang diakibatkan oleh limbah irF
dustri, kebakaran hutan, serta perubahan cuaca akibat pe-
nebantan hutan tropis yang b€rlebihan... semua ini
ma*rbuat kita waswas mernikirlan masa depan genetasi
Eranusia, anak cucu kita di masa mendatang. Apalah dlo-
del pembangurun yang ada sekarang hanya akan menf
hasilkan dunia yang compant-campin8, yang kering-
kerontant dan penuh dengan bahan-bahan kimia betacun
yang akan menyengsarakan makNuk hidup yang meriiadi
penghuninya di masa depan? Adakah sebuah model pem-
bangunan yang bisa meryhasilkan bunri yang lain, yang
hijau dan asri dituhbuhi pepohonan yang berwa-.ru-wami
dengan udara yang bersih dan menyegarkan paru-paru
Lita?
177
Geopottit menCasarkan diri pada kernandirian masing-
masing neSara supaya bisa besaing dengan yang lainnya.
KorE€p Politik Bicfer tidal didasa*an pada negara ke.
bangsaan secara te.pisah-pilEl\ tetapi pada bumi s€bagai
sebuah kedatuan. traeamanan setiap negara k€bangEaan bu-
kan ditentukan melalui jdan masing-masing negara ber-
u6aha memperkuar dirhya, rnehinkan melalui pemelihara-
an ttersama bumi ini. Hanya dengal pemeliharaan t cEatna
inilah kila luga sekaligus memelih4ra masa d?an kita
masint-masin8, baik sebagai individu maupun sebagai
bangsa.t
Begitulah konsep baru yang sedang dikembangkan oleh
pala ahli s€karan& rneakipun s€muanya m6ih pada t lef
liE
Jrang selaran8 adalah mentobati Penyakit barlr dengan
resep lama.ll
Dari kenvataan ini, konsep "hanva satu buhi,'atau eko-
nomi kapal-ruang-angkasa,' atau Politik Biosfer yalrg men-
coba mencad penyelesaiar terhadap krisis pembangunan
van8 terladr terus menerus di dunia ini, tamPaknya masih
merupakan konsep ping$ran vang masih belum diterima
Konsep rnj masih harus diperiuangkan secara gigrh, dan
mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum Pada
akhimya bisa diterima. Tentu saia, kalau belum tetlambat.
1!)
Cataten
IAE t
r. q*)h.diturumo, rS9 Atus IIt hlllt {.
Z Dioioh.dtlururD, l$q Anrl.l ltr, l'lm a. Totofr utur y.nt
dip.l.i ini 5.bcn rny. dipcrl.n.lhn ol.h M,rotlt.l
ANrrlr.hlL.
3. Todro, 19€5: r50.
{. Ini dninpulkrn ohh Todlro 1965: l5l ..r.Lh mqnFbFd datr
dri b.ny.I rEt.,.-
5. M6i! l9r, ry6ti Fry dilutip d.ri Tod.ro, lS5: XI}
5- Td,[o,lgrtT.
?. Tdtro,l$z:7.
E. Todro r9€7r 8.
9. Todro l9A7: E,9.
BAB II
l. Tod.ro lS5:3E3.
Z Blolrrtsom d.n ltrethc, l9?A: 12, 19.
3. Weber,lgs8.
{. P.d. jarun tersebut, .d, keFrcay..n lut hhw. o..ry y.nt
metrzrdi krya adalah orang yang hanya m.n8arahf.n hidup
nya ke dlmia fana, tidal memikhla. alafi y.n6 b.ka. Pendapat
ini ditr w.n oleh C.lvin. 'Xekayarn .lleniadi buruk srra etis
hanya bfeu dia nl.rupat n dorontan untut m€nFdi I'l!L6
dan untul meniknuti hidup setara berd6a, dan u!.ha me-
ntumpullan k€kaya.n meniadi buuk kaleu tuiuanny! ada]rh
unhrk hdup tanpa kapeddian... Mery-
intink n kembkittan, d. ilian !.rin8 dilLler. adrLh s.nr
dengan nmginginki did hidup ..era tidat rhrt h.l ini
121
tidak dapat diterima karer,a tidak m€nthargai ke9a, dan
merupakan p€n8hiruan bati kebesaran lunafl.' (Web€r, 1958:
153) Demikianlah orang-oran8 Calvin melawan kep€rcayaan
jaman itu y.nt menyatakan bahwa belc4a keras dan meniadi
kaya adalah dosa.
