2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadit Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
(Achilles dan Kura-Kura)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
yang bermanfaat bagi pembaca mengenai sejalah dan filsafat matematika mesir.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna makalah ini.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan referensi yang berguna.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………… 3
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 12
B. Saran……………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradoks Zeno adalah sebuah pernyataan dari Zeno yang berbeda dengan pendapat
orang lain pada umumnya, namun meskipun berbeda hebatnya dia bisa menjelaskan
dan mempertahankan argumennya sehingga di tetapkan paradoksnya di dalam Sejarah
matematika. Paradoksnya yang paling terkenal adalah tentang lomba lari anatar
Archilles dengan kura-kura. Apabila dalam kejadian yang serupa dan terus menerus
diulangi maka hasilnya akan tetap sama. Dan Adapun hasilnya adalah kemenangan
tetap dimiliki oleh kura-kura.
Secara umum pasti orang mengatakan bahwa kura-kura sangat lambat jika di adu
untuk berlari namun berbeda halnya dengan yang satu ini, kura-kura menang menurut
paradoks Zeno. Hal ini dikarenakan Archilles menyuruh kura-kura berlari terlebih
dahulu dan setelah kura-kura berada di titik 1 km baru Archilles mulai berlari. Setelah
hampir menuju finish yang berjarak 2 km dari titik start akhirnya kemenangan jatuh
kepada kura-kura. Hal ini merupakan salah satu yang mempengaruhi perkembangan
pola fikir manusia dalam berhitung pada masa itu.
1 Zaman semakin
berkembang, ilmu dari
matematika pun semakin
berkembang.
2 Salah satu materi
matematika yang selalu
berkembang adalah
kalkulus, kalkulus
3 berisi tentang limit,
diferensial, integral, dll.
Siswa SMA pasti telah
mengenal mata
4 pelajaran ini, namun nama
untuk pelajaran ini bukanlah
kalkulus, tetapi bagian-bagian
5 di dalam materi kalkulus
yang dikenali.
6 Pada zaman modern ini,
lahirlah para ahli yang
mengembangkan konsep
7 kalkulus, seperti Newton,
Liebniz, Barrow and
Wallis, Archimedes, dll.
Kalkulus
8 untuk pertama kalinya
ditemukan pada zaman
Yunani kuno, tetapi tidak
terlalu
9 dikembangkan pada saat itu.
Kemudian pada masa
kebangkitan di Eropa,
kalkulus
10 mulai dikembangkan,
sehingga dapat kita kenal
konsep-konsep yang selalu
dipakai
11 sampai saat ini
12 Zaman semakin
berkembang, ilmu dari
matematika pun semakin
berkembang.
13 Salah satu materi
matematika yang selalu
berkembang adalah
kalkulus, kalkulus
14 berisi tentang limit,
diferensial, integral, dll.
Siswa SMA pasti telah
mengenal mata
15 pelajaran ini, namun
nama untuk pelajaran ini
bukanlah kalkulus, tetapi
bagian-bagian
16 di dalam materi kalkulus
yang dikenali.
17 Pada zaman modern
ini, lahirlah para ahli
yang mengembangkan
konsep
18 kalkulus, seperti
Newton, Liebniz, Barrow
and Wallis, Archimedes,
dll. Kalkulus
19 untuk pertama kalinya
ditemukan pada zaman
Yunani kuno, tetapi tidak
terlalu
20 dikembangkan pada saat
itu. Kemudian pada masa
kebangkitan di Eropa,
kalkulus
21 mulai dikembangkan,
sehingga dapat kita kenal
konsep-konsep yang selalu
dipakai
22 sampai saat ini
23 Zaman semakin
berkembang, ilmu dari
matematika pun semakin
berkembang.
24 Salah satu materi
matematika yang selalu
berkembang adalah
kalkulus, kalkulus
25 berisi tentang limit,
diferensial, integral, dll.
Siswa SMA pasti telah
mengenal mata
26 pelajaran ini, namun
nama untuk pelajaran ini
bukanlah kalkulus, tetapi
bagian-bagian
27 di dalam materi kalkulus
yang dikenali.
28 Pada zaman modern
ini, lahirlah para ahli
yang mengembangkan
konsep
29 kalkulus, seperti
Newton, Liebniz, Barrow
and Wallis, Archimedes,
dll. Kalkulus
30 untuk pertama kalinya
ditemukan pada zaman
Yunani kuno, tetapi tidak
terlalu
31 dikembangkan pada saat
itu. Kemudian pada masa
kebangkitan di Eropa,
kalkulus
32 mulai dikembangkan,
sehingga dapat kita kenal
konsep-konsep yang selalu
dipakai
33 sampai saat ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
B. Paradoks Zeno
Kura-Kura dan Achilles
Berbicara tentang Paradoks Zeno merupakan salah satu paradoks yang sangat
terkenal di sepanjang sejarah Yunani. Seperti Achilles dan kura-kura di
kalangan orang-orang Yunani menjadi paradoks Zeno yang sangat terkenal.
