Salin2-PORTOFOLIO NADYA SHABILLA
Salin2-PORTOFOLIO NADYA SHABILLA
Disusun oleh,
Jl. Kaveling B Perum. Kota Serang Baru (KSB) RT 22 RW 19 Desa. Sukaragam, Kec. Serang
Baru, Kab. Bekasi 17330
Judul : Pentingnya Kesehatan Mental Di Kalangan Pelajar SMA Mutiara Islami Plus
DISAHKAN DI :
Mengetahui,
Pembimbing Penulis
Menyetujui,
Kepala SMA Mutiara Islami Plus
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga portofolio
ini dapat tersusun dengan selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih atas
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan portofolio ini.
Semoga portofolio ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam portofolio ini.
Portofolio ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang telah diinformasikan
oleh sekolah. Adapun kesalahan – kesalahan yang terdapat pada portofolio ini tidak lain
disebabkan oleh kekurangan saya pribadi, karena itu kritik dan saran sangat diperlukan guna
perkembangan saya seterusnya.
Demikian pesan yang dapat saya tuangkan dalam portofolio ini, atas kekurangannya saya
ucapkan banyak – banyak terimakasih. Oleh karena itu saya sangat mengaharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan portofolio ini. Terima kasih,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
DATA DIRI............................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan penelitian.............................................................................................................2
C. Tujuan penelitian.................................................................................................................2
D. Manfaat penelitian...............................................................................................................2
BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP...................................................................... 4
A. Pengertian kesehatan mental...............................................................................................4
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dikalangan pelajar.......................... 5
1. Tekanan Akademis..............................................................................................................5
2. Perilaku Bullying................................................................................................................ 5
3. Masalah keluarga................................................................................................................ 6
C. Dampak dari kesehatan mental dikalangan pelajar.............................................................7
D. Solusi kesehatan mental dikalangan pelajar........................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................9
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian......................................................................................... 9
B. Jenis dan Sumber Data........................................................................................................9
C. Populasi dan Sampel......................................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 11
A. Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dikalangan pelajar....................................11
B. Dampak dari kesehatan mental dikalangan pelajar........................................................... 14
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan........................................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 18
LAMPIRAN............................................................................................................................ 19
iii
DATA DIRI
No. HP : 089676093691
E-mail : Nadyashabilla12@gmail.com
Cita-cita : Ilmuwan
Hobby : Memasak
Motto Hidup : Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu
Pengalaman di SMA :
Ikut serta dalam JOTA-JOTI (2021-2022)
Menjadi Sekretaris Ambalan (2022-2023)
Riwayat Pendidikan :
PG Bunga Cempaka, Jakarta
TK Little Star, Jakarta
Pendidikan Sekolah Dasar di SDI Cililitan 2
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 03 Cibarusah
Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Mutiara islami Plus
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam buku Mental Hygiene, Kesehatan mental berkaitan dengan beberapa hal.
Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian dalam
kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang lain; dan Ketiga,
bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil
keputusan terhadap keadaan yang dihadapi (Yusuf 2011).
Kesehatan mental merupakan salah satu kajian dalam ilmu kejiwaan yang sudah
dikenal sejak abad-19, seperti di Jerman tahun 1875 M. Kesehatan mental sebagai suatu kajian
ilmu jiwa walaupun dalam bentuk sederhana. Pada pertengahan abad ke-20 kajian mengenai
kesehatan mental sudah jauh berkembang dan maju dengan pesat sejalan dengan kemajuan
ilmu dan teknologi modern (Ramayulis 2002). Ia merupakan suatu ilmu yang praktis dan
banyak dipraktikkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam bentuk bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan di semua aspek kehidupan individu, misalnya dalam rumah
tangga, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan dan dalam masyarakat. Hal ini dapat
dilihat misalnya, dengan berkembangnya klinik-klinik kejiwaan dan munculnya lembaga-
lembaga pendidikan kesehatan mental. Semuanya ini dapat menjadi pertanda bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu kesehatan mental (Ramayulis 2002).
Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein
Rondonuwu mengatakan saat ini masyarakat masih berjuang mengendalikan penyebaran
virus COVID-19, tapi di sisi lain telah menyebar perasaan kecemasan, ketakutan, tekanan
mental akibat dari isolasi, pembatasan jarak fisik dan hubungan sosial, serta ketidak pastian.
“Hal-hal tersebut tentu berdampak terhadap terjadinya peningkatan masalah dan gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (6/10).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia
lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk
berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi
Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun
sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban
bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.
1
Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang,
dimana pada masa ini terjadi banyak perubahan, baik perubahan biologik, psikologik maupun
perubahan sosial. Fase perubahan tersebut seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja
dengan dirinya sendiri maupun konflik dengan lingkungan sekitarnya. Apabila konflik-
konflik tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka dalam perkembangannya dapat
membawa dampak negatif terutama terhadap pematangan karakter remaja dan tidak jarang
memicu terjadinya gangguan mental.
Berbagai faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan risiko kelainan mental,
emosional dan perilaku pada remaja antara lain kompetensi dan karakteristik individu,
keluarga, kualitas sekolah dan karakteristik di level komunitas. Faktor-faktor tersebut
cenderung memiliki efek kumulatif, dimana faktor risiko yang besar akan meningkatkan
kemungkinan dampak negatif sedangkan sejumlah besar faktor protektif akan menurunkan
kemungkinan terjadinya dampak negatif.
B. Rumusan penelitian
1. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Kesehatan mental di kalangan pelajar SMA
Mutiara Islami Plus?
2. Apa Dampak yang muncul terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan
mental di kalangan pelajar SMA Mutiara Islami Plus?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi Kesehatan mental di kalangan pelajar SMA
Mutiara Islami Plus?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Kesehatan mental di
kalangan pelajar SMA Mutiara Islami Plus.
2. Untuk mengetahui apa dampak yang muncul terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi Kesehatan mental di kalangan pelajar SMA Mutiara Islami Plus.
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi Kesehatan mental di kalangan
pelajar SMA Mutiara Islami Plus.
2
D. Manfaat penelitian
Manfaat secara praktis :
1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Kesehatan mental pelajar SMA
Mutiara Islami Plus
2. Membantu dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan Kesehatan mental pelajar dari sekolah, keluarga, masyarakat.
3. Meningkatan kualitas hidup pelajar dan membantu mereka dalam mengatasi masalah
kesehatan mental dikalangan pelajar yang mungkin mereka hadapi sehingga dapat
meningkatkan prestasi akademis dan masa depan mereka.
3
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
4
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dikalangan pelajar
Menurut Mahfud (2014) untuk faktor internal yang mempengaruhi kesehatan mental
seseorang, meliputi dari kondisi fisik suatu individu, kepribadian individu, perkembangan
dan kematangan dalam kehidupannya, sisi psikologis, keberagaman, menyikapi segala
masalah dalam kehidupan, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berpikir. Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dikalangan pelajar:
1. Tekanan Akademis
Tekanan akademis dapat mempengaruhi kesehatan mental pelajar dengan berbagai
cara. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
1. Stress : Tekanan untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi dapat
menyebabkan stress yang berlebihan pada pelajar, yang dapat menyebabkan
masalah Kesehatan mental seperti depresi dan ansiestas.
2. Kurang tidur : Pelajar yang tertekan oleh tugas dan ujian yang yang berat mungkin
karena kurang tidur karena harus menyelesaikan tugas atau mempelajari untuk
ujian. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah Kesehatan mental seperti depresi,
ansietas, dan kelelahan.
3. Gangguan makan : Tekanan akademis juga dapat mempengaruhi pola makan
pelajar, yang dapat menyebabkan gangguan makan seperti anorexia dan atau
bulumia.
4. Isolasi sosial : Pelajar yang tertekan oleh tekanan akademis mungkin menarik diri
dari aktivitas sosial dan keluarga, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan
masalah Kesehatan mental seperti depresi.
5. Kecenderungan untuk mengambil Tindakan yang merugikan diri : Tekanan yang
berlebihan dapat menyebabkan pelajar untuk mencari cara untuk meredakan
tekanan yang mereka rasakan, seperti mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
terlarang.
6. Menurunnya kinerja akademis : Tekanan yang terlalu besar dapat membuat
pelajar kesulitan untuk fokus dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, sehingga
menurunkan kinerja akademis mereka
Itu sebabnya penting untuk mengenali tanda-tanda tekanan akademis yang berlebihan dan
memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengatasinya
5
2. Perilaku Bullying
Perilaku bullying adalah Tindakan yang disengaja dan berulang-ulang yang dilakukan
oleh satu atau lebih individu untuk menyakiti, mengancam, atau mengejek orang lain.
Bullying dapat terjadi secara fisik, verbal, atau melalui media sosial. Bullying dapat
mempengaruhi Kesehatan mental pelajar yang menjadi korban dengan berbagai cara
diantaranya:
1. Depresi : korban bullying sering mengalami depresi karena merasa tidak aman,
tidak dihargai, dan tidak diterima.
2. Ansietas : korban bullying sering mengalami ansietas karena merasa tidak aman
dan tidak tahu kapan tindakan bullying terjadi lagi.
3. Rendah hati : korban bullying sering merasa rendah diri karena merasa tidak
cukup baik dan tidak dihargai.
4. Isolasi sosial : korban bullying sering menjauhi teman-teman dan aktivitas sosial
karena merasa tidak aman dan tidak dihargai.
5. Masalah Kesehatan fisik : korban bullying sering mengalami masalah Kesehatan
fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan insomnia karena stress yang diakibatkan
oleh tindakan bullying.
6. Resiko bunuh diri : korban bullying memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
melakukan bunuh diri karena depresi dan perasaan putus asa yang diakibatkan
oleh Tindakan bullying.
Itu sebabnya, penting untuk mengambil tindakan untuk menghentikan bullying dan
memberikan dukungan yang diperlukan kepada korban bullying untuk membantu mereka
dalam mengatasi masalah Kesehatan mental yang mungkin mereka hadapi.
6
3. Masalah keluarga
Masalah keluarga dapat mempengaruhi Kesehatan mental pelajar dengan berbagai cara.
Beberapa masalah keluarga yang dapat mempengaruhi Kesehatan mental pelajar diataranya
adalah :
1. Perceraian orang tua : perceraian orang tua dapat menyebabkan pelajar merasa
kesepian, cemas, dan tidak aman.
2. Kekerasan dalam rumah tangga : kekerasan dalam rumah tangga dapat
menyebabkan pelajar merasa kesepian, cemas,dan tidak aman.
3. Kemiskinan : kemiskinan dapat menyebabkan pelajar merasa cemas dan tidak
aman, dan kadang-kadang membuat mereka merasa malu.
4. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba : penyalahgunaan alkohol atau narkoba
dalam keluarga dapat menyebabkan pelajar merasa kesepian, cemas dan tidak
aman.
5. Kekhawatiran ekonomi : kekhawatiran ekonomi dapat menyebabkan pelajar
merasa cemas dan tidak aman.
6. Konflik dalam keluarga : konflik dalam keluarga dapat menyebabkan pelajar
merasa cemas, kesepian, dan tidak aman.
7
C. Dampak dari kesehatan mental dikalangan pelajar
Stres dan tekanan yang dihadapi oleh pelajar dapat mempengaruhi kesehatan mental
mereka, dan dapat memicu atau memperburuk kondiri kecemasan , depresi, atau gangguan
makan. (American College Health Association). Beberapa dampak dari kesehatan mental
pada pelajar antara lain :
1. Menurunnya prestasi akdemik : kesehatan mental yang buruk dapat
mempengaruhi fokuds dan konsentrasi siswa, sehingga mempengaruhi prestasi
akademik mereka.