5. Robert N. 8tllah, Tokugaun Religion, 1957. Buku ini telah
diteri€mahkan ke dalan Ldi,{sa Indonesia oleh I't Cranedia
Pustal, Ut ma dengan ,\-t!l Rdigi Tokugaua, AknrAkt gudtyt
le4ag,lzkatta 1992.
6. M(Cl.Uand, 1971: 85.
7. McclGlLnd, 191: 86, 87
8. Mcclelhnd, rrl: 87.
9. Mcclellind, 1rl: 88.
10. lrtcldLtrd. 19n: 89.
rl. L{ccldLrd,lm:98.
12. Rctow, 1966: 4-11.
13. Rootow,1966:6.
u. Di rini kita lihat penSaruh Teori Harrod-Dornar. Pada rusya-
rakat tradisiorul belum ada proces inv6t si. Produtsi adalah
untuk konsufisi- Pad, masy.rakat yan8 b€rstdtus Prakondisi
untut lepas landas muLi te+di labungan masyarakat untuk
inveE63i. Demikran setenrinya.
15. Ro6tow,l9l:155.
16. Rostorr, l91r 147,148.
17. R6tow,19711148.
18. l&rya Hcelitz terbit lebih dulu dan Rostow, tetapi peEr-
bahasannya leakarFakan melentkapi apa yary hdak dibahas
oleh Rostow.
19. Karya ini diterbitkan pada maialah An rican Ecoioni Reoiza,
bulan Mei 1957.
20. H6elits, lrl: 184.
21. HG.Iits, 19fl: 184.
U- Hc{Pjjts,19 .184-192.
23. Inkeles & Smith, 194: 19-25.
24. Inkeles d.n Smith, 194: 10i.
25. In.kele3 dan Smi6, 1974: 304.
26. trmer,1963.
2r. lr*.b dsn Sdid! rqA'.frr,w.
28. In!€lc. drn Smior f94: r0, 11.
29. InLltes & Smith. 1974i 304.
30- M€narik luta untuk dicarat bahwa Ka.l Marr iuSa b€rpendapat
demikian. Ketila membahas masvarakat Asia dalam konsep
apa vang disSutnva s€baBai L"/a beryrodub As,/, Marr jlu8'a
menvatatan b.hwa cara berproduLsi ini, yanS mentakrbatlen
masyarakat tersebut membeku, hanva bisa dicairkan melalui
kontak dentan masyarakat kapitalis vanB dinamis. Masalah ini
akan disinttunt pada bagian mendatang
BAB III
1. Blomstrom & H.ttne, 1984: 17
:. Buditun. 1989:44.
3. Blomsirom& Heth€. 1984:28
1. Blomstrom & Hethe, 1984: 2E.
5. Blomstrom & H€ttne, 1984139r 8a€r,1 9:203,204.
5. Blohstrom & Hettne, l9&r LIO
7. Boxborough, 19791 28.
8. Blomstrom & Hcttn€, 1984: !11.
9. Blomstrom & Hettne. 198411.4.
i0. Winks,1963 3.
11. S(humpet€r, 1963:90
12. S.humpeter, 1963: q0.
13. Schumpeter, 1963: 83.
14. Cr€ene. 1963:92.
15. Cr€€ne. 1953:92,93
15. BuLu .r diterbrtkan pada ianun 1938.
17. Hobron, 1963r [-25.
18. Hoblon, lq3:25.
19. Hobson.1953r5.
20. L€run,1953:29.
21. Fieldhou!€, 1963:39.
22 Uhat uraian p.d. Br€wer, 1980 11&'157.
23. Ini tcnttlryr bed.ku bati n€t&.-netrnil'lFri.li, y.ng erdrh
maiu indurtrinya, !€pem nisaihya Irygi! terrudap lndia.
SehubunFn dmtan netara-netara ArErilr Latin y.ng diFFh
ohh Spanyol drn Podugir y.nt belum t rLlu lEiu indBtri-
ny.. teFlany. t rtunya b.d.inrn.
24 Bfr.r, rX) ls7.
r2i
BA8 TV
f. Ihlotdrio Do3 S.a@ 19ll 8f,
2 F!!iL 1969a xi
3. Brss.r, l98O 158.
4. Brew.r 1980 158.
5. Salah satu teoii yang krk€nal adalah p€mbaryulan setalu
dimulai dendan ,e,.)rr!,bun klas meneng.h. DenSan adany.
klas henengah yant kuat, buian saia p€mban$nan €konomi
yang akan teiadi, retapi iuga demokrasi polirik. Demokasi
politik ini pada glirannya akan mengontrot pemerinrah untuk
tidak meniadi korup, di samping iuSa akan mendo.ong ter,
jadinya pemerara.n f,endapatan, karena bum burun.kan
menuntut hak mer€k?. Pemer.taan pendrpatan ini p€nting
untuk memperku.t permintaan pasar di dalam neSeri.
6. Teo.i ini menyatakan bahwa bila teriadi akumulasi modat di
kalangan klas atas dan menenSah, k€kayaan ini pada akhimya
akan menetes ke bawah. OranS-orang di bawah pasti akan
''kecipratar" kekayaan ini, dalam bentuk ]apangan kerja yang
diciptakan. Di Fmping itu, konsuntsi da.i
orang kaya ak n rhemb€rikan penghasilan bagi orant-oran8 di
bawah. Teori Ketergantu ta. menyantkal teiadinya pros€s
ini, karena s€b.6ian besar kekayaan yang didapat ak n dib€-
laniakan ke luar neteri, atau diekspor ke Iuar neFri datam
bentuI keuntungan prusahaar yanS dibiayai oleh modal asint.
7. Fran},1969b.
8. Do. S.ntG, 190 Z]1
9. D6 S.ntc, l97C 232-234
lO B€bcr.pa tahun yang lalu, Peter Dmcker (1986) medibuat
*buah tulis:n yang merurik tentary Flkemban8an .konomi
tlobd. Di sana dia menyimpulk n bahwa n€ara.negara
indusEi semakin tidak membutul*an produk dai n€Bara-
n%ara berkemban& baik yary berbatuk komod*i primer
(*aEna adanya barang+.rary sinEtir, dan seaukin Hefi-
brngny. beholoti yary bis dr.ryh€trat pemalaian bah,an
b.lrr), mauptl,r ylng betbentut temga keria murah (karena
b.t&.drbrnEnF lelablogi robotif). K.fau t+ta ini te+di
..can intensit ird"benrti bukan saia kEulit n, tetapi benca a
ba6i n€rra- et ra Dlmia Ketit+
11. L[ut buku lv{.nh Khol Kok PenE In'r'iiti,snu Ebtwi tur
124
t'uta/,t: UrufuL aon Kdarj trn run$ K.trya IT C.amedra
lustaka Urama, Jakarta 1993 Pada Bab .l dibahas t€ntanB llal
Milik lnt€letual yang rnerupakan monopoli p€rusahaan trans'
nasional atas teknologi
t1 DG Santos. 1970: 23.{
t3 Dos Santos, 1c70r235
t.l Dc Santo6. 1970 235
WaEen. lmpenihsm and Cap'tahst lndusEralEahon." l9Z 3,
4
l6 Cardoso. 1973:149
17 Samir Amin (dal.m Blomstrom dan Hettne, 1984i l{31
m€mberik n model FmbanFnan di n€ara-netara pus.t d.n
p'ntgiran s.bata, berikut:
125
21. r'
E 1979:32,3.
22 Evrn& 197q53.
lr* qa.
23. P.cl6h.t&
2a hckih.rr fr* 15-52
25. Oi...-Dunn, t975r 726.
26. Ch.cDuntr, lrt 735.
-27. Cha*Dunn, 195:85.
24. C..tu.197?.
29. C.rd6o, lr7: 15.
30. C:rdoso, 197: 15.
31. BlonBtroh dan Hetttre- 1984:59-76
32. Cardoso dan Faletto, 1979
33. Blornitroh dan Heth€. lgM:7?
34. Cardo€o dan Faletto. 1979.
35. Blorrl3tsom dan Heth€- 198{:75
BAB V
l. Lih.t kritik Pa.kenham, 1974.
Z t ll,1975,dikutip dari Elomltrom & Hettn€,l9A4:80.
3. l-.ll- l97sr8o,
{. Todaro, 1985: 156, 157
5. Tod.ro, '19&5: 150.
6. Warr€n.198G 9.
7. Waftin.l98& 186-255.
8. W.!r.rL (lgEO:252)
9. Dikutip dari Brewer, t98O: 13, 14.
10. Bloctrom & Henne. 1984: l8l.
11. Blonrltrorn & Hethe, l9E4: 181.
12. Blomsrrom & Hettre, 19841 186.
13. Blomrtrom & Hethe,1984: I85.
14. Bcwer, 1980 165.
15. Brewer. l98O: 155.
16. W.lleftt€in, 193: 7-12.
BAB VI
1. Ad. yant meny.takan bahwa yant gagal butar ah sbtem
scidisrn.. betapi selu bcnlu* dan sistem ini, yalni yant
1
men8uramakan peran netara dalam rnembentuk masyala!.ar
so6iali!. Dmtan demikian, sosialisme datant dari atas, bukan
muncul deryan dukungan afus bawah. S6iali5me dari at s ini
dik€nal denFn nanu Stalinisrn€, karena Stalinlah yant paling
keras m€rnaksa,.an sosialisme d€ry.n .nent$nafan tei"a*-
an negara. Sosialisme yant muncul dari brwah, so.i.lbme
y.nt dipeiuangkan sec.ra demokratis, belurn hendrptt k€_
sempatan untuk iampil. P€ldeb.tan ini merun8 men rik dan
masih bcrlanSsunS s€karan8, Erapi dal.m buku ini
Frd.brtan
t€rs€but tidak dibisrakan. DiF ukan buku ters€ndiri untul
membahas rnasslah ini.
2. Hethe, l92i 16-18.
3. Hernre,l92:17
4 Ri&m, l99l:12,13.
5- Per.n8 aSsma teiadi iu$ di lrlandia, d.n di negrr.-n t Ia
b€l.s Yu86Lvir. Dalan hal ini tamp.kny. krLi. ri&k Lti
t€rbatas p.d. n 8ar.-netar. Dunia Keti8..
6. ltetnlp, r99212t-2r.
7. Rifkin, 191.
8. Rifkin, 1991: 9t-149.
9. Bandintkan pendapat ini dengan pandanten B.rb.r. W.rd
dan R€ne Dubos daLm bukuny. O,,ly On? Ed,ttr (1972), at u
buku yary l€bih mutakhi y.nt ditulis oteh D.vid Korten
(1990). Dalam karyanya ini Kort€n menyat kan b.hw. htr
harus sadar bahwa burni kita selarant rnerup.kan jebuah
kapal-ruan8'angka5.. Dalarn sebuah kapat-ru.ant-.n*.re, ti-
dak tepat kal.u kita m€nial.nlan kdiiakan ekoiomi p.r-
sainSan pa3ar b€bas, di rEru tiaptiap individu b..usaha
m€maksimalkan kemampuannya untuk mend.patlan
s€ban),akSan,.knya. Dalam sebuah lapal-ru.n8-.n8t !.,
yant haru6 kila ialir*.n rdabn sistem p€rekonomhn kaber-
sarhaan, krrena kesel.rhat.n dari individu y.nt !.tu
tergantunt pad. kG€lanutan dari individu lairmy!. lni kir.-
kira sarna dent.n loI|3ep Politik Bio.a.r yaht diklmbrn*.h
oleh RiIkirL
10. Untuk ur.i. rintlai. iet.p: raiam dan icla.t, lihrr bufu fr.4h
Khor Kok Peng yant b€riudul lr,pablisttu Ebrcni &t.
Pular|.i Utl/guay dan Kefu,/hta, Dlrrs &ti8r, Gram.di. Pvrqb
Utarn ,Ialart 193.
1r. KorE! 1990: 2r,22.
1.n
DAFTAR PUSTAKA
1t)
Ttduti Dtmi. t'Itt Td.h B.n!.fr' i{rd,rr No3, M.r.t
t$,
Eyll+ P.tr (l9Dt D?r,,4r'l W, ftio..rc Pitreior!
Utnrttdary PE-
Fiddhour., D.K (1963): 'tltScon .nd E mrtic lllFhli!trr
R.coilidcrtd,' dlLlr Robin W. Wir& (.d), htni- 35-50.
Finlle, ,a!od L. dro Rthsd W. cabl€ (.ds.), lt9 \ potiticat
Mqrent end S6bl Cfungr, N.f,, Yo.L ,olm Wilcy & Sons,
Ilr.
Frad( Andr€ Gund.t, 119('9.), Ca?it&lb ann Undqdcutopi^nt ih
lrtrr tLw YorlL l,Ld.m R..d6
A,r!.ric., P.perb.cks. (Dir.rbit-
L.n p.rirma tdi p.d. tahun l A
, (19(&1, Ijdin Aiurica: Und.rd.@loprn nt ot eaiht-
tifi, New Yerk Monthly R!vi..w Prtss-
Gr€erE, Muray (l9d]): -s<hu.trlP€tr '3 ImFiali.m: A Critic.
NoE " dalam Robin W. Wink (ed), hlm. 92-97.
tlettt€, Birm ll9C2lt Wopst 'n@ry and ttE Thrd World, New
York: Lontman Scdrtific & T€chnic.l
Hobson, John A. (lg38rt l"rp.,]ialit'|r'., A St dy, Lqdon: AIen &
Unwin.
Hobson, rohn A. (1963): Irnp€ri.lbrh: Th! Cln$ic Sratem.nt "
dalah Robin W. Win&s (ed), hln 1l-25.
Hos€liE, Bert F. (l97r): -Eonomic crowth and D.velopri€nr
Noneconomic Facto6 in Economic DevelopEr.nt " d.lam Finkle
& Gable (€&.), hlm. 183-192
Inlel.3, Alex & D.vid H. SmiIh, Qra): 8e/triag Mdaa, h-
dioidu"l Chrng. in Si, Dc*It?ins Ourrb, C.r$rid8e: Hrrvard
Univ.Eity Pr! s.
Khor Kok P.n& M.ni^ (r93): lnpcriclimu Elr,U,,'i Bol, Puwe7.
Uru*ry dn Kttuubba Duab K.ri84 J.l.tra: PT Gr.ltdia
Prl3t h Urrru"
Ko.ten, David (1990): C,.tting to u 21th C.ntury, Voluntery A.tib,/.
and Ut Cl.Dal Agdtdr, W€{ H.dord: Kulurian Prt 6.
k l !. t1C75t, "Ir D.?.nd.ncc . UretuI Conc.pt in n ryrint
Underdevllopmdt?" Warrd DeEirp.nau, VoL i No. 1'
Lanirr V.L (1953): "ImperialbEr: ThG Hith6t St€e of Clpit lirq"
drhm Robih W. Witd$ (d), ht[L 25-30.
Lemrr, Dani.t (1963): Th. ,sstiry q Tr,diti,,ul Sc(;l,,f: Mtur-
izing dv MtUL E,!,t,l:lan Yo.k Th. FI!. Pti..s.
130
Mccleuand, David C., (ltA): "Th€ Achi€vcment Motivc in Ecc-
nomic Ctowth," d.hm ftt*L & GabL (.d3.), hal E&"Im.
OlDonnell, Guillermo (1978J: "Refkidl on the PatEtn of Chante
in th€ Ene.uaratic-Autholitti.n fuh," lalin Aiqi@t R$rch
8.roiro, VoL ltr No. 1:
Packenharn, Robert A.,. (fr{): 'Ltin Ahericen D€P€td.ncy
Theories: streryrb afid Weakn6,€s," Matalah y.nt disam-
paikan pada seminar [re.r.ma H.rv.!d-MtT t nt ng "Politi<.l
Developm€nt ' C.mbridt€, Ma3e., 6 F.bruiri
Riftirr l€remy \1991\ Biosdtt. Polilics. A N.u Consooutn,56 Iw 4
N.&, &rlury, New York: C^5wn Publilh€B, Inc.
R6tow, w.W., ll9(81 tlic ol Econorrlt Ctouth. A Non
'tag.' Cambridte Univ.rlity Prcrs.
Co,l/,r'lrunist N:lanifr! o ;.c;rntridts
(tvi): *ldrr-frleof hb s.lf-sutrin d Growrh,'
d.hm Finlda & C.tb (cd!.), hlnL r{-160.
Roxborough, ldn ll9hl: 'Il*r'i,, 4 Undddcoilopwnl, t ndqr Th.
Micnillari Prerj lldi
S<rrumpeter, ,i,..?h, A 0*tg): "A Sociological Tl€ory of Ln-
p.ri.lisft An Ativismi in Robin W. Winls (d), htrl. 62-rl.
Tod.ro, Mch.el P:, 6'8llx E@nc'nil Mopnunt it tll€ Thht
ttoll4 Ncw Yotk lin$nan Inc.
Wallcrstein, tmnunuel, (193)r 'Dep€ndenc€ in an InterdeFnd.nt
W6rldr Th€ Umited Pcsibililies of Tr.${ormation within the
Capitalist World Economy,' Papet pre3€nd i^ ll,. Cofd.n .
on'D@ndc d atut Df1aloflncnr ,n Alflaa, Ofiaw& C.nr&, Ft_
bruary 16-1& sponsored by Canadirn A36oci.tion of Afrkan
Studies and dre $hool oI Int€m.tional Affai.!, Csrletdr Uni.
v€rsity-
, Or4,| T1L Mddn Worw-Syttcrn; Cqilalbl Agti.ul-
lh, O7igirtJ ol tli, Eun@n W,\A.E ono,fiy in tha Six-
,..r!tt Cfilury, New Yqrk A.rdedic Pra.s
, (lwl. Tht Moddn wnq-sirn Il, l,lera*ili$n dd
th. Condititiot of tla Europan Woddtbwt|, l@17fr, N...t
York AcadeEdc Pre$'
W.rd, B.6ar. & Rrne Ci{bG (1972): O lfr6v Eairt' N*lYirll
Nortorl
W.rrerr BiI (1r3): 'lmPerialism atd C{Si}Jial Lrdurdt liiatltl$"
i
131
w*" Ya, 1t958). Tlt ptutestant Ethk dtt thE Spint c,f Crpitat\sm.
New York Charles Scribner,s Son!.
Win*s, Robin W., ted.) (196t): Br,tldt tnw?ut9,n.
GoA, Crtd, Gtory,
New York HotL Rinehart & Winston.'
132
TENTANG PENULIS
134