Anda di halaman 1dari 12

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Etika Bisnis Islam

Dosen Pengampu:

Dr.Nur chamid ,M.M

Angggota Kelompok:
1. Novan Dwi Saputro (20403012)
2. M Syeid Quthbudin Alfarabi (20403023)
3. Karisma Nandarista (21403002)

PROGAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat serta salamkepadajunjungan


kita Nabi Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya, sehinggasayadapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tangung jawab sosial dalam islam” dengan baik.
Makalah ini disusun sebagaisalahsatusyarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
tugas mata kuliahTafsir ekonomi.Makalah ini ditugaskan secara kelompok yang tidak
lepas dari bantuanberbagai pihak, baik dukungan moril ataupun materil selama proses
pengerjaan.

Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada. Dr.Nur chamid
,M.M selaku dosen mata kuliah ‘’ETIKA BISNIS ISLAM” yang telah membimbingkami
dalam menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari jika masih terdapat banyakkesalahan
dalam penyusunan makalah kami ini, oleh karena itu kami mohonagar pembaca
berkenan memberi kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki danmenyusun
makalah yang lebih baik lagi selanjutnya. Kami juga mengucapkanterimakasih kepada
seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan makalahini. Semoga makalah studi
hadits ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin

Kediri 03,Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya


dalam artikel ini disebut CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang diantaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, social, dan lingkungan. Oleh karena itu CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana suatu organisasi,
terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya
tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusan itu, baik untuk jangka pendek maupun jangka
yang lebih panjang

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya


dalam artikel ini disebut CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang diantaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, social, dan lingkungan. Oleh karena itu CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana suatu organisasi,
terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya
tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusan itu, baik untuk jangka pendek maupun jangka
yang lebih panjang
mengenai moral, benar dan salah. Fokusnya kepada standar-standar moral yang
diterapkan dalam kebijakan-kebijakan bisnis, institusi dan tingkah laku. Dalam konteks
ini etika bisnis adalah suatu kegiatan standar moral dan bagaimana penerapannya
terhadap sistem-sistem dan organisasi melalui masyarakat modern yang menghasilkan
dan mendistribusikan barang dan jasa dan kepada mereka yang bekerja di organisasi
tersebut. Etika bisnis, dengan kata lain adalah bentuk etika terapan yang tidak hanya
menyangkut analisis normanorma moral dan nilai-nilai moral, tetapi juga menerapkan
konklusi analisis ini terhadap lembaga-lembaga, teknologi, transaksi, aktivitas-aktivitas
yang kita sebut bisnis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam terhadap tanggung jawab sosial perusahaan

Islam menaruh penekanan yang besar pada konsep tanggung jawab tetapi
bukan berarti kurang memperhatikan kebebasan individu. Justru Islam berusaha
menetapkan keseimbangan yang tepat di atas keduanya. Berdasarkan pandangan
ini, peradaban modern akan ditentukan berdasarkan serangkaian langkah
pembatasan kebebasan individu secara tepat sehingga internal antara
maksimalisasi kepentingan diri akan seimbang dengan kebutuhan maksimalisasi
kesejahteraan sosial.1

Dilihat dari kacamata etika bisnis dalam Islam tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan pengaplikasian dari konsep Ihsan. Ihsan berarti
melaksanakan perbuatan baik yang dapat memberikan kemanfaatan kepada orang
lain.2 Dengan konsep Ihsan Islam mempunyai prinsip pertanggungjawaban yang
seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara individu dan keluarga
antara individu dan sosial dan antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang
lain. Tanggung jawab sosial merujuk pada kewajiban-kewajiban sebuah perusahaan
untuk melindungi dan memberi kontribusi kepada masyarakat di mana perusahaan
itu berada. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. Albaqarah ayat 177:

ِ ‫ﻟ ّ َ ﻴ ْ ﺲ َ ٱﻟ ْﺒ ِ ﺮ ّ َ أ َ ن ﺗ ُ ﻮ َﻟ ّ ُ ﻮ ا ۟ و ُ ﺟ ُ ﻮﻫ َ ﻜ ُ ﻢ ْ ﻗ ِﺒ َ ﻞ َ ٱﻟ ْ ﻤ َ ﺸ ْ ﺮ ِ ق ِ و َ ٱﻟ ْ ﻤ َ ﻐ ْ ﺮ ِ ب ِ و َﻟ َ ٰ ﻜ ِ ﻦ ّ َ ٱﻟ ْ ﺒ ِ ﺮ ّ َ ﻣ َ ﻦ ْ ء َ ا ﻣ َ ﻦ َ ﺑ ِ ﭑﻟ ﻠ ّ َ ﻪ ِ و َ ٱﻟ ْﻴ َ ﻮ ْ م‬

1
Syed Nawed, menggagas Ilmu Ekonomi Islam terjemah. M. Syaiful Anam, (Yogyakarta: pustaka pelajar,
2003),46.
2
Rafik Isa Beekum, Etika Bisnis Islam, terjemah Muhammad, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 61.
َ ‫ٱ ل ْ ء َ ا ﺧ ِ ﺮ ِ و َ ٱﻟ ْ ﻤ َ ﻠ َ ٰ ٓﺌ ِ ﻜ َ ﺔ ِ و َ ٱﻟ ْ ﻜ ِﺘ َ ٰ ﺐ ِ و َ ٱ ﻟﻨ ّ َﺒ ِ ﻲ ّ ِ ۦ ن َ و َ ء َ ا ﺗ َ ﻰ ٱﻟ ْ ﻤ َ ا ل َ ﻋ َ ﻠ َ ﻰ ٰ ﺣ ُ ﺒ ّ ِ ﻪ ِ ۦ ذ َ و ِ ى ٱﻟ ْ ﻘ ُ ﺮ ْ ﺑ َ ﻰ ٰ و َ ٱﻟ ْﻴ َ ﺘ َ ٰ ﻤ َ ﻰ ٰ و َ ٱﻟ ْ ﻤ َ ﺴ َ ٰ ﻜ ِ ﻴ ﻦ‬
‫و َ ٱ ﺑ ْ ﻦ َ ٱﻟ ﺴ ّ َﺒ ِﻴ ﻞ ِ و َ ٱﻟ ﺴ ّ َ ﺎ ٓ ﺋ ِ ﻠ ِﻴ ﻦ َ و َ ﻓ ِ ﻰ ٱﻟ ﺮ ّ ِ ﻗ َ ﺎ ب ِ و َ أ َ ﻗ َ ﺎ م َ ٱ ﻟ ﺼ ّ َ ﻠ َ ﻮ ٰ ة َ و َ ء َ ا ﺗ َ ﻰ ٱﻟ ﺰ ّ َ ﻛ َ ﻮ ٰ ة َ و َ ٱﻟ ْ ﻤ ُ ﻮ ﻓ ُ ﻮ ن َ ﺑ ِ ﻌ َ ﻬ ْ ﺪ ِﻫ ِ ﻢ ْ إ ِ ذ َ ا‬
َ ‫ۖ و َ أ ُ و ۟ﻟ َ ٰ ٓ ﺌ ِ ﻚ‬ ۟ ‫ۗ أ ُ و ۟ﻟ َ ٰ ٓ ﺌ ِ ﻚ َ ٱﻟ ّ َ ﺬ ِ ﻳ ﻦ َ ﺻ َ ﺪ َ ﻗ ُ ﻮ ا‬ ِ ‫ۖ و َ ٱ ﻟ ﺼ ّ َ ٰ ﺒ ِ ﺮ ِ ﻳ ﻦ َ ﻓ ِ ﻰ ٱ ﻟ ْ ﺒ َ ﺄ ْ ﺳ َ ﺎ ٓ ء ِ و َ ٱﻟ ﻀ ّ َ ﺮ ّ َ ا ٓ ء ِ و َ ﺣ ِ ﻴ ﻦ َ ٱ ﻟ ْﺒ َ ﺄ ْ س‬ ۟‫ﻋَ ٰ ﻬَﺪ ُ و ا‬
َ ‫ﻫ ُ ﻢ ُ ٱﻟ ْ ﻤ ُ ﺘ ّ َﻘ ُ ﻮ ن‬

Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Berdasarkan ayat diatas masyarakat setempat. Dengan demikian akan


tercipta keseimbangan.

Dalam bisnis Islam dianjurkan adanya keseimbangan antara aktivitas bisnis


dan nilai-nilai bisnis berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Sebagaimana dalam Alquran
dibahas pula mengenai tanggung jawab sosial yang mana moral seorang pengusaha
dalam melakukan aktivitas bisnis berpengaruh terhadap kesuksesan suatu bisnis.

Pada intinya Tanggung jawab sosial perusahaan mengacu pada triple


bottom line. Triple bottom Line adalah acuan perusahaan dengan berpijak pada
finansial, sosial, dan lingkungan.. jadi perusahaan tidak hanya bertanggung jawab
terhadap masalah perusahaannya saja tetapi pada masalah sosial dan lingkungan
sekitar perusahaannya juga. Ketika elemen tersebut yaitu keuntungan, masyarakat
(kepentingan pembangunan manusia) dan lingkungan yang menjadi konsep
pembangunan berkelanjutan. Adapun Al-Quran membahas untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat
205:

ُ ّ ‫ۗ و َ ٱ ﻟ ﻠ ّ َ ﻪ ُ ﻟ َ ﺎ ﻳ ُ ﺤ ِﺐ‬ َ ‫و َ إ ِ ذ َ ا ﺗ َ ﻮ َ ﻟ ّ َ ﻰ ٰ ﺳ َ ﻌ َ ﻰ ٰ ﻓ ِ ﻰ ٱ ﻟ ْ ﺄ َ ر ْ ض ِ ﻟ ِﻴ ُ ﻔ ْ ﺴ ِ ﺪ َ ﻓ ِ ﻴ ﻬ َ ﺎ و َ ﻳ ُ ﻬ ْ ﻠ ِ ﻚ َ ٱ ﻟ ْ ﺤ َ ﺮ ْ ث َ و َ ٱ ﻟﻨ ّ َ ﺴ ْ ﻞ‬
َ‫ٱﻟْﻔَ ﺴَ ﺎد‬

Artinya: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk


mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak
dan Allah tidak menyukai kebinasaan” (QS. Al-Baqarah: 205).

Dalam bisnis Islam konteks tanggung jawab sosial perusahaan adalah


bagaimana konsep tersebut didasarkan pada beberapa sifat terpuji Rasulullah
dalam berbisnis di mana Rasulullah menjalankan bisnis atau berdagang dengan
sifat shidiq, amanah, Iatidqamah, fathonah.3

1. Shiddiq, berarti jujur. Artinya dalam menjalankan konsep tanggung jawab


sosial dalam berbisnis dituntut untuk memiliki kejujuran dalam segala
tindakan dan perbuatan. Perusahaan perlu transparan misalnya perusahaan
harus jujur terhadap konsumen mengenai kekurangan dan kelebihan produk
yang ditawarkan.

2. Amanah, berarti tanggung jawab. Artinya perusahaan harus bertanggung


jawab dalam segala tugas perusahaan diiringi dengan sifat Ihsan misalnya
melakukan konsep tanggung jawab dalam perusahaan.

3. Istiqomah, berarti komitmen. Artinya perusahaan harus konsisten dalam


menjalankan bisnis dengan baik titik perusahaan perlu menepati janji dan
tepat waktu.