2. Isolasi sosial : kondisi mental yang buruk dapat membuat pelajar menjadi
tertutup dan tidak ingin bergaul dengaan orang lain, yang dapat memperburuk
kondisi mereka.
3. Masalah emosional : pelajar yang mengalami maslah kesehatan mental dapat
mengalami masalahh emosional seperti depresi, kecemasan, dan stress yang
berkepanjangan.
4. Masalah perilaku : kondisi mental yang buiruk dapat mempengaruhi perilaku
siswa, seperti agresif, tidak kooperatif, atau bahkan memiliki masalah
kesbiasaan buruk.
Oleh karena itu penting untuk memantau dan membantu pelajar dalam mengatasi
masalah kesehatan mental mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat menjalani
hidup sehat dan produktif.
8
4. Aktivitas relaksasi : melibatkan pelajar dalam aktivitas relaksasi seperti yoga,
meditasi, atau seni terapis dapat membantu mereka mengatasi stress dan
meningkatkan kesehatan mental mereka.
5. Keseimbangan hidup : mendorong pelajar untuk menjaga keseimbangan hidup
dengan tidur yang cukup, makan makanan sehat, dan berolahraga secara
teratur juga dapat membantu mereka menjaga kesehatan mental mereka.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya adalah cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu, dan “logos” yang artinya adalah ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama
untuk mencapai suatu tujuan. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh
seorang peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukannya dalam kegiatan penelitinya
tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan menurut saya
metodologi penelitian adalah proses sistematis dan terstruktur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Ini melibatkan Langkah-langkah
seperti formulasi hipotesis, pemilihan desain, penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Tujuannya adalah untuk mencapai validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif, karena
penulis akan menggambarkan sekaligus menganalisis pentingnya kesehatan mental Di
kalangan pelajar. Karena kualitatif sendiri adalah suatu pendekatan untuk mengeksplorasi dan
memahami makna individu atau kelompok yang terkait dengan masalah sosial. (Creswell,
2013). Yang dapat digunakan untuk menginterpretasi, mengekplorasi, atau memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek tertentu dari keyakinan, sikap, atau perilaku
manusia. (George et al, 2012)
Jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang meliputi
kesehatan mental dikalangan pelajar.
2. Sumber Data
Sumber data primer yang dikumpulkan langsung dari pihak pertama, yaitu siswa/I
SMA Mutiara Islami Plus.
10
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah yang diteliti,
yang akan menjadi penelitian adalah “Pentingnya Kesehatan Mental di kalangan pelajar”
terhadap siswa SMA Mutiara Islami Plus. (Nursalam, 2003)
2. Sampel
Sampel adalah Sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi, jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30
orang. (Soekidjo, 2005:79)
1. Kuisioner
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka atau Kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data Pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil dari beberapa artikel.
(Mestika Zed, 2003)
3. Analisis Data
11
4. Wawancara
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
(Diagram 4.2 : Pengaruh Tindakan bullying )
14
Dari pertanyaan “ apakah masalah keluarga dapat mempengaruhi kesehatan mental
dikalangan pelajar” dihasilkan sebanyak 50% siswa setuju dan sebanyak 50% siswa sangat
setuju. Dapat disimpulkan bahwa masalah keluarga juga dapat memicu terhadap kesehatan
mental dikalangan pelajar.
Secara keseluruhan, masalah keluarga dapat berdampak negatif pada kesehatan
mental siswa. Penting bagi orang tua dan guru untuk memahami dampak masalah keluarga
pada kesehatan mental anak dan memberikan dukungan yang sesuai untuk membantu anak
mengatasi dampak tersebut. Anak yang mengalami masalah keluarga perlu mendaptkan
dukungan dari keluarga, teman, dan professional kesehatan mental.
Dari pertanyaan “ apakah lingkungan disekitar kamu dapat membuat kamu merasa
cemas yang berlebihan” dihasilkan sebanyak 30% siswa setuju , sebanyak 10% sangat setuju,
10% siswa tidak setuju dan sisa 50% siswa memilih netral. Dapat disimpulkan bahwa
pengaruh lingkungan sekitar dapat membuat kamu merasa cemas yang berlebihan.
Secara keseluruhan, lingkungan sekitar dapat berdampak pada kesehatan mental
sesorang dan menyebabkan rasa cemas yang berlebihan. Penting untuk memperhatikan
lingkungan sekitar dan mengambil Tindakan untuk mengurangi faktor-faktor stress yang
memicu rasa cemas. Upaya seperti mengatur lingkungan kerja/belajar yang kondusif,
meningkatkan kualitas lingkungan sosial, dan memastikan ketersediaan akses terhadap
lingkungan alami dapat membantu mengurangi rasa cemas yang berlebihan pada individu.
15
B. Dampak dari kesehatan mental dikalangan pelajar
Dari pertanyaan “ apakah kamu sering merasakan stress yang berlebihan ” dihasilkan
sebanyak 50% siswa setuju , sebanyak 20% sangat setuju, 10% siswa tidak setuju dan sisa
20% netral. Dapat disimpulkan bahwa stress merupakan dampak yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan mental dikalangan pelajar.
Penting bagi siswa dan orang tua untuk mengambil Tindakan untuk mengurangi stress
dan meningkatkan kesehatan mental siswa. Upaya seperti berolahraga secara teratur,
mengatur waktu belajar yang efektif, mengembangkan keterampilan manajemen stress, dan
mencari dukungan sosial dapat membantu mengurangi stress dan meningkatkan kesehatan
mental siswa. Penting juga bagi orang tua dan guru untuk memantau tanda-tanda masalah
kesehatan mental pada siswa dan memberikan dukungan yang sesuai jika diperlukan.
16
(Diagram 4.6: Dampak selalu merasa sendiri )
Dari pertanyaan “ apakah kamu sering merasa sendiri dan merasakan bahwa tidak ada
yang bisa memahami diri kamu” dihasilkan sebanyak 40% siswa setuju , sebanyak 10%
sangat setuju, 30% siswa tidak setuju dan sisa 20% netral. Dapat disimpulkan bahwa siswa
yang selalu merasa sendiri dan merasakan bahwa tidak ada yang bisa memahami dirinya
merupakan salah satu dampak dari kesehatan mental yang terjadi dikalangan siswa.
Penting bagi siswa dan orang tua untuk mengambil Tindakan untuk mengurangi rasa
kesepian dan meningkatakan kesehatan mental siswa diantara lain adalah meningkatkan
keterampilan sosial, seperti cara berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan
membangun hubungan yang sehat. Mengatasi rasa kesepian dapat membantu meningkatkan
kesehatan mental siswa dan mencegah munculnya kesehatan mental yang lebih serius.
17
Dari pertanyaan “ apakah kmu sering mencoba untuk menyakiti diri kamu sendiri”
dihasilkan sebanyak 10% siswa setuju , sebanyak 10% sangat setuju, 30% siswa tidak setuju,
sebanyak 10% siswa sangat tidak setuju dan sisa 40% netral. Dapat disimpulkan bahwa dari
pertanyaan tersebut banyak pelajar yang memilih netral dan hanya beberapa persen saja yang
memilih setuju terkait akan hal-hal self harm.
Penting bagi siswa yang melakukan self harm untuk mencari bantuan dan dukungan
dari professional kesehatan mental. Mengatasi self harm adalah proses yang Panjang dan
membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat dan professional kesehatan mental.
Semakin cepat Tindakan diambil semakin besar kemungkinan pelajar dapat mengatasi
masalah kesehatan mental yang dialaminya dan mencegah terjadinya dampak yang lebih
serius pada kesehatan mental mereka.
Selain bertanya menggunakan skala, peneliti juga menanyakan pendapat atau
pandangan responden, dengan pertanyaan “Apakah menceritakan permasalahan kepada
orang terdekat dapat membuat kamu merasa terbantu dalam mengatasi kesehatan mental?
Jelaskan alasannya!”. Beberapa jawaban dari responden diantaranya :
Siswa 1 : Iya betul, karena dengan menceritakan permasalahan ke org terdekat
membuat perasaan lega, setidaknya sedikit
Siswa 2 : Iya, karena dengan ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk
bercerita dapat sedikit mengurangi beban Dan stress yang saya alami.
Siswa 3 : Iya, karena dengan menceritakan masalah saya kepada teman saya
membuat saya sedikit merasa lega dan dari menceritakan masalah saya kepada teman, saya
mendapatkan solusi.
Menceritakan permasalahan kepada orang terdekat bisa membantu dalam
mengatasi kesehatan mental. Berbicara dengan seseorang yang kita percayai dan merasa
nyaman bisa memberikan rasa lega dan meredakan stress atau kecemasan yang sedang kita
alami. Ketika kita berbicara dengan seseorang yang dapat menjadi pendengar yang baik
dan memberikan dukungan , kita dapat merasa didengar dan dipahami sehingga rasa
kesepian atau terisolasi dapat berkurang. Terkadang, saat kita mengalami masalah atau
stress, kita merasa terjebak dalam lingkaran pikiran yang sulit diputuskan, namun Ketika
berbicara dengan orang lain, kita bisa mendapatkan perspektif baru yang dapat membantu
kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
18
Selain itu, Ketika berbicara dengan orang terdekat, kita juga dapat merasa didukung
dan memperoleh semangat baru untuk mengatasi masalah. Mengetahui bahwa kita tidak
sendirian dan memiliki orang yang peduli dan mendukung kita agar dapat membantu
mengurangi beban dan memberikan kita rasa percaya diri untuk mengatasi masalah.
Namun demikian, setiap orang memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda-
beda ketika menghadapi masalah kesehatan mental. Ada beberapa orang yang merasa lebih
nyaman berbicara dengan orang yang tidak terlalu dekat atau bahkan memilih untuk
berbicara dengan professional kesehatan mental. Jadi, tergantung pada preferensi dan
kebutuhan peribadi, menceritakan permasalahan kepada orang terdekat mungkin atau
mungkin tidak membantu dalam mengatasi kesehatan mental.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa topik yang telah dibahas dalam potofolio ini dapat disimpulkan bahwa
kesehatan mental sangat penting bagi kesejahteraan dan kesuksesan pelajar. Masalah
kesehatan mental dapat mempengaruhi kemampuan pelajar untuk belajar, bergaul dengan
teman, dan meraih tujuan hidup mereka. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan
mental pelajar antara lain tekanan akademis, bullying, masalah keluarga, lingkungan
sekitar, dan perasaan kesepian. Namun, dengan dukungan yang tepat dari keluarga, teman
dan professional kesehatan mental, siswa dapat mengatasi masalah kesehatan mental dan
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Penting bagi pelajar untuk memperhatikan kesehatan mental mereka dan mencari
bantuan jika mereka mengalami masalah. Beberapa Tindakan yang dapat membantu
meningkatkan kesehatan mental pelajar termasuk memperhatikan keseimbangan antara
pekerjaan dan waktu luang, mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal,
berpartisipasi dalam kegiatn fisik dan olahraga, serta menjaga hubungan yang sehat
dengan orang terdekat.
Dalam hal ini, penting bagi pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat umum untuk
mengakui pentingnya kesehatan mental dan memberikan dukungan kepada siswa dalam
menjaga kesehatan mental mereka. Dengan demikian, siswa dapat meraih potensi penuh
mereka dan membangun kehidupan yang Bahagia dan sukses.
B. Saran
Di zaman modern seperti ini, pelajar merupakan penerus bangsa yang akan ikut andil
dalam pembangunan modern. Oleh karena itu, jika kesehatan mental dikalangan pelajar
tidak teratasi dengan baik maka akan berakibat buruk pada kehidupan yang akan datang.
Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut akan pentingnya kesehatan mental
dikalangan pelajar sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi generasi dalam dirinya
dari hambatan kesehatan mental.
20
DAFTAR PUSTAKA
Badaruddin, A., Erlamsyah, E., & Said, A. (2016). Hubungan kesehatan mental dengan
motivasi belajar siswa. Konselor, 5(1), 50-65.
Lubis, L. T., Sati, L., Adhinda, N. N., Yulianirta, H., & Hidayat, B. (2019). Peningkatan
kesehatan mental anak dan remaja melalui ibadah keislaman. Al-Hikmah: Jurnal
Agama dan Ilmu Pengetahuan, 16(2), 120-129.
Utami, D. P., Hartanto, F., Radityo, S., & Nur, A. (2012). Masalah Mental dan Emosional
pada Siswa SMP Kelas Akselerasi dan Reguler (Studi Kasus di SMP Negeri 2
Semarang). Jurnal Kedokteran Diponegoro, 1(1), 107008.
Zulfia, I., Meilinda, M., Ilma, N., & Muskhafiyah, S. (2021). Kesehatan Mental Remaja Pada
Masa Pandemi. Counseling AS SYAMIL: Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Islam, 1(1), 11-19.
21
LAMPIRAN
22
23
24
Apakah kamu Apakah kamu merasa Apakah kamu sering merasa
menceritakan kesulitan untuk menceritakan cemas, tegang, dan khawatir
Pertanyaan permasalahan kepada permasalahan yang kamu akan sesuatu berlebihan ?
orang terdekat dapat hadapi kepada orang lain ? jelaskan !
membuat kamu merasa mengapa demikian ?
terbantu dalam mengatasi jelaskan !
kesehatan mental ?
Nama jelaskan alasannya !
Arsy delia Samudra iya, karena itu bisa Kadang, sesuai Sering, karena takut hal"
membuat saya merasa permasalahannya apa yang belum terjadi dan takut
lega melakukan kesalahan yang
besar
Karimah Zahra kadang-kadang, karna Yap, karena sulit untuk kadang-kadang, karna aku
azkiya saya selalu terlarut mengutarakan perasaan saya belum bisa mengontrol
dalam overthingking kepada orang lain emosi diri sendiri
Hapisa Iya, karena dengan ada Iyah, karena terkadang saya Iyah, karena saya tipe orang
seseorang yang bisa takut Jika jawaban yang saya yang sering merasa tidak
menjadi tempat untuk dapatkan malah semakin puas akan pekerjaan yg saya
bercerita dapat sedikit membuat saya merasa stress. kerjakan pekerjaan
mengurangi beban Dan Dan bagi saya tidak ada yang
stress yang saya alami. bisa benar² mengerti situasi
yg saya alami.
Farelya putri karena sedikit tidak juga iya jika akan melakukan
mengurangi beban yang sesuatu ditempat ramai
dirasa
Alyssa nurul Iya betul, karena dengan Netral, sesuai mood aja Iya, karena overthinking
menceritakan
permasalahan ke org
terdekat membuat
perasaan lega,
setidaknya sedikit
Annisa tsaqifah Iyaa,, karena senang Iya,, karena tidak mau Tidak
nurul izzah masih ada yang membebani pikiran mereka
mendengarkan saya
25
Zanidya rihan A.N Mungkin? Tergantung Yup, karena ngerasa takut Cause i don't have person to
ke siapanya kita cerita oversharing terus bingung talk to with ya ga sih alias
sih mau ceritanya kayak gimana aku nggak ada tempat buat
karena udah kebiasaan nggak cerita jadi bingung mau
cerita HAHAHAHA dilampiasin ke mana, tapi
pas ada "wadah" buat cerita
aku malah nggak mau cerita
'-'
Cheryl Anastasia Tidak, ga smua org bisa Sangat sulit karna ga semua Yaa
memahami perasaan orang bisa di jadikan tempat
seseorang yg ada crita
maslaah
26