Terkenalnya paradoks Achilles dan kura-kura di kalangan orang Yunani karena
mereka banyak yang gagal menjelaskan paradoks ini. Meskipun hari ini
paradoks tersebut dinilai tidak terlalu sulit. Namun membutuhkan waktu
ribuan tahun sebelum matematikawan dapat menjelaskan terkait paradoks
Achilles dan kura-kura-yang dalam penjabarannya kurang lebih seperti analogi
dibawah ini:
Pelari tercepat (A) tidak akan dapat mendahului pelari yang lambat (B). Hal ini
terjadi karena A harus berada pada titik B mula-mula, sementara B sudah
meninggalkan (berada di depan) titik tersebut.
Bayangkan: Achilles berlari dengan kecepatan 1 meter per detik, sedangkan
1
kura-kura selalu berjalan dengan kecepatan setengahnya, jarak yang akan
2
ditempuh (misal: jarak tempuh perlombaan 2 km, maka titik awal/start kura-
kura berada pada posisi 1 km, sedang Archilles pada titik 0 km). Kura-kura
berjalan begitu Achilles mencapai tempatnya. Begitu Achilles mencapai posisi
1 km, kura-kura berada pada posisi 1,5 km, Achilles mencapai posisi 1,5 km,
kura-kura mencapai poisisi 1,75 km, Achilles mencapai posisi 1,75 km, kur-
kura mencapai posisi 1,875 km. Pertanyaannya adalah kapan Achilles dapat
menyusul kura-kura?
Argumen Dikotomi
Dalam pandangan Zeno tentang dikotomi. Ia mengatakan bahwa
sesungguhnya ruang kosong yang menimbulkan jarak tertentu, jarak tersebut
dinilai tidak terbatas, karena masih dapat dibagi lagi ke dalam jarak-jarak lain
yang tidak terbatas jumlahnya. Jika sebuah gerak dikatakan ada, maka pelaku
gerak akan menempuh suatu jarak tertentu. Terlebih dahulu harus menempuh
setengah jarak dari jarak tersebut sehingga menuju titik yang tidak terbatas.
Orang yang bergerak tidak akan sampai di garis akhir dari jarak yang akan
ditempuhnya. Begitupula dengan gerak tersebut merupakan hal yang mustahil.
Zeno mempertegas bahwa benda yang bergerak terlebih dahulu harus bergerak
setengah jarak dari jarak yang akan ditempuhnya, baru setelah itu jarak
sisanya.
Sebuah benda yang bergerak tidak akan pernah mencapai tujuan. Pertama-
tama benda harus menempuh segmen setengah perjalanan. Lalu sesudah itu
dia masih harus melewati banyak segmen: seperempat, seperdelapan,
seperenambelas, sepertigapuluhdua . . . Sedemikian hingga jumlah
perjalanannya menjadi tak-hingga.
Antara “Sebelum” dan “Sesudah”, titik C paling kiri melewati dua buah B,
tetapi cuma satu buah A.
Berarti waktu C untuk melewati B = setengah waktu untuk melewati A.
Padahal A dan B adalah unit yang identik!
Mungkinkah setengah waktu = satu waktu?
C. Pemecahan Modern
Semua orang tahu bahwa dalam dunia nyata, Achilles pasti dapat menyusul kura-kura,
namun dari argumen Zeno, Achilles tidak akan pernah dapat menyusul kura-kura.
Para filsuf jaman itu pun tidak mampu membuktikan paradoks tersebut, walaupun
mereka tahu bahwa kesimpulan akhirnya adalah salah. “Senjata” filsuf hanya logika,
dan deduksi tidaklah berguna dalam kasus ini. Semua langkah tampaknya masuk akal,
salah.
Mereka terperangah dengan problem tersebut, tetapi tidak memahami akar
permasalahan: ketakterhingga (infinite). Hal ini sama dapat terjadi apabila anda
membagi sebuah mata uang menjadi 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya
sampai tidak terhingga tetapi hasilnya akhirnya jelas, yaitu: tetap 1 mata uang.
Matematikawan modern menyebut fenomena ini dengan istilah limit; angka 1/2, 1/4,
1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128 dan seterusnya mendekati angka 0 sebagai titik akhir
(limit).
Angka berurutan dengan pola tertentu sampai tidak mempunyai batas akhir; mereka
makin kecil dan bertambah kecil sampai tidak dapat dibedakan lagi. Orang Yunani
tidak mampu menangani ketakterhinggaan. Mereka berpikir keras tentang konsep
kosong (void) tetapi menolak (angka) 0 sebagai angka. Hal ini pula yang membuat
mereka pernah dapat menemukan kalkulus.
D. JENIS-JENIS PARADOKS
Jika suatu potongan garis terdiri dari titik-titik, maka potongan garis itu dapat dibagi-bagi.