4. Fathanah, berarti mengerti. Artinya perusahaan perlu memahami dan


menghayati mengenai kewajiban dan tugas-tugas perusahaan. Perusahaan
harus memberikan pelajaran secara optimal dan selalu berusaha
meningkatkan kualitas produk.

B. Tanggung jawab sosial pelaku bisnis terhadap lingkungan

Kemampuan perusahaan untuk menutupi implikasi lingkungan yang berasal


dari; produk operasi dan fasilitas, menghilangkan limbah dan emisi, memaksimalkan
efisiensi dan produktivitas sumber daya alam dan meminimalkan praktek-praktek
yang buruk dapat mempengaruhi kenikmatan sumber daya alam suatu negara bagi
generasi mendatang, maka dari itu begitu pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan.
3
Yuni mayanti, tanggung jawab sosial perusahaan dalam bisnis Islam, jurnal keuangan dan ekonomi , vol.
1, No. 3, (Bandung: UIN sunan gunung jati, 2021), 4-5
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan merupakan hal yang
penting bagi setiap perusahaan untuk dapat mengatur, mengolah dan
mempergunakan lingkungan sebaik-baiknya untuk tidak hanya menguntungkan dan
meningkatan efisiensi bisnis setiap perusahaan, namun juga bagi lingkungan dan
dampak sosial di masa yang akan datang. Selain itu tanggung jawab sosial perilaku
bisnis terhadap lingkungan juga akan membawa dampak positif bagi perusahaan
tersebut.

Kegitan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan akan sangat


menguntungkan bagi perusahaan yang melakukannya. Setidaknya ada 4
keuntungan bagi perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial terhadap
lingkungan4:

1) Pengembangan reputasi atau citra perusahaan di mata konsumen dan


investor. Dapat dikonfirmasi, bahwa perusahaan-perusahaan yang
melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan akan
menciptakan reputasi yang baik atau good brand image kepada berbagai
elemen bisnis. Bagi konsumen, perusahaan yang melakukan kegiatan
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, dinilai sebagai perusahaan yang
dapat dengan baik mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dalam
menguntungkan konsumen dan juga perusahaan. Bagi investor, perusahaan-
perusahaan yang yang peduli terhadap masalah lingkungan dinilai sebagai
perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang rendah (low risk business) dan
sangat menguntungkan bagi investor-investor yang mempertimbangkan
untuk investasi jangka panjang (long-term investment) kepada sebuah
perusahaan. Dan otomatis, perusahaan-perusahaan yang mempedulikan
masalah lingkungan akan menciptakan reputasi yang baik dan pada akhirnya
memiliki harga saham yang baik dipasaran.

2) Mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial disekitar perusahaan.


Nampaknya sudah banyak kasus-kasus atau berita yang selama ini kita
dengar dan lihat seputar perusahaan dengan kasus miss-conduct nya
terhadap lingkungan disekitar area usaha bisnis mereka. Kejadian tersebut
ada baiknya dijadikan pelajaran berharga bagi setiap perusahaan-

4
Asep Syaefullah, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan, 2004.
perusahaan di Indonesia yang mungkin terlebih khusus nya ditujukan kepada
perusahaan-perusahaan yang bergerak pada industri pertambangan,
perminyakan hingga tekstil untuk selalu dapat dengan cerdas dan bijak
mengelola alam yang menjadi sumber pamasukan sebuah perusahaan
sehingga menipiskan kemungkinan untuk mereka merusak lingkungan yang
akan sangat berdapampak negatif bagi para warga ataupun komunitas yang
menetap/bertempat tinggal di sekitar area lingkungan tersebut.

3) Meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. Dalam


implementasi CSR perusahaan tentunya tidak dapat bergerak dan bekerja
sendiri tanpa bantuan pemangku kepentingan seperti, masyarakat lokal dan
pemerintah daerah. Dengan mengajak pemangku kepentingan dalam
melakukan konservasi lingkungan, maka perusahaan dapat dengan mudah
menciptakan sebuah relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan
tersebut.

4) Membedakan perusahaan dengan para pesaingnya. Jika kegiatan CSR


terhadap lingkungan dilakukan oleh sebuah perusahaan, perusahaan
tersebut akan memiliki kemampuan dan kesempatan dalam menonjolkan
keunggulan komparatifnya (comparative advantage) sehingga dengan
mudah dapat memberikan nilai plus yang berbeda dengan para pesaingnya
yang tidak melakukan kegiatan sosial terhadap lingkungan

C. Tangung Jawab Sosial dalam hal mewujudkan kesejahteraan sosial umum


Peningkatan kesejahteraan sosial telah menjadi salah satu prioritas
pembangunan bidang sosial terutama perlindungan terhadap kelompok rentan dan
miskin. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya
fakir miskin apabila tidak dilakukan secara tepat akan berakibat pada kesenjangan
sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada melemahnya ketahanan sosial
masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi
kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan perbatasan. Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial yang telah dilakukan pemerintah diwujudkan
dalam bentuk bantuan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial, menyediakan
sarana prasarana pelayanan dan rehabilitasi sosial, serta meningkatkan
kemampuan dan keberdayaan melalui pendidikan
Pembangunan sosial yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini
diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan sosial seperti kemiskinan,
ketelantaran, kecacatan, ketuna sosialan, keterpencilan, dan penanganan korban
akibat kejadian bencana alam serta bencana sosial. Namun, ternyata pembangunan
yang dilaksanakan masih dihadapkan pada sejumlah rintangan dan permasalahan
penting seperti keterbatasan anggaran, kurangnya efektivitas pelaksanaan bantuan
dan pelayanan jaminan sosial, luasnya cakupan pelayanan, kejadian bencana alam
dan sosial atau perubahan kondisi ekonomi yang sulit diprediksi kejadiannya. Selain
itu, pembangunan yang dilaksanakan menyisakan sejumlah persoalan khususnya
pada perseorangan atau kelompok masyarakat yang terabaikan, kurang beruntung
atau miskin, dan tidak dapat ikut menikmati hasil pembangunan secara layak.5

Peningkatan kesejahteraan sosial tidak mungkin tercapai apabila mengandalkan


pemerintah sebagai satu-satunya aktor. Diperlukan peran serta dari segala pihak
untuk mewujudkannya, salah satunya melalui bantuan dari perusahaan. Dalam
melakukan kegiatan bisnisnya sebagai bagian dari masyarakat dan warga korporasi,
perusahaan diharapkan memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat. Hubungan ideal antara bisnis
dan masyarakat menjadi perdebatan terkait kewajiban perusahaan terhadap
masyarakat selain mencari keuntungan. Melalui program tanggung jawab sosial
perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR),
perusahaan diharapkan berkontribusi dalam berbagai program kemasyarakatan
(community investment)

CSR merupakan sebuah kesepakatan dari World Summit on Sustainable


Development (WS-SD) di Johannesburg Afrika Selatan 2002 yang ditujukan untuk
mendorong seluruh perusahaan di dunia dalam rangka tercip-tanya suatu
pembangunan yang berke-lanjutan (sustainable development). Peranan CSR dapat
dipandang sebagai upaya untuk mewujudkan good corporate governance, good
corporate citizenship dan good business ethics dari sebuah entitas bisnis. Sehingga
perusahaan tidak cukup hanya memikirkan kepentingan shareholder (pemilik modal),
tetapi juga mempunyai orientasi untuk memenuhi kepentingan seluruh stakeholders

5
Ratih probosiwi,’’Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
(Corporate Social Responsibility in Public Welfare Enhancement’’,Jurnal ilmu sosial, Vol 13,No 2,2016.
(Mapisangka, 2009).6

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam Islam, CSR berfokus pada pembahasan etika dalam bisnis Islam sesuai
dengan ajaran etika Islam. Komitmen untuk menjaga kontrak sosial dengan tulus
merupakan salah satu tanda adanya norma-norma Islam di dalam operasional bisnis
perusahaan tersebut. Adapun pencapaian keuntungan dalam bisnis Islam tidak

6
Mapisangka, A. 2009. Implementasi CSR ter¬ Ratih Probosiwi Tanggungjawab Sosial Perusahaan Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Corporate Social Responsibility in Public Welfare Enhancement)
40 hadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan (JESP) Vol. 1 Nomor
1, 39-47
mengabaikan aspek-aspek moral. Terdapat dua macam pemangku kepentingan
dalam menjalankan perusahaan yaitu pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Pemangku kepentingan internal yaitu para pemegang saham dan para pekerja
sedangkan pemangku kepentingan eksternal diantaranya pemerintah, konsumen,
suplier, lembaga swadaya masyarakat (LSM), komunitas dan masyarakat. Dalam
konteks tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dalam bisnis Islam adalah
bagaimana konsep tersebut didasarkan pada beberapa sifat terpuji Rasulullah
dalam berbisnis dimana Rasulullah menjalankan bisnis atau berdagang dengan sifat
Shidiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah dan Tabligh atau bisa disingkat SIFAT

Niat yang baik, tulus serta ikhlas adalah fokus tujuan CSR dalam bisnis Islam
untuk membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan, menciptakan
kebajikan yang tidak mengandung haram, menjaga keseimbangan distribusi
kekayaan di masyarakat, mencapai keuntungan duniawi dan ukhrowi, melaksanakan
perintah Allah SWT yang digali dari Al-Quran dan Sunnah. Tanggung jawab sosial
perusahaan dalam bisnis Islam pada faktor produksi diantaranya sumber daya alam,
tenaga kerja, modal dan skill sedangkan dalam kegiatan pendistribusian
diantaranya Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf dan lain sebagainya serta dalam faktor
konsumsi misalnya perusahaan harus memastikan bahwa barang yang diproduksi
merupakan barang yang halal sesuai syariat Islam

CSR di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan sejalan


dengan kesadaran pemerintah untuk terus mengingatkan perusahaan akan
tanggung jawab sosial mereka atas kegiatan produksi yang mereka lakukan kepada
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Perusahaan juga sadar bahwa sudah
saatnya mereka mengambil keuntungan tidak semata dari kegiatan produksinya,
namun SOSIA Vol. 13, No. 2, 2016: 30-40 39 juga melalui kegiatan sosial yang dapat
memberikan keuntungan tidak langsung. Kegiatan CSR mampu meningkatkan citra
positif perusahaan tidak hanya dari masyarakat namun juga dari internal
perusahaan karena dapat meningkatkan semangat kerja karyawan

DAFTAR PUSTAKA
Asep Syaefullah, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan, 2004
Mapisangka, A. 2009. Implementasi CSR ter¬ Ratih Probosiwi Tanggungjawab Sosial
Perusahaan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Corporate Social
Responsibility in Public Welfare Enhancement) 40 hadap Kesejahteraan Hidup
Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan (JESP) Vol. 1 Nomor 1, 39-47

Rafik Isa Beekum, Etika Bisnis Islam, terjemah Muhammad, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), 61.

Ratih probosiwi,’’Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Peningkatan Kesejahteraan


Masyarakat (Corporate Social Responsibility in Public Welfare Enhancement’’,Jurnal
ilmu sosial, Vol 13,No 2,2016

Syed Nawed, menggagas Ilmu Ekonomi Islam terjemah. M. Syaiful Anam, (Yogyakarta:
pustaka pelajar, 2003),46.

Yuni mayanti, tanggung jawab sosial perusahaan dalam bisnis Islam, jurnal keuangan
dan ekonomi , vol. 1, No. 3, (Bandung: UIN sunan gunung jati, 2021), 4-5

Anda mungkin juga menyukai