Karena setiap bagian itu, sekurang-kurangnya memilki dua titik, yaitu titik pangkal dan titik
akhir. Dan titk-titik itu memilki panjang tertentu atau tidak. Jika titik yang panjangnya
tertentu, dapat disimpulkan bahwa potongan garis itu tak terhingga panjangya. Dan jika titik
tidak memilki panjang tertentu, dapat disimpulkan bahwa potongan garis itu, tak terhingga
pendeknya (sama dengan nol). Tapi, kedua kesimpulan itu, sama mustahilnya, karena,
ternyata suatu potongan garis mempnyai panjang yang berhingga. Dan dengan kata lain,
pluralitas itu tidak mungkin.
a. Dikhotomi
Apabila anda akan berlari pada gelanggang perlombaan, maka anda harus
menempuh dulu jarak separuhnya sebelum anda dapat menempuh keseluruhannya. Dari sisa
separuhnya, anda juga harus menempuh dulu separuhnya lagi sebelum anda dapat menempuh
keseluruhannya. Demikian terus menerus menempuh separuh jarak dari sisanya sebanyak tak
hingga kali. Jadi pada jarak lari tersebut terdapat tak hingga titik. Tidak mungkin dapat
menempuh tak hingga titik dalam waktu yang terhingga.
Kesimpulan : Anda tidak akan sampai pada ujung jarak lari tersebut.
c. Anak panah
Anak panah dilepaskan dari busurnya. Pada suatu ketika, anak panah itu akan
menempati suatu ruang tepat sepanjang ukuran anak panah tersebut. Dalam ketika itu anak
panah tidak bergerak. Katakanlah bahwa ketika itu adalah kini. Jadi pada ketika kini, anak
panah itu tidak bergerak.pada kini berikutnya, dengan alasan yang sama anak panah itu tidak
bergerak. Demikian seterusnya, karena jalannya waktu adalah kini yang satu ke kini
berikutnya.
Kesimpulan: anak panah yang dilepaskan dari busurnya tidak dapat bergerak.
d. Stadion
Dalam suatu stadion perlombaan terdapat tiga deretan benda masing-masing
deretan A, B, dan C. Deretan benda A diam di suatu tempat dari stadium itu sedangkan
deretan B dan C bergerak dengan arah yang berlawanan. Setelah mengelilingi stadium,
deretan benda B dan C kembali lagi ke tempat deretan benda A. Sampai pada saat itu deretan
benda B telah melewati dua kali lebih banyak benda pada deretan benda C daripada benda
pada deretan benda A. Tetapi waktu yang dipergunakan oleh deretan benda B dan C adalah
sama.
Kesimpulan : Suatu selang waktu sama dengan dua kalinya.
A. KESIMPULAN
Dalam hal ini digunakan paradoks zeno sebagai batas antara dua corak berhitung
yakni pada masa sebelum paradoks dan masa sesudahnya maka itu bukan berarti bahwa
paradoks zeno itulah yang menimbulkan peralihan demikian. Paradoks zeno hanyalah suatu
cermin yang mencerminkan pola berpikir orang-orang kuno sekitar zaman zeno itu.
Demikianlah dapat disimpulkan bahwa berhitung pada zaman sebelum parodoks zeno
lebih bercorak praktis sedangkan pada zaman sesudah itu lebih bercorak toeritis. Dan
bersama itu dikenal dua jenis bahan berhitung yang berkembang pada zaman sebelum dan
pada zaman sesudah paradoks zeno yang masing-masing dapat diungkapkan secara praktis
atau secara teoritis. Pertama adalah berhitung tentang jumlah sesuatu dan kedua adalah
berhitung tentang ukuran bentuk sesuatu. Berhitung tentang jumlah sesuatu dengan cepat
dapat berkembang menjadi aljabar tentunya tidak dalam bentuk aljabar yang kita kenal
sekarang ini.
Berhitung tentang ukuran bentuk sesuatu kemudian dapat berkembang menjadi ilmu
ukur. Dari berhitung mengenai panjang suatu garis, luas suatu bidang, atau isi suatu ruang,
pengetahuan itu kemudian berkembang menjadi pembuktian tentang kesamaan dan
perbandingan dalam ilmu ukur dan juga cara-cara untuk membangun suatu bentuk atau
memecah bangun suatu bentuk yang diketahui.
B. SARAN
Teruslah cari sejarah tentang matematika agar kita dapat mengambil pelajaran lah cari
sejarah tentang matematika agar kita dapat mengambil pelajaran yang terkandung di
dalamnya. Karena jika kita tidak mau mencari sejarah sesuatu namun kita mempelajari
ujungnya saja maka kita tidak akan pernah tau kegunaan ilmu yang kita pelajari atau sedikit
sekali kita tau manfaat dari pelajaran yang kita pelajari
.
DAFTAR PUSTAKA
http://zuraida-syahla.blogspot.com/2013/11/paradoks-zeno.html?m=1#:~:text=Naga%2C
%20Dali%20S,matematikawan/zeno.html
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/zeno-biografi-dan-pemikiran